Statistik	7 pasal, 105 ayat, 3.153 kata
Penulis	Mikha
Tema	Hukuman dan Keselamatan Mesias; Tuhan membenci ketidakadilan dan kemunafikan.
Waktu	+ 740-710 SM
Tempat	Yehuda (Yerusalem), Betlehem
Kata Kunci	Kontroversi.
Kristus Di Alkitab	Dialah pembawa kabar dari kaki-kaki yang datang membawa kabar baik

Nabi Mikha berasal dari kota kecil Moresyet-Gat (Mi 1:14) di bagian selatan Yehuda, suatu wilayah pertanian yang subur sekitar 40 kilometer barat daya Yerusalem. Seperti Amos, Mikha berasal dari daerah pedesaan, mungkin dari keluarga yang sederhana. Sedangkan Yesaya, rekannya di Yerusalem, bernubuat kepada raja dan tentang situasi internasional, Mikha adalah nabi pedesaan yang mengutuk para pemimpin Yehuda yang korup, nabi-nabi palsu, imam-imam fasik, pedagang-pedagang yang tidak jujur dan hakim-hakim yang kena suap. Ia berkhotbah menentang dosa-dosa ketidakadilan, penindasan para petani dan penduduk desa, keserakahan, kekikiran, kebejatan dan penyembahan berhala, dan mengingatkan akan dampak yang berat jikalau umat itu dan pemimpinnya terus bersikeras melakukan kejahatan. Ia meramalkan kejatuhan Israel dan ibu kotanya Samaria (Mi 1:6-7) dan juga kejatuhan Yehuda dan ibu kotanya, Yerusalem (Mi 1:9-16; Mi 3:9-12).

Pelayanan kenabian Mikha terjadi pada masa pemerintahan tiga raja Yehuda: Yotam (751-736 SM), Ahas (736-716 SM) dan Hizkia (716-687 SM). Walaupun sebagian dari nubuat Mikha diberitakan pada masa pemerintahan Raja Hizkia (bd. Yer 26:18), sebagian besar mencerminkan keadaan Yehuda sementara pemerintahan Yotam dan Ahas sebelum pembaharuan religius di bawah pimpinan Hizkia. Tidak dapat disangkal bahwa pelayanannya, bersama dengan pelayanan Yesaya, ikut berperan dalam membawa kebangunan rohani dan pembaharuan di bawah Raja Hizkia yang saleh.

1. I. Hukuman atas Israel dan Yehuda
   (Mi 1:1-3:12)
   
1. A. Pendahuluan
   (Mi 1:1)
   
2. B. Kebinasaan Samaria Dinubuatkan
   (Mi 1:2-7)
   
3. C. Kebinasaan Yehuda Dinubuatkan
   (Mi 1:8-16)
   
4. D. Dosa-Dosa Khusus Umat Allah yang Perlu Dihukum
   (Mi 2:1-11)
   
1. 1. Keserakahan dan Keangkuhan
   (Mi 2:1-5)
   
2. 2. Nabi-Nabi Palsu
   (Mi 2:6-11)
   
5. E. Pandangan Sekilas Pertama Tentang Pembebasan yang Dijanjikan
   (Mi 2:12-13)
   
6. F. Dosa-Dosa Khusus Para Pemimpin Umat Allah
   (Mi 3:1-12)
   
1. 1. Ketidakadilan dan Penindasan
   (Mi 3:1-4)
   
2. 2. Nubuat Palsu
   (Mi 3:5-7)
   
3. 3. Mikha Sebagai Nabi Sejati
   (Mi 3:8)
   
4. 4. Rangkuman Dosa Para Pemimpin
   (Mi 3:9-12)
   
2. II. Berita Nubuat Tentang Pengharapan
   (Mi 4:1-5:14)
   
1. A. Janji Tentang Kerajaan yang Akan Datang
   (Mi 4:1-8)
   
2. B. Kekalahan Musuh-Musuh Israel
   (Mi 4:9-13)
   
3. C. Raja yang Akan Datang dari Betlehem
   (Mi 5:1-5:5)
   
4. D. Sifat Kerajaan yang Baru
   (Mi 5:5-14)
   
3. III.Gugatan Allah Terhadap Israel dan Kasih Sayang-Nya yang Terakhir
   (Mi 6:1-7:20)
   
1. A. Perkara Allah Terhadap Umat-Nya
   (Mi 6:1-8)
   
2. B. Kesalahan Israel dan Hukuman Allah
   (Mi 6:9-16)
   
3. C. Ratapan Nabi yang Tersiksa Hati
   (Mi 7:1-6)
   
4. D. Harapan Pribadi Nabi
   (Mi 7:7)
   
5. E. Israel Akan Bangkit Kembali
   (Mi 7:8-13)
   
6. F. Berkat-Berkat Allah yang Terakhir bagi Umat-Nya
   (Mi 7:14-20)
   

Mikha menulis untuk memperingatkan bangsanya akan kepastian hukuman ilahi, menyebut dosa-dosa yang membangkitkan kemarahan Allah dan meringkas firman nubuat Allah mengenai Samaria dan Yerusalem (Mi 1:1). Dengan tepat dia menubuatkan kejatuhan Israel sebelum hal itu terjadi pada tahun 722 SM; ia bernubuat bahwa kebinasaan yang serupa akan menimpa Yehuda dan Yerusalem karena dosa dan pemberontakan mereka yang menyolok. Jadi, kitab ini melestarikan berita nubuat Mikha yang serius bagi angkatan terakhir Yehuda sebelum orang Babel datang menyerbu bangsa itu. Kitab ini juga memberikan sumbangan penting kepada seluruh penyataan PL tentang Mesias yang akan datang.

1. Penghakiman
Kejahatan yang dilakukan oleh bangsa Yehuda menyangkut semua aspek kehidupan mereka (Mik 2:1-11; 3:1-12; 6:9-16). Dari referensi di atas buatlah sebuah daftar tentang dosa-dosa mereka dan tindakan apa yang Allah katakan akan diambil-Nya untuk melawan mereka. Catatlah bagaimana hukuman itu cocok dengan kejahatan yang dilakukan, dan juga berapa banyak dari masalah-masalah yang tidak dapat ditolerir Allah pada waktu itu, yang masih menjadi masalah dewasa ini.

2. Penghakiman
Allah adalah Allah yang adil dan Ia mengharapkan dari umat-Nya. Buatlah sebuah daftar tentang hal-hal yang mengacu kepada keadilan dalam Mikha. Perhatikan bahwa semua itu harus dilihat dari sudut praktisnya dan bukan hanya merupakan konsep yang abstrak.

3. Pengharapan
Mikha mempunyai pengharapan yang jelas untuk masa yang akan datang berdasarkan apa yang diketahuinya tentang Allah dan Firman-Nya. Lihatlah Mik 2:12; 4:4,6
Bacalah Mik 4:1-5:15. Bagaimana Mikha mermalkan hari depan dari:
o Yerusalem (Mik 4:1-3,8,13)?
o Bangsa yang tertinggal (Mik 2:12; 4:6,7,10; 5:7,8)?
o Semua bangsa (Mik 4:2-4)?

4. Pengampunan
Mikha berakhir dengan penggambaran mengenai pengampunan Allah yang penuh belas kasihan. Ayat-ayat ini dibacakan oleh bangsa Yahudi pada Hari Pertobatan, ketika mereka menyucikan diri dari dosa-dosa selama tahun yang telah lalu. Bacalah Mik 7:18-20. Apa yang dinyatakan dalam ayat-ayat ini tentang Allah? Apakah ada hal-hal pada permulaan yang menunjuk kepada akhir ajaran ini?

Kitab Mikha terdiri atas berita yang terbagi tiga:

1. (1) menggugat Israel (Samaria) dan Yehuda (Yerusalem) karena dosa-dosa khusus termasuk penyembahan berhala, keangkuhan, penindasan orang miskin, suap-menyuap di antara pemimpin, ketamakan dan keserakahan, kebejatan, dan agama yang hampa;
2. (2) mengingatkan bahwa hukuman Allah akan datang karena dosa-dosa ini; dan
3. (3) menjanjikan bahwa damai sejahtera, kebenaran dan keadilan sejati akan berlaku di masa depan ketika Mesias memerintah.

Ketiga pokok tersebut diberikan perhatian hampir sama dalam kitab ini.

Dipandang dari segi lainnya, pasal 1-3 (Mi 1:1--3:12) mencatat celaan Tuhan atas dosa-dosa Israel dan Yehuda, para pemimpin yang korup, dan malapetaka yang akan datang atas bangsa-bangsa ini dan ibu kota mereka. Pasal 4-5 (Mi 4:1--5:14) menawarkan harapan dan hiburan bagi kaum sisa berhubungan dengan hari-hari yang akan datang ketika rumah Allah akan didirikan dalam damai dan kebenaran, sedangkan penyembahan berhala dan penindasan akan disingkirkan dari negeri itu. Pasal 6-7 (Mi 6:1--7:20) menguraikan keluhan Allah terhadap umat-Nya dalam bahasa sebuah sidang pengadilan besar: Allah mengajukan gugatan terhadap Israel; ini diikuti dengan pengakuan salah Israel lalu doa dan janji nubuat. Mikha menutup dengan permainan kata dari arti namanya sendiri, "Siapakah Allah seperti Engkau?" (Mi 7:18). Jawab: Hanya Dialah yang penuh kasih sayang dan dapat memberikan keputusan terakhir "diampuni" (Mi 7:18-20).

Lima ciri utama menandai kitab Mikha.

1. (1) Kitab ini memperjuangkan kepentingan para petani sederhana yang menghadapi pemerasan oleh golongan kaya yang angkuh, mirip dengan berita Yakobus dalam PB (bd. Mi 6:6-8 dan Yak 1:27); dalam hubungan ini, Mikha memberikan nasihat yang paling mengesankan tentang tuntutan Tuhan bagi umat-Nya, "berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu" (Mi 6:8).
2. (2) Sebagian bahasa Mikha itu tegas dan terus terang; lain kali berupa syair yang mengesankan dengan permainan kata yang halus sekali (seperti Mi 1:10-15).
3. (3) Seperti nabi Yesaya (bd. Yes 48:16; Yes 59:21), Mikha mengungkapkan kesadaran yang tajam akan panggilan Allah dan pengurapannya oleh Roh Kudus, "Aku ini penuh dengan kekuatan, dengan Roh Tuhan, dengan keadilan dan keperkasaan, untuk memberitakan kepada Yakub pelanggarannya dan kepada Israel dosanya" (Mi 3:8).
4. (4) Kitab ini berisi salah satu ungkapan terindah dalam Alkitab tentang kasih sayang dan kasih karunia pengampunan Allah (Mi 7:18-20).
5. (5) Kitab ini berisi tiga nubuat penting yang dikutip di bagian Alkitab lainnya: satu yang menyelamatkan hidup Yeremia (Mi 3:12; Yer 26:18), satu tentang tempat kelahiran Mesias (Mi 5:1; Mat 2:5-6), dan satu yang dikutip Yesus sendiri (Mi 7:6; Mat 10:35-36).

Penggenapan Dalam Perjanjian Baru

Seperti nabi PL lainnya, Mikha melihat melampaui hukuman Allah atas Israel dan Yehuda sampai kedatangan Mesias dan pemerintahan-Nya yang adil di bumi. Tujuh ratus tahun sebelum penjelmaan Kristus, Mikha bernubuat bahwa Ia akan lahir di Betlehem (Mi 5:1). Mat 2:4-6 mencatat bahwa para imam dan ahli Taurat mengutip ayat ini sebagai jawaban untuk pertanyaan Herodes mengenai tempat lahirnya Mesias. Mikha juga menyatakan bahwa kerajaan Mesias akan merupakan kerajaan damai (Mi 5:4; bd. Ef 2:14-18), dan bahwa Mesias akan menggembalakan umat Allah dengan benar (Mi 5:3; bd. Yoh 10:1-16; Ibr 13:20). Kenyataan bahwa Mikha sering mengacu kepada penebusan masa depan menunjukkan bahwa keinginan dan rencana Allah yang abadi bagi umat-Nya adalah penyelamatan bukan hukuman; kebenaran ini dikembangkan lagi dalam PB (mis. Yoh 3:16).

Keluhan umat

Keadaan Israel yang menyedihkan saat ini. Permohonan dari orang yang tersisa di zaman akhir.

7:1 Umat, mengeluhkan jumlah mereka yang sedikit,
7:3 dan kejahatan dimana-mana,
7:5 mengandalkan manusia, bukan TUHAN.
7:8 Dia mengalahkan musuh-musuhnya.
7:14 Dia berdoa kepada TUHAN.
7:15 TUHAN meneguhkannya dengan janji akan mengacaukan para musuhnya;
7:18 dan dengan belas kasihan-Nya.

Kemerosotan akhlak Israel (7:1-6)
Pengharapan baru bagi Sion (7:7-13)
Doa minta tindakan dan belas kasihan Allah (7:14-20)

Allah, Mikha.

Abraham, Allah, Asyur, Basan, Efrat, Gilead, Mesir, TUHAN, Yakub

Ketika seorang anak Allah sering di dalam keadaan yang membuat dia berseru "Celakah aku"

ay. 19. Allah yang pemurah siap, karena pengorbanan Anak-Nya, untuk mengampuni dan melewatkan pelanggaran umat-Nya oleh pertobatan mereka dan berbalik kepada Dia. Kiranya orang berdosa yang diampuni mengingat bahwa jika dia tidak ditindak setimpal dengan ganjarannya, itu karena Yesus Kristus telah menanggung dosanya di kayu salib, dan memungkinkan Allah membuang dosa-dosa ke lautan yang dalam.

Pasal 7 dari Kitab Mikha menggambarkan keadaan yang penuh kejahatan dan ketidakadilan di tengah masyarakat. Orang-orang saleh dan benar sudah jarang ditemui, dan semua orang saling mengincar dan memburu satu sama lain. Pemimpin dan hakim korup, dan kejahatan merajalela di antara mereka. Namun, di tengah keadaan yang suram ini, Mikha tetap berharap kepada TUHAN dan percaya bahwa Allah akan mendengarkan dan menyelamatkannya. Mikha menyerukan agar orang tidak mengandalkan manusia, tetapi mengandalkan Allah yang akan membawa keadilan dan terang. Pasal ini juga berbicara tentang pengharapan akan pemulihan dan pembangunan kembali Yerusalem, serta pengampunan dan belas kasih Allah terhadap umat-Nya.

Kitab Mikha adalah salah satu kitab dalam Alkitab Perjanjian Lama. Kitab ini ditulis oleh nabi Mikha pada abad ke-8 SM. Kitab ini terdiri dari tujuh pasal dan berisi nubuat dan pesan-pesan dari Allah kepada umat Israel.

Latar belakang historis dari pasal 7 Kitab Mikha adalah pada masa pemerintahan raja Hizkia di Kerajaan Yehuda. Pada masa itu, umat Israel mengalami keadaan yang sulit, termasuk korupsi, ketidakadilan sosial, dan penyembahan berhala. Nabi Mikha dipanggil oleh Allah untuk menyampaikan pesan-Nya kepada umat Israel agar mereka bertobat dan kembali kepada Allah.

Dalam konteks budaya, pada masa itu, penyembahan berhala dan praktik-praktik pagan sangat umum di antara bangsa-bangsa di sekitar Israel. Umat Israel juga terpengaruh oleh praktik-praktik ini, yang menyebabkan mereka meninggalkan perintah-perintah Allah.

Dalam konteks literatur, Kitab Mikha termasuk dalam genre nubuat. Nabi Mikha menyampaikan pesan-pesan Allah melalui nubuat-nubuatnya, yang mencakup penghakiman Allah terhadap dosa-dosa umat Israel dan janji pemulihan dan penyelamatan bagi mereka yang bertobat.

Sebelum pasal 7, dalam pasal-pasal sebelumnya, nabi Mikha menyampaikan nubuat tentang penghakiman Allah terhadap umat Israel karena dosa-dosa mereka. Dia juga mengungkapkan janji pemulihan dan penyelamatan yang akan datang bagi mereka yang bertobat dan kembali kepada Allah. Pasal-pasal sebelumnya juga mengungkapkan keadilan sosial yang diinginkan oleh Allah dan kecaman terhadap para pemimpin yang korup.

Dalam pasal 7, nabi Mikha melanjutkan pesannya tentang penghakiman dan pemulihan. Dia menggambarkan keadaan moral yang buruk di antara umat Israel dan mengajak mereka untuk bertobat dan berharap pada Allah. Nabi Mikha juga menyampaikan harapan akan pemulihan dan penyelamatan yang akan datang bagi umat Israel.

Secara teologis, pasal 7 Kitab Mikha menekankan pentingnya pertobatan dan kembali kepada Allah. Nabi Mikha mengajarkan bahwa Allah adalah Allah yang adil dan pengampun, yang siap memulihkan dan menyelamatkan umat-Nya jika mereka bertobat dengan tulus.

Dengan demikian, pasal 7 Kitab Mikha menggambarkan situasi historis, budaya, literatur, dan teologis pada masa itu, serta mengajarkan pentingnya pertobatan dan harapan akan pemulihan dan penyelamatan yang datang dari Allah.

Berikut adalah beberapa topik penting dalam Kitab Mikha pasal 7:

1. Keluhan dan kesedihan atas keadaan yang buruk (Mikha 7:1-6)
- Mikha mengeluh tentang keadaan yang sulit dan kekurangan buah-buahan.
- Tidak ada orang saleh atau benar di antara manusia.
- Pemimpin dan hakim korup.
- Peringatan untuk tidak mempercayai teman atau sahabat.

2. Pengharapan kepada TUHAN (Mikha 7:7-10)
- Mikha menanti-nantikan TUHAN dan berharap kepada-Nya.
- Dia percaya bahwa Allah akan mendengarkan dan menyelamatkannya.
- Mikha mengingatkan musuh-musuhnya bahwa meskipun jatuh, dia akan bangkit dan Allah akan menjadi terangnya.

3. Pengampunan dan belas kasih Allah (Mikha 7:18-20)
- Mikha memuji Allah karena Dia adalah Allah yang mengampuni dosa dan memaafkan pelanggaran.
- Allah tidak menahan murka-Nya selamanya dan berkenan kepada kasih setia.
- Allah akan mengasihani dan menghapuskan kesalahan-kesalahan umat-Nya.

4. Pengharapan akan pemulihan dan pemulihan umat Allah (Mikha 7:11-17)
- Mikha menyampaikan pengharapan bahwa pada hari pembangunan pagar tembok, perbatasan umat Allah akan diperluas.
- Orang-orang dari berbagai bangsa akan datang dan bergabung dengan umat Allah.
- Umat Allah akan diperintah dan digembalakan oleh TUHAN di tanah yang subur.

5. Kesetiaan Allah kepada Yakub dan Abraham (Mikha 7:20)
- Mikha mengakui kesetiaan Allah kepada Yakub dan belas kasih-Nya kepada Abraham.
- Allah memenuhi janji-Nya kepada nenek moyang mereka sejak zaman dahulu.

Catatan: Ayat-ayat referensi yang diberikan hanya mencakup seluruh pasal 7 dari Kitab Mikha.

Orang-orang yang tercantum dalam pasal ini:
- Orang saleh
- Orang benar
- Pemimpin
- Hakim
- Pembesar
- Anak laki-laki
- Anak perempuan
- Menantu perempuan
- Ibu mertua
- Musuh
- Musuh-musuhku

Lokasi yang tercantum dalam pasal ini:
- Bumi
- Mesir
- Sungai Efrat
- Laut
- Gunung
- Tanah Mesir
- Hutan di tengah-tengah Karmel
- Basan
- Gilead

Kata kunci dalam Kitab Mikha pasal 7 adalah sebagai berikut:

1. Celaka: Menggambarkan keadaan putus asa dan kesedihan yang dialami oleh penulis.
2. Orang saleh: Menunjukkan kehilangan orang-orang yang hidup dengan integritas dan kebenaran.
3. Darah: Menggambarkan kekerasan dan kejahatan yang melanda masyarakat.
4. Tangan terampil berbuat jahat: Menunjukkan kemahiran dalam melakukan perbuatan jahat.
5. Pemimpin, hakim, dan pembesar: Menggambarkan korupsi dan ketidakadilan dalam pemerintahan.
6. Penghukuman: Menunjukkan bahwa hari penghakiman akan datang bagi mereka yang berbuat jahat.
7. Percaya dan mengandalkan: Menunjukkan ketidaksetiaan dan pengkhianatan antara hubungan manusia.
8. TUHAN: Menunjukkan harapan dan pengharapan kepada Allah yang menyelamatkan.
9. Murka Allah: Menggambarkan konsekuensi dosa dan keadilan Allah.
10. Musuh: Menggambarkan kekalahan dan malu yang akan dialami oleh mereka yang menentang Allah.
11. Pembangunan pagar tembok: Menunjukkan pemulihan dan perluasan perbatasan.
12. Bangsa-bangsa: Menunjukkan pengakuan dan penghormatan terhadap kekuasaan Allah.
13. Gembalakan umat-Mu: Menggambarkan perhatian dan perlindungan Allah terhadap umat-Nya.
14. Perbuatan-perbuatan ajaib: Menunjukkan kuasa dan kebesaran Allah.
15. Mengampuni dosa: Menunjukkan kasih karunia dan kemurahan hati Allah.
16. Kesetiaan dan belas kasih: Menggambarkan janji Allah kepada nenek moyang dan umat-Nya.

Tentu, berikut adalah beberapa pertanyaan refleksi dan pertanyaan diskusi terkait Kitab Mikha pasal 7:

1. Apa yang dapat kita pelajari dari keluhan dan kesedihan yang diungkapkan oleh nabi Mikha dalam pasal ini?
2. Mengapa Mikha merasa bahwa tidak ada lagi orang benar di antara manusia? Apakah ini benar-benar berarti tidak ada orang benar di dunia pada saat itu?
3. Bagaimana kita dapat menghubungkan kondisi sosial dan moral yang dijelaskan oleh Mikha dengan situasi saat ini? Apakah ada kesamaan atau perbedaan?
4. Mengapa Mikha menasihati untuk tidak percaya kepada teman dan sahabat? Apakah ada situasi di mana kita juga harus berhati-hati dalam mempercayai orang lain?
5. Bagaimana harapan Mikha kepada TUHAN dapat memberikan penghiburan dan kekuatan dalam situasi yang sulit?
6. Apa yang dapat kita pelajari dari pernyataan Mikha tentang Allah yang mengampuni dosa dan memaafkan pelanggaran?
7. Bagaimana janji-janji Allah kepada Yakub dan Abraham yang disebutkan oleh Mikha relevan bagi kita sebagai orang percaya saat ini?
8. Apa pesan utama yang ingin disampaikan oleh Mikha dalam pasal ini? Bagaimana pesan ini dapat diterapkan dalam kehidupan kita sehari-hari?

Semoga pertanyaan-pertanyaan ini dapat membantu Anda dalam memahami dan merenungkan isi dari Kitab Mikha pasal 7.

Dalam pasal 7 Kitab Mikha, terdapat beberapa hal yang dapat dipelajari dan diterapkan dalam hidup:

1. Menghadapi keadaan sulit: Mikha mengungkapkan keadaan sulit yang dialaminya, di mana tidak ada buah anggur atau buah ara yang dapat dimakan. Dalam hidup, kita juga mungkin menghadapi situasi sulit dan kekurangan. Pelajaran yang dapat diambil adalah untuk tetap bertahan dan berharap kepada Tuhan dalam segala situasi.

2. Kehilangan orang benar: Mikha menyatakan bahwa tidak ada lagi orang benar di antara manusia. Hal ini menggambarkan keadaan moral yang buruk di masyarakat pada saat itu. Dalam hidup kita, kita harus berusaha untuk hidup dengan integritas dan menjadi teladan yang baik bagi orang lain.

3. Keadilan yang rusak: Mikha mengkritik pemimpin, hakim, dan pembesar yang korup. Hal ini mengajarkan kita untuk berjuang untuk keadilan dan menentang segala bentuk ketidakadilan dalam masyarakat.

4. Ketidaksetiaan dalam hubungan: Mikha menggambarkan situasi di mana hubungan antarmanusia menjadi rusak, termasuk hubungan keluarga. Pelajaran yang dapat diambil adalah pentingnya memelihara hubungan yang sehat dan saling mendukung dalam keluarga dan lingkungan sekitar.

5. Harapan kepada Tuhan: Meskipun menghadapi situasi sulit, Mikha tetap menanti-nantikan Tuhan dan berharap kepada-Nya. Dalam hidup kita, kita juga harus memiliki harapan kepada Tuhan dan percaya bahwa Dia akan menyelamatkan dan membimbing kita melalui segala situasi.

Berikut adalah beberapa doa yang dapat terkait dengan pasal ini:

1. Doa untuk keteguhan dalam menghadapi kesulitan: Tuhan, dalam keadaan sulit ini, aku berharap kepada-Mu. Bantu aku untuk tetap bertahan dan percaya bahwa Engkau akan menyediakan jalan keluar.

2. Doa untuk keadilan: Tuhan, aku berdoa agar Engkau memperjuangkan perkaraku dan menegakkan keadilan dalam hidupku. Bantu aku untuk menjadi teladan yang baik dan berjuang untuk keadilan di sekitar saya.

3. Doa untuk hubungan yang sehat: Tuhan, bantu aku untuk memelihara hubungan yang sehat dengan keluarga dan orang-orang di sekitarku. Berikan aku kebijaksanaan dan kasih untuk saling mendukung dan membangun satu sama lain.

4. Doa untuk harapan dan kepercayaan: Tuhan, aku menaruh harapanku kepada-Mu. Aku percaya bahwa Engkau akan menyelamatkan dan membimbingku melalui segala situasi. Berikan aku kekuatan dan iman untuk terus berharap kepada-Mu.

5. Doa untuk keadilan sosial: Tuhan, aku berdoa agar Engkau mengubah hati pemimpin, hakim, dan pembesar yang korup. Bantu kami untuk berjuang untuk keadilan dan menentang segala bentuk ketidakadilan dalam masyarakat.

Semoga doa-doa ini membantu kita untuk menghadapi hidup dengan iman dan integritas, serta berjuang untuk keadilan dan hubungan yang sehat.