Daftar Isi
LAMBANG: Alegori
BROWNING: ALEGORI

alegori

Alegori [lambang]

Adalah metafora yang diperluas. Seperti metafora, alegori dipakai untuk mengibaratkan sesuatu sebagai sesuatu yang lain, tapi lebih rinci dan panjang daripada metafora. Alegori adalah cerita yang mengajarkan banyak kebenaran melalui pelbagai metafora, sedangkan perumpamaan biasanya hanya mengajarkan satu pokok kebenaran. Berbeda dari perumpamaan, tidak setiap alegori mempunyai alur cerita - walaupun ada juga yang memiliki alur, seperti Gal 4:21-31. Contoh-contoh alegori lainnya terdapat dalam Mzm 80:8-15; Ams 5:3-5; Pkh 12:3-7; Yoh 15:1-8; 1 Kor 3:10-15.

ALEGORI [browning]

Suatu metode *penafsiran atau eksposisi yang menganggap kata-kata berisi makna sekunder, yang berbeda dengan makna lugasnya. Pilgrim's Progress karya John Bunyan adalah alegori. Dalam PL, Yesaya (5:1-6) berisi alegori tentang anggur. Dalam Gal. 4:24 Paulus menggunakan cerita dalam Kej. 16 dan 17, mengenai dua orang anak *Abraham, untuk mendukung pendapat (yang telah dipegangnya) bahwa *Ishak, anak *Sara, seorang perempuan merdeka, mewakili keturunan Abraham secara spiritual, sedangkan *Ismael, anak *Hagar, seorang perempuan yang tidak merdeka, melambangkan mereka yang hubungannya dengan Abraham adalah karena keturunan secara alamiah yang lebih rendah.

Ia mengartikan bahwa teks Kitab Kejadian memiliki makna lebih tinggi di atas makna harfiah dan historisnya: Ishak melambangkan umat Kristen, yang berada dalam relasi dengan Allah sebagai anak-anak yang merdeka. Mereka memiliki iman seperti iman Abraham: Ishak dilahirkan 'melalui janji'. Hagar melahirkan anak-anak dengan status budak -- artinya orang-orang Yahudi yang terikat pada *Taurat. Dua tokoh perempuan Kitab Kejadian ini disamakan oleh Paulus dengan dua macam perjanjian -- lama dan baru -- dan dua macam Yerusalem -- Yerusalem sekarang ini dan yang di atas, Yerusalem surgawi. Paulus mengutip Yes. 54:1 dalam Gal. 4:27 tentang Yerusalem sebelum dan sesudah pembuangan di *Babel: Sara, yang menderita cobaan berat sebagai perempuan mandul, memiliki lebih banyak alasan untuk bersukacita daripada orang yang memiliki suami (Hagar). Yerusalem baru, melalui Gereja, memberikan lebih banyak daripada yang lama: kemerdekaan daripada perbudakan, Injil daripada Taurat.

Di *Aleksandria, *Philo menggunakan metode alegoris untuk mengurangi referensi dan hal-ikhwal dalam PL yang menyakitkan hati bagi para penyembah berhala. *Origenes di Aleksandria (200 M) melanjutkan metode ini demi kepentingan kekristenan. Di balik rincian ritual dan sejarah yang tidak menyenangkan, Origenes menemukan kebenaran-kebenaran abadi. Dengan mengusulkan bahwa PL memiliki lapisan-lapisan makna di balik yang harfiah, ia membuat PL dapat diterima dan ia mempertegas kesatuan PL dengan PB, yang berlawanan dengan pandangan orang seperti *Marcion.

Dalam Injil-injil beberapa perumpamaan telah diberi pemaknaan alegoris, dan dikatakan bahwa rincian perumpamaan berisi arti yang lebih dalam, sebagaimana *perumpamaan Seorang Penabur (Mrk. 4:3-8, yang dijelaskan dengan 4:14-20). Bagi mereka yang cenderung pada pandangan keras, bahwa perumpamaan-perumpamaan Yesus memiliki makna tunggal, tidak bermacam-macam, alegorisasi seperti itu menunjukkan perkembangan dalam persekutuan setelah zaman Yesus. Hal ini tidak harus dianggap tidak sah, tetapi terbuka bagi para pembaca dari kebudayaan dan generasi yang berbeda-beda, untuk memberikan penafsirannya sendiri atas teks-teks tersebut. Penulis aslinya tidak memiliki hak cipta atas interpretasi tertentu. Ia hanya menyampaikannya dengan cara itu, dan kemudian memperoleh makna-makna baru, sekalipun bukan sekadar khayalan atau kesewenang-wenangan. Namun, kini banyak sarjana menerima bahwa Yesus sendiri kemungkinan menggunakan beberapa alegori dalam perumpamaan-perumpamaan-Nya.

Dengan mengambil pembedaan Paulus (2Kor. 3:6) antara 'yang tersurat' dengan 'yang tersirat', umat Kristen menafsirkan secara alegoris ketetapan-ketetapan dalam Taurat yang tidak lagi dipatuhi, seperti seluruh sistem kesucian ritual. Dengan demikian, berarti mereka menghormati kepengarangan Kitab Suci yang telah mereka terima (PL) dan juga menjadikannya relevan bagi iman dan praktik mereka. Bapa-bapa umat Kristen setelah Origenes sangat menyenangi metode alegoris dan menerapkannya untuk PB. *Augustinus menganggap semua bagian di dalam perumpamaan Yesus tentang Orang Samaria yang Baik Hati mempunyai makna yang 'lebih dalam'; jadi, rumah penginapan (Luk. 10: 34) yang memberi pertolongan itu melambangkan Gereja.




TIP #32: Gunakan Pencarian Khusus untuk melakukan pencarian Teks Alkitab, Tafsiran/Catatan, Studi Kamus, Ilustrasi, Artikel, Ref. Silang, Leksikon, Pertanyaan-Pertanyaan, Gambar, Himne, Topikal. Anda juga dapat mencari bahan-bahan yang berkaitan dengan ayat-ayat yang anda inginkan melalui pencarian Referensi Ayat. [SEMUA]
dibuat dalam 0.07 detik
dipersembahkan oleh YLSA