Tirhakah

Dalam versi-versi Alkitab:

Seorang *Firaun dari Mesir yang memerintah pada 690-664 sM dan yang memimpin suatu serangan melawan *Asyur (2Raj. 19:9; Yes. 3 7:9). Tawarikh Asyur mencatat kekalahan Mesir sekitar tahun 701 sM, pada waktu Tirhaka masih perwira muda di lapangan.

Inilah Firaun Taharka dari dinasti ke-25 Mesir (dinasti Etiopia). Ia memerintah 26 thn, kr 690-664 sM. 2 Raj 19:9 (= Yes 37:9) agaknya mengisyaratkan bahwa Tirhaka memimpin tentara Mesir, yg dikalahkan oleh Sanherib di Elteke thn 701 sM, waktu menyerang Hizkia raja Yehuda. Jika demikian, maka waktu itu Tirhaka hanyalah panglima tentara, karena dia baru menjadi raja 11 thn kemudian. Gelar 'raja Etiopia' muncul dalam sumber yg digunakan oleh Yes dan 2 Raj, dan bertarikh 690 sM atau sesudahnya. Pendapat bahwa Sanherib kembali menyerbu Palestina pada awal pemerintahan Tirhaka (kr 688 sM), menuntut dua pra dalil utama: pertama, suatu gerakan militer yg kedua di Palestina oleh Sanherib, yg masih belum terbukti. Kedua, bahwa penulis-penulis PL telah membaurkan kedua serangan militer itu menjadi satu. Tentang teori ini, lih W. F. Albright, BASOR 130, 1953, hlm 8-9. Teori yg dikemukakan M. F. L Macadam dalam bukunya Temples of Kawa, 1, 1949, hlm 18-20, bahwa Tirhaka lahir thn 709 sM sehingga tidak bisa memimpin pasukan pada thn 701 sM, tidak perlu, dan menghadapi keberatan yg lain juga; lih J Leclant dan J Yoyotte, Bulletin de 1'Institut Francais d'Archeologie Orientale, 51, 1952, hlm 17-27; K. A Kitchen, The Third Intermediate Period in Egypt, 1972, hlm 383-386, bnd hlm 154 dst, 164 dst. KAK/MHS/HAO

Tirhaka: Pemberontak yang Menentang Allah

Biodata:

• Nama: Tirhaka (bahasa Ibrani: תִּרְהָקָה, Tīrhāqāh)
• Asal: Orang Kush (Nubia), wilayah selatan Mesir kuno
• Jabatan: Firaun dari Dinasti ke-25 Mesir
• Periode: Memerintah Mesir sekitar 690-664 SM
• Disebutkan dalam: 2 Raja-raja 19:9; Yesaya 37:9; 2 Tawarikh 35:20

Peristiwa Penting:

• Menentang Asyur: Tirhaka memimpin pasukan Mesir untuk membantu Yehuda melawan invasi Raja Sanherib dari Asyur (2 Raja-raja 19:9; Yesaya 37:9).
• Disebut "raja Etiopia": Alkitab menyebut Tirhaka sebagai "raja Etiopia" (2 Raja-raja 19:9), yang merujuk pada wilayah Kush di selatan Mesir.
• Pertempuran Eltekhe: Tirhaka kemungkinan terlibat dalam pertempuran ini melawan Asyur, meskipun hasilnya masih diperdebatkan oleh para sejarawan.
• Kegagalan melawan Asyur: Meskipun awalnya berhasil menahan Asyur, Tirhaka akhirnya dikalahkan dan diusir kembali ke Nubia.
• Tidak Disebutkan dalam Tawarikh: Menariknya, Tirhaka tidak disebutkan dalam catatan Asyur tentang kampanye mereka melawan Mesir dan Yehuda.

Ayat-ayat Alkitab Terkait:

• 2 Raja-raja 19:9: "Lalu datanglah kabar kepada raja Sanherib, bahwa Tirhaka, raja Etiopia, maju untuk memerangi dia. Mendengar itu, dikirimnyalah utusan-utusan lagi kepada Hizkia, dengan pesan."
• Yesaya 37:9: "Kemudian datanglah kabar kepadanya tentang Tirhaka, raja Etiopia, bunyinya: "Telah ia maju untuk memerangi engkau." Mendengar itu, dikirimnyalah utusan-utusan kepada Hizkia, dengan pesan."
• 2 Tawarikh 35:20: "Sesudah semuanya ini, ketika Yosia telah mempersiapkan bait suci, maka Nekho, raja Mesir, maju untuk berperang di Karkemis, di tepi sungai Efrat, dan Yosia keluar untuk menghadapi dia." (Ayat ini menunjukkan Tirhaka digantikan oleh firaun lain dari dinastinya)

Pelajaran dari Tirhaka:

Meskipun Tirhaka adalah penguasa yang kuat, ia tetap tunduk pada kedaulatan Allah. Alkitab tidak menggambarkannya sebagai orang benar atau jahat, tetapi sebagai instrumen dalam rencana Allah untuk Yehuda dan Asyur. Kisahnya mengingatkan kita bahwa:

• Kedaulatan Allah melampaui kekuatan manusia: Meskipun Tirhaka adalah raja yang kuat, ia tetap berada di bawah kendali Allah.
• Allah menggunakan siapa pun untuk mencapai tujuan-Nya: Allah dapat menggunakan siapa pun, bahkan penguasa asing, untuk mencapai rencana-Nya bagi umat-Nya.
• Sejarah manusia berada di tangan Allah: Peristiwa-peristiwa dunia, termasuk perang dan konflik, terjadi sesuai dengan kehendak Allah.

Meskipun informasi Alkitab tentang Tirhaka terbatas, kisahnya memberikan perspektif yang menarik tentang dinamika kekuatan di Timur Dekat kuno dan cara Allah bekerja melalui peristiwa-peristiwa sejarah.