Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 181 - 200 dari 15624 ayat untuk lain dari pada itu (0.007 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.57) (Dan 12:1) (ende: pada waktu itu)

jaitu pada achir kedjadian2 jang digambarkan Dan 11:40-45. Si pengarang pindah ke achir djaman, djaman keselamatan. Tidak semua dari umat Allah akan selamat, melainkan hanja mereka jang "tertulis dalam kitab", jaitu daftar orang2 terpilih. Keselamatan nanti bertjorak perseorangan dan tidak kolektip sadja.

(0.57) (Gal 4:14) (ende: Suatu pertjobaan)

jaitu untuk menolak Indjil. Dewasa itu, baik pada orang Jahudi, maupun pada orang "kafir", tiap-tiap penjakit buruk atau tjatjat dipandang sebagai suatu kutuk atau hukuman dari Allah atau dewa-dewa, sehingga seorang jang kena sakit demikian, sukar dapat diterima sebagai utusan Allah.

(0.57) (Mrk 3:19) (jerusalem) Markus di sini tidak memuat wejangan yang disajikan oleh Mat 5-7 dan Luk 6:20-49. Kiranya Markus berpendapat bahwa wejangan itu kurang perlu untuk sidang pembacanya, yang menaruh lebih banyak perhatian pada karya Yesus serta kepribadianNya dari pada ajaranNya mengenai hukum Taurat Yahudi.
(0.57) (Rm 9:26) (jerusalem) Sejarah Israel yang kendati ketidaksetiaannya kembali dipanggil itu sendiri menjadi contoh panggilan percuma yang mengundang bangsa-bangsa lain pada pesta zaman Mesias.
(0.57) (2Raj 9:1) (sh: Penghukuman Allah dinyatakan! (Senin, 20 Juni 2005))
Penghukuman Allah dinyatakan!


Pada sistem kerajaan, ahli waris takhta adalah keturunan dari raja yang berkuasa. Namun, biasanya bukan cuma takhta saja, melainkan tradisi, dan kepercayaan dari raja yang berkuasa pun akan diteruskan oleh penggantinya.

Demikian juga yang terjadi pada keluarga Raja Ahab. Alkitab mencatat perbuatan jahatnya yang menyebabkan umat-Nya menyembah ilah lain. Bukan hanya umatnya, keluarganya pun turut menyembah berhala. Kesempatan yang diberikan Allah kepada Ahab tidak dipakainya untuk bertobat. Itu sebabnya, nubuat penghukuman Allah kepada Ahab yang pernah diucapkan Elia akan tergenapi pada zaman Elisa dan Yoram (Lihat 1Raj. 21:21-24,29). Pada nas ini, Yoram telah naik takhta sebagai raja Israel menggantikan Ahab. Keadaan ini tepat sebagaimana firman-Nya. Bagaimana cara Ia menggenapinya diungkapkan pada II Raja pasal lain+dari+pada+itu&tab=notes" ver="">9 dan sebagian pasal lain+dari+pada+itu&tab=notes" ver="">10. Pemunahan keluarga Ahab telah ditetapkan-Nya dan tidak ada seorang pun sanggup membatalkan firman-Nya!

Allah memakai Elisa dan seorang nabi muda untuk menubuatkan Yehu menjadi raja Israel (ayat 2Raj. 9:1-10). Pada waktu itu, integritas Elisa sebagai nabi Allah bangsa Israel semakin diketahui banyak orang termasuk para panglima tentara Ahab. Mereka sadar dan percaya bahwa nubuat Elisa berasal dari Allah dan pasti digenapi. Inilah yang membuat mereka mau membantu usaha Yehu untuk mengudeta keluarga Ahab (ayat lain+dari+pada+itu&tab=notes" ver="">11-15).

Allah tidak dapat dipermainkan! Jika orang fasik belum dihukum, itu karena Allah menunggu pertobatan mereka. Keadilan Allah akan menghukum perbuatan mereka yang menyia-nyiakan kasih-Nya. Tugas anak-anak Tuhan adalah menjadi alat-Nya, bukan sebagai alat penghukuman melainkan untuk menyatakan kasih-Nya. Siapkan diri Anda menjadi kesaksian bagi kasih-Nya kepada mereka.

Doaku: Tuhan, teguhkanlah imanku agar aku dapat mengikut Engkau sepenuh hati dan sepanjang hidup.

(0.57) (Mrk 3:20) (sh: Respons terhadap Yesus (Sabtu, 25 Januari 2003))
Respons terhadap Yesus

Keluarga Yesus belum dapat menerima dan percaya pada-Nya -- mereka baru percaya pada Yesus setelah peristiwa kebangkitan. Sekarang, mereka cemas melihat Yesus. Cemas bukan karena khotbah dan ajaran-Nya, tetapi karena Yesus tidak sempat lagi memperhatikan kebutuhan fisiknya, yaitu makan. Bagi keluarga, keadaan seperti ini menunjukkan bahwa Yesus sudah tidak waras. Keluarga-Nya salah mengerti tindakan Yesus karena mereka belum mengenal Yesus.Bagaimana dengan pemimpin agama Yahudi? Sama saja. Bahkan lebih parah. Para ahli Taurat yang datang dari Yerusalem melihat Yesus mengusir setan, lalu menyimpulkan bahwa Yesus kerasukan. Bagaimana respons Yesus? Yesus memberi peringatan keras dengan mengatakan bahwa tidak mungkin setan mengusir setan. Kerajaan setan tidak mungkin berlawanan dengan dirinya sendiri. Yang sesungguhnya adalah, yang kuat mengusir yang lemah. Jadi, jika Yesus mengusir setan, itu karena Yesus jauh lebih kuat dan lebih berkuasa dari pada roh-roh jahat dan setan.

Melalui perbincangan Yesus dengan ahli Taurat ini, Markus mengarahkan kita pada satu peringatan tentang dosa yang tidak dapat diampuni dosa menghujat Roh Kudus, yaitu menolak pengampunan dosa yang ditawarkan Yesus. Ini adalah dosa yang tidak dapat diampuni karena sama dengan melawan Roh Kudus dan tawaran pengampunan dari Yesus. Penolakan ini terlihat dari sikap ahli Taurat. Mereka menuduh pengampunan itu sendiri sebagai kejahatan. Yesus yang menawarkan pengampunan tidak hanya ditolak, bahkan dituduh sebagai orang kerasukan setan. Jika menolak pengampunan, maka tidak ada pengampunan lain karena hanya melalui Yesus ada pengampunan. Di luar Yesus tidak ada pengampunan dosa. Pengampunan dosa hanya ada pada Yesus.

Renungkan: Bahwa menolak pengampunan dosa bisa berakhir pada dosa maut menghujat Roh Kudus.

(0.57) (Yak 5:7) (sh: Kunci sukses menghadapi penderitaan adalah kesabaran (Selasa, 12 Juni 2001))
Kunci sukses menghadapi penderitaan adalah kesabaran

Tidak seorang pun di dunia ini yang menyukai penderitaan. Kalau pun penderitaan itu tetap teralami, seringkali kita bersikap marah, kecewa, bahkan menuduh orang lain, atau mungkin menuduh Allah sebagai penyebab timbulnya penderitaan. Karena itu segala usaha pasti akan kita lakukan asal terhindar dari penderitaan. Mungkinkah kita menghindari penderitaan? Penderitaan itu bukan untuk dihindari tetapi dihadapi, karena bagaimana pun penderitaan itu berguna bagi pertumbuhan iman kita. Bahkan Yakobus dalam perikop awal menjelaskan bahwa penderitaan adalah ujian iman. Karena itu untuk sampai pada maksud akhir dari penderitaan yang kita alami, kita harus bersabar ketika menghadapi penderitaan. Bagaimana caranya?

