Latar belakang dari pasal ke-12 dari Kitab 1 Raja-raja adalah periode setelah kematian Raja Salomo, di mana kerajaan Israel terbagi menjadi dua kerajaan yang terpisah, yaitu Kerajaan Israel di utara yang dipimpin oleh Yerobeam, dan Kerajaan Yehuda di selatan yang dipimpin oleh Rehabeam.
Dalam konteks historis, ini terjadi sekitar tahun 930 SM, setelah pemerintahan yang relatif stabil di bawah Raja Daud dan Raja Salomo. Namun, setelah kematian Salomo, ada ketegangan politik dan sosial yang muncul antara suku-suku Israel.
Dalam konteks budaya, suku-suku Israel memiliki tradisi dan kebiasaan yang berbeda-beda, yang juga mempengaruhi perpecahan ini. Ada perbedaan dalam praktik keagamaan dan kebijakan pemerintahan yang menyebabkan ketidakpuasan di antara suku-suku tersebut.
Dalam konteks literatur, Kitab 1 Raja-raja adalah bagian dari Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama dalam Alkitab Kristen. Ini adalah narasi sejarah yang mencatat peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah Israel, termasuk perpecahan kerajaan ini.
Dalam konteks teologis, perpecahan ini dianggap sebagai hukuman dari Allah atas dosa-dosa Salomo dan ketidaksetiaan bangsa Israel terhadap perjanjian mereka dengan Allah. Ini juga menunjukkan bahwa Allah tetap setia pada janji-Nya untuk menghukum ketidaksetiaan dan memberikan konsekuensi atas perbuatan manusia.
Sebelum pasal ke-12, dalam pasal
11, dicatat bahwa Salomo telah berbalik dari Allah dan menyembah dewa-dewa asing, yang menyebabkan kemarahan Allah. Allah berjanji untuk mencabut kerajaan dari tangan Salomo dan memberikannya kepada seorang pegawai Salomo, yaitu Yerobeam. Pasal
12 kemudian menceritakan bagaimana Yerobeam menjadi raja di Kerajaan Israel Utara dan Rehabeam menjadi raja di Kerajaan Yehuda Selatan.