Statistik	4 pasal, 55 ayat, 1.782 ayat
Penulis	Maleakhi
Tema	Aneka Tuduhan Allah Terhadap Yudaisme Pascapembuangan; Ingatlah, bertobatlah, kembalilah, dengarkanlah.
Waktu	Sekitar 430-420 SM
Tempat	Yehuda di Yerusalem
Kata Kunci	Perampokan.
Kristus Di Alkitab	Dia adalah Surya Kebenaran, yang terbit dengan kesembuhan pada sayapNya

Nama Maleakhi berarti "utusanku"; nama ini mungkin menjadi singkatan dari "Malakhiah" yang artinya "utusan Tuhan". Pendapat bahwa "Maleakhi" dalam Mal 1:1 merupakan gelar deskriptif dan bukan nama pribadi kurang dapat diterima. Walaupun kita tidak diberi tahu apa-apa tentang nabi ini di bagian PL lainnya, kepribadiannya sangat tampak dalam kitab ini. Dia adalah seorang Yahudi saleh yang tinggal di Yehuda masa pascapembuangan, rekan sezaman Nehemia, dan sangat mungkin seorang imam nabi. Kepercayaannya yang kokoh akan perlunya kesetiaan kepada perjanjian (Mal 2:4,5,8,10) dan yang melawan ibadah yang munafik dan tak bersungguh-sungguh (Mal 1:7--2:9), penyembahan berhala (Mal 2:10-12), perceraian (Mal 2:13-16), dan mencuri persepuluhan dan persembahan yang menjadi milik Allah (Mal 3:8-10) semua ini menunjuk kepada seorang yang memiliki integritas teguh dan pengabdian kuat kepada Allah.

Isi kitab ini menunjukkan bahwa

1. (1) Bait Suci sudah dibangun kembali (516/515 SM) dan korban-korban serta hari raya dilaksanakan kembali,
2. (2) pengetahuan umum mengenai Taurat telah diperkenalkan kembali oleh Ezra (+457-455 SM; lih. Ezr 7:10,14,25-26), dan
3. (3) kemunduran yang kemudian terjadi di kalangan imam dan umat itu (+ 433 SM). Tambahan pula, suasana dan pengabaian rohani yang disebut Maleakhi sangat mirip dengan situasi yang dijumpai Nehemia ketika kembali setelah tinggal beberapa waktu di Persia (433-425 SM) untuk melayani sebagai gubernur kali kedua di Yerusalem (bd. Neh 13:4-30). Ketika itu,
1. (a) para imam telah menjadi korup (Mal 1:6--2:9; Neh 13:1-9),
2. (b) persepuluhan dan persembahan diabaikan (Mal 3:7-12; Neh 13:10-13), dan
3. (c) perjanjian pernikahan dilanggar ketika para suami menceraikan istri Ibrani mereka untuk menikahi wanita kafir (mungkin lebih muda dan cantik) (Mal 2:10-16; Neh 13:23-28). Karena itu, sangatlah mungkin Maleakhi memberitakan amanatnya sekitar 430-420 SM.

1. Pendahuluan
   (Mal 1:1)
   
2. I. Ucapan Ilahi dan Pertanyaan-Pertanyaan Israel
   (Mal 1:2-3:18)
   
1. A. Ucapan Ilahi Pertama: Allah Telah Mengasihi Israel
   (Mal 1:2-5)
   Pertanyaan Israel: "Bagaimanakah Engkau mengasihi kami?"
   (Mal 1:2)
   
2. B. Ucapan Ilahi Kedua: Israel Telah Menghina Tuhan
   (Mal 1:6-2:9)
   Pertanyaan-Pertanyaan Israel:
   "Dengan cara bagaimanakah kami menghina nama-Mu?"
   (Mal 1:6);
   "Dengan cara bagaimanakah kami mencemarkannya?"
   (Mal 1:7)
   
3. C. Ucapan Ilahi Ketiga: Allah Tidak Menerima Persembahan Israel
   (Mal 2:10-16)
   Pertanyaan Israel: "Oleh karena apa?"
   (Mal 2:14)
   
4. D. Ucapan Ilahi Keempat: Tuhan Akan Datang Tiba-Tiba
   (Mal 2:17-3:6)
   Pertanyaan-Pertanyaan Israel:
   "Dengan cara bagaimanakah kami menyusahi Dia?";
   "Di manakah Allah yang menghukum?"
   (Mal 2:17)
   
5. E. Ucapan Ilahi Kelima: Kembalilah Kepada Tuhan
   (Mal 3:7-12)
   Pertanyaan-Pertanyaan Israel:
   "Dengan cara bagaimanakah kami harus kembali?"
   (Mal 3:7);
   "Dengan cara bagaimanakah kami menipu Engkau?"
   (Mal 3:8)
   
6. F. Ucapan Ilahi Keenam: Aneka Pernyataan Israel yang Tidak Beralasan
   Terhadap Allah
   (Mal 3:13-18)
   Pertanyaan-Pertanyaan Israel:
   "Apakah kami bicarakan di antara kami tentang Engkau?"
   (Mal 3:13);
   "Apakah untungnya kita memelihara apa yang harus dilakukan
   terhadap-Nya?"
   (Mal 3:14)
   
3. II. Hari Tuhan
   (Mal 4:1-6)
   
1. A. Akan Menjadi Hari Penghukuman bagi yang Angkuh dan Berbuat Jahat
   (Mal 4:1)
   
2. B. Akan Menjadi Hari Kemenangan bagi Orang Benar
   (Mal 4:2-3)
   
3. C. Akan Didahului oleh Pemulihan Adikodrati Hubungan Ayah-Anak
   di Antara Umat Allah
   (Mal 4:4-6)
   

Ketika Maleakhi menulis, orang Yahudi pasca pembuangan di Palestina kembali mengalami kesusahan dan kemunduran rohani. Orang-orang telah menjadi sinis, meragukan kasih dan janji-janji Allah, menyangsikan keadilan-Nya dan tidak percaya lagi bahwa ketaatan kepada perintah-Nya itu berguna. Seiring dengan memudarnya iman, maka pelaksanaan ibadah menjadi otomatis dan tidak berperasaan. Mereka juga acuh tak acuh terhadap tuntutan hukum Taurat dan bersalah karena berbuat bermacam-macam dosa terhadap perjanjian. Maleakhi memperhadapkan para imam dan umat itu dengan panggilan kenabian

1. (1) untuk bertobat dari dosa-dosa dan kemunafikan agama mereka sebelum Allah datang tiba-tiba dengan hukuman,
2. (2) untuk menyingkirkan semua rintangan ketidaktaatan yang menghalangi arus kemurahan dan berkat Allah, dan
3. (3) untuk kembali kepada Tuhan dan perjanjian-Nya dengan hati yang tulus dan taat.

1. Kasih Allah
Allah mengingatkan umat-Nya bahwa Ia mempunyai kasih yang istimewa buat mereka, dan oleh karena itulah maka Allah melakukan terhadap mereka seperti apa yang telah dilakukan-Nya (Mal 1:2-5).

2. Ketidaksenangan Allah
Allah tidak senang terhadap umat-Nya, karena berbagai alasan. Mereka kurang menghormati Dia dan Rumah-Nya (Mal 1:6-14). Merekaa kurang memberikan ajaran yang benar (Mal 2:7-9). Mereka tidak setia (Mal 2:10-16), sinis (Mal 2:17; 3:14,15), tidak menghiraukan kebutuhan orang lain (Mal 3:5), dan mereka menahan apa yang menjadi hak Allah (Mal 3:8,9).

3. Janji-janji Allah
Berita tentang penghakiman dibarengi dengan janji-janji bahwa Allah akan ikut campur tangan dan memberkati. Lihat Mal 1:5,11; 3:1-4, 10-12.

4. Ingatan Allah
Allah mengenal semua orang yang menjadi milik-Nya (Mal 3:16-18), dan Ia akan membenarkan mereka (Mal 4:2,3).

Kitab ini terdiri dari enam "Ucapan ilahi: Firman Tuhan kepada Israel dengan perantaraan Maleakhi" (Mal 1:1), terjalin dengan serangkaian 10 pertanyaan retorik dan sarkastis dari Israel dan tanggapan Allah melalui sang nabi. Walaupun penggunaan cara tanya-jawab seperti dalam perdebatan ini bukan suatu keistimewaan Maleakhi di antara nabi-nabi PL, penggunaan gaya ini olehnya adalah khusus karena merupakan pokok dalam susunan sastra kitab ini (lih. Garis Besar). "Ucapan ilahi" Tuhan melalui Maleakhi adalah sebagai berikut:

1. (1) Pertama, Allah menegaskan kasih perjanjian-Nya kepada Israel (Mal 1:2-5).
2. (2) Yang kedua menuduh para imam karena mereka menjadi penjaga tidak setia dari hubungan perjanjian di antara Allah dengan Israel (Mal 1:6--2:9).
3. (3) Ucapan ilahi yang ketiga menegur umat itu karena melanggar perjanjian yang dibuat dengan leluhur mereka (Mal 2:10-16).
4. (4) Yang keempat mengingatkan Israel akan kepastian hukuman Allah karena berdosa terhadap perjanjian (Mal 2:17--3:6).
5. (5) Ucapan ilahi kelima memanggil seluruh masyarakat Yahudi pascapembuangan di Palestina untuk bertobat dan berbalik kepada Tuhan supaya mereka sekali lagi dapat diberkati oleh-Nya (Mal 3:7-12).
6. (6) Ucapan ilahi yang terakhir mengacu kepada "kitab peringatan" Allah mengenai orang-orang yang takut akan Dia dan menghormati nama-Nya (Mal 3:13-18). Maleakhi mengakhiri kitabnya dengan peringatan dan janji nubuat tentang "hari Tuhan" yang akan datang (Mal 4:1-6).

Lima ciri utama menandai kitab Maleakhi.

1. (1) Dengan cara yang sederhana, terus terang dan tegas, kitab ini dengan hidup melukiskan pertemuan antara Allah dengan umat-Nya, sebagian besar dengan memakai kata ganti orang pertama.
2. (2) Kitab ini mengutamakan metode tanya-jawab dalam menyampaikan amanat kenabian, berisi tidak kurang dari 23 pertanyaan yang diajukan timbal-balik di antara Allah dan umat-Nya. Seorang pakar mengemukakan bahwa "metode" tulisan Maleakhi ini mungkin berasal dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh para tukang ejek yang berteriak ketika dia mula-mula menyampaikan berita kenabiannya di jalan-jalan Yerusalem atau pelataran Bait Suci.
3. (3) Sesudah Maleakhi, nabi PL terakhir, terdapat 400 tahun tanpa ada suara nabi yang utama di Israel. Ketiadaan seorang nabi utama selama itu kemudian berakhir dengan datangnya Yohanes Pembaptis, yang menurut nubuat Maleakhi akan mempersiapkan jalan bagi Mesias (Mal 3:1).
4. (4) Istilah "Tuhan semesta alam" dipakai 20 kali dalam kitab yang singkat ini.
5. (5) Penting sekali, bahwa nubuat terakhir (yang mengakhiri berita kenabian PL) menubuatkan bahwa pada suatu hari Allah akan mengirim roh Elia untuk memulihkan bapa-bapa saleh yang kuat di Sion, bertentangan dengan kecenderungan sosial di mana keluarga makin berantakan (Mal 4:5-6).

Penggenapan Dalam Perjanjian Baru

Tiga bagian khusus dari Maleakhi dikutip dalam PB.

1. (1) Frase, "Aku mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau" (Mal 1:2-3) dikutip Paulus dalam ajarannya tentang pemilihan (Rom 9:13; lihat art. PEMILIHAN DAN PREDESTINASI, 08463).
2. (2) Nubuat Maleakhi mengenai "utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku" (Mal 3:1; bd. Yes 40:3) dikutip Yesus dengan mengacu kepada Yohanes Pembaptis dan pelayanannya (Mat 11:7-15).
3. (3) Demikian pula, Yesus memahami bahwa nubuat Maleakhi tentang perihal Allah mengutus "nabi Elia kepadamu menjelang datangnya hari Tuhan yang besar dan dahsyat itu" (Mal 4:5) berlaku untuk Yohanes Pembaptis (Mat 11:14; Mat 17:10-13; Mr 9:11-13). Kitab terakhir dalam Alkitab menambahkan bahwa roh Elia akan muncul kembali sebelum kedatangan Kristus yang kedua kali (Wahy 11:3-6).

Di samping tiga petunjuk jelas PB kepada kitab ini, kutukan sang nabi kepada perceraian yang tidak adil (Mal 2:14-16) menantikan ajaran PB yang tegas mengenai topik ini (Mat 5:31-32; Mat 19:3-10; Mr 10:2-12; Rom 7:1-3; 1Kor 7:10-16,39). Nubuat Maleakhi tentang munculnya Mesias di masa depan (Mal 3:1-6; Mal 4:1-3) mencakup kedatangan pertama dan kedua Kristus.

Teguran kepada para imam

Pesan kepada para imam berkenaan dengan dosa mereka. Kejahatan di antara umat.

2:1 Dia dengan keras menegur para imam karena mengabaikan perjanjian mereka;
2:10 dan bangsa karena menikah dengan perempuan asing;
2:13 dan karena meninggalkan istri masa muda mereka,
2:17 dan karena ketidaksetiaan mereka.

Murka TUHAN terhadap para Imam (2:1-9)
TUHAN memarahi Israel karena kawin campur dan perceraian (2:10-16)
TUHAN datang untuk menghukum (2:17--3:5)

Allah, Roh Kudus, Maleakhi.

Allah, Israel, Lewi, TUHAN, Yakub, Yehuda, Yerusalem

Celakalah mereka yang ditetapkan menjadi mulut Allah bagi umat, namun yang malah menjadi batu sandungan. Semua yang mengandalkan agama secara lahiriah bukan hanya akan gagal diterima oleh Allah, namun akan dijadikan hina dan rendah.

ay. 10. Bandingkan Kis 17:24-29. Kedua bagian itu menunjuk kepada Allah sebagai "Bapa roh kita"

Pasal 2 dari Kitab Maleakhi berbicara kepada para imam, menegur mereka karena tidak memuliakan nama Tuhan dan melanggar perjanjian-Nya. Tuhan mengancam akan mengutuk mereka dan menghukum keturunan mereka. Tuhan mengingatkan imam akan peran mereka dalam memelihara pengetahuan dan mengajarkan hukum-Nya dengan jujur. Namun, imam-imam tersebut telah berbalik dari jalan yang benar dan merusak perjanjian dengan Tuhan. Mereka mencemari kekudusan Tuhan dengan perbuatan dosa dan berkhianat terhadap istri masa mudanya. Tuhan menegaskan bahwa Dia membenci perceraian dan mengingatkan mereka untuk menjaga roh mereka dan tidak berkhianat. Pasal ini juga menegur mereka yang berpikir bahwa orang yang berbuat jahat dianggap baik di mata Tuhan dan meragukan keadilan Tuhan.

Kitab Maleakhi adalah kitab terakhir dalam Perjanjian Lama dalam Alkitab Kristen. Latar belakang historis dari pasal 2 ini adalah periode setelah bangsa Israel kembali dari pembuangan di Babel dan sedang membangun kembali Yerusalem dan Bait Suci. Pasal ini ditulis oleh nabi Maleakhi, yang hidup pada abad ke-5 SM.

Dalam konteks budaya, bangsa Israel saat itu mengalami kelesuan rohani dan moral. Mereka tidak lagi mempersembahkan persembahan yang layak kepada Allah dan tidak mematuhi hukum-hukum-Nya. Pasal ini juga mencerminkan perjuangan mereka dalam mematuhi perjanjian yang telah mereka buat dengan Allah.

Dalam konteks literatur, pasal 2 ini merupakan bagian dari dialog antara Allah dan bangsa Israel. Allah mengutuk para imam yang tidak setia dalam melaksanakan tugas mereka dan bangsa Israel yang tidak setia dalam memberikan persembahan yang layak. Allah juga mengancam akan mengutuk mereka jika mereka tidak bertobat.

Dalam konteks teologis, pasal 2 ini menekankan pentingnya kesetiaan dan ketaatan terhadap Allah. Allah ingin bangsa Israel menyadari bahwa mereka harus menghormati-Nya dan memuliakan-Nya dengan hidup yang benar. Pasal ini juga mengajarkan tentang pentingnya iman dan kehidupan yang kudus dalam menjalin hubungan dengan Allah.

Sebelum pasal 2, dalam pasal 1, Allah mengungkapkan kasih-Nya kepada bangsa Israel dan menunjukkan bagaimana mereka telah mengabaikan-Nya. Allah juga mengkritik para imam yang tidak setia dalam melaksanakan tugas mereka. Pasal 2 kemudian melanjutkan dengan mengutuk para imam dan bangsa Israel yang tidak setia.

Demikianlah latar belakang historis, budaya, literatur, dan teologis dari pasal 2 Kitab Maleakhi.

Berikut adalah beberapa topik penting dalam Kitab Maleakhi pasal 2:

1. Perintah untuk para imam (ayat 1-9)
- Para imam diperingatkan untuk mendengarkan perintah dan memberikan kemuliaan bagi nama Tuhan.
- Jika mereka tidak mematuhi perintah ini, Tuhan akan mengutuk mereka dan menghancurkan perjanjian-Nya dengan Lewi.
- Perjanjian dengan Lewi adalah tentang kehidupan dan kedamaian, dan imam harus hidup dalam kejujuran dan kebenaran.

2. Pelanggaran perjanjian Lewi (ayat 10-12)
- Para imam telah berbalik dari jalan yang benar dan membuat banyak orang tersandung pada hukum.
- Mereka telah merusak perjanjian Lewi dengan melakukan kekejian dan mencemarkan kekudusan Tuhan.

3. Peringatan tentang perceraian (ayat 13-16)
- Tuhan membenci perceraian dan mengingatkan para imam untuk tidak berkhianat terhadap istri masa mudanya.
- Mereka juga ditegur karena menyusahkan Tuhan dengan perkataan mereka yang menyatakan bahwa orang yang berbuat jahat adalah baik di mata Tuhan.

4. Pertanyaan tentang keadilan Tuhan (ayat 17)
- Para imam bertanya di mana Allah yang Mahaadil itu, menyiratkan keraguan mereka terhadap keadilan Tuhan.
- Tuhan menegaskan bahwa Dia membenci kekerasan dan mengingatkan mereka untuk tidak menyusahkan-Nya.

Referensi:
- Maleakhi 2:1-9
- Maleakhi 2:10-12
- Maleakhi 2:13-16
- Maleakhi 2:17

Orang-orang yang tercantum dalam pasal ini:
- Para Imam
- Lewi
- Yehuda
- Orang yang melakukannya
- Istri masa mudamu

Lokasi yang tercantum dalam pasal ini:
- Israel
- Yerusalem
- Kemah-kemah Yakub

Berikut adalah analisis dan kata kunci dalam Kitab Maleakhi pasal 2:

1. Para Imam (ayat 1): Merujuk kepada para pemimpin rohani atau imam-imam pada zaman itu.
2. Perintah (ayat 1): Instruksi atau perintah yang diberikan oleh TUHAN kepada para imam.
3. Kemuliaan (ayat 2): Memberikan penghormatan dan keagungan kepada nama TUHAN.
4. Kutuk (ayat 2): Hukuman atau malapetaka yang akan ditimpakan kepada para imam jika mereka tidak mematuhi perintah TUHAN.
5. Berkat (ayat 2): Anugerah atau kebaikan yang akan diberikan oleh TUHAN kepada para imam jika mereka mematuhi perintah-Nya.
6. Keturunan (ayat 3): Merujuk kepada keturunan para imam.
7. Kotoran (ayat 3): Simbol dari hukuman dan penghinaan yang akan menimpa para imam yang tidak setia.
8. Perjanjian (ayat 4): Kesepakatan atau perjanjian yang dibuat oleh TUHAN dengan Lewi, yaitu suku imam.
9. Kehidupan dan kedamaian (ayat 5): Anugerah dan keberkahan yang diberikan oleh TUHAN kepada imam yang setia.
10. Kengerian (ayat 5): Rasa takut dan gentar yang timbul karena menghormati dan takut akan TUHAN.
11. Hukum kebenaran (ayat 6): Ajaran yang benar dan keadilan yang harus diucapkan oleh imam.
12. Kesalahan (ayat 6): Tindakan atau perbuatan yang melanggar hukum TUHAN.
13. Jalan (ayat 8): Cara hidup atau tindakan yang sesuai dengan kehendak TUHAN.
14. Pandang bulu (ayat 9): Memihak atau memihak kepada seseorang berdasarkan kepentingan pribadi.
15. Ayah (ayat 10): Merujuk kepada Allah sebagai Bapa yang menciptakan semua manusia.
16. Allah (ayat 10): Merujuk kepada Allah yang satu-satunya yang menciptakan dan mengatur segala sesuatu.
17. Khianat (ayat 11): Melanggar perjanjian atau kesetiaan terhadap Allah.
18. Kekudusan (ayat 11): Kebersihan dan kesucian yang harus dijaga dalam ibadah kepada TUHAN.
19. Mazbah (ayat 13): Tempat persembahan atau tempat ibadah kepada TUHAN.
20. Istri masa mudamu (ayat 14): Merujuk kepada istri yang telah dipilih dan diikat dalam pernikahan.
21. Perceraian (ayat 16): Pemutusan hubungan pernikahan yang tidak sah atau melanggar perjanjian.
22. Kekerasan (ayat 16): Perlakuan yang tidak adil atau kekerasan yang dilakukan terhadap pasangan hidup.
23. Allah yang Mahaadil (ayat 17): Allah yang adil dan benar dalam segala tindakan-Nya.

Tentu, berikut adalah beberapa pertanyaan refleksi dan pertanyaan diskusi terkait Kitab Maleakhi pasal 2:

1. Apa pesan utama yang ingin disampaikan oleh Maleakhi kepada para imam dalam pasal ini?
2. Mengapa para imam diancam dengan kutuk dan mengapa berkat-berkat mereka dikutuk?
3. Apa yang dimaksud dengan "menghamburkan kotoran di wajahmu" dalam ayat 3? Mengapa ini dianggap sebagai hukuman?
4. Apa perjanjian antara TUHAN dan Lewi yang disebutkan dalam ayat 4? Mengapa perjanjian ini penting?
5. Bagaimana karakteristik seorang imam yang setia dan taat kepada TUHAN yang disebutkan dalam ayat 6-7?
6. Mengapa para imam telah berbalik dari jalan yang benar dan merusak perjanjian Lewi?
7. Apa arti dari pernikahan campur antara orang Israel dengan anak perempuan ilah lain yang disebutkan dalam ayat 11?
8. Mengapa TUHAN membenci perceraian dan mengapa Dia mengingatkan umat-Nya untuk tidak berkhianat terhadap istri masa mudanya?
9. Bagaimana umat Israel telah menyusahkan TUHAN dengan perkataan mereka? Apa yang mereka katakan yang membuat TUHAN merasa tersusahkan?
10. Bagaimana pesan-pesan dalam pasal ini dapat diterapkan dalam kehidupan kita sebagai orang percaya saat ini?

Semoga pertanyaan-pertanyaan ini dapat membantu Anda dalam memahami dan merenungkan isi dari Kitab Maleakhi pasal 2.

Dari pasal 2 Kitab Maleakhi, ada beberapa hal yang dapat kamu pelajari dan terapkan dalam hidupmu:

1. Memberikan kemuliaan bagi nama Tuhan: Pasal ini mengingatkan kita untuk memberikan kemuliaan bagi nama Tuhan dalam segala hal yang kita lakukan. Hal ini berarti hidup kita harus mencerminkan karakter dan ajaran-Nya.

2. Menjaga perjanjian dengan Tuhan: Pasal ini menekankan pentingnya menjaga perjanjian dengan Tuhan. Kita harus hidup dalam ketaatan terhadap hukum-Nya dan menjauhi dosa.

3. Menjaga kehidupan yang benar: Pasal ini mengajarkan pentingnya hidup dalam kebenaran dan kejujuran. Kita harus menjaga mulut kita agar hanya mengucapkan kebenaran dan menghindari kecurangan.

4. Menghormati pernikahan: Pasal ini menekankan pentingnya menjaga kesetiaan dalam pernikahan. Kita harus menghormati pernikahan dan tidak berkhianat terhadap pasangan kita.

5. Menghindari perceraian: Pasal ini mengajarkan bahwa Tuhan membenci perceraian. Kita harus menjaga hubungan pernikahan kita dan tidak berkhianat.

Berikut adalah beberapa doa yang dapat kamu gunakan terkait dengan pasal ini:

1. Doa untuk memberikan kemuliaan bagi nama Tuhan: "Ya Tuhan, bantulah aku untuk hidup dengan cara yang memuliakan dan memuliakan nama-Mu. Tunjukkan aku bagaimana aku dapat mencerminkan karakter-Mu dalam hidupku sehari-hari. Amin."

2. Doa untuk menjaga perjanjian dengan Tuhan: "Ya Tuhan, ampunilah aku jika aku telah melanggar perjanjian-Mu. Bantulah aku untuk hidup dalam ketaatan terhadap hukum-Mu dan menjauhi dosa. Amin."

3. Doa untuk hidup dalam kebenaran dan kejujuran: "Ya Tuhan, bantulah aku untuk hidup dalam kebenaran dan kejujuran. Jauhkanlah aku dari kecurangan dan bantulah aku untuk selalu mengucapkan kebenaran. Amin."

4. Doa untuk menjaga kesetiaan dalam pernikahan: "Ya Tuhan, kuatkanlah hubungan pernikahanku dan bantulah aku untuk setia kepada pasanganku. Jauhkanlah aku dari godaan untuk berkhianat. Amin."

5. Doa untuk menghindari perceraian: "Ya Tuhan, bantulah aku untuk menjaga pernikahanku dan menghindari perceraian. Bantulah aku untuk memperbaiki hubungan yang rusak dan menjaga kesatuan dalam keluargaku. Amin."

Semoga doa-doa ini membantu kamu dalam mengaplikasikan ajaran dari pasal 2 Kitab Maleakhi dalam hidupmu.