Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 5 No. 1 Tahun 1990 >  KEBANGKITAN ORANG MATI SEBUAH TELAAH DARI ALKITAB > 
IMPLIKASI DOKTRINAL DARI AJARAN DI ATAS 

Apa perlunya kita membahas soal kebangkitan dari segi ini atau dari kesaksian Alkitab? Bukankah cukup banyak orang Kristen yang tidak meragukan lagi tentang jaminan kebangkitan sesudah mati?

Ternyata tidak semua teolog Kristen meyakini tentang janji kebangkitan atau hidup sesudah mati. Bagi Rudolf Bultmann, menurut Stephen Travis, pengharapan tentang adanya suatu kehidupan sesudah mati itu bukan saja "unintelligible" (tidak dapat dipahami) buat manusia modern, melainkan pandangan itu juga "completely meaningless" (=sama sekali tidak berarti).121 Penolakan seperti ini secara implisit juga terkandung dalam karya tulis Jurgen Moltmann. Baginya, suatu keyakinan akan kehidupan sesudah mati di masa mendatang itu hanya akan menghasilkan suatu "resigned attitude to life" (suatu sikap yang menyerah saja kepada kehidupan)122 Pada bagian lain ia menulis: "Resurrection life is not a further life after death", melainkan kebangkitan hanya melambangkan puncak terakhir dari sejarah; sesudah itu, yang ada hanyalah Allah.123

Bagi rasul Paulus, jikalau orang mati tidak dibangkitkan, lebih baik kita mengadopsi saja motto "Marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati" (I Korintus 15:32). Tetapi yang benar adalah bahwa "Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal (I Korintus 15:20). Karena itu, semua orang percaya yang telah meninggal akan "dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus" (ayat 22).



TIP #34: Tip apa yang ingin Anda lihat di sini? Beritahu kami dengan klik "Laporan Masalah/Saran" di bagian bawah halaman. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA