Kitab Amos adalah salah satu kitab dalam Alkitab yang termasuk dalam kategori kitab-kitab nabi. Kitab ini ditulis oleh nabi Amos, yang hidup pada abad ke-8 SM. Amos adalah seorang gembala domba yang dipanggil oleh Allah untuk menyampaikan pesan-Nya kepada umat Israel.
Latar belakang historis dari pasal
7 Kitab Amos adalah masa pemerintahan raja Yerobeam II di Kerajaan Utara Israel. Pada masa itu, Israel sedang mengalami kemakmuran ekonomi, tetapi juga terjadi ketidakadilan sosial yang merajalela. Banyak orang kaya dan berkuasa menindas orang miskin dan lemah.
Dalam konteks budaya, masyarakat Israel pada masa itu terbagi menjadi dua kelas sosial yang jelas, yaitu kelas atas yang kaya dan berkuasa, serta kelas bawah yang miskin dan tertindas. Ada juga praktik penyembahan berhala dan pelanggaran terhadap hukum-hukum Allah yang menjadi masalah di tengah masyarakat.
Secara literatur, Kitab Amos terdiri dari serangkaian nubuat dan penghakiman yang ditujukan kepada bangsa-bangsa di sekitar Israel, termasuk Israel sendiri. Nubuat-nubuat ini mengungkapkan keadilan Allah dan hukuman yang akan diterima oleh bangsa-bangsa yang berdosa.
Sebelum pasal
7, dalam pasal-pasal sebelumnya, Amos telah menyampaikan nubuat-nubuatnya tentang hukuman yang akan menimpa bangsa-bangsa di sekitar Israel, seperti Damsyik, Gaza, Tirus, Edom, dan Amon. Amos juga mengingatkan Israel tentang dosa-dosa mereka, termasuk ketidakadilan sosial dan penyembahan berhala.
Dalam pasal
7, Amos melanjutkan nubuatnya dengan melaporkan serangkaian penglihatan yang diberikan kepadanya oleh Allah. Penglihatan-penglihatan ini menggambarkan hukuman-hukuman yang akan menimpa Israel. Tujuannya adalah untuk membangunkan umat Israel dari keadaan mereka yang berdosa dan mengajak mereka untuk bertobat.
Secara teologis, pasal
7 Kitab Amos menekankan keadilan dan kekudusan Allah. Allah tidak akan mentolerir dosa dan ketidakadilan, baik di antara bangsa-bangsa di sekitar Israel maupun di dalam Israel sendiri. Pesan utama yang ingin disampaikan adalah pentingnya hidup sesuai dengan kehendak Allah dan menghindari dosa.
Demikianlah latar belakang dari pasal
7 Kitab Amos dalam konteks historis, budaya, literatur, dan teologisnya.