2 Tawarikh 7:10
Konteks7:10 Pada hari yang kedua puluh tiga, bulan ketujuh, disuruhnya bangsa itu pulang ke kemah-kemah mereka sambil bersukacita dan bergembira atas kebaikan yang telah dilakukan TUHAN kepada Daud, kepada Salomo, dan kepada orang Israel, umat-Nya.
2 Tawarikh 9:9
Konteks9:9 Lalu diberikan kepada raja seratus dua puluh talenta emas, j dan sangat banyak rempah-rempah dan batu permata yang mahal-mahal; tidak pernah lagi ada rempah-rempah seperti yang diberikan ratu negeri Syeba kepada raja Salomo itu.
2 Tawarikh 10:6
Konteks10:6 Sesudah itu Rehabeam meminta nasihat dari para tua-tua e yang selama hidup Salomo mendampingi Salomo, ayahnya, katanya: "Apakah nasihatmu untuk menjawab rakyat itu?"
2 Tawarikh 18:12
Konteks18:12 Suruhan yang pergi memanggil Mikha itu berkata kepadanya: "Ketahuilah, nabi-nabi itu sudah sepakat meramalkan yang baik bagi raja, hendaklah engkau juga berbicara seperti salah seorang dari pada mereka dan meramalkan yang baik."
2 Tawarikh 30:8
Konteks30:8 Sekarang, janganlah tegar tengkuk z seperti nenek moyangmu. Serahkanlah dirimu kepada TUHAN 1 dan datanglah ke tempat kudus yang telah dikuduskan-Nya untuk selama-lamanya, serta beribadahlah kepada TUHAN, Allahmu, supaya murka-Nya a yang menyala-nyala undur dari padamu.
2 Tawarikh 32:31
Konteks32:31 Demikianlah juga ketika utusan-utusan raja-raja Babel j datang kepadanya untuk menanyakan tentang tanda ajaib k yang telah terjadi di negeri, ketika itu Allah meninggalkan dia untuk mencobainya 2 , l supaya diketahui segala isi hatinya.
[30:8] 1 Full Life : SERAHKANLAH DIRIMU KEPADA TUHAN.
Nas : 2Taw 30:8
Hizkia menekankan empat kebenaran mengenai pertobatan sejati.
- 1) Umat Allah harus kembali kepada-Nya dengan keinginan untuk meninggalkan dosa dan mengakui Dia sebagai Tuhan jikalau mereka ingin mengalami perkenan-Nya (ayat 2Taw 30:6-8). Allah tidak akan kembali dan memberkati umat-Nya selagi mereka senang dengan dosa (Hos 5:4,15).
- 2) Umat Allah harus kembali kepada-Nya dengan maksud yang tulus untuk
menaati perintah-perintah-Nya. Jika umat Allah tidak meninggalkan
cara-cara dunia yang berdosa dan mengejar kemurnian hati dan ketaatan
kepada firman-Nya, Allah akan mendatangkan malapetaka dan kebinasaan
atas mereka dan keluarga (lih. ayat 2Taw 30:7;
lihat cat. --> Mat 5:13).
[atau ref. Mat 5:13]
- 3) Umat Allah harus kembali kepada-Nya dalam penyerahan, penyembahan, dan pelayanan jikalau mereka harap untuk lolos dari murka-Nya yang menyala-nyala terhadap dosa. Istilah "serahkan dirimu kepada Tuhan" secara harfiah berarti "berikanlah tangan kepada Tuhan". Tangan diberikan sebagai tanda ketaatan dan kesetiaan mutlak kepada Allah dan jalan-jalan-Nya yang benar (bd. 2Raj 10:15; Ezr 10:19; Yeh 17:18).
- 4) Umat Allah harus kembali kepada-Nya di dalam doa yang tak
berkeputusan jikalau mereka hendak mengalami kembali kasih karunia dan
belas kasihan-Nya (ayat 2Taw 30:9,19-20,27;
lihat cat. --> 2Taw 14:4).
[atau ref. 2Taw 14:4]
[32:31] 2 Full Life : UNTUK MENCOBAINYA.
Nas : 2Taw 32:31
Kisah mengenai urusan Hizkia dengan utusan-utusan Babel terdapat dalam 2Raj 29:12-19 dan pasal Yes 39:1-8. Allah kadang-kadang menarik tanda-tanda kedekatan dan perkenan-Nya supaya menguji hati dan keteguhan kepercayaan hamba-hamba pilihan-Nya. Allah dapat juga menguji kemurnian pengabdian orang percaya supaya melatih mereka dalam kerendahan hati dan mempersiapkan mereka untuk tugas atau tanggung jawab yang lebih besar.
- 1) Beberapa cara Allah menguji umat-Nya ialah dengan
- (a) keadaan buruk yang tak kunjung berakhir, seperti Yusuf di Mesir (Kej 39:1-40:23),
- (b) penderitaan jasmaniah atau emosional, seperti Ayub (Ayub 1:1-2:13),
- (c) penundaan penggenapan janji-janji Allah, seperti Abraham dan Sara (pasal Kej 15:1-21:34) dan mimpi-mimpi Yusuf (Kej 37:1-36; 42:6; bd. Mazm 105:17-19),
- (d) ujian ketaatan yang sulit, seperti Abraham dengan Ishak (Kej 22:1-24) atau Raja Saul (1Sam 15:1-35), dan
- (e) musim-musim kekeringan atau kegelapan rohani yang dialami sebagian besar umat Allah pada waktu tertentu dalam kehidupan ini.
- 2) Belajar untuk mempercayai Allah dan tetap setia di tengah-tengah pengalaman yang berat menghasilkan buah iman teguh yang matang, watak teruji, ketaatan dewasa, dan perkenan Allah (bd. 2Kor 12:7-10). Di tengah-tengah ujian yang berat, Ayub menyatakan, "Karena Ia tahu jalan hidupku, seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas" (Ayub 23:10; bd. Za 13:9). Diuji oleh Allah belum tentu menjadi tanda bahwa Ia tidak berkenan atau menghukum kita, tetapi mungkin menjadi tanda dari maksud-Nya yang lebih besar bagi orang yang hatinya sedang diuji oleh-Nya.