Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 161 - 180 dari 218 ayat untuk yang melayani AND book:[40 TO 66] (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.36) (Kis 17:1) (sh: Risiko memberitakan kebenaran (Minggu, 29 Mei 2005))
Risiko memberitakan kebenaran


Kebenaran selalu memperhadapkan orang pada dua pilihan. Menerima dan mengalami transformasi hidup atau menolak dan tetap dibelenggu dosa. Demikian juga, orang yang memberitakan kebenaran selalu menghadapi risiko yaitu ditolak, dibenci, bahkan dibunuh.

Hal yang sama terjadi dengan Paulus ketika melayani di Tesalonika. Dengan berani Paulus memberitakan Injil kepada orang-orang Yahudi maupun orang-orang Yunani yang hadir di rumah sembahyang Yahudi. Dengan merujuk kepada Perjanjian Lama, kitab suci orang Yahudi, Paulus menjelaskan kebenaran Injil bahwa Kristus harus menderita dan mati, kemudian bangkit (ayat yang+melayani+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">3). Pemaparan kebenaran yang begitu gamblang membawa pendengar Yahudi kepada pertobatan. Banyak orang nonyahudi pun yang menjadi percaya pada Tuhan Yesus sebagai Juru selamat mereka (ayat yang+melayani+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">4). Sayang sekali, tidak semua orang Yahudi dapat menerima bahwa orang-orang kafir juga mendapatkan anugerah keselamatan yang sama dengan mereka. Oleh sebab itu, orang-orang Yahudi ini memfitnah Paulus sebagai pengacau dan pemberontak terhadap hukum Roma dengan mengembus-embuskan isu politik. Kemudian mereka menghasut penduduk Kota Tesalonika untuk melawan Paulus dan kawan-kawannya (ayat yang+melayani+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">5-7). Sikap ini membuktikan penolakan mereka terhadap kebenaran tentang Tuhan Yesus.

Pada masa kini pun penolakan terhadap kebenaran masih terus berlanjut. Gereja yang setia memberitakan Injil harus selalu siap untuk ditolak, dibenci, dan bahkan dianiaya. Akan tetapi, kita tidak perlu berkecil hati karena di pihak lain akan selalu ada orang-orang yang oleh pekerjaan Roh Kudus hatinya terbuka untuk menerima kebenaran dan diselamatkan.

Doakan: Bagi para pengabar Injil dan gereja-gereja yang menghadapi aniaya oleh karena pemberitaan Injil yang mereka lakukan, supaya Tuhan memberikan kekuatan sehingga mereka tidak undur.

(0.36) (Kis 20:13) (sh: Cuti hamba Tuhan (Senin, 26 Juni 2000))
Cuti hamba Tuhan

Susahnya menjadi seorang pendeta adalah majikannya terlalu banyak karena seluruh jemaat merasa mempunyai hak untuk meminta waktu dan pelayanannya. Fakta ini menyebabkan jam kerja seorang pendeta menjadi 36 jam/hari. Bahkan waktu liburnya pun yang biasanya jatuh pada hari Senin seringkali harus dikorbankan, karena ada jemaat yang membutuhkan pelayanannya. Mengapa seorang pendeta begitu sibuk? Apakah beban pekerjaannya terlalu banyak? Ataukah ada semacam konsep yang diyakini oleh jemaat bahwa seorang pendeta harus selalu melayani, selalu siap berkorban, dan tidak boleh mempunyai waktu untuk kepentingan pribadi?

Perjalanan Paulus dari Troas ke Miletus menggambarkan bahwa menikmati kesendirian dan kebersamaan dengan teman-teman sepelayanan di dalam sebuah perjalanan; dan merindukan untuk merayakan sebuah hari raya Kristen bersama sesama rasul jauh dari tugas dan kewajiban pelayanan untuk satu waktu tertentu; adalah hak seorang hamba Tuhan yang mempunyai hidup pribadi dan membutuhkan waktu istirahat. Dalam perjalanan dari Troas ke Miletus, tidak satu pun pelayanan yang dilakukan oleh Paulus dan timnya kecuali pertemuan dengan tua-tua Efesus. Paulus menempuh perjalanan dari Troas ke Asos (30 km) dengan berjalan kaki, sehingga Paulus mempunyai waktu untuk menikmati kesendiriannya, dimana ia mempunyai kesempatan untuk melakukan refleksi dan kontemplasi atas hidupnya. Dua kegiatan ini penting agar ia selalu memfokuskan kehidupannya kepada panggilan-Nya.

Selain kesendirian, Paulus juga menikmati kebersamaan secara informal dengan anggota tim pelayanannya selama beberapa hari dalam perjalanan laut dari Asos menuju ke Miletus. Maka terciptalah kesatuan dan kesehatian yang semakin kokoh di dalam tim pelayanan mereka. Yang terakhir, Paulus pun perlu mengikuti dan menikmati ibadah pada hari raya Pentakosta. Kalau pun dipaparkan bahwa Paulus mengatur pertemuan dengan tua-tua Efesus, semata-mata timbul karena kasih dan perhatian seorang gembala kepada jemaatnya yang begitu meluap. Paulus menyadari itu sehingga ia pun tidak mau singgah di Efesus.

Renungkan: Perhatikan kehidupan pribadi pendeta atau gembala sidang di gereja Anda. Apa yang dapat Anda lakukan agar pendeta Anda dapat menikmati apa yang dinikmati oleh Paulus?

(0.36) (Mat 3:13) (sh: Diteguhkan melalui baptisan (Rabu, 29 Desember 2004))
Diteguhkan melalui baptisan

Apa makna sakramen baptisan dalam tradisi orang Yahudi zaman Yesus? Zaman itu, menerima baptisan adalah tanda orang bersedia meninggalkan dosa-dosanya dan bertobat kepada Tuhan.

Untuk apa Tuhan Yesus dibaptis? Yohanes merasa tidak pantas membaptis Yesus. Yesus tidak berdosa. Ia tidak memerlukan pertobatan. Bahkan, sebelumnya Yohanes sudah memberitakan bahwa baptisan air yang ia lakukan itu menunjuk kepada baptisan Roh Kudus yang akan Yesus berikan kepada orang yang sungguh bertobat (ayat yang+melayani+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">11).

Mengapa Yesus meminta Yohanes membaptis diri-Nya? Pertama, sebagai tