Statistik	10 pasal, 167 ayat, 5.657 kata
Penulis	Tidak Diketahui
Tema	Kepedulian Allah yang Memelihara; Realita Providensia TUHAN.
Waktu	460-400 SM
Tempat	Susan di Persia
Kata Kunci	Pemeliharaan.
Kristus Di Alkitab	Dia adalah Mordekhai* kita

Setelah kerajaan Babel direbut dan diganti oleh kerajaan Persia pada tahun 539 SM, pusat pemerintahan bagi orang Yahudi buangan berpindah ke Persia. Ibu kotanya, Susan menjadi latar belakang kisah Ester, pada masa pemerintahan _Ahasyweros_ (nama Ibrani) atau _Khshayarshan_ (nama Persia) atau _Xerxes I_ (nama Yunani) -- yang memerintah pada tahun 486-465 SM. Kitab ini meliput tahun-tahun 483-473 SM dari pemerintahannya (Est 1:3; Est 3:7), dengan sebagian besar peristiwa terjadi pada tahun 473 SM. Ester menjadi ratu Persia pada tahun 478 SM (Est 2:16).

Secara kronologis, peristiwa Ester terjadi di Persia antara Ezra 6 dan 7, yaitu di antara kembalinya rombongan Yahudi pertama ke Yerusalem pada tahun 538 SM di bawah pimpinan Zerubabel (Ezr 1:1--6:22) dan rombongan kedua pada tahun 457 SM di bawah pimpinan Ezra (Ezr 7:1--10:44; Lihat "PENDAHULUAN EZRA" 08061). Sekalipun kitab ini ditempatkan setelah Nehemia dalam PL kita, peristiwa yang tercatat di dalamnya terjadi 30 tahun sebelum Nehemia kembali ke Yerusalem (444 SM) untuk membangun kembali tembok Yerusalem (Lihat "PENDAHULUAN NEHEMIA" 08065). Sedangkan kitab-kitab Ezra dan Nehemia dari masa pascapembuangan membahas hal-hal yang berkaitan dengan kaum Yahudi sisa yang kembali ke Yerusalem, kitab Ester mencatat suatu peristiwa yang sangat penting bagi orang Yahudi yang tinggal di Persia.

Pentingnya Ratu Ester bukan saja tampak dalam penyelamatan bangsanya dari kebinasaan, tetapi juga dalam menjamin keamanan dan kehormatan mereka di negeri asing (bd. Est 8:17; Est 10:3); tindakan pemeliharaan ini memungkinkan pelayanan Nehemia di istana raja beberapa dasawarsa kemudian dan pengangkatannya untuk membangun kembali tembok Yerusalem. Jikalau Ester dan orang Yahudi (termasuk Nehemia) telah musnah di Persia, kaum sisa yang tertekan di Yerusalem mungkin tidak pernah membangun kembali kota mereka; akibat sejarah Yahudi pascapembuangan pasti akan sangat berbeda.

Sekalipun penulis kitab ini tidak dikenal, jelas dari kitab ini sendiri bahwa penulisnya mengetahui adat-istiadat Persia, istana Susan, serta hal-ihwal Raja Ahasyweros, yang menunjukkan bahwa penulis mungkin hidup di Persia dalam masa yang diuraikan dalam kitab ini. Apalagi, dukungannya kepada orang Yahudi serta pemahamannya mengenai kebiasaan Yahudi memberi kesan bahwa dia seorang Yahudi. Sangat mungkin penulis ini seorang yang lebih muda dari Mordekhai yang hidup sezaman dengannya, dan Mordekhailah yang merupakan sumber kebanyakan informasi dalam kitab ini. Kitab Ester memperoleh bentuknya yang sekarang setelah Mordekhai wafat (bd. Est 10:1-3). Hal ihwal sejarah dan linguistiknya tidak mendukung tanggal yang kemudian daripada 400 SM. Kitab "Tambahan-Tambahan pada Kitab Ester" yang tergolong kitab apokrifa ditulis lama sekali setelah kitab Ester yang kanonik.

1. I. Pemeliharaan Allah Dalam Penempatan Seorang Ratu
   (Est 1:1-2:18)
   
1. A. Wasti Dipecat Sebagai Ratu Persia
   (Est 1:1-22)
   
1. 1. Pesta Ahasyweros
   (Est 1:1-9)
   
2. 2. Penolakan Wasti
   (Est 1:10-12)
   
3. 3. Pemecatan Ratu yang Lama
   (Est 1:13-22)
   
2. B. Ester Dipilih Sebagai Ratu Persia
   (Est 2:1-18)
   
1. 1. Ahasyweros Mencari Ratu
   (Est 2:1-4)
   
2. 2. Persetujuan Ester
   (Est 2:5-11)
   
3. 3. Pemilihan Ratu yang Baru
   (Est 2:12-18)
   
2. II. Pemeliharaan Allah di Tengah-Tengah Komplotan Menentang Mordekhai
   dan Orang Yahudi
   (Est 2:19-4:17)
   
1. A. Mordekhai Menyelamatkan Hidup Raja
   (Est 2:19-23)
   
2. B. Kesombongan Haman dan Komplotan yang Curang
   (Est 3:1-15)
   
3. C. Mordekhai Meyakinkan Ester untuk Memohon Kepada Raja
   (Est 4:1-17)
   
3. III.Pemeliharaan Allah Dalam Membebaskan Umat-Nya
   (Est 5:1-9:32)
   
1. A. Pesta Pertama Ester: Permohonan Pertama
   (Est 5:1-8)
   
2. B. Komplotan Haman Berkembang
   (Est 5:9-14)
   
3. C. Pemeliharaan Dalam Hal Raja Tidak Bisa Tidur
   (Est 6:1-14)
   
4. D. Pesta Kedua Ester: Komplotan Haman Terbongkar
   (Est 7:1-10)
   
5. E. Keputusan Raja dan Kemenangan Orang Yahudi
   (Est 8:1-9:16)
   
6. F. Penetapan Hari Raya Purim
   (Est 9:17-32)
   
4. IV. Pemeliharaan Allah Dalam Kenaikan Pangkat Mordekhai
   (Est 10:1-3)
   

Kitab ini mempunyai maksud ganda.

1. (1) Itu ditulis untuk menunjukkan bagaimana orang Yahudi dilindungi dan diselamatkan dari ancaman pemusnahan oleh campur tangan Allah melalui Ratu Ester. Sekalipun nama Allah tidak disebutkan secara khusus, bukti pemeliharaan-Nya jelas sepanjang kitab ini.
2. (2) Kitab ini juga ditulis untuk memberikan catatan dan latar belakang sejarah dari Hari Raya Purim orang Yahudi (Est 3:6-7; Est 9:26-28), dan dengan demikian mempertahankan ingatan akan pelepasan yang luar biasa orang Yahudi di Persia (bd. hari raya Paskah dan pelepasan luar biasa Israel dari Mesir) untuk generasi-generasi yang akan datang. Kitab ini juga menguraikan kewajiban untuk merayakan Purim setiap tahun (Est 9:24,28-32).

Ester merupakan sebuah buku mengenai penelitian tentang karakter manusia. Pelajarilah tokoh-tokoh di bawah ini:

1. Ester
Ia lemah lembut dan menarik (Est 2:1-18); bergantung sepenuhnya kepada Allah (Est 4:15-17); berani (Est 4:6); diplomatis (Est 5:1-8; 7:1-6). Apa lagi yang dapat Anda katakan mengenai Dia?

2. Mordekhai
Anda dapat melihat karakternya dengan dua cara. Apakah ia seorang Yahudi yang rencananya dimotivasi oleh rasa patriotisme (lihat Est 2:10; 9:2-4), ataukah ia seorang yang dimotivasi oleh kasihnya kepada umat Allah (lihat Est 2:7; 19-23; 4:1-17; 10:3). Bagaimana pendapat Anda mengenai dia?

3. Haman
Kejatuhannya disebabkan oleh ambisi yang serakah (Est 5:10-12), didorong oleh istrinya (Est 5:14), dan oleh perubahan pendapat istrinya (Est 6:13). Kejatuhan Haman melalui suatu perjalanan panjang (Est 3:1,2). Pelajaran apa yang diajarkan Haman kepada Gereja dewasa ini mengenai ambisi?

Kitab Ester menyajikan suatu penelitian watak dari lima tokoh utama yang terlibat dalam kisah ini:

1. (1) Ahasyweros, raja Persia;
2. (2) Haman, perdana menterinya;
3. (3) Wasti, ratu sebelum Ester;
4. (4) Ester, gadis Yahudi cantik yang menjadi ratu; dan
5. (5) Mordekhai, saudara sepupu Ester yang benar dan yang telah mengadopsi dan membesarkan dia sebagai putrinya sendiri.

Tentu saja, Ester adalah pahlawan wanita kisah ini, Haman penjahatnya, sedangkan Mordekhai menjadi pahlawan, yang sebagai sasaran utama kebencian Haman, pada akhirnya dibenarkan dan ditinggikan. Oknum penting di belakang semua peristiwa ini ialah Mordekhai karena dia mempengaruhi dan memberikan nasihat yang benar kepada Ratu Ester.

Pemeliharaan Allah tampak di seluruh kitab ini. Hal ini kelihatan pertama kali dalam pemilihan seorang perawan cantik bernama _Hadasa_ (nama Ibrani) atau _Ester_ (Persia, Yunani) untuk menjadi Ratu Persia pada saat yang kritis dalam sejarah Yahudi (pasal 1-2, 4; Est 1:1--2:23; Est 4:4). Pemeliharaan Allah tampak lagi ketika Mordekhai, saudara sepupu Ester yang membesarkan dia sebagai putrinya (Est 2:7), mendengar suatu komplotan untuk membunuh raja, menyingkapkan hal itu, menyelamatkan hidup raja dan perbuatannya dicatat dalam dokumen kerajaan (Est 2:19-34), suatu kenyataan yang karena pemeliharaan Allah dijumpai lagi oleh raja ketika ia tidak bisa tidur (Est 6:1-14).

Kebencian Haman kepada Mordekhai meluas ke semua orang Yahudi. Ia merancangkan komplotan kejam dan dengan liciknya meyakinkan Raja Ahasyweros agar mengeluarkan perintah untuk memusnahkan semua orang Yahudi pada tanggal 13 bulan Adar (Est 3:13). Mordekhai mendorong Ester untuk menjadi penengah bagi umat itu kepada raja. Setelah semua orang Yahudi berpuasa selama tiga hari, Ester mempertaruhkan nyawanya dengan menghampiri raja tanpa diundang (pasal 4; Est 4:1-17), mendapat perkenan raja (Est 5:1-4) dan menyingkapkan komplotan Haman. Setelah itu, raja menggantung Haman pada tiang gantungan yang disediakan Haman bagi Mordekhai (Est 7:1-10). Perintah raja yang kedua memungkinkan orang Yahudi menang atas musuh-musuh mereka (Est 8:1--9:16); kemenangan ini menjadi kesempatan untuk perayaan besar dan permulaan dari Hari Raya Purim (Est 9:17-32). Kitab ini kemudian diakhiri dengan suatu catatan mengenai kemasyhuran Mordekhai (Est 10:1-3).

Lima ciri khas menandai kitab Ester.

1. (1) Kitab ini merupakan salah satu dari dua kitab dalam Alkitab yang diberikan nama wanita, yang lain adalah kitab Rut.
2. (2) Kitab ini diawali dan diakhiri dengan sebuah pesta, dan mencatat sejumlah sepuluh pesta atau perjamuan yang merupakan pusat peristiwa dalam kitab ini.
3. (3) Kitab Ester merupakan kitab terakhir dari lima gulungan dalam bagian ketiga dari Alkitab Ibrani, yaitu kelompok _Hagiographa_ ("Tulisan-tulisan Kudus"). Setiap kitab dibacakan di depan umum pada salah satu hari raya Yahudi; kitab ini dibacakan pada Hari Raya Purim tanggal 14-15 bulan Adar yang merayakan pelepasan luar biasa orang Yahudi di Persia di bawah Ratu Ester.
4. (4) Walaupun kitab ini menyebutkan suatu puasa selama tiga hari, tidak ada petunjuk tegas mengenai Allah, penyembahan, dan doa (suatu ciri yang membuat beberapa pengritik dengan tidak bijaksana mempertanyakan nilai rohani kitab ini).
5. (5) Sekalipun nama Allah tidak disebutkan di mana pun dalam kitab ini, pemeliharaan-Nya tampak di dalamnya (mis. Est 2:7,17,22; Est 4:14; Est 4:16--5:2; Est 6:1,3-10; Est 9:1). Tidak ada kitab lain dalam Alkitab yang melukiskan pemeliharaan Allah demi umat Yahudi demikian hebat kendatipun kebencian kejam dari musuh mereka.

Penggenapan Dalam Perjanjian Baru

PB sama sekali tidak mengacu atau menunjuk kepada kitab ini. Akan tetapi, kebencian Haman kepada orang Yahudi serta komplotannya untuk membunuh dan memusnahkan semua orang Yahudi di kerajaan Persia (pasal 3, 7; Est 3:1-15; Est 7:4) merupakan lambang PL dari antikristus di PB, yang akan berusaha untuk membinasakan semua orang Yahudi dan orang Kristen pada akhir sejarah (Lihat "KITAB WAHYU" 08265).

Pesta kerajaan Ahasyweros

Perjamuan besar Ahasyweros dan kisah tentang Wasti.

1:1 Ahasyweros mengadakan perayaan kerajaan.
1:10 Ratu Wasti, dipanggil untuk menghadap, menolak untuk datang.
1:13 Ahasyweros, menuruti nasihat Memukan, menggantikan Wasti, dan membuat surat perintah mengenai kedudukan kaum laki-laki.

Ratu Wasti dibuang (1:1-22)

Ahasyweros, Wasti, Mehuman, Karsena, Setar, Admata, Tarsis, Meres, Marsena.

Abagta, Admata, Ahasyweros, Bigta, Bizta, Etiopia, Harbona, India, Karkas, Karsena, Marsena, Media, Mehuman, Memukan, Meres, Persia, Setar, Susan, Tarsis, Wasti, Zetar

Lebih baik makan malam sayuran dengan ketenangan daripada perayaan anggur dengan huru-hara dan pasti berakibat dosa dari itu. Ketika anggur masuk, akal pikiran jadi keluar/hilang.

ay. 12. Entah itu bagian dari hikmat Wasti untuk tidak mematuhi raja, atau bahwa raja memerintah dengan nafsu besar, peristiwa itu menyatakan pemeliharaan Allah yang membuka jalan Ester untuk menjadi ratu.

Pada zaman Raja Ahasyweros, dia mengadakan pesta yang berlangsung selama 180 hari untuk memperlihatkan kekayaan dan keindahan kerajaannya kepada para pemimpin dan pelayannya. Setelah itu, dia mengadakan pesta selama tujuh hari di taman istana untuk semua orang yang hadir. Pada hari ketujuh, raja memerintahkan Ratu Wasti untuk datang menghadapnya, tetapi dia menolak. Raja marah dan bertanya kepada para bijaksana tentang tindakan yang harus diambil terhadap Ratu Wasti. Memukan, salah satu pembesar, menyarankan agar raja mencopot Ratu Wasti dari jabatannya dan memberikan gelar ratu kepada perempuan lain yang lebih baik. Raja setuju dan mengeluarkan perintah tersebut ke seluruh kerajaan.

Kitab Ester adalah salah satu kitab dalam Alkitab yang terletak di Perjanjian Lama. Pasal 1 dari Kitab Ester menggambarkan pesta besar yang diadakan oleh Raja Ahasyweros di istananya, Susa.

Penulis Kitab Ester tidak secara eksplisit disebutkan dalam teks, tetapi tradisi Yahudi dan Kristen meyakini bahwa penulisnya adalah Mordekhai, seorang Yahudi yang hidup pada masa itu.

Konteks historis dari pasal ini adalah pada masa pemerintahan Raja Ahasyweros, yang diyakini oleh sebagian besar sejarawan sebagai Xerxes I dari Kekaisaran Persia, sekitar abad ke-5 SM. Pesta yang diadakan oleh raja ini bertujuan untuk memperlihatkan kekayaan dan kekuasaannya kepada para pejabat dan bangsawan dari seluruh kerajaan.

Budaya pada masa itu sangat dipengaruhi oleh kekaisaran Persia, dengan adat istiadat dan protokol yang ketat. Pesta ini mencerminkan kemewahan dan kekuasaan raja, serta menunjukkan pentingnya menjaga citra dan status sosial.

Dalam konteks literatur, Kitab Ester termasuk dalam genre sastra sejarah. Cerita ini menggambarkan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa itu, termasuk intrik politik dan konflik antara karakter-karakter utama.

Secara teologis, Kitab Ester menunjukkan bagaimana Allah bekerja melalui peristiwa-peristiwa sehari-hari dan melalui tindakan manusia untuk melindungi umat-Nya. Meskipun nama Allah tidak disebutkan dalam Kitab Ester, kehadiran-Nya dan perlindungan-Nya terlihat dalam cerita ini.

Dengan demikian, latar belakang pasal 1 dari Kitab Ester mencakup penulis yang tidak disebutkan secara eksplisit, konteks historis pada masa pemerintahan Raja Ahasyweros, budaya Persia pada masa itu, genre sastra sejarah, dan teologi yang menunjukkan kehadiran dan perlindungan Allah.

Berikut adalah beberapa topik penting dalam Kitab Ester pasal 1:

- Pesta Raja Ahasyweros (Ester 1:1-4): Pasal ini dimulai dengan menggambarkan pesta yang diadakan oleh Raja Ahasyweros untuk semua pemimpin dan pelayannya. Pesta ini berlangsung selama 180 hari dan diikuti oleh tentara Persia dan Media, bangsawan, dan pemimpin provinsi.

- Kekayaan dan kemuliaan kerajaan (Ester 1:5-8): Raja Ahasyweros memperlihatkan kekayaan dan kemuliaan kerajaannya kepada para tamu. Pesta ini diadakan di taman istana dengan dekorasi yang mewah, termasuk tirai-tirai kain linen, dipan-dipan emas dan perak, serta piala-piala emas.

- Penolakan Ratu Wasti (Ester 1:9-22): Pada hari ketujuh pesta, Raja Ahasyweros memerintahkan Ratu Wasti untuk datang menghadap dengan memakai mahkota kerajaan. Namun, Ratu Wasti menolak perintah tersebut, yang menyebabkan kemarahan raja. Raja kemudian berkonsultasi dengan para pembesar mengenai tindakan yang harus diambil terhadap Ratu Wasti.

- Usulan Memukan (Ester 1:19-22): Memukan, salah satu pembesar, mengusulkan agar Ratu Wasti diberhentikan dan kedudukan ratu diberikan kepada perempuan lain yang lebih baik. Usulan ini disetujui oleh raja dan para pemimpin, dan perintah tersebut diumumkan di seluruh kerajaan.

- Kedudukan suami dalam rumah tangga (Ester 1:22): Perintah raja yang diumumkan di seluruh kerajaan menyatakan bahwa setiap laki-laki berkuasa atas rumah tangganya dan berbicara sesuai bahasa bangsanya. Hal ini menunjukkan pentingnya kedudukan suami dalam keluarga.

- Penghormatan terhadap suami (Ester 1:20): Usulan Memukan juga menyatakan bahwa perintah raja akan menyebabkan istri-istri menghormati suami-suami mereka. Ini menekankan pentingnya penghormatan dalam hubungan suami-istri.

- Kebijaksanaan dalam mengambil keputusan (Ester 1:13-15): Raja Ahasyweros berkonsultasi dengan para pembesar dan orang-orang bijaksana sebelum mengambil keputusan terkait tindakan terhadap Ratu Wasti. Hal ini menunjukkan pentingnya kebijaksanaan dalam pengambilan keputusan.

Orang-orang yang tercantum dalam pasal ini:
- Ahasyweros: Raja Persia yang memerintah lebih dari 127 provinsi dari India sampai ke Kush.
- Ratu Wasti: Istri Raja Ahasyweros.

Lokasi yang tercantum dalam pasal ini:
- India: Salah satu dari 127 provinsi yang diperintah oleh Raja Ahasyweros.
- Kush: Salah satu dari 127 provinsi yang diperintah oleh Raja Ahasyweros.
- Kastel Susan: Tempat takhta kerajaan Raja Ahasyweros berada.
- Taman istana raja: Tempat di mana pesta diadakan, dengan tirai-tirai dari kain linen putih dan biru, dipan-dipan emas dan perak, serta piala-piala emas.
- Istana kerajaan Raja Ahasyweros: Tempat di mana Ratu Wasti mengadakan perjamuan makan bagi para perempuan.

Berikut adalah analisis dan kata kunci dalam Kitab Ester pasal 1:

1. Ahasyweros: Nama raja Persia yang memerintah lebih dari 127 provinsi.
2. Pesta: Raja Ahasyweros mengadakan pesta selama 180 hari untuk memperlihatkan kekayaan dan keindahan kerajaannya.
3. Ratu Wasti: Istri raja Ahasyweros yang menolak untuk datang menghadap raja saat diperintahkan.
4. Hukum: Raja Ahasyweros meminta saran dari para ahli hukum mengenai tindakan yang harus diambil terhadap Ratu Wasti.
5. Penghinaan: Tindakan Ratu Wasti dipandang sebagai penghinaan terhadap raja dan akan mempengaruhi pandangan perempuan lain terhadap suami mereka.
6. Perintah: Raja Ahasyweros mengeluarkan perintah bahwa Ratu Wasti tidak boleh lagi menghadap raja dan menggantikannya dengan perempuan lain.
7. Kedudukan: Raja Ahasyweros menyerahkan kedudukan ratu kepada perempuan lain yang lebih baik daripada Ratu Wasti.
8. Surat-surat: Raja Ahasyweros mengirim surat-surat ke semua provinsi untuk mengumumkan perintahnya.
9. Kekuasaan: Setiap laki-laki diberi kuasa atas rumah tangganya dan berbicara sesuai bahasa bangsanya.

Tentu, berikut adalah beberapa pertanyaan refleksi dan pertanyaan diskusi yang dapat membantu Anda dalam mempelajari Kitab Ester pasal 1:

1. Apa yang dapat kita pelajari tentang kekuasaan dan kemewahan dari pesta yang diadakan oleh Raja Ahasyweros?
2. Mengapa Ratu Wasti menolak untuk datang menghadap raja? Apakah tindakan ini tepat atau tidak?
3. Bagaimana reaksi raja dan para pemimpin terhadap penolakan Ratu Wasti? Apakah keputusan mereka adil?
4. Apa yang dapat kita pelajari tentang peran dan posisi perempuan dalam masyarakat pada waktu itu, berdasarkan tindakan Ratu Wasti dan reaksi terhadapnya?
5. Mengapa raja memutuskan untuk mengeluarkan perintah agar Ratu Wasti tidak boleh lagi menghadap raja? Apakah ini merupakan keputusan yang bijaksana?
6. Bagaimana reaksi dan konsekuensi dari keputusan raja tersebut terhadap perempuan lain di kerajaan?
7. Apa pesan moral atau nilai-nilai yang dapat kita ambil dari kisah ini? Bagaimana kita dapat menerapkannya dalam kehidupan kita sehari-hari?

Semoga pertanyaan-pertanyaan ini dapat membantu Anda dalam memahami dan merenungkan isi dari Kitab Ester pasal 1.

Dari pasal 1 Kitab Ester, ada beberapa hal yang dapat kita pelajari dan terapkan dalam hidup kita:

1. Kehormatan dan kemuliaan dunia tidak bertahan selamanya: Pasal ini menggambarkan kemegahan dan kekayaan Raja Ahasyweros serta pesta yang diadakannya selama berhari-hari. Namun, kita melihat bahwa kekayaan dan kehormatan dunia ini tidak bertahan lama. Kita harus ingat bahwa kekayaan dan kehormatan dunia hanyalah sementara, dan yang lebih penting adalah mencari kekayaan dan kehormatan yang kekal di hadapan Allah.

2. Ketaatan terhadap perintah: Ratu Wasti menolak untuk datang memenuhi perintah raja, yang menyebabkan kemarahan raja. Kita dapat belajar untuk menjadi orang yang taat dan patuh terhadap perintah yang sah, baik itu dari pemerintah, atasan, atau otoritas lainnya. Ketaatan yang baik adalah tanda dari karakter yang baik.

3. Hikmat dalam mengambil keputusan: Raja Ahasyweros meminta saran dari para bijaksana mengenai tindakan yang harus diambil terhadap Ratu Wasti. Kita dapat belajar untuk mencari hikmat dan nasihat dari orang-orang yang bijaksana sebelum mengambil keputusan penting dalam hidup kita. Hikmat yang datang dari Tuhan dan nasihat yang bijaksana dapat membantu kita membuat keputusan yang tepat.

Doa terkait pasal ini:

Tuhan yang Maha Bijaksana,
Terima kasih atas pengajaran yang Engkau berikan melalui Kitab Ester. Ajarilah kami untuk tidak terlalu terikat pada kekayaan dan kehormatan dunia ini, tetapi untuk mencari kekayaan dan kehormatan yang kekal di hadapan-Mu. Bantu kami untuk menjadi orang yang taat dan patuh terhadap perintah yang sah, dan berikanlah kami hikmat dan kebijaksanaan dalam mengambil keputusan dalam hidup kami. Amin.