Statistik	40 pasal, 1213 ayat, 32.692 kata
Penulis	Musa
Tema	Penebusan; Penebusan melalui darah.
Waktu	Sekitar 1445-1405 SM
Tempat	Mesir, Laut Merah*, Gunung Sinai
Kata Kunci	Paskah.
Kristus Di Alkitab	Dia adalah Anak Domba Paskah

Keluaran melanjutkan kisah yang dimulaikan dalam Kejadian. Judul kitab ini diambil dari kata Yunani _exodos_ (judul yang dipakai di Septuaginta, yaitu PL dalam bahasa Yunani) yang artinya "keluaran" atau "keberangkatan." Kata ini menunjuk kepada pembebasan bangsa Israel secara luar biasa dari perhambaan di Mesir oleh Allah dan keberangkatan mereka dari negeri itu sebagai umat Allah.

Dua persoalan mengenai latar belakang kitab Keluaran telah menimbulkan pertentangan besar: tanggal bangsa Israel keluar dari Mesir dan penulis kitab ini.

1. (1) Para ahli telah mengusulkan dua tanggal keluarnya bangsa Israel itu.
1. (a) "Tanggal yang dini" (juga disebut tanggal alkitabiah) diambil dari 1Raj 6:1 yang menyatakan bahwa peristiwa tersebut terjadi 480 tahun sebelum "tahun keempat, sesudah Salomo menjadi raja atas Israel"; berarti peristiwa ini terjadi sekitar 1445 SM. Juga dalam Hak 11:26, Yefta (+ 1100 SM) menyatakan bahwa bangsa Israel telah menduduki tanah mereka selama 300 tahun, yang akan menempatkan saat penaklukan kurang lebih tahun 1400 SM. Kronologi peristiwa keluaran, penaklukan tanah Kanaan, dan periode para hakim ini cocok dengan sejarah Israel yang tercatat selama pemerintahan tiga raja yang pertama (Saul, Daud, dan Salomo).
2. (b) "Tanggal yang belakangan" terjadinya keluaran (+ 1290 SM), diusulkan oleh para peneliti Alkitab yang liberal, berlandaskan anggapan-anggapan tertentu mengenai raja-raja Mesir dan penanggalan arkeologis tentang hancurnya kota-kota di Kanaan sepanjang masa penaklukan pada abad ke-13.
2. (2) Juga terdapat perselisihan pendapat antara para sarjana Alkitab konservatif dan liberal mengenai kepenulisan Musa.
1. (a) Para penafsir modern sering kali memandang kitab ini sebagai hasil karya beberapa orang, yang diselesaikan pada waktu yang lama sekali setelah zaman Musa (disebut teori JDEP).
2. (b) Akan tetapi, tradisi Yahudi sejak zaman Yosua (Yos 8:31-35), ditambah kesaksian Yesus (bd. Mr 12:26), kekristenan yang mula-mula, dan hasil penelitian konservatif masa kini, semuanya menghubungkan asal mula kitab ini dengan Musa (Lihat "PENDAHULUAN ULANGAN" 08021). Lagi pula, bukti-bukti dalam kitab itu sendiri mendukung kepenulisan Musa. Banyak hal-ihwal dalam kitab Keluaran menunjukkan bahwa penulisnya merupakan seorang saksi mata peristiwa-peristiwa yang tercatat (mis. Kel 2:12; Kel 9:31-32; Kel 15:27); juga, bagian-bagian tertentu dalam kitab ini sendiri membuktikan bahwa Musa terlibat langsung dalam penulisannya (mis. Kel 17:14; Kel 24:4; Kel 34:27).

1. I. Penindasan Orang Ibrani di Mesir
   (Kel 1:1-11:10)
   
1. A. Beban Orang yang Tertindas
   (Kel 1:1-22)
   
2. B. Persiapan Sang Pembebas
   (Kel 2:1-4:31)
   
1. 1. Kelahiran Musa dan Empat Puluh Tahun yang Pertama
   (Kel 2:1-15a)
   
2. 2. Pelarian Musa dan Empat Puluh Tahun yang Kedua
   (Kel 2:15-25)
   
3. 3. Panggilan Musa dan Kembalinya ke Mesir
   (Kel 3:1-4:31)
   
3. C. Pergumulan dengan Sang Penindas
   (Kel 5:1-11:10)
   
1. 1. Permintaan: "Biarkan Umat-Ku Pergi"
   (Kel 5:1-3)
   
2. 2. Tanggapan: Penindasan Ditingkatkan
   (Kel 5:4-21)
   
3. 3. Jaminan: Tuhan Akan Menyatakan Ke-Tuhanan-Nya
   (Kel 5:22-7:13)
   
4. 4. Usaha: Sepuluh Tulah
   (Kel 7:14-11:10)
   
2. II. Pembebasan Bangsa Ibrani dari Mesir
   (Kel 12:1-15:21)
   
1. A. Pembebasan Waktu Paskah: Penebusan oleh Darah
   (Kel 12:1-13:16)
   
2. B. Pembebasan di Laut Merah: Penebusan oleh Kuasa
   (Kel 13:17-14:31)
   
3. C. Nyanyian Pembebasan: Pujian kepada Sang Penebus
   (Kel 15:1-21)
   
3. III.Pendidikan Bangsa Ibrani Dalam Perjalanan ke Gunung Sinai
   (Kel 15:22-18:27)
   
1. A. Ujian Kesengsaraan dan Pemeliharaan Ilahi
   (Kel 15:22-17:16)
   
1. 1. Ujian Pertama: Air Pahit di Mara
   (Kel 15:22-27)
   
2. 2. Ujian Kelaparan: Burung Puyuh dan Manna
   (Kel 16:1-36)
   
3. 3. Ujian Ketiga: Air di Rafidim
   (Kel 17:1-7)
   
4. 4. Ujian Pertentangan: Perang dengan Amalek
   (Kel 17:8-16)
   
2. B. Nasihat Jetro yang Bijaksana
   (Kel 18:1-27)
   
4. IV. Perjanjian dengan Bangsa Ibrani di Gunung Sinai
   (Kel 19:1-24:18)
   
1. A. Pengarahan Persiapan kepada Musa
   (Kel 19:1-25)
   
2. B. Sepuluh Hukum: Landasan Hidup Perjanjian
   (Kel 20:1-17)
   
3. C. Peraturan Pelindung Hubungan Perjanjian
   (Kel 20:18-23:19)
   
4. D. Janji-janji Mengenai Tanah Perjanjian
   (Kel 23:20-33)
   
5. E. Pengesahan Perjanjian
   (Kel 24:1-18)
   
5. V. Ibadah Orang Ibrani Dilukiskan di Gunung Sinai
   (Kel 25:1-40:38)
   
1. A. Pengarahan Tentang Kemah Suci
   (Kel 25:1-27:21)
   
2. B. Pengarahan Mengenai Imam
   (Kel 28:1-31:18)
   
3. C. Dosa Penyembahan Berhala
   (Kel 32:1-34:35)
   
4. D. Pelaksanaan Pengarahan Ilahi
   (Kel 35:1-40:38)
   

Keluaran ditulis untuk memberikan laporan tentang tindakan-tindakan Allah yang bersejarah dan bersifat menebus sehingga Israel dibebaskan dari Mesir, ditetapkan sebagai bangsa pilihan-Nya, dan diberi penyataan tertulis mengenai perjanjian-Nya dengan mereka. Kitab ini juga ditulis sebagai mata rantai yang teramat penting dalam keseluruhan penyataan diri Allah yang bertahap-tahap yang mencapai puncaknya di dalam diri Yesus Kristus dan dalam PB.

1. Kemerdekaan
Keluaran dimulai dengan gambaran mengenai bagaimana bangsa Israel menggeliat di bawah kuk perbudakan. Bacalah Keluaran 1:11-14. Kebebasan mereka tidak diperoleh dengan mudah, tetapi kebebasan itu sempurna. Domba Paskah akan selalu dipandang oleh orang Kristen sebagai suatu gambaran dari Anak Domba Allah dan sebagai peringatan bagi kita, bahwa kita pun selalu telah dibebaskan dari bahaya dan perbudakan dosa. Carilah dalam Perjanjian Baru sebutan Yesus sebagai Anak Domba Allah: Yoh 1:29,36; Kis 8:32-35; 1Ko 5:7; 1Pe 1:18, 19, dan telusurilah penggunaan istilah itu dalam Kitab Wahyu. Penghargaan apa yang Anda berikan atas pembebasan Anda dari perbudakan dosa?

2. Peraturan
Para budak yang baru dibebaskan diingatkan bahwa Allah mengharapkan ketaatan dari umat-Nya. Sepuluh Perintah itu sangat luar biasa, karena semua perintah itu membentuk suatu aturan moralitas yang cocok bagi semua orang di segala zaman. Perintah-perintah itu tidak pernah lapuk. Mereka yang telah menerima Yesus sebagai Juruselamat harus ingat, bahwa mereka juga harus menyembah-Nya sebagai Tuhan. Dia berkata, "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku" (Yoh 14:15). Pada akhirnya ketaatan akan mempengaruhi sikap dan motivasi serta perbuatan. Periksalah kata-kata Yesus dalam Matius 5:21-48.

3. Penyembahan
Setelah bangsa Israel dibebaskan, mereka segera diberi petunjuk mengenai bagaimana mereka harus menyembah Allah. Kemah Suci merupakan peringatan nyata dari kehadiran Allah di tengah-tengah umat-Nya dan bangsa Israel menemukan sifat-sifat kesucian Allah, dan bahwa orang berdosa tidak dapat menghampiri Allah dengan seenaknya. Mezbah kuningan merupakan tempat untuk mengadakan korban bakaran dan ini merupakan satu-satunya jalan untuk menghampiri hadirat Allah. Pakaian imam dirancang dengan teliti, karena ia adalah orang yang mewakili umat di hadapan Allah. Setiap rinci berfungsi untuk menekankan kekudusan Allah. Kita yang telah menjadi imamat rajani dengan menjadi anak-anak Allah diingatkan, bahwa Allah tetap kudus dan hal ini harus tercermin dalam penyembahan kita. Periksalah di dalam Keluaran pemakaian kata-kata "kudus" dan "kekudusan", perhatikan bagaimana kata-kata itu menyangkut baik Allah maupun umat-Nya. Fakta mengenai kekudusan Allah seharusnya membawa pengaruh apa dalam sikap, penyembahan dan cara hidup kita?

Kitab Keluaran dimulai dengan penderitaan keturunan Yakub akibat penindasan, perbudakan, dan pembunuhan bayi di Mesir; kitab ini diakhiri dengan kehadiran, kuasa, dan kemuliaan Allah dinyatakan (yaitu, berdiam) di tengah-tengah umat-Nya yang dibebaskan di tengah padang gurun. Kitab Keluaran terbagi atas tiga bagian.

1. (1) Pasal 1-14 (Kel 1:1--14:31) mengisahkan _Israel di Mesir_ menderita penindasan di bawah raja yang tidak mengenal Yusuf dan Allah yang menebus Israel "dengan tangan yang teracung dan dengan hukuman-hukuman yang berat" (Kel 6:5). Termasuk peristiwa-peristiwa bersejarah dalam bagian ini ialah:
1. (a) kelahiran Musa, perlindungan dan persiapannya (pasal 2; Kel 2:1-25);
2. (b) panggilan Musa di semak yang menyala (pasal 3-4; Kel 3:1--4:31);
3. (c) kesepuluh tulah (pasal 7-12; Kel 7:1--12:51);
4. (d) Paskah (pasal 12; Kel 12:1-51); dan
5. (e) penyeberangan Laut Merah (pasal 13-14; Kel 13:1--14:31). Keluaran Israel dari Mesir di sepanjang PL dipandang sebagai pengalaman penebusan terbesar di dalam perjanjian yang lama.
2. (2) Pasal 16-18 (Kel 16:1--18:27) menggambarkan _Israel di padang gurun_ menuju ke Gunung Sinai. Allah menuntun umat-Nya yang tertebus dengan tiang awan dan tiang api dan menyediakan manna, burung puyuh serta air, sambil melatih mereka untuk berjalan dengan iman dan ketaatan.
3. (3) Pasal 19-40 (Kel 19:1--40:38) mencatat _Israel di Gunung Sinai_ menerima penyataan yang meliputi
1. (a) perjanjian (pasal 19; Kel 19:1-25),
2. (b) Sepuluh Hukum (pasal 20; Kel 20:1-17), dan
3. (c) kemah suci dan keimaman (pasal 25-31; Kel 25:1--31:18). Kitab ini berakhir dengan penyelesaian kemah suci dan kemuliaan Allah yang memenuhinya (pasal 40; Kel 40:1-38).

Lima ciri utama menandai Keluaran.

1. (1) Kitab ini mencatat keadaan sejarah dari kelahiran Israel sebagai bangsa.
2. (2) Dalam Kesepuluh Hukum (pasal 20; Kel 20:1-17), kitab ini memuat ringkasan hukum moral dan tuntutan kebenaran Allah bagi umat-Nya, dan dengan demikian memberikan landasan bagi etika dan prinsip-prinsip moral alkitabiah dalam penyataan selanjutnya.
3. (3) Merupakan kitab PL terpenting dalam menggambarkan sifat kasih karunia dan kuasa penebusan Allah dalam tindakan. Dari segi PL, Keluaran melukiskan sifat adikodrati pembebasan umat Allah dari bahaya dan perbudakan dosa, Iblis, dan dunia.
4. (4) Seluruh kitab ini penuh dengan penyataan yang agung mengenai Allah yang
1. (a) mulia dalam sifat-sifat-Nya (benar, murah hati, setia, kudus, dan mahakuasa);
2. (b) Tuhan atas sejarah dan raja-raja perkasa;
3. (c) Penebus yang mengikat perjanjian dengan orang yang tertebus;
4. (d) adil dan benar sebagaimana terungkap dalam hukum moral dan pertimbangan-Nya; dan
5. (e) layak disembah dengan tulus sebagai Allah yang mahatinggi yang turun untuk "berdiam" dengan umat-Nya.
5. (5) Kitab Keluaran menekankan bagaimana, apa, dan mengapa ibadah sejati harus menyusul sebagai akibat dari penebusan umat Allah.

Penggenapan Dalam Perjanjian Baru

Sepanjang Keluaran terdapat bayangan mengenai penebusan yang ditawarkan dalam perjanjian yang baru. Paskah pertama, penyeberangan Laut Merah, dan pemberian Hukum Taurat di Gunung Sinai adalah penting bagi PL sebagaimana kematian, kebangkitan Yesus, dan pemberian Roh Kudus pada hari Pentakosta adalah penting bagi PB. Lambang-lambang dalam Keluaran yang menggambarkan Kristus dan penebusan dalam PB adalah

1. (1) Musa,
2. (2) Paskah,
3. (3) penyeberangan Laut Merah,
4. (4) manna,
5. (5) batu karang dan air,
6. (6) Kemah Suci, dan
7. (7) imam besar.

Tuntutan-tuntutan moral yang mutlak dari Sepuluh Hukum diulangi dalam PB sebagai tuntutan bagi orang percaya perjanjian baru.

Mezbah korbang bakaran

Petunjuk mengenai mezbah dari kayu penaga dan pelataran.

27:1 Mezbah korban bakaran, dengan tempat-tempatnya.
27:9 Pelataran Kemah Suci dikitari dengan layar dan tiang.
27:18 Ukuran pelataran, dan perkakas dari kuningan.
27:20 Minyak untuk lampu.

Mengenai mezbah korban bakaran (27:1-8)
Mengenai pelataran (27:9-19)
Mengenai minyak untuk lampu (27:20-21)

Allah, Musa, Harun.

Harun, Israel, Kemah Pertemuan, Kemah Suci, TUHAN

Manusia berdosa tidak berani mendekati Allah (di tabut) Ibr. 9:8; namun Allah mendekati manusia sebagai orang berdosa melalui Kristus (mezbah dari kayu penaga). Ada darah yang dipercikkan sepanjang tabut ke mezbah. Ditebus melalui jalan itu, orang berdosa aman di pelataran Allah.

Di dalam Yesus, Allah turun di dalam anugerah kepada orang berdosa. Di dalam Yesus orang berdosa di bawa naik dalam kebenaran kepada Allah. Inilah satu-satunya dasar bagi kita untuk berdiri di hadapan Allah.

Pasal 27 dari Kitab Keluaran berisi instruksi mengenai pembuatan mazbah dan pelataran Tenda Suci. Mazbah harus terbuat dari kayu akasia dengan ukuran 5 hasta x 5 hasta x 3 hasta, dilapisi dengan perunggu. Mazbah ini juga dilengkapi dengan tanduk di empat sudutnya, belanga untuk menampung abu, serta perkakas lainnya yang juga terbuat dari perunggu. Selain itu, pelataran Tenda Suci harus memiliki tirai di setiap sisinya, dengan tiang dan alas tiang yang terbuat dari perunggu. Pelataran ini memiliki ukuran 100 hasta x 50 hasta x 5 hasta, dengan perlengkapan Tenda Suci yang juga terbuat dari perunggu. Selain itu, juga diperintahkan agar pelita di dalam Tenda Pertemuan terus-menerus menyala, dan Harun serta anak-anaknya bertugas menjaganya dari petang hingga pagi di hadapan TUHAN.

Latar belakang dari pasal 27 dalam Kitab Keluaran adalah sebagai berikut:

Konteks Historis:
Pasal 27 terjadi setelah bangsa Israel keluar dari perbudakan di Mesir dan sedang dalam perjalanan menuju Tanah Perjanjian yang dijanjikan oleh Allah kepada mereka. Mereka sedang berada di padang gurun Sinai dan menerima perintah-perintah Allah melalui Musa.

Konteks Budaya:
Pada masa itu, bangsa Israel hidup dalam sistem perjanjian dan hukum yang berbeda dengan budaya bangsa-bangsa di sekitarnya. Mereka memiliki aturan-aturan khusus yang ditetapkan oleh Allah untuk mengatur kehidupan mereka sebagai umat pilihan-Nya.

Konteks Literatur:
Kitab Keluaran adalah bagian dari Taurat, yang merupakan bagian pertama dari Alkitab Ibrani dan juga Perjanjian Lama dalam Alkitab Kristen. Kitab ini berisi sejarah bangsa Israel dan perjanjian Allah dengan mereka.

Konteks Teologis:
Pasal 27 berisi perintah Allah kepada bangsa Israel untuk membangun mezbah dan kemah pertemuan sebagai tempat penyembahan dan persembahan korban kepada-Nya. Ini adalah bagian dari sistem ibadah yang ditetapkan oleh Allah untuk mengajar bangsa Israel tentang kesucian, pengampunan, dan hubungan mereka dengan-Nya.

Dalam ayat-ayat sebelumnya, Allah memberikan perintah kepada bangsa Israel untuk membuat tabut perjanjian, meja roti sajian, dan kandil emas untuk kemah pertemuan. Allah juga memberikan petunjuk tentang bahan dan ukuran yang harus digunakan dalam pembuatan benda-benda tersebut. Semua ini adalah bagian dari persiapan untuk ibadah dan penyembahan yang akan dilakukan oleh bangsa Israel di hadapan Allah.

Demikianlah latar belakang singkat dari pasal 27 dalam Kitab Keluaran. Semoga ini membantu Anda memahami konteks historis, budaya, literatur, dan teologis dari pasal ini.

Berikut adalah beberapa topik penting dalam Kitab Keluaran Pasal 27:

1. Pembuatan Mazbah (Keluaran 27:1-8)
- Mazbah harus terbuat dari kayu akasia dengan lapisan perunggu.
- Mazbah harus memiliki tanduk di keempat sudutnya.
- Belanga, sekop, bokor, garpu, dan perbaraan juga harus terbuat dari perunggu.

2. Pembuatan Pelataran Tenda Suci (Keluaran 27:9-19)
- Pelataran harus memiliki tirai di setiap sisinya.
- Tiang-tiang pelataran harus terbuat dari perunggu dengan alas-alas tiang dari perak.
- Gerbang pelataran harus memiliki tirai khusus dengan kain berwarna biru, ungu, kirmizi, dan linen halus yang dipintal.

3. Pelita di Tenda Pertemuan (Keluaran 27:20-21)
- Harun dan anak-anaknya bertanggung jawab menjaga pelita di luar tirai yang menutupi tabut kesaksian.
- Pelita harus terus-menerus menyala dari petang hingga pagi di hadapan TUHAN.

4. Kewajiban Keturunan Israel (Keluaran 27:20-21)
- Keturunan Israel harus membawa minyak zaitun tumbuk yang murni untuk penerangan pelita.
- Kewajiban menjaga pelita harus menjadi ketetapan bagi keturunan mereka.

Catatan: Ayat-ayat referensi yang diberikan hanya mencakup rentang ayat yang relevan dengan topik yang disebutkan.

Orang:
- Tuhan
- Harun
- Anak-anak Harun

Lokasi:
- Mazbah
- Pelataran Tenda Suci
- Sisi Selatan pelataran
- Sisi Utara pelataran
- Sisi Barat pelataran
- Sisi Timur pelataran
- Gerbang pelataran
- Tenda Pertemuan
- Tabut Kesaksian

Analisis dan kata kunci dalam Kitab "Keluaran" pasal "27" dari Alkitab:

1. Mazbah (ayat 1-8): Mazbah yang harus dibuat dari kayu akasia dengan tanduk-tanduk di empat sudutnya, dilapisi dengan perunggu. Digunakan untuk membakar korban dan menampung abu.

2. Jala-jala (ayat 4): Jala-jala dari perunggu dengan empat gelang perunggu pada empat sudutnya, dipasang di bawah pinggiran mazbah.

3. Tongkat pengusung (ayat 6-7): Tongkat pengusung dari kayu akasia yang dilapisi dengan perunggu, dimasukkan ke dalam gelang-gelang di sisi mazbah.

4. Pelataran Tenda Suci (ayat 9-19): Pelataran dengan tirai-tirai dari kain linen halus, tiang-tiang dari perunggu, dan kaitan-kaitan serta penyambung-penyambung dari perak. Gerbang pelataran memiliki tirai khusus dengan kain biru, ungu, kirmizi, dan linen halus yang dipintal.

5. Pelita (ayat 20): Harun dan anak-anaknya harus menjaga pelita di luar tirai tabut kesaksian dari petang hingga pagi, menggunakan minyak zaitun tumbuk yang murni.

Pertanyaan Refleksi:
1. Apa yang dapat kita pelajari dari perintah Allah untuk membuat mazbah dan pelataran Tenda Suci?
2. Mengapa Allah memerintahkan penggunaan kayu akasia, perunggu, dan perak dalam pembuatan mazbah dan pelataran?
3. Mengapa Allah begitu detail dalam memberikan instruksi mengenai ukuran dan bahan yang harus digunakan?
4. Bagaimana perintah ini mencerminkan kekudusan dan keagungan Allah?

Pertanyaan Diskusi:
1. Apa arti simbolis dari mazbah dan pelataran Tenda Suci dalam konteks perjanjian antara Allah dan umat-Nya?
2. Bagaimana perintah ini dapat diterapkan dalam kehidupan kita sebagai orang percaya saat ini?
3. Apa yang dapat kita pelajari tentang pentingnya tata ibadah yang teratur dan teratur dari perintah ini?
4. Bagaimana kita dapat menghubungkan perintah ini dengan pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib?

Hal Menarik:
1. Perintah untuk menjaga pelita terus-menerus menyala di hadapan TUHAN menunjukkan pentingnya kehadiran Allah yang terus-menerus dalam kehidupan umat-Nya.
2. Penggunaan berbagai warna kain dalam pembuatan gerbang pelataran menunjukkan keindahan dan kekayaan dalam ibadah kepada Allah.
3. Perintah untuk menggunakan minyak zaitun tumbuk yang murni sebagai bahan bakar untuk pelita menunjukkan pentingnya kesucian dan kekudusan dalam ibadah kepada Allah.
4. Instruksi yang sangat rinci dan terperinci dalam pembuatan mazbah dan pelataran menunjukkan betapa pentingnya Allah dalam setiap aspek kehidupan umat-Nya.

Dari pasal 27 Kitab Keluaran, ada beberapa hal yang dapat kita pelajari dan terapkan dalam hidup kita:

1. Pentingnya membangun tempat ibadah yang layak: Pasal ini menggambarkan bagaimana Allah memerintahkan umat-Nya untuk membangun mazbah dan pelataran Tenda Suci dengan bahan-bahan yang berkualitas. Ini mengajarkan kita untuk memberikan yang terbaik dalam ibadah kita kepada Allah dan memperlakukan tempat ibadah dengan hormat.

2. Pentingnya kebersihan dan ketertiban dalam ibadah: Pasal ini juga menjelaskan tentang perlengkapan dan peralatan yang harus digunakan dalam ibadah, seperti belanga, sekop, bokor, dan garpu. Ini mengajarkan kita untuk menjaga kebersihan dan ketertiban dalam ibadah kita, serta menggunakan peralatan yang sesuai dengan tujuan ibadah.

3. Pentingnya penerangan rohani: Pasal ini juga menyebutkan tentang pelita yang harus terus-menerus menyala di hadapan TUHAN. Ini mengajarkan kita untuk menjaga penerangan rohani dalam hidup kita, agar kita selalu berada dalam kehadiran Allah dan menerangi dunia di sekitar kita.

Doa terkait pasal ini dapat mencakup:

1. Berdoa untuk memberikan yang terbaik dalam ibadah kita kepada Allah, baik dalam hati, pikiran, dan tindakan kita.

2. Berdoa untuk menjaga kebersihan dan ketertiban dalam ibadah kita, serta memperlakukan tempat ibadah dengan hormat.

3. Berdoa untuk memiliki penerangan rohani yang terus-menerus menyala dalam hidup kita, agar kita selalu berada dalam kehadiran Allah dan menerangi dunia di sekitar kita.

4. Berdoa untuk kesadaran akan pentingnya membangun tempat ibadah yang layak dan memberikan yang terbaik dalam ibadah kita kepada Allah.

5. Berdoa untuk kesadaran akan pentingnya menggunakan peralatan yang sesuai dengan tujuan ibadah dan menjaga kebersihan dan ketertiban dalam ibadah kita.

Semoga ini dapat membantu dan memberkati hidupmu dalam mempelajari dan menerapkan firman Tuhan.