Berita nubuat dari kitab ini disampaikan melalui aneka simbol dan lambang
penyingkapan yang dramatis, yang melukiskan penyelesaian akhir dari seluruh
berita penyelamatan alkitabiah. Kitab ini menampakkan peran Kristus sebagai
Anak Domba yang layak yang disembelih (pasal 5; Wahy 5:1-14) dan Anak
Domba yang penuh murka yang akan datang untuk menghukum dunia dan
membersihkannya dari kejahatan (pasal 6-19; Wahy 6:1--19:21). Gambaran
simbol lain yang utama dalam kitab ini adalah naga besar (Iblis),
binatang laut (antikristus), binatang bumi (nabi palsu) dan Babel Besar
(pusat muslihat roh jahat dan kuasa dunia).
Setelah prolog (Wahy 1:1-8), ada tiga bagian utama dalam kitab ini. Pada
bagian pertama (Wahy 1:9--3:22), Yohanes mendapatkan suatu penglihatan
yang menakjubkan mengenai Kristus yang agung di tengah-tengah kaki dian
(jemaat-jemaat), yang menugaskan Yohanes untuk menulis surat kepada tujuh
jemaat di Asia Kecil (Wahy 1:11,19). Setiap surat (Wahy 2:1--3:22)
meliputi suatu gambaran simbolis tentang Tuhan yang agung dari penglihatan
pembukaan, penilaian terhadap jemaat tersebut, kata-kata pujian atau celaan
atau kedua-duanya, kata-kata peringatan terhadap lima jemaat, nasihat untuk
mendengar dan bertobat, dan suatu janji bagi semua yang menang. Tekanan pada
angka tujuh dalam bagian ini menunjukkan bahwa surat-surat tersebut mewakili
suatu keutuhan dari apa yang hendak difirmankan kepada jemaat di setiap kota
dan angkatan oleh Tuhan yang agung itu.
Bagian utama kedua dari kitab ini (Wahy 4:1--11:19) berisi
penglihatan-penglihatan dari perkara-perkara yang ada di sorga dan di bumi
tentang Anak Domba dan peranan-Nya dalam mengakhiri sejarah. Bagian itu
dimulai dengan suatu penglihatan tentang ruang pengadilan sorgawi yang
mahamulia di mana Allah bersemayam dalam kekudusan dan terang yang tak
terhampiri (pasal 4; Wahy 4:1-4). Pasal 5 (Wahy 5:1-14) memusatkan
perhatian pada sebuah gulungan kitab yang dimeterai yang berbicara
tentang nasib akhir. Gulungan kitab ini berada di tangan kanan Allah dan
Anak Domba sajalah yang layak untuk membuka meterai-meterainya dan
mengungkapkan isinya. Pembukaan enam meterai yang pertama
(pasal 6; Wahy 6:1-17) melangsungkan penglihatan yang telah dimulai
dalam pasal 4-5 (Wahy 4:1--5:14), kecuali sekarang pemandangan dialihkan
ke berbagai peristiwa di bumi. Lima meterai yang pertama menyingkapkan
hukuman Allah pada hari-hari terakhir yang menuntun ke arah kesudahannya.
Meterai yang keenam mengumumkan murka Allah yang akan datang. "Selingan
Pertama" kitab ini terdapat dalam pasal 7 (Wahy 7:1-17), yang
menggambarkan pemeteraian 144.000 orang di ambang pintu kesengsaraan
besar (Wahy 7:1-8) dan pahala bagi orang kudus di sorga setelah
kesengsaraan besar (Wahy 7:9-17). Pasal 8-9 (Wahy 8:1--9:21)
menyatakan pembukaan meterai ketujuh, penyingkapan rangkaian hukuman lain
yaitu ketujuh sangkakala. "Selingan Kedua" terjadi di antara sangkakala
keenam dan ketujuh, yang meliputi Yohanes dan sebuah gulungan kitab yang
kecil (Wahy 10:1-11), dan dua saksi nubuat yang kuat dalam kota besar
itu (Wahy 11:1-14). Akhirnya, sangkakala ketujuh (Wahy 11:15-19)
berfungsi sebagai pertunjukan awal dari kesudahan segala sesuatu (ayat
Wahy 1:15) dan pendahuluan adegan-adegan akhir dari rahasia Allah yang
dibentangkan (pasal 12-22; Wahy 12:1--22:21).
Bagian utama yang ketiga (Wahy 12:1--22:5) memberikan suatu gambaran
terinci mengenai perjuangan besar pada akhir zaman antara Allah dengan
musuh-Nya, Iblis. Pasal 12-13 (Wahy 12:1--13:18) menyatakan bahwa orang
kudus di bumi harus menghadapi suatu komplotan yang dahsyat dan tiga
serangkai kejahatan, yang terdiri atas
- (1) si naga besar (pasal 12; Wahy 12:1-18),
- (2) binatang laut (Wahy 13:1-10), dan
- (3) binatang bumi (Wahy 13:11-18). Pasal 14-15 (Wahy 14:1--15:8)
berisi penglihatan-penglihatan yang meyakinkan kembali orang-orang kudus
dalam kesengsaraan besar bahwa keadilan akan menang sementara Allah akan
mencurahkan murka-Nya yang terakhir atas peradaban antikristus.
Kemudian, suatu penyingkapan penuh dari murka Allah terjadi dalam
rangkaian tujuh cawan hukuman (pasal 16; Wahy 16:1-21), hukuman
atas si pelacur besar (pasal 17; Wahy 17:1-18), dan kejatuhan
Babel, Kota Besar itu (pasal 18; Wahy 18:1-24). Pada tahap ini,
terjadi kegembiraan besar di sorga, dan perjamuan kawin Anak Domba
dengan mempelai perempuan-Nya diumumkan (Wahy 19:1-10).
Akan tetapi, tahap terakhir yang hebat masih akan terjadi. Kemudian Yohanes
melihat sorga terbuka dan Kristus keluar menunggang kuda putih sebagai Raja
segala raja dan Tuan di atas segala tuan untuk mengalahkan binatang itu dan
semua sekutunya (Wahy 19:11-21). Kekalahan Iblis yang terakhir
didahului dengan terbelenggunya dia selama seribu tahun (Wahy 20:1-6).
Selama masa itu Kristus memerintah bersama dengan orang-orang kudus
(Wahy 20:4) dan sesudah itu Iblis akan dilepaskan untuk suatu masa yang
singkat (Wahy 20:7-9) dan kemudian dicampakkan ke dalam "lautan api"
untuk selama-lamanya (Wahy 20:10). Nubuat apokaliptis ini ditutup
dengan penghakiman di takhta putih yang besar (Wahy 20:11-15), nasib
yang tepat bagi orang jahat (Wahy 20:14-15; Wahy 21:8), serta langit yang
baru dan bumi yang baru sebagai nasib akhir bagi orang kudus
(Wahy 21:1--22:5). Kitab ini diakhiri dengan peringatan-peringatan untuk
mengindahkan beritanya dan masuk dalam hidup yang kekal (Wahy 22:6-21).