Pertama-tama Yakobus menasihati orang-orang miskin yang berada dalam penderitaan, karena tekanan-tekanan dari orang-orang kaya, untuk bersabar menghadapi penderitaan yang mereka alami, dan mengajak mereka untuk melihat dan menempatkan penderitaan itu dalam sudut pandang (perspektif) Allah. Sebab hanya melalui cara pandang itulah manusia dapat melihat tujuan akhir dari penderitaan. Mereka diminta bersabar sampai Tuhan datang kedua kali. Pengharapan akan kedatangan Tuhan yang kedua kali inilah yang menguatkan mereka dalam menanggung penderitaan.

Ajakan Yakobus ini juga berlaku bagi kita. Seperti halnya jemaat saat itu dikuatkan untuk bersabar menanggung penderitaan, kita pun diingatkan akan hal yang sama. Kedatangan Tuhan yang kedua kali selain merupakan pengharapan yang memampukan dan menguatkan Kristen menghadapi dan menanggung penderitaan dengan sabar, juga membuka mata hati kita untuk melihat bahwa Allah Sang Hakim Maha Adil itu akan bertindak. Bagi orang-orang jahat, yang menyebabkan penderitaan pada sesama, keadilan Allah akan menghukum mereka. Sebaliknya bagi orang-orang benar, yang sabar dan tekun menghadapi penderitaan yang dialaminya, keadilan Allah mendatangkan ketenteraman dan keselamatan bagi mereka.

Renungkan: Kesabaran dan pengharapan akan datangnya Hakim yang Adil, yang menegakkan kebenaran dan menghukum kejahatan, memberikan kekuatan bagi Kristen menghadapi penderitaan.

(0.57) (Rm 1:4) (ende: Dilantik)

Dalam kebangkitanNja Jesus sebagai manusia dimuliakan, artinja setjara njata mendapat bagian dalam seluruh kemuliaan dan kekuasaan Ilahi, jang sudah dipunjaiNja masih sebagai Putera Allah dari kekal, tetapi tersembunji padaNja sudah dipunjaiNja sebagai Putera Allah dari kekal, tetapi tersembunji padaNja selama tubuhNja masih terikat pada hukum-hukum alam. Ia "dilantik" berarti bahwa Ia sebagai manusia pula mendapat kekuasaan Ilahi jang mutlak atas Keradjaan Allah, dan sebab itu Ia disebut "Tuhan kita". Tentang gelaran "Tuhan" itu batjalah Kata Pendahuluan II, fasal I, halaman 534 (tjetakan V 1968).

(0.57) (2Taw 9:1) (sh: Kesaksian tentang kebesaran Tuhan (Jumat, 17 Mei 2002))
Kesaksian tentang kebesaran Tuhan

Apabila Tuhan menyertai hidup seseorang atau suatu komunitas, penyertaan dan kehadiran-Nya itu dapat dirasakan pihak lain. Kesan adanya kekudusan, kasih, kewibawaan, dlsb. timbul dalam hati orang-orang yang pernah berjumpa dengan mereka yang dalam hidupnya Allah hadir secara kuat. Sebutlah contoh hidup orang-orang seperti John Sung, Ibu Teresa, atau para pengkhotbah berwibawa masa kini.Hal yang sama dialami Ratu Syeba dari Arab Selatan. Tujuan utamanya adalah berdagang. Pada waktu itu negerinya terkenal secara luas dalam perdagangan rempah-rempah. Tertarik oleh berita tentang hikmat yang Salomo miliki, Ratu Syeba sendiri langsung memimpin delegasi dagang itu. Akibatnya, bukan saja transaksi dagang yang terjadi, tetapi kesempatan menyaksikan penyertaan dan berkat Tuhan atas Salomo dalam bentuk hikmat administratif kenegaraan (ayat lain+dari+pada+itu&tab=notes" ver="">2-5). Ratu Syeba bukan saja memuji Salomo dan segala kemegahannya melainkan terutama juga memuji Tuhan. Ketika ia menyebut, “terpujilah Tuhan Allahmu,” (ayat lain+dari+pada+itu&tab=notes" ver="">8) pada hakikatnya Ratu Seba mengakui bahwa Tuhan Allah Salomo memang besar adanya dan Dialah yang membuat Salomo besar, berhikmat, dan menjadi berkat bagi rakyatnya. Tukar-menukar hadiah pun pada hakikatnya bukan saja saling menghargai, tetapi dalam catatan Tawarikh, ini dilihat sebagai cara untuk Tuhan menambahkan kekayaan Salomo.

Akhir hidup Salomo dalam catatan Tawarikh lain dari catatan Kitab Raja-raja. Yang ditekankan hanya keberhasilan dan kebesaran Salomo dalam mengumpulkan kekayaan dan memperluas berbagai hubungan internasional (ayat lain+dari+pada+itu&tab=notes" ver="">22-24), sementara kejatuhannya dalam mengawini ratusan istri dan gundik asal kafir (ayat 1Raj. 11) sama sekali tidak disinggung. Ini terjadi karena tujuan Tawarikh adalah memberi pola bagi umat yang kembali dari pembuangan, yang memerlukan lebih dari sekadar menyesali kesalahan, tetapi bangkit membangun ke arah pola yang benar yang sesuai kehendak Allah.

Renungkan: Berkat dan hadirat Allah terjadi di dalam persekutuan dengan kematian dan kebangkitan Kristus. Di dalam Dia, kita terus- menerus mengalami dan menyaksikan pembaruan dari-Nya.

(0.57) (Yes 36:22) (sh: Prinsip menghadapi masalah (Sabtu, 25 September 2004))
Prinsip menghadapi masalah

Cara Allah menolong anak-anak-Nya keluar dari berbagai masalah pasti unik dan berbeda-beda. Meski berbeda, dari berbagai kesaksian itu kita dapat menarik prinsip-prinsip penting. Demikian juga dari kesaksian Hizkia ini.

Pertama, gumuli masalah itu secara wajar di hadapan Allah (ayat lain+dari+pada+itu&tab=notes" ver="">1). Perasaan takut, tertekan, marah, adalah wajar pada orang-orang yang mengalami masalah berat. Hanya, jangan biarkan emosi-emosi tersebut menguras tenaga Anda atau menyita iman Anda. Bersikaplah seperti Hizkia. Ungkapkan secara jujur keadaan Anda kepada Tuhan. Kedua, kita semua memerlukan orang lain. Kita memerlukan bahu yang menyambut kita bersandar, tangan terulur menolong, nasihat bijak sesuai kebenaran firman Allah. Tubuh yang dingin karena kecut hati memerlukan tubuh sesama untuk mendukung dan mendekap menghangatkan kita kembali. Hizkia memiliki beberapa orang kepercayaan termasuk Yesaya, hamba Allah yang mampu mengingatkannya tentang kebenaran Tuhan. Kita pun perlu memiliki teman-teman rohani seperti itu. Ketiga, kata-kata Hizkia kepada Yesaya dan doa Hizkia kepada Allah pada dasarnya sama. Fokusnya bukan pada keselamatan dirinya atau Israel tetapi pada kemuliaan Allah (ayat lain+dari+pada+itu&tab=notes" ver="">20).

Reaksi Hizkia ini menyatakan perbedaan tajam antara sikap orang yang beriman kepada Allah sejati dari Sanherib, yaitu orang yang percaya kepada ilah yang sia-sia. Sebelum pertolongan nyata Tuhan menelanjangi kebodohan dan kesalahan iman orang fasik, respons orang beriman terhadap kefasikan sudah membongkar kesalahan tersebut. Cara kita memperlakukan kejahatan, fokus isi doa dan objek kepada siapa kita berdoa, mempermalukan kesesatan, kejahatan dan kedegilan orang fasik. Karena itu bertumbuhlah dalam pengenalan akan Tuhan, supaya tiap doa dan tindakan kita merespons kejahatan justru menjadi sarana untuk kebenaran iman dinyatakan.

Renungkan: Penderitaan dalam iman bagaikan proses melahirkan. Itulah krisis yang dalam pertolongan tangan Tuhan akan melahirkan keajaiban hidup.

