16 Juni 2003

Kehilangan Ayah

Topik : Kesedihan/Dukacita

Nats : Lalu Yusuf merebahkan dirinya mendekap muka ayahnya serta menangisi dan mencium dia (Kejadian 50:1)
Bacaan : Kejadian 49:28 -- 50:3

Neil Chethik menulis sebuah buku me-ngenai bagaimana anak laki-laki menghadapi kematian ayah mereka. Ia melakukan penelitian terhadap 300 orang dan menemukan bahwa 65 persen dari mereka mengatakan bahwa kematian ayah sangat mempengaruhi kehidupan mereka, melebihi kehilangan hal-hal lain. Chethik berkata, "Masing-masing responden mengalami penataan kembali hidup batiniah secara signifikan."

Seorang pendeta yang berusia 48 tahun berkata, "Ketika ayah saya meninggal, seolah-olah saya mendiami ... sebuah rumah dengan sebuah jendela kaca besar yang memperlihatkan deretan pegunungan. Suatu hari saya melihat ke luar jendela, dan mendapati bahwa salah satu dari gunung tersebut tiba-tiba hilang."

Ketika Yakub meninggal, Yusuf merasakan suatu kehilangan yang besar. Di Alkitab kita membaca "lalu Yusuf merebahkan dirinya mendekap muka ayahnya serta menangisi dan mencium dia" (Kejadian 50:1). Seluruh masa upacara, perkabungan, dan penguburan berlangsung lebih dari dua bulan.

Bagi sebagian besar dari kita, ayah akan meninggal mendahului kita. Sudah sewajarnya apabila kita berdukacita atas kehilangan itu, entah kenangan yang kita miliki membahagiakan ataupun menyakitkan.

Allah berjanji bahwa suatu saat kelak "tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita" (Wahyu 21:4). Sebelum saat itu tiba, air mata adalah karunia yang diberikan Allah untuk melipur lara, apabila kita harus kehilangan seorang ayah --David McCasland



TIP #11: Klik ikon untuk membuka halaman ramah cetak. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA