Daftar Isi
BROWNING: YUNUS, KITAB
ENSIKLOPEDIA: YUNUS, KITAB

YUNUS, KITAB

YUNUS, KITAB [browning]

Salah satu kitab nabi-nabi kecil dalam PL. 'Pahlawan' dalam kitab ini hidup pada abad ke-8 sM (2Raj. 14:25), namun kitab ini adalah sebuah perumpamaan panjang, yang kemungkinan ditulis pada abad ke-6 sM. Kitab ini memaparkan bagaimana Yunus diutus untuk memperingatkan *Niniwe, ibukota *Asyur, atas kejahatannya yang besar dan konsekuensi-konsekuensinya. Yunus berangkat naik kapal dalam rangka menghindarkan diri dari misi yang tidak menyenangkan ini. Namun, dalam badai, oleh para awak kapal, ia dituduh sebagai penyebab kemarahan ilahi, dan dilempar keluar dari kapal. Laut menjadi tenang kembali. Namun, Yunus diselamatkan oleh seekor ikan besar (Yun. 2). Setelah itu, Yunus menyelesaikan misinya dengan sukses. Nabi ini menyesalkan keberhasilannya. Ia berpikir, orang-orang Niniwe sudah selayaknya menderita. Karena sikap kikirnya itu, ia dengan keras dikecam. Jadi, sebagai sebuah perumpamaan, kitab ini rupanya menyiratkan kemurahan Allah yang bersifat universal untuk semua manusia, baik orang *bukan Yahudi, maupun orang Yahudi. Kitab ini merupakan risalah yang menolak nasionalisme sempit, yang dihubungkan dengan *Ezra setelah *pembuangan.

Dalam Mat. 12:38-42, dikatakan bahwa orang-orang *Farisi yang meminta tanda dari Yesus hanya memiliki tanda Yunus -- perlu adanya pertobatan. Namun, tambahan editorial, yang agaknya merupakan nukilan refleksi Kristen mula-mula, menganggap Yunus sebagai perlambang *kebangkitan Yesus dalam PL (Mat. 12:40).

YUNUS, KITAB [ensiklopedia]

I. Garis besar isi

Kitab ini terdiri dari 4 bab. Tiap bab mempunyai pokok bahasan sendiri. Bab I bercerita tentang Yunus, yg diperintahkan Allah ke Niniwe menentang kejahatan. Tapi Yunus menolak dan berlayar ke arah yg bertentangan. Badai besar mengamuk, dan akhirnya Yunus dilemparkan oleh awak kapal ke taut atas permintaannya sendiri. Lalu nabi itu ditelan oleh seekor ikan raksasa. Bab 2 berisi kalimat doa permohonannya, atau lebih baik mazmur ucapan syukur, dari perut ikan itu. Segera sesudah itu Yunus dimuntahkan oleh ikan itu ke pantai. Bab 3 menceritakan bahwa Yunus akhirnya ke Niniwe. Khotbahnya tentang hukuman yg akan datang mendorong penduduk kota itu untuk bertobat dari hidupnya yg jahat. Bab 4 bercerita tentang Yunus marah-marah, karena penduduk Niniwe bertobat sehingga luput dari kemusnahan; sesudah itu Allah, dengan menumbuhkan kasih sayang Yunus terhadap sebatang pohon jarak, mengajar dia mengasihi semua orang.

II. Penulis dan tarikh

Tidak ada acuan dalam Kitab ini tentang siapa penulisnya. Mungkin Yunus sendirilah yg menulisnya, tapi Kitab itu tak pernah memakai diri pertama (bertentangan dgn ump Hos 3:1). Boleh jadi tarikhnya sekitar awal abad 8, seperti teracu dalam Yun 3:3, seolah-olah kota Niniwe tidak ada lagi (kota itu dimusnahkan thn 612 sM). Jika bukan Yunus penulisnya, tidak seorang pun dapat mengatakan siapa menulis Kitab ini. Tarikhnya mungkin abad 8, tapi boleh jadi tidak lebih dini dari abad 6. Ke-12 nabi kecil sudah dikenal dan dihormati menjelang akhir abad 3 (bnd Ekkl 40:10), jadi abad 3 adalah tarikh terakhir bagi penulisan Kitab itu, yg kemungkinannya dapat diterima. Penekanan akan keselamatan non-Yahudi dalam Kitab ini, sering dianggap sebagai protes atas fanatisme roh ultranasional Yahudi sesudah zaman Ezra. Tapi perikop-perikop yg bernada demikian sudah berkumandang pada abad 8 (bnd Yes 2:2 dab). Ada ciri-ciri dalam bh Ibrani Yun yg mendukung tarikh yg kemudian (sesudah Pembuangan). Tapi singkatnya Kitab itu tidak menopang alasan-alasan yg didasarkan pada ciri-ciri kebahasaan itu (lih juga D. W. B Robinson dlm NBCR ttg ini).

III. Pengertian-pengertian yg berbeda

Sifat Kitab ini menimbulkan banyak pertentangan. Ada yg mengatakan Kitab itu mitologi, alegori, tafsiran (Midrasy), perumpamaan dan sejarah. Tapi tudingan bahwa Kitab ini mitologi atau alegori sudah ditolak. Para ahli masa kini menalar buku ini terutama sebagai perumpamaan. Yg lain menalarnya sebagai 'midrasy'.

Nalar yg mengandaikan Kitab ini adalah perumpamaan, lebih sederhana dan lebih mungkin. Penganut pandangan ini mengatakan bahwa Kitab itu hanyalah suatu cerita mengenai perilaku, yg dapat dibandingkan dengan cerita Natan kepada Daud (2 Sam 12:1 dab) atau dengan perumpamaan Tuhan Yesus tentang orang Samaria yg murah hati (Luk 10:30 dab), yg tentu, mengajarkan pelajaran yg sama seperti Kitab Yun. Pendapat yg menalar Kitab Yun adalah perumpamaan bukanlah kebijakan yg sahih untuk mengelakkan kepercayaan kepada mujizat Yunus, yg keluar hidup-hidup dari perut ikan raksasa itu, dalam arti harfiahnya. Ada beberapa perumpamaan seperti itu dalam Alkitab; kritik murahan yg menentang penafsiran ini didasarkan pada ketidaksamaan panjang cerita.

Nalar historis didasarkan pada makna naskah yg begitu gamblang, dan pada fakta bahwa tokoh cerita itu adalah orang tertentu dan nyata ada, yaitu Yunus bin Amitai (padahal tokoh-tokoh dlm perumpamaan-perumpamaan seperti disinggung tidak mempunyai nama). Tradisi Yahudi menalar Kitab ini benar-benar terjadi dalam anti harfiahnya. Dan fakta bahwa Tuhan Yesus juga merujuk ke Kitab Yun (Mat 12; Luk 11) menyiratkan bahwa Yesus juga menalarnya demikian, kendati itu tidaklah mutlak.

Nalar historis ditentang mengenai beberapa hal, terutama mujizat berkaitan dengan ikan itu, ukuran luas Niniwe dikatakan terlalu besar, pernyataan bahwa raja dan penduduk kota itu tidak hanya mendengarkan seorang asing nabi Ibrani, tapi juga tanpa ragu dan tanpa syarat bertobat, dan akhirnya, laju pertumbuhan pohon jarak yg tidak alamiah itu.

Tapi, mujizat memang selamanya ajaib, dan kejadian yg serupa dengan cerita ini pernah terjadi pada zaman modern. Pertumbuhan pohon jarak yg begitu cepat bisa saja suatu mujizat; atau, lebih sederhana, orang bisa mempertahankan bahwa Yun 4:10 tidak dimaksudkan berarti harfiah. Mengenai ukuran Niniwe (Yun 3:3), mungkin maksud penulis ialah daerah yg lebih luas dari kota itu sendiri. Yg meneguhkan pendapat ini bisa dilihat dalam hal ia menunjuk kepada seorang 'raja Niniwe' (3:6), padahal para penulis lain dari PL berkata tentang raja-raja Asyur, yg ibukotanya adalah Niniwe. *NINIWE. Juga dapat dikemukakan bahwa akibat nasib buruk yg menimpa Asyur sebelum Tiglat-Pileser III (thn 745 sM) naik takhta, orang Niniwe bersedia mendengarkan nabi yg menubuatkan malapetaka yg pasti akan menimpa mereka, kecuali mereka bertobat. Agama mereka adalah agama politeisme, jadi mereka bisa menyingkirkan penghinaan bahkan terhadap Allah asing yg mereka tidak kenal.

Dapat dikatakan bahwa tidak satu pun keberatan atas nalar historis itu yg tak dapat diatasi. Demikian juga dapat dikatakan tentang nalar perumpamaan.

IV. Tujuan

Disepakati bahwa Kitab Yun bernafas didaktik. Kalimatnya yg terakhir adalah pertanyaan yg menantang (bnd Luk 10: 36). Apakah maksudnya memprotes agama Yudais yg picik dan eksklusif, atau mendorong bangkitnya upaya misi, atau menerangkan ihwal nubuat-nubuat terdahulu mengenai pembinasaan bangsa-bangsa asing yg nampaknya tidak digenapi? Tanpa mengetahui jelas suasana saat penerbitan Kitab ini, kita tak dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan itu. Namun demikian jawabnya adalah saling terkait. Dan Yun gamblang menekankan kuasa universal Allah, atas perseorangan dan segenap bangsa di Timur dan di Barat, atas kehidupan dan kematian; juga kasih universal Allah, baik atas orang Yahudi yg durhaka dan segenap non-Yahudi yg kejam.

V. Susunan

Kitab ini umumnya diterima sebagai satu kesatuan, kecuali 2:2-9 yg oleh beberapa ahli dianggap sisipan. Tapi akhir-akhir ini semua cenderung menerima Yun seutuhnya sebagai asli (bnd Kaiser, IOT, hlm 196). Mazmur itu (2:2-9) tidak seaneh seperti dulu dianggap orang. Yunus sudah diselamatkan dari bahaya mati tenggelam, kendati ia belum dibebaskan dari perut ikan itu. Penggunaan bahasa tradisional kelautan untuk menggambarkan maut sangat cocok. Makna harfiah istilah-istilah itu mendasari rujukan dalam PB perihal tafsir dan maknanya (bnd Mat 12:39 dab).

KEPUSTAKAAN. A. J Wilson, PTR 25, 1927, hlm 636 dst; G. Ch Aalders, The Problem of the Book of Jonah, 1948; L. C Allen, The Books of Joel ... Jonah ..., NICOT, 1976, hlm 173-235; D. W. B Robinson, NBCR; RD Kidner, 'The Distribution of Divine Names in Jonah', TynB 21, 1970, hlm 126 dst; A. R Johnson, 'Jonah 2:3-10, A Study in Cultic Phantasy', dalam Studies of OT Prophecy presented to T. H Robinson, (red.) HE Rowley, 1950; lihat juga kamus-kamus dan buku-buku pengantar yg standar. Lih 0 Kaiser, IOT, 1975, untuk kepustakaan. DFP/MHS/HAO




TIP #11: Klik ikon untuk membuka halaman ramah cetak. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA