Aku menyelidiki diriku dengan menyegarkan tubuhku dengan anggur, ^y  --sedang akal budiku tetap memimpin dengan hikmat--,dan dengan memperoleh kebebalan, ^z  sampai aku mengetahui apa yang baik bagi anak-anak manusia untuk dilakukan di bawah langit selama hidup mereka yang pendek itu.

Janganlah mengatakan: "Mengapa zaman dulu ^h  lebih baik dari pada zaman sekarang?" Karena bukannya berdasarkan hikmat engkau menanyakan hal itu.

Dengan demikian aku menjadi besar, bahkan lebih besar dari pada siapapun yang pernah hidup di Yerusalem ^g  sebelum aku; ^h  dalam pada itu hikmatku tinggal tetap padaku.

Jika besi menjadi tumpul dan tidak diasah, maka orang harus memperbesar tenaga, tetapi yang terpenting untuk berhasil adalah hikmat.

Dan siapakah yang mengetahui apakah orang itu berhikmat atau bodoh? ^v  Meskipun demikian ia akan berkuasa atas segala usaha yang kulakukan di bawah matahari dengan jerih payah dan dengan mempergunakan hikmat. Inipun sia-sia.

Aku membulatkan hatiku untuk memeriksa dan menyelidiki dengan hikmat segala yang terjadi di bawah langit. ⁿ  Itu pekerjaan yang menyusahkan yang diberikan Allah kepada anak-anak manusia ^o  untuk melelahkan diri.

Lagi aku melihat di bawah matahari bahwa kemenangan perlombaan bukan untuk yang cepat, dan keunggulan perjuangan bukan untuk yang kuat, ^o  juga roti bukan untuk yang berhikmat, ^p  kekayaan bukan untuk yang cerdas, dan karunia bukan untuk yang cerdik cendekia, karena waktu dan nasib ^q  dialami mereka semua. ^r 

Sungguh, pemerasan membodohkan orang berhikmat, dan uang suap ^d  merusakkan hati.

Mendengar hardikan ^a  orang berhikmat lebih baik dari pada mendengar nyanyian orang bodoh.

Hikmat ^r  memberi kepada yang memilikinya lebih banyak kekuatan ^s  dari pada sepuluh penguasa dalam kota.

Mata orang berhikmat ada di kepalanya, sedangkan orang yang bodoh berjalan dalam kegelapan, tetapi aku tahu juga bahwa nasib yang sama menimpa mereka semua. ^o 

Karena perlindungan hikmat adalah seperti perlindungan uang. Dan beruntunglah yang mengetahui bahwa hikmat memelihara hidup pemilik-pemiliknya.

Kataku: "Hikmat lebih baik dari pada keperkasaan, tetapi hikmat orang miskin dihina dan perkataannya tidak didengar ^w  orang."

Karena tidak ada kenang-kenangan ^q  yang kekal baik dari orang yang berhikmat, maupun dari orang yang bodoh, sebab pada hari-hari yang akan datang kesemuanya sudah lama dilupakan. ^r  Dan, ah, orang yang berhikmat mati ^s  juga seperti orang yang bodoh!

di situ terdapat seorang miskin yang berhikmat, dengan hikmatnya ia menyelamatkan kota itu, tetapi tak ada orang yang mengingat orang yang miskin ^v  itu ¹ .

Hikmat adalah sama baiknya ⁱ  dengan warisan dan merupakan suatu keuntungan bagi orang-orang yang melihat matahari. ^j 

Hati orang berhikmat menuju ke kanan, tetapi hati orang bodoh ke kiri.

Siapakah seperti orang berhikmat? Dan siapakah yang mengetahui keterangan setiap perkara? Hikmat manusia menjadikan wajahnya bercahaya dan berubahlah kekerasan wajahnya.

karena di dalam banyak hikmat ada banyak susah hati, ^u  dan siapa memperbanyak pengetahuan, memperbanyak kesedihan. ^v 

Hal ini juga kupandang sebagai hikmat ^u  di bawah matahari dan nampaknya besar bagiku;