
Ayub 30
AlkiPEDIA (Perpustakaan Elektronik Dan Informasi Alkitab)

buka semuaAlkiPEDIA Kitab
Fakta
Fakta: Statistik 42 pasal, 1070 ayat, 10.102 kata Penulis Tidak Dikenal Tema Mengapa Orang Benar Menderita?; Ujian dan penderitaan untuk...
Statistik | 42 pasal, 1070 ayat, 10.102 kata |
Penulis | Tidak Dikenal |
Tema | Mengapa Orang Benar Menderita?; Ujian dan penderitaan untuk beroleh berkat, mendidik kita dan tidak selalu merupakan hukuman. |
Waktu | Tidak Pasti |
Tempat | us dekat Edom |
Kata Kunci | Ujian. |
Kristus Di Alkitab | Dia adalah Penebus kita yang hidup, "Karena aku tahu penebusku hidup" |
Latar Belakang
Latar Belakang: Kitab Ayub tergolong sebagai salah satu kitab hikmat dan syair dalam PL:
"hikmat" karena membahas secara mendalam soal-soal universal yang...
Kitab Ayub tergolong sebagai salah satu kitab hikmat dan syair dalam PL: "hikmat" karena membahas secara mendalam soal-soal universal yang penting dari umat manusia; "syair" karena hampir seluruh kitab ini berbentuk syair. Akan tetapi, semua syair ini berdasarkan seorang tokoh sejarah yang nyata (lih. Yeh 14:14,20) dan suatu peristiwa sejarah yang nyata (lih. Yak 5:11). Tempat terjadinya peristiwa dalam kitab ini ialah "tanah Us" (Ayub 1:1) yang kemudian menjadi wilayah Edom, terletak di bagian tenggara Laut Mati atau di sebelah utara Arabia (bd. Rat 4:21); jadi latar belakang sejarah Ayub bersifat Arab dan bukan Ibrani.
Dua tanggal penting hendaknya dipertimbangkan berhubungan dengan kitab Ayub:
- (1) tanggal kehidupan Ayub sendiri dan peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam kitab ini, dan
- (2) tanggal penulis kitab ini yang diilhamkan.
Beberapa fakta menunjukkan bahwa Ayub sendiri hidup sekitar zaman Abraham (2000 SM) atau sebelumnya. Fakta-fakta yang paling penting ialah:
- (1) Ayub masih hidup selama 140 tahun setelah peristiwa-peristiwa dalam kitab ini (Ayub 42:16), yang menyarankan jangka hidup yang hampir 200 tahun (Abraham hidup 175 tahun);
- (2) kekayaannya dihitung dari jumlah ternak (Ayub 1:3; Ayub 42:12);
- (3) pelayanannya sebagai imam dalam keluarganya, seperti Abraham, Ishak, dan Yakub (Ayub 1:5);
- (4) sistem keluarga pimpinan ayah menjadi kesatuan sosial mendasar seperti pada zaman Abraham (Ayub 1:4-5,13);
- (5) serbuan orang-orang Syeba (Ayub 1:15) dan orang Kasdim (Ayub 1:17) yang cocok dengan zaman Abraham;
- (6) sering kali (31 kali) penulis memakai nama yang dipakai para patriarkh bagi Allah, yaitu Shaddai (Yang Mahakuasa); dan
- (7) tidak ada petunjuk sama sekali kepada sejarah Israel atau hukum Musa sehingga memberi kesan tentang zaman pra-Musa (sebelum 1500 SM).
Ada tiga pandangan utama mengenai tanggal kitab ini ditulis. Kitab ini mungkin disusun
- (1) selama zaman para leluhur (sekitar 2000 SM) tidak lama sesudah semua peristiwa ini terjadi dan mungkin ditulis oleh Ayub sendiri;
- (2) selama zaman Salomo atau tidak lama sesudah itu (sekitar 950-900 SM), karena bentuk sastra dan gaya penulisannya mirip dengan kitab-kitab sastra hikmat masa itu; atau
- (3) selama masa pembuangan (sekitar 586-538 SM), ketika umat Allah sedang bergumul mencari arti teologis dari bencana mereka.
Penulis yang tidak dikenal, jikalau bukan Ayub sendiri, pastilah memiliki sumber-sumber lisan atau tertulis yang terinci dari zaman Ayub, yang dipakainya di bawah dorongan dan ilham ilahi untuk menulis kitab ini sebagaimana adanya sekarang. Beberapa bagian dari kitab ini pasti telah diberikan melalui penyataan langsung dari Allah (mis. Ayub 1:6--2:10).
Garis Besar
Garis Besar:
I. Prolog Prosa: Krisisnya
( Ayub 1:1-2:13 )
A. Ayub, Orang Benar yang Takut Akan Allah
(...
- I. Prolog Prosa: Krisisnya
(Ayub 1:1-2:13) - A. Ayub, Orang Benar yang Takut Akan Allah
(Ayub 1:1-5) - B. Percakapan Antara Tuhan Dengan Iblis, dan Berbagai Musibah
yang Kemudian Menimpa Ayub
(Ayub 1:6-2:10) - C. Kunjungan Ketiga Sahabat Ayub
(Ayub 2:11-13) - II. Dialog Antara Ayub dan Teman-temannya: Usaha Mencari Jawaban
yang Masuk Akal
(Ayub 3:1-31:40) - A. Rangkaian Dialog Pertama: Kebenaran Allah
(Ayub 3:1-14:22) - 1. Ayub Meratapi Hari Kelahirannya
(Ayub 3:1-26) - 2. Tanggapan Elifas
(Ayub 4:1-5:27) - 3. Tanggapan Balik Ayub
(Ayub 6:1-7:21) - 4. Tanggapan Bildad
(Ayub 8:1-22) - 5. Tanggapan Balik Ayub
(Ayub 9:1-10:22) - 6. Tanggapan Zofar
(Ayub 11:1-20) - 7. Tanggapan Balik Ayub
(Ayub 12:1-14:22) - B. Rangkaian Dialog Kedua: Nasib Orang Fasik
(Ayub 15:1-21:34) - 1. Tanggapan Elifas
(Ayub 15:1-35) - 2. Tanggapan Balik Ayub
(Ayub 16:1-17:16) - 3. Tanggapan Bildad
(Ayub 18:1-21) - 4. Tanggapan Balik Ayub
(Ayub 19:1-29) - 5. Tanggapan Zofar
(Ayub 20:1-29) - 6. Tanggapan Balik Ayub
(Ayub 21:1-34) - C. Rangkaian Dialog Ketiga: Sifat Berdosa Ayub
(Ayub 22:1-31:40) - 1. Tanggapan Elifas
(Ayub 22:1-30) - 2. Tanggapan Balik Ayub
(Ayub 23:1-24:25) - 3. Tanggapan Bildad
(Ayub 25:1-6) - 4. Tanggapan Balik Ayub
(Ayub 26:1-14) - 5. Rangkuman Terakhir Ayub Mengenai Pendapat Dasarnya
(Ayub 27:1-31:40) - III.Berbagai Wejangan Elihu: Awal Pengertian
(Ayub 32:1-37:24) - A. Elihu Diperkenalkan
(Ayub 32:1-6a) - B. Wejangan Pertama: Ajaran Allah Kepada Manusia Melalui Penderitaan
(Ayub 32:6-33:33) - C. Wejangan Kedua: Keadilan Allah dan Kepongahan Ayub
(Ayub 34:1-37) - D. Wejangan Ketiga: Kejujuran Tidaklah Tanpa Keuntungan
(Ayub 35:1-16) - E. Wejangan Keempat: Kesemarakan Allah dan Ketidaktahuan Ayub
(Ayub 36:1-37:24) - IV. Tuhan Menjawab Ayub: Penyataan Langsung
(Ayub 38:1-42:6) - A. Allah Menegur Ketidaktahuan Ayub
(Ayub 38:1-40:2) - B. Kerendahan Hati Ayub
(Ayub 40:3-5) - C. Allah Menentang Kecaman Ayub Terhadap Keadilan-Nya Dalam Memerintah
Dunia (Ayub 40:1-41:25) - D. Ayub Mengakui Keterbatasan Pengetahuannya Tentang Jalan-Jalan Allah
(Ayub 42:1-6) - V. Epilog Prosa: Krisis Berakhir
(Ayub 42:7-17) - A. Ayub Berdoa untuk Ketiga Temannya
(Ayub 42:7-9) - B. Berkat Dua Kali Lipat bagi Ayub
(Ayub 42:10-17)
Tujuan
Tujuan: Kitab Ayub menggumuli pertanyaan abadi, "Jikalau Allah itu adil dan penuh
kasih, mengapa diizinkan-Nya orang yang sungguh-sungguh benar seperti...
Kitab Ayub menggumuli pertanyaan abadi, "Jikalau Allah itu adil dan penuh kasih, mengapa diizinkan-Nya orang yang sungguh-sungguh benar seperti Ayub (Ayub 1:1,18) menderita demikian hebat?" Ketika menggumuli soal ini, penulis mengemukakan kebenaran-kebenaran berikut.
- (1) Selaku musuh Allah, Iblis menerima izin untuk menguji kesejatian iman seorang benar dengan menyiksa dia; tetapi kasih karunia Allah menang atas penderitaan karena oleh iman Ayub tetap kokoh dan tidak goyah, bahkan ketika kelihatannya tidak ada keuntungan jasmaniah atau duniawi untuk terus mengabdi kepada Allah.
- (2) Allah digerakkan oleh pertimbangan-pertimbangan yang terlalu luas sehingga tak dapat dipahami oleh pikiran manusia (Ayub 37:5); karena kita tidak melihat dengan kelapangan hati dan visi Yang Mahakuasa, maka kita memerlukan Allah menyatakan diri-Nya kepada kita.
- (3) Landasan iman yang sesungguhnya tidak terletak dalam berkat-berkat Allah, dalam situasi-situasi pribadi atau jawaban-jawaban yang cerdik pandai, tetapi dalam penyataan Allah sendiri.
- (4) Allah kadang-kadang mengizinkan Iblis menguji orang benar dengan kesengsaraan agar memurnikan iman dan kehidupan mereka, sebagaimana emas dimurnikan oleh api (Ayub 23:10; bd. 1Pet 1:6-7); ujian semacam itu mengakibatkan peningkatan integritas rohani dan kerendahan hati umat-Nya (Ayub 42:1-10).
- (5) Sekalipun cara-cara Allah menghadapi kita kadang-kadang tampak suram dan kejam (sebagaimana dikira oleh Ayub sendiri), akhirnya Allah tampak dalam belas kasihan dan kemurahan yang penuh. (Ayub 42:7-17; bd. Yak 5:11).
Tema-tema Kunci
Tema-tema Kunci: 1. Sifat-sifat Allah dan pekerjaan-Nya Allah berdaulat. Bahkan iblis pun tidak dapat berbuat apa-apa tanpa izin-Nya. Baik Ayub maupun...
1. Sifat-sifat Allah dan pekerjaan-Nya
Allah berdaulat. Bahkan iblis pun tidak dapat berbuat apa-apa tanpa izin-Nya. Baik Ayub maupun kawan-kawannya sadar akan hal ini dan akan kenyataan bahwa Allah menciptakan dunia ini serta memeliharanya. Kitab ini penuh berisi kebesaran dan kearifan Allah. Lihat Ayu 5:8-16; 9:2-13; 11:7-9; 12:10,13-25; 25:2-6; 26:5-14; 34:10-15; 35:10,11; 36:22-33; 37:1-24; 38:1-39:30; 40:8-41:34.
2. Kelemahan manusia
Kisah Ayub mengilustrasikan kelemahan kita, ketidaktahuan, dosa, dan singkatnya hidup kita. Permohonan Ayub akan keadilan sungguh-sungguh menuntut suatu kehidupan yang melampaui kehidupan saat ini, tempat Allah dapat menghukum yang jahat dan meluruskan yang salah dari dunia ini. Lihat Ayu 4:17-21; 5:7; 7:1-10; 9:2,25,26; 14:1,2,4,7-12; 15:14-16; 25:4-6.
3. Kebijaksanaan
Kebijaksanaan Allah, yaitu pikiran Allah, kepandaian dan rencana-Nya, digambarkan kepada kita sebagai hal yang benar-benar di luar jangkauan kita (Ayu 28:1-28). Jika kita diberi sedikit pengertian tentang rahasia-rahasia ini, hal ini bukan oleh karena kepandaian kita. Hanya pada saat kita berserah kepada-Nya kita dapat mengerti sedikit tentang jalan-jalan-Nya. Pikirkanlah pengertian yang terkandung dalam Yesaya 55:8 dan 1Ko 1:18-31.
4. Saling menghibur
Kawan-kawan Ayub memberi kita suatu contoh yang baik tentang apa yang tidak boleh kita lakukan! Banyak yang mereka katakan itu benar, tetapi tidak ada hubungannya dengan masalah Ayub dan menyakitkan. Perhatikan juga bagaimana Paulus mengajar kita mengenai saling menghormati. Pelajaran apa yang secara tak langsung ingin dikatakan tentang bagaimana kita harus memakai pengalaman hidup kita (2Ko 1:3-8)?
5. Ayub dan Perjanjian Baru
Walaupun Ayub hanya disebut sekali saja dalam Perjanjian Baru (Yak 5:11), pertanyaan-pertanyaan yang diajukannya dapat lebih jelas dimengerti jika dilihat dari sudut pandang seorang Kristen. Sebagai contoh lihat Ayub 9:33, 1Ti 2:5; Ayu 14:14, Yoh 11:25; Ayu 16:19;; Ibr 9:24; Ayu 19:25; Ibr 7:25; Ayu 23:3; Yoh 14:6.
Survei
Survei: Terdapat lima bagian tertentu di dalam struktur kitab Ayub:
(1) Prolog (pasal 1-2 ; Ayub 1:1--2:13 ) yang melukiskan musibah Ayub dan...
Terdapat lima bagian tertentu di dalam struktur kitab Ayub:
- (1) Prolog (pasal 1-2; Ayub 1:1--2:13) yang melukiskan musibah Ayub dan penyebabnya;
- (2) tiga rangkaian dialog di antara Ayub dan ketiga orang temannya, ketika mereka mencari jawaban-jawaban yang masuk akal untuk penderitaan Ayub (pasal 3-31; Ayub 3:1--31:40);
- (3) empat monolog oleh Elihu, seorang yang lebih muda daripada Ayub dan ketiga temannya, yang berisi sekilas pengertian mengenai makna (sekalipun belum mengenai penyebab) penderitaan Ayub (pasal 32-37; Ayub 32:1--37:24);
- (4) Allah sendiri, yang menegur ketidaktahuan dan keluhan Ayub serta mendengarkan tanggapan Ayub atas penyataan-Nya (pasal 38, 1-42, 6; Ayub 38:1-38; Ayub 1:1--42:17; Ayub 6:1-30);
- (5) epilog (Ayub 42:7-17) yang mencatat pemulihan Ayub. Kitab Ayub seluruhnya ditulis dalam bentuk syair, kecuali tiga bagian:
- (a) prolog,
- (b) Ayub 32:1-6, dan
- (c) epilog.
Dalam pasal 1 (Ayub 1:1-22) Ayub diperkenalkan sebagai seorang benar yang takut akan Allah (Ayub 1:1,8) dan terkaya dari semua orang di sebelah Timur (Ayub 1:3). Keadaan hidupnya mendadak berubah oleh serangkaian musibah besar yang memusnahkan harta milik, anak-anak, dan kesehatannya (Ayub 1:13-22; Ayub 2:7-10). Ayub bingung sama sekali, karena tidak menyadari bahwa dirinya terlibat dalam pertentangan di antara Allah dan Iblis (Ayub 1:6-12; Ayub 2:1-6). Ketiga teman Ayub -- Elifas, Bildad, dan Zofar -- datang untuk menghibur Ayub, tetapi akhirnya berdebat dengannya mengenai penyebab terjadinya penderitaan itu. Mereka bersikeras bahwa karena Allah itu adil, penderitaan Ayub pasti merupakan hukuman atas dosa-dosa tersembunyi dan satu-satunya jalan keluar baginya adalah bertobat. Ayub menolak jawaban mereka, menegaskan ketidakbersalahannya dan mengaku ketidakmampuannya untuk memahami (pasal 3-31; Ayub 3:1--31:40). Elihu mengemukakan sudut pandang yang lain, yaitu penderitaan Ayub menyangkut maksud penebusan Allah untuk lebih memurnikan Ayub (pasal 32-37; Ayub 32:1--37:24).
Pada akhirnya semua terdiam, termasuk Ayub, ketika Allah sendiri berbicara kepada Ayub mengenai hikmat dan kuasa-Nya selaku Pencipta. Ayub mengakui ketidaktahuan dan ketidakberartian dirinya dengan penuh penyesalan dan rendah hati (pasal 38-41; Ayub 38:1--41:25). Ketika Ayub bertobat dari berbantah dengan Yang Mahakuasa (Ayub 40:1-4,8; Ayub 42:5-6) dan berdoa bagi teman-temannya yang telah sangat melukai hatinya (Ayub 42:8,10), ia dibebaskan dari pencobaan berat itu dan dipulihkan dua kali lipat (Ayub 42:10); Ayub juga dibenarkan ketika Allah berkata bahwa Ayub telah "berkata benar tentang Aku" (Ayub 42:7). Kehidupan Ayub kemudian hari lebih diberkati daripada sebelum penderitaan itu (Ayub 42:12-17). Sekalipun Allah tidak pernah memberikan pemahaman filosofis kepada Ayub mengenai penyebab penderitaannya, pembaca memperoleh perspektif yang penting ini dari prolog.
Ciri Khas
Ciri Khas: Tujuh ciri utama menandai kitab ini.
(1) Ayub, penduduk Arab utara, seorang bukan Israel yang benar dan takut
akan Allah, mungkin...
Tujuh ciri utama menandai kitab ini.
- (1) Ayub, penduduk Arab utara, seorang bukan Israel yang benar dan takut akan Allah, mungkin telah hidup sebelum keluarga perjanjian Israel ada (Ayub 1:1).
- (2) Kitab ini menyajikan pembahasan terdalam yang pernah ditulis mengenai rahasia penderitaan. Sebagai puisi dramatik, drama dalam kitab ini berisi rasa kesedihan yang mengharukan dan dialog intelektual yang menggugah perasaan.
- (3) Kitab ini menyingkapkan suatu dinamika penting yang beroperasi dalam setiap ujian berat yang dialami orang saleh: sementara Iblis berusaha untuk menghancurkan iman orang saleh, Allah bekerja untuk membuktikan iman itu dan memperdalamnya. Keteguhan Ayub dalam iman yang sejati memungkinkan maksud Allah menang atas niat Iblis (bd. Yak 5:11).
- (4) Kitab ini memberikan sumbangan tak ternilai kepada seluruh penyataan alkitabiah tentang pokok-pokok penting seperti Allah, umat manusia, penciptaan, Iblis, dosa, kebenaran, penderitaan, keadilan, pertobatan, dan iman.
- (5) Sebagian besar kitab ini mencatat penilaian teologis yang salah tentang penderitaan Ayub oleh teman-temannya. Mungkin cara berpikir mereka yang salah diulang begitu sering dalam kitab ini karena mencerminkan kesalahan yang umum terdapat antara umat Allah dan yang harus diperbaiki.
- (6) Peranan Iblis sebagai "penuduh" orang benar ditunjukkan dengan lebih jelas dalam Ayub daripada di kitab PL lainnya. Dari 19 acuan kepada Iblis dalam PL, 14 kali di antaranya ada dalam kitab ini.
- (7) Secara dramatis kitab Ayub mempertunjukkan prinsip alkitabiah bahwa orang percaya diubah oleh penyataan dan bukan informasi (Ayub 42:5-6).
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru
Penebus yang diakui Ayub (Ayub 19:25-27), perantara yang didambakannya (Ayub 9:32-33), dan jawaban kepada semua pertanyaan dan keperluan yang mendalam, semuanya menemui penggenapannya di dalam Yesus Kristus. Yesus sepenuhnya manunggal dengan penderitaan manusia (bd. Ibr 4:15-16; Ibr 5:8) sebagai Penebus, perantara, hikmat, penyembuh, terang, dan hidup yang ditetapkan Allah. Roh nubuat mengenai kedatangan Kristus terungkap paling jelas dalam Ayub 19:25-27. Ayub dua kali disebutkan dalam PB:
- (1) sebagai sebuah kutipan (Ayub 5:13 dalam 1Kor 3:19), dan
- (2) sebagai acuan kepada ketabahan Ayub dalam penderitaan dan akibat yang penuh kemurahan dari tindakan Allah dalam hidupnya (Yak 5:11).
Kitab Ayub melukiskan dengan jelas kebenaran PB bahwa ketika orang percaya mengalami penganiayaan atau ujian penderitaan yang berat, mereka harus tetap teguh di dalam iman dan terus mempercayakan diri mereka kepada Dia yang menghakimi dengan adil, sama seperti yang dilakukan Yesus ketika Ia menderita (bd. 1Pet 2:23). Ayub 1:6--2:10 merupakan gambaran paling jelas mengenai musuh kita sebagaimana dinyatakan dalam 1Pet 5:8-9.

buka semuaAlkiPEDIA Pasal
Penjelasan Singkat
Penjelasan Singkat: Kemuliaan Ayub berubah menjadi kehinaan
Isi Pasal
Isi Pasal: Jawaban Ayub dilanjutkan. Dia meninjau lagi kondisinya saat ini.
Garis Besar
Judul Perikop
Judul Perikop: Sengsara yang dialami ( 30:1-31 )
Tokoh
Nama dan Tempat
Nama dan Tempat: Allah
Kesimpulan
Kesimpulan: Orang-orang kudus yang terbaik sering menerima penghinaan terburuk dari dunia yang membenci dan menghina, semata-mata karena pemeliharaan untuk...
Fakta
Fakta: Orang-orang yang hari ini berteriak "Hosana"
Storyboard Ayub 30
Infografis Ayub 30
Infografis Ayub 30

buka semuaAI-PEDIA
Ringkasan
Ringkasan: Dalam pasal ke-30 dari Kitab Ayub, Ayub mengeluhkan penderitaan yang dia alami. Dia merasa dihina dan diolok-olok oleh orang-orang yang lebih muda...
Pengantar & Latar Belakang
Pengantar & Latar Belakang: Kitab Ayub adalah salah satu kitab dalam Alkitab yang terkenal karena menggambarkan penderitaan dan pertanyaan tentang keadilan di dunia ini. Pasal...
Latar belakang historis dari Kitab Ayub tidak diketahui dengan pasti. Namun, diperkirakan kitab ini ditulis pada periode setelah kehancuran Bait Suci pertama di Yerusalem oleh bangsa Babel pada tahun 586 SM. Kitab ini juga mencerminkan pemikiran dan kepercayaan yang berkembang pada masa itu.
Dalam konteks budaya, Ayub adalah seorang tokoh yang kaya dan dihormati dalam masyarakat. Namun, dalam pasal 30, Ayub mengeluhkan bahwa dia sekarang dihina dan diabaikan oleh orang-orang sekitarnya. Dia merasa terasing dan tidak dihormati.
Secara literatur, pasal-pasal sebelumnya dalam Kitab Ayub menggambarkan penderitaan yang dialami oleh Ayub. Dia kehilangan harta benda, keluarganya, dan kesehatannya. Ayub juga menghadapi tuduhan dari teman-temannya yang menganggap bahwa penderitaannya adalah akibat dosa yang dilakukannya.
Dalam ayat-ayat sebelumnya, Ayub menggambarkan keadaan yang sangat berbeda. Dia mengingat masa-masa ketika dia dihormati dan dihargai oleh orang-orang di sekitarnya. Namun, sekarang dia merasa terhina dan diabaikan oleh mereka.
Secara teologis, Kitab Ayub mengajukan pertanyaan tentang keadilan Allah dan menggali pemahaman tentang penderitaan manusia. Ayub mencoba mencari jawaban atas pertanyaan mengapa orang yang benar menderita. Kitab ini juga menunjukkan bahwa penderitaan bukan selalu akibat dosa, tetapi bisa menjadi bagian dari rencana Allah yang lebih besar.
Dalam pasal 30, Ayub melanjutkan keluhannya tentang penderitaannya dan perubahan status sosialnya. Dia merasa terhina dan diabaikan oleh orang-orang di sekitarnya, yang sebelumnya menghormatinya. Ayub merasa terasing dan tidak dihormati.
Demikianlah latar belakang dari pasal 30 Kitab Ayub dalam konteks historis, budaya, literatur, dan teologisnya.
Topik
Topik: Berikut adalah beberapa topik penting dalam Kitab Ayub pasal 30 :
1. Penderitaan Ayub ( Ayub 30:1-15 )
- Ayub mengalami penolakan dan...
1. Penderitaan Ayub (Ayub 30:1-15)
- Ayub mengalami penolakan dan ejekan dari orang-orang yang lebih muda darinya.
- Dia merasakan kehilangan kekuatan dan kehormatan yang pernah dimilikinya.
- Ayub mengalami kesulitan hidup yang ekstrem, termasuk kelaparan dan pengusiran.
2. Kesengsaraan Ayub (Ayub 30:16-23)
- Ayub menggambarkan penderitaannya yang tak terhentikan dan menyakitkan.
- Dia merasa ditinggalkan oleh Allah dan tidak mendapatkan jawaban atas seruannya.
- Ayub merasa dianiaya dan dihancurkan oleh kekuatan Allah.
3. Keputusasaan Ayub (Ayub 30:24-31)
- Ayub merasa terjebak dalam keputusasaan dan kegelapan.
- Dia merasa tidak ada harapan untuk pemulihan atau kebahagiaan.
- Ayub merasa sendirian dan tidak mendapatkan dukungan dari orang lain.
4. Keluhan Ayub (Ayub 30:32-31:40)
- Ayub mengungkapkan keluhannya kepada Allah dan mempertanyakan keadilan-Nya.
- Dia menyatakan bahwa dia tidak bersalah dan tidak pantas menerima penderitaan ini.
- Ayub menantang Allah untuk memberikan keadilan dan mengungkapkan keyakinannya bahwa dia tidak bersalah.
5. Penutup (Ayub 31:40)
- Pasal 30 berakhir dengan keluhan Ayub yang belum terjawab dan keputusasaan yang masih ada.
Catatan: Penjelasan singkat di atas hanya memberikan gambaran umum tentang topik-topik yang ada dalam pasal 30 Kitab Ayub. Untuk pemahaman yang lebih mendalam, disarankan untuk membaca seluruh pasal tersebut.
Nama dan Tempat
Nama dan Tempat: Orang-orang yang disebutkan dalam pasal ini :
- Ayub : Tokoh utama dalam pasal ini, yang mengalami penderitaan dan kesengsaraan.
-...
- Ayub: Tokoh utama dalam pasal ini, yang mengalami penderitaan dan kesengsaraan.
- Orang-orang yang lebih muda daripada Ayub: Orang-orang yang menertawakan dan menghina Ayub.
- Ayah dari orang-orang yang lebih muda daripada Ayub: Orang yang Ayub pandang remeh.
- Anjing-anjing penggembala kawanan ternak Ayub: Hewan-hewan yang Ayub pandang lebih tinggi daripada orang-orang yang menertawakannya.
- Orang-orang yang kekuatannya telah lenyap: Orang-orang yang kekuatannya telah hilang.
- Orang-orang yang menggerogoti tanah yang kering pada malam hari: Orang-orang yang merusak dan mengambil sumber daya alam dengan rakus.
- Tanah yang tandus dan sunyi: Tanah yang tidak subur dan sepi.
- Tanaman menjalar dan daun dari semak-semak: Tumbuhan yang diambil dan dimakan oleh orang-orang yang merusak tanah.
- Akar pohon arar: Akar pohon yang menjadi makanan orang-orang yang merusak tanah.
- Kumpulan orang banyak: Tempat di mana orang-orang berkumpul.
- Lembah-lembah mengerikan: Tempat yang menakutkan dan tidak ramah.
- Lubang-lubang bumi dan gunung-gunung batu: Tempat-tempat tersembunyi dan terpencil.
- Semak-semak: Tanaman yang tumbuh di sekitar orang-orang yang diusir.
- Jelatang: Tanaman yang tumbuh di sekitar orang-orang yang diusir.
- Anak-anak orang-orang bodoh dan tidak bernama: Orang-orang yang diusir dan tidak memiliki identitas yang jelas.
- Orang-orang yang membenci Ayub: Orang-orang yang membenci dan menjauhi Ayub.
- Orang-orang yang meludah di depan Ayub: Orang-orang yang menghina dan merendahkan Ayub.
- Allah: Tuhan yang Ayub berharap akan membantu dan menjawab seruannya, tetapi tampaknya tidak merespon.
- Gerombolan pengacau: Orang-orang yang mengganggu dan merusak kehidupan Ayub.
- Orang-orang yang merusak jalannya: Orang-orang yang menghancurkan dan menghalangi jalan Ayub.
- Orang-orang yang mendukung malapetakanya: Orang-orang yang membantu dan mendukung kehancuran Ayub.
- Orang-orang yang mengejar kehormatannya: Orang-orang yang mencoba merampas kehormatan Ayub.
- Orang-orang yang menjauhkan kemakmurannya: Orang-orang yang mengambil kemakmuran Ayub.
- Orang-orang yang menangis bagi mereka yang mengalami hari-hari yang berat: Orang-orang yang merasa simpati dan berduka atas penderitaan orang lain.
- Orang-orang miskin: Orang-orang yang hidup dalam kemiskinan.
- Orang-orang yang berharap akan hal yang baik: Orang-orang yang memiliki harapan dan harapan yang baik.
- Orang-orang yang menantikan terang: Orang-orang yang mengharapkan kebaikan dan kecerahan.
- Orang-orang yang berjalan dengan kulit menghitam: Orang-orang yang mengalami perubahan fisik yang tidak menguntungkan.
- Orang-orang yang berdiri di tengah perkumpulan untuk memohon pertolongan: Orang-orang yang mencari bantuan dan pertolongan dari orang lain.
- Naga-naga laut: Makhluk mitologis yang disebut sebagai saudara Ayub.
- Burung unta: Hewan yang disebut sebagai teman Ayub.
- Orang-orang yang menangis: Orang-orang yang menangis dan meratapi nasib mereka.
Lokasi yang disebutkan dalam pasal ini:- Tanah yang kering: Tanah yang tidak subur dan tidak memiliki air.
- Lembah-lembah mengerikan: Tempat yang menakutkan dan tidak ramah.
- Lubang-lubang bumi dan gunung-gunung batu: Tempat-tempat tersembunyi dan terpencil.
- Tembok yang terbelah: Tembok yang rusak dan hancur.
- Lumpur: Tanah yang basah dan berlumpur.
- Reruntuhan: Sisa-sisa bangunan yang hancur.
- Tempat yang telah ditentukan bagi semua yang hidup: Tempat yang telah ditentukan untuk kematian semua makhluk hidup.
Kata Kunci
Kata Kunci: Kata kunci dalam Kitab Ayub pasal 30 adalah sebagai berikut:
1. Tertawa : Ayub merasa ditertawakan oleh orang-orang yang lebih muda darinya....
1. Tertawa: Ayub merasa ditertawakan oleh orang-orang yang lebih muda darinya.
2. Remeh: Ayub merasa ayah dari orang-orang tersebut menganggapnya remeh.
3. Kekuatan: Ayub merenungkan kehilangan kekuatan orang-orang yang lebih muda darinya.
4. Lapar: Orang-orang tersebut mengalami rasa lapar yang kuat.
5. Tanah kering: Orang-orang tersebut menggerogoti tanah yang kering pada malam hari.
6. Daun dan akar: Orang-orang tersebut memetik tanaman menjalar, daun semak-semak, dan akar pohon arar sebagai makanan.
7. Diusir: Orang-orang tersebut diusir dari kumpulan orang banyak dan harus tinggal di tempat yang mengerikan.
8. Lagu ejekan: Ayub menjadi lagu ejekan bagi orang-orang tersebut.
9. Membenci: Orang-orang tersebut membenci Ayub dan menjauh darinya.
10. Ludah: Orang-orang tersebut meludah di depan
11
12. Penderitaan: Ayub mengalami penderitaan yang hebat.
13. Lumpur: Ayub dilemparkan ke dalam lumpur dan menjadi seperti abu dan debu.
14. Tidak menjawab: Ayub berteriak minta tolong kepada Tuhan, tetapi Tuhan tidak menjawabnya.
15. Kematian: Ayub tahu bahwa Tuhan akan membawanya kepada kematian.
16. Kejahatan: Ketika Ayub berharap akan hal yang baik, kejahatanlah yang datang.
17. Pertolongan: Ayub berdiri di tengah perkumpulan untuk memohon pertolongan.
18. Ratapan: Ayub mengubah kecapinya menjadi ratapan dan serulingnya menjadi suara tangisan.
Pertanyaan Refleksi dan Diskusi
Pertanyaan Refleksi dan Diskusi: Pertanyaan refleksi :
1. Bagaimana perasaan Ayub yang tergambar dalam pasal ini? Apakah kamu bisa merasakan keputusasaan dan kesedihannya?
2....
1. Bagaimana perasaan Ayub yang tergambar dalam pasal ini? Apakah kamu bisa merasakan keputusasaan dan kesedihannya?
2. Apa yang bisa kita pelajari dari sikap Ayub dalam menghadapi penderitaan dan penolakan dari orang lain?
3. Bagaimana Ayub menggambarkan hubungannya dengan Allah dalam pasal ini? Apakah ada perubahan dalam persepsi dan keyakinannya?
Pertanyaan diskusi:
1. Mengapa Ayub merasa bahwa dia menjadi bahan ejekan dan buah bibir bagi orang lain? Apakah ada hubungannya dengan penderitaan yang dia alami?
2. Mengapa Ayub merasa bahwa Allah telah melepaskan tali busur dan merendahkan dia? Apakah ada hubungannya dengan keyakinan Ayub tentang keadilan Allah?
3. Bagaimana sikap Ayub dalam menghadapi penderitaan dan penolakan dapat menjadi teladan bagi kita sebagai orang percaya?
Hal-hal menarik terkait Kitab Ayub pasal 30:
1. Pasal ini menggambarkan penderitaan dan penolakan yang dialami oleh Ayub. Hal ini memberikan gambaran tentang betapa beratnya cobaan yang dia hadapi.
2. Ayub merasa bahwa dia telah kehilangan segalanya dan menjadi hina di mata orang lain. Ini menunjukkan betapa sulitnya menjaga iman dan keyakinan dalam situasi yang sulit.
3. Meskipun Ayub merasa ditolak oleh manusia, dia tetap berharap kepada Allah dan berusaha mencari pertolongan-Nya. Ini menunjukkan ketekunan dan kepercayaan Ayub kepada Allah meskipun segala sesuatu tampak suram.
4. Pasal ini juga menggambarkan perubahan fisik yang dialami oleh Ayub akibat penderitaan yang dia alami. Ini menunjukkan betapa besar pengaruh penderitaan terhadap tubuh dan jiwa seseorang.
Pelajaran dan Doa
Pelajaran dan Doa: Dalam pasal 30 dari Kitab Ayub, kita dapat belajar beberapa hal yang dapat diterapkan dalam hidup kita:
1. Menghadapi penolakan dan ejekan :...
1. Menghadapi penolakan dan ejekan: Ayub mengalami penolakan dan ejekan dari orang-orang yang lebih muda darinya. Meskipun demikian, Ayub tetap teguh dalam imannya dan tidak membalas dengan kebencian. Kita dapat belajar untuk tetap teguh dalam iman dan tidak terpengaruh oleh penolakan atau ejekan dari orang lain.
2. Menghadapi penderitaan: Ayub mengalami penderitaan yang luar biasa, baik secara fisik maupun emosional. Meskipun demikian, Ayub tetap berharap pada Tuhan dan berdoa untuk pertolongan-Nya. Kita dapat belajar untuk tetap berharap pada Tuhan dalam setiap penderitaan yang kita alami.
3. Menghadapi kegelapan dan keputusasaan: Ayub merasakan kegelapan dan keputusasaan dalam hidupnya. Namun, dia tetap berharap pada terang dan pertolongan Tuhan. Kita dapat belajar untuk tetap berharap pada terang dan pertolongan Tuhan dalam setiap situasi yang gelap dan putus asa.
Doa terkait pasal ini dapat mencakup:
1. Berdoa untuk kekuatan dan keteguhan iman dalam menghadapi penolakan dan ejekan dari orang lain.
2. Berdoa untuk keberanian dan ketekunan dalam menghadapi penderitaan yang kita alami.
3. Berdoa untuk harapan dan terang Tuhan dalam situasi yang gelap dan putus asa.
Tuhan yang Mahakuasa, kami datang kepada-Mu dengan hati yang terbuka. Kami menghadapi penolakan dan ejekan dari orang lain, tetapi kami berharap pada kekuatan dan keteguhan iman yang Engkau berikan kepada Ayub. Bantu kami untuk tetap teguh dalam iman dan tidak terpengaruh oleh kata-kata atau tindakan orang lain. Kami juga menghadapi penderitaan yang berat, baik secara fisik maupun emosional. Berikanlah kami keberanian dan ketekunan untuk tetap berharap pada-Mu dan berdoa untuk pertolongan-Mu. Terakhir, kami juga menghadapi kegelapan dan keputusasaan dalam hidup ini. Berikanlah kami harapan dan terang-Mu dalam setiap situasi yang gelap dan putus asa. Dalam nama Yesus kami berdoa, Amin.
5W1H
5W1H: Analisis Ayub 30 (5W+1H)
What (Apa): Pasal ini berisi ratapan Ayub yang mendalam atas penderitaannya dan penghinaan yang diterimanya. Ia...
Analisis Ayub 30 (5W+1H)
What (Apa): Pasal ini berisi ratapan Ayub yang mendalam atas penderitaannya dan penghinaan yang diterimanya. Ia membandingkan keadaannya yang sekarang dengan masa lalunya yang makmur, mengungkapkan keputusasaan dan rasa sakit yang luar biasa.
Who (Siapa):
- Ayub: Tokoh utama yang meratapi keadaannya.
- Para pengejek: Orang-orang muda yang menghina dan menertawakan Ayub.
- Allah: Ayub mempertanyakan tindakan Allah dan merasa diabaikan.
When (Kapan): Pasal ini tidak menyebutkan waktu spesifik, tetapi menggambarkan kondisi Ayub setelah ia kehilangan segalanya dan menderita penyakit.
Where (Di mana): Ayub berada dalam keadaan terasing, mungkin di luar kota atau di tempat yang sunyi. Ia menggambarkan dirinya berada di "lembah-lembah mengerikan" dan "lubang-lubang bumi".
Why (Mengapa):
- Penderitaan Ayub: Ia kehilangan harta, anak-anak, dan kesehatannya.
- Penghinaan: Orang-orang yang dulu di bawahnya kini mengejek dan menolaknya.
- Keputusasaan: Ayub merasa ditinggalkan Allah dan mempertanyakan keadilan-Nya.
How (Bagaimana):
- Ratapan: Ayub mengungkapkan penderitaannya melalui ratapan yang puitis dan penuh emosi.
- Perbandingan: Ia membandingkan masa lalunya yang makmur dengan keadaannya yang menyedihkan.
- Pertanyaan: Ayub mempertanyakan tindakan Allah dan memohon jawaban.
Kesimpulan: Ayub 30 menggambarkan titik terendah dalam penderitaan Ayub. Ia merasa terisolasi, dihina, dan ditinggalkan. Pasal ini menunjukkan dalamnya keputusasaan manusia saat menghadapi penderitaan yang tak terjelaskan, dan mempertanyakan keadilan ilahi.
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi