Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 89 ayat untuk Orang yang sombong AND book:[1 TO 39] [Pencarian Tepat] (0.004 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 3 4 5 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Mzm 37:35) (ende: pohon aras)

lambang untuk orang sombong, djahat.

(0.98) (Mzm 123:4) (jerusalem: jiwa kami) Bdk Maz 6:4+
(0.97) (Ayb 22:29) (bis: sombong)

Kemungkinan besar artinya sombong.

(0.66) (Mzm 19:13) (jerusalem: orang yang kurang ajar) Dapat juga diterjemahkan: kesombongan. "Orang yang kurang ajar" (sombong) itu dalam Maz 119:21,69,78,85,122 ialah orang fasik yang angkuh hati terhadap orang benar; mereka yang dengan sengaja dan gegabah berdosa dan memusuhi Allah.
(0.61) (Pkh 4:13) (full: ORANG YANG DATANG KEMUDIAN TIDAK MENYUKAI DIA. )

Nas : Pengkh 4:13-16

Perbandingan di antara seorang pemuda yang bijaksana dengan raja tua bebal yang menolak nasihat ini menunjukkan betapa menyedihkan apabila seorang pemimpin menjadi sombong dan lupa menjadi seorang hamba-pemimpin dari umatnya (ayat Pengkh 4:13).

(0.61) (Hab 2:5) (jerusalem: Orang sombong dan khianat dia yang melagak) Dalam naskah Ibrani tertulis: Sungguh, air anggur itu pengkhianat, priya berlagak. Dalam 1QpHab terbaca: Sungguh kekayaan menjadikan jahat priya yang berlagak. Naskah Ibrani ternyata rusak dan perlu diperbaiki. Tetapi setiap terjemahan merupakan perkiraan saja
(0.58) (Yer 43:1) (sh: Bodoh, takut, sombong, dan tidak taat (Senin, 14 Mei 2001))
Bodoh, takut, sombong, dan tidak taat

Kebodohan dan ketakutan dapat membuat seseorang sombong dan tidak taat kepada Allah. Pernyataan ini nampaknya salah sebab bukankah kepandaian dan keberanian yang membuat orang sombong dan tidak taat? Penolakan rakyat Yehuda terhadap Yeremia (2-3) merupakan bentuk ketidaktaatan dan kesombongan mereka karena kebodohan dan ketakutannya. Siapakah orang bodoh? Orang bodoh adalah orang yang menarik kesimpulan berdasarkan premis yang salah atau orang yang tidak mampu mengolah fakta menjadi kebenaran. Orang Yehuda menyimpulkan bahwa Yeremia tidak diutus Allah karena pemberitaannya tidak sesuai dengan keinginannya. Keinginannya merupakan tolok ukur. Premis mereka adalah: keinginan mereka adalah benar dan tepat untuk mereka. Mereka juga mempunyai premis bahwa Allah memberikan apa yang benar dan tepat untuk mereka. Karena itu keinginan mereka sama dengan keinginan Allah. Betapa bodoh sekaligus sombongnya mereka. Siapakah mereka yang menyamakan dirinya dengan Allah? Lebih lagi fakta membuktikan bahwa nubuat yang pernah diucapkan oleh Yeremia telah menjadi kenyataan, tidak dapatkah mereka menarik kebenaran siapakah Yeremia dari fakta itu?

Di samping itu mereka pun sedang ketakutan menghadapi Babel (3). Ketakutan mereka sebetulnya bersumber dari kebodohan mereka. Bukankah firman-Nya sudah menjamin bahwa mereka akan mendapat belaskasihan dari Babel? Allah rindu agar mereka memahami firman-Nya maka Ia mengutus lagi Yeremia untuk menegaskan firman-Nya dengan alat peraga, bahwa yang harus mereka takuti bukanlah Babel tapi Allah yang berdaulat atas semua kerajaan di dunia (8-13). Namun mereka tetap bodoh dan sombong.

Renungkan: Melihat gambaran diri mereka, kita mungkin mentertawainya. Tapi sebenarnya bukankah itu juga gambaran kebodohan, kesombongan, ketakutan kita yang seringkali memimpin kita kepada ketidaktaatan? Berapa sering kebenaran firman Tuhan kita langgar, kekudusan hidup tidak kita jaga, dan standar moral kita turunkan hanya karena alasan ekonomi keluarga dan demi karier? Apa premis kita tentang ekonomi keluarga dan karier? Dari situ akan terungkap betapa bodoh, penakut, dan sombongnya kita.

(0.56) (Ams 12:1) (full: SIAPA MEMBENCI TEGURAN ADALAH DUNGU. )

Nas : Ams 12:1

Kadang-kadang kita semua memerlukan teguran dan perbaikan. Orang sombong tidak senang dikoreksi, tetapi seorang yang rendah hati akan dengan tulus menerima kritikan serta menarik manfaat daripadanya (bd. Ams 1:7; Ams 6:23; 10:17).

(0.54) (Mzm 123:1) (jerusalem: Berharap kepada anugerah TUHAN) Mazmur yang berupa permohonan ini agaknya diciptakan setelah Israel kembali dari pembuangan dan tengah membangun dirinya kembali sebagai bangsa dan umat di zaman Nehemia. Mereka terancam permusuhan, serangan dan ejekan dari pihak orang Samaria yang kaya dan sombong. Umat membandingkan diri dengan seorang hamba, Maz 123:2, yang penuh kepercayaan minta tolong pada majikannya, yaitu Tuhan Maz 123:1, supaya dibebaskan dari penghinaan, Maz 123:2-4.
(0.54) (Mzm 22:29) (jerusalem: Ya, kepadaNya) Ibrani: Mereka akan makan.... Tetapi perlu diperbaiki seperti misalnya dalam terjemahan Indonesia ini
(0.54) (Yer 10:1) (sh: Bodoh sekaligus sombong (Rabu, 13 September 2000))
Bodoh sekaligus sombong

Perbandingan menyolok antara Allah dan berhala dipaparkan oleh Yeremia. Berhala terbuat dari bahan dasar kayu, sesuatu yang fana dan akan lapuk karena alam dan waktu. Ia ada karena inisiatif manusia yang membuatnya. Ia dibentuk dan diperindah oleh karena akal budi manusia. Ia tidak dapat menopang dirinya sendiri dan bertahan terhadap goncangan jika tidak diperkuat oleh paku dan palu. Ia juga tidak mempunyai kekuatan untuk menggerakkan dirinya sendiri jika tidak digerakkan oleh manusia apalagi mendatangkan berkat bagi manusia dan melindunginya, karena ia tidak pernah hidup. Berhala tidak pernah mempunyai nilai jika tidak diberi oleh manusia. Manusialah pencipta, sumber keberadaan, dan penopang berhala.

Siapa Allah? Tidak ada yang menyamai-Nya dalam hal kebesaran dan keperkasaan-Nya (6). Dialah Allah yang hidup (10), sumber dari segala sesuatu yang pernah ada, yang ada, dan yang akan ada (12). Dialah yang mengatur seluruh alam semesta ini (13). Kebesaran dan kemuliaan Allah disimpulkan dalam ayat Orang+yang+sombong+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">12 yaitu: dengan kekuatan-Nya Ia menjadikan langit dan bumi, dengan kebijaksanaan-Nya ia menegakkan dunia dan dengan akal budi-Nya Ia membentangkan langit. Apakah berhala mempunyai kekuatan, kebijaksanaan, dan akal budi seperti Allah?

Manusia yang menyembah berhala adalah manusia bodoh sekaligus sombong. Ia bodoh karena menggantungkan hidupnya pada sesuatu yang tidak mempunyai kekuatan apa pun. Ia sombong karena yakin bahwa hasil ciptaannya memiliki kekuatan luar biasa. Manusia zaman sekarang juga banyak yang sombong dan bodoh walaupun berhala yang disembahnya berbeda bentuknya. Mereka telah menciptakan uang, pekerjaan, jabatan, dunia usaha, ideologi, sistem ekonomi, bahkan agama bagi kepentingan mereka. Mereka yang memberi dan menentukan nilai-nilai semua itu. Namun anehnya kini mereka justru mendewakan dan menggantungkan hidupnya pada apa yang mereka telah ciptakan sendiri. Bahkan yang sangat ironis adalah mereka tega menindas, memeras, melukai, bahkan melenyapkan sesamanya demi berhala-berhala zaman modern ini.

Renungkan: Periksalah kehidupan Anda, adakah Anda juga termasuk barisan orang yang sombong dan bodoh karena mempunyai berhala dan menggantungkan hidup kepada kekuatannya.

(0.54) (Mzm 54:5) (endetn: orang2 jang sombong)

Tertulis: "orang2 asing". Diperbaiki menurut beberapa naskah Hibrani.

(0.52) (Mzm 29:5) (jerusalem: pohon aras) Pohon ini, terutama di pegunungan Libanon, dianggap pohon yang paling besar dan kuat. Kadang-kadang kata itupun berupa bahasa kiasan yang berarti: orang sombong, fasik, Yes 2:13; 10:18,33; 32:19; Yer 21:14; 46:23; Yeh 20:47; Zak 11:2. Mengenai pohon aras di pegunungan Libanon bdk Maz 92:13; 104:16
(0.52) (Mzm 29:5) (ende: pokok2 Aras)

Rupanja disini bukan bahasa kiasan jang berarti orang2 sombong. Pohon Aras dianggap sebagai pohon jang lebih kuat dan besar.

(0.52) (Ams 27:21) (full: ORANG DINILAI MENURUT PUJIAN. )

Nas : Ams 27:21

Pujian yang kita terima dari orang lain menguji kita mengenai cara kita menanggapinya -- dengan sombong atau rendah hati. Sikap sombong menyatakan penipuan diri di dalam hati kita, karena kita tidak sadar bahwa diri kita dan apa yang telah kita lakukan sebagian besar adalah karena Allah dan orang lain

(lihat cat. --> Fili 2:3).

[atau ref. Fili 2:3]

Tindakan kita tidak boleh dilaksanakan untuk memuji atau memuliakan diri, tetapi hendaknya mengalir dari pengabdian kita kepada Allah, firman, dan kerajaan-Nya. Apabila kita lulus ujian pujian ini, terbukti kita hidup untuk menyenangkan Allah daripada orang lain dan hati kita murni dan roh kita manunggal dengan Allah.

(0.52) (Yes 10:5) (sh: Bangsa yang sombong pasti dihukum Allah. (Selasa, 29 September 1998))
Bangsa yang sombong pasti dihukum Allah.

Pada perikop hari ini kesombongan bangsa Asyur dikecam keras. Bangsa adikuasa itu dipakai Allah untuk menghukum kesombongan umat-Nya (ayat Orang+yang+sombong+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">5, 6, 15). Akan tetapi, Asyur bertindak melampaui maksud Allah, yang dengan angkuh bermaksud memusnahkan umat-Nya (ayat Orang+yang+sombong+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">7-11, 13-14). Kekuatan militernya memang dahsyat (ayat Orang+yang+sombong+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">8-10), tetapi Asyur melupakan satu hal yaitu bahwa mereka adalah alat dalam rencana Allah. Kehebatan bahkan kelanggengan mereka tergantung pada sejauh mana mereka tahu batas dan tugas mereka.

Tanggungjawab seorang pemimpin. Raja Asyur adalah orang yang paling bertanggungjawab atas sikap Asyur yang bermaksud melampaui rencana dan maksud Allah. Bagaimanapun, sikap suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh sikap pemimpinnya. Karena itu raja Asyur yang sombong dan tinggi hati secara khusus juga akan menerima ganjaran dari Allah (ayat Orang+yang+sombong+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">12-14). Tidak seorang pemimpin pun di bumi ini yang dapat mengelakkan diri dari tanggungjawab. Karena itu sudah seharusnya setiap pemimpin bangsa maupun pemimpin gereja sepenuhnya tunduk pada kuasa rencana dan kehendak Allah.

Doakan: Untuk para pemimpin bangsa kita.

Renungkan: Bangsa kita termasuk salah satu bangsa yang besar. Pemimpin bangsa ini perlu belajar dari nubuat Yesaya ini, agar tidak membesarkan diri tunduk dan takut kepada Allah saja. Karena itu jangan sia-siakan kesempatan untuk menikmatinya, dengan mempercayakan hidup saudara kepada-Nya. Bila belum, tidak heran bila Anda tak bergairah bersaksi. Karena itu

(0.50) (Hab 2:4) (endetn: akan rebah)

diperbaiki. Tertulis: "(djiwa) akan kembung (sombong) jang tidak lurus didalamnja".

(0.47) (Yes 4:1) (jerusalem: ambillah aib) Oleh karena banyak laki-laki tewas dalam perang, Yes 3:25-26, maka beberapa wanita minta pada seorang priya yang sama supaya diperbolehkan "melekatkan namanya pada nama mereka", artinya: supaya priya itu menjadi tuan perempuan-perempuan itu. Begitulah arti ungkapan Ibrani itu. Perempuan-perempuan Yerusalem yang sombong menjadi isteri muda gundik.
(0.47) (2Raj 19:20) (sh: Asyur bagai tong kosong (Sabtu, 9 Juli 2005))
Asyur bagai tong kosong

Tidak ada orang yang dapat bertahan di hadapan Tuhan. Sehebat-hebatnya orang itu, ia tetap manusia ciptaan-Nya. Jadi, sikap sombong pada hakikatnya adalah sikap tidak tahu diri, lupa hakikat diri, dan tidak mau mengakui Tuhan.

Melalui Nabi Yesaya, Allah menjawab doa Raja Hizkia yang meminta pertolongan-Nya agar Yehuda diselamatkan dari pengepungan tentara Asyur. Pertama, kesombongan Asyur tidak berarti apa pun di mata Allah (ayat Orang+yang+sombong+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">22). Allah sudah menentukan akhir hidup mereka maka Allah akan menggiring mereka pulang melalui jalan yang sama saat mereka datang (ayat Orang+yang+sombong+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">25-28). Mereka tidak akan mampu mengepung Yerusalem apalagi mengalahkan umat Allah (ayat Orang+yang+sombong+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">32-34). Kedua, Allah akan menyelamatkan umat Yehuda dari tangan Asyur, memelihara umat-Nya serta mencukupi kebutuhan hidup mereka. Allah sendiri akan memulihkan kehidupan umat-Nya dari segala penderitaan akibat penindasan musuh mereka (ayat Orang+yang+sombong+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">29-31).

Pernyataan firman Tuhan segera tergenapi. Allah menghukum Asyur dengan pukulan dahsyat. Pasukan Sanherib dibunuh oleh Malaikat TUHAN, sementara Sanherib, raja Asyur yang pongah itu akhirnya dibunuh oleh anak-anaknya sendiri (ayat Orang+yang+sombong+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">35-37). Sedangkan Yehuda luput dari penyerbuan Asyur. Yehuda terhindar dari kekerasan Asyur karena belas kasih Allah dan karena ikatan perjanjian Allah dengan Daud, leluhur mereka (ayat Orang+yang+sombong+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">34).

Jangan seperti tong kosong yang nyaring bunyinya. Jangan seperti Asyur yang sombong menghadapi umat Tuhan padahal Asyur tidak mampu. Jangan takut pada musuh yang sombong, Tuhan pasti melindungi kita. Namun, bila kita sudah ditolong-Nya, janganlah merasa diri sendiri lebih baik daripada para musuh kita. Tuhan menolong karena Ia mengasihi kita.

Camkan: Tangan Tuhan terangkat memukul mereka yang congkak, namun dengan lembut tangan-Nya melindungi mereka yang bersandar pada-Nya.

(0.47) (Mzm 82:6) (jerusalem: berfirman) Maksud ucapan ilahi itu ialah: Walaupun penguasa dan hakim mewakili Allah dan karenanya boleh disebut ilahi, namun mereka tidak boleh menjadi sombong karenanya, sebab sama seperti manusia lain mereka lekas mati (sebagai hukuman). Pikiran ini mungkin oleh pesajak ditempatkan pada latar belakang mitologi: Allah merendahkan penguasa dunia ini, sama seperti Ia meniadakan allah-allah gadungan dari dunia kedewaan, bdk Yes 14:12; Yeh 28:11 dst. Ucapan ilahi itu oleh Yesus dalam konteks yang lain sama sekali diterapkan pada orang-orang Yahudi yang mendapat pengetahuan tentang firman Allah, Yoh 10:34.


TIP #11: Klik ikon untuk membuka halaman ramah cetak. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA