2 Tawarikh 6:12
KonteksDoa Salomo
6:12 Kemudian berdirilah ia di depan mezbah TUHAN di hadapan segenap jemaah Israel, lalu menadahkan tangannya;
2 Tawarikh 18:22
Konteks18:22 Karena itu, sesungguhnya TUHAN telah menaruh roh dusta 1 ke dalam mulut nabi-nabimu d ini, sebab TUHAN telah menetapkan untuk menimpakan malapetaka kepadamu."
2 Tawarikh 28:12
Konteks28:12 Lalu bangkitlah beberapa pemimpin bani Efraim, yakni: Azarya bin Yohanan, Berekhya bin Mesilemot, Yehizkia bin Salum dan Amasa bin Hadlai menghadapi orang-orang yang pulang dari perang,
2 Tawarikh 32:31
Konteks32:31 Demikianlah juga ketika utusan-utusan raja-raja Babel j datang kepadanya untuk menanyakan tentang tanda ajaib k yang telah terjadi di negeri, ketika itu Allah meninggalkan dia untuk mencobainya 2 , l supaya diketahui segala isi hatinya.
[18:22] 1 Full Life : ROH DUSTA.
Nas : 2Taw 18:22
Lihat cat. --> 1Raj 22:23.
[atau ref. 1Raj 22:23]
[32:31] 2 Full Life : UNTUK MENCOBAINYA.
Nas : 2Taw 32:31
Kisah mengenai urusan Hizkia dengan utusan-utusan Babel terdapat dalam 2Raj 29:12-19 dan pasal Yes 39:1-8. Allah kadang-kadang menarik tanda-tanda kedekatan dan perkenan-Nya supaya menguji hati dan keteguhan kepercayaan hamba-hamba pilihan-Nya. Allah dapat juga menguji kemurnian pengabdian orang percaya supaya melatih mereka dalam kerendahan hati dan mempersiapkan mereka untuk tugas atau tanggung jawab yang lebih besar.
- 1) Beberapa cara Allah menguji umat-Nya ialah dengan
- (a) keadaan buruk yang tak kunjung berakhir, seperti Yusuf di Mesir (Kej 39:1-40:23),
- (b) penderitaan jasmaniah atau emosional, seperti Ayub (Ayub 1:1-2:13),
- (c) penundaan penggenapan janji-janji Allah, seperti Abraham dan Sara (pasal Kej 15:1-21:34) dan mimpi-mimpi Yusuf (Kej 37:1-36; 42:6; bd. Mazm 105:17-19),
- (d) ujian ketaatan yang sulit, seperti Abraham dengan Ishak (Kej 22:1-24) atau Raja Saul (1Sam 15:1-35), dan
- (e) musim-musim kekeringan atau kegelapan rohani yang dialami sebagian besar umat Allah pada waktu tertentu dalam kehidupan ini.
- 2) Belajar untuk mempercayai Allah dan tetap setia di tengah-tengah pengalaman yang berat menghasilkan buah iman teguh yang matang, watak teruji, ketaatan dewasa, dan perkenan Allah (bd. 2Kor 12:7-10). Di tengah-tengah ujian yang berat, Ayub menyatakan, "Karena Ia tahu jalan hidupku, seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas" (Ayub 23:10; bd. Za 13:9). Diuji oleh Allah belum tentu menjadi tanda bahwa Ia tidak berkenan atau menghukum kita, tetapi mungkin menjadi tanda dari maksud-Nya yang lebih besar bagi orang yang hatinya sedang diuji oleh-Nya.