Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 41 - 46 dari 46 ayat untuk ketidakbenaran (0.000 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.25) (1Raj 2:28) (sh: Melek hukum, syarat utama untuk tegas (Jumat, 28 Januari 2000))
Melek hukum, syarat utama untuk tegas

Di samping faktor perasaan, emosi, dan rasa sungkan, ada satu faktor penting lainnya yang seringkali membuat kita tidak bertindak tegas, yaitu tidak paham hukum. Ini seringkali hanya menjadi alasan yang dibuat-buat, namun tidak sedikit yang benar-benar tidak tahu hakikat permasalahan yang dihadapi di dalam terang hukum yang berlaku.

Sekali lagi tindakan tegas Salomo terhadap Yoab dan Simei memberikan teladan yang sangat indah. Tindakan tegasnya berdasarkan pemahaman yang benar dan akurat akan hukum yang berlaku. Dalam usaha menyelamatkan dirinya, Yoab meniru apa yang pernah dilakukan Adonia, yaitu memegang tanduk-tanduk mezbah, namun tindakan itu tidak dapat dibenarkan -- menyelamatkan dia. Salomo tetap membunuhnya, semata-mata bukan karena ia bersekongkol dengan Adonia, tapi karena Yoab membunuh Abner dan Amasa. Menurut hukum Taurat, hukuman untuk pembunuhan secara sengaja adalah mati (Bil. 35:9-34).

Dalam kasus Simei, kita juga dapat melihat kecerdikan dan penguasaan hukum yang hebat dari Salomo. Pada masa Daud, Simei tidak dapat dihukum mati karena janji Daud (2Sam. 16:5-13). Namun jika ia tidak disingkirkan, ini sama dengan menyimpan bom waktu. Di samping itu saudara-saudaranya pernah memberontak terhadap Daud di bawah pimpinan Sheba (2Sam. 20). Hukuman awal bagi Simei adalah dipaksa bersumpah untuk tidak menyeberangi sungai Kidron agar ia tidak dapat bersengkongkol dengan saudara-saudaranya. Pada masa itu, melanggar sumpah berarti mati. Itulah yang terjadi pada Simei. Salomo tegas namun tidak gegabah. Ia mau menunggu saat yang tepat untuk bertindak berdasarkan hukum, sehingga permasalahan yang ia hadapi dapat diselesaikan secara tuntas tanpa berdampak negatif terhadap masyarakat.

Renungkan: Di kalangan Kristen, seringkali ada kesan alergi atau malas untuk memahami berbagai hukum, undang-undang, dan peraturan yang berlaku di negara kita. Akibatnya kita menjadi lemah dan bersikap kompromi terhadap ketidakbenaran. Atau kita akan menjadi mangsa empuk bagi mereka yang paham hukum dan mempermainkannya demi keuntungan pribadi. Berapa banyak hukum, undang-undang, dan peraturan-peraturan di negara kita yang kita kenal dan pahami? Pemahaman akan membekali kita untuk bersikap tegas, bijaksana, dan tepat.

(0.25) (Luk 6:20) (sh: Miskin tetapi kaya (Minggu, 9 Januari 2000))
Miskin tetapi kaya

Sepanjang sejarah pemberitaan Injil di daerah-daerah terpencil atau pedalaman, lebih banyak memaparkan dukacita, penderitaan, dan pergumulan para misionaris, yang telah menyerahkan seluruh hidup bahkan keluarganya bagi pekerjaan Tuhan. Ada di antaranya yang mengalami penolakan dari penduduk setempat, bahkan ancaman pembunuhan, atau ada juga yang anggota keluarganya terancam keselamatannya. Kehidupan mereka pun seringkali tidak terjamin, karena tidak memiliki sedikit pun uang untuk mencukupi kebutuhan pribadi dan keluarganya. Contohnya: John Williams yang ber-PI di Tiongkok bagian utara, Kyai Sadrakh di tanah Sunda, Pdt. Nommensen di tanah Batak, dan masih banyak lagi, telah memberikan hidupnya bagi pemberitaan Injil, walaupun mereka harus mengalami segala risiko. Kemiskinan tidak membuat mereka miskin rohani, justru mereka mengalami kekayaan rohani melalui pengalamannya bersandar kepada kuasa dan kasih Tuhan.

Yesus mengkontraskan: miskin-kaya, lapar-kenyang, menangis -- tertawa, dan dibenci-dipuji. Sungguh di luar kebiasaan, Yesus mengatakan bahwa apa yang dianggap dunia menderita, itulah yang membahagiakan, sebaliknya apa yang dianggap dunia membahagiakan, itulah yang mencelakakan. Mengapa demikian? Pengertiannya adalah bahwa bukan ukuran yang penting, tetapi alasan pengalaman ini. Demi siapakah mereka mengalami semuanya itu, demi diri sendiri ataukah demi Dia yang telah memanggil mereka untuk melayani-Nya? Kepastian kebahagiaan akan dialami oleh mereka, bila karena Dia mereka harus menanggalkan segala kekayaan, kepuasan perut, kesenangan duniawi, dan pujian manusia.

Renungkan: Menjadi murid-Nya berarti siap hidup meneladan Guru Agung kita, yakni Yesus Kristus. Mungkin kita harus kehilangan pekerjaan tetap atau sumber kakayaan yang menjadi hidup kita selama ini. Mungkin kita akan mengalami kelaparan. Mungkin kita akan menangis karena berbagai pergumulan, ketidakbenaran, atau ketidakadilan. Mungkin kita akan dibenci orang-orang yang menantang iman kita. Semuanya ini tidak menjadikan kita hidup bahagia secara lahiriah. Namun motivasi yang murni dan kesetiaan kita pada panggilan-Nya akan menuntun kita pada kebahagiaan yang sejati, yang tidak dapat digantikan dengan materi, makanan, kesenangan duniawi, dan pujian. Lebih berharga hidup kita, bila kita miskin tetapi kaya daripada sebaliknya kaya tetapi miskin,

(0.21) (Mat 23:13) (full: CELAKALAH KAMU ... ORANG-ORANG FARISI. )

Nas : Mat 23:13

Kata-kata Yesus dalam pasal Mat 23:1-39 ini merupakan kecaman-Nya yang paling pedas. Perkataan-Nya ditujukan kepada para pemimpin agama dan guru palsu yang telah menolak setidak-tidaknya sebagian dari Firman Allah dan menggantikannya dengan gagasan dan penafsiran mereka sendiri (ayat Mat 23:23,28; 15:3,6-9; Mr 7:6-9).

  1. 1) Sikap Yesus dalam hal ini perlu diperhatikan. Itu bukanlah sikap yang bertoleransi, serta membolehkan, dan ramah dari seorang yang tidak peduli tentang kesetiaan terhadap Allah dan sabda-Nya. Yesus bukanlah seorang pengkhotbah yang lemah yang membiarkan dosa. Karena Ia setia terhadap panggilan-Nya, maka Ia murka terhadap kejahatan (bd. Mat 21:12-17; Yoh 2:13-16) dan mengutuk dosa dan ketidakbenaran di kalangan para pemimpin agama (ayat Mat 23:23,25).
  2. 2) Begitu besar kasih Yesus akan Alkitab yang terilhamkan sebagai firman Bapa-Nya, dan perhatian-Nya terhadap orang yang akan binasa karena Firman itu diputarbalikkan (lih. Mat 15:2-3; 18:6-7; Mat 23:13,15), menyebabkan Dia menggunakan kata-kata seperti "orang munafik" (ayat Mat 23:15), "orang neraka" (ayat Mat 23:15), "pemimpin-pemimpin buta" (ayat Mat 23:16), "orang bodoh" (ayat Mat 23:17), "penuh rampasan dan kerakusan" (ayat Mat 23:25), "kuburan yang dilabur putih ... yang sebelah dalamnya penuh ... pelbagai jenis kotoran" (ayat Mat 23:27), "penuh ... kedurjanaan" (ayat Mat 23:28), "ular-ular," "keturunan ular beludak" (ayat Mat 23:33) dan "pembunuh" (ayat Mat 23:34). Kata-kata ini, sekalipun keras dan menghukum, namun diucapkan dengan hati yang hancur (ayat Mat 23:37) oleh Dia yang akan mati karena mereka yang dikecam-Nya itu (bd. Yoh 3:16; Rom 5:6,8).
  3. 3) Yesus menggambarkan watak guru-guru dan pengkhotbah palsu sebagai orang yang berusaha untuk menjadi orang populer, orang penting, dan diperhatikan oleh orang lain (ayat Mat 23:5), senang menerima penghormatan (ayat Mat 23:6) dan berbagai gelar (ayat Mat 23:7), namun mereka mencegah orang masuk sorga karena injil mereka yang diputarbalikkan (ayat Mat 23:13;

    lihat art. GURU-GURU PALSU).

