Dalam Pasal 19 Kitab 2 Tawarikh, Raja Yosafat kembali ke Yerusalem setelah menghadapi tantangan. Yehu, seorang pelihat, menegur Yosafat karena bersekutu dengan orang-orang fasik yang membenci Tuhan, meskipun ia juga diingatkan bahwa ada hal-hal baik dalam dirinya, seperti menghapuskan berhala dan mencari Tuhan. Yosafat kemudian melakukan kunjungan ke seluruh negeri untuk mendorong rakyat kembali kepada Tuhan dan mengangkat hakim-hakim di setiap kota untuk menegakkan hukum dengan adil.

Yosafat memberikan instruksi kepada para hakim dan pemimpin untuk memutuskan perkara dengan takut akan Tuhan, menekankan pentingnya integritas dan keadilan dalam pengambilan keputusan. Ia menunjuk imam dan pemimpin untuk menangani masalah hukum dan ketuhanan, serta mengingatkan mereka untuk bertindak dengan setia dan tulus hati agar tidak mendatangkan murka Tuhan. Dengan demikian, Yosafat berusaha membangun masyarakat yang taat kepada Tuhan dan berkeadilan.

Berikut adalah penjelasan latar belakang dari pasal 19 Kitab 2 Tawarikh:

Latar Belakang Pasal 19 2 Tawarikh

1. Konteks Historis

Pasal 19 dari 2 Tawarikh terjadi setelah peristiwa di pasal 18, di mana Raja Yosafat dari Yehuda bersekutu dengan Raja Ahab dari Israel. Yosafat, setelah kembali ke Yehuda, menghadapi kritik dari nabi Yehu yang menegur aliansi tersebut. Pasal ini melanjutkan narasi tentang pemerintahan Yosafat dan upayanya untuk memperbaiki keadaan spiritual dan moral di Yehuda.

2. Konteks Budaya

Pada masa itu, Yehuda dan Israel berada di bawah pengaruh budaya yang kuat dari bangsa-bangsa sekitar, termasuk praktik penyembahan berhala. Yosafat berusaha untuk mengembalikan penyembahan kepada Tuhan dan menghapuskan praktik-praktik yang tidak sesuai dengan hukum Tuhan. Ini mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh pemimpin Israel dalam mempertahankan identitas religius di tengah pengaruh asing.

3. Konteks Literatur

2 Tawarikh ditulis dengan tujuan untuk memberikan catatan sejarah yang menekankan pentingnya kesetiaan kepada Tuhan dan konsekuensi dari ketidaktaatan. Penulis Tawarikh berfokus pada raja-raja yang setia kepada Tuhan dan bagaimana mereka diberkati, serta raja-raja yang menyimpang dan akibatnya. Pasal 19 berfungsi sebagai pengingat akan pentingnya reformasi religius.

4. Konteks Teologis

Teologis, pasal ini menekankan pentingnya keadilan dan ketaatan kepada hukum Tuhan dalam pemerintahan. Yosafat mengangkat hakim-hakim dan menekankan perlunya keadilan dalam pengadilan, yang mencerminkan karakter Tuhan sebagai Hakim yang adil. Ini juga menunjukkan bahwa pemimpin harus bertanggung jawab dalam memimpin rakyat sesuai dengan prinsip-prinsip ilahi.

Apa yang Terjadi dalam Ayat-Ayat Sebelumnya

Sebelum pasal 19, di pasal 18, Yosafat bersekutu dengan Ahab dan terlibat dalam peperangan melawan Aram. Setelah pertempuran, Yosafat kembali ke Yehuda dan menerima teguran dari nabi Yehu karena aliansi tersebut. Ini menyiapkan konteks bagi Yosafat untuk melakukan reformasi dan memperbaiki keadaan spiritual di Yehuda, yang dimulai di pasal 19.

Dengan pemahaman ini, pembaca dapat melihat bagaimana Yosafat berusaha untuk memulihkan dan memperkuat iman rakyatnya setelah mengalami tantangan dan kesalahan dalam kepemimpinannya.

Berikut adalah beberapa topik penting dalam Kitab 2 Tawarikh pasal 19 beserta penjelasan singkat dan referensi ayatnya:

• Peringatan terhadap Persahabatan dengan Orang Fasik
  Yosafat diingatkan oleh Yehu bahwa menjalin hubungan dengan orang-orang yang membenci Tuhan dapat mendatangkan murka-Nya. Ini menunjukkan pentingnya memilih teman dan sekutu yang sejalan dengan iman.
  (2 Tawarikh 19:2)

• Pencarian kepada Tuhan
  Meskipun ada kesalahan dalam tindakan Yosafat, ia masih memiliki hal-hal baik karena ia mencari Tuhan dengan tekun dan menghapuskan berhala. Ini menekankan pentingnya pertobatan dan pencarian yang tulus kepada Tuhan.
  (2 Tawarikh 19:3)

• Pentingnya Keadilan dalam Hukum
  Yosafat mengangkat hakim-hakim dan menekankan bahwa mereka harus memutuskan hukum dengan rasa takut kepada Tuhan, bukan untuk manusia. Ini menunjukkan bahwa keadilan harus berlandaskan pada prinsip-prinsip ilahi.
  (2 Tawarikh 19:5-6)

• Tanggung Jawab Pemimpin
  Yosafat mengingatkan para hakim dan pemimpin untuk bertindak dengan setia dan tulus hati, serta memperingatkan rakyat agar tidak bersalah terhadap Tuhan. Ini menekankan tanggung jawab pemimpin dalam memimpin dengan integritas.
  (2 Tawarikh 19:9)

• Pentingnya Ketulusan Hati
  Yosafat menekankan bahwa Tuhan menyertai orang yang tulus ikhlas. Ini menunjukkan bahwa sikap hati yang benar sangat penting dalam pelayanan dan hubungan dengan Tuhan.
  (2 Tawarikh 19:11)

Topik-topik ini mencerminkan prinsip-prinsip moral dan spiritual yang penting dalam kehidupan umat percaya, serta menekankan peran pemimpin dalam menegakkan keadilan dan kebenaran.

Nama Orang

• Yosafat: Raja Yehuda yang pulang ke istananya di Yerusalem.
• Yehu bin Hanani: Seorang pelihat yang menegur Yosafat.
• Amarya: Imam kepala yang diangkat sebagai ketua dalam perkara ketuhanan.
• Zebaja bin Ismael: Pemuka kaum Yehuda yang diangkat dalam perkara kerajaan.

Nama Lokasi

• Yerusalem: Ibu kota Yehuda dan tempat Yosafat mengadakan pemerintahan.
• Bersyeba: Salah satu daerah yang dikunjungi Yosafat.
• Pegunungan Efraim: Daerah lain yang dikunjungi Yosafat.
• Yehuda: Wilayah di mana hakim-hakim diangkat dan hukum ditegakkan.

Berikut adalah analisis dan kata kunci dari Kitab "2 Tawarikh" pasal "19":

1. Yosafat

   • Raja Yehuda yang pulang dengan selamat dan berusaha untuk memulihkan ibadah kepada Tuhan.

2. Yehu bin Hanani

   • Seorang pelihat yang menegur Yosafat karena bersekutu dengan orang fasik.

3. Tuhan

   • Nama yang merujuk kepada Allah yang harus dihormati dan ditaati, serta menjadi pusat dari hukum dan keputusan.

4. Murka Tuhan

   • Konsekuensi dari tindakan Yosafat yang bersahabat dengan orang-orang yang membenci Tuhan.

5. Hal-hal baik

   • Tindakan Yosafat yang menghapuskan tiang-tiang berhala dan mencari Tuhan dengan tekun.

6. Hakim-hakim

   • Orang-orang yang diangkat oleh Yosafat untuk memutuskan hukum dan keadilan di seluruh negeri.

7. Takut akan Tuhan

   • Sikap yang harus dimiliki oleh hakim-hakim dalam menjalankan tugas mereka, sebagai pengingat akan tanggung jawab mereka kepada Tuhan.

8. Bertindak dengan seksama

   • Peringatan untuk tidak berlaku curang, memihak, atau menerima suap dalam pengambilan keputusan.

9. Perkara hukum

   • Berbagai masalah yang harus diselesaikan oleh hakim dan pemimpin, termasuk hukum, perintah, dan ketetapan.

10. Imam kepala Amarya

    • Diangkat sebagai ketua dalam segala perkara ketuhanan, menunjukkan pentingnya peran imam dalam masyarakat.

11. Zebaja bin Ismael

    • Pemuka kaum Yehuda yang diangkat untuk mengurus perkara kerajaan, menekankan pembagian tanggung jawab.

12. Tulus ikhlas

    • Sikap yang diharapkan dari semua yang terlibat dalam pengambilan keputusan, agar Tuhan menyertai mereka.

Kata kunci ini mencerminkan tema utama dari pasal ini, yaitu pentingnya ketaatan kepada Tuhan, keadilan dalam hukum, dan tanggung jawab pemimpin.

Berikut adalah beberapa pertanyaan refleksi dan diskusi yang dapat membantu Anda menggali lebih dalam mengenai Kitab 2 Tawarikh pasal 19:

Pertanyaan Refleksi

1. Kepemimpinan yang Bertanggung Jawab: Apa yang dapat kita pelajari dari sikap Raja Yosafat dalam mengangkat hakim-hakim dan memberikan instruksi kepada mereka? Bagaimana kita dapat menerapkan prinsip ini dalam konteks kepemimpinan saat ini?

2. Hubungan dengan Allah: Dalam ayat 2, Yehu menegur Yosafat karena bersekutu dengan orang-orang fasik. Apa arti dari "bersekutu dengan orang fasik" dalam kehidupan kita sehari-hari? Bagaimana kita dapat menjaga hubungan kita dengan Allah sambil berinteraksi dengan orang-orang yang mungkin tidak seiman?

3. Takut akan Tuhan: Yosafat menekankan pentingnya rasa takut kepada Tuhan dalam pengambilan keputusan. Apa arti "takut akan Tuhan" bagi Anda? Bagaimana hal ini mempengaruhi cara Anda membuat keputusan dalam hidup?

4. Pentingnya Keadilan: Dalam konteks keadilan, bagaimana kita dapat memastikan bahwa kita bertindak dengan integritas dan tidak terpengaruh oleh suap atau kepentingan pribadi dalam kehidupan sehari-hari?

Pertanyaan Diskusi

1. Peran Nabi dalam Kehidupan Raja: Bagaimana peran Yehu sebagai nabi dalam menegur Yosafat mencerminkan pentingnya suara Tuhan dalam kehidupan pemimpin? Apa relevansinya bagi kita saat ini?

2. Penerapan Hukum Tuhan: Yosafat mengangkat orang-orang untuk memberikan keputusan dalam hal hukum Tuhan. Bagaimana kita dapat menerapkan prinsip-prinsip hukum Tuhan dalam konteks hukum dan keadilan di masyarakat modern?

3. Kepemimpinan yang Berintegritas: Apa tantangan yang dihadapi oleh pemimpin saat ini dalam menjaga integritas dan keadilan? Bagaimana kita sebagai masyarakat dapat mendukung pemimpin yang berintegritas?

4. Mencari Allah dengan Tekun: Yosafat dikenal karena mencari Allah dengan tekun. Apa langkah-langkah praktis yang dapat kita ambil untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah dalam kehidupan sehari-hari?

Hal-Hal Menarik

• Perbandingan dengan Pemimpin Lain: Bandingkan tindakan Yosafat dengan pemimpin lain dalam Alkitab. Apa yang membuatnya berbeda atau serupa?
• Konteks Sejarah: Pertimbangkan konteks sejarah saat itu. Bagaimana situasi politik dan sosial di Yehuda mempengaruhi keputusan Yosafat?
• Relevansi untuk Gereja: Diskusikan bagaimana prinsip-prinsip yang diajarkan dalam pasal ini dapat diterapkan dalam konteks gereja saat ini, baik dalam kepemimpinan maupun dalam pengambilan keputusan.

Semoga pertanyaan-pertanyaan ini dapat membantu Anda dalam menggali lebih dalam dan merenungkan isi dari Kitab 2 Tawarikh pasal 19!

Dari Kitab 2 Tawarikh pasal 19, ada beberapa pelajaran penting yang bisa kita ambil dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari:

Pelajaran yang Bisa Dipelajari dan Diterapkan:

1. Pentingnya Memisahkan Diri dari Kejahatan:

   • Yosafat ditegur karena bersekutu dengan orang-orang yang tidak setia kepada Tuhan. Ini mengingatkan kita untuk berhati-hati dalam memilih teman dan pengaruh dalam hidup kita. Kita harus berusaha untuk bergaul dengan orang-orang yang mendorong kita untuk hidup sesuai dengan ajaran Tuhan.

2. Mencari Tuhan dengan Tekun:

   • Yosafat mencari Tuhan dengan tekun dan berusaha untuk mengembalikan rakyat kepada-Nya. Ini mengajarkan kita pentingnya memiliki hubungan yang erat dengan Tuhan dan berusaha untuk mendekatkan orang lain kepada-Nya.

3. Keadilan dalam Memutuskan Hukum:

   • Yosafat mengangkat hakim-hakim dan mengingatkan mereka bahwa mereka memutuskan hukum bukan untuk manusia, tetapi untuk Tuhan. Ini mengingatkan kita untuk bertindak adil dan jujur dalam setiap keputusan yang kita buat, baik dalam pekerjaan, keluarga, maupun masyarakat.

4. Takut akan Tuhan:

   • Yosafat menekankan pentingnya bertindak dengan rasa takut kepada Tuhan. Ini mengajarkan kita untuk selalu menyadari kehadiran Tuhan dalam setiap tindakan kita dan untuk bertindak sesuai dengan kehendak-Nya.

5. Tanggung Jawab dalam Pelayanan:

   • Yosafat mengatur para pemimpin dan pelayan untuk melayani dengan setia dan tulus hati. Ini mengingatkan kita akan tanggung jawab kita dalam pelayanan, baik di gereja maupun dalam kehidupan sehari-hari.

Doa Terkait Pasal 2 Tawarikh 19:

1. Doa untuk Memisahkan Diri dari Kejahatan: "Tuhan, ajar aku untuk menjauh dari pengaruh yang tidak baik dan berikan aku kebijaksanaan untuk memilih teman-teman yang mendorongku untuk hidup sesuai dengan kehendak-Mu. Amin."

2. Doa untuk Mencari Tuhan: "Ya Tuhan, aku berdoa agar Engkau menolongku untuk selalu mencari-Mu dengan tekun. Bimbinglah aku dalam setiap langkahku agar aku dapat mendekatkan orang lain kepada-Mu. Amin."

3. Doa untuk Keadilan: "Tuhan, berikanlah aku hati yang adil dan bijaksana dalam setiap keputusan yang aku buat. Bantu aku untuk selalu bertindak dengan integritas dan kejujuran. Amin."

4. Doa untuk Takut akan Tuhan: "Tuhan, ajar aku untuk hidup dalam rasa takut akan-Mu. Biarkan setiap tindakan dan perkataanku mencerminkan kasih dan kebenaran-Mu. Amin."

5. Doa untuk Tanggung Jawab dalam Pelayanan: "Ya Tuhan, aku bersyukur atas kesempatan untuk melayani. Berikanlah aku kekuatan dan ketulusan hati dalam setiap pelayanan yang aku lakukan. Semoga aku dapat menjadi berkat bagi orang lain. Amin."

Semoga pelajaran dan doa ini dapat membantu Anda dalam memperdalam iman dan menjalani kehidupan yang sesuai dengan kehendak Tuhan.

Berikut adalah analisis menggunakan model 5W+2H dari Kitab "2 Tawarikh" pasal "19":

1. What (Apa)

• Isi Pasal: Pasal ini menceritakan tentang Raja Yosafat dari Yehuda yang kembali ke Yerusalem setelah berperang. Dia mendapat teguran dari Yehu bin Hanani karena bersekutu dengan orang-orang fasik. Yosafat kemudian melakukan reformasi dengan mengangkat hakim-hakim dan mengarahkan rakyat untuk kembali kepada Tuhan.

2. Who (Siapa)

• Tokoh Utama:
  • Yosafat: Raja Yehuda yang melakukan reformasi.
  • Yehu bin Hanani: Pelihat yang menegur Yosafat.
  • Hakim-hakim: Orang-orang yang diangkat oleh Yosafat untuk memutuskan hukum.
  • Amarya: Imam kepala yang diangkat sebagai ketua dalam perkara ketuhanan.
  • Zebaja bin Ismael: Pemuka kaum Yehuda yang diangkat dalam perkara kerajaan.

3. Where (Di mana)

• Lokasi:
  • Yerusalem: Tempat Yosafat kembali dan mengangkat hakim-hakim.
  • Daerah-daerah di Yehuda: Tempat Yosafat melakukan kunjungan untuk mengajak rakyat kembali kepada Tuhan.

4. When (Kapan)

• Waktu:
  • Pasal ini tidak menyebutkan waktu spesifik, tetapi terjadi setelah Yosafat kembali dari peperangan dan sebelum reformasi hukum yang dilakukannya.

5. Why (Mengapa)

• Alasan:
  • Yosafat ditegur karena bersekutu dengan orang-orang yang membenci Tuhan. Dia melakukan reformasi untuk mengembalikan rakyat kepada Tuhan dan memastikan keadilan dalam hukum.

6. How (Bagaimana)

• Proses:
  • Yosafat mengangkat hakim-hakim dan memberikan instruksi kepada mereka untuk memutuskan hukum dengan takut akan Tuhan. Dia juga mengangkat pemimpin dalam perkara ketuhanan dan kerajaan untuk memastikan keadilan dan ketaatan kepada Tuhan.

7. How Much (Seberapa banyak)

• Jumlah:
  • Tidak ada angka spesifik yang disebutkan dalam pasal ini mengenai jumlah hakim atau pemimpin yang diangkat, tetapi Yosafat mengangkat beberapa orang dari antara orang Lewi, para imam, dan kepala puak Israel.

Semoga analisis ini membantu Anda dalam menggali lebih dalam mengenai Kitab "2 Tawarikh" pasal "19". Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan tanyakan!

Dalam pasal ke-19 dari Kitab 2 Tawarikh, Yosafat, raja Yehuda, kembali dengan selamat ke istananya di Yerusalem. Seorang nabi bernama Yehu anak Hanani datang kepadanya dan mengingatkan bahwa Yosafat tidak seharusnya membantu orang-orang fasik yang membenci TUHAN. Meskipun demikian, Yosafat melakukan beberapa tindakan baik, seperti menghapuskan patung-patung Dewi Asyera dan mengarahkan rakyatnya untuk kembali kepada TUHAN. Ia juga mengangkat hakim-hakim dan imam-imam untuk memberikan keputusan hukum yang adil dan mengingatkan mereka untuk bertindak dengan takut akan TUHAN. Yosafat berharap agar TUHAN menyertai mereka yang berbuat baik.

Kitab 2 Tawarikh adalah salah satu kitab dalam Alkitab yang menceritakan sejarah Kerajaan Israel dan Kerajaan Yehuda. Pasal 19 berfokus pada pemerintahan Raja Yosafat dari Kerajaan Yehuda.

Latar belakang historis pasal ini adalah setelah Raja Yosafat kembali dari perang melawan bangsa Moab dan Amon. Yosafat diberkati oleh Allah karena ia berjalan dalam jalan Tuhan dan menghapuskan penyembahan berhala di negerinya.

Dalam ayat-ayat sebelumnya, terutama pada pasal 18, Yosafat bersekutu dengan Raja Ahab dari Kerajaan Israel Utara untuk pergi berperang melawan bangsa Aram. Namun, Yosafat meminta nasihat dari Allah melalui nabi-nabi sebelum memutuskan untuk berperang. Meskipun nabi-nabi memberikan peringatan bahwa perang tersebut tidak akan berhasil, Yosafat tetap melanjutkan perang bersama Ahab.

Dalam pasal 19, Yosafat kembali ke Yerusalem dan disambut oleh nabi Yehu anak Hanani. Nabi ini menegur Yosafat karena bersekutu dengan Ahab, yang merupakan seorang raja yang jahat dan menyembah berhala. Nabi Yehu mengingatkan Yosafat bahwa Allah tidak senang dengan persekutuan semacam itu.

Yosafat merespon dengan rendah hati dan bertobat. Ia mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki keadaan di Kerajaan Yehuda. Yosafat menunjuk hakim di setiap kota dan memberikan instruksi kepada mereka untuk memutuskan perkara dengan keadilan dan takut akan Tuhan. Yosafat juga menunjuk para imam, orang Lewi, dan kepala keluarga untuk membantu dalam pemerintahan dan pengadilan.

Dalam konteks teologis, pasal ini menekankan pentingnya berjalan dalam kehendak Tuhan dan menghindari persekutuan dengan orang-orang yang tidak takut akan Tuhan. Yosafat menjadi contoh pemimpin yang bertobat dan berusaha memperbaiki kesalahan-kesalahannya.

Dengan demikian, pasal 19 dari Kitab 2 Tawarikh memberikan gambaran tentang perjalanan spiritual dan reformasi yang dilakukan oleh Raja Yosafat setelah pengalaman perang melawan bangsa Moab dan Amon.

Berikut adalah beberapa topik penting dalam Kitab 2 Tawarikh pasal 19:

1. Yosafat menolak bersekutu dengan orang fasik dan memilih mencari Allah (ayat 2) - Yosafat menolak untuk membantu orang yang membenci TUHAN dan memilih untuk mencari Allah.

2. Yosafat menyuruh rakyatnya berbalik kepada TUHAN (ayat 4) - Yosafat mengajak rakyatnya untuk kembali kepada TUHAN, Allah nenek moyang mereka.

3. Yosafat mengangkat hakim-hakim di tanah Yehuda (ayat 5) - Yosafat mengangkat hakim-hakim untuk memutuskan perkara-perkara hukum di kota-kota Yehuda.

4. Perintah Yosafat kepada hakim-hakim untuk bertindak dengan takut akan TUHAN (ayat 6-7) - Yosafat memberikan perintah kepada hakim-hakim agar bertindak dengan takut akan TUHAN dan tidak melakukan kecurangan atau penerimaan suap.

5. Yosafat mengangkat orang Lewi, imam, dan kepala kaum Israel untuk memberi keputusan dalam hal hukum TUHAN (ayat 8) - Yosafat mengangkat beberapa orang dari antara orang Lewi, imam, dan kepala kaum Israel untuk memutuskan perkara-perkara hukum dan sengketa di antara penduduk Yerusalem.

6. Perintah Yosafat kepada mereka yang memutuskan perkara hukum (ayat 9) - Yosafat memberikan perintah kepada mereka yang memutuskan perkara hukum agar bertindak dengan takut akan TUHAN dan dengan setia serta tulus hati.

7. Penunjukan Imam Kepala Amarya dan Zebaja sebagai pemimpin dalam segala perkara Allah dan raja (ayat 11) - Yosafat menunjuk Imam Kepala Amarya sebagai pemimpin dalam segala perkara Allah dan Zebaja sebagai pemimpin dalam segala perkara raja.

8. Peran orang-orang Lewi sebagai pengatur (ayat 11) - Orang-orang Lewi ditugaskan sebagai pengatur dalam pelaksanaan tugas-tugas yang berkaitan dengan hukum dan pemerintahan.

9. Harapan agar TUHAN menyertai orang yang baik (ayat 11) - Yosafat berharap agar TUHAN menyertai orang yang baik dalam pelaksanaan tugas-tugas mereka.

Referensi: 2 Tawarikh 19:2-11

Orang-orang yang tercantum dalam pasal tersebut:
- Yosafat: Raja Yehuda yang pulang dengan selamat ke istananya di Yerusalem.
- Yehu anak Hanani: Pelihat yang pergi menemui Raja Yosafat dan memberikan peringatan tentang hubungan Yosafat dengan orang fasik.
- Hakim-hakim: Diangkat oleh Yosafat di kota-kota Yehuda untuk memutuskan hukum dan memberikan keputusan.
- Orang Lewi: Dipilih oleh Yosafat, termasuk para imam, untuk memberikan keputusan dalam hal hukum TUHAN dan sengketa di antara penduduk Yerusalem.
- Imam Kepala Amarya: Pemimpin dalam segala perkara Allah.
- Zebaja, anak Ismael: Pemimpin kaum Yehuda dalam segala perkara raja.

Lokasi yang tercantum dalam pasal tersebut:
- Yerusalem: Tempat tinggal Yosafat dan pusat pemerintahan Yehuda.
- Bersyeba: Kota di selatan Yehuda.
- Pegunungan Efraim: Daerah di utara Yehuda.

Kata kunci dalam Kitab "2 Tawarikh" pasal "19" adalah:

1. Yosafat: Raja Yehuda yang pulang dengan selamat ke istananya di Yerusalem.
2. Yehu anak Hanani: Pelihat yang pergi menemui Raja Yosafat dan memberikan peringatan tentang hubungan dengan orang fasik.
3. Orang fasik: Mereka yang membenci TUHAN dan bersahabat dengan mereka yang membenci Allah.
4. TUHAN: Allah yang murka terhadap orang yang bersahabat dengan orang fasik.
5. Dewi Asyera: Patung-patung yang disingkirkan oleh Yosafat dari tanah itu.
6. Hakim-hakim: Ditetapkan oleh Yosafat di kota-kota Yehuda untuk menghakimi rakyat dengan keadilan.
7. Rasa takut kepada TUHAN: Perintah Yosafat kepada hakim-hakim untuk bertindak dengan takut akan TUHAN.
8. Orang Lewi: Dipilih oleh Yosafat untuk memberi keputusan dalam hal hukum TUHAN dan sengketa di antara penduduk Yerusalem.
9. Imam Kepala Amarya: Pemimpin dalam segala perkara Allah.
10. Zebaja, anak Ismael: Pemimpin dalam segala perkara raja.
11. Orang yang baik: Yosafat berharap agar TUHAN menyertai mereka yang bertindak dengan tegas dan baik.

Pertanyaan refleksi:
1. Apa yang dapat kita pelajari dari sikap Yosafat dalam menghadapi orang-orang fasik yang membenci TUHAN?
2. Bagaimana Yosafat memastikan bahwa hukum yang diberlakukan di tanah Yehuda berdasarkan kehendak TUHAN?
3. Mengapa Yosafat mengangkat orang-orang Lewi, para imam, dan para kepala kaum Israel untuk memberi keputusan dalam hal hukum TUHAN dan sengketa di antara penduduk Yerusalem?

Pertanyaan diskusi:
1. Bagaimana kita dapat menerapkan prinsip-prinsip yang diajarkan dalam pasal ini dalam kehidupan kita sehari-hari?
2. Apa yang dapat kita pelajari tentang pentingnya memiliki pemimpin yang bertindak dengan takut akan TUHAN dalam pemerintahan dan kehidupan masyarakat?
3. Bagaimana kita dapat menghindari kecurangan, keberpihakan, dan penerimaan suap dalam kehidupan kita sebagai orang Kristen?

Hal menarik terkait Kitab 2 Tawarikh pasal 19:
1. Pasal ini menunjukkan pentingnya memilih teman dan sekutu yang setia kepada TUHAN, serta menjauhi orang-orang yang membenci Allah.
2. Yosafat menekankan pentingnya takut akan TUHAN dalam menjalankan tugas sebagai hakim dan pemimpin.
3. Pengangkatan orang-orang Lewi, para imam, dan para kepala kaum Israel sebagai pengambil keputusan menunjukkan pentingnya memegang teguh hukum dan ketetapan TUHAN dalam menjalankan keadilan.
4. Pasal ini juga menekankan pentingnya bertindak dengan tulus hati dan setia dalam menjalankan tugas sebagai pemimpin dan hakim.
5. Yosafat menunjukkan kepeduliannya terhadap keadilan dan kebenaran dengan memperingatkan saudara-saudaranya agar tidak bersalah di hadapan TUHAN.

Dari pasal 19 Kitab 2 Tawarikh, ada beberapa hal yang dapat kita pelajari dan terapkan dalam hidup kita:

1. Menyingkirkan penyembahan berhala: Yosafat menghapuskan patung-patung Dewi Asyera dari tanahnya. Hal ini mengajarkan kita untuk menjauhkan diri dari segala bentuk penyembahan berhala atau hal-hal yang menghalangi hubungan kita dengan Allah.

2. Mencari Allah dengan sepenuh hati: Yosafat menetapkan hatinya untuk mencari Allah. Ini mengingatkan kita untuk memiliki fokus yang tulus dalam mencari dan mengenal Allah dalam hidup kita.

3. Bertobat dan kembali kepada Tuhan: Yosafat menyuruh rakyatnya untuk berbalik kepada Tuhan, Allah nenek moyang mereka. Ini mengajarkan kita pentingnya bertobat dan kembali kepada Tuhan dalam hidup kita.

4. Bertindak dengan keadilan dan takut akan Tuhan: Yosafat mengangkat hakim-hakim yang bertindak dengan keadilan dan takut akan Tuhan. Ini mengajarkan kita untuk bertindak dengan keadilan dan takut akan Tuhan dalam segala hal yang kita lakukan.

5. Memperingatkan saudara-saudara kita: Yosafat memberi perintah kepada hakim-hakimnya untuk memperingatkan saudara-saudara mereka agar tidak bersalah di hadapan Tuhan. Ini mengajarkan kita untuk saling memperingatkan dan membantu saudara-saudara kita agar tetap setia kepada Tuhan.

Doa terkait pasal ini dapat meliputi:

1. Doa untuk meminta pertolongan Tuhan dalam menjauhkan diri dari segala bentuk penyembahan berhala atau hal-hal yang menghalangi hubungan kita dengan Allah.

2. Doa untuk meminta bimbingan Tuhan dalam mencari dan mengenal-Nya dengan sepenuh hati.

3. Doa untuk bertobat dan kembali kepada Tuhan jika kita telah menyimpang dari jalan-Nya.

4. Doa untuk meminta keadilan dan takut akan Tuhan dalam segala hal yang kita lakukan.

5. Doa untuk meminta keberanian dan hikmat dalam memperingatkan saudara-saudara kita agar tetap setia kepada Tuhan.

Semoga ini dapat membantu dan memberkati hidupmu dalam mengaplikasikan prinsip-prinsip yang terdapat dalam pasal ini.

Analisis 2 Tawarikh 19 (5W+1H)

What (Apa): Pasal ini menceritakan tentang teguran nabi Yehu kepada Raja Yosafat karena bersekutu dengan raja Israel yang jahat, Ahab, dan nasihat Yehu untuk Yosafat agar kembali kepada Tuhan. Kemudian, Yosafat melakukan reformasi hukum dan agama di Yehuda.

Who (Siapa):

• Yosafat: Raja Yehuda yang saleh, namun melakukan kesalahan dengan bersekutu dengan Ahab.
• Yehu: Anak Hanani, seorang nabi yang menegur Yosafat.
• Ahab: Raja Israel yang jahat.
• Hakim-hakim: Yang ditunjuk Yosafat untuk menjalankan reformasi hukum.
• Orang Lewi, imam, dan kepala-kepala keluarga: Yang ditugaskan untuk mengajarkan hukum Tuhan kepada bangsa itu.

When (Kapan): Pasal ini tidak menyebutkan waktu spesifik, namun terjadi setelah Yosafat kembali dari pertempuran melawan Aram bersama Ahab (2 Tawarikh 18).

Where (Dimana):

• Yerusalem: Yosafat kembali ke istananya di Yerusalem.
• Yehuda: Yosafat melakukan reformasi hukum dan agama di seluruh Yehuda.

Why (Mengapa):

• Teguran Yehu: Yosafat ditegur karena bersekutu dengan Ahab, raja yang jahat, dan tidak mencari nasihat Tuhan.
• Reformasi Yosafat: Yosafat melakukan reformasi untuk mengembalikan bangsa itu kepada Tuhan dan menegakkan keadilan.

How (Bagaimana):

• Teguran: Yehu menyampaikan teguran Tuhan secara langsung kepada Yosafat.
• Reformasi: Yosafat menunjuk hakim-hakim di setiap kota berkubu di Yehuda, dan menugaskan orang Lewi, imam, dan kepala-kepala keluarga untuk mengajarkan hukum Tuhan kepada bangsa itu.

Kesimpulan:

Pasal 19 dari 2 Tawarikh menunjukkan bahwa meskipun Yosafat adalah raja yang saleh, ia tetap bisa melakukan kesalahan. Teguran Yehu mengingatkan kita bahwa bersekutu dengan orang jahat dapat membawa kita kepada dosa. Reformasi yang dilakukan Yosafat menunjukkan pentingnya keadilan dan pengajaran hukum Tuhan dalam kehidupan bangsa.