Statistik	16 pasal, 437 ayat, 9.489 ayat
Penulis	Rasul Paulus (1Ko 1:1; 9:1-2). Dia menulis kitab ini dua puluh lima tahun setelah ia dipanggil (Kis 9:3-6, 15-16), empat belas tahun setelah ia diutus sebagai rasul ke tanah kafir (Kis 13:1-4, 8).
Tema	Masalah-Masalah Jemaat dan Pemecahannya; Ketuhanan Kristus.
Waktu	Tahun 55/56
Tempat	Efesus (Kis 19:21-22; 1Ko 16:3-8, 19).
Kata Kunci	Hikmat.
Kristus Di Alkitab	Dialah yang menguduskan kita

Korintus, sebuah kota kuno di Yunani, dalam banyak hal merupakan kota metropolitan Yunani yang terkemuka pada zaman Paulus. Seperti halnya banyak kota yang makmur pada masa kini, Korintus menjadi kota yang angkuh secara intelek, kaya secara materi, dan bejat secara moral. Segala macam dosa merajalela di kota ini yang terkenal karena perbuatan cabul dan hawa nafsu.

Bersama dengan Priskila dan Akwila (1Kor 16:19) dan rombongan rasulinya sendiri (Kis 18:5), Paulus mendirikan jemaat Korintus itu selama delapan belas bulan pelayanannya di Korintus pada masa perjalanan misinya yang kedua (Kis 18:1-17). Jemaat di Korintus terdiri dari beberapa orang Yahudi tetapi kebanyakan adalah orang bukan Yahudi yang dahulu menyembah berhala. Setelah Paulus meninggalkan Korintus, berbagai macam masalah timbul dalam gereja yang masih muda itu, yang memerlukan wewenang dan pengajaran rasulinya melalui surat-menyurat dan kunjungan pribadi.

Surat 1 Korintus ditulis selama tiga tahun pelayanannya di Efesus (Kis 20:31) pada waktu perjalanan misinya yang ketiga (Kis 18:23--21:16). Berita mengenai masalah-masalah jemaat di Korintus terdengar oleh Paulus di Efesus (1Kor 1:11); setelah itu utusan dari jemaat Korintus (1Kor 16:17) menyampaikan sepucuk surat kepada Paulus yang memohon petunjuknya atas berbagai persoalan (1Kor 7:1; bd. 1Kor 8:1; 1Kor 12:1; 1Kor 16:1). Sebagai tanggapan atas berita dan surat yang diterimanya dari Korintus, Paulus menulis surat ini.

1. Pendahuluan
   (1Kor 1:1-9)
   
2. I. Pembahasan Masalah-Masalah yang Telah Diberitahukan kepada Paulus
   (1Kor 1:10-6:20)
   
1. A. Perpecahan dalam Jemaat
   (1Kor 1:10-4:21)
   
1. 1. Empat Golongan
   (1Kor 1:10-17)
   
2. 2. Penyebab Perpecahan
   (1Kor 1:18-4:5)
   
1. a. Suatu Pandangan yang Salah Mengenai Hikmat
   (1Kor 1:18-3:4)
   
2. b. Suatu Pandangan yang Salah Mengenai Pelayanan Kristen
   (1Kor 3:5-4:5)
   
3. 3. Imbauan untuk Berdamai
   (1Kor 4:6-21)
   Prinsip: Jemaat sebagai tubuh Kristus (bd. 1Kor 12:12-20) tidak
   boleh terpecah-belah menjadi bagian-bagian yang terpisah
   (1Kor 1:10,13)
   
2. B. Masalah-Masalah Moral dalam Jemaat
   (1Kor 5:1-6:20)
   
1. 1. Masalah Perzinaan dan Disiplin Gereja
   (1Kor 5:1-13)
   
2. 2. Masalah Perkara-Perkara Hukum Sekular di Antara Orang-Orang Kristen
   (1Kor 6:1-11)
   
3. 3. Masalah Kebejatan Seksual
   (1Kor 6:12-20)
   Prinsip: Kamu yang telah dipersatukan dengan Tuhan, hendaknya
   berperilaku baik supaya membawa hormat bagi Dia
   (1Kor 6:17,20)
   
3. II. Jawaban Terhadap Pertanyaan yang Ditulis Dalam Surat dari Jemaat Korintus
   (1Kor 7:1-16:9)
   
1. A. Pertanyaan Mengenai Perkawinan
   (1Kor 7:1-40)
   
1. 1. Perkawinan dan Hal Hidup Membujang
   (1Kor 7:1-9)
   
2. 2. Tanggung Jawab Kristen dalam Perkawinan
   (1Kor 7:10-16)
   
3. 3. Prinsip Kepuasan Hati
   (1Kor 7:17-24)
   
4. 4. Nasihat kepada Orang yang Tidak Menikah
   (1Kor 7:25-38)
   
5. 5. Pengarahan Tentang Nikah Ulang
   (1Kor 7:39-40)
   Prinsip: Allah memberikan sebagian orang karunia menjadi seorang
   suami atau istri; kepada orang lainnya, Ia berikan karunia
   untuk tinggal membujang demi kepentingan kerajaan-Nya
   (1Kor 7:7,32)
   
2. B. Pertanyaan Mengenai Penggunaan Kemerdekaan Kristen
   (1Kor 8:1-11:1)
   
1. 1. Masalah Makanan yang Dipersembahkan kepada Berhala
   (1Kor 8:1-13)
   
2. 2. Disiplin Paulus dalam Menggunakan Kemerdekaannya
   (1Kor 9:1-27)
   
3. 3. Peringatan Terhadap Percaya Diri yang Berlebih-lebihan
   (1Kor 10:1-13)
   
4. 4. Ketidaksesuaian Pesta Penyembahan Berhala dengan Meja Tuhan
   (1Kor 10:14-23)
   
5. 5. Beberapa Prinsip Umum dan Nasihat Praktis
   (1Kor 10:24-11:1)
   Prinsip: Lakukan segala sesuatu untuk membawa kemuliaan kepada
   Allah; jangan melakukan sesuatupun yang bisa menyebabkan
   orang lain tersandung (1Kor 10:31-32) atau mungkin saudara
   didiskualifikasi dari pertandingan (1Kor 9:24-27)
   
3. C. Pertanyaan Mengenai Ibadah Bersama
   (1Kor 11:2-14:40)
   
1. 1. Tudung Kepala Wanita dalam Jemaat
   (1Kor 11:2-16)
   
2. 2. Sikap dalam Mengikuti Perjamuan Tuhan
   (1Kor 11:17-34)
   
3. 3. Karunia-Karunia Rohani
   (1Kor 12:1-14:40)
   Prinsip: Segala sesuatu harus dilakukan secara sopan dan teratur
   (1Kor 14:40)
   
4. D. Pertanyaan Mengenai Kebangkitan
   (1Kor 15:1-58)
   
1. 1. P. Bagaimana Mungkin Ada Orang yang Mengatakan Bahwa Tidak Ada
   Kebangkitan Orang Mati? (1Kor 15:12)
   
5. J. Kepastian Kebangkitan
   (1Kor 15:1-34)
   
1. 2. P. Bagaimanakah Orang Mati Dibangkitkan? Dan dengan Tubuh Apakah
   Mereka Akan Datang Kembali? (1Kor 15:35)
   
6. J. Sifat Tubuh Kebangkitan
   (1Kor 15:35-57)
   
1. 3. Kesimpulan Terhadap Pertanyaan Itu
   (1Kor 15:58)
   Prinsip: Kebangkitan Kristus dari kematian menjamin kebangkitan
   mereka yang menjadi milik Kristus ketika Ia datang kembali
   (1Kor 15:22-23)
   
7. E. Pertanyaan Mengenai Pengumpulan Uang bagi Orang Kudus
   (1Kor 16:1-9)
   
4. Pengarahan-Pengarahan Akhir
   (1Kor 16:10-24)
   

Paulus memiliki dua alasan pokok dalam pikirannya ketika ia menulis surat ini:

1. (1) Untuk membetulkan masalah yang serius dalam jemaat di Korintus yang telah diberitahukan kepadanya. Hal-hal ini meliputi pelanggaran yang dianggap remeh oleh orang Korintus, tetapi dianggap oleh Paulus sebagai dosa serius.
2. (2) Untuk memberikan bimbingan dan instruksi atas berbagai pertanyaan yang telah ditulis oleh orang Korintus. Hal-hal ini meliputi soal doktrin dan juga perilaku dan kemurnian sebagai perorangan dan sebagai jemaat.

o Bacalah dengan saksama 1Ko 1:17 sampai 1Ko 2:13, dan
catatlah hal-hal yang berhubungan dengan hikmat, kuasa, kebodohan atau
kelemahan. Paulus menggunakan masing-masing ini dalam dua cara: sebagaimana
dilihat oleh manusia dan sebagaimana Allah melihatnya. Coba jelaskan semua
pokok ini.
o Dalam pasal 5 dan 6 Paulus mulai mengajukan tujuh pertanyaan dengan 'Tidak tahukah kamu?':
- sedikit ragi mengkhamiri seluruh adonan. 1Ko 5:6
- orang kudus akan menghakimi dunia. 1Ko 6:2
- kita akan menghakimi malaikat-malaikat. 1Ko 6:3
- orang-orang yang tidak benar tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. 1Ko 6:9
- tubuhmu adalah anggota Kristus. 1Ko 6:15
- siapa yang mengikatkan dirinya dengan pelacur, menjadi satu tubuh dengan dia. 1Ko 6:16
- tubuhmu adalah bait Roh Kudus. 1Ko 6:19

Atas dasar apa Paulus berharap agar orang Kristen di Korintus mengetahui
ketujuh prinsip ini? Jika kita tahu ketujuh prinsip ini, apa pengaruhnya atas
tingkah laku kita?
o Empat dasar injil. Dalam 1Ko 15:3-5 Paulus mempersingkat Injil menjadi empat dasar pengajaran.

1. Kristus mati untuk dosa-dosa kita sesuai dengan apa yang tertulis dalam kitab suci.
2. Ia dikuburkan.
3. Ia dibangkitkan pada hari ketiga sesuai dengan apa yang tertulis dalam kitab suci.
4. Ia menampakkan diri...

Selidikilah dalam seluruh Perjanjian Lama dan tunjukkan bahwa Kristus mati
untuk dosa-dosa kita sesuai dengan kitab suci dan bahwa Kristus dibangkitkan
pada hari ketiga sesuai dengan kitab suci.

o Pasal 15 mengenai kebangkitan. Apa konsekuensi dari kepercayaan yang tidak
mengakui adanya kebangkitan (ayat 12-19)?

Perhatikan tiga pasangan yang mencolok yang ditunjukkan oleh Paulus dalam ayat
45-49:

1. Adam pertama dan Adam terakhir.
2. Manusia pertama dan Manusia kedua.
3. Manusia dari debu dan Manusia dari surga.
Mengapa Yesus dikatakan Adam terakhir, tetapi Manusia kedua? (Pelajarilah
dengan saksama Rom 5:6-21 untuk lebih mendalami hal yang sangat
kontras antara Adam dan Kristus).

Surat kiriman ini menangani macam persoalan yang dialami oleh gereja yang para anggotanya tetap hidup "duniawi" (1Kor 3:1-3) dan tidak secara tegas memisahkan diri dari masyarakat di sekelilingnya yang menyembah berhala (2Kor 6:17) - masalah seperti sifat memecah belah (1Kor 1:10-13; 1Kor 11:17-22), toleransi terhadap dosa seperti perzinaan (1Kor 5:1-13), kebejatan seksual pada umumnya (1Kor 6:12-20), perkara hukum sekular antara orang Kristen (1Kor 6:1-11), pikiran manusiawi tentang kebenaran rasuli (pasal 15; 1Kor 15:1-58) dan perselisihan mengenai "kemerdekaan Kristen" (pasal 8, 10; 1Kor 8:1-13; 1Kor 10:1-33). Paulus juga menasihati orang Korintus tentang perkara yang berkaitan dengan hal membujang dan perkawinan (pasal 7; 1Kor 7:1-40), ibadah bersama, termasuk Perjamuan Kudus (pasal 11-14; 1Kor 11:1--14:40), dan pengumpulan uang bagi orang-orang kudus di Yerusalem (1Kor 16:1-4).

Antara berbagai kebenaran yang paling penting dari surat 1 Korintus terdapat pengajaran Paulus mengenai manifestasi karunia Roh Kudus dalam konteks ibadah bersama (pasal 12-14; 1Kor 12:1--14:40). Lebih dari lain tempat dalam PB, pasal-pasal ini memberikan pemahaman terhadap sifat dan unsur-unsur ibadah dalam gereja mula-mula (bd. 1Kor 14:26-33). Paulus menunjukkan bahwa maksud Allah bagi gereja meliputi berbagai manifestasi Roh yang terjadi melalui orang percaya yang setia (1Kor 12:4-10) dan orang-orang yang dipanggil untuk pelayanan-pelayanan tertentu (1Kor 12:28-30) -- keanekaragaman dalam kesatuan yang disamakan dengan banyaknya fungsi dari tubuh manusia (1Kor 12:12-27). Ketika memberikan pedoman bagi fungsi bersama karunia rohani, Paulus membuat suatu perbedaan yang penting antara hal membangun pribadi dan hal membangun segenap anggota (1Kor 14:2-6,12,16-19,26), dengan menegaskan bahwa semua manifestasi dan karunia yang bersifat umum harus mengalir keluar dari kasih (pasal 13; 1Kor 13:1-13) dan berada demi pembangunan orang percaya yang sedang berhimpun (1Kor 12:7; 1Kor 14:4-6,26).

Lima ciri utama menandai surat ini:

1. (1) Surat ini paling berpusat pada persoalan dibandingkan dengan kitab lain dalam PB. Dalam menangani berbagai masalah dan perkara di Korintus, Paulus memberikan prinsip rohani yang jelas dan kekal (lih. Garis Besar), di mana setiap prinsip itu dapat diterapkan secara menyeluruh dalam seluruh jemaat (mis. 1Kor 1:10; 1Kor 6:17,20; 1Kor 7:7; 1Kor 9:24-27; 1Kor 10:31-32; 1Kor 14:1-10; 1Kor 15:22-23).
2. (2) Secara menyeluruh ditekankan kesatuan jemaat lokal sebagai tubuh Kristus, suatu fokus yang ada dalam pembahasan tentang perpecahan, Perjamuan Kudus, dan karunia-karunia rohani.
3. (3) Surat ini berisi pengajaran PB yang paling luas mengenai berbagai pokok penting seperti pembujangan, perkawinan dan nikah ulang (pasal 7; 1Kor 7:1-40); Perjamuan Kudus (1Kor 10:16-21; 1Kor 11:17-34); berkata-kata dengan bahasa Roh, nubuat, dan karunia rohani dalam perhimpunan bersama (pasal 12, 14; 1Kor 12:1-31; 1Kor 14:1-40); kasih agape (pasal 13; 1Kor 13:1-13); dan kebangkitan tubuh (pasal 15; 1Kor 15:1-58).
4. (4) Surat ini memberikan hikmat yang tak ternilai untuk pengawasan para gembala sidang berhubungan dengan disiplin gereja (pasal 5; 1Kor 5:1-13).
5. (5) Surat ini menekankan adanya kemungkinan untuk undur dari iman oleh mereka yang berkanjang dalam perilaku yang tidak benar dan tidak berpegang kepada Kristus dengan sungguh-sungguh (1Kor 6:9-10; 1Kor 9:24-27; 1Kor 10:5-12,20-21; 1Kor 15:1-2).