    Mereka merupakan orang beragama yang profesional yang tampaknya rohani dan saleh, tetapi sebenarnya orang berdosa (ayat Mat 23:14,25-27). Mereka menyanjung para pemimpin rohani yang saleh dari masa lampau, namun tidak mengikuti perbuatan atau pengabdian mereka kepada Allah, Firman-Nya dan kebenaran (ayat Mat 23:29-30).
  4. 4) Alkitab mengingatkan orang percaya untuk waspada terhadap para pemimpin agama yang palsu semacam itu (Mat 7:15; 24:11), memandang mereka sebagai orang yang tidak percaya

    (lihat cat. --> Gal 1:9)

    [atau ref. Gal 1:9]

    sehingga menolak untuk mendukung pelayanan mereka atau bersekutu dengan mereka (2Yoh 1:9-11).
  5. 5) Orang di dalam gereja yang atas nama kasih, toleransi, dan persatuan, tidak mau mengambil sikap Yesus terhadap orang yang memutarbalikkan ajaran Kristus dan Alkitab (Mat 7:15; Gal 1:6-7; 2Yoh 1:9) sebenarnya ikut terlibat dalam perbuatan jahat para nabi dan guru palsu (2Yoh 1:10,11).
(0.21) (Luk 13:21) (full: RAGI. )

Nas : Luk 13:21

Di PL ragi biasanya dianggap sebagai lambang kehadiran kejahatan atau kenajisan; ia mengkhamirkan, menghancurkan dan merusakkan

(lihat cat. --> Kel 12:19;

[atau ref. Kel 12:19]

Kel 13:6-8; Im 2:11; 6:17; Ul 16:3-4; Am 4:4-5;

lihat cat. --> Kel 13:7).

[atau ref. Kel 13:7]

Dalam PB, ragi melambangkan pengajaran palsu dan doktrin-doktrin jahat golongan Farisi, Saduki (Luk 16:12) dan golongan Herodes (Mr 8:15). Dalam 1Kor 5:6-8 ragi dianggap oleh Paulus sebagai lambang "keburukan dan kejahatan", sedangkan ketiadaan ragi melambangkan "kemurnian dan kebenaran" (bd. Gal 5:9). Sebab itu, banyak orang mengerti bahwa perumpamaan ini menunjuk kepada kejahatan, doktrin yang salah dan ketidakbenaran yang tinggal dan menyebar semakin luas di dalam Kerajaan Allah yang kelihatan.

  1. 1) Ragi kejahatan ini akan menyebar ke seluruh bagian pekerjaan Allah. Ini ditemukan dalam:
    1. (a) Modernisme, teologi liberal, dan teologi pembebasan, yang menyanjung gagasan manusia di atas kekuasaan Alkitab (bd. Mat 22:23,29);
    2. (b) keduniawian dan kedursilaan dalam gereja (bd. 1Kor 5:1-2; Wahy 2:1-3:22);
    3. (c) hal mencari kedudukan dan kekuasaan di dalam gereja yang dilakukan oleh mereka yang lebih memperdulikan ambisinya sendiri daripada kehormatan Allah (bd. pasal Mat 23:1-39);
    4. (d) doktrin palsu (bd. Gal 1:9);
    5. (e) guru palsu (bd. Mat 24:11,24);
    6. (f) orang yang mengaku dirinya Kristen yang kelihatannya benar, tetapi sebenarnya tidak lahir baru (bd. Mat 23:1-39; Yud 1:12-19). Menjelang akhir zaman sekarang ini, kejahatan-kejahatan ini akan merembes ke dalam pekerjaan Allah di dalam gereja, denominasi, perguruan tinggi, dan seminari Kristen sampai Injil rasuli PB dan cara hidup yang benar menjadi lemah dan rusak secara besar-besaran (lih. Luk 18:8; Mat 24:10-12;

      lihat cat. --> Gal 1:9;

      [atau ref. Gal 1:9]

      2Tes 2:3;

      lihat cat. --> 1Tim 4:1;

      [atau ref. 1Tim 4:1]

      pasal Wahy 2:1-3:22;

      lihat art. KESENGSARAAN BESAR, dan

      lihat art. PENILIK JEMAAT DAN KEWAJIBANNYA).

  2. 2) Setiap orang Kristen harus berhati-hati agar ragi kejahatan itu tidak mempengaruhi kehidupannya. Rahasia kemenangan terletak pada sikap menjaga pandangan kita tetap tertuju kepada Yesus dalam iman (Tit 2:13; Ibr 12:2,15), memandang rendah hal-hal duniawi (Yak 1:27; 1Yoh 2:15-17), tinggal tetap di dalam Firman Allah (Yoh 15:7; Yak 1:21), menantikan kedatangan Kristus (Luk 12:35-40), terus-menerus mendengarkan suara Roh Kudus (Rom 8:12-14; Gal 5:16-18), siap menderita (1Pet 4:1-2), memerangi kejahatan (1Kor 10:6; 1Tes 5:15; 1Pet 3:11), membela Injil (Fili 1:17), dan mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah (Ef 6:11-18).
(0.21) (Yoh 16:8) (full: MENGINSAFKAN DUNIA. )

Nas : Yoh 16:8

Ketika Roh Kudus datang pada hari Pentakosta

(lihat cat. --> Yoh 16:7 di atas;

[atau ref. Yoh 16:7]

Kis 2:4) tugas utama-Nya yang berhubungan dengan pemberitaan Injil ialah menginsafkan. Istilah "menginsafkan" (Yun. _elencho_) berarti menyingkapkan, membuktikan ketidakbenaran, dan meyakinkan.

  1. 1) Pelayanan Roh Kudus untuk menginsafkan ini bekerja dalam tiga aspek.
    1. (a) Dosa. Roh Kudus akan menyatakan dosa dan ketidakpercayaan supaya membangkitkan kesadaran akan kesalahan dan perlunya pengampunan dosa. Keinsafan ini juga menerangkan akibat yang mengerikan jikalau orang berdosa terus berbuat dosa. Setelah diinsafkan ia harus memilih. Hal ini sering kali menghasilkan pertobatan yang sungguh-sungguh untuk berbalik kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat (Kis 2:37-38).
    2. (b) Kebenaran. Roh Kudus menginsafkan orang bahwa Yesus adalah Anak Allah yang benar, telah bangkit dari orang mati, dimuliakan oleh Allah dan kini Tuhan atas segala sesuatu. Roh Kudus menyadarkan orang akan patokan kebenaran Allah di dalam Kristus, menunjukkan apa dosa itu sebenarnya, serta memberi kuasa untuk mengalahkan dunia (Kis 3:12-16; 7:51-60; 17:31; 1Pet 3:18).
    3. (c) Penghakiman. Roh Kudus juga menginsafkan orang bahwa Iblis sudah dikalahkan di atas kayu salib (Yoh 12:31; 16:11), penghakiman Allah atas dunia saat ini (Rom 1:18-32) serta penghakiman seluruh umat manusia di masa depan (Mat 16:27; Kis 17:31; 24:25; Rom 14:10; 1Kor 6:2; 2Kor 5:10; Yud 1:14).
  2. 2) Karya Roh Kudus untuk menginsafkan orang akan dosa, kebenaran, dan penghakiman akan dinyatakan di dalam semua orang yang dibaptiskan dalam Roh Kudus dan menjadi orang percaya yang sungguh-sungguh dipenuhi dengan Roh Kudus. Kristus, ketika dipenuhi dengan Roh (Luk 4:1), bersaksi kepada dunia bahwa "pekerjaan-pekerjaannya jahat" (lih. Yoh 7:7; Yoh 15:18) dan mengundang orang untuk bertobat (Mat 4:17). Yohanes Pembaptis, "penuh dengan Roh Kudus" sejak lahir

    (lihat cat. --> Luk 1:15)

    [atau ref. Luk 1:15]

    menyingkapkan dosa umat Yahudi dan memerintahkan mereka untuk mengubah cara hidupnya

    (lihat cat. --> Mat 11:7;

    [atau ref. Mat 11:7]

    Luk 3:1-20). Petrus, "penuh dengan Roh Kudus" (Kis 2:4) menginsafkan 3000 orang berdosa dan mengajak mereka untuk bertobat dan menerima pengampunan dosa (Kis 2:37-41).
  3. 3) Jelaslah, setiap pengkhotbah atau gereja yang tidak menyingkapkan dosa di depan umum dan menuntut pertobatan dan kebenaran alkitabiah bukan dipimpin oleh Roh Kudus. 1Kor 14:24-25 dengan jelas menyatakan bahwa kehadiran Allah di dalam suatu jemaat dikenali dengan penyingkapan dosa orang yang belum percaya (yaitu, rahasia hati mereka) yang diikuti dengan keinsafan untuk bertobat dan menerima keselamatan.


TIP #01: Selamat Datang di Antarmuka dan Sistem Belajar Alkitab SABDA™!! [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA