Kitab 2 Tawarikh adalah salah satu kitab dalam Alkitab yang menceritakan sejarah Kerajaan Israel dan Kerajaan Yehuda. Pasal
19 berfokus pada pemerintahan Raja Yosafat dari Kerajaan Yehuda.
Latar belakang historis pasal ini adalah setelah Raja Yosafat kembali dari perang melawan bangsa Moab dan Amon. Yosafat diberkati oleh Allah karena ia berjalan dalam jalan Tuhan dan menghapuskan penyembahan berhala di negerinya.
Dalam ayat-ayat sebelumnya, terutama pada pasal
18, Yosafat bersekutu dengan Raja Ahab dari Kerajaan Israel Utara untuk pergi berperang melawan bangsa Aram. Namun, Yosafat meminta nasihat dari Allah melalui nabi-nabi sebelum memutuskan untuk berperang. Meskipun nabi-nabi memberikan peringatan bahwa perang tersebut tidak akan berhasil, Yosafat tetap melanjutkan perang bersama Ahab.
Dalam pasal
19, Yosafat kembali ke Yerusalem dan disambut oleh nabi Yehu anak Hanani. Nabi ini menegur Yosafat karena bersekutu dengan Ahab, yang merupakan seorang raja yang jahat dan menyembah berhala. Nabi Yehu mengingatkan Yosafat bahwa Allah tidak senang dengan persekutuan semacam itu.
Yosafat merespon dengan rendah hati dan bertobat. Ia mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki keadaan di Kerajaan Yehuda. Yosafat menunjuk hakim di setiap kota dan memberikan instruksi kepada mereka untuk memutuskan perkara dengan keadilan dan takut akan Tuhan. Yosafat juga menunjuk para imam, orang Lewi, dan kepala keluarga untuk membantu dalam pemerintahan dan pengadilan.
Dalam konteks teologis, pasal ini menekankan pentingnya berjalan dalam kehendak Tuhan dan menghindari persekutuan dengan orang-orang yang tidak takut akan Tuhan. Yosafat menjadi contoh pemimpin yang bertobat dan berusaha memperbaiki kesalahan-kesalahannya.
Dengan demikian, pasal
19 dari Kitab 2 Tawarikh memberikan gambaran tentang perjalanan spiritual dan reformasi yang dilakukan oleh Raja Yosafat setelah pengalaman perang melawan bangsa Moab dan Amon.