Nabot

Ibrani

Strongs #05022: twbn Nabowth

5022 Nabowth naw-both'

Nabot

Orang Yizreel yang dibunuh oleh Izebel karena kebun anggurnya (dalam 1Raj 21:1-29).

Keluarga Ahab dibunuh karenanya (1Raj 21:17-24; 2Raj 9:21-37).

Pemilik kebun anggur yang ingin dibeli Raja *Ahab, karena berbatasan dengan tanah kerajaan. Tetapi, ketika Nabot menolak untuk menjualnya, Ratu *Izebel berkomplot untuk mengajukan tuduhan palsu sebagai *penghujatan dirinya, sehingga ia dirajam. Ahab langsung bertindak untuk memiliki kebun anggur itu, tetapi ia dihadang oleh Nabi *Elia, yang meramalkan kehancuran keturunannya dan juga Izebel (1Raj. 21).

1 Raj 21 menceritakan bagaimana Ahab dan Izebel memperoleh kebun anggur Nabot, orang Yizreel, setelah penyuapan agar memberikan kesaksian palsu untuk mendakwa Nabot menghujat Allah dan raja. Nabot dihukum secara tidak adil dan dilempari dengan batu sampai mati, sesuai dengan hukum, di luar kota (bnd Im 24:16). Seandainya Nabot mempunyai ahli-ahli waris, mungkin mereka akan mengalami nasib yg sama, atau kebun milik mereka yg karena dipersalahkan menghujat (bagi orang Israel berarti pengkhianatan) secara otomatis disita oleh raja.

Allah menyuruh Elia menghukum Ahab dan keluarganya atas perbuatan kejam ini. Karena pertobatan yg kendati kurang sungguh-sungguh, untuk sementara Ahab terlepas, tapi di kemudian hari dia meninggal secara menyedihkan (1 Raj 22:34-40). Kematian Yoram dan Izebel (2 Raj 9:25, 36) di dekat tempat pelaksanaan hukuman mati Nabot, dianggap sebagai pembalasan ilahi atas perbuatan kejam itu. JDD/AL/HAO

Nabot: Pemilik Kebun Anggur yang Teguh

Biodata:

• Nama: Nabot (berarti "buah" atau "hasil")
• Informasi Pribadi: Pemilik kebun anggur warisan di Yizreel.
• Keluarga: Tidak ada informasi detail mengenai keluarganya.
• Masa Hidup: Abad ke-9 SM, sezaman dengan Raja Ahab dan Ratu Izebel.
• Referensi Alkitab: 1 Raja-raja 21

Peristiwa Penting:

1. Penolakan terhadap Tawaran Ahab (1 Raja-raja 21:1-4): Raja Ahab menginginkan kebun anggur Nabot yang berada di dekat istana untuk dijadikan kebun sayur. Ahab menawarkan untuk membeli kebun itu atau menukarnya dengan kebun yang lebih baik. Namun, Nabot menolak dengan tegas karena kebun itu adalah milik pusaka dari nenek moyangnya. Ia berpegang teguh pada hukum Tuhan yang melarang menjual tanah pusaka (Imamat 25:23-28).

2. Konspirasi Izebel (1 Raja-raja 21:5-16): Ahab menjadi sedih dan murung karena penolakan Nabot. Izebel, istrinya yang jahat, kemudian merencanakan konspirasi untuk merebut kebun anggur tersebut. Ia memfitnah Nabot dengan tuduhan menghujat Allah dan raja. Melalui kesaksian palsu dan persidangan yang tidak adil, Nabot dihukum mati dengan dirajam.

3. Pengambilalihan Kebun Anggur dan Hukuman Tuhan (1 Raja-raja 21:17-29): Setelah kematian Nabot, Ahab mengambil alih kebun anggur tersebut. Namun, Tuhan murka atas kejahatan Ahab dan Izebel. Nabi Elia diutus untuk menyampaikan hukuman Tuhan: Ahab dan keturunannya akan dibinasakan, dan Izebel akan mati secara mengenaskan. Ahab akhirnya bertobat dan merendahkan diri di hadapan Tuhan, sehingga hukuman atas keluarganya ditunda.

Pelajaran dari Kisah Nabot:

• Keteguhan Iman: Nabot menunjukkan kesetiaan dan ketaatan kepada Tuhan, bahkan hingga mengorbankan nyawanya. Ia tidak tergiur dengan tawaran duniawi dan tetap berpegang pada hukum Tuhan.
• Keadilan dan Kejujuran: Kisah ini menunjukkan betapa pentingnya menegakkan keadilan dan kejujuran. Tindakan Izebel yang licik dan penuh tipu daya berujung pada hukuman Tuhan.
• Kedaulatan Tuhan: Meskipun manusia dapat merencanakan kejahatan, Tuhan tetap berdaulat dan akan menghakimi setiap perbuatan jahat.
• Ancaman Harta dan Kekuasaan: Kisah ini menjadi peringatan bagi mereka yang menyalahgunakan harta dan kekuasaan untuk menindas orang lain.

Ayat-ayat Alkitab Terkait:

• 1 Raja-raja 21:1-29 (seluruh pasal menceritakan kisah Nabot)
• Imamat 25:23-28 (hukum Tuhan tentang tanah pusaka)

Meskipun kemunculannya dalam Alkitab singkat, kisah Nabot memberikan pelajaran berharga tentang iman, integritas, dan keadilan. Ia menjadi teladan tentang keberanian dalam mempertahankan keyakinan dan kesetiaan kepada Tuhan, bahkan dalam menghadapi tekanan dan ancaman.