(0.57) (Am 6:2) (jerusalem) Rupanya ayat ini suatu perkataan yang ditujukan para pemuka Samaria kepada mereka yang datang menghadap. Artinya: Kamu lebih kuat dari pada kota-kota yang disebut itu. Tidak perlu kamu takut-takuti. Tetapi maksud naskah Ibrani sebenarnya kurang jelas. Larik terakhir boleh diperbaiki lalu diterjemahkan sbb: Lebih baikkah kamu dari pada mereka, lebih besarkah daerahmu dari pada daerah mereka? Kalau demikian maksudnya maka kemerosotan kota-kota itu menjadi peringatan bagi bangsa Israel. Tetapi kota Kalne, bdk Yes 10:9, yang terletak di sebelah utara Alepo, dalam th 738 seb Mas barulah direbut oleh orang Asyur; kota Hamat yang terletak di tepi sungai Orontes baru direbut pada th 720 seb Mas dan Gad, kota orang Filistin, diduduki pada th 711 seb Mas.
(0.57) (1Kor 11:21) (full: YANG LAIN MABUK. )

Nas : 1Kor 11:21

"Yang seorang lapar dan yang lain mabuk" dapat diterjemahkan "Yang seorang lapar, yang lain kekenyangan". Terjemahan ini lebih diterima karena alasan berikut.

  1. 1) Kata "mabuk" (Yun. _methuo_) mengandung dua pengertian. Itu dapat berarti
    1. (a) menjadi mabuk atau
    2. (b) diisi atau dipuaskan tanpa menunjuk kepada keadaan mabuk

      (lihat cat. --> Yoh 2:10,

      [atau ref. Yoh 2:10]

      mengenai penggunaan kata ini dalam hubungannya dengan perkawinan di Kana).
  2. 2) Konteks dari ayat ini dengan jelas berkaitan dengan makanan secara umum. Pada waktu jemaat Korintus berhimpun bersama-sama untuk perjamuan persekutuan sebelum makan Perjamuan Tuhan (bd. 2Pet 2:13; Yud 1:12), beberapa orang berkumpul dalam kelompok kecil dan makan makanan mereka secara terpisah-pisah (ayat 1Kor 11:18-19). Anggota yang miskin yang tidak mampu menyumbang makanan diabaikan dan dibiarkan lapar. Di sini Paulus tidak menunjuk kepada keadaan mabuk; sebab jika demikian, pastilah ia akan menghakiminya dengan keras sebagaimana yang dilakukannya pada bagian lain dari surat ini (bd. 1Kor 6:10). Ia menganggap kemabukan bukan saja sebagai suatu persoalan kurang memperdulikan orang lain, tetapi juga suatu keadaan yang sangat serius sehingga dapat memisahkan seseorang dari kerajaan Allah (1Kor 6:10; Gal 5:21).
(0.56) (Yes 11:11) (ende: Sekali lagi)

jakni setelah pengungsian jang pertama dari Mesir dahulu.

Pulangnja dari pembuangan di Babel dan dari perantauan jang lain mengulang peristiwa jang adjaib itu, penebusan jang pertama (lih.aj.15)(Yes 11:15).

(0.56) (Neh 6:1) (sh: Tantangan dan jalan keluar (Minggu, 19 November 2000))
Tantangan dan jalan keluar

Seringkali pekerjaan Allah yang indah dan luar biasa diawali dengan kerja keras dan penuh tantangan, bukan pertentangan. Hal ini wajar, karena Iblis tidak pernah tinggal diam dan membiarkan karya Allah yang luar biasa terjadi atas kehidupan anak-anak-Nya. Iblis berusaha menghambat dan melemahkan semangat, namun bagi Kristen yang tekun dan bersandar pada kekuatan Tuhan pasti akan diberkati dan dijadikan berhasil.

Pembangunan kembali tembok Yerusalem yang telah mencapai hasil yang sangat mengagumkan nyaris gagal karena niat jahat Sanbalat dan Tobia. Berbagai cara mereka pakai: mulai dari mengolok-olok, membujuk, mengancam, melontarkan fitnah, hingga cara 'rohani' yang tidak rohani sama sekali yaitu memakai nabi palsu untuk mengucapkan nubuat palsu. Semua cara itu dimaksudkan untuk menggagalkan misi Nehemia. Namun sejauh itu Nehemia tetap sanggup melewati masa krisis itu karena pimpinan Tuhan. Hal-hal lain yang memampukan Nehemia menepis semua niat jahat musuhnya: pertama, Nehemia sadar bahwa yang sedang dikerjakannya adalah pekerjaan besar dari Allah sendiri (3). Konsentrasi Nehemia terfokus pada karya Tuhan dalam proses pemulihan umat Allah yang besar itu. Kedua, Nehemia mengabaikan berita palsu dan tetap konsisten pada kemurnian hati. Nehemia sama sekali tidak mempedulikan desas- desus yang diciptakan oleh lawannya. Ia tetap terus bekerja. Ketiga, kesadaran akan peranannya di hadapan Allah (11). Sekalipun nabi yang meminta, Nehemia peka dan jauh lebih taat pada ketetapan Allah daripada mendengar persekongkolan kotor nabi- nabi palsu itu. Akhirnya pekerjaan itu selesai dengan begitu fantastik dan mengagumkan (15). Mengapa? Karena pekerjaan itu dilaksanakan bersama Allah.

Renungkan: Ketika kita perlu menjalankan sebuah misi pelayanan, kita dapat meneladani Nehemia dalam kesetiaan dan ketekunannya.

Bacaan untuk Minggu ke-23 sesudah Pentakosta

Keluaran 22:21-27

1Tesalonika 1:2-10

Matius 22:34-40

Mazmur 18:1-3, 46, 50

Lagu: Kidung Jemaat 446

(0.56) (Kel 13:17) (jerusalem) Di sini mulailah kisah keluaran yang sebenarnya ialah perjalanan umat Israel melalui padang gurun menuju Tanah yang disajikan. Tahap sejarah umat Israel inilah yang kemudian oleh para nabi diingat sebagai masa pernikahan Tuhan dengan umatNya, Yer 2:2; Hos 2:13; 11:1 dst; Yeh 16:8. Dalam seluruh Kitab Suci Allah tetap disebut sebagai "yang menuntun umat Israel dari tanah Mesir", Yos 24:17; Ams 2:10,3:1; Mik 6:4; Maz 81:11. Bagian kedua kitab Yesaya memberitahukan kembalinya umat Israel dari pembuangan sebagai suatu keluaran yang baru, Yes 40:3+. Tradisi Kristen mengartikan perjalanan umat Israel di padang gurun sebagai pralambang perjalanan Gereja (dan masing-masing orang beriman) kepada akhirat.
(0.56) (Rm 3:25) (jerusalem: telah ditentukan) Terjemahan lain: dipertunjukkan
(0.56) (Yes 7:14) (ende)

Kurang djelas apakah "alamat" itu. Biasanja dimengerti kelahiran anak dari seorang dara, jakni anak Ahaz sendiri, Hizkia. Tapi rupanja seluruh nubuat ini harus suatu antjaman, sedangkan kelahiran anak itu merupakan djandji keselamatan (nama Imanuel-Allah beserta dengan kita aj. lain+dari+pada+itu&tab=notes" ver="ende">15-16)(Yes 7:15-16). Maka itu beberapa ahli memisahkan 14b-16(Yes 7:14-16) dari ikatan teks ini dan membuatnja mendjadi nubuat tersendiri. ajat lain+dari+pada+itu&tab=notes" ver="ende">14a(Yes 7:14a) lalu diteruskan Yes 7:17-25. Ahli lain berpendapat, bahwa anak jang didjandjikan itu adalah anak Jesaja sendiri. Dara adalah wanita muda, entah isteri radja Ahaz, entah isteri Jesaja. Terdjemahan Junani menterdjemahkan kata ini dengan "prawan". (demikianpun terdjemahan Latin Vlg.) Si nabi mendjadikan keselamatan dengan perantaraan seorang anak (keturunan radja) dan anak itu merupakan hasil karya Jahwe. Keselamatan jang sesungguhnja disampaikan Allah dengan perantaraan anak dari seorang prawan, Maria. Demikian apa jang disini didjandjikan si nabi sama sekali kesampaian oleh kelahiran anak adjaib jang sesungguhnja "Imanuel", Allah beserta dengan kita. Itulah sebabnja maka Perdjandjian Baru menterapkan nubuat ini pada Jesus. Baru ketika itu djandji itu dipenuhi seluruhnja, lebih2 daripada apa jang dikirakan nabi Jesaja sendiri.

(0.56) (1Kor 14:1) (sh: Kejarlah kasih! (Senin, 8 September 1997))
Kejarlah kasih!

Hal pertama yang setiap Kristen harus kejar ialah kasih. Tentu saja semua orang Kristen yang sungguh beriman dalam Kristus sudah menerima dan mengalami kasih Kristus dalam hidupnya. Bukankah kasih karunia Allah dalam Kristus yang membuat kita masuk dalam keselamatan? Tetapi sesudah mengalami kasih yang menyelamatkan itu, kita harus mengejar atau mengusahakan agar kasih sekualitas dengan itu ada dalam sikap dan tindak tanduk kita.

Tentang karunia bahasa Roh. Paulus melihat berbagai masalah pada minat jemaat Korintus akan karunia bahasa Roh. Pertama, itu bukan karunia yang terutama sebab lebih berdampak pada kepentingan diri sendiri dibandingkan kasih atau nubuat yang berdampak pada pembangunan orang lain (ayat lain+dari+pada+itu&tab=notes" ver="">1-5). Kedua, bahasa Roh akan membuat orang yang tidak biasa atau tidak seiman merasa ada sesuatu yang tidak waras pada orang yang berbahasa roh (ayat lain+dari+pada+itu&tab=notes" ver="">6-9). Ketiga, Paulus melihat bahaya bahwa yang mereka katakan "bahasa" bukan bahasa tetapi bunyi-bunyi tanpa makna (ayat lain+dari+pada+itu&tab=notes" ver="">10-17).

Renungkan: Paulus sendiri berbicara bahasa roh lebih banyak dari orang lain. Tetapi ia lebih suka berbahasa yang dimengerti demi kepentingan orang banyak.

Doa: Tolonglah kami menilai karunia dengan benar.

(0.56) (Yoh 12:9) (sh: Sang raja masuk kota Yerusalem (Rabu, 6 Maret 2002))
Sang raja masuk kota Yerusalem

Situasi makin panas karena pemimpin Yahudi merencanakan pembunuhan bukan terhadap Yesus saja, tetapi juga terhadap Lazarus (ayat lain+dari+pada+itu&tab=notes" ver="">10). Orang yang beriman dan mengasihi Tuhan tidak saja menerima berkat dalam bentuk yang disukainya, tetapi juga dalam bentuk berbagai risiko yang tidak enak. Tuhan Yesus tahu rencana pembunuhan tersebut, tetapi kini Ia menampakkan diri tidak lagi di kalangan terbatas, namun di kalangan publik di Yerusalem. Itu dilakukannya pada hari raya Paskah, salah satu hari raya penting ketika orang Yahudi melimpah ruah berdatangan ke Yerusalem. Suasana makin ramai karena banyak orang dari berbagai kota datang ke Yerusalem untuk merayakan Paskah.

Orang banyak segera menyambut Yesus dengan meriah. Seruan mereka mengandung makna pengharapan. “Hosana” secara harfiah berarti selamatkanlah atau “tolong”. Mereka melambai-lambaikan daun palem, menandakan bahwa mereka sedang menyambut raja yang datang dalam kemenangan. Mungkin seruan Hosana dan lambaian daun palem tidak begitu jelas, namun seruan mereka selanjutnya jelas menunjukkan bahwa mereka menyambut Yesus sebagai raja Israel (ayat lain+dari+pada+itu&tab=notes" ver="">13). Seruan orang banyak itu mengacu pada firman Tuhan dalam PL, Mazmur 118:26, yang menunjuk pada kehadiran Mesias yang dijanjikan oleh Allah, yaitu Juruselamat yang diurapi, Raja bagi bangsa Israel dan bangsa-bangsa lain. Namun demikian, konsep mereka politis sifatnya dan itu berbeda dari maksud Tuhan sesungguhnya.

Ini terlihat dari sikap Yesus memasuki kota Yerusalem dengan menaiki seekor keledai muda. Apabila Yesus datang ke Yerusalem dengan maksud menunjukkan bahwa Ia menginginkan kuasa politis, tentu Ia akan mengendarai kuda. Tidak sulit bagi-Nya mendapatkan seekor kuda untuk maksud itu. Tetapi, kini Yesus sengaja mencari seekor keledai muda. Saat menulis Injil ini, Yohanes menjadi paham bahwa kejadian itu menggenapi Zakharia 9:9. Sungguh Yesus adalah Raja dan datang sebagai penggenap nubuat mesianis. Namun, Ia datang dan menggenapi dengan cara lain, dalam cara yang di mata manusia rendah dan lemah.

Renungkan: Yesus yang bagaimanakah yang kita sambut dan akui sebagai Tuhan kita?

(0.56) (Luk 6:1) (sh: Sabat untuk manusia (Kamis, 15 Januari 2004))
Sabat untuk manusia

Banyak orang yang sangat terikat kepada tahayul. Salah satunya mengenai hari. Misal, pada hari tertentu, seseorang tidak boleh mengenakan pakaian warna tertentu, berbahaya. Kalau dilanggar bisa terkena bencana.

Orang-orang Farisi dan para ahli Taurat juga terikat kepada aturan Sabat. Mereka percaya bahwa aturan Sabat adalah segala-galanya. Keyakinan ini didasarkan pada peraturan Taurat di Perjanjian Lama yang mengatur kehidupan umat Israel dimana Sabat dijadikan hari peristirahatan dan hari ibadah mereka kepada Allah. Namun dalam perkembangan selanjutnya, pemimpin-pemimpin agama Yahudi ini menjadikan hari Sabat sekadar peraturan yang harus ditaati tanpa tujuan dan makna yang jelas.

Yesus tidak menentang peraturan hari Sabat. Namun, Yesus menegaskan bahwa hari Sabat itu diberikan Allah kepada manusia untuk kebutuhan manusia yaitu kebutuhan untuk beristirahat, untuk beribadah, dan untuk bersekutu dengan Allah. Itulah inti hari Sabat. Itu sebabnya, ketika para murid lapar pada hari Sabat, mereka menggisar gandum supaya bisa memakan bulir-bulirnya (ayat lain+dari+pada+itu&tab=notes" ver="">1). Mereka tidak melanggar hari Sabat karena yang mereka lakukan adalah untuk memenuhi kebutuhan mereka saat itu. Contoh masa lampaunya adalah Daud dan pengikutnya yang makan dari roti sajian. Itu juga sebabnya mengapa Yesus menyembuhkan orang yang mati tangan kanannya pada hari Sabat, karena Sabat untuk manusia, dan di situ ada manusia yang memerlukan pertolongan (ayat lain+dari+pada+itu&tab=notes" ver="">9-10).

Dasar lain adalah ‘Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat’ (ayat lain+dari+pada+itu&tab=notes" ver="">5). Jadi, bukan peraturan itu sendiri yang mengikat mati, tetapi Tuhan yang menciptakan Sabatlah yang menjadi patokannya. Oleh sebab Tuhan sang empunya Sabat berbuat baik pada hari Sabat, maka ‘karena itu boleh berbuat baik pada hari Sabat’ (Mat. 12:12b).

Renungkan: Semua hari Tuhan ciptakan untuk kebaikan kita. Hari Minggu Tuhan ciptakan agar kita memuliakan dan menikmati Dia!



TIP #19: Centang "Pencarian Tepat" pada Pencarian Universal untuk pencarian teks alkitab tanpa keluarga katanya. [SEMUA]
dibuat dalam 0.08 detik
dipersembahkan oleh YLSA