Pembedaan berasal dari Allah

Penghakiman atas para hamba Kristus bukan dilakukan dengan manusia. Teladan kerasulan mengenai kesabaran dan kerendahan hati.

4:1 Dalam hal apa seharusnya para pelayan dipandang.
4:7 Tidak ada yang kita miliki yang tidak kita terima.
4:9 Para rasul adalah tontonan bagi dunia, malaikat, dan manusia;
4:13 sampah dan kotoran dunia;
4:15 namun Bapa kita di dalam Kristus;
4:16 adalah yang harus kita turuti.

Tuhan adalah satu-satunya hakim (4:1-5)
Rendahkanlah dirimu (4:6-21)

Allah, Kristus, Paulus, Apolos, Timotius.

Allah, Apolos, Injil, Kerajaan Allah, Kristus, Timotius, Tuhan, Yesus

Penatalayan Allah tidak menunggu penghakiman manusia, namun berhasil atau gagalnya adalah melalui penghakiman Tuannya - standar kesetiaannya kepada Allah, bukan popularitasnya di antara manusia.

-

Dalam pasal ke-4 dari Kitab 1 Korintus, rasul Paulus mengingatkan jemaat bahwa mereka harus memandang dirinya dan Apolos sebagai hamba-hamba Kristus yang dipercayakan dengan rahasia-rahasia Allah. Paulus menegaskan bahwa yang penting bukanlah penghakiman manusia, tetapi penghakiman Tuhan. Dia juga mengingatkan agar jemaat tidak sombong dan tidak melampaui apa yang tertulis, karena semua yang mereka miliki adalah karunia dari Tuhan. Paulus menjelaskan bahwa sebagai rasul, mereka telah dijadikan tontonan bagi dunia, dan mereka hidup dalam penderitaan dan kesulitan. Namun, Paulus menulis bukan untuk mempermalukan jemaat, tetapi untuk menasihati mereka sebagai anak-anak yang dikasihi. Dia mengirimkan Timotius untuk mengingatkan mereka tentang ajarannya dan mengingatkan jemaat bahwa Kerajaan Allah bukan hanya dalam perkataan, tetapi juga dalam kuasa. Paulus bertanya apakah dia harus datang dengan tongkat atau dengan kasih dan roh kelemahlembutan.

Latar belakang dari pasal ke-4 dari Kitab 1 Korintus adalah sebagai berikut:

Konteks Historis:
Kitab 1 Korintus ditulis oleh Rasul Paulus sekitar tahun 55-56 Masehi. Surat ini ditujukan kepada jemaat di kota Korintus, yang pada saat itu merupakan salah satu kota terbesar dan paling berpengaruh di Yunani. Korintus adalah pusat perdagangan dan budaya yang maju, tetapi juga terkenal karena kehidupan moral yang korup dan perpecahan dalam jemaat Kristen.

Konteks Budaya:
Korintus adalah kota yang multikultural dengan berbagai latar belakang budaya dan agama. Jemaat di Korintus terdiri dari orang-orang yang berasal dari berbagai latar belakang ini, termasuk orang Yahudi dan orang Yunani. Budaya Korintus juga dipengaruhi oleh filsafat Yunani dan praktik-praktik pagan.

Konteks Literatur:
Surat 1 Korintus adalah salah satu surat rasul Paulus yang terkenal. Surat ini berisi nasihat dan pengajaran Paulus kepada jemaat di Korintus mengenai berbagai masalah yang mereka hadapi, seperti perpecahan, kebanggaan diri, pernikahan, dan penggunaan karunia rohani.

Konteks Teologis:
Surat ini juga mengandung ajaran teologis yang penting, termasuk pengajaran tentang kasih, kebangkitan Kristus, dan pentingnya tubuh Kristus sebagai persekutuan orang percaya.

Dalam ayat-ayat sebelumnya, Paulus membahas berbagai masalah yang dihadapi oleh jemaat di Korintus, seperti perpecahan dan perselisihan antara anggota jemaat. Paulus juga mengingatkan mereka tentang panggilan dan tanggung jawab mereka sebagai pengikut Kristus. Ayat-ayat sebelumnya juga berisi pengajaran tentang hikmat dunia dan hikmat Allah, serta pentingnya hidup dalam ketaatan kepada Kristus.

Dengan latar belakang ini, pasal ke-4 dari Kitab 1 Korintus melanjutkan pengajaran dan nasihat Paulus kepada jemaat di Korintus mengenai sikap yang seharusnya dimiliki oleh para pemimpin gereja dan bagaimana mereka harus memperlakukan satu sama lain dalam tubuh Kristus.

Berikut adalah beberapa topik penting dalam Kitab 1 Korintus pasal 4:

1. Hamba-hamba Kristus dan dipercayakan rahasia-rahasia Allah (1 Korintus 4:1)
- Paulus menggambarkan dirinya dan Apolos sebagai hamba-hamba Kristus yang dipercayakan dengan rahasia-rahasia Allah.

2. Tidak menghakimi diri sendiri (1 Korintus 4:3-4)
- Paulus menyatakan bahwa dia tidak menghakimi dirinya sendiri, tetapi Tuhanlah yang menghakimi dia.

3. Jangan menghakimi sebelum waktunya (1 Korintus 4:5)
- Paulus mengingatkan agar jangan menghakimi sebelum Tuhan datang, karena hanya Tuhan yang dapat menerangi hal-hal yang tersembunyi dan menyatakan maksud-maksud hati.

4. Belajar untuk tidak melampaui apa yang tertulis (1 Korintus 4:6)
- Paulus mendorong jemaat untuk belajar untuk tidak sombong dan melampaui apa yang tertulis, sehingga tidak ada yang menjadi sombong satu terhadap yang lain.

5. Perbedaan antara rasul dan jemaat (1 Korintus 4:9-13)
- Paulus menjelaskan perbedaan antara rasul dan jemaat, bahwa rasul dijadikan tontonan untuk dunia dan hidup dalam kesulitan, sementara jemaat dianggap bijaksana dan kuat.

6. Menjadi teladan dalam Kristus (1 Korintus 4:16-17)
- Paulus mendorong jemaat untuk menuruti teladan yang dia berikan dan mengutus Timotius untuk mengingatkan mereka mengenai ajarannya.

7. Kerajaan Allah bukan dalam perkataan, melainkan dalam kuasa (1 Korintus 4:20)
- Paulus mengingatkan bahwa Kerajaan Allah bukan hanya dalam perkataan, tetapi juga dalam kuasa.

8. Kasih dan roh kelemahlembutan (1 Korintus 4:21)
- Paulus bertanya apakah dia harus datang dengan tongkat atau dengan kasih dan roh kelemahlembutan kepada jemaat.

Orang-orang yang disebutkan dalam pasal ini:
- Paulus: Penulis surat ini, seorang rasul Kristus yang mengajar dan memberikan nasihat kepada jemaat di Korintus.
- Apolos: Seorang pengajar yang juga mengajar dan memberikan nasihat kepada jemaat di Korintus.
- Allah: Tuhan yang menghakimi dan menerangi hal-hal yang tersembunyi dalam kegelapan.
- Saudara-saudara: Merujuk kepada jemaat di Korintus, yang Paulus dan Apolos ajarkan.

Lokasi yang disebutkan dalam pasal ini:
- Korintus: Kota di Yunani, tempat jemaat yang dituju oleh surat ini.

Analisis dan kata kunci dalam Kitab "1 Korintus" pasal "4" adalah sebagai berikut:

1. Hamba-hamba Kristus: Mengacu pada diri Paulus dan Apolos sebagai hamba-hamba Kristus yang dipercayakan rahasia-rahasia Allah.
2. Dipercayakan dengan hal-hal yang berharga: Menunjukkan tanggung jawab orang-orang yang dipercayakan dengan tugas-tugas penting dalam pelayanan gereja.
3. Menghakimi: Paulus menegaskan bahwa ia tidak peduli dengan penghakiman manusia, karena hanya Tuhan yang berhak menghakimi.
4. Rahasia-rahasia Allah: Merujuk pada pengetahuan yang diberikan oleh Allah kepada hamba-hamba-Nya mengenai rencana dan maksud-Nya.
5. Belajar untuk tidak melampaui apa yang tertulis: Mengingatkan agar jemaat tidak sombong dan tidak melampaui ajaran yang telah tertulis dalam Kitab Suci.
6. Rasul-rasul: Paulus menyebut dirinya dan Apolos sebagai rasul-rasul yang ditempatkan di tempat yang terakhir dan dijadikan tontonan bagi dunia.
7. Bodoh demi Kristus: Menunjukkan bahwa rasul-rasul menderita dan mengalami kesulitan karena pelayanan mereka kepada Kristus.
8. Bijaksana dalam Kristus: Menggambarkan jemaat yang memiliki pemahaman yang baik tentang ajaran Kristus.
9. Mengutus Timotius: Paulus mengirim Timotius kepada jemaat untuk mengingatkan mereka mengenai ajaran dan teladan Paulus.
10. Kuasa: Menekankan bahwa Kerajaan Allah bukan hanya dalam perkataan, tetapi juga dalam kuasa-Nya.

Kata kunci dalam pasal ini mencakup hamba-hamba Kristus, dipercayakan dengan hal-hal yang berharga, menghakimi, rahasia-rahasia Allah, tidak melampaui apa yang tertulis, rasul-rasul, bodoh demi Kristus, bijaksana dalam Kristus, mengutus Timotius, dan kuasa.

Tentu, berikut adalah beberapa pertanyaan refleksi dan pertanyaan diskusi terkait Kitab 1 Korintus pasal 4:

1. Apa yang Paulus maksudkan ketika ia mengatakan bahwa mereka adalah hamba-hamba Kristus dan orang-orang yang dipercayakan rahasia-rahasia Allah?
2. Mengapa Paulus mengatakan bahwa ia tidak menghakimi dirinya sendiri? Bagaimana hal ini berkaitan dengan penghakiman Tuhan?
3. Apa yang Paulus maksudkan dengan "janganlah menghakimi sebelum waktunya"? Mengapa penting bagi kita untuk menyerahkan penghakiman kepada Tuhan?
4. Bagaimana Paulus menekankan pentingnya kerendahan hati dan tidak sombong dalam hubungan antar sesama? Mengapa hal ini penting dalam kehidupan Kristen?
5. Bagaimana Paulus menjelaskan perbedaan antara dirinya dan jemaat Korintus? Apa yang dapat kita pelajari dari sikap dan pelayanan Paulus?
6. Bagaimana Paulus menggambarkan penderitaan dan pengorbanan yang ia alami sebagai rasul? Apa yang dapat kita pelajari dari sikap dan ketekunan Paulus dalam menghadapi penderitaan?
7. Mengapa Paulus menulis surat ini kepada jemaat Korintus? Apa pesan utama yang ingin dia sampaikan kepada mereka?
8. Bagaimana kita dapat mengaplikasikan ajaran dan prinsip yang terdapat dalam pasal ini dalam kehidupan kita sebagai orang percaya?

Semoga pertanyaan-pertanyaan ini dapat membantu Anda untuk lebih memahami dan merenungkan isi dari Kitab 1 Korintus pasal 4.

Dalam pasal 4 dari Kitab 1 Korintus, terdapat beberapa hal yang dapat kita pelajari dan terapkan dalam hidup kita:

1. Tidak menghakimi diri sendiri atau orang lain: Paulus mengingatkan kita untuk tidak menghakimi diri sendiri atau orang lain karena hanya Tuhan yang berhak menghakimi. Kita harus belajar untuk tidak sombong dan tidak melampaui apa yang tertulis dalam Firman Tuhan.

2. Bersyukur dan rendah hati: Paulus mengingatkan kita untuk tidak menyombongkan diri dan menganggap diri kita lebih dari yang seharusnya. Kita harus bersyukur atas segala yang Tuhan berikan kepada kita dan tetap rendah hati.

3. Mengasihi dan melayani sesama: Paulus menggambarkan penderitaan dan pengorbanan yang dia alami sebagai seorang rasul. Kita harus belajar untuk mengasihi dan melayani sesama dengan rendah hati, bahkan dalam situasi yang sulit.

4. Mengikuti teladan Kristus: Paulus mendorong kita untuk mengikuti teladan Kristus dalam hidup kita. Kita harus belajar untuk hidup dalam kasih dan kelemahlembutan, bukan dengan kekerasan atau kekerasan.

Doa terkait pasal ini dapat mencakup:

1. Berdoa untuk rendah hati: Berdoa agar Tuhan membantu kita untuk tetap rendah hati dan tidak sombong dalam hidup kita.

2. Berdoa untuk belajar mengasihi dan melayani sesama: Berdoa agar Tuhan membantu kita untuk belajar mengasihi dan melayani sesama dengan rendah hati, bahkan dalam situasi yang sulit.

3. Berdoa untuk mengikuti teladan Kristus: Berdoa agar Tuhan membantu kita untuk hidup sesuai dengan teladan Kristus, dengan kasih dan kelemahlembutan.

4. Berdoa untuk kebijaksanaan dan pengertian: Berdoa agar Tuhan memberikan kebijaksanaan dan pengertian kepada kita dalam menghadapi situasi hidup sehari-hari.

5. Berdoa untuk kesetiaan dan keteguhan iman: Berdoa agar Tuhan memberikan kesetiaan dan keteguhan iman kepada kita dalam menghadapi cobaan dan pencobaan.

Semoga kita dapat belajar dan menerapkan ajaran dari pasal ini dalam hidup kita sehari-hari.

Berikut adalah hasil analisis menggunakan 5W+1H dari Kitab 1 Korintus Pasal 4 :

1. What (Apa):
- Pasal 4 dari Kitab 1 Korintus berbicara tentang bagaimana Paulus dan Apolos dipandang sebagai hamba-hamba Kristus dan pengurus rahasia-rahasia Allah.
- Paulus menekankan pentingnya kepercayaan dan integritas dalam pelayanan.

2. Who (Siapa):
- Penulis pasal ini adalah Rasul Paulus.
- Paulus menyebut dirinya dan Apolos sebagai hamba-hamba Kristus.

3. Where (Di mana):
- Pasal ini ditulis oleh Paulus kepada jemaat di Korintus.

4. When (Kapan):
- Pasal ini ditulis oleh Paulus pada masa pelayanannya kepada jemaat di Korintus, sekitar tahun 55-57 Masehi.

5. Why (Mengapa):
- Paulus menulis pasal ini untuk mengingatkan jemaat di Korintus agar tidak sombong dan tidak melampaui apa yang tertulis.
- Dia ingin mengajarkan kepada mereka tentang pentingnya integritas dalam pelayanan dan mengingatkan mereka bahwa pelayanan bukanlah untuk kepentingan diri sendiri, tetapi untuk kemuliaan Allah.

6. How (Bagaimana):
- Paulus menggunakan kata-kata tegas dan penuh kasih untuk mengingatkan jemaat di Korintus tentang sikap yang benar dalam pelayanan.
- Dia menggambarkan penderitaan dan pengorbanan yang dia alami sebagai seorang rasul, sementara jemaat di Korintus hidup dalam kenyamanan dan kekayaan.
- Paulus juga mengirimkan Timotius kepada mereka untuk mengingatkan mereka tentang ajarannya dan untuk menguji kekuatan mereka.

Dengan demikian, pasal ini mengajarkan pentingnya integritas dalam pelayanan, mengingatkan kita untuk tidak sombong, dan menekankan bahwa pelayanan harus dilakukan dengan kasih dan kelemahlembutan.