Statistik	31 pasal, 810 ayat, 25.061 kata
Penulis	Tidak Diketahui
Tema	Kerajaan Teokratis; Kedudukan dan kuasa doa dalam Kehidupan.
Waktu	Akhir abad ke-10 SM
Tempat	Kanaan (termasuk Rama, Mispa, Gibea*, Filistin
Kata Kunci	Kerajaan.
Kristus Di Alkitab	Dia adalah Nabi kita yang terpercaya

Di PL Ibrani, 1 dan 2 Samuel merupakan satu kitab. Keduanya diberi nama menurut nabi Samuel, tokoh yang sangat dihormati sebagai seorang pemimpin rohani Israel yang tangguh dan yang dipakai Allah untuk mengatur kerajaan teokratis. 1 Samuel meliputi hampir seratus tahun sejarah Israel -- dari kelahiran Samuel hingga wafatnya Saul (sekitar 1105-1010 SM) -- dan merupakan mata rantai sejarah yang utama di antara masa para hakim dengan raja Israel yang pertama. 2 Samuel terutama membahas raja Daud sedangkan 1 Samuel meliput tiga peralihan utama dalam kepemimpinan nasional: dari Eli ke Samuel, dari Samuel ke Saul, dan dari Saul ke Daud.

Masalah kepenulisan mencakup 1 dan 2 Samuel sebagai satu karya tunggal. Karena sebagian 1 Samuel dan seluruh 2 Samuel ditulis setelah kematiannya, Samuel hanya menjadi salah satu penulis penyumbang (bd. 1Sam 10:25). Karya terakhir ditulis oleh seorang sejarahwan dan nabi yang terilham yang memakai beberapa sumber, termasuk catatan-catatan Samuel (bd. 2Sam 1:18; 1Taw 27:24; 1Taw 29:29); identitas sejarahwan terilham ini tidak kita kenal. Kemungkinan besar kitab ini diselesaikan tidak lama sesudah tahun 930 SM, karena 1 Samuel tampaknya menunjuk kepada pecahnya kerajaan (1Sam 27:6) dan 2 Samuel berakhir dengan hari-hari terakhir Daud.

1. I. Samuel: Seorang Nabi yang Menjadi Pemimpin Israel
   (1Sam 1:1-8:22)
   
1. A. Kelahiran Seorang Nabi yang Menjadi Pemimpin
   (1Sam 1:1-2:11)
   
1. 1. Kesusahan dan Permohonan Hana
   (1Sam 1:1-18)
   
2. 2. Putra Hana yang Menjadi Nabi
   (1Sam 1:19-28)
   
3. 3. Nyanyian Hana yang Bersifat Nubuat
   (1Sam 2:1-11)
   
2. B. Keburukan Kepemimpinan yang Lama
   (1Sam 2:12-36)
   
3. C. Peralihan dari Eli ke Samuel
   (1Sam 3:1-6:21)
   
1. 1. Panggilan Samuel Sebagai Nabi
   (1Sam 3:1-21)
   
2. 2. Hukuman atas Keluarga dan Pelayanan Eli
   (1Sam 4:1-22)
   
3. 3. Tabut Dirampas dan Dikembalikan
   (1Sam 5:1-6:21)
   
4. D. Kebangunan Rohani di Bawah Pimpinan Samuel
   (1Sam 7:1-17)
   
5. E. Israel Menuntut Seorang Raja
   (1Sam 8:1-22)
   
1. 1. Israel Menolak Putra-Putra Samuel Sebagai Pemimpin
   (1Sam 8:1-5)
   
2. 2. Israel Menolak Allah sebagai Raja
   (1Sam 8:6-22)
   
2. II. Saul: Raja Pertama Israel
   (1Sam 9:1-15:35)
   
1. A. Peralihan dari Samuel ke Saul
   (1Sam 9:1-12:25)
   
1. 1. Pemilihan Saul
   (1Sam 9:1-27)
   
2. 2. Samuel Mengurapi Saul
   (1Sam 10:1-27)
   
3. 3. Kemenangan Saul atas Orang Amon
   (1Sam 11:1-11)
   
4. 4. Samuel Membaharui Jabatan Raja di Gilgal
   (1Sam 11:12-15)
   
5. 5. Amanat Perpisahan Samuel
   (1Sam 12:1-25)
   
2. B. Pemerintahan-Saul yang Mula-Mula
   (1Sam 13:1-15:35)
   
1. 1. Peperangan dan Kebodohan Saul
   (1Sam 13:1-14:52)
   
2. 2. Ketidaktaatan dan Penolakan Saul
   (1Sam 15:1-35)
   
3. III.Daud: Penantian Orang yang Diurapi
   (1Sam 16:1-31:13)
   
1. A. Samuel Mengurapi Daud
   (1Sam 16:1-13)
   
2. B. Allah Mengangkat Roh-Nya dari Saul
   (1Sam 16:14-23)
   
3. C. Daud Bertempur Melawan Goliat
   (1Sam 17:1-58)
   
4. D. Daud di Istana Saul
   (1Sam 18:1-19:17)
   
1. 1. Daud dan Yonatan
   (1Sam 18:1-4)
   
2. 2. Daud Melayani Saul
   (1Sam 18:5-16)
   
3. 3. Daud Menikahi Mikhal
   (1Sam 18:17-28)
   
4. 4. Saul Takut akan Daud dan Berusaha Membunuhnya
   (1Sam 18:29-19:17)
   
5. E. Daud Dalam Pengasingan
   (1Sam 19:18-31:13)
   
1. 1. Daud dengan Samuel
   (1Sam 19:18-24)
   
2. 2. Daud Dilindungi Yonatan
   (1Sam 20:1-42)
   
3. 3. Daud Dibantu Imam Ahimelekh
   (1Sam 21:1-9)
   
4. 4. Daud di Gat
   (1Sam 21:10-15)
   
5. 5. Sejumlah Orang Buangan Berpihak Kepada Daud
   (1Sam 22:1-26:25)
   
6. 6. Daud Bersembunyi di Filistia
   (1Sam 27:1-30:31)
   
7. 7. Kematian Saul
   (1Sam 31:1-13)
   

1 Samuel menguraikan titik peralihan yang kritis dalam sejarah Israel dari kepemimpinan para hakim kepada pemerintahan seorang raja. Kitab ini menyatakan ketegangan di antara pengharapan bangsa itu akan seorang raja (seorang pemimpin yang lalim, "seperti pada segala bangsa-bangsa lain," 1Sam 8:5) dan pola teokratis Allah, dengan Allah sebagai Raja mereka. Kitab ini menunjukkan dengan jelas bahwa ketidaktaatan Saul dan pelanggarannya terhadap tuntutan-tuntutan teokratis jabatannya membuat Allah menolak dan menggantikannya sebagai raja.

1. Doa dan pujian
Kitab ini banyak bercerita tentang doa dan pujian. Khususnya, kita melihat bagaimana orang pilihan Allah mencari pimpinan-Nya sebelum mengambil keputusan-keputusan besar. Lihat 1Sa 1:10-18; 2:1-10; 7:5,6,12; 8:6,21; 12:18,19,23; 15:11; 22:15; 23:2-4, 9-12; 30:7,8.

2. Syarat-syarat pengabdian
Ada beberapa persyaratan pokok yang tidak boleh dilupakan jika kita ingin mengenal berkat-berkat Allah. Lihat 1Sa 2:30; 7:3,4; 12:14,15,20-25; 15:22,23,26; 16:7; 26:23. Bandingkanlah dengan ketakhayulan orang Israel yang menganggap bahwa mereka dapat memanipulasi Allah untuk melakukan sesuatu bagi mereka (1Sa 4:1-11). Camkanlah bahwa mereka mempunyai reputasi, tetapi tidak mempunyai kuasa.

3. Karunia roh
Seperti halnya dalam kitab Hakim-hakim, kita melihat bahwa Allah secara khusus mengaruniakan kuasa roh kepada mereka yang melayani Dia. Apabila Roh Allah turun atas mereka, mereka dapat melakukan apa yang pada umumnya tidak dapat mereka lakukan sebelumnya. Lihat 1Sa 10:6,7,9-13; 11:6; 6:13 (Bandingkan 1Sa 19:23,24 Allah seakan-akan mengendalikannya, tetapi tidak memberikan kuasa kepada Saul). Pada saat yang sama kita mendapat bukti bahwa hal ini tidak perlu terjadi secara permanen, juga tidak berarti bahwa mereka seterusnya hidup dalam kekudusan. Tidak ada yang dapat menggantikan hubungan yang berkesinambungan dengan Allah.

Isi 1 Samuel berfokus pada tiga pemimpin penting nasional: Samuel, Saul, dan Daud.

1. (1) Samuel adalah hakim terakhir dan yang pertama memegang jabatan nabi (sekalipun dia bukan nabi yang pertama, bd. Ul 34:10; Hak 4:4). Sebagai seorang yang amat saleh dan berkarunia nubuat, Samuel
1. (a) dengan bijaksana memimpin Israel kepada kebangunan ibadah yang sejati (pasal 7; 1Sam 7:1-17),
2. (b) meletakkan landasan yang memberikan para nabi kedudukan yang layak di Israel (1Sam 19:20; bd. Kis 3:24; Kis 13:20; Ibr 11:32), dan
3. (c) dengan jelas mendirikan kerajaan itu sebagai suatu kerajaan teokratis (1Sam 15:1,12,28; 1Sam 16:1). Pentingnya Samuel sebagai pemimpin rohani umat Allah selama masa perubahan besar dalam sejarah Israel digolongkan sebagai nomor dua setelah pentingnya Musa pada masa keluaran.
2. (2) Saul menjadi raja pertama Israel karena bangsa itu menuntut seorang raja "seperti pada segala bangsa-bangsa lain" (1Sam 8:5,20). Saul dengan cepat menunjukkan bahwa secara rohani ia tidak cocok untuk memangku jabatan teokratis itu; karena itu dia kemudian ditolak oleh Allah (pasal 13, 15; 1Sam 13:1-22; 1Sam 15:1-35).
3. (3) Daud, pilihan berikutnya untuk mewakili Allah sebagai raja, diurapi oleh Samuel (pasal 16; 1Sam 16:1-23). Daud menolak untuk merebut takhta Saul dengan kekerasan atau pemberontakan melainkan menyerahkan kenaikan pangkatnya kepada Allah. Sebagian besar pasal 19-30 (1Sam 19:1--30:31) menguraikan baik pelarian Daud dari Saul yang iri secara membabi buta maupun kesabaran Daud dalam menantikan Allah untuk bertindak pada waktu yang ditentukan-Nya. Kitab ini diakhiri dengan kematian Saul yang menyedihkan (pasal 31; 1Sam 31:1-13).

Enam ciri utama menandai 1 Samuel.

1. (1) Kitab ini dengan jelas menyajikan standar-standar kudus Allah bagi kerajaan Israel. Para raja Israel harus menjadi pemimpin yang tunduk kepada Allah selaku Raja sesungguhnya atas bangsa itu, menaati hukum-hukum-Nya dan membiarkan dirinya dibimbing dan ditegur oleh penyataan-Nya melalui para nabi.
2. (2) Kitab ini mencatat dasar bagi permulaan pentingnya jabatan nabi di Israel sebagai sederajat secara rohani dengan jabatan imam. Kitab ini memuat beberapa rujukan pertama dalam PL kepada sekelompok nabi (1Sam 10:5; 1Sam 19:18-24).
3. (3) Pertama Samuel menekankan pentingnya doa dan kuasanya (1Sam 1:10-28; 1Sam 2:1-10; 1Sam 7:5-10; 1Sam 8:5-6; 1Sam 9:15; 1Sam 12:19-23), Firman Allah (1Sam 1:23; 1Sam 9:27; 1Sam 15:1,10,23), dan Roh nubuat (1Sam 2:27-36; 1Sam 3:20; 1Sam 10:6,10; 1Sam 19:20-24; 1Sam 28:6).
4. (4) Kitab ini berisi informasi biografis yang kaya dan wawasan mengenai tiga pemimpin penting Israel -- Samuel (pasal 1-7; 1Sam 1:1--7:17), Saul (pasal 8-31; 1Sam 8:1--31:13), dan Daud (pasal 16-31; 1Sam 16:1--31:13).
5. (5) Kitab ini penuh dengan kisah-kisah Alkitab yang terkenal, misalnya Allah berbicara kepada Samuel muda (pasal 3; 1Sam 3:1-21), Daud dan Goliat (pasal 17; 1Sam 17:1-58), Daud dan Yonatan (pasal 18-20; 1Sam 18:1--20:43), iri hati dan ketakutan Saul akan Daud (pasal 18-30; 1Sam 18:1--30:31), dan Saul serta perempuan pemanggil arwah di En-Dor (pasal 28; 1Sam 28:1-25).
6. (6) Kitab ini merupakan sumber dari istilah-istilah yang sering kali dipakai: "Ikabod" yang artinya "tanpa kemuliaan," karena "telah lenyap kemuliaan dari Israel" (1Sam 4:21); "Eben-Haezer" yang artinya "batu pertolongan," karena "Sampai di sini Tuhan menolong kita" (1Sam 7:12); dan "Hidup raja!" (1Sam 10:24). Kitab ini juga merupakan kitab PL pertama yang memakai istilah "Tuhan semesta alam" (mis. 1Sam 1:3).

Penggenapan dalam Perjanjian Baru

1 Samuel mencatat dua lambang kenabian tentang pelayanan Yesus sebagai nabi, imam, dan raja.

1. (1) Sebagai nabi dan imam yang menjadi wakil utama Allah kepada Israel, Samuel melambangkan pelayanan Yesus yang sebagai nabi dan imam menjadi wakil terutama Allah kepada Israel.
2. (2) Daud -- lahir di Betlehem, seorang gembala dan raja yang diurapi Allah dan yang mengabdi kepada maksud-maksud Allah bagi angkatannya (Kis 13:36) -- menjadi lambang utama PL dan pendahulu raja Mesias Israel. PB menyebut Yesus Kristus sebagai "Anak Daud" (mis. Mat 1:1; Mat 9:27; Mat 21:9), "keturunan Daud" (Rom 1:3), dan "tunas, yaitu keturunan Daud" (Wahy 22:16).

Saul membiarkan Agag hidup

Ketaatan Saul yang tidak sempurna dan ditolaknya dia sebagai raja.

15:1 Samuel mengutus Saul untuk menghancurkan orang Amalek.
15:6 Saul mengasihani orang Keni.
15:7 Dia membiarkan Agag hidup dan barang rampasan yang baik.
15:10 Samuel mengadukan kepada Saul tentang penolakan TUHAN atas dirinya karena ketidaktaatannya.
15:24 Penghinaan Saul.
15:32 Samuel membunuh Agag.
15:34 Samuel dan Saul berpisah.

Saul ditolak sebagai raja (15:1-35)

Allah, Samuel, Saul, Agag.

Agag, Allah, Amalek, Gilgal, Hawila, Israel, Karmel, Keni, Mesir, Rama, Samuel, Saul, Syur, Telaim, TUHAN, Yehuda

Beberapa orang menghukum banyak hal dalam hidup mereka, kecuali membiarkan seorang Agag yang sudah dihukum oleh Tuhan. Ketaatan yang sebagian berarti ketidaktaatan dan tidak adanya ketaatan yang sempurna, pengorbanan kita tidak ada artinya, ay. 22.

ay. 20. Kita melihat betapa sulitnya menghukum anak-anak atas ketidaktaatan dosa mereka dan melucuti mereka dari daun ara mereka, karena mereka selalu berusaha untuk membenarkan diri mereka sendiri berdasarkan maksud baik mereka. Ketaatan bersifat upacara tidak bisa menggantikan ketaatan yang rendah hati dan tulus kepada kehendak Allah yang menuntut keberserahan yang utuh kepada Yesus Kristus.

Dalam pasal ke-15 dari Kitab 1 Samuel, Samuel mengutus Saul untuk menghukum orang Amalek karena mereka telah menghalangi orang Israel ketika keluar dari Mesir. Saul memimpin pasukan dan berhasil mengalahkan orang Amalek, tetapi ia dan rakyatnya merasa kasihan terhadap raja Amalek, Agag, dan menyimpan harta rampasan. Hal ini membuat TUHAN menyesal telah mengangkat Saul sebagai raja, karena Saul tidak taat pada perintah-Nya. Samuel menghadap Saul dan mengungkapkan bahwa TUHAN menolaknya sebagai raja dan akan memberikan jabatan itu kepada orang lain yang lebih baik darinya. Saul memohon ampun, tetapi Samuel menolak dan mengakhiri hubungan dengan Saul. Samuel kemudian membunuh raja Amalek, Agag, dan pasal ini berakhir dengan menyatakan bahwa TUHAN menyesal telah mengangkat Saul sebagai raja atas Israel.

Latar belakang dari pasal ke-15 dari Kitab 1 Samuel adalah sebagai berikut:

Konteks Historis:
Pasal ini terjadi pada masa pemerintahan raja Saul, sekitar abad ke-11 SM. Pada saat itu, bangsa Israel baru saja mendapatkan raja pertama mereka, yaitu Saul. Pasal ini mengisahkan perintah Allah kepada Saul untuk menghukum Amalek, suku yang telah menyerang Israel saat mereka keluar dari Mesir. Perintah ini merupakan bagian dari perjanjian Allah dengan bangsa Israel.

Konteks Budaya:
Pada masa itu, perintah Allah untuk menghukum suku atau bangsa yang melawan atau melukai bangsa Israel adalah hal yang umum dalam budaya Timur Tengah kuno. Namun, dalam kasus ini, Allah memberikan perintah yang sangat tegas kepada Saul untuk menghancurkan sepenuhnya Amalek, termasuk hewan dan harta benda mereka.

Konteks Literatur:
Kitab 1 Samuel adalah bagian dari Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama dalam Alkitab Kristen. Kitab ini merupakan catatan sejarah tentang periode transisi dari masa Hakim-hakim ke masa raja-raja di Israel. Pasal 15 ini merupakan salah satu bagian dari narasi tentang pemerintahan Saul.

Konteks Teologis:
Perintah Allah kepada Saul untuk menghukum Amalek memiliki implikasi teologis yang penting. Hal ini menunjukkan pentingnya ketaatan terhadap perintah Allah dan konsekuensi yang akan terjadi jika seseorang melanggar perintah-Nya. Pasal ini juga menyoroti pentingnya hati yang tunduk dan rendah hati dalam ibadah kepada Allah.

Dalam ayat-ayat sebelumnya, yaitu dalam pasal 14, kita melihat kemenangan besar yang diperoleh oleh Saul dan pasukannya dalam pertempuran melawan orang Filistin. Namun, Saul melanggar perintah Allah dengan tidak sepenuhnya menghancurkan harta benda Amalek dan membiarkan raja mereka, Agag, hidup. Hal ini menyebabkan kemurkaan Allah dan peringatan-Nya kepada Saul melalui nabi Samuel.

Berikut adalah beberapa topik penting dalam Kitab 1 Samuel pasal 15:

1. Pengutusan Samuel untuk mengurapi Saul sebagai raja atas Israel (1 Samuel 15:1)
2. Perintah TUHAN kepada Saul untuk memusnahkan orang Amalek (1 Samuel 15:2-3)
3. Kegagalan Saul dalam melaksanakan perintah TUHAN (1 Samuel 15:9-11)
4. Penyesalan TUHAN karena menjadikan Saul sebagai raja (1 Samuel 15:10-11)
5. Samuel merasa sakit hati dan berdoa kepada TUHAN (1 Samuel 15:11)
6. Pertemuan antara Samuel dan Saul di Gilgal (1 Samuel 15:12-15)
7. Saul membela diri dan mengklaim telah menaati perintah TUHAN (1 Samuel 15:20-21)
8. Samuel menegur Saul dan menunjukkan pentingnya mendengarkan suara TUHAN (1 Samuel 15:22-23)
9. Pengakuan dosa Saul dan permohonan ampun (1 Samuel 15:24-25)
10. Penolakan TUHAN terhadap Saul sebagai raja atas Israel (1 Samuel 15:26-28)
11. Samuel mengoyakkan jubah Saul dan mengumumkan bahwa jabatan raja akan diambil dari Saul (1 Samuel 15:27-28)
12. Samuel membunuh Agag, raja orang Amalek (1 Samuel 15:32-33)
13. Samuel tidak lagi melihat Saul sampai kematiannya dan penyesalan TUHAN karena menjadikan Saul sebagai raja (1 Samuel 15:35)

Orang-orang yang disebutkan dalam pasal ini:
- Samuel: Nabi yang mengutus oleh TUHAN untuk mengurapi Saul menjadi raja atas Israel.
- Saul: Raja pertama Israel yang diurapi oleh Samuel.
- Orang Amalek: Bangsa yang menghalangi orang Israel ketika keluar dari Mesir.
- Agag: Raja orang Amalek yang ditangkap hidup-hidup oleh Saul.

Lokasi yang disebutkan dalam pasal ini:
- Mesir: Tempat orang Israel keluar sebelum menuju ke tanah Kanaan.
- Telaim: Tempat di mana Saul menghitung barisan pasukannya.
- Kota orang Amalek: Tempat di mana Saul pergi untuk mengalahkan orang Amalek.
- Hawila: Tempat di mana Saul mengalahkan orang Amalek.
- Syur: Tempat di sebelah timur Mesir.
- Karmel: Tempat di mana Saul mendirikan tanda peringatan.
- Gilgal: Tempat di mana Saul turun setelah meninggalkan Karmel.
- Rama: Tempat di mana Samuel pergi setelah mencincang Agag.
- Gibea-Saul: Tempat tinggal Saul.

Kata kunci dalam Kitab "1 Samuel" pasal "15" adalah sebagai berikut:

1. Samuel: Nabi yang diutus oleh TUHAN untuk mengurapi Saul menjadi raja atas Israel.
2. Saul: Raja pertama Israel yang diurapi oleh Samuel.
3. TUHAN: Allah yang mengutus Samuel untuk mengurapi Saul dan memberikan perintah kepada Saul untuk memusnahkan orang Amalek.
4. Amalek: Bangsa yang menghalangi orang Israel ketika keluar dari Mesir dan harus dimusnahkan oleh Saul.
5. Raja Agag: Raja orang Amalek yang ditangkap hidup-hidup oleh Saul.
6. Kambing domba dan sapi-sapi: Hewan-hewan yang dijarah oleh rakyat Israel dari orang Amalek dan seharusnya dikhususkan untuk dipersembahkan sebagai kurban kepada TUHAN.
7. Firman TUHAN: Perintah yang diberikan oleh TUHAN kepada Saul untuk memusnahkan orang Amalek secara total.
8. Mendengarkan: Pentingnya mendengarkan dan taat kepada firman TUHAN daripada melakukan kurban sembelihan.
9. Penolakan: Saul menolak firman TUHAN dengan menyelamatkan Agag dan sebagian harta rampasan.
10. Penyesalan: TUHAN menyesal telah menjadikan Saul sebagai raja karena dia tidak taat kepada firman-Nya.
11. Ampun: Saul memohon ampun atas dosanya kepada Samuel.
12. Kehilangan jabatan raja: TUHAN mengoyakkan jabatan raja atas Israel dari Saul dan memberikannya kepada orang lain yang lebih baik.
13. Kematian: Samuel tidak lagi melihat Saul sampai pada hari kematiannya.
14. Dukacita: Samuel merasa sedih dan berdukacita karena Saul.

Pertanyaan refleksi:
1. Apa yang dapat kita pelajari dari kisah ini tentang ketaatan kepada Tuhan?
2. Bagaimana sikap Saul terhadap perintah Tuhan mempengaruhi nasibnya sebagai raja?
3. Apa yang dapat kita pelajari tentang pentingnya mendengarkan dan taat terhadap firman Tuhan?
4. Bagaimana perbandingan antara kurban dan ketaatan dalam pandangan Tuhan?

Pertanyaan diskusi:
1. Mengapa Saul merasa kasihan terhadap Agag dan harta benda yang ditangkap dari orang Amalek? Apakah ini merupakan tindakan yang tepat?
2. Apa yang dapat kita pelajari tentang pentingnya mengakui dan mengakui kesalahan kita kepada Tuhan?
3. Bagaimana sikap Samuel terhadap Saul menunjukkan pentingnya ketaatan dan tanggung jawab dalam kepemimpinan?
4. Bagaimana kisah ini menggambarkan karakter Tuhan yang adil dan berdaulat?

Hal menarik terkait Kitab "1 Samuel" pasal "15":
1. Pasal ini menggambarkan konsekuensi dari ketidaktaatan Saul terhadap perintah Tuhan dan bagaimana hal itu mempengaruhi nasibnya sebagai raja.
2. Kisah ini menunjukkan pentingnya ketaatan dan tanggung jawab dalam kepemimpinan, serta pentingnya mendengarkan dan taat terhadap firman Tuhan.
3. Pasal ini juga menggambarkan karakter Tuhan yang adil dan berdaulat, yang menolak orang yang tidak taat kepada-Nya.
4. Kisah ini menunjukkan pentingnya mengakui dan mengakui kesalahan kita kepada Tuhan, serta pentingnya menjauhi dosa dan pemberontakan.

Dari pasal 15 Kitab 1 Samuel, ada beberapa hal yang dapat kita pelajari dan terapkan dalam hidup kita:

1. Pentingnya taat kepada firman Tuhan: Saul gagal dalam tugas yang Tuhan berikan kepadanya karena ia tidak taat sepenuhnya kepada firman Tuhan. Kita perlu belajar untuk taat dan patuh kepada firman Tuhan dalam segala hal yang kita lakukan.

2. Pentingnya menghargai kehendak Tuhan di atas kehendak kita sendiri: Saul memilih untuk memenuhi keinginan rakyat dan menyelamatkan harta rampasan, daripada sepenuhnya menaati perintah Tuhan. Kita perlu belajar untuk mengutamakan kehendak Tuhan di atas keinginan dan kepentingan pribadi kita.

3. Pentingnya mengakui dosa dan bertobat: Setelah disadarkan oleh Samuel, Saul mengakui dosanya dan memohon ampun kepada Tuhan. Kita perlu belajar untuk mengakui dosa-dosa kita, bertobat, dan memohon ampun kepada Tuhan.

4. Pentingnya menghormati dan menghargai keputusan Tuhan: Samuel menyampaikan keputusan Tuhan kepada Saul, bahwa Tuhan telah menolaknya sebagai raja atas Israel. Saul harus menerima dan menghormati keputusan Tuhan tersebut. Kita perlu belajar untuk menghormati dan menghargai keputusan Tuhan dalam hidup kita.

Doa terkait pasal ini dapat meliputi:

1. Doa untuk meminta pertolongan Tuhan agar kita dapat taat sepenuhnya kepada firman-Nya dalam segala hal yang kita lakukan.

2. Doa untuk memohon bimbingan Tuhan agar kita dapat mengutamakan kehendak-Nya di atas keinginan dan kepentingan pribadi kita.

3. Doa untuk memohon pengampunan dan pertobatan atas dosa-dosa yang kita lakukan.

4. Doa untuk memohon kemampuan menerima dan menghormati keputusan Tuhan dalam hidup kita.

5. Doa untuk memohon kekuatan dan kesetiaan dalam mengikuti kehendak Tuhan, meskipun mungkin sulit atau tidak sesuai dengan keinginan kita sendiri.

Semoga ini dapat membantu dan memberkati hidupmu dalam mempelajari dan menerapkan firman Tuhan.