Apa yang harus dipahami dari keadaan sunyi senyap yang disebut dalam Wahyu 8:1?

Walaupun seluruh Kitab Wahyu memiliki sifat kesusastraan yang bisa digambarkan sebagai mistik, yang secara panjang lebar membicarakan berbagai lambang dan metafora, tetapi sekali-sekali ada bagian-bagian di mana penulis turun kepada bahasa yang lebih sederhana agar dapat dengan lebih jelas menyampaikan maksudnya. Setengah jam sunyi senyap di surga ketika meterai terakhir dibuka tidak boleh dihitung dengan menit dan detik, melainkan murni adalah gaya bahasa. Itu merupakan cara untuk menyampaikan kepada pikiran, suatu waktu istirahat yang panjang dan khidmat, untuk mengemukakan sukacita dan aktivitas-aktivitas perhentian Sabat kekal dari umat Allah, yang dimulai dengan pembacaan kitab termeterai. Pasal-pasal sebelumnya telah melintasi arah cara kerja Yang Ilahi, di mana segala sesuatu menyatu dalam kesunyian khidmat untuk tindakan yang terakhir. Dalam Bait Suci Yahudi kuno, bunyi peralatan musik dan nyanyian, yang merupakan bagian pertama dari kebaktian, dengan segera ditenangkan sebelum dupa dipersembahkan; maka demikian juga waktu istirahat ini mendahului pemujaan roh-roh dan para malaikat yang bersukacita dan penyingkapan hukuman Allah yang segera terjadi. Lihat ungkapan kiasan dalam Wahyu 17:12; 18:10, 19.




Artikel yang terkait dengan Wahyu:


TIP #15: Gunakan tautan Nomor Strong untuk mempelajari teks asli Ibrani dan Yunani. [SEMUA]
dibuat dalam 0.07 detik
dipersembahkan oleh YLSA