Statistik	40 pasal, 1213 ayat, 32.692 kata
Penulis	Musa
Tema	Penebusan; Penebusan melalui darah.
Waktu	Sekitar 1445-1405 SM
Tempat	Mesir, Laut Merah*, Gunung Sinai
Kata Kunci	Paskah.
Kristus Di Alkitab	Dia adalah Anak Domba Paskah

Keluaran melanjutkan kisah yang dimulaikan dalam Kejadian. Judul kitab ini diambil dari kata Yunani _exodos_ (judul yang dipakai di Septuaginta, yaitu PL dalam bahasa Yunani) yang artinya "keluaran" atau "keberangkatan." Kata ini menunjuk kepada pembebasan bangsa Israel secara luar biasa dari perhambaan di Mesir oleh Allah dan keberangkatan mereka dari negeri itu sebagai umat Allah.

Dua persoalan mengenai latar belakang kitab Keluaran telah menimbulkan pertentangan besar: tanggal bangsa Israel keluar dari Mesir dan penulis kitab ini.

1. (1) Para ahli telah mengusulkan dua tanggal keluarnya bangsa Israel itu.
1. (a) "Tanggal yang dini" (juga disebut tanggal alkitabiah) diambil dari 1Raj 6:1 yang menyatakan bahwa peristiwa tersebut terjadi 480 tahun sebelum "tahun keempat, sesudah Salomo menjadi raja atas Israel"; berarti peristiwa ini terjadi sekitar 1445 SM. Juga dalam Hak 11:26, Yefta (+ 1100 SM) menyatakan bahwa bangsa Israel telah menduduki tanah mereka selama 300 tahun, yang akan menempatkan saat penaklukan kurang lebih tahun 1400 SM. Kronologi peristiwa keluaran, penaklukan tanah Kanaan, dan periode para hakim ini cocok dengan sejarah Israel yang tercatat selama pemerintahan tiga raja yang pertama (Saul, Daud, dan Salomo).
2. (b) "Tanggal yang belakangan" terjadinya keluaran (+ 1290 SM), diusulkan oleh para peneliti Alkitab yang liberal, berlandaskan anggapan-anggapan tertentu mengenai raja-raja Mesir dan penanggalan arkeologis tentang hancurnya kota-kota di Kanaan sepanjang masa penaklukan pada abad ke-13.
2. (2) Juga terdapat perselisihan pendapat antara para sarjana Alkitab konservatif dan liberal mengenai kepenulisan Musa.
1. (a) Para penafsir modern sering kali memandang kitab ini sebagai hasil karya beberapa orang, yang diselesaikan pada waktu yang lama sekali setelah zaman Musa (disebut teori JDEP).
2. (b) Akan tetapi, tradisi Yahudi sejak zaman Yosua (Yos 8:31-35), ditambah kesaksian Yesus (bd. Mr 12:26), kekristenan yang mula-mula, dan hasil penelitian konservatif masa kini, semuanya menghubungkan asal mula kitab ini dengan Musa (Lihat "PENDAHULUAN ULANGAN" 08021). Lagi pula, bukti-bukti dalam kitab itu sendiri mendukung kepenulisan Musa. Banyak hal-ihwal dalam kitab Keluaran menunjukkan bahwa penulisnya merupakan seorang saksi mata peristiwa-peristiwa yang tercatat (mis. Kel 2:12; Kel 9:31-32; Kel 15:27); juga, bagian-bagian tertentu dalam kitab ini sendiri membuktikan bahwa Musa terlibat langsung dalam penulisannya (mis. Kel 17:14; Kel 24:4; Kel 34:27).

1. I. Penindasan Orang Ibrani di Mesir
   (Kel 1:1-11:10)
   
1. A. Beban Orang yang Tertindas
   (Kel 1:1-22)
   
2. B. Persiapan Sang Pembebas
   (Kel 2:1-4:31)
   
1. 1. Kelahiran Musa dan Empat Puluh Tahun yang Pertama
   (Kel 2:1-15a)
   
2. 2. Pelarian Musa dan Empat Puluh Tahun yang Kedua
   (Kel 2:15-25)
   
3. 3. Panggilan Musa dan Kembalinya ke Mesir
   (Kel 3:1-4:31)
   
3. C. Pergumulan dengan Sang Penindas
   (Kel 5:1-11:10)
   
1. 1. Permintaan: "Biarkan Umat-Ku Pergi"
   (Kel 5:1-3)
   
2. 2. Tanggapan: Penindasan Ditingkatkan
   (Kel 5:4-21)
   
3. 3. Jaminan: Tuhan Akan Menyatakan Ke-Tuhanan-Nya
   (Kel 5:22-7:13)
   
4. 4. Usaha: Sepuluh Tulah
   (Kel 7:14-11:10)
   
2. II. Pembebasan Bangsa Ibrani dari Mesir
   (Kel 12:1-15:21)
   
1. A. Pembebasan Waktu Paskah: Penebusan oleh Darah
   (Kel 12:1-13:16)
   
2. B. Pembebasan di Laut Merah: Penebusan oleh Kuasa
   (Kel 13:17-14:31)
   
3. C. Nyanyian Pembebasan: Pujian kepada Sang Penebus
   (Kel 15:1-21)
   
3. III.Pendidikan Bangsa Ibrani Dalam Perjalanan ke Gunung Sinai
   (Kel 15:22-18:27)
   
1. A. Ujian Kesengsaraan dan Pemeliharaan Ilahi
   (Kel 15:22-17:16)
   
1. 1. Ujian Pertama: Air Pahit di Mara
   (Kel 15:22-27)
   
2. 2. Ujian Kelaparan: Burung Puyuh dan Manna
   (Kel 16:1-36)
   
3. 3. Ujian Ketiga: Air di Rafidim
   (Kel 17:1-7)
   
4. 4. Ujian Pertentangan: Perang dengan Amalek
   (Kel 17:8-16)
   
2. B. Nasihat Jetro yang Bijaksana
   (Kel 18:1-27)
   
4. IV. Perjanjian dengan Bangsa Ibrani di Gunung Sinai
   (Kel 19:1-24:18)
   
1. A. Pengarahan Persiapan kepada Musa
   (Kel 19:1-25)
   
2. B. Sepuluh Hukum: Landasan Hidup Perjanjian
   (Kel 20:1-17)
   
3. C. Peraturan Pelindung Hubungan Perjanjian
   (Kel 20:18-23:19)
   
4. D. Janji-janji Mengenai Tanah Perjanjian
   (Kel 23:20-33)
   
5. E. Pengesahan Perjanjian
   (Kel 24:1-18)
   
5. V. Ibadah Orang Ibrani Dilukiskan di Gunung Sinai
   (Kel 25:1-40:38)
   
1. A. Pengarahan Tentang Kemah Suci
   (Kel 25:1-27:21)
   
2. B. Pengarahan Mengenai Imam
   (Kel 28:1-31:18)
   
3. C. Dosa Penyembahan Berhala
   (Kel 32:1-34:35)
   
4. D. Pelaksanaan Pengarahan Ilahi
   (Kel 35:1-40:38)
   

Keluaran ditulis untuk memberikan laporan tentang tindakan-tindakan Allah yang bersejarah dan bersifat menebus sehingga Israel dibebaskan dari Mesir, ditetapkan sebagai bangsa pilihan-Nya, dan diberi penyataan tertulis mengenai perjanjian-Nya dengan mereka. Kitab ini juga ditulis sebagai mata rantai yang teramat penting dalam keseluruhan penyataan diri Allah yang bertahap-tahap yang mencapai puncaknya di dalam diri Yesus Kristus dan dalam PB.

1. Kemerdekaan
Keluaran dimulai dengan gambaran mengenai bagaimana bangsa Israel menggeliat di bawah kuk perbudakan. Bacalah Keluaran 1:11-14. Kebebasan mereka tidak diperoleh dengan mudah, tetapi kebebasan itu sempurna. Domba Paskah akan selalu dipandang oleh orang Kristen sebagai suatu gambaran dari Anak Domba Allah dan sebagai peringatan bagi kita, bahwa kita pun selalu telah dibebaskan dari bahaya dan perbudakan dosa. Carilah dalam Perjanjian Baru sebutan Yesus sebagai Anak Domba Allah: Yoh 1:29,36; Kis 8:32-35; 1Ko 5:7; 1Pe 1:18, 19, dan telusurilah penggunaan istilah itu dalam Kitab Wahyu. Penghargaan apa yang Anda berikan atas pembebasan Anda dari perbudakan dosa?

2. Peraturan
Para budak yang baru dibebaskan diingatkan bahwa Allah mengharapkan ketaatan dari umat-Nya. Sepuluh Perintah itu sangat luar biasa, karena semua perintah itu membentuk suatu aturan moralitas yang cocok bagi semua orang di segala zaman. Perintah-perintah itu tidak pernah lapuk. Mereka yang telah menerima Yesus sebagai Juruselamat harus ingat, bahwa mereka juga harus menyembah-Nya sebagai Tuhan. Dia berkata, "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku" (Yoh 14:15). Pada akhirnya ketaatan akan mempengaruhi sikap dan motivasi serta perbuatan. Periksalah kata-kata Yesus dalam Matius 5:21-48.

3. Penyembahan
Setelah bangsa Israel dibebaskan, mereka segera diberi petunjuk mengenai bagaimana mereka harus menyembah Allah. Kemah Suci merupakan peringatan nyata dari kehadiran Allah di tengah-tengah umat-Nya dan bangsa Israel menemukan sifat-sifat kesucian Allah, dan bahwa orang berdosa tidak dapat menghampiri Allah dengan seenaknya. Mezbah kuningan merupakan tempat untuk mengadakan korban bakaran dan ini merupakan satu-satunya jalan untuk menghampiri hadirat Allah. Pakaian imam dirancang dengan teliti, karena ia adalah orang yang mewakili umat di hadapan Allah. Setiap rinci berfungsi untuk menekankan kekudusan Allah. Kita yang telah menjadi imamat rajani dengan menjadi anak-anak Allah diingatkan, bahwa Allah tetap kudus dan hal ini harus tercermin dalam penyembahan kita. Periksalah di dalam Keluaran pemakaian kata-kata "kudus" dan "kekudusan", perhatikan bagaimana kata-kata itu menyangkut baik Allah maupun umat-Nya. Fakta mengenai kekudusan Allah seharusnya membawa pengaruh apa dalam sikap, penyembahan dan cara hidup kita?

Kitab Keluaran dimulai dengan penderitaan keturunan Yakub akibat penindasan, perbudakan, dan pembunuhan bayi di Mesir; kitab ini diakhiri dengan kehadiran, kuasa, dan kemuliaan Allah dinyatakan (yaitu, berdiam) di tengah-tengah umat-Nya yang dibebaskan di tengah padang gurun. Kitab Keluaran terbagi atas tiga bagian.

1. (1) Pasal 1-14 (Kel 1:1--14:31) mengisahkan _Israel di Mesir_ menderita penindasan di bawah raja yang tidak mengenal Yusuf dan Allah yang menebus Israel "dengan tangan yang teracung dan dengan hukuman-hukuman yang berat" (Kel 6:5). Termasuk peristiwa-peristiwa bersejarah dalam bagian ini ialah:
1. (a) kelahiran Musa, perlindungan dan persiapannya (pasal 2; Kel 2:1-25);
2. (b) panggilan Musa di semak yang menyala (pasal 3-4; Kel 3:1--4:31);
3. (c) kesepuluh tulah (pasal 7-12; Kel 7:1--12:51);
4. (d) Paskah (pasal 12; Kel 12:1-51); dan
5. (e) penyeberangan Laut Merah (pasal 13-14; Kel 13:1--14:31). Keluaran Israel dari Mesir di sepanjang PL dipandang sebagai pengalaman penebusan terbesar di dalam perjanjian yang lama.
2. (2) Pasal 16-18 (Kel 16:1--18:27) menggambarkan _Israel di padang gurun_ menuju ke Gunung Sinai. Allah menuntun umat-Nya yang tertebus dengan tiang awan dan tiang api dan menyediakan manna, burung puyuh serta air, sambil melatih mereka untuk berjalan dengan iman dan ketaatan.
3. (3) Pasal 19-40 (Kel 19:1--40:38) mencatat _Israel di Gunung Sinai_ menerima penyataan yang meliputi
1. (a) perjanjian (pasal 19; Kel 19:1-25),
2. (b) Sepuluh Hukum (pasal 20; Kel 20:1-17), dan
3. (c) kemah suci dan keimaman (pasal 25-31; Kel 25:1--31:18). Kitab ini berakhir dengan penyelesaian kemah suci dan kemuliaan Allah yang memenuhinya (pasal 40; Kel 40:1-38).

Lima ciri utama menandai Keluaran.

1. (1) Kitab ini mencatat keadaan sejarah dari kelahiran Israel sebagai bangsa.
2. (2) Dalam Kesepuluh Hukum (pasal 20; Kel 20:1-17), kitab ini memuat ringkasan hukum moral dan tuntutan kebenaran Allah bagi umat-Nya, dan dengan demikian memberikan landasan bagi etika dan prinsip-prinsip moral alkitabiah dalam penyataan selanjutnya.
3. (3) Merupakan kitab PL terpenting dalam menggambarkan sifat kasih karunia dan kuasa penebusan Allah dalam tindakan. Dari segi PL, Keluaran melukiskan sifat adikodrati pembebasan umat Allah dari bahaya dan perbudakan dosa, Iblis, dan dunia.
4. (4) Seluruh kitab ini penuh dengan penyataan yang agung mengenai Allah yang
1. (a) mulia dalam sifat-sifat-Nya (benar, murah hati, setia, kudus, dan mahakuasa);
2. (b) Tuhan atas sejarah dan raja-raja perkasa;
3. (c) Penebus yang mengikat perjanjian dengan orang yang tertebus;
4. (d) adil dan benar sebagaimana terungkap dalam hukum moral dan pertimbangan-Nya; dan
5. (e) layak disembah dengan tulus sebagai Allah yang mahatinggi yang turun untuk "berdiam" dengan umat-Nya.
5. (5) Kitab Keluaran menekankan bagaimana, apa, dan mengapa ibadah sejati harus menyusul sebagai akibat dari penebusan umat Allah.

Penggenapan Dalam Perjanjian Baru

Sepanjang Keluaran terdapat bayangan mengenai penebusan yang ditawarkan dalam perjanjian yang baru. Paskah pertama, penyeberangan Laut Merah, dan pemberian Hukum Taurat di Gunung Sinai adalah penting bagi PL sebagaimana kematian, kebangkitan Yesus, dan pemberian Roh Kudus pada hari Pentakosta adalah penting bagi PB. Lambang-lambang dalam Keluaran yang menggambarkan Kristus dan penebusan dalam PB adalah

1. (1) Musa,
2. (2) Paskah,
3. (3) penyeberangan Laut Merah,
4. (4) manna,
5. (5) batu karang dan air,
6. (6) Kemah Suci, dan
7. (7) imam besar.

Tuntutan-tuntutan moral yang mutlak dari Sepuluh Hukum diulangi dalam PB sebagai tuntutan bagi orang percaya perjanjian baru.

Tenda untuk tabut perjanjian

Petunjuk selanjutnya mengenai Kemah Suci.

26:1 Sepuluh tenda Kemah Suci.
26:7 Sebelas tenda dari bulu kambing, tudung dari kulit domba jantan dan kulit lumba-lumba.
26:15 Papan Kemah Suci, dengan pasak dan kayu lintang.
26:31 Tabir untuk tabut perjanjian.
26:36 Tirai untuk pintunya.

Mengenai Kemah Suci (26:1-37)

Allah, Musa.

Kemah Suci

Kekaguman akan kehadiran Allah hanya dikenal oleh mereka, yang dengan upacara yang tepat, datang ke dalam tabir anugerah-Nya. Manusia biasa tertutup hal-hal yang berasal dari Roh Kudus.

Kita sebagai pengikut-pengikut Kristus di sini tidak memiliki kota yang permanen, menjadi orang asing dan peziarah di dunia ini menuju ke negeri yang lebih baik, memiliki Kemah Suci yang bisa berpindah tempat. Kehadiran Allah tidak terikat oleh tempat manapun.

Pasal 26 dari Kitab Keluaran berbicara tentang pembuatan Tenda Suci. Tenda Suci harus terbuat dari sepuluh tirai kain linen halus, kain biru, ungu, dan kirmizi, dengan kerub-kerub yang dikerjakan oleh seorang ahli. Setiap tirai harus memiliki ukuran yang sama, dengan lima tirai disambung satu sama lain. Selain itu, harus ada tirai dari bulu kambing sebagai tudung untuk Tenda Suci. Papan-papan Tenda Suci harus terbuat dari kayu akasia, dengan dua puluh papan untuk sisi selatan, dua puluh papan untuk sisi utara, dan enam papan untuk bagian belakang. Palang-palang dari kayu akasia juga harus dibuat dan dilapisi dengan emas. Tenda Suci harus didirikan sesuai dengan rancangan yang telah ditunjukkan. Selain itu, pasal ini juga menjelaskan tentang pembuatan tirai untuk pintu Tenda Suci, dengan lima tiang dari kayu akasia yang dilapisi emas.

Kitab Keluaran adalah salah satu kitab dalam Alkitab yang menceritakan tentang perjalanan bangsa Israel keluar dari perbudakan di Mesir dan perjanjian Allah dengan mereka di Gunung Sinai. Pasal 26 dalam Kitab Keluaran berbicara tentang instruksi yang diberikan oleh Allah kepada Musa mengenai pembangunan Kemah Pertemuan atau Kemah Suci.

Secara historis, pasal ini terjadi setelah bangsa Israel keluar dari Mesir dan mereka sedang berada di padang gurun Sinai. Setelah menerima hukum-hukum Allah di Gunung Sinai, Allah memberikan instruksi kepada Musa mengenai pembangunan Kemah Suci sebagai tempat ibadah dan pertemuan antara Allah dan umat-Nya.

Secara budaya, pembangunan Kemah Suci memiliki makna yang sangat penting bagi bangsa Israel. Kemah Suci menjadi simbol kehadiran Allah di tengah-tengah mereka dan tempat untuk melakukan ibadah dan persembahan kepada-Nya. Pembangunan Kemah Suci juga melibatkan partisipasi sukarela dari seluruh umat Israel, yang menyumbangkan bahan-bahan dan keterampilan mereka untuk membangunnya.

Secara literatur, pasal ini berisi instruksi rinci mengenai bahan, ukuran, dan tata letak Kemah Suci, termasuk dinding, pintu, perabotan, dan perlengkapan lainnya. Instruksi ini menunjukkan keakuratan dan kecermatan yang diperlukan dalam membangun tempat yang kudus bagi Allah.

Secara teologis, pembangunan Kemah Suci menunjukkan kehendak Allah untuk tinggal di tengah-tengah umat-Nya dan menjadi tempat pertemuan antara Allah dan manusia. Kemah Suci juga menjadi gambaran dari gereja atau persekutuan orang percaya dalam Perjanjian Baru, di mana Allah hadir di tengah-tengah mereka melalui Roh Kudus.

Sebelum pasal 26, dalam pasal 25, Allah memberikan instruksi kepada Musa mengenai pembangunan tabut perjanjian dan perlengkapannya. Pasal 25 juga berisi instruksi mengenai pembangunan mezbah emas dan mezbah ukupan. Semua instruksi ini merupakan persiapan untuk pembangunan Kemah Suci yang dijelaskan secara rinci dalam pasal 26.

Berikut adalah beberapa topik penting dalam Kitab Keluaran pasal 26:

1. Pembangunan Tenda Suci (Keluaran 26:1-6)
- Tenda Suci harus dibuat dengan sepuluh tirai dari kain linen halus, kain biru, kain ungu, dan kain kirmizi.
- Setiap tirai harus memiliki ukuran yang sama, yaitu panjangnya 28 hasta dan lebarnya 4 hasta.
- Lima helai tirai harus disambung satu sama lain, demikian pula dengan lima tirai lainnya.
- Tirai-tirai harus disambung dengan lubang pengancing dan pengait emas.

2. Pembuatan tudung dari bulu kambing (Keluaran 26:7-13)
- Tudung untuk Tenda Suci harus terbuat dari sebelas tirai bulu kambing.
- Setiap tirai harus memiliki panjang 30 hasta dan lebar 4 hasta.
- Lima tirai harus disambung secara tersendiri dan enam tirai harus disambung secara tersendiri.
- Limbahan dari sisa tirai harus menjuntai di bagian belakang Tenda Suci.

3. Pembuatan papan-papan Tenda Suci (Keluaran 26:15-30)
- Papan-papan Tenda Suci harus terbuat dari kayu akasia yang tegak lurus.
- Setiap papan harus memiliki panjang 10 hasta dan lebar 1,5 hasta.
- Harus ada dua pasak pada setiap papan untuk menyatukan yang satu dengan yang lainnya.
- Papan-papan harus disambung dengan emas dan dilapisi dengan emas.

4. Pembuatan palang-palang Tenda Suci (Keluaran 26:31-37)
- Palang-palang Tenda Suci harus terbuat dari kayu akasia.
- Harus ada lima palang untuk papan-papan pada satu sisi Tenda Suci dan lima palang untuk papan pada sisi lainnya.
- Palang yang di tengah harus melintang dari ujung ke ujung.
- Palang-palang harus dilapisi dengan emas.

5. Pembuatan tirai untuk Ruang Kudus dan Ruang Yang Mahakudus (Keluaran 26:31-37)
- Tirai harus terbuat dari benang berwarna biru, ungu, dan merah, serta kain linen halus.
- Tirai harus disulam dengan gambar kerub oleh seorang ahli.
- Tirai harus digantung pada tiang kayu akasia yang dilapisi emas.
- Tirai memisahkan Ruang Kudus dan Ruang Yang Mahakudus.

6. Pembuatan tirai untuk pintu Tenda Suci (Keluaran 26:36-37)
- Tirai untuk pintu Tenda Suci harus terbuat dari kain biru, kain ungu, kain kirmizi, dan linen halus yang dipintal.
- Tirai harus dihiasi dengan emas.
- Tirai harus digantung pada lima tiang kayu akasia yang dilapisi emas.
- Tirai harus memiliki lima alas perunggu.

Orang:- Ahli: Orang yang membuat kerub-kerub pada tirai-tirai Tenda Suci.

Lokasi:- Tenda Suci: Tempat suci yang harus dibuat dengan sepuluh tirai dari kain linen halus, kain biru, kain ungu, dan kain kirmizi.

Analisis dan kata kunci dalam Kitab "Keluaran" pasal "26" dari Alkitab:

1. Tenda Suci: Merupakan tempat suci yang dibangun oleh umat Israel di padang gurun. Tenda ini menjadi tempat ibadah dan perjumpaan dengan Allah.
2. Tirai: Tirai-tirai yang terbuat dari kain linen halus, kain biru, kain ungu, dan kain kirmizi digunakan untuk memisahkan ruang-ruang di dalam Tenda Suci.
3. Kerub: Gambar kerub disulam pada tirai-tirai sebagai hiasan yang melambangkan kehadiran Allah.
4. Lubang pengancing: Lubang-lubang ini digunakan untuk menyambungkan dan mengaitkan tirai-tirai sehingga membentuk Tenda Suci yang utuh.
5. Pengait emas: Digunakan untuk mengaitkan dan menyatukan tirai-tirai sehingga Tenda Suci menjadi satu.
6. Tirai dari bulu kambing: Digunakan sebagai tudung untuk Tenda Suci.
7. Kulit domba jantan dan kulit lumba-lumba: Digunakan untuk membuat tudung dan penutup atas Tenda Suci.
8. Papan-papan: Papan-papan dari kayu akasia digunakan untuk membangun dinding Tenda Suci.
9. Alas perak: Alas-alas ini diletakkan di bawah papan-papan untuk memberikan kestabilan.
10. Palang-palang: Palang-palang dari kayu akasia digunakan untuk menghubungkan papan-papan dan memberikan kekuatan pada struktur Tenda Suci.
11. Gambar kerub: Gambar kerub disulam pada tirai-tirai sebagai hiasan yang melambangkan kehadiran Allah.
12. Tabut kesaksian: Tabut yang berisi Lempengan Batu dengan Sepuluh Perintah Allah.
13. Ruang Kudus dan Ruang Yang Mahakudus: Ruang-ruang yang dipisahkan oleh tirai-tirai dan memuat Tabut Perjanjian serta meja persembahan roti.
14. Tutup pendamaian: Tutup yang diletakkan di atas Tabut Perjanjian di dalam Ruang Yang Mahakudus.
15. Pintu tenda: Tirai yang digunakan sebagai pintu masuk ke Tenda Suci.
16. Tiang kayu akasia: Tiang-tiang yang digunakan untuk menggantung tirai pintu tenda.
17. Alas perunggu: Alas-alas yang digunakan untuk menopang tiang-tiang pintu tenda.

Pertanyaan Refleksi:
1. Apa yang dapat kita pelajari dari rincian yang sangat terperinci tentang pembuatan Tenda Suci ini?
2. Mengapa Tenda Suci begitu penting dalam kehidupan rohani orang Israel pada waktu itu?
3. Bagaimana Tenda Suci menggambarkan hubungan antara Allah dan umat-Nya?
4. Apa arti simbolis dari warna-warna yang digunakan dalam pembuatan Tenda Suci?
5. Bagaimana kita dapat menerapkan prinsip-prinsip yang terungkap dalam pembuatan Tenda Suci ini dalam kehidupan kita sebagai orang percaya?

Pertanyaan Diskusi:
1. Mengapa Allah memerintahkan pembuatan Tenda Suci dengan begitu banyak rincian yang sangat terperinci?
2. Apa yang dapat kita pelajari tentang kekudusan Allah dari Tenda Suci ini?
3. Bagaimana Tenda Suci mengajarkan kita tentang pentingnya penyembahan yang benar?
4. Apa perbedaan antara Ruang Kudus dan Ruang Yang Mahakudus dalam Tenda Suci?
5. Bagaimana Tenda Suci mengarahkan kita kepada Yesus Kristus sebagai tempat penyembahan yang sempurna?

Hal-hal Menarik:
1. Perhatikan bahwa Tenda Suci ini dirancang dengan sangat indah dan megah, menunjukkan keagungan Allah.
2. Pembuatan Tenda Suci ini melibatkan banyak pekerjaan tangan yang terampil dan ahli, menunjukkan pentingnya memberikan yang terbaik kepada Allah.
3. Simbolisme warna-warna yang digunakan dalam pembuatan Tenda Suci mengajarkan kita tentang karakter dan sifat Allah.
4. Perhatikan bahwa Tenda Suci ini juga melibatkan penggunaan bahan-bahan yang berharga seperti emas dan perak, menunjukkan bahwa penyembahan kepada Allah adalah hal yang berharga dan berharga.
5. Tenda Suci ini juga mengajarkan kita tentang pentingnya memiliki tempat khusus untuk bertemu dengan Allah dan mengalami hadirat-Nya.

Dari pasal 26 Kitab Keluaran, ada beberapa hal yang dapat dipelajari dan diterapkan dalam hidup:

1. Pentingnya keindahan dan kekudusan dalam ibadah: Pasal ini menggambarkan pembuatan Tenda Suci yang indah dan kudus. Hal ini mengajarkan kita untuk memberikan yang terbaik dalam ibadah kita kepada Tuhan, baik dalam bentuk waktu, bakat, dan sumber daya yang kita miliki.

2. Pentingnya persatuan dalam persekutuan: Pasal ini menjelaskan tentang cara menyambungkan tirai-tirai Tenda Suci sehingga menjadi satu. Ini mengajarkan kita tentang pentingnya persatuan dan kerjasama dalam persekutuan gereja dan komunitas iman kita.

3. Pentingnya perlindungan dan pemisahan: Pasal ini juga menjelaskan tentang penggunaan tirai dan tabir untuk memisahkan Ruang Kudus dan Ruang Yang Mahakudus. Ini mengajarkan kita tentang pentingnya menjaga kekudusan dan perlindungan dalam hubungan kita dengan Tuhan.

Doa terkait pasal ini:

Tuhan yang Mahakudus, kami bersyukur atas pengajaran yang Engkau berikan melalui Kitab Keluaran pasal 26. Kami berdoa agar Engkau membantu kami untuk memberikan yang terbaik dalam ibadah kami kepada-Mu. Bantu kami untuk menjaga persatuan dan kerjasama dalam persekutuan gereja dan komunitas iman kami. Jadikanlah kami alat bagi kekudusan-Mu dan pelindungan-Mu dalam hidup kami. Terima kasih atas kasih karunia-Mu. Dalam nama Yesus kami berdoa, Amin.