Statistik	34 pasal, 959 ayat, 28.461 kata
Penulis	Musa
Tema	Pembaharuan Perjanjian; Alasan dan keharusan.; Ketaatan.
Waktu	Sekitar 1405 SM
Tempat	Bagian utara Moab, Gunung Pisga
Kata Kunci	Ketatan.
Kristus Di Alkitab	Dia adalah Nabi seperti Musa

Kitab ini berisi amanat perpisahan Musa yang dalamnya ia mengulas kembali dan memperbaharui perjanjian Allah dengan Israel demi angkatan Israel yang baru. Mereka kini sudah mencapai akhir dari pengembaraan di padang gurun dan siap masuk ke Kanaan. Sebagian besar angkatan ini tidak mengingat Paskah yang pertama, penyeberangan Laut Merah, atau pemberian Hukum di Gunung Sinai. Mereka memerlukan pengisahan kembali yang bersemangat mengenai perjanjian, hukum Taurat, dan kesetiaan Allah, dan suatu pernyataan baru mengenai berbagai berkat yang menyertai ketaatan dan kutuk yang menyertai ketidaktaatan. Berbeda dengan kitab Bilangan yang mencatat pengembaraan "angkatan keluaran" bangsa Israel yang suka memberontak selama 39 tahun, kitab Ulangan meliputi masa yang pendek sekitar satu bulan pada satu tempat di dataran Moab sebelah timur Yerikho dan Sungai Yordan.

Ulangan ditulis oleh Musa (Ul 31:9,24-26; bd. Bil 4:44-46; Bil 29:1) dan diwariskan kepada Israel sebagai dokumen perjanjian untuk dibacakan seluruhnya di hadapan seluruh bangsa setiap tujuh tahun (Ul 31:10-13). Musa mungkin menyelesaikan penulisan kitab ini menjelang kematiannya sekitar tahun 1405 SM. Bahwa Musa menulis kitab ini ditegaskan oleh

1. (1) Pentateukh Samaria dan Yahudi,
2. (2) para penulis PL (mis. Yos 1:7; 1Raj 2:3; 2Raj 14:6; Ezr 3:2; Neh 1:8-9; Dan 9:11),
3. (3) Yesus (Mat 19:7-9; Yoh 5:45-47) dan penulis PB yang lain (mis. Kis 3:22-23; Rom 10:19),
4. (4) para cendekiawan Kristen zaman dahulu,
5. (5) cendekiawan konservatif masa kini, dan
6. (6) bukti di dalam kitab Ulangan sendiri (mis. kesamaan susunan dengan bentuk-bentuk perjanjian yang ditulis pada abad ke-15 SM). Kisah kematian Musa (pasal 34; Ul 34:1-12) sudah pasti ditambahkan segera sesudah peristiwa itu terjadi (sangat mungkin oleh Yosua) sebagai penghargaan yang layak bagi Musa, hamba Tuhan itu.

1. Pendahuluan
   (Ul 1:1-5)
   
2. I. Wejangan Musa I:
   Menceritakan Kembali Sejarah Israel yang Baru Mereka Alami
   (Ul 1:6-4:43)
   
1. A. Meninggalkan Gunung Sinai
   (Ul 1:6-18)
   
2. B. Ketidakpercayaan di Kadesy-Barnea
   (Ul 1:19-46)
   
3. C. Pengembaraan di Padang Gurun
   (Ul 2:1-15)
   
4. D. Menuju Dataran Moab
   (Ul 2:16-3:29)
   
5. E. Nasihat Musa untuk Taat
   (Ul 4:1-43)
   
3. II. Wejangan Musa II: Kewajiban-Kewajiban Utama Perjanjian
   (Ul 4:44-26:19)
   
1. A. Kesepuluh Hukum
   (Ul 4:44-5:33)
   
2. B. Shema dan Perintah-Perintah yang Penting
   (Ul 6:1-25)
   
3. C. Berbagai Perintah, Janji, dan Peringatan Praktis
   (Ul 7:1-11:32)
   
4. D. Berbagai Perintah Mengenai Penyembahan
   (Ul 12:1-32)
   
5. E. Berbagai Perintah Mengenai Nabi-Nabi Palsu
   (Ul 13:1-18)
   
6. F. Berbagai Perintah Mengenai Makanan, Persepuluhan,
   dan Tahun Sabat
   (Ul 14:1-15:23)
   
7. G. Berbagai Perintah Mengenai Hari Raya Tahunan
   (Ul 16:1-17)
   
8. H. Berbagai Perintah Mengenai Pemimpin-Pemimpin
   (Ul 16:18-18:22)
   
9. I. Berbagai Hukum Perdata dan Sosial
   (Ul 19:1-26:19)
   
4. III.Wejangan Musa III: Memperbaharui dan Mengesahkan Perjanjian
   (Ul 27:1-30:20)
   
1. A. Musa Memperingatkan Israel dengan Serius
   (Ul 27:1-26)
   
2. B. Berkat-Berkat yang Dijanjikan untuk Ketaatan dan Kutukan-Kutukan
   yang Dikenakan untuk Ketidaktaatan
   (Ul 28:1-68)
   
3. C. Menguraikan Kembali Perjanjian dan Berbagai Nasihat
   yang Berhubungan
   (Ul 29:1-30:20)
   
5. IV. Berbagai Kegiatan Musa yang Terakhir dan Kematiannya
   (Ul 31:1-34:12)
   
1. A. Musa Memperingatkan Israel dan Menahbiskan Yosua
   (Ul 31:1-29)
   
2. B. Nyanyian Musa
   (Ul 31:30-32:47)
   
3. C. Perintah Allah Bagi Musa
   (Ul 32:48-52)
   
4. D. Musa Memberikati ke-12 Suku
   (Ul 33:1-29)
   
5. E. Kematian dan Penguburan Musa, Ringkasan Terakhir
   (Ul 34:1-12)
   

Sebelum menyerahkan kepemimpinan kepada Yosua untuk penaklukan Kanaan, maksud Musa mula-mula ialah untuk menasihati dan mengarahkan angkatan Israel yang baru tentang

1. (1) perbuatan-perbuatan perkasa dan janji-janji Allah,
2. (2) kewajiban mereka bertalian dengan perjanjian untuk beriman dan taat, dan
3. (3) perlunya mereka menyerahkan diri untuk takut kepada Tuhan, hidup di dalam kehendak-Nya, serta mengasihi dan menghormati Dia dengan segenap hati, jiwa, dan kekuatan mereka.

1. Kekuasaan Allah
Allah tidak hanya dipandang sebagai Tuhan perjanjian yang berdaulat atas seluruh bangsa Israel, tetapi juga sebagai Allah umat manusia, berkuasa atas seluruh dunia, yang berkuasa atas bangsa-bangsa dan alam semesta. Dia mempunyai kuasa untuk melaksanakan janji-janji-Nya. Buatlah sebuah daftar mengenai cara-cara Allah menunjukkan kuasa-Nya dalam pasal Ula 4 dan Ula 30.

2. Kesetiaan Allah
Salah satu hal yang memungkinkan bangsa Israel melihat perjanjian itu sebagai dasar dari kehidupan bangsa mereka adalah pengetahuan bahwa Allah dapat diandalkan sepenuhnya. Baca pasal Ula 32 dan catat semua cara yang berbeda dalam menggambarkan Allah.

3. Kasih
Dasar utama dari perjanjian adalah kasih. Kasih Allahlah yang memulai perjanjian itu dan memungkinkan kelanjutannya. Tuntutan pertama terhadap manusia ialah bahwa ia harus mengasihi Allah. Tanpa kasih, hubungan dengan Allah tidak mungkin terwujud. Bacalah Ula 4:37; 5:10; 6:5; 7:9, 13; 10:12-19; 11:1, 13, 22; 13:3; 19:9; 23:5; 30:16, 20.

4. Penyerahan
Yang Allah inginkan dari umat-Nya ialah penyerahan total, kesetiaan yang utuh, dan pengabdian dengan sepenuh hati. Semua ini berarti mengikuti kehendak Allah dalam setiap segi kehidupan seperti diatur dalam perintah-perintah di dalam perjanjian. Bacalah Ula 5:1-21; 6:4-9; 10:12-22. Semua ayat ini dapat dianggap sebagai ringkasan dari keseluruhan hukum Allah.

Sebagai dokumen pembaharuan perjanjian, Ulangan disusun sesuai dengan perjanjian antar dua kerajaan ketika itu:

1. (1) pengantar (Ul 1:1-5);
2. (2) pendahuluan bertalian dengan sejarah (Ul 1:6--4:43);
3. (3) syarat-syarat utama (Ul 4:44--26:19);
4. (4) berbagai kutukan dan berkat (Ul 27:1--30:20); dan
5. (5) berbagai ketetapan mengenai kesinambungan perjanjian itu (Ul 31:1--33:39).

Dengan segala kesungguhan yang dimilikinya, Musa mengulas kembali dan memperbaharui perjanjian Allah dengan Israel terutama melalui tiga amanat yang bersemangat.

1. (1) Amanat Musa yang pertama membahas kembali sejarah dan kegagalan Israel sejak Gunung Sinai serta menantang angkatan yang baru itu untuk takut akan Allah dan taat kepada-Nya (Ul 1:6--4:43).
2. (2) Amanat Musa yang kedua mengulas dan menerapkan banyak hukum perjanjian berhubungan dengan soal-soal seperti melaksanakan Sabat, penyembahan, kaum miskin, hari raya tahunan, warisan, hak milik atas harta benda, kebejatan seks, perlakuan hamba-hamba, dan pelaksanaan kehakiman (Ul 4:44--26:19).
3. (3) Amanat Musa yang ketiga bernubuat tentang berkat dan kutukan yang akan menimpa Israel sesuai dengan ketaatan atau ketidaktaatan mereka (Ul 27:1--30:20). Pasal-pasal yang sisa termasuk pengangkatan Yosua oleh Musa sebagai penggantinya serta kesaksian mengenai wafatnya Musa (Ul 31:1--34:12).

Empat ciri khas menandai Ulangan.

1. (1) Ulangan menyediakan bagi angkatan Israel yang baru (yang sebentar lagi akan masuk Kanaan) landasan dan motivasi yang diperlukan untuk mewarisi tanah yang dijanjikan dengan memusatkan perhatian kepada tabiat Allah dan perjanjian-Nya dengan Israel.
2. (2) Ulangan merupakan "Kitab Hukum Kedua" karena di dalamnya Musa, pemimpin Israel yang berusia 120 tahun, menyatakan kembali dan merangkum (dalam bentuk khotbah) sabda Tuhan yang terdapat di dalam keempat kitab sebelumnya.
3. (3) Ulangan merupakan "Kitab Kenangan." Nasihat yang khas dari Ulangan ialah, "Ingatlah ... dan jangan melupakan." Daripada mengemukakan usaha untuk mencari "kebenaran baru," Ulangan menasihati Israel untuk mempertahankan dan menaati kebenaran yang sudah dinyatakan Allah sebelumnya dalam Firman-Nya yang mutlak dan tidak berubah.
4. (4) Dasar pikiran yang penting dalam kitab ini adalah rumusan "iman-tambah-ketaatan." Israel dipanggil untuk mempercayai Allah dengan segenap jiwa raga dan menaati perintah-perintah-Nya dengan tekun. Iman-tambah-ketaatan akan memungkinkan mereka mewarisi janji-janji berkat Allah yang penuh; ketiadaan iman dan ketaatan, pada pihak lain, akan mengakibatkan kegagalan dan hukuman.

Penggenapan Dalam Perjanjian Baru

Ketika Yesus dicobai oleh Iblis, Ia menanggapinya dengan mengutip ayat-ayat dari Ulangan (Mat 4:4,7,10 mengutip Ul 8:3; Ul 6:16; Ul 6:13). Ketika Yesus ditanya tentang hukum mana yang paling besar, Ia menjawab dari Ulangan (Mat 22:37; bd. Ul 6:5). Kitab-kitab PB mengutip atau mengacu kepada Ulangan hampir sebanyak 100 kali. Sebuah nubuat Mesianis yang jelas (Ul 18:15-19) disebutkan dua kali dalam Kisah Para Rasul (Ul 3:22-23; Ul 7:37). Sifat rohani Ulangan merupakan landasan dari penyataan PB.

Kesepuluh firman

Generasi yang baru diajarkan tentang perjanjian Musa.

5:1 Perjanjian di Horeb.
5:6 Sepuluh perintah Allah.
5:23 Berdasarkan permintaan umat, Musa menerima segenap perintah dari TUHAN.

Kesepuluh firman (5:1-22)
Orang Israel takut menghadapi kedatangan TUHAN (5:23-33)

Allah, Musa.

Allah, Horeb, Israel, Mesir, Musa, Sabat, TUHAN

Hati nurani mereka banyak yang dikejutkan oleh hukum Taurat, yaitu yang tidak disucikan (ay. 29). Janji-janji dibuat namun prinsi-prinsip yang baik tidak berakar di dalamnya. Oh, tuluslah di dalam perjanjian kita dengan Allah.

ay. 5. Musa berdiri di antara/di tengah. Di sini dia adalah gambar Kristus yang berdiri di antara Allah dan manusia, sebagai Perantara sejati, sehingga kita mendengar dari Allah dan juga berbicara kepada Dia tanpa gemetar.

Dalam pasal ke-5 dari Kitab Ulangan, Musa memanggil seluruh orang Israel untuk mendengarkan ketetapan dan peraturan yang diberikan oleh TUHAN. Musa mengingatkan mereka tentang perjanjian yang TUHAN buat dengan mereka di Horeb, di mana TUHAN berbicara langsung kepada mereka dari tengah-tengah api. Musa mengingatkan mereka untuk tidak menyembah berhala atau dewa lain, untuk menghormati hari Sabat, untuk menghormati orang tua, dan untuk tidak melakukan pembunuhan, perzinahan, pencurian, atau memberikan kesaksian dusta. Musa menulis perintah-perintah ini di atas dua loh batu dan memberikannya kepada orang Israel. Musa juga mengingatkan mereka bahwa jika mereka hidup sesuai dengan perintah-perintah TUHAN, mereka akan bahagia dan panjang umur di tanah yang diberikan oleh TUHAN kepada mereka.

Latar belakang dari pasal 5 dalam Kitab Ulangan adalah sebagai berikut:

Konteks Historis:
Pasal 5 terjadi setelah bangsa Israel keluar dari perbudakan di Mesir dan berjalan melintasi padang gurun selama 40 tahun. Mereka berada di dekat tanah Kanaan, yang dijanjikan oleh Allah kepada leluhur mereka, Abraham, Ishak, dan Yakub. Pada saat ini, Musa berbicara kepada bangsa Israel sebagai pemimpin mereka dan mengingatkan mereka tentang perjanjian Allah yang telah dibuat dengan mereka di Gunung Sinai.

Konteks Budaya:
Bangsa Israel pada saat itu adalah bangsa yang baru saja keluar dari perbudakan di Mesir. Mereka memiliki latar belakang budaya Mesir yang kuat, tetapi juga dipengaruhi oleh budaya bangsa-bangsa sekitarnya. Mereka sedang dalam proses menjadi bangsa yang dipilih oleh Allah dan mempelajari hukum-hukum-Nya.

Konteks Literatur:
Kitab Ulangan adalah bagian dari Taurat, yang merupakan lima kitab pertama dalam Alkitab. Kitab ini berisi khotbah-khotbah Musa kepada bangsa Israel sebelum mereka memasuki tanah Kanaan. Pasal 5 berisi pengulangan Sepuluh Perintah Allah yang diberikan kepada bangsa Israel di Gunung Sinai.

Konteks Teologis:
Pasal 5 menekankan pentingnya mematuhi hukum-hukum Allah sebagai tanggapan atas kasih dan pembebasan-Nya. Allah menginginkan agar bangsa Israel hidup dalam ketaatan dan kesetiaan kepada-Nya, sehingga mereka dapat mengalami berkat dan kehidupan yang baik di tanah Kanaan.

Dalam ayat-ayat sebelumnya, Musa mengingatkan bangsa Israel tentang perjalanan mereka dari Gunung Sinai ke padang gurun. Dia mengingatkan mereka tentang perjanjian Allah yang telah dibuat dengan mereka dan pentingnya mematuhi hukum-hukum-Nya. Musa juga mengingatkan mereka tentang kejadian ketika bangsa Israel membuat patung anak lembu emas dan menyembahnya, yang menyebabkan murka Allah. Pasal 5 dimulai dengan pengulangan Sepuluh Perintah Allah kepada bangsa Israel.

Berikut adalah topik-topik penting dalam Kitab Ulangan pasal 5:

1. Perjanjian Allah dengan umat Israel (Ulangan 5:2-3)
- Musa mengingatkan umat Israel tentang perjanjian yang Allah buat dengan mereka di Horeb.

2. Larangan beribadah kepada allah lain (Ulangan 5:7-10)
- Allah melarang umat Israel untuk menyembah atau beribadah kepada allah lain dan memperingatkan tentang hukuman bagi mereka yang melanggar perintah ini.

3. Pentingnya menghormati hari Sabat (Ulangan 5:12-15)
- Allah memerintahkan umat Israel untuk menghormati hari Sabat sebagai hari kudus dan memberikan alasan mengapa mereka harus melakukannya.

4. Kewajiban menghormati orang tua (Ulangan 5:16)
- Allah memerintahkan umat Israel untuk menghormati ayah dan ibu mereka sebagai cara untuk memperoleh berkat dan kehidupan yang baik.

5. Larangan membunuh, berzina, mencuri, dan memberikan kesaksian dusta (Ulangan 5:17-20)
- Allah melarang umat Israel untuk melakukan tindakan-tindakan yang merugikan sesama, seperti membunuh, berzina, mencuri, dan memberikan kesaksian dusta.

6. Larangan mengingini sesama (Ulangan 5:21)
- Allah melarang umat Israel untuk mengingini istri, rumah, hamba, hewan, atau harta milik sesama mereka.

7. Kesaksian umat Israel tentang pengalaman mereka dengan Allah (Ulangan 5:22-27)
- Umat Israel menyaksikan kemuliaan dan kebesaran Allah di Gunung Sinai dan mengungkapkan ketakutan mereka akan api yang mengerikan.

8. Allah mendengar permohonan umat Israel (Ulangan 5:28-31)
- Allah mendengar permohonan umat Israel dan menyatakan bahwa mereka telah berbicara dengan baik. Allah berjanji untuk memberkati mereka jika mereka tetap takut akan-Nya dan mematuhi perintah-Nya.

9. Tugas Musa untuk menyampaikan perintah Allah kepada umat Israel (Ulangan 5:31-33)
- Allah memerintahkan Musa untuk menyampaikan seluruh perintah, hukum, dan ketetapan-Nya kepada umat Israel agar mereka dapat melakukannya di tanah yang akan diberikan-Nya kepada mereka.

10. Pentingnya hidup sesuai dengan perintah Allah (Ulangan 5:33)
- Allah menekankan pentingnya hidup sesuai dengan perintah-Nya agar umat Israel dapat tetap hidup, baik keadaannya, dan memiliki umur panjang di tanah yang diberikan-Nya kepada mereka.

Orang-orang yang disebutkan dalam pasal ini:
- Musa: Nabi Musa, pemimpin orang Israel pada waktu itu.
- Orang Israel: Seluruh bangsa Israel, yang dipanggil oleh Musa untuk mendengarkan perintah dan ketetapan TUHAN.
- Nenek moyang: Merujuk kepada generasi sebelumnya, nenek moyang orang Israel.
- TUHAN: Allah Israel, yang membuat perjanjian dengan bangsa Israel di Horeb dan memberikan perintah-perintah-Nya melalui Musa.
- Anak-anak: Merujuk kepada generasi muda orang Israel pada waktu itu.
- Orang asing: Orang-orang non-Israel yang tinggal di kota-kota orang Israel.

Lokasi yang disebutkan dalam pasal ini:
- Horeb: Gunung di mana TUHAN berfirman dengan bangsa Israel secara langsung.
- Mesir: Tempat perbudakan bangsa Israel sebelum dibawa keluar oleh TUHAN.
- Gunung Sinai: Tempat di mana Musa menerima perintah-perintah TUHAN dan di mana TUHAN berbicara dengan bangsa Israel melalui api, awan, dan kegelapan.
- Perkemahan: Tempat tinggal sementara bangsa Israel selama perjalanan mereka menuju tanah yang dijanjikan oleh TUHAN.

Kata kunci dalam Kitab "Ulangan" pasal 5 adalah sebagai berikut:

1. Ketetapan dan peraturan (ayat 1): Merujuk pada hukum-hukum yang diberikan oleh TUHAN kepada umat Israel.

2. Perjanjian (ayat 2): TUHAN membuat perjanjian dengan umat Israel di Horeb.

3. Tidak ada ilah lain (ayat 7): Perintah untuk tidak menyembah atau beribadah kepada ilah lain selain TUHAN.

4. Kasih setia (ayat 10): TUHAN menunjukkan kasih setia kepada mereka yang mengasihi-Nya dan menaati perintah-Nya.

5. Jangan menyebut nama TUHAN dengan sia-sia (ayat 11): Perintah untuk menghormati dan tidak menyebut nama TUHAN dengan tidak benar.

6. Menguduskan hari Sabat (ayat 12-15): Perintah untuk menghormati hari Sabat sebagai hari kudus.

7. Hormat kepada orang tua (ayat 16): Perintah untuk menghormati ayah dan ibu.

8. Larangan membunuh, berzina, mencuri, dan memberikan kesaksian dusta (ayat 17-20): Larangan terhadap perbuatan-perbuatan jahat.

9. Larangan mengingini milik sesamamu (ayat 21): Larangan untuk tidak mengingini harta atau milik orang lain.

10. Hidup sesuai dengan perintah TUHAN (ayat 32-33): Perintah untuk hidup sesuai dengan hukum-hukum TUHAN agar dapat hidup baik dan panjang umur di tanah yang diberikan-Nya.

Tentu, berikut adalah beberapa pertanyaan refleksi dan pertanyaan diskusi terkait Kitab Ulangan pasal 5:

1. Apa yang dapat kita pelajari dari perjanjian yang Allah buat dengan umat Israel di Horeb?
2. Mengapa Allah menekankan pentingnya tidak menyembah berhala atau dewa-dewa lain?
3. Apa arti dari perintah untuk menghormati hari Sabat? Mengapa ini penting bagi umat Israel?
4. Mengapa Allah mengingatkan umat Israel untuk menghormati ayah dan ibu mereka? Apa implikasinya bagi kita sebagai orang Kristen?
5. Mengapa perintah "Jangan membunuh" dan "Jangan berzina" begitu penting dalam kehidupan beriman?
6. Bagaimana kita dapat menghindari mengucapkan kesaksian dusta tentang sesama?
7. Mengapa Allah melarang umat Israel untuk mengingini harta milik sesamanya?
8. Apa yang dapat kita pelajari dari respons umat Israel ketika mereka mendengar suara Allah?
9. Mengapa Allah menghargai hati yang takut kepada-Nya dan memegang teguh perintah-Nya?
10. Bagaimana kita dapat menerapkan perintah-perintah ini dalam kehidupan kita sebagai orang Kristen?

Semoga pertanyaan-pertanyaan ini dapat membantu Anda dalam memahami dan merenungkan isi dari Kitab Ulangan pasal 5.

Dari pasal 5 Kitab Ulangan, ada beberapa hal yang dapat kita pelajari dan terapkan dalam hidup kita:

1. Mengasihi dan menghormati Allah: Allah meminta kita untuk tidak memiliki ilah lain di hadapan-Nya dan untuk tidak membuat berhala. Kita harus mengasihi dan menghormati Allah sebagai satu-satunya Allah yang benar.

2. Menghormati hari Sabat: Allah memerintahkan kita untuk mengingat dan menguduskan hari Sabat. Pada hari itu, kita harus beristirahat dan menghormati Allah.

3. Menghormati orang tua: Allah memerintahkan kita untuk menghormati ayah dan ibu kita. Dengan menghormati orang tua, kita akan mendapatkan berkat dan kehidupan yang baik.

4. Menghormati kehidupan dan harta benda orang lain: Allah melarang kita untuk membunuh, berzina, mencuri, dan mengucapkan kesaksian dusta tentang sesamamu. Kita juga tidak boleh mengingini istri, rumah, ladang, hamba, sapi, atau keledai sesamamu.

5. Menjalankan perintah Allah dengan setia: Allah meminta kita untuk melaksanakan semua perintah-Nya dengan setia. Dengan hidup sesuai dengan perintah-Nya, kita akan mendapatkan kehidupan yang baik dan panjang umur.

Berikut adalah beberapa doa yang dapat kita doakan terkait dengan pasal ini:

1. Doa untuk mengasihi dan menghormati Allah: Tuhan, ajarlah kami untuk mengasihi dan menghormati Engkau sebagai satu-satunya Allah yang benar. Jauhkanlah kami dari segala bentuk penyembahan berhala dan bantu kami untuk hidup sesuai dengan kehendak-Mu.

2. Doa untuk menghormati hari Sabat: Tuhan, bantu kami untuk mengingat dan menguduskan hari Sabat. Berikanlah kami kekuatan untuk beristirahat dan menghabiskan waktu bersama-Mu pada hari itu.

3. Doa untuk menghormati orang tua: Tuhan, ajarlah kami untuk menghormati ayah dan ibu kami. Berikanlah kami rasa hormat dan kasih sayang yang tulus terhadap mereka.

4. Doa untuk menghormati kehidupan dan harta benda orang lain: Tuhan, ampunilah kami jika kami pernah melanggar perintah-Mu dalam hal ini. Bantu kami untuk menghormati kehidupan dan harta benda orang lain, dan jauhkanlah kami dari segala bentuk kejahatan.

5. Doa untuk menjalankan perintah Allah dengan setia: Tuhan, berikanlah kami kekuatan dan kehendak untuk melaksanakan semua perintah-Mu dengan setia. Bimbinglah kami dalam hidup yang benar dan berkenan di hadapan-Mu.

Semoga doa-doa ini dapat membantu kita untuk hidup sesuai dengan perintah Allah dan mendapatkan berkat-Nya.