Statistik	16 pasal, 433 ayat, 9.447 kata
Penulis	Rasul Paulus (Rom 1:1).
Tema	Kebenaran Allah telah Dinyatakan; Dibenarkan oleh Iman.
Waktu	Sekitar tahun 57
Tempat	Korintus (Rom 15:25-32; Kis 19:21; 20:1-3)
Kata Kunci	Kebenaran.
Kristus Di Alkitab	Dialah yang membenarkan kita

Surat Roma ini merupakan surat Paulus yang paling panjang, paling teologis, dan paling berpengaruh. Mungkin karena alasan-alasan itulah surat ini diletakkan di depan ketiga belas suratnya yang lain. Paulus menulis surat ini dalam rangka pelayanan rasulinya kepada dunia bukan Yahudi. Bertentangan dengan tradisi gereja Katolik-Roma, jemaat di Roma tidak didirikan oleh Petrus atau rasul yang lain. Jemaat di Roma ini mungkin didirikan oleh orang dari Makedonia dan Asia yang bertobat di bawah pelayanan Paulus, mungkin juga oleh orang-orang Yahudi yang bertobat pada hari Pentakosta (Kis 2:10). Paulus tidak memandang Roma sebagai wilayah khusus dari rasul lain (Rom 15:20).

Di surat Roma Paulus meyakinkan orang percaya di Roma bahwa dia sudah berkali-kali merencanakan untuk memberitakan Injil kepada mereka, namun hingga saat itu kedatangannya masih dihalangi (Rom 1:13-15; Rom 15:22). Dia menegaskan kerinduan yang sungguh untuk mengunjungi mereka sehingga menyatakan rencananya untuk datang dengan segera (Rom 15:23-32).

Ketika menulis surat ini, menjelang akhir perjalanan misioner yang ketiga (bd. Rom 15:25-26; Kis 20:2-3; 1Kor 16:5-6), Paulus berada di Korintus di rumah Gayus (Rom 16:23; 1Kor 1:14). Sementara menulis surat ini melalui pembantunya Tertius (Rom 16:22), dia sedang merencanakan kembali keYerusalem untuk hari Pentakosta (Kis 20:16; sekitar musim semi tahun 57 atau 58) untuk menyampaikan secara pribadi persembahan dari gereja-gereja non-Yahudi kepada orang-orang kudus yang miskin di Yerusalem (Rom 15:25-27). Segera setelah itu, Paulus mengharapkan dapat pergi ke Spanyol untuk menginjil dan mengunjungi gereja di Roma pada perjalanannya untuk memperoleh bantuan dari mereka bila makin ke barat (Rom 15:24,28).

1. Pendahuluan
   (Rom 1:1-17)
   
2. I. Kebutuhan Mendesak Manusia Akan Kebenaran
   (Rom 1:18-3:20)
   
1. A. Kebutuhan Orang Bukan Yahudi
   (Rom 1:18-32)
   
2. B. Kebutuhan Orang Yahudi
   (Rom 2:1-3:8)
   
3. C. Kebutuhan Semua Orang
   (Rom 3:9-20)
   
3. II. Penyediaan Kebenaran yang Mulia oleh Allah
   (Rom 3:21-5:21)
   
1. A. Pembenaran oleh Iman Diringkaskan
   (Rom 3:21-31)
   
2. B. Pembenaran oleh Iman Digambarkan Dalam Abraham
   (Rom 4:1-25)
   
3. C. Berkat dan Keyakinan yang Menyertai Pembenaran
   (Rom 5:1-11)
   
4. D. Adam dan Kristus Dibandingkan
   (Rom 5:12-21)
   
1. 1. Adam/Dosa/Penjatuhan Hukuman/Kematian
   
2. 2. Kristus/Kasih Karunia/Pembenaran/Hidup
   
4. III.Kebenaran Berkarya Melalui Iman
   (Rom 6:1-8:39)
   
1. A. Kebebasan dari Perbudakan Dosa
   (Rom 6:1-23)
   
1. 1. Mati Bersama Kristus terhadap Dosa
   (Rom 6:1-14)
   
2. 2. Hidup Bersama Kristus sebagai Hamba Kebenaran
   (Rom 6:15-23)
   
2. B. Kebebasan dari Pertentangan di Bawah Hukum Taurat
   (Rom 7:1-25)
   
3. C. Kebebasan Melalui Hukum Roh Kehidupan
   (Rom 8:1-39)
   
5. IV. Kebenaran oleh Iman Berkaitan dengan Israel
   (Rom 9:1-11:36)
   
1. A. Persoalan Penolakan Israel
   (Rom 9:1-10:21)
   
2. B. Kemenangan Rencana Allah
   (Rom 11:1-36)
   
6. V. Penerapan Praktis dari Kebenaran oleh Iman
   (Rom 12:1-15:13)
   
1. A. Orang Percaya dan Penyerahan Diri
   (Rom 12:1-2)
   
2. B. Orang Percaya dan Masyarakat
   (Rom 12:3-21)
   
3. C. Orang Percaya dan Pemerintah
   (Rom 13:1-7)
   
4. D. Orang Percaya dan Hukum Kasih
   (Rom 13:8-15:13)
   
7. Penutup
   (Rom 15:14-16:27)
   

Paulus menulis surat ini untuk mempersiapkan jalan bagi pelayanannya di Roma serta rencana pelayanan ke Spanyol. Tujuannya lipat dua.

1. (1) Karena jemaat Roma rupanya mendengar kabar angin yang diputarbalikkan mengenai berita dan ajaran Paulus (mis. Rom 3:8; Rom 6:1-2,15), Paulus merasa perlu untuk menulis Injil yang telah diberitakannya selama dua puluh lima tahun.
2. (2) Dia berusaha untuk memperbaiki beberapa persoalan yang terjadi di dalam gereja karena sikap salah orang Yahudi terhadap mereka yang bukan Yahudi (mis. Rom 2:1-29; Rom 3:1,9) dan orang bukan Yahudi terhadap orang Yahudi (mis. Rom 11:11-36).

1. Anugerah.
Kebenaran yang berkali-kali ditanamkan ialah bahwa jika kita dapat menjadi Kristen, Allah yang harus melakukannya. Anugerah Allah itu diberikan dengan cuma-cuma, kita tidak dapat melakukan sendiri. Namun demikian, kita tidak boleh juga menganggap hal itu sepele. Telusurilah tema ini dalam seluruh surat Roma: Rom 1:7; 2:4; 3:24, 27; 4:16; 5:15, 17, 21; 6:1, 15; 11: 5-6.

2. Iman.
Kita mendapat anugerah cuma-cuma dari Allah oleh iman kepada Kristus. Pada saat yang sama, tidak berarti kita hanya semata-mata percaya tentang Dia, tetapi menerima firman Allah, menaati-Nya dan mengakui Kristus. Perhatikan bagaimana Paulus menekankan tentang iman dalam surat ini, dan juga bagaimana ia mendefinisikannya. Apakah iman kita cukup besar? 1:5 (lihat 15:18); Rom 1:16-17; 3:22, 26-31; 4:1-25; 5:1; 10:8-11; 10:17.

3. Pembebasan (atau Pembenaran).
Kata di atas diambil dari istilah yang ada dalam sidang pengadilan. Allah membebaskan - atau 'membenarkan' - pendosa, menyatakannya'benar', oleh karena apa yang telah Yesus lakukan sebagai penggantinya. Lihat bagaimana Paulus mengaitkan ini dalam kematian Kristus dan iman: Rom 1:17; 3:21-26; 4:1-25; 5:8-11, 15-21; 10:1-10.

4. Kebersamaan.
Perhatikan apa yang Paulus katakan bahwa kita semua berdosa dan kita diselamatkan bersama-sama. Ia menggunakan gambaran tentang tubuh ketika ia ingin menunjukkan bagaimana kita harus bekerja sama satu dengan yang lain. Walaupun hal-hal yang mengganggu dan memecah belah Kristen pada zaman Paulus berbeda dengan masa kini, apakah ia memberikan pedoman yang dapat kita terapkan saat ini? Khususnya lihat 14:1-15:7.

5. Allah adalah Raja.
Kita mendapat kesan yang jelas bahwa walaupun manusia tidak percaya, Allah tetap mengendalikan dunia, sebagaimana Ia mengatur kehidupan Kristen. Hal ini menjadi jaminan yang sangat berarti bagi mereka yang percaya, walaupun kita tidak dapat mengerti bagaimana Ia melakukannya. Bacalah seluruh pasal 9 dan 10 sekali lagi. Bagaimana keduanya saling mengisi?

Tema Surat Roma diketengahkan dalam Rom 1:16-17, yaitu bahwa di dalam Tuhan Yesus dinyatakan kebenaran Allah sebagai jawaban terhadap murka-Nya kepada dosa. Kemudian Paulus menguraikan kebenaran-kebenaran dasar dari Injil. Pertama, Paulus menekankan bahwa persoalan dosa dan kebutuhan manusia akan kebenaran adalah umum (Rom 1:18--3:20). Karena baik orang Yahudi maupun orang bukan Yahudi berada di bawah dosa dan karena itu di bawah murka Allah, tidak ada seorang pun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah terlepas dari karunia kebenaran melalui iman kepada Yesus Kristus (Rom 3:21--4:25).

Setelah dibenarkan secara cuma-cuma oleh kasih karunia melalui iman dan setelah mendapatkan keyakinan akan keselamatan kita (pasal 5; Rom 5:1-21), karunia kebenaran Allah itu dinyatakan dalam kematian kita bagi dosa dengan Kristus (pasal 6; Rom 6:1-23), pembebasan kita dari pergumulan untuk mencapai kebenaran menurut hukum Taurat (pasal 7; Rom 7:1-26), pengangkatan kita sebagai anak-anak Allah dan hidup baru kita "melalui Roh" yang menuntun kita kepada kemuliaan (pasal 8; Rom 8:1-39). Allah sedang mengerjakan rencana penebusan-Nya kendatipun ketidakpercayaan Israel (pasal 9-11; Rom 9:1--11:36).

Akhirnya, Paulus menyatakan bahwa kehidupan yang diubah dalam Kristus mengakibatkan penerapan kebenaran dan kasih pada semua bidang kelakuan -- sosial, sipil, dan moral (pasal 12-14; Rom 12:1--14:23). Paulus mengakhiri Surat Roma dengan keterangan tentang rencananya pribadi (pasal 15; Rom 15:1-33) dan ucapan salam pribadi yang panjang, nasihat terakhir, dan sebuah kidung pujian (pasal 16; Rom 16:1-27).

Tujuh ciri utama menandai surat ini.

1. (1) Surat Roma merupakan surat Paulus yang paling sistematis, surat teologis yang paling hebat dalam PB.
2. (2) Paulus menulis dengan gaya tanya-jawab atau gaya diskusi (mis. Rom 3:1,4-6,9,31).
3. (3) Paulus memakai PL secara luas sebagai kekuasaan alkitabiah dalam menyampaikan sifat sesungguhnya dari Injil.
4. (4) Paulus menyampaikan "kebenaran Allah" sebagai inti penyataan Injil (Rom 1:16-17): Allah membereskan segala sesuatu di dalam dan melalui Yesus Kristus.
5. (5) Paulus memusatkan perhatian kepada sifat rangkap dari dosa bersama dengan persediaan Allah di dalam Kristus untuk masing-masing aspek:
1. (a) dosa sebagai pelanggaran pribadi (Rom 1:1--5:11), dan
2. (b) prinsip "dosa" (Yun. _he hamartia_), yaitu kecenderungan bawaan yang alami untuk berbuat dosa yang tinggal dalam hati setiap orang sejak kejatuhan Adam (Rom 5:12--8:39).
6. (6) Roma 8 (Rom 8:1-39) adalah uraian yang paling luas dalam Alkitab mengenai peranan Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya.
7. (7) Surat Roma berisi pembahasan yang paling berbobot mengenai penolakan Kristus oleh orang Yahudi (terkecuali suatu golongan sisa), dan tentang rencana penebusan Allah yang bermula dari Israel dan akhirnya menuju kembali kepada Israel (pasal 9-11; Rom 9:1--11:36).

Menggunakan kemerdekaan kristen

Hukum kasih mengenai hal-hal yang meragukan.

14:1 Manusia tidak boleh menghina atau menghakimi satu terhadap yang lain karena ada hal-hal yang berbeda;
14:13 tetapi saling memperhatikan sehingga tidak ada pertentangan di antara mereka;
14:15 yang dikatakan tidak menurut hukum oleh para rasul karena beberapa alasan.

Jangan menghakimi saudaramu (14:1-12)
Jangan memberi batu sandungan (14:13-23)

Allah, Kristus, Roh Kudus, Paulus.

Allah, Kerajaan Allah, Kristus, Roh Kudus, Tuhan, Yesus

Melakukan apa yang diperbolehkan hati nurani tidak selalu benar dan melakukan apa yang dipertanyakan tidak selalu salah. Orang Kristen yang kuat tidak boleh memandang rendah pendapat saudara yang lebih lemah tentang pertanyaan yang meragukan, ataupun orang yang lebih lemah curiga terhadap yang lebih kuat karena hati nurani memperbolehkan dia. Keduanya memiliki hak untuk berpendapat dan keduanya bertanggung jawab kepada Allah untuk itu.

ay. 8-9. Bagi Tuhan Yesus Kristus, yang kepada-Nya segala Penghakiman diserahkan, kita harus melakukan segalanya. Sampai akhir. Dia mati dan juga bangkit, supaya Dia menjadi Tuhan atas mereka yang hidup untuk memerintah mereka, dan Tuhan atas orang yang mati untuk membangkitkan mereka. Karena itu, kita harus bisa bertanggung jawab kepada Dia dalam segala hal.

Dalam pasal ke-14 dari Kitab Roma, Paulus menekankan pentingnya saling menerima dan tidak menghakimi satu sama lain dalam hal-hal yang bukan inti iman. Ia mengatakan bahwa orang yang kuat imannya harus menerima orang yang lemah imannya tanpa berdebat pendapat. Paulus juga menekankan bahwa setiap orang memiliki kebebasan untuk memilih apa yang mereka makan atau tidak makan, dan bahwa mereka harus melakukannya dengan ucapan syukur kepada Allah. Dia mengingatkan kita bahwa kita semua akan memberi pertanggungjawaban diri sendiri kepada Allah dan bahwa Kerajaan Allah bukanlah tentang makanan dan minuman, tetapi tentang kebenaran, damai sejahtera, dan sukacita dalam Roh Kudus. Oleh karena itu, kita harus saling mengasihi dan tidak menyebabkan saudara kita tersandung dengan apa yang kita makan atau lakukan.

Latar belakang dari pasal ke-14 dalam Kitab Roma adalah sebagai berikut:

Konteks Historis:
Kitab Roma ditulis oleh Rasul Paulus sekitar tahun 57-58 Masehi. Pada saat itu, Roma adalah ibu kota Kekaisaran Romawi yang luas dan beragam. Gereja di Roma terdiri dari orang-orang Yahudi dan non-Yahudi yang hidup dalam lingkungan yang penuh dengan perbedaan budaya, etnis, dan agama.

Konteks Budaya:
Masyarakat Roma pada waktu itu sangat pluralistik dan terdiri dari berbagai kelompok etnis dan agama. Ada perbedaan dalam praktik keagamaan, adat istiadat, dan pola makan. Hal ini menciptakan ketegangan dan konflik di antara anggota gereja yang berasal dari latar belakang yang berbeda.

Konteks Literatur:
Roma adalah pusat kebudayaan dan intelektualitas pada masa itu. Rasul Paulus menggunakan bahasa dan gaya tulisan yang khas dalam surat ini untuk menyampaikan ajaran teologisnya kepada jemaat di Roma.

Konteks Teologis:
Pasal 14 dalam Kitab Roma membahas tentang hubungan antara orang percaya yang memiliki keyakinan yang berbeda dalam hal makanan dan hari-hari khusus. Ada anggota gereja yang memegang keyakinan tertentu tentang makanan yang halal atau haram, serta hari-hari yang harus dihormati. Rasul Paulus menekankan pentingnya saling menerima dan menghormati perbedaan ini dalam tubuh Kristus.

Dalam ayat-ayat sebelumnya, terutama dalam pasal 13, Rasul Paulus mengajarkan tentang kewajiban untuk tunduk kepada pemerintah dan mencintai sesama. Ia juga menekankan pentingnya hidup dalam kasih dan menghindari perbuatan dosa. Pasal 14 kemudian melanjutkan tema ini dengan menekankan pentingnya saling menerima dan menghormati perbedaan dalam hal makanan dan hari-hari khusus. Rasul Paulus mengingatkan bahwa setiap orang akan bertanggung jawab kepada Tuhan sendiri dalam hal-hal ini, dan bahwa kita tidak boleh menghakimi atau menghina sesama karena perbedaan keyakinan tersebut.

Berikut adalah beberapa topik penting dalam Kitab Roma pasal 14:

1. Menerima orang yang lemah iman (Roma 14:1-3)
- Kita harus menerima orang yang memiliki iman yang lemah tanpa berdebat pendapat.
- Referensi: Roma 14:1-3

2. Tidak menghakimi atau menghina saudara seiman (Roma 14:3-4, 10-13)
- Kita tidak boleh menghakimi atau menghina saudara seiman yang memiliki perbedaan dalam hal makanan atau hari tertentu.
- Referensi: Roma 14:3-4, 10-13

3. Hidup untuk Tuhan (Roma 14:7-9)
- Kita hidup dan mati untuk Tuhan, bukan untuk diri sendiri.
- Referensi: Roma 14:7-9

4. Tidak saling menghakimi (Roma 14:13)
- Kita tidak boleh saling menghakimi, tetapi sebaliknya, kita harus menjaga agar tidak menaruh batu sandungan bagi saudara seiman.
- Referensi: Roma 14:13

5. Tidak menghancurkan saudara seiman dengan makanan (Roma 14:15-16)
- Kita harus menjaga agar tidak menghancurkan saudara seiman dengan makanan yang dapat menyebabkan mereka bersedih.
- Referensi: Roma 14:15-16

6. Kerajaan Allah bukan tentang makanan dan minuman (Roma 14:17-18)
- Kerajaan Allah bukanlah tentang hal-hal duniawi seperti makanan dan minuman, tetapi tentang kebenaran, damai sejahtera, dan sukacita dalam Roh Kudus.
- Referensi: Roma 14:17-18

7. Menjaga kasih dan damai sejahtera (Roma 14:19-21)
- Kita harus mengejar hal-hal yang mendatangkan damai sejahtera dan membangun satu sama lain, serta menjaga agar tidak merusak pekerjaan Allah hanya karena makanan.
- Referensi: Roma 14:19-21

8. Tidak menyebabkan saudara seiman tersandung (Roma 14:20-21)
- Kita harus menjaga agar tidak melakukan hal yang dapat menyebabkan saudara seiman tersandung, bahkan jika itu berarti menahan diri dari makanan atau minuman tertentu.
- Referensi: Roma 14:20-21

9. Menjalani hidup dengan iman (Roma 14:22-23)
- Kita harus menjalani hidup dengan iman, karena segala sesuatu yang bukan dari iman dianggap dosa.
- Referensi: Roma 14:22-23

Orang-orang yang disebutkan dalam pasal ini:
- Orang yang lemah imannya
- Orang yang percaya bahwa ia boleh makan apa saja
- Orang yang lemah hanya makan sayuran
- Orang yang makan
- Orang yang tidak makan
- Hamba orang lain
- Kristus

Lokasi yang disebutkan dalam pasal ini:
- Takhta pengadilan Allah
- Kerajaan Allah

Kata kunci dalam Kitab "Roma" pasal 14 adalah sebagai berikut:

1. Orang yang lemah imannya: Merujuk kepada orang yang memiliki iman yang lemah dan memiliki batasan dalam hal makanan.
2. Makanan: Merujuk kepada perbedaan dalam pemahaman mengenai makanan yang boleh atau tidak boleh dikonsumsi.
3. Menghakimi: Menunjukkan larangan untuk saling menghakimi dalam hal perbedaan pemahaman mengenai makanan.
4. Hari tertentu: Merujuk kepada perbedaan dalam pemahaman mengenai pentingnya hari-hari tertentu.
5. Hidup dan mati untuk Tuhan: Menekankan bahwa baik hidup maupun mati, kita adalah milik Tuhan.
6. Takhta pengadilan Allah: Mengingatkan bahwa kita semua akan memberi pertanggungjawaban diri sendiri kepada Allah.
7. Najis: Menunjukkan perbedaan dalam pemahaman mengenai hal-hal yang dianggap najis.
8. Kasih: Menekankan pentingnya berjalan dalam kasih terhadap saudara seiman.
9. Kerajaan Allah: Menunjukkan bahwa Kerajaan Allah bukanlah tentang makanan dan minuman, melainkan tentang kebenaran, damai sejahtera, dan sukacita dalam Roh Kudus.
10. Pekerjaan Allah: Mengingatkan agar tidak merusak pekerjaan Allah hanya karena perbedaan dalam hal makanan.
11. Iman: Menekankan pentingnya makan dengan iman, karena segala sesuatu yang bukan dari iman adalah dosa.

Tentu, berikut adalah beberapa pertanyaan refleksi dan pertanyaan diskusi terkait Kitab Roma pasal 14:

1. Apa pesan utama yang ingin disampaikan oleh penulis Kitab Roma dalam pasal 14 ini?
2. Apa yang dimaksud dengan "orang yang lemah imannya" dalam konteks pasal ini?
3. Mengapa penulis menekankan pentingnya untuk tidak berdebat pendapat dengan orang yang lemah imannya?
4. Apa yang dapat kita pelajari dari perbedaan dalam kebiasaan makan antara orang yang percaya bahwa ia boleh makan apa saja dan orang yang lemah hanya makan sayuran?
5. Mengapa penulis menekankan pentingnya untuk tidak menghina atau menghakimi orang yang memiliki kebiasaan makan yang berbeda?
6. Bagaimana sikap kita seharusnya terhadap orang yang memiliki keyakinan yang berbeda dalam hal-hal seperti hari-hari tertentu yang dianggap penting?
7. Mengapa penulis menekankan bahwa baik hidup maupun mati, kita adalah milik Tuhan?
8. Bagaimana sikap kita seharusnya terhadap saudara kita yang memiliki keyakinan yang berbeda dalam hal-hal seperti makanan atau minuman?
9. Mengapa penulis menekankan bahwa Kerajaan Allah bukanlah tentang makanan dan minuman, melainkan tentang kebenaran, damai sejahtera, dan sukacita dalam Roh Kudus?
10. Apa yang dapat kita pelajari tentang pentingnya menjaga persatuan dan kasih dalam tubuh Kristus?

Semoga pertanyaan-pertanyaan ini dapat membantu Anda dalam memahami dan merenungkan isi dari Kitab Roma pasal 14.

Dalam pasal 14 dari Kitab Roma, terdapat beberapa hal yang dapat kita pelajari dan terapkan dalam hidup kita:

1. Menerima orang yang lemah iman: Kita harus menerima dan menghormati orang yang memiliki iman yang lemah, tanpa berdebat atau menghakimi mereka. Kita harus memperlakukan mereka dengan kasih dan pengertian.

2. Tidak menghakimi atau menghina: Kita tidak boleh menghakimi atau menghina orang lain berdasarkan perbedaan keyakinan atau praktik mereka. Kita harus menghormati perbedaan tersebut dan hidup dalam damai sejahtera.

3. Hidup untuk Tuhan: Kita hidup bukan untuk diri sendiri, tetapi untuk Tuhan. Apapun yang kita lakukan, baik makan atau tidak makan, haruslah dilakukan untuk kemuliaan Tuhan.

4. Tidak saling menghakimi: Kita tidak boleh saling menghakimi atau merendahkan saudara kita. Kita semua akan memberi pertanggungjawaban diri sendiri kepada Allah, dan hanya Dia yang berhak menghakimi.

5. Menghindari menyebabkan saudara tersandung: Kita harus berhati-hati dengan tindakan kita, terutama dalam hal makanan atau minuman, agar tidak menyebabkan saudara kita tersandung atau tergoda untuk melakukan dosa.

Doa terkait pasal ini dapat mencakup permohonan untuk:

1. Memiliki kasih dan pengertian terhadap orang yang memiliki iman yang lemah.
2. Menghindari sikap menghakimi dan menghina terhadap sesama.
3. Hidup untuk Tuhan dan melakukan segala sesuatu untuk kemuliaan-Nya.
4. Menghindari tindakan yang dapat menyebabkan saudara kita tersandung.
5. Memiliki damai sejahtera dan hidup dalam kasih di antara sesama.

Doa ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan situasi pribadi masing-masing.

Berikut adalah hasil analisis menggunakan 5W+1H dari Kitab Roma Pasal 14 :

1. What (Apa):
- Pasal 14 dari Kitab Roma berbicara tentang bagaimana orang percaya harus saling menerima dan tidak menghakimi satu sama lain dalam hal makanan dan hari-hari yang dianggap penting.

2. Who (Siapa):
- Penulis pasal ini adalah Rasul Paulus, yang menulis kepada jemaat di Roma.

3. Where (Dimana):
- Surat ini ditujukan kepada jemaat di Roma, yang merupakan ibu kota Kekaisaran Romawi pada saat itu.

4. When (Kapan):
- Surat ini ditulis oleh Rasul Paulus sekitar tahun 57-58 Masehi.

5. Why (Mengapa):
- Pasal ini ditulis untuk mengatasi perbedaan pendapat dan perselisihan di antara jemaat di Roma mengenai makanan dan hari-hari yang dianggap penting. Paulus ingin mengajarkan pentingnya saling menerima dan tidak menghakimi satu sama lain dalam hal-hal tersebut.

6. How (Bagaimana):
- Paulus mengajarkan bahwa orang yang kuat imannya harus menerima orang yang lemah imannya tanpa berdebat. Orang yang kuat boleh makan apa saja, tetapi orang yang lemah hanya makan sayuran. Tidak ada yang boleh menghina atau menghakimi orang lain karena Allah telah menerima mereka. Setiap orang harus yakin dalam pikirannya sendiri dan hidup untuk Tuhan. Paulus juga mengingatkan agar jemaat tidak saling menghakimi, tetapi saling membangun dan mengejar damai sejahtera. Ia juga menekankan bahwa Kerajaan Allah bukanlah tentang makanan dan minuman, melainkan tentang kebenaran, damai sejahtera, dan sukacita dalam Roh Kudus. Paulus menegaskan bahwa setiap orang harus menjaga keyakinannya sendiri di hadapan Allah dan tidak menyebabkan saudara seiman tersandung.

Semoga analisis ini membantu Anda untuk lebih memahami isi dari Kitab Roma Pasal 14.