Sebuah tema yang menarik, namun ini mungkin dinilai sebagai sesuatu yang tidak realistis menurut penilaian beberapa orang. Siapakah manusia rohani itu? Adakah manusia rohani di muka bumi ini? Setelah merenungkan kata ini dengan lebih mendalam, Roh Kudus memberikan penerangan kepada saya dengan mengingatkan saya kepada perkataan Tuhan Yesus di dalam Injil Yohanes 17:
"Mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus... Mereka itu milik-Mu... dan mereka telah menuruti Firman-Mu... Mereka masih ada di dalam dunia, ...tetapi mereka bukan dari dunia... Kuduskanlah mereka dalam kebenaran... Aku mengutus mereka ke dalam dunia..."46
Jadi siapakah manusia rohani? Dengan menyimpulkan perkataan Tuhan Yesus dalam ayat-ayat ini, maka manusia rohani adalah "orang-orang yang dipanggil ke luar dari dunia yang berdosa untuk memasuki persekutuan dengan Allah yang benar di dalam Yesus Kristus, tetapi yang kemudian diutus ke dalam dunia untuk menyaksikan karya kasih Allah dalam Kristus kepada dunia dengan memelihara kehidupan yang kudus sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan." Dengan demikian seorang manusia rohani adalah manusia yang diam di muka bumi namun memberitakan berita Kerajaan Surga dan mempraktekkan hidup surgawi.
Adakah manusia rohani dengan kriteria sedemikian? Apakah yang dimaksudkan dengan kehidupan surgawi itu? Bagaimana kita dapat memastikan suatu perbuatan apakah itu 'made-in' dunia atau 'made-in' Surga? Kalau kita mau menyimak dengan teliti, sebenarnya pernah ada seorang manusia yang hidup di muka bumi ini dengan mempraktekkan kehidupan surgawi, sebab Dia berasal dari Surga, yaitu Yesus Kristus Tuhan kita. Dialah yang disebut sebagai Gambar Allah47, sebab Ialah yang dapat menyatakan Allah yang benar dan seluruh kehidupan-Nya mewujudkan kehidupan Ilahi. Perkataan gambar yang ditujukan kepada pribadi Yesus Kristus, di dalam bahasa Yunani adalah eikon, di dalam bahasa Ibraninya adalah selem, Kata selem ini dipakai dalam Kejadian 1:26 untuk menyatakan bagaimana manusia pertama diciptakan oleh Allah dalam gambar (selem) dan rupa (demut) Allah. Adapun manusia yang diciptakan dalam gambar dan rupa Allah berarti ia memancarkan kemuliaan Allah dan mewujudkan kehidupan yang kudus dan benar di hadapan Allah dalam persekutuan dengan Allah. Namun Adam, sebagai manusia pertama ternyata telah gagal dalam menaati perintah dan Firman Allah. Sejak Adam jatuh dalam dosa, maka seluruh manusia di dunia sebagai keturunan Adam juga jatuh di bawah kuasa dosa. Roma 3:23 menyatakan bahwa akibat dosalah manusia telah kehilangan kemuliaan Allah. Di dalam terjemahan bahasa Inggris dikatakan: "For all have sinned and fall short of the glory of God." Pengertian kata fall short (husteros, Yunani) adalah menjadi kurang, gagal untuk mencapai standar yang ditetapkan. Jadi akibat dosa, manusia yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, yang seharusnya senantiasa menyatakan dan memancarkan kemuliaan Allah di dalam seluruh kehidupannya, kini telah gagal. Manusia tidak dapat memancarkan kemuliaan Allah. Bahkan sebaliknya manusia mempermalukan dan mendukacitakan hati Allah dengan perbuatan yang jahat, kotor dan terkutuk di hadapan Allah. Alkitab dengan tegas menyatakan betapa manusia hidup di dalam dosa, membenci kebenaran dan melawan Allah (Roma 3:10-12). Demikianlah sejak kejatuhan manusia pertama di dalam dosa, tidak ada seorang pun manusia keturunan Adam menjadi gambar Allah yang benar.
Dengan datangnya Yesus Kristus, Anak Allah, Dialah Gambar Allah yang benar. Kalau Adam yang pertama telah gagal, maka Yesus Kristus sebagai Adam yang kedua di dalam seluruh kehidupan-Nya di dunia menyatakan ketaatan-Nya kepada kehendak Allah Bapa.
"Dan sekali pun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya, dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya."48
Maka sesuai dengan rencana agung Allah, manusia yang telah jatuh dalam dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah (kurang kemuliaan Allah), di dalam Yesus Kristus dapat dibaharui dan menjadi ciptaan yang baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Allah.49 Inilah yang dimaksudkan ketika Tuhan menyatakan dalam surat Roma 8 perihal rencana-Nya atas diri umat yang telah menerima penebusan Kristus, dikatakan:
"Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran AnakNya, supaya Ia, AnakNya itu menjadi yang sulung di antara banyak saudara."50
Dengan demikian, menjadi manusia rohani adalah manusia yang menerima karya penyelamatan Yesus Kristus dan yang seumur hidupnya terus - menerus belajar kepada Kristus, sehingga makin hari hidupnya makin serupa dengan Kristus yang adalah Gambar Allah yang benar. Dengan belajar dari Dia, maka sebagai umat tebusan-Nya kita dapat mengetahui pola hidup surgawi, dan yang lebih penting lagi adalah kita mempraktekkan pola hidup surgawi itu di dalam hidup kita di dunia ini.
Apakah dan Bagaimanakah Pola Hidup Surgawi yang Dinyatakan dalam Kehidupan Kristus untuk Kita Teladani?
Sebagaimana telah dijelaskan dalam Firman Tuhan, sejak dalam rahim Maria Yesus Kristus telah dipenuhi oleh Roh Kudus.51 Di awal pelayanan-Nya dinyatakan bagaimana Roh Kudus turun atas-Nya dan Allah Bapa memproklamirkan Yesus sebagai Anak Allah yang diperkenan di hadapan-Nya. Maka dengan satu kalimat singkat dapat dikatakan bahwa kehidupan Yesus Kristus di dalam dunia adalah kehidupan yang sepenuhnya di dalam Roh Kudus. Hal ini diwujudkan dengan tindakan sebagai berikut: