Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 81 ayat untuk melahirkan anak pertama AND book:42 (0.001 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 3 4 5 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Luk 17:22) (jerusalem: satu dari pada hari-hari) Murid-murid tidak akan ingin melihat (=mengalami) salah satu hari dari kehidupan Anak Manusia di dunia atau hari pertama pernyataanNya yang mulia, tetapi mereka akan ingin mengalami dan menikmati satu hari semua yang masih menyusul hari pertama itu.
(0.92) (Luk 2:22) (jerusalem: waktu pentahiran) Harafiah: waktu pentahiran mereka. Menurut hukum Taurat hanya ibu saja perlu ditahirkan (karenanya ada naskah yang berbunyi; pentahirannya), sedangkan anak harus ditebus. Lukas dengan saksama mencatat bahwa orang tua Yesus (sama seperti orang tua Yohanes) menepati segala aturan hukum Taurat. Membawa anak itu ke Bait Allah tidak diwajibkan, tetapi boleh juga, Bil 18:15. Oleh orang saleh dianggap pantas, bdk 1Sa 1:24-28. Lukas menarik perhatian kepada ibadat Yesus yang pertama di Kota Suci, sebab dalam pandangan Lukas Kota itu memang penting karena menjadi tempat terjadinya peristiwa Paskah dan titik tolak pemberitaan Injil oleh jemaat, bdk Luk 2:38+; Kis 1:4+.
(0.91) (Luk 2:7) (ende: Puteranja jang sulung)

"Jang Sulung" bukan berarti seolah-olah Jesus kemudian beradik. Pada orang Jahudi "jang sulung" adalah gelar kehormatan, jang diberikan kepada tiap-tiap anak laki-laki jang lahir pertama dan tetap tinggal padanja, biarpun tidak ada adik-adik jang berikut. Ia dihormati dalam hukum, sebab hanja ialah jang harus dipersembahkan kepada Allah dan ia dihormati didalam keluarga setjara istimewa, sebab iapun jang akan menggantikan bapaknja sebagai kepala rumah-tangga.

(0.91) (Luk 9:18) (jerusalem) Meskipun menurut Lukas Petrus tidak menyebut Yesus "Anak Allah", bdk Mat 16:16+, namun pengakuan Petrus atas nama kelompok para rasul ini sangat penting. Ia menjadi titik balik dalam karya Yesus. Orang banyak yang pandangannya tentang Yesus tersesat semakin menjauhkan diri dari padaNya, tetapi murid-muridNya untuk pertama kalinya dengan jelas mengakuiNya sebagai Mesias, Luk 2:26+. Selanjutnya Yesus mengarahkan usahaNya kepada kelompok orang beriman yang kecil itu untuk memurnikan kepercayaan mereka.
(0.90) (Luk 2:7) (jerusalem: anaknya yang sulung) Dalam bahasa Yunani yang dipakai Kitab Suci, ungkapan "anak sulung" tidak perlu berarti masih ada anak lain yang menyusul, istilah itu hanya mengemukakan bahwa anak pertama (entahlah ada yang lain-lain) mempunyai kedudukan dan hak-hak istimewa
(0.89) (Luk 3:21) (sh: Intinya, siapa sih Yesus sebenarnya? (Senin, 30 Desember 2002))
Intinya, siapa sih Yesus sebenarnya?

Setelah penegasan Yohanes Pembaptis tentang kemesiasan Yesus, maka nas ini (serta nanti narasi tentang pencobaan Yesus) memberikan keterangan final tentang jati diri Yesus. Bagian ini menjadi pengantar bagi pembaca Injil Lukas sebelum mengikuti pelayanan Yesus, dari Galilea sampai ke Yudea, penyaliban dan kebangkitan-Nya. Bagian pertama adalah penegasan tentang status Yesus oleh Allah pada saat Ia dibaptis (ayat melahirkan+anak+pertama+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">21-22, Lukas sengaja tidak menyebutkan dengan jelas siapa yang membaptis Yesus untuk menekankan fakta ini). Yesus Kristus adalah Anak Allah yang dikasihi (ayat melahirkan+anak+pertama+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">22). Penyebutan ini ini juga merupakan penegasan ulang dari melahirkan+anak+pertama+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">2:49 yang memaparkan tentang hubungan khusus Bapa-Anak dengan Allah yang dimiliki Yesus.

Ada hal lain yang ingin ditegaskan Lukas. Melalui silsilah ini Lukas ingin memberikan beberapa penekanan khusus. Pertama, Lukas merinci silsilahnya dengan urutan terbalik. Pemaparan terbalik ini dimaksudkan Lukas untuk memfokuskan pikiran pembaca tentang dari mana Kristus berasal. Kedua, Lukas sengaja menelusuri silsilah Yesus, tidak hingga ke Abraham saja, tetapi juga hingga ke awal penciptaan, dari Allah sendiri yang menciptakan Adam (ayat melahirkan+anak+pertama+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">38). Ini bermakna, Lukas tidak hanya ingin menekankan keyahudian Yesus, tetapi juga fakta bahwa Kristus adalah anak Adam, bagian dari umat manusia secara umum (ayat melahirkan+anak+pertama+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">38). Ketiga, dari penempatan silsilah yang tidak di permulaan Injilnya, tetapi antara peristiwa pembaptisan dan pencobaan, Lukas ingin memberikan penegasan atas identitas Yesus Kristus; siapakah Dia yang dicobai Iblis lalu memulai pelayanan-Nya itu? Dia adalah Anak Allah, tetapi juga manusia sejati. Kedua fakta ini akan menjadi batu sandungan bagi sebagian orang, tetapi juga dasar dari kabar baik tentang anugerah Allah yang membawa sukacita. Termasuk dalam golongan manakah Anda sekarang?

Renungkan:
"Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran" (Yoh. 1:14).

(0.89) (Luk 3:21) (sh: Yesus, Anak Allah yang dibaptis (Kamis, 30 Desember 1999))
Yesus, Anak Allah yang dibaptis

Ketika Yesus dibaptis, nampak dua hal: pertama, sebagai "Manusia Sejati", Yesus menerima baptisan ketika orang banyak juga dibaptis. Baptisan Yohanes adalah baptisan pertobatan untuk pengampunan dosa, sekalipun Yesus tidak pernah berbuat dosa. Hal ini menunjukkan solidaritas yang mulia. Kedua, Ketritunggalan Allah jelas: Allah berfirman (22), Allah Anak yang berinkarnasi dibaptis, dan Allah Roh Kudus mengurapi-Nya (22) menjadi Mesias (Yes. 61:1) untuk memulai pelayanan-Nya secara resmi.

Yesus sejarah. Silsilah merupakan suatu hal yang amat penting dalam kehidupan Yahudi, juga bagi kita semua. Di dalam silsilah terletak identitas sejarah manusia. Dalam mengungkapkan silsilah Yesus - yang dimulai dari Yusuf sampai Adam - Lukas ingin mengungkapkan tiga hal: pertama, Yesus adalah benar-benar manusia yang pernah hidup dalam sejarah. Karena itu siapa Dia bisa dirunut melalui silsilah. Kedua, secara lahiriah dibuktikan bahwa Yesus berada di garis Abraham dan Daud, sehingga layak memperoleh tahta Kemesiasan yang pernah dijanjikan Allah. Ketiga, Yesus adalah manusia sesungguhnya seperti yang lain, karena itu silsilah-Nya bisa dirunut sampai Adam.

Renungkan: Iman yang didasarkan kebenaran Allah akan membawa masuk ke Kerajaan Allah yang diwujudkan dalam Yesus Kristus.

(0.88) (Luk 2:49) (jerusalem: di dalam rumah bapaKu) Ungkapan Yunani kurang jelas artinya. Dapat diterjemahkan juga: di dalam apa yang menjadi milik (atau: urusan) BapaKu. Bagaimanapun juga duduknya perkara, di hadapan Yusuf, Luk 2:48, Yesus menyatakan bahwa BapaNya ialah Allah, bdk Luk 10:22; Luk 22:29; Yoh 20:17. Ia mengatakan mempunyai hubungan khusus dengan Allah dan hubungan itu perlu diutamakan dari hubungan keluarga, bdk Yoh 2:4. Untuk pertama kalinya Yesus menyatakan kesadaran diri sebagai "Anak", bdk Mat 4:3+.
(0.85) (Luk 12:35) (sh: Dapat dipercaya dan bertanggung jawab (Jumat, 27 Februari 2004))
Dapat dipercaya dan bertanggung jawab

Seperti istilah para politikus yang berujar, ‘tidak ada teman sejati yang ada adalah kepentingan.’ Demikian pula, ‘hari ini teman besok menjadi lawan’ sangat bergantung kepada kepentingan siapa yang hendak dituju. Kesetiaan memang sudah sangat menipis di masyarakat kita, apalagi untuk dapat dipercaya.

Melalui dua perumpamaan pertama (ayat melahirkan+anak+pertama+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">35-38,39,40), Yesus mengingatkan para murid-Nya untuk berjaga-jaga setiap waktu karena kedatangan hari Tuhan tidak bisa ditentukan. Sungguh celaka jika saat Dia datang, anak-anak Tuhan hidup dalam dosa! Sebaliknya mereka yang didapati berjaga-jaga, mendapatkan penghargaan dari Tuhan sendiri. Tuhan sendiri akan melayani mereka (ayat melahirkan+anak+pertama+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">37).

Pada perumpamaan berikut (ayat melahirkan+anak+pertama+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">41-46), Yesus mengingatkan para murid-Nya untuk setia dan bertanggungjawab atas segala tugas dan kepercayaan yang diberikan Allah kepada mereka. Apabila mereka setia dan bertanggungjawab, maka sebagai penghargaan, mereka akan mendapatkan kehormatan menerima tanggung jawab dan kepercayaan yang lebih besar (ayat melahirkan+anak+pertama+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">43,44). Sebaliknya, ketidaksetiaan atau penyalahgunaan kepercayaan yang diberikan berakibat fatal (ayat melahirkan+anak+pertama+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">45-46).

Di satu sisi menerima tanggung jawab dan tugas yang lebih besar adalah kehormatan, di sisi lain hal tersebut merupakan tanggung jawab yang besar. Oleh karena tanggung jawab yang besar, maka risiko yang ditanggung pun besar. Perumpamaan terakhir (ayat melahirkan+anak+pertama+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">47-48) bukan memberikan alasan untuk mengelak tanggung jawab, misalnya dengan berkata bahwa saya tidak tahu kalau hal itu tidak benar. Perumpamaan ini justru menekankan sikap semakin mawas diri dan lebih setia oleh karena tanggung jawab yang diberikan Allah.

Renungkan: Dalam dunia yang tipis kesetiaan dan rasa tanggung jawab, seharusnya anak-anak Tuhan menjadi saksi bahwa kesetiaan dan rasa tanggung jawab masih ada. Orang Kristen harus dapat dipercaya!

(0.84) (Luk 2:41) (sh: Sisi lain dari Inkarnasi Kristus (Sabtu, 28 Desember 2002))
Sisi lain dari Inkarnasi Kristus

Sekali lagi, Yusuf dan Maria masih harus menjalani "proses pembelajaran" mengenai siapa diri Yesus. Setelah seharian mereka mencari Yesus akhirnya mereka menemukan Yesus (tiga hari dalam ayat melahirkan+anak+pertama+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">46 termasuk hari pertama perjalanan ke luar Yerusalem, hari kedua kembali ke Yerusalem, hari ketiga mereka sadar bahwa Yesus tidak ikut pulang). Ia ada di Bait Allah, sedang belajar bersama para ahli keagamaan (ayat melahirkan+anak+pertama+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">47-48). Cara belajar-mengajar keagamaan Yahudi waktu itu memang lebih banyak melalui saling bertanya dan menjawab. Dari jawaban-jawaban Yesus meskipun secara tersirat, dapat ditarik kesan bahwa seharusnya Yusuf dan Maria tahu kalau Yesus akan ada di rumah Bapa-Nya (ayat melahirkan+anak+pertama+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">49). Kata-kata-Nya ini menandakan: pertama, bahwa Yesus telah memiliki kesadaran tentang pentingnya ibadah, bahkan pada usia semuda ini (walaupun pada usia 12 tahunlah seorang anak Yahudi memang bersiap-siap menjalani ujian Taurat sebelum diterima sebagai anggota komunitas keagamaan Yahudi). Hal kedua yang juga terpenting, kata "Bapa-Ku" menunjukkan kesadaran adanya hubungan yang khusus antara diri-Nya dengan Sang Bapa. Rata-rata orang Yahudi yang saleh menggunakan istilah yang lebih hati-hati, "Bapa kami", walaupun dalam doa pribadi.

Sekali lagi, Maria menyimpan semua ini dalam hatinya dan merenungkannya (ayat melahirkan+anak+pertama+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">51, bdk. melahirkan+anak+pertama+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">2:19, juga melahirkan+anak+pertama+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">1:66). Dari sisi narasi Injil, ini jugalah yang diinginkan Lukas agar dilakukan oleh para pembaca Injil. Merenungkan kembali sejauh mana jati diri Kristus telah ditampilkan, ditunjukkan. Di sini kita melihat pertama kali dari sisi diri Kristus sendiri, kedekatan-Nya dengan Sang Bapa sebagai Sang Anak. Namun, Yesus tetap taat kepada Yusuf dan Maria, dan ikut pulang ke Nazaret. Rupanya Yesus juga menunjukkan bahwa tidak mungkin taat kepada Allah tanpa ketaatan kepada orang tua.

Renungkan:
Syukuri fakta bahwa Kristus sungguh-sungguh menjadi manusia. Kesediaan Kristus untuk menjalani semua implikasi dari kemanusiaan-Nya, termasuk keremajaan, merupakan bukti betapa besar kasih Allah akan dunia ini (Yoh. 3:16).

(0.82) (Luk 7:1) (sh: Dua pelajaran (Rabu, 21 Januari 2004))
Dua pelajaran

Kita dapat menarik dua pelajaran penting dari cerita tentang seorang perwira di Kapernaum dan janda di Nain. Pertama, seorang perwira, bukan orang Israel, memiliki hamba yang sedang sakit keras dan hampir mati (ayat melahirkan+anak+pertama+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">9). Ia memiliki relasi yang sangat baik dengan orang-orang Yahudi (ayat melahirkan+anak+pertama+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">3), bahkan ikut berpartisipasi dalam pembangunan sinagoge (ayat melahirkan+anak+pertama+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">5). Ia juga memiliki suatu pengenalan yang benar tentang Yesus. Ia tahu Yesus memiliki kuasa untuk menyembuhkan tanpa harus datang, melihat ataupun menjamah hambanya yang sedang sakit keras dan hampir mati. Oleh karena itu, ketika permintaannya dipenuhi oleh Yesus, dan Yesus berjalan menuju rumahnya, ia mengutus sahabat-sahabatnya kepada Yesus, supaya Yesus tidak perlu ke rumahnya, cukup berkata saja, ia percaya bahwa hambanya akan sembuh. Pengenalannya yang tepat tentang Yesus yang adalah Mesias membuat perwira tersebut merespons secara aktif dan tepat terhadap Yesus.

Kedua, ketika Yesus pergi ke Nain, di dekat gerbang kota, Ia melihat rombongan orang yang mengusung orang mati. Mestinya yang dilihat oleh Yesus pertama kali bukan orang mati yang diusung, tapi ibu dari orang mati tersebut. Seharusnya si ibu berjalan di depan, disusul usungan orang mati. Dia tidak memiliki suatu pengenalan yang tepat tentang siapa Yesus, sehingga dia tidak tahu harus bagaimana merespons kepada Yesus. Ketika berhadapan dengan Yesus, janda ini pasif. Namun dalam situasi seperti ini Yesus berinisiatif aktif terhadap janda ini. Dia menyentuh dan berkata kepada anak muda “bangkitlah.”

Dua pelajaran: Orang yang mengenal siapa Yesus, seharusnya memiliki respons iman seperti perwira. Kepada orang yang kurang mengenal Yesus, Yesus sendiri akan secara aktif memperkenalkan diri-Nya kepadanya.

Renungkan: Seberapa jauh dan dalam, pemahaman tentang Yesus? Pikirkan dan renungkanlah dalam hidupmu.

(0.82) (Luk 8:26) (sh: Bebas dari belenggu setan (Rabu, 28 Januari 2004))
Bebas dari belenggu setan

Ada berbagai macam manifestasi orang dibelenggu setan, simak saja acara-acara misteri alam gaib televisi Anda. Ada yang berbicara dengan suara orang lain, ada yang sakit tanpa sebab medis, dan sederetan contoh lainnya. Tontonan semacam ini bukan hal baru yang terjadi di dunia modern ini. Setan sudah bekerja sejak manusia pertama jatuh dalam dosa. Dalam pelayanan Yesus bersama murid-murid-Nya di Gerasa pun, Yesus didatangi seorang laki-laki yang dirasuk setan (ayat melahirkan+anak+pertama+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">26-27). Apa yang dilakukan Yesus?

Pertama, Yesus menyelamatkan (ayat melahirkan+anak+pertama+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">27b-37). Yesus tidak akan membiarkan orang dalam kondisi dirasuk setan. Belas kasihan-Nya kepada orang yang dirasuk “Legion” nampak ketika Ia memerintahkan roh jahat itu keluar dari orang itu. Setan jelas tahu bahwa Yesus Anak Allah yang Mahatinggi itu lebih berkuasa dari mereka, karena itu wajar bila setan-setan memohon agar jangan menyiksanya dan jangan memerintahnya masuk ke dalam jurang maut. Yesus memperkenankan setan-setan itu masuk ke dalam babi-babi, yang kemudian mati lemas karena terjun ke danau. Tentu saja peristiwa ini menyebabkan Gerasa gempar. Meski telah melihat keajaiban keselamatan pada orang yang dirasuk menjadi waras, banyak orang ketakutan dan Yesus pun melanjutkan perjalanan pelayanan-Nya.

Kedua, Yesus menyuruh bersaksi (ayat melahirkan+anak+pertama+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">38-39). Respons orang yang telah dibebaskan dari belenggu setan ditunjukkan dengan kesediaannya mengikut Yesus. Namun, Yesus memberi tanggung jawab yang lebih besar daripada sekadar menyertai-Nya. Orang itu disuruh-Nya menyaksikan perbuatan Allah bukan di tempat lain tetapi di tempat asalnya sendiri. Dengan mengemban tugas mulia, orang itu pun menjadi saksi perbuatan Yesus atas dirinya di seluruh kota Gerasa.

Renungkan: Keindahan hidup bebas dari belenggu setan hanya dapat dinikmati bila berjumpa dengan Yesus Kristus, Sang Juruselamat.

(0.82) (Luk 6:37) (sh: Siapa yang pantas menghakimi? (Senin, 19 Januari 2004))
Siapa yang pantas menghakimi?

Salah satu pandangan pasca modern berpendapat bahwa kebenaran bersifat relatif, lokal, dan diikat oleh kebudayaan tertentu. Jadi, kalau ada orang yang mengabarkan akan kebenaran yang diyakininya, sanggahan yang akan diberikan kepada orang Kristen tersebut adalah bukan apa buktinya Injil Kristen itu menyelamatkan, melainkan apa hak orang Kristen mengklaim bahwa Injil itu adalah kebenaran satu-satunya. Menurut pandangan ini tidak seorangpun berhak mengklaim bahwa pandangannyalah yang paling benar karena dengan demikian ia telah menghakimi orang lain.

Ada satu Kebenaran yang mutlak, dan berlaku universal yaitu Kebenaran yang diwahyukan Tuhan sendiri. Jadi, Tuhan sumber Kebenaran berhak menghakimi orang-orang yang menolak kebenaran-Nya atau yang merelatifkan Kebenaran itu.

Teks kita juga membicarakan mengenai siapa yang berhak menghakimi seseorang benar atau tidak (ayat melahirkan+anak+pertama+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">37-38). Akan tetapi, pembahasannya sangat berbeda dari pandangan pasca modern. Jelas yang berhak menghakimi adalah Tuhan, sumber Kebenaran. Sedangkan kita, anak-anak-Nya, walaupun sudah hidup dibenarkan, tetap bukan sumber Kebenaran. Kita juga belum sempurna dalam menaati dan melakukan kebenaran. Oleh sebab itu kita tidak berhak menilai dan menghakimi orang lain akan sikap mereka terhadap Kebenaran.

Ada dua bahaya mengancam orang yang suka menghakimi orang lain. Pertama, mereka menjadikan diri mereka Allah atas orang lain. Kedua, mereka buta terhadap kelemahan diri karena terlalu berfokus kepada kesalahan orang lain. Pada akhirnya, karena mereka adalah orang buta yang mencoba menuntun orang buta lainnya, mereka terjatuh ke dalam lubang (ayat melahirkan+anak+pertama+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">39).

Renungkan: Dia yang menciptakan semua manusia dan yang adalah sumber Kebenaran adalah yang berhak menghakimi semua manusia. Siapakah kita yang berani-beraninya menghakimi sesama kita?

(0.82) (Luk 8:40) (sh: Iman yang tangguh (Kamis, 29 Januari 2004))
Iman yang tangguh

Iman bukan gerakan yang tak terkontrol atau tak disadari, tetapi merupakan kebulatan hati yang terpaut kepada obyek tertentu. Kristen menujukan imannya kepada Yesus Kristus. Perikop kali ini, memperlihatkan kepada kita bagaimana Yesus memberi perhatian khusus kepada orang yang memiliki iman yang tangguh dalam dua kisah.

Pertama, kisah Yairus (ayat melahirkan+anak+pertama+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">40-42; 49-56). Sepulangnya Yesus dari Gerasa, Yairus kepala rumah ibadat menghampiri-Nya dan memohon agar Yesus datang ke rumahnya untuk menyembuhkan anak perempuannya yang sakit hampir mati. Dalam perjalanan ke rumah Yairus, Yesus harus menerobos orang banyak yang berdesakan di sekitar-Nya. Akan tetapi, perjalanan itu diinterupsi oleh seorang perempuan yang ingin disembuhkan Yesus. Lalu, berita datang dari rumah Yairus bahwa anak perempuannya sudah mati. Kelihatannya tidak ada harapan anaknya akan sembuh. Namun perkataan Yesus memberi kekuatan pada iman Yairus (ayat melahirkan+anak+pertama+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">50).

Kedua, kisah perempuan yang menderita sakit pendarahan selama dua belas tahun (ayat melahirkan+anak+pertama+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">43-48). Di tengah situasi berdesakan di sekitar Yesus, serta ketergesaan-Nya menuju rumah Yairus, perempuan ini menyelinap untuk menjamah jubah Yesus. Imannya tak percuma, sebab hanya dengan menjamah jubah-Nya saja perempuan itu sembuh. Perempuan itu sembuh bukan karena jubah Yesus, tetapi karena kuasa Yesus dinyatakan kepadanya. Perempuan itu beriman kepada Yesus, sehinga sakit pendarahannya pun sembuh.

Biarpun Yesus sibuk melayani orang banyak yang memerlukan-Nya, tetapi Yesus menyambut Yairus yang beriman kepada-Nya dan bersedia datang ke rumahnya. Ketika sedang berurusan dengan Yairus, Yesus memberi perhatian juga kepada seorang perempuan yang beriman kepada-Nya.

Renungkan: Yesus memberi perhatian besar kepada orang-orang yang memiliki iman yang tangguh.

(0.82) (Luk 15:1) (sh: Di hadapan Allah, manusia sangat berharga. (Jumat, 31 Maret 2000))
Di hadapan Allah, manusia sangat berharga.

Dalam memberikan penghargaan kepada sesamanya, manusia cenderung    menghargai sesamanya bukan berdasarkan hakikatnya sebagai    manusia yang mempunyai harkat. Tetapi penghargaan itu seringkali    berdasarkan apa yang ia punyai, prestasi yang dicapai, dan    kontribusi yang  ia berikan. Oleh karena itu, manusia pun    terjebak dalam kompetisi untuk berkarya setinggi-tingginya    sampai menjadi seorang manusia yang mempunyai kekayaan,    kedudukan, dan sekaligus menjadi dermawan.

Yesus tidak demikian. Ia tidak sekadar bercakap-cakap dengan    orang berdosa, bahkan ia makan bersama-sama dengan mereka, yang    dalam tradisi Yahudi makan bersama menunjukkan suatu hubungan    yang akrab atau saling menghargai satu dengan yang lain.  Para    Farisi dan ahli Taurat mengecam-Nya sebagai Seorang yang terlalu    berkompromi dalam soal moralitas, karena bagi mereka akrab atau    berdekatan dengan orang berdosa adalah najis. Yesus menjelaskan    dasar tindakan-Nya dengan tiga buah perumpamaan sekaligus yang    mempunyai tema sama. Dengan menceritakan perumpamaan yang    sedemikian, Yesus paling tidak mem-punyai dua maksud. Pertama,    Ia mengekspresikan kesungguhan dan keseriusan atas penjelasan    tentang sikap-Nya terhadap orang berdosa. Kedua, Ia rindu agar    orang Farisi, ahli Taurat, dan semua pengikut-Nya meneladani-    Nya.

Ketiga perumpamaan itu mengungkapkan bahwa baik dirham (1 hari    gaji buruh), domba, dan anak bungsu, masing-masing mempunyai    nilai yang tak terhingga bagi pemiliknya. Nilai itu timbul bukan    dari apa yang dapat mereka lakukan atau jumlah mereka karena    hanya satu yang hilang, namun timbul dari hakekat mereka masing-    masing.  Karena itulah ketika  kembali ditemukan, meluaplah    sukacita pemiliknya, sampai mengajak    orang-orang lain pun    bersukacita. Nilai manusia terletak pada hakekatnya sebagai    makhluk yang telah diciptakan serupa dan segambar dengan Sang    Pencipta Yang Agung.

Renungkan:  Kristen harus memakai perspektif Yesus ketika    bersikap kepada koleganya, karyawannya, pembantu rumah    tangganya,  pengemis, dan anak jalanan, bahkan para eks    narapidana sekalipun. Siapa pun mereka, mereka  adalah makhluk    yang menjadi objek Kasih Allah juga.

(0.82) (Luk 18:9) (sh: Syarat menjadi orang yang dibenarkan (Senin, 15 Maret 2004))
Syarat menjadi orang yang dibenarkan

Orang bebal adalah orang yang selalu merasa diri paling benar. Amsal memberikan nasihat kepada kita agar menghindarkan diri dari orang seperti itu karena biarpun kesalahannya sudah di depan mata, mereka akan tetap ngotot bahwa mereka benar. Namun, betapa pun mereka menganggap diri paling benar, di hadapan Allah sumber Kebenaran mereka tetaplah orang berdosa.

Hanya ada dua cara untuk menjadi orang yang disebut benar menurut Firman Tuhan yang kita baca hari ini. Pertama, dibenarkan oleh Allah sendiri. Hal inilah yang terjadi pada si pemungut cukai dalam perumpamaan Yesus di 9-14. Pemungut cukai itu datang dengan penuh kerendahan diri dan penyesalan akan keberdosaannya. Ia menyadari diri tidak layak untuk diampuni, oleh karenanya ia hanya memohon belas kasihan. Tetapi, justru kesadaran diri berdosa dan tidak layaklah yang membuatnya dilayakkan menerima anugerah pembenaran.

Hal yang sebaliknya terjadi pada si orang Farisi. Ia datang dengan keyakinan yang tinggi akan hidupnya yang benar. Ia datang tidak untuk meminta belas kasih Tuhan. Ia malah dengan bangga memaparkan hal-hal yang baginya adalah bukti kebenarannya. Yesus berkata, orang Farisi tetap tinggal sebagai orang berdosa, sedangkan si pemungut cukai mendapatkan pembenaran dari Tuhan.

Kedua, untuk mendapatkan pembenaran dari Allah, kita harus menjadi seperti anak kecil (ayat melahirkan+anak+pertama+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">17). Anak kecil dicirikan dengan ketulusan dan kepolosan, tanpa pretensi. Sikap inilah yang diperlukan untuk dapat menyambut uluran tangan kasih Allah. Sikap jujur bahwa dirinya membutuhkan jamahan Allah adalah syarat untuk seseorang dijamah Allah.

Renungkan: Dengan mengakui bahwa kita adalah orang-orang berdosa, kebenaran Allah akan diberlakukan atas kita.

(0.81) (Luk 3:16) (full: MEMBAPTIS KAMU DENGAN ROH KUDUS. )

Nas : Luk 3:16

Perihal Kristus membaptiskan para pengikut-Nya dengan (atau di dalam) Roh Kudus (bd. Mat 3:11) merupakan tanda yang baru untuk mengenali umat Allah.

  1. 1) Hal ini telah dijanjikan dalam Yoel 2:28 dan diteguhkan kembali setelah kebangkitan Kristus (Luk 24:49; Kis 1:4-8). Nubuat ini pada awalnya digenapi pada hari Pentakosta

    (lihat cat. --> Kis 2:4).

    [atau ref. Kis 2:4]

  2. 2) Pelayanan Kristus untuk membaptis dalam Roh Kudus merupakan suatu pelayanan yang berlangsung terus sepanjang zaman sekarang ini

    (lihat art. BAPTISAN DALAM ROH KUDUS).

    Hal ini dijelaskan oleh teks Yunani dari Yoh 1:33 ("Dia yang akan membaptis dengan Roh Kudus"); ungkapan ini memakai kata kerja "bentuk sedang" (_ho baptizon_), artinya "Dia yang akan terus-menerus membaptis". Oleh sebab itu, ayat-ayat dalam Lukas dan Yohanes tidak hanya menunjuk kepada pencurahan Roh Kudus yang pertama pada hari Pentakosta, tetapi juga kepada peran penting dan pelayanan Yesus selaku pembaptis dalam Roh Kudus sepanjang zaman ini. "Bagi kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih jauh" (Kis 2:39).
(0.81) (Luk 1:26) (sh: Ada apa dengan Maria? (Minggu, 22 Desember 2002))
Ada apa dengan Maria?

Jawabannya jelas: begitu banyak hal-hal yang besar. Pertama, bertemu dengan malaikat Gabriel bukanlah kejadian yang biasa dialami seorang Yahudi, apalagi seorang wanita. Kedua, mendengar berita yang disampaikan Gabriel, bahwa ia akan mengandung. Pertanyaan spontan Maria pada ayat melahirkan+anak+pertama+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">34 menunjukkan keterkejutannya karena dirinya dikatakan akan mengandung sebelum menikah dan hidup serumah dengan Yusuf, tunangannya (lih. melahirkan+anak+pertama+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">3:5). Maria memikirkan akibat sosial yang akan dialaminya karena peristiwa itu (bdk. melahirkan+anak+pertama+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">1:48a). Sudut pandang Lukas dari pihak Maria ini (kontras dengan Matius yang melihatnya dari sisi Yusuf) mengajak kita untuk merenungkan sikap Maria dalam menghadapi rencana Allah yang begitu mengejutkan ini. Jika dibandingkan dengan kisah sebelumnya, mungkin kita bertanya: mengapa Maria tidak menerima hukuman seperti Zakharia karena mempertanyakan pemberitaan Gabriel. Jawabannya sederhana, orang lanjut usia dikaruniai anak bukanlah hal yang baru dalam sejarah bangsa Yahudi (ingat Abraham dan Sara), sementara kelahiran dari seorang perawan tanpa keterlibatan seorang laki-laki belum pernah terjadi. Tetapi, setelah penjelasan Gabriel, kita melihat justru tekad dan keberserahan Maria untuk menerima kehendak dan rencana Allah yang disampaikan melalui Gabriel (ayat melahirkan+anak+pertama+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">38). Teladan yang kita dapatkan dari Maria adalah, kerelaannya untuk mempercayakan perjalanan hidupnya kepada rencana Allah, betapapun drastisnya rencana itu menyebabkan perubahan dalam hidupnya.

Renungkan:
Teladanilah Maria yang dalam tiap situasi apa pun—meski sulit, berkata: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut kehendak-Nya"

(0.81) (Luk 22:47) (sh: Membalas kejahatan dengan kasih (Minggu, 4 April 2004))
Membalas kejahatan dengan kasih

Ketika Yesus ditangkap terjadi beberapa hal yang tidak menyenangkan. Pertama, salah seorang murid Yesus yang sudah beberapa tahun bersama-Nya adalah pelaku penangkapan. Yudas memimpin orang-orang untuk menangkap Yesus. Orang-orang bersama Yudas tidak begitu mengenal wajah Yesus. Bagaimana caranya menangkap Yesus? Yudas memberi tanda kepada rombongannya bahwa orang yang diciumnya adalah Yesus (ayat melahirkan+anak+pertama+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">47). Ciuman penghianatan. Yesus menegur tindakan Yudas 'Hai Yudas, dengan ciumankah engkau menyerahkan Anak Manusia?' (ayat melahirkan+anak+pertama+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">48).

Kedua, murid-murid membela Yesus. Ketika melihat rombongan yang menyertai Yudas, murid-murid bereaksi dengan keras. Ini reaksi wajar untuk membela guru yang hendak ditangkap. Mereka sempat memotong telinga hamba imam besar (ayat melahirkan+anak+pertama+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">50). Bentuk pembelaan demikian ditolak Yesus dengan tegas (ayat melahirkan+anak+pertama+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">51). Yesus bahkan menyembuhkan telinga yang putus tersebut. Hal ini membuktikan bahwa Yesus tetap berkuasa atas keadaan dan situasi. Yesus tidak larut ditelan keadaan.

Di tengah suasana yang tidak menyenangkan bahkan cenderung merupakan tindakan kekerasan, Yesus justru menyatakan kasih-Nya. Demikian juga kita sebagai murid-murid Tuhan yang hidup di masa kini, prinsip untuk membalas kejahatan dengan kasih tetap berlaku bagi kita dan bagi umat Tuhan di sepanjang abad.

Renungkan: Perbuatan yang tidak menyenangkan yang kita alami dalam hidup merupakan kesempatan untuk mendemonstrasikan kasih.

(0.80) (Luk 24:50) (full: IA ... MEMBERKATI MEREKA. )

Nas : Luk 24:50

Berkat Allah atas kehidupan para pengikut-Nya perlu sekali. Alkitab mengajarkan beberapa hal mengenai berkat Allah:

  1. 1) Kata "berkat" (Yun. _eulogia_) berarti:
    1. (a) suatu karunia ilahi yang menyebabkan pekerjaan kita berhasil (Ul 28:12);
    2. (b) kehadiran Allah bersama kita (Kej 26:3);
    3. (c) pemberian Allah berupa kekuatan, kuasa, dan pertolongan (Ef 3:16; Kol 1:11); dan
    4. (d) pekerjaan Allah di dalam dan melalui kita untuk menghasilkan kebaikan (Fili 2:13).
  2. 2) Di dalam PL, kata-kata yang berkaitan dengan "berkat" terdapat lebih dari 400 kali. Hal pertama yang Allah lakukan dalam hubungan-Nya dengan umat manusia adalah memberkati mereka (Kej 1:28). Allah juga memelihara pekerjaan-Nya dengan memberkatinya (Yeh 34:26). Kehidupan dan sejarah umat Allah berada di bawah pemberlakuan berkat dan kutuk (Ul 11:26, dst).
  3. 3) Di dalam PB, seluruh pekerjaan Kristus dapat disimpulkan dengan pernyataan bahwa Allah telah "mengutus-Nya kepada kamu, supaya Ia memberkati kamu" (Kis 3:26). Kita melihat berkat-Nya diberikan kepada anak-anak (Mr 10:13-16) dan kepada para pengikut-Nya sementara Ia diangkat dari bumi (ayat Luk 24:50-51). Demikian juga, berkat telah memainkan peranan yang penting dalam pelayanan para rasul (Rom 15:29).
  4. 4) Berkat Allah itu bersyarat. Umat Allah harus memilih berkat karena ketaatan atau kutuk karena ketidaktaatan (Ul 30:15-18; Yer 17:5,7).
  5. 5) Bagaimanakah kita menerima berkat Tuhan? Tiga hal yang dituntut:
    1. (a) Kita harus senantiasa mengharapkan dari Yesus berkat-Nya atas pelayanan, pekerjaan, dan keluarga kita (Ibr 12:2).
    2. (b) Kita harus percaya, mengasihi, dan taat kepada-Nya (bd. Mat 5:3-11; 24:45-46; Wahy 1:3; 16:15; 22:7).
    3. (c) Kita harus menyingkirkan segala hal dari kehidupan kita yang akan merintangi berkat (Rom 13:12; Ef 4:22; Ibr 12:1).
  6. 6) "Berkat" Allah tidak boleh disamakan dengan keuntungan materiel perorangan atau ketiadaan penderitaan dalam kehidupan kita (lih. Ibr 11:37-39; Wahy 2:8-10).


TIP #34: Tip apa yang ingin Anda lihat di sini? Beritahu kami dengan klik "Laporan Masalah/Saran" di bagian bawah halaman. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA