Pasal 11 dari Kitab Hakim-hakim menceritakan tentang Yefta, seorang pahlawan dari Gilead yang diusir oleh saudara-saudaranya karena ia adalah anak dari seorang perempuan sundal. Ketika bani Amon berperang melawan Israel, para tua-tua Gilead mencari Yefta untuk memimpin mereka dalam pertempuran. Yefta setuju dengan syarat bahwa jika Tuhan memberikan kemenangan, ia akan menjadi kepala mereka. Setelah bernegosiasi dengan raja bani Amon, Yefta menjelaskan bahwa Israel tidak merampas tanah mereka, melainkan merebutnya dari Sihon, raja Amori, dengan izin Tuhan.

Setelah itu, Yefta bernazar kepada Tuhan bahwa jika ia menang, apa pun yang keluar dari pintu rumahnya saat pulang akan dipersembahkan sebagai korban. Yefta berhasil mengalahkan bani Amon, tetapi saat pulang, ia disambut oleh putrinya yang tunggal. Yefta sangat berduka karena nazarnya, tetapi putrinya menerima takdir tersebut dan meminta waktu dua bulan untuk meratapi masa mudanya. Setelah dua bulan, ia kembali dan Yefta memenuhi nazarnya, yang kemudian menjadi tradisi di Israel untuk meratapi putri Yefta setiap tahun.

Berikut adalah latar belakang dari Pasal 11 Kitab Hakim-hakim, serta konteks yang relevan:

Latar Belakang Pasal 11 Kitab Hakim-hakim

1. Konteks Historis:

   • Kitab Hakim-hakim ditulis dalam periode setelah penaklukan Kanaan oleh bangsa Israel, sekitar abad ke-12 SM. Ini adalah masa transisi ketika Israel belum memiliki raja dan dipimpin oleh hakim-hakim yang diangkat oleh Tuhan untuk menyelamatkan mereka dari penindasan musuh.
   • Pasal 11 berfokus pada tokoh Yefta, seorang hakim yang diangkat untuk melawan bangsa Amon. Yefta berasal dari Gilead dan memiliki latar belakang yang kompleks, termasuk statusnya sebagai anak dari seorang pelacur.

2. Konteks Budaya:

   • Dalam budaya Kanaan, perang dan pengorbanan adalah hal yang umum. Yefta berhadapan dengan bangsa Amon yang mengklaim tanah yang pernah dimiliki oleh Israel. Ini mencerminkan konflik territorial yang sering terjadi di wilayah tersebut.
   • Praktik pengorbanan manusia, yang muncul dalam janji Yefta kepada Tuhan, juga mencerminkan pengaruh budaya sekitar yang kadang-kadang mengorbankan anak untuk mendapatkan berkat atau kemenangan.

3. Konteks Literatur:

   • Kitab Hakim-hakim ditulis dengan gaya naratif yang menggambarkan siklus penindasan, pertobatan, dan penyelamatan. Pasal 11 melanjutkan tema ini dengan menyoroti bagaimana Yefta berjuang untuk membebaskan Israel dari penindasan.
   • Narasi Yefta juga mencakup elemen dramatis, seperti janji yang dibuatnya kepada Tuhan dan konsekuensi dari janji tersebut.

4. Konteks Teologis:

   • Teologi dalam Kitab Hakim-hakim menekankan kedaulatan Tuhan dalam menyelamatkan umat-Nya meskipun mereka sering jatuh ke dalam dosa. Yefta, meskipun memiliki latar belakang yang tidak sempurna, dipilih oleh Tuhan untuk memimpin.
   • Janji Yefta kepada Tuhan menunjukkan pentingnya komitmen dan konsekuensi dari tindakan kita, serta bagaimana Tuhan dapat menggunakan orang-orang yang tampaknya tidak layak untuk tujuan-Nya.

Apa yang Terjadi dalam Ayat-Ayat Sebelumnya

Sebelum Pasal 11, dalam Pasal 10, Israel mengalami penindasan oleh bangsa Amon karena mereka kembali menyembah berhala dan meninggalkan Tuhan. Tuhan mengizinkan bangsa Amon untuk menindas mereka sebagai konsekuensi dari ketidaktaatan mereka. Dalam respons terhadap penderitaan mereka, Israel berbalik kepada Tuhan dan mengakui dosa-dosa mereka. Tuhan kemudian mengangkat Yefta sebagai hakim untuk menyelamatkan mereka dari penindasan tersebut.

Dengan pemahaman ini, pembaca dapat lebih menghargai kompleksitas karakter Yefta dan tantangan yang dihadapinya dalam konteks yang lebih luas dari sejarah dan teologi Israel.

Berikut adalah beberapa topik penting dalam Kitab Hakim-hakim pasal 11 beserta penjelasan singkat dan referensi ayatnya:

• Identitas Yefta
  Yefta adalah seorang pahlawan yang berasal dari Gilead, tetapi ia adalah anak dari seorang perempuan sundal, yang menyebabkan ia diusir oleh saudara-saudaranya. (Hakim-hakim 11:1-2)

• Pengusiran Yefta
  Ketika saudara-saudara Yefta dewasa, mereka mengusirnya karena statusnya sebagai anak dari perempuan lain, menunjukkan konflik keluarga dan stigma sosial. (Hakim-hakim 11:2-3)

• Panggilan untuk Memimpin
  Dalam situasi krisis, para tua-tua Gilead mencari Yefta untuk memimpin mereka melawan bani Amon, menunjukkan bagaimana kebutuhan mendesak dapat mengubah pandangan terhadap seseorang. (Hakim-hakim 11:5-6)

• Nazarnya Yefta
  Yefta bernazar kepada Tuhan bahwa apa pun yang keluar dari pintu rumahnya setelah kemenangannya akan dipersembahkan sebagai korban bakaran, yang mencerminkan komitmennya kepada Tuhan. (Hakim-hakim 11:30-31)

• Kemenangan atas Bani Amon
  Yefta berhasil mengalahkan bani Amon dengan bantuan Tuhan, menunjukkan bahwa kemenangan dalam peperangan sering kali bergantung pada intervensi ilahi. (Hakim-hakim 11:32-33)

• Konsekuensi Nazar
  Ketika Yefta pulang, ia mendapati anak perempuannya yang tunggal menyambutnya, dan ia terpaksa memenuhi nazarnya, yang menyoroti tema tragis dari konsekuensi janji yang dibuat tanpa pertimbangan. (Hakim-hakim 11:34-35)

• Tradisi Ratapan
  Setelah peristiwa tersebut, muncul tradisi di Israel di mana anak-anak perempuan meratapi Yefta, menunjukkan dampak jangka panjang dari tindakan dan nazar Yefta terhadap masyarakat. (Hakim-hakim 11:39-40)

Topik-topik ini mencerminkan tema besar dalam Kitab Hakim-hakim, seperti kepemimpinan, konsekuensi tindakan, dan hubungan antara manusia dengan Tuhan.

Nama Orang

• Yefta: Pahlawan dari Gilead, anak seorang perempuan sundal.
• Gilead: Ayah Yefta, juga nama daerah.
• Raja bani Amon: Musuh yang berperang melawan orang Israel.
• Sihon: Raja orang Amori yang berperang melawan orang Israel.
• Balak bin Zipor: Raja Moab yang tidak berperang melawan orang Israel.
• Anak perempuan Yefta: Anak tunggal Yefta yang menari menyongsong kedatangan ayahnya.

Nama Lokasi

• Gilead: Daerah tempat tinggal Yefta dan para tua-tua.
• Tanah Tob: Tempat Yefta melarikan diri dan berkumpul dengan petualang.
• Mizpa: Lokasi di mana Yefta membawa perkaranya ke hadapan Tuhan.
• Mesir: Tempat asal orang Israel sebelum memasuki tanah Kanaan.
• Kadesh: Tempat di mana orang Israel tinggal sebelum berperang.
• Edom: Daerah yang dilalui orang Israel tetapi tidak diizinkan untuk masuk.
• Moab: Daerah yang juga tidak diizinkan untuk dilalui oleh orang Israel.
• Hesybon: Kota tempat tinggal Sihon, raja orang Amori.
• Aror: Lokasi yang disebutkan dalam konteks pertempuran.
• Minit: Lokasi lain yang disebutkan dalam konteks pertempuran.
• Abel-Keramim: Lokasi di mana bani Amon ditundukkan.
• Pegunungan: Tempat di mana anak perempuan Yefta pergi untuk menangisi kegadisannya.

Berikut adalah analisis dan kata kunci dari Kitab Hakim-hakim pasal 11:

1. Yefta

   • Seorang pahlawan dari Gilead, anak dari seorang perempuan sundal, yang diusir oleh saudara-saudaranya.

2. Pengusiran

   • Yefta diusir dari keluarganya karena statusnya sebagai anak dari perempuan lain, menunjukkan konflik keluarga dan stigma sosial.

3. Perang dengan Bani Amon

   • Bani Amon berperang melawan Israel, yang menjadi latar belakang Yefta dipanggil kembali untuk memimpin.

4. Panggilan untuk Memimpin

   • Para tua-tua Gilead meminta Yefta untuk menjadi panglima mereka, menunjukkan perubahan sikap setelah mereka membutuhkan bantuannya.

5. Nazar Yefta

   • Yefta bernazar kepada Tuhan bahwa apa pun yang keluar dari pintu rumahnya setelah kemenangan akan dipersembahkan sebagai korban bakaran.

6. Kemenangan atas Bani Amon

   • Yefta berhasil mengalahkan Bani Amon dengan bantuan Tuhan, menegaskan kekuasaan Tuhan dalam peperangan.

7. Anak Perempuan Yefta

   • Anak tunggal Yefta yang keluar menyambutnya setelah kemenangan, menjadi pusat tragedi karena nazar yang diucapkan Yefta.

8. Tragedi dan Penyesalan

   • Yefta merasa hancur ketika menyadari konsekuensi dari nazarnya, menunjukkan tema penyesalan dan pengorbanan.

9. Adat Meratapi

   • Tradisi di Israel di mana anak-anak perempuan meratapi Yefta, menandakan dampak jangka panjang dari tindakan Yefta dan nazarnya.

10. Roh Tuhan

    • Roh Tuhan menghinggapi Yefta, menekankan pentingnya bimbingan ilahi dalam kepemimpinan dan peperangan.

Kata kunci ini mencerminkan tema utama dalam pasal ini, termasuk konflik keluarga, kepemimpinan, pengorbanan, dan dampak dari tindakan individu.

Berikut adalah beberapa pertanyaan refleksi dan diskusi yang dapat membantu Anda menggali lebih dalam mengenai Hakim-hakim pasal 11:

Pertanyaan Refleksi

1. Identitas dan Penerimaan: Bagaimana pengalaman Yefta sebagai anak dari seorang perempuan sundal mempengaruhi identitas dan penerimaannya dalam masyarakatnya? Apa yang bisa kita pelajari tentang penerimaan dan penolakan dalam komunitas kita saat ini?

2. Nazarnya Yefta: Apa yang mendorong Yefta untuk membuat nazar yang sangat ekstrem? Bagaimana kita memahami konsep nazar dalam konteks iman kita? Apakah ada batasan yang seharusnya kita pertimbangkan ketika membuat komitmen kepada Tuhan?

3. Peran Perempuan: Bagaimana peran anak perempuan Yefta dalam cerita ini mencerminkan pandangan masyarakat terhadap perempuan pada zaman itu? Apa yang bisa kita ambil dari sikapnya yang patuh terhadap nazar ayahnya?

4. Kepemimpinan dan Tanggung Jawab: Apa yang dapat kita pelajari dari cara Yefta diangkat menjadi pemimpin? Bagaimana tanggung jawab kepemimpinan dapat mempengaruhi keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin?

5. Interaksi dengan Musuh: Bagaimana cara Yefta berinteraksi dengan raja bani Amon menunjukkan sikapnya terhadap konflik dan diplomasi? Apa yang bisa kita pelajari tentang cara kita berurusan dengan konflik dalam hidup kita?

Pertanyaan Diskusi

1. Konteks Sejarah: Bagaimana latar belakang sejarah dan budaya pada zaman Yefta mempengaruhi tindakan dan keputusan yang diambil oleh tokoh-tokoh dalam pasal ini?

2. Roh Tuhan: Apa makna dari pernyataan bahwa "Roh Tuhan menghinggapi Yefta"? Bagaimana kita memahami peran Roh Kudus dalam kehidupan kita sehari-hari?

3. Etika Nazaran: Apakah ada situasi di mana membuat nazar kepada Tuhan bisa dianggap tidak etis? Bagaimana kita bisa memastikan bahwa komitmen kita kepada Tuhan tidak merugikan orang lain?

4. Tradisi dan Adat: Mengapa tradisi meratapi anak perempuan Yefta muncul, dan apa artinya bagi masyarakat Israel? Bagaimana tradisi ini mencerminkan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat?

5. Relevansi untuk Masa Kini: Apa relevansi cerita Yefta bagi kita sebagai orang Kristen saat ini? Bagaimana kita bisa menerapkan pelajaran dari kisah ini dalam kehidupan sehari-hari kita?

Semoga pertanyaan-pertanyaan ini dapat membantu Anda dalam menggali lebih dalam dan merenungkan makna dari Hakim-hakim pasal 11!

Pasal 11 dari Kitab Hakim-hakim menceritakan tentang Yefta, seorang pahlawan yang diusir dari keluarganya karena statusnya sebagai anak dari seorang perempuan sundal. Namun, ketika bangsa Israel menghadapi ancaman dari bani Amon, Yefta dipanggil kembali untuk memimpin mereka. Dalam pasal ini, terdapat beberapa pelajaran dan aplikasi yang dapat kita ambil untuk kehidupan sehari-hari:

Pelajaran dan Aplikasi

1. Identitas dan Penerimaan:

   • Yefta diusir karena latar belakangnya, tetapi ia tetap menjadi pahlawan. Ini mengajarkan kita bahwa identitas kita tidak ditentukan oleh latar belakang atau status sosial kita. Kita harus menerima diri kita dan orang lain, terlepas dari masa lalu mereka.

2. Kepemimpinan dan Tanggung Jawab:

   • Yefta menunjukkan kepemimpinan yang berani dengan menerima tantangan untuk memimpin perang. Ini mengingatkan kita akan pentingnya mengambil tanggung jawab dalam situasi sulit dan berani mengambil keputusan yang tepat.

3. Berdoa dan Mengandalkan Tuhan:

   • Sebelum berperang, Yefta berdoa dan bernazar kepada Tuhan. Ini menunjukkan pentingnya mengandalkan Tuhan dalam setiap keputusan dan tindakan kita. Kita harus selalu berdoa dan mencari petunjuk-Nya dalam hidup kita.

4. Nazarlah dengan Bijak:

   • Yefta membuat nazar yang sangat berat, yang berujung pada pengorbanan anaknya. Ini mengingatkan kita untuk berpikir matang sebelum membuat janji atau nazar kepada Tuhan. Kita harus memahami konsekuensi dari setiap komitmen yang kita buat.

5. Menghadapi Konsekuensi:

   • Ketika Yefta menyadari konsekuensi dari nazarnya, ia tetap bertanggung jawab. Ini mengajarkan kita untuk menghadapi konsekuensi dari tindakan kita, baik yang baik maupun yang buruk.

6. Kepedihan dan Pengorbanan:

   • Kisah Yefta dan anak perempuannya menunjukkan bahwa pengorbanan sering kali datang dengan rasa sakit. Kita harus siap untuk menghadapi kesedihan dalam hidup, tetapi juga memahami bahwa pengorbanan bisa menjadi bagian dari perjalanan iman kita.

Doa Terkait Pasal 11

1. Doa untuk Identitas dan Penerimaan: "Tuhan, bantu aku untuk menerima diriku dan orang lain tanpa memandang latar belakang. Ajari aku untuk melihat nilai setiap orang di mata-Mu."

2. Doa untuk Kepemimpinan: "Ya Tuhan, berikanlah aku keberanian dan kebijaksanaan untuk memimpin dalam situasi sulit. Bantu aku untuk mengambil tanggung jawab dan membuat keputusan yang sesuai dengan kehendak-Mu."

3. Doa untuk Mengandalkan Tuhan: "Tuhan, aku datang kepada-Mu dengan segala kekhawatiranku. Arahkan langkahku dan berikan aku petunjuk dalam setiap keputusan yang aku ambil. Aku percaya bahwa Engkau akan menuntunku."

4. Doa untuk Kebijaksanaan dalam Bernazar: "Tuhan, ajar aku untuk berpikir matang sebelum membuat janji kepada-Mu. Bantu aku untuk memahami konsekuensi dari setiap nazar yang aku buat."

5. Doa untuk Menghadapi Konsekuensi: "Ya Tuhan, ketika aku menghadapi konsekuensi dari tindakan dan keputusan yang aku buat, berikanlah aku kekuatan untuk menghadapinya dengan iman dan keteguhan hati."

6. Doa untuk Menghadapi Kesedihan: "Tuhan, ketika aku mengalami kesedihan dan pengorbanan dalam hidupku, ingatkan aku bahwa Engkau selalu bersamaku. Berikanlah aku penghiburan dan kekuatan untuk terus melangkah."

Semoga pelajaran dan doa ini dapat membantu Anda dalam perjalanan iman dan kehidupan sehari-hari.

Berikut adalah analisis menggunakan model 5W+2H dari Kitab Hakim-hakim pasal 11:

1. What (Apa)

• Isi Pasal: Pasal ini menceritakan tentang Yefta, seorang pahlawan dari Gilead yang diusir oleh saudara-saudaranya karena ia adalah anak dari seorang perempuan sundal. Ketika bani Amon berperang melawan Israel, para tua-tua Gilead meminta Yefta untuk memimpin mereka. Yefta mengirim utusan kepada raja bani Amon untuk menjelaskan bahwa Israel tidak merampas tanah mereka. Setelah berperang, Yefta bernazar kepada Tuhan, dan ketika ia pulang, ia mendapati anak perempuannya yang menyambutnya, yang kemudian menjadi korban nazar Yefta.

2. Who (Siapa)

• Tokoh Utama:
  • Yefta: Pahlawan dari Gilead, anak dari perempuan sundal.
  • Para tua-tua Gilead: Mereka yang meminta Yefta untuk memimpin dalam perang.
  • Raja bani Amon: Musuh yang berperang melawan Israel.
  • Anak perempuan Yefta: Satu-satunya anak Yefta yang menjadi korban nazar.

3. Where (Di mana)

• Lokasi:
  • Gilead: Tempat asal Yefta dan tempat ia diusir.
  • Tanah Tob: Tempat Yefta melarikan diri dan berkumpul dengan petualang.
  • Mizpa: Tempat di mana Yefta diangkat menjadi pemimpin dan tempat ia berdoa kepada Tuhan.
  • Daerah bani Amon: Tempat terjadinya peperangan.

4. When (Kapan)

• Waktu:
  • Peristiwa ini terjadi pada masa hakim-hakim di Israel, ketika bangsa Israel sering berperang melawan musuh-musuh mereka, khususnya bani Amon.

5. Why (Mengapa)

• Alasan:
  • Yefta diusir karena statusnya sebagai anak dari perempuan sundal, yang dianggap tidak layak untuk mendapatkan warisan.
  • Para tua-tua Gilead meminta Yefta kembali karena mereka membutuhkan pemimpin yang kuat untuk menghadapi ancaman dari bani Amon.

6. How (Bagaimana)

• Proses:
  • Yefta awalnya menolak tawaran untuk memimpin karena pengusiran yang ia alami. Namun, setelah para tua-tua Gilead bersumpah untuk menjadikannya pemimpin, ia setuju.
  • Yefta mengirim utusan untuk bernegosiasi dengan raja bani Amon, tetapi negosiasi gagal.
  • Yefta berperang melawan bani Amon dengan bantuan Tuhan, dan setelah kemenangan, ia kembali ke rumahnya dan menghadapi konsekuensi dari nazarnya.

7. How Much (Seberapa besar)

• Dampak:
  • Kemenangan Yefta atas bani Amon membawa keselamatan bagi Israel, tetapi juga mengakibatkan tragedi pribadi bagi Yefta dan anak perempuannya, yang menjadi simbol dari konsekuensi nazar yang dibuat tanpa pertimbangan matang.

Analisis ini memberikan gambaran yang lebih dalam tentang pasal 11 dari Kitab Hakim-hakim, serta konteks dan implikasi dari tindakan Yefta.

Pasal 11 dari Kitab Hakim-hakim menceritakan tentang Yefta, seorang pahlawan yang berasal dari Gilead. Meskipun dia diusir oleh saudara-saudaranya karena dia adalah anak dari perempuan sundal, para tua-tua Gilead meminta bantuannya ketika mereka terdesak oleh orang-orang Amon. Yefta setuju untuk memimpin mereka dalam perang, tetapi sebelumnya dia berunding dengan raja orang Amon untuk mencari pemahaman. Setelah mendapatkan kemenangan atas orang Amon, Yefta kembali ke rumahnya dan menemui anak perempuannya yang tunggal. Namun, karena janji yang dia buat kepada Tuhan, dia harus mempersembahkan anak perempuannya sebagai korban bakaran. Setelah itu, anak-anak perempuan Israel meratapi anak perempuan Yefta setiap tahunnya.

Kitab Hakim-hakim adalah salah satu kitab dalam Alkitab yang menceritakan tentang periode setelah kematian Yosua, ketika bangsa Israel belum memiliki seorang raja dan diatur oleh para hakim yang dipilih oleh Allah. Pasal 11 dalam Kitab Hakim-hakim berfokus pada kisah Yiftakh, salah satu hakim terkenal.

Secara historis, pasal ini terjadi pada sekitar abad ke-12 SM, di wilayah timur laut Israel, di sekitar daerah Gilead. Pada masa itu, bangsa Israel sering kali berperang dengan suku-suku tetangga, termasuk suku Ammon.

Dalam konteks budaya, perang dan pertempuran merupakan hal yang umum pada masa itu. Suku-suku di wilayah tersebut memiliki tradisi dan kebiasaan mereka sendiri, yang sering kali berbeda dengan bangsa Israel.

Secara literatur, pasal ini merupakan narasi sejarah yang menggambarkan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa itu. Cerita ini memberikan gambaran tentang kepemimpinan Yiftakh dan perang melawan suku Ammon.

Secara teologis, pasal ini menunjukkan bagaimana Allah tetap setia kepada bangsa Israel meskipun mereka sering kali jatuh ke dalam dosa dan menyembah dewa-dewa lain. Meskipun Yiftakh bukanlah tokoh yang sempurna, Allah masih menggunakan dia sebagai alat untuk menyelamatkan bangsa Israel dari musuh mereka.

Dalam ayat-ayat sebelumnya, pasal 11 mengisahkan bagaimana Yiftakh dipilih oleh para pemimpin Gilead untuk memimpin mereka dalam perang melawan suku Ammon. Yiftakh juga berusaha untuk mencapai perdamaian dengan suku Ammon, tetapi mereka menolak dan memulai perang. Ayat-ayat sebelumnya juga mencatat janji Yiftakh kepada Allah jika dia berhasil memenangkan pertempuran.

Dengan latar belakang ini, kita dapat memahami bahwa pasal 11 Hakim-hakim mengisahkan tentang perang dan kepemimpinan Yiftakh dalam konteks sejarah, budaya, literatur, dan teologis pada masa itu.

Berikut adalah beberapa topik penting dalam Kitab Hakim-hakim pasal 11:

1. Yefta, seorang pahlawan yang dipilih oleh TUHAN (Hakim-hakim 11:1-3)
2. Pengusiran Yefta oleh saudara-saudaranya (Hakim-hakim 11:4-7)
3. Permintaan bantuan kepada Yefta oleh para tua-tua Gilead (Hakim-hakim 11:8-11)
4. Pertanyaan Yefta kepada para tua-tua Gilead (Hakim-hakim 11:12-13)
5. Yefta menjadi pemimpin atas Gilead (Hakim-hakim 11:14-11:11)
6. Pesan Yefta kepada raja orang Amon (Hakim-hakim 11:12-28)
7. Penolakan raja orang Amon terhadap permintaan Yefta (Hakim-hakim 11:29-28)
8. Roh TUHAN turun ke atas Yefta (Hakim-hakim 11:29)
9. Janji Yefta kepada TUHAN (Hakim-hakim 11:30-31)
10. Kemenangan Yefta atas orang Amon (Hakim-hakim 11:32-33)
11. Pengorbanan anak perempuan Yefta (Hakim-hakim 11:34-40)
12. Adat meratapi anak perempuan Yefta (Hakim-hakim 11:39-40)

Catatan: Ayat referensi yang diberikan adalah untuk memberikan gambaran umum tentang topik-topik yang ada dalam pasal ini. Untuk pemahaman yang lebih mendalam, disarankan untuk membaca seluruh pasal tersebut.

Orang-orang:
- Yefta: Pahlawan yang gagah perkasa, anak dari perempuan sundal, dan ayahnya adalah Gilead. Dia menjadi pemimpin atas penduduk Gilead dan memimpin perang melawan orang-orang Amon.
- Istri Gilead: Melahirkan anak-anak lelaki bagi Gilead.
- Saudara-saudara Yefta: Mengusir Yefta dan mengatakan bahwa dia tidak akan mendapat milik pusaka dari keluarga ayahnya.
- Para tua-tua Gilead: Meminta Yefta untuk menjadi pemimpin mereka dalam perang melawan orang-orang Amon.

Lokasi:
- Gilead: Tempat tinggal Yefta dan ayahnya. Yefta melarikan diri dari saudara-saudaranya dan tinggal di tanah Tob setelah diusir oleh mereka.
- Tanah Tob: Tempat tinggal Yefta setelah melarikan diri dari saudara-saudaranya.
- Tanah Amon: Tempat orang-orang Amon berperang melawan orang Israel.
- Mizpa: Tempat Yefta membawa seluruh perkataannya di hadapan TUHAN.
- Sungai Arnon: Perbatasan antara tanah Moab dan tanah orang Amori.
- Sungai Yabok: Batas wilayah yang dirampas oleh orang Israel dari orang Amori.
- Sungai Yordan: Batas wilayah yang dirampas oleh orang Israel dari orang Amori.
- Laut Teberau: Tempat orang Israel mengembara sebelum tiba di Kadesh.
- Kadesh: Tempat orang Israel tinggal sebelum berjalan melalui padang belantara.
- Hesybon: Tempat Sihon, raja orang Amori, memerintah.
- Yahas: Tempat Sihon berkemah dan memerangi orang Israel.
- Aroer: Salah satu kota yang ditaklukkan oleh Yefta dari orang-orang Amon.
- Minit: Salah satu kota yang ditaklukkan oleh Yefta dari orang-orang Amon.
- Abel-Keramim: Salah satu kota yang ditaklukkan oleh Yefta dari orang-orang Amon.
- Mizpa di Gilead: Tempat Yefta berjanji kepada TUHAN dan tempat Yefta pulang setelah mengalahkan orang-orang Amon.
- Pegunungan: Tempat anak perempuan Yefta pergi untuk menangisi kegadisannya.

Kata kunci dalam Kitab "Hakim-hakim" pasal 11 adalah sebagai berikut:

1. Yefta: Pahlawan yang gagah perkasa, dipilih menjadi pemimpin oleh orang Gilead untuk melawan orang Amon.
2. Gilead: Ayah Yefta dan nama tempat tinggal Yefta.
3. Perempuan sundal: Ibu Yefta, yang menyebabkan dia diusir oleh saudara-saudaranya.
4. Tanah Tob: Tempat Yefta melarikan diri dan tinggal setelah diusir oleh saudara-saudaranya.
5. Orang-orang Amon: Bangsa yang berperang melawan orang Israel.
6. Tua-tua Gilead: Para pemimpin Gilead yang meminta Yefta untuk menjadi pemimpin mereka dalam perang melawan orang Amon.
7. TUHAN: Allah Israel yang Yefta berjanji kepada-Nya dan yang memberikan kemenangan kepada Yefta dalam perang melawan orang Amon.
8. Raja orang Amon: Raja bangsa Amon yang menolak tawaran damai dari Yefta.
9. Sungai Arnon, Sungai Yabok, Sungai Yordan: Batas-batas wilayah yang menjadi sengketa antara orang Israel dan orang Amon.
10. Raja Edom, Raja Moab: Raja-raja bangsa lain yang tidak mengizinkan orang Israel melewati wilayah mereka.
11. Sihon: Raja orang Amori yang menyerang orang Israel, tetapi dikalahkan oleh mereka.
12. Kamos: Ilah bangsa Moab yang memberikan tanah kepada mereka.
13. Balak anak Zipor: Raja Moab yang berusaha melawan orang Israel.
14. Hesybon: Kota yang dikuasai oleh orang Amori sebelum ditaklukkan oleh orang Israel.
15. Abel-Keramim: Kota yang ditaklukkan oleh Yefta dalam perang melawan orang Amon.
16. Anak perempuan Yefta: Anak perempuan Yefta yang menjadi korban janji yang dibuat oleh ayahnya kepada TUHAN.
17. Adat di Israel: Tradisi yang berlangsung setiap tahun di mana anak-anak perempuan meratapi anak perempuan Yefta selama empat hari.

Tentu, berikut adalah beberapa pertanyaan refleksi dan pertanyaan diskusi terkait Kitab Hakim-hakim pasal 11:

1. Apa yang dapat kita pelajari dari kisah hidup Yefta? Bagaimana karakter dan tindakan Yefta mempengaruhi perjalanan hidupnya?
2. Bagaimana pandangan Alkitab terhadap keturunan yang dianggap tidak sah? Apakah ada pengajaran moral atau pesan yang dapat kita ambil dari kisah Yefta yang merupakan anak dari perempuan sundal?
3. Mengapa para tua-tua Gilead meminta Yefta untuk menjadi pemimpin mereka dalam perang melawan orang Amon, meskipun mereka sebelumnya mengusirnya? Apakah ada pelajaran yang dapat kita ambil dari situasi ini?
4. Bagaimana Yefta berinteraksi dengan raja orang Amon? Apa yang dapat kita pelajari dari cara Yefta berkomunikasi dan berargumentasi dengan raja tersebut?
5. Apa yang dapat kita pelajari dari janji Yefta kepada TUHAN? Apakah ada prinsip-prinsip yang dapat kita terapkan dalam kehidupan kita sehari-hari terkait dengan janji dan komitmen yang kita buat kepada Allah?
6. Bagaimana reaksi Yefta terhadap janjinya ketika dia melihat anak perempuannya keluar menyambutnya? Apakah ada pelajaran moral atau pesan yang dapat kita ambil dari reaksi Yefta?
7. Mengapa anak-anak perempuan Israel pergi meratapi anak perempuan Yefta setiap tahun? Apakah ada makna atau simbolisme di balik tradisi ini?

Semoga pertanyaan-pertanyaan ini dapat membantu Anda dalam memahami dan merenungkan kisah yang terdapat dalam Kitab Hakim-hakim pasal 11.

Dari pasal ke-11 Kitab Hakim-hakim, ada beberapa hal yang dapat dipelajari dan diterapkan dalam hidup kita:

1. Keadilan dan keberanian: Yefta adalah seorang pahlawan yang gagah perkasa dan dipilih oleh orang-orang Gilead untuk memimpin mereka dalam perang melawan orang Amon. Kita dapat belajar untuk menjadi orang yang berani dan adil dalam menghadapi tantangan dan konflik dalam hidup kita.

2. Kesetiaan kepada Tuhan: Yefta berjanji kepada Tuhan bahwa jika Tuhan menyerahkan orang Amon ke dalam tangannya, dia akan mempersembahkan apa pun yang keluar dari pintu rumahnya sebagai korban bakaran. Kita dapat belajar untuk tetap setia dan berkomitmen kepada Tuhan dalam segala hal yang kita lakukan.

3. Menghormati janji: Yefta memenuhi janjinya kepada Tuhan meskipun itu berarti harus mengorbankan anak perempuannya. Kita dapat belajar untuk menghormati janji-janji yang kita buat, baik kepada Tuhan maupun kepada orang lain.

4. Menghadapi konsekuensi dari tindakan kita: Yefta menghadapi konsekuensi dari janjinya dan meratapi kegadisannya selama dua bulan setiap tahun. Kita dapat belajar untuk bertanggung jawab atas tindakan kita dan siap menghadapi konsekuensinya.

Doa terkait pasal ini dapat mencakup:

1. Memohon keberanian dan keadilan seperti Yefta dalam menghadapi tantangan hidup.
2. Memohon kesetiaan kepada Tuhan dan kemampuan untuk memenuhi janji-janji kita kepada-Nya.
3. Memohon kebijaksanaan dalam menghadapi konsekuensi dari tindakan kita.
4. Memohon penghiburan dan kekuatan bagi mereka yang menghadapi kesulitan dan penderitaan akibat tindakan mereka.

Tuhan yang setia, kami memohon agar Engkau memberikan kepada kami keberanian dan keadilan seperti yang Engkau berikan kepada Yefta. Bantu kami untuk tetap setia kepada-Mu dan memenuhi janji-janji kami kepada-Mu. Berikanlah kami kebijaksanaan dalam menghadapi konsekuensi dari tindakan kami dan berikan penghiburan dan kekuatan bagi mereka yang menghadapi kesulitan akibat tindakan mereka. Dalam nama Yesus kami berdoa, amin.

Analisis Kitab Hakim-hakim Pasal 11 (5W+1H)

Who (Siapa):

• Yefta: Tokoh utama pasal ini, seorang pahlawan gagah perkasa dari Gilead, namun memiliki latar belakang sebagai anak seorang perempuan sundal.
• Gilead: Ayah Yefta, meskipun tidak banyak informasi tentangnya.
• Orang Amon: Musuh yang mengancam bangsa Israel, memaksa mereka mencari pemimpin untuk berperang.
• Para tua-tua Gilead: Mereka yang memohon Yefta untuk memimpin mereka dalam peperangan.
• Putri Yefta: Korban dari nazar Yefta, yang dijanjikan sebagai persembahan kepada Tuhan jika Yefta menang dalam pertempuran.

What (Apa):

• Ancaman dari orang Amon: Bangsa Israel di Gilead ditindas oleh orang Amon, memaksa mereka mencari pemimpin untuk melawan.
• Yefta diangkat sebagai pemimpin: Para tua-tua Gilead memohon Yefta untuk memimpin mereka, meskipun ia sebelumnya diasingkan karena statusnya sebagai anak haram.
• Negosiasi Yefta dengan orang Amon: Yefta mencoba bernegosiasi dengan orang Amon, menjelaskan hak Israel atas tanah mereka, namun ditolak.
• Nazar Yefta: Yefta bernazar kepada Tuhan, jika diberikan kemenangan, ia akan mempersembahkan apapun yang keluar pertama dari rumahnya sebagai korban bakaran.
• Kemenangan Yefta: Yefta berhasil mengalahkan orang Amon dan membebaskan bangsa Israel.
• Pengorbanan putri Yefta: Putri Yefta adalah yang pertama keluar dari rumah, memaksa Yefta menepati nazarnya, meskipun dengan hati yang hancur.

When (Kapan):

• Pasal ini tidak menyebutkan waktu spesifik, namun merupakan bagian dari periode Hakim-hakim, masa di mana bangsa Israel seringkali jatuh dalam dosa dan ditindas oleh bangsa lain.

Where (Di mana):

• Gilead: Wilayah di sebelah timur Sungai Yordan, tempat tinggal Yefta dan bangsa Israel yang ditindas oleh orang Amon.
• Mizpa: Tempat Yefta mengumpulkan pasukan dan berdoa kepada Tuhan.

Why (Mengapa):

• Bangsa Israel ditindas: Orang Amon menindas bangsa Israel karena menginginkan tanah mereka.
• Yefta diangkat sebagai pemimpin: Karena ia adalah pahlawan gagah perkasa yang mampu memimpin mereka dalam peperangan.
• Yefta bernazar: Untuk memohon pertolongan Tuhan dalam pertempuran melawan orang Amon.
• Putri Yefta dikorbankan: Karena Yefta merasa terikat dengan nazarnya kepada Tuhan, meskipun dengan konsekuensi yang tragis.

How (Bagaimana):

• Yefta memimpin dengan strategi dan keberanian: Ia bernegosiasi, mengumpulkan pasukan, dan memimpin mereka dalam pertempuran melawan orang Amon.
• Yefta menepati nazarnya: Meskipun dengan berat hati, ia mengorbankan putrinya sebagai persembahan kepada Tuhan, menunjukkan kesetiaannya pada janjinya.

Tambahan:

Pasal ini memunculkan pertanyaan tentang nazar dan pengorbanan manusia. Meskipun Yefta dianggap sebagai pahlawan, tindakannya mengorbankan putrinya menimbulkan perdebatan etis. Penting untuk diingat bahwa Alkitab mencatat peristiwa ini tanpa mengagungkannya, dan mendorong kita untuk merenungkan konsekuensi dari tindakan kita dan pentingnya hikmat dalam bernazar.