Ayub 7:1-13
KonteksHidup itu berat
7:1 1 "Bukankah manusia harus bergumul o di bumi, p dan hari-harinya seperti hari-hari orang upahan? q
7:2 Seperti kepada seorang budak yang merindukan naungan, r seperti kepada orang upahan yang menanti-nantikan upahnya, s
7:3 demikianlah dibagikan kepadaku bulan-bulan yang sia-sia, dan ditentukan kepadaku t malam-malam penuh kesusahan.
7:4 Bila aku pergi tidur, maka pikirku: Bilakah aku akan bangun? u Tetapi malam merentang panjang, dan aku dicekam oleh gelisah sampai dinihari. v
7:5 Berenga w dan abu menutupi tubuhku, kulitku menjadi keras, lalu pecah. x
7:6 Hari-hariku berlalu lebih cepat dari pada torak, y dan berakhir tanpa harapan. z
7:7 Ingatlah, bahwa hidupku hanya hembusan a nafas; mataku tidak akan lagi b melihat yang baik.
7:8 Orang yang memandang aku, tidak akan melihat aku lagi, sementara Engkau memandang aku, aku tidak ada lagi. c
7:9 Sebagaimana awan lenyap d dan melayang hilang, demikian juga orang yang turun ke dalam dunia orang mati e tidak akan muncul kembali. f
7:10 Ia tidak lagi kembali ke rumahnya, dan tidak dikenal lagi g oleh tempat tinggalnya. h
7:11 Oleh sebab itu akupun tidak akan menahan i mulutku, aku akan berbicara dalam kesesakan j jiwaku 2 , mengeluh k dalam kepedihan hatiku. l
7:12 Apakah aku ini laut m atau naga, n sehingga Engkau menempatkan penjaga o terhadap aku?
7:13 Apabila aku berpikir: Tempat tidurku akan memberi aku penghiburan, dan tempat pembaringanku akan meringankan keluh kesahku, p


[7:1] 1 Full Life : AYUB BERBICARA KEPADA ALLAH.
Nas : Ayub 7:1
Ayub kini berpaling dari teman-temannya, yang rupanya tidak mengerti, dan berdoa kepada Tuhan. Perhatian Ayub yang terbesar selama semua percakapan adalah tentang Allah. Bahkan ketika ia berbicara tentang Allah dengan bentuk orang ketiga, Ayub senantiasa sadar akan kehadiran-Nya. Hati Ayub tidak pernah berpaling dari Allah yang dikasihinya.
[7:11] 2 Full Life : KESESAKAN JIWAKU.
Nas : Ayub 7:11
Ayub sering kali berbicara tentang kesedihan dan kegetiran roh dan jiwanya (bd. Ayub 10:1; 27:2). Ia menjadi orang yang sangat menderita pada seluruh aspek hidupnya.
- 1) Secara jasmaniah ia kehilangan kekayaan, anak-anak, dan kesehatannya (Ayub 1:13-19; 2:7-8).
- 2) Secara sosial ia diasingkan dari semua sahabat dan keluarganya (Ayub 2:7-8; 19:13-19). Ia dicemooh oleh masyarakat umum (Ayub 16:10; 30:1-10) serta dikhianati oleh sahabat-sahabat karibnya (Ayub 6:14-23).
- 3) Secara rohani ia merasa ditinggalkan oleh Allah, karena percaya bahwa Tuhan telah berbalik melawan dia (ayat Ayub 7:17-19; 6:4).
- 4) Karena disiksa dalam bermacam-macam cara, Ayub mengalami berbagai macam perasaan: kekhawatiran (ayat Ayub 7:4,13-14), ketidaktentuan (Ayub 9:20), penolakan dan pengkhianatan (Ayub 10:3; 12:4), ketakutan (Ayub 6:4; 9:28), kesepian (Ayub 19:13-19), dan keputusasaan yang membuatnya ingin mati (pasal Ayub 3:1-26).