Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 7 dari 7 ayat untuk pasanglah telingamu mendengarkan AND book:[1 TO 39] AND book:18 [Pencarian Tepat] (0.003 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Ayb 21:2) (ende: itu mendjadi pelipur)

jakni, bahwasanja sahabat2 itu dengan sabar mau mendengarkan utjapan2 Ijob, jang menolak anggapan mereka berdasarkan pengalaman.

(0.84) (Ayb 31:13) (full: HAK BUDAKKU LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN. )

Nas : Ayub 31:13

Perlakuan Ayub terhadap bawahannya menjadi teladan bagaimana majikan harus memelihara pegawainya. Ia memperlakukan karyawannya itu dengan keadilan, kemurahan, dan kesetaraan; ia mendengarkan mereka dan menanggapi semua keluh kesah mereka yang sah (bd. Im 25:42-43,55; Ul 15:12-15; Ul 16:12). Ayub mengetahui bahwa pada suatu hari dia harus mempertanggungjawabkan perlakuannya terhadap orang lain kepada Allah (ayat Ayub 31:14;

lihat cat. --> Kol 3:25).

[atau ref. Kol 3:25]

(0.78) (Ayb 11:1) (sh: Jangan cepat-cepat menghakimi (Rabu, 24 Juli 2002))
Jangan cepat-cepat menghakimi

Bagaimanakah kita bersikap terhadap orang yang sedang marah kepada Tuhan? Apakah seperti Zofar yang meminta Ayub untuk langsung mengakui dosanya dan tidak lagi mengumbar gugatan kepada Tuhan?

Sebetulnya di balik kemarahan Ayub tersembunyi kesedihan yang dalam. Ayub sudah berjalan begitu akrabnya dengan Tuhan, namun Tuhan "tega" menimpakan musibah ini kepadanya, seakan-akan sahabat baiknya itu telah berbalik dan mengkhianatinya. Itu sebabnya Ayub meradang kesakitan. Malangnya, hal inilah yang luput dilihat oleh Zofar - dan mungkin oleh kita semua - karena terlalu sibuk "membela" Tuhan. Dapat kita bayangkan perasaan Ayub mendengarkan tuduhan teman-temannya; ibaratnya sudah jatuh, tertimpa tangga pula. Bukannya pembelaan dan pengertian yang didapatnya, melainkan tudingan dan penghakiman!

Secara teologis ucapan-ucapan Zofar memaparkan hal-hal yang tepat yang harus dilakukan oleh Ayub. Namun, ucapan-ucapannya tersebut tidak disertai dengan hal-hal yang aplikatif yang sesuai dengan tanda-tanda kehidupan. Penderitaan yang dialami seseorang tidak dapat hanya disentuh oleh penjelasan-penjelasan teologis. Penjelasan teologis harus disertai bahkan sarat dengan nilai-nilai kehidupan yang menyentuh dan dalam. Orang yang menderita tidak membutuhkan konsep-konsep teologis yang muluk. Yang mereka butuhkan adalah tindakan nyata dari konsep tersebut.

Dari bacaan ini dapat disimpulkan bahwa kita tidak akan dapat memahami berapa beratnya keberdosaan kita, sampai kita berusaha hidup kudus. Dengan kata lain, kita baru dapat menyadari betapa berdosanya kita, setelah kita mencoba untuk hidup benar. Kesadaran inilah yang seharusnya membuat kita berhati-hati menilai orang dan tidak sembarangan menuding orang. Pada faktanya, kebanyakan kita menyadari kesalahan yang kita perbuat; masalahnya adalah, kita sulit melawan hasrat untuk berdosa itu.

Renungkan: Tuhan membenci dosa, tetapi Ia mengasihi orang yang berdosa. Sebaliknya dengan kita: mengasihi dosa tetapi membenci orang yang berdosa.

(0.78) (Ayb 13:1) (sh: Ketika tidak ada yang membela (Rabu, 8 Desember 2004))
Ketika tidak ada yang membela

Pernahkah Anda merasa sendirian menghadapi masalah? Teman dan kerabat tidak bersimpati karena mereka menganggap Anda sendiri penyebab masalah itu. Bahkan Anda merasa Tuhan pun sepertinya tidak peduli.

Kekecewaan dan kemarahan terasa oleh kita dalam ucapan Ayub terhadap para sahabatnya. Ayub menuduh mereka sebagai tabib-tabib palsu yang tidak menolong kesakitan Ayub, sebab tuduhan-tuduhan mereka adalah dusta (ayat pasanglah+telingamu+mendengarkan+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A18&tab=notes" ver="">4). Sebaiknya mereka tutup mulut saja (ayat pasanglah+telingamu+mendengarkan+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A18&tab=notes" ver="">5). Ayub merasa bahwa teman-temannya telah mencatut nama Allah untuk meneguhkan pandangan mereka akan keberdosaan dirinya (ayat pasanglah+telingamu+mendengarkan+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A18&tab=notes" ver="">7-8). Oleh sebab itu, ia balik mengingatkan para temannya itu bahwa Allah tidak bisa ditipu. Mereka sendiri akan diminta pertanggungjawaban oleh Tuhan atas tuduhan yang tak mendasar itu (ayat pasanglah+telingamu+mendengarkan+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A18&tab=notes" ver="">9-11). Sesudah menegur keras sahabat-sahabatnya, Ayub menantang mereka untuk berhenti berbicara, lalu mendengarkan pembelaan yang akan Ayub buat sendiri di hadapan Allah (ayat pasanglah+telingamu+mendengarkan+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A18&tab=notes" ver="">12-18).

Nada bicara Ayub terhadap Allah bercampur antara marah, pengakuan iman, permohonan, kepahitan. Di satu pihak Ayub yakin bahwa dirinya benar (ayat pasanglah+telingamu+mendengarkan+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A18&tab=notes" ver="">22-23). Di lain pihak Ayub menganggap Allah telah memperlakukannya secara tidak adil (ayat pasanglah+telingamu+mendengarkan+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A18&tab=notes" ver="">24,26), terlalu keras (ayat pasanglah+telingamu+mendengarkan+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A18&tab=notes" ver="">25), tidak sesuai dengan daya tahan manusia yang sangat terbatas (ayat pasanglah+telingamu+mendengarkan+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A18&tab=notes" ver="">27). Tidak ada hal lain yang diharapkannya selain keadilan Allah. Allah yang melihat kehidupan Ayub yang tidak bersalah pastilah akan menyelamatkannya. Itulah iman dan keterbukaan Ayub di hadapan-Nya. Ia meminta Allah menyatakan kesalahannya dan tidak hanya berdiam diri (ayat pasanglah+telingamu+mendengarkan+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A18&tab=notes" ver="">24-25).

Mari kita belajar dari Ayub. Ketika teman tidak peduli bahkan menyerang kita, bahkan Allah pun sepertinya bungkam, kita harus terus mencari wajah-Nya. Meski ada pertanyaan pelik dan kebingungan, Ayub tidak menjauhi Allah. Ia menujukan pertanyaan dan permohonannya kepada Sang Pembela sejati.

Renungkan: Manusia bisa salah mengerti kita. Allah sempurna mengenal kita. Dialah pembela sejati kita.

(0.78) (Ayb 21:1) (sh: Kenyataan hidup ini rumit adanya (Jumat, 2 Agustus 2002))
Kenyataan hidup ini rumit adanya

Sebenarnya yang dapat menolong orang yang sedang dalam penderitaan adalah sahabat yang sedia sama menanggung dan mendengarkan, bukan mengecam dan menghakimi (ayat pasanglah+telingamu+mendengarkan+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A18&tab=notes" ver="">2).

Dengan terus terang Ayub menyatakan bahwa hatinya "terhenyak" oleh ketiadaan empati para sahabatnya itu (ayat pasanglah+telingamu+mendengarkan+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A18&tab=notes" ver="">5). Karena inti kecaman para sahabatnya berkisar di dua hal: bahwa penderitaan Ayub adalah akibat dosa dan bahwa penderitaan itu berasal dari Tuhan yang menghukum, kini Ayub mengajukan gigih bantahannya di sekitar dua hal itu pula. Pertanyaan Ayub adalah kebalikan dari argumen-argumen Zofar, dan dua sahabatnya lainnya, Bildad dan Elifas. Sebaliknya dari mendukung kesimpulan bahwa Allah menghukum orang berdosa, Ayub kini mengajukan fakta-fakta tentang orang berdosa yang justru tidak sedikit pun memperlihatkan adanya hukuman Tuhan atas hidup mereka (ayat pasanglah+telingamu+mendengarkan+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A18&tab=notes" ver="">9b). Berlawanan dari pendapat Zofar yang mengatakan bahwa orang berdosa akan mati muda (ayat pasanglah+telingamu+mendengarkan+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A18&tab=notes" ver="">20:11), ternyata mereka panjang umur bahkan semakin uzur semakin bertambah kuat (ayat pasanglah+telingamu+mendengarkan+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A18&tab=notes" ver="">7). Keturunan mereka bukannya menderita (ayat pasanglah+telingamu+mendengarkan+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A18&tab=notes" ver="">20:10), tetapi bertambah-tambah dan berhasil (ayat pasanglah+telingamu+mendengarkan+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A18&tab=notes" ver="">8). Mereka tidak merana miskin, tetapi ternak mereka berkembang biak dan membuat mereka semakin kaya (ayat pasanglah+telingamu+mendengarkan+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A18&tab=notes" ver="">10-11). Bahkan sebaliknya dari mengalami penderitaan dan ketidakbahagiaan, hidup mereka penuh dengan keceriaan perayaan (ayat pasanglah+telingamu+mendengarkan+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A18&tab=notes" ver="">12-13). Tuhan bahkan tidak berbuat apa pun dalam kenyataan dunia sementara ini, bahkan terhadap orang-orang yang membuang Dia (ayat pasanglah+telingamu+mendengarkan+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A18&tab=notes" ver="">14-16).

Ayub mengajukan fakta-fakta ini tidak untuk meragukan keadilan Tuhan, tetapi ia berpendapat bahwa tidak selalu Tuhan langsung menghukum di dunia ini secara langsung (ayat pasanglah+telingamu+mendengarkan+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A18&tab=notes" ver="">17-21). Keadilan Allah atas orang fasik dan atas orang benar mungkin sekali baru terjadi pada penghakiman kekal di akhir zaman nanti (ayat 30).

Renungkan: Banyak masalah dan pergumulan iman kita tidak dapat dijawab dengan pikiran dan ide yang sempit dan pendek. Masalah pelik harus disoroti dari perspektif kekal dan lingkup kebenaran menyeluruh. Bila tidak, bukan hiburan, tetapi ocehan hampa makna yang orang akan dapatkan.

(0.78) (Ayb 23:1) (sh: Di manakah Allah pembelaku? (Sabtu, 18 Desember 2004))
Di manakah Allah pembelaku?

Seorang anak diejek teman-temannya sebagai anak haram. Ia pulang ke rumah sambil menangis. Ia bertanya kepada ibunya. Sang ibu menjawab, "Nak, ucapan teman-temanmu tidak benar. Ayahmu memang telah tiada tetapi ibu ada di sisimu."

Pada pasal ini, perasaan Ayub mirip dengan perasaan anak tersebut yaitu membutuhkan kepastian. Ayub sepertinya tidak tahu harus bagaimana lagi menjawab dakwaan Elifas. Ia merasa tidak ada gunanya berbantah-bantah lagi dengan sahabatnya itu, yang tidak lagi mendukungnya. Oleh karena itu, Ayub mengarahkan pengharapannya kepada Allah. Ayub mengharapkan Allah bersedia mendengarkan pembelaan dirinya, bahkan berkenan pula menjawabnya (ayat pasanglah+telingamu+mendengarkan+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A18&tab=notes" ver="">3-7). Ayub yakin bahwa ia tidak bersalah. Ayub juga yakin kalau Allah memeriksanya, maka Allah pun akan menemukan demikian (ayat pasanglah+telingamu+mendengarkan+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A18&tab=notes" ver="">10-12). Persoalan yang muncul di sini adalah adanya perbedaan kepastian antara Ayub dengan anak tersebut. Kalau anak itu mendapatkan jawaban pasti dan langsung dari kata penghiburan ibunya, maka Ayub meragukan dapatkah ia bertemu dengan Allah (ayat pasanglah+telingamu+mendengarkan+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A18&tab=notes" ver="">8-9)? Apakah Allah mau menerima semua pertanyaannya? Kalau Allah memang sudah menetapkan bahwa ia patut menerima dan mengalami penderitaan itu. Apakah mungkin Allah mau berubah pikiran (ayat pasanglah+telingamu+mendengarkan+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A18&tab=notes" ver="">13-17)? Mungkinkah Allah menjadi pembelanya? Berbagai pikiran dan harapan itu berkecamuk menyedot Ayub ke dalam pusaran kecemasan.

Bergumul dengan penderitaan baik secara fisik maupun rohani memang tidak mudah. Penderitaan ini bertambah berat kalau orang-orang terdekat tidak bersimpati dengan penderitaan kita, malahan melontarkan berbagai gosip dan fitnah yang salah. Apalagi kalau yang tidak bersimpati itu adalah keluarga sendiri. Saat Anda merasa sendiri di tengah penderitaan, lebih baik Anda mencari Allah sebagai pembela. Meskipun mungkin Anda sempat meragukan kesediaan Allah membela, ingatlah bahwa Allah tidak pernah meninggalkan Anda.

Bersyukur: Syukur kepada Allah, sebagai anak Tuhan kita memiliki Yesus yang akan membela perkara kita di hadapan Allah.

(0.78) (Ayb 37:1) (sh: Memuji dalam kegelapan (Jumat, 16 Agustus 2002))
Memuji dalam kegelapan

Setelah berbicara tentang pengendalian Allah terhadap alam, pasal ini ditutup dengan peringatan bahwa Allah harus ditakuti dan dihampiri dengan kerendahan hati (ayat pasanglah+telingamu+mendengarkan+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A18&tab=notes" ver="">23-24).

Elihu mulai dengan mengakui ketakutannya mendengarkan guntur kemarahan Tuhan (ayat pasanglah+telingamu+mendengarkan+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A18&tab=notes" ver="">1-2, 36:33). Hal ini harus dikaitkan dengan kenyataan bahwa Allah melakukan hal-hal ajaib melampaui pengertian manusia (ayat pasanglah+telingamu+mendengarkan+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A18&tab=notes" ver="">5). Guruh bukan sekadar fenomena alam, tetapi merupakan alat Allah untuk memperingatkan manusia. Allah, misalnya, juga ingin menunjukkan kuasa-Nya kepada makhluk bumi dengan mengirimkan salju dan hujan deras (ayat pasanglah+telingamu+mendengarkan+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A18&tab=notes" ver="">6-8). Binatang-binatang pun terpaksa mencari tempat perteduhannya. Elihu juga mendaftarkan hal-hal yang menunjukkan kendali Allah atas cuaca (ayat pasanglah+telingamu+mendengarkan+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A18&tab=notes" ver="">9-12), semuanya mengikuti petunjuk Allah.

Kemudian kembali Elihu berbicara hanya untuk Ayub (ayat pasanglah+telingamu+mendengarkan+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A18&tab=notes" ver="">14-18). Ia mengundang Ayub untuk kembali mengingat kendali Allah terhadap langit dan bertanya dengan ironis apakah Ayub mampu melakukan hal-hal itu. Elihu menuduh bahwa dengan Ayub memajukan kasusnya, ia menganggap dirinya sama dengan Allah. Ayub dipaksa mengakui keterbatasannya. Perlu dicatat bahwa pertanyaan-pertanyaan ironis ini pun akhirnya nanti diajukan Allah sendiri (pasal pasanglah+telingamu+mendengarkan+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A18&tab=notes" ver="">38-41).

Ayat pasanglah+telingamu+mendengarkan+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A18&tab=notes" ver="">19-24 berisi ringkasan dari perkataan-perkataan Elihu. Tujuannya adalah untuk menunjukkan bahwa Ayub begitu tak berakal budi ketika menetapkan diri untuk berkonfrontasi melawan Allah. Allah begitu mulia dan dengan demikian tuduhan Ayub sia-sia. Allah hanya boleh ditakuti dan disembah. Topik utama dalam ayat pasanglah+telingamu+mendengarkan+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A18&tab=notes" ver="">19-22 adalah kontras antara terang dan gelap. Allah begitu terang, dan manusia yang hidup dalam kegelapan bahkan tidak mampu memandang Allah -- Ia tak terhampiri. Bagaimana mungkin manusia yang ada dalam kekelaman, tak berpengetahuan, bisa memajukan kasusnya di hadapan Allah yang memiliki terang hikmat sempurna? Tak mungkin manusia menemukan Allah (ayat pasanglah+telingamu+mendengarkan+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A18&tab=notes" ver="">23).

Renungkan: Kala Anda tidak memahami Allah, pujilah Dia dan sembahlah keagungan-Nya. Biarlah hikmat-Nya turun atas kita.



TIP #31: Tutup popup dengan arahkan mouse keluar dari popup. Tutup sticky dengan menekan ikon . [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA