Kitab Pengkhotbah adalah salah satu kitab dalam Alkitab yang dikaitkan dengan Raja Salomo. Kitab ini berisi pengajaran-pengajaran bijak mengenai kehidupan dan makna eksistensi manusia. Pasal
8 dari Kitab Pengkhotbah membahas tentang kewajiban manusia untuk tunduk pada pemerintah dan hukum yang berlaku.
Dalam konteks historis, pasal ini ditulis pada masa pemerintahan Raja Salomo di Israel sekitar abad ke-10 SM. Pada masa itu, Israel merupakan kerajaan yang terbagi menjadi dua, yaitu Kerajaan Israel Utara dan Kerajaan Israel Selatan. Raja Salomo memerintah Kerajaan Israel Selatan yang memiliki ibu kota di Yerusalem.
Dalam konteks budaya, masyarakat pada masa itu hidup dalam sistem monarki di mana raja memiliki kekuasaan mutlak. Hukum dan peraturan juga berperan penting dalam menjaga ketertiban dan keadilan dalam masyarakat.
Dalam konteks literatur, Kitab Pengkhotbah termasuk dalam genre sastra hikmat. Gaya bahasa yang digunakan cenderung bersifat reflektif dan introspektif, dengan menggunakan perumpamaan dan analogi untuk menyampaikan pesan-pesan bijak.
Secara teologis, pasal ini menekankan pentingnya ketaatan terhadap pemerintah dan hukum yang berlaku sebagai bagian dari kehidupan yang bijaksana. Hal ini juga mengingatkan manusia bahwa pada akhirnya, setiap perbuatan baik atau jahat akan mendapatkan balasan dari Allah.
Dalam ayat-ayat sebelumnya, Pengkhotbah mengajarkan tentang kebijaksanaan hidup, keadilan, dan kekuasaan yang ada di dunia ini. Ia juga menekankan bahwa hidup ini penuh dengan ketidakpastian dan bahwa manusia tidak dapat mengendalikan segala hal yang terjadi dalam hidupnya. Pasal
8 dimulai dengan pernyataan bahwa hikmat manusia dapat memberikan manfaat bagi kehidupan, tetapi tidak dapat mengubah takdir atau menghindari kematian.
Dengan demikian, pasal
8 Kitab Pengkhotbah mengajarkan pentingnya ketaatan terhadap pemerintah dan hukum, serta mengingatkan manusia akan keterbatasan dan ketidakpastian dalam hidup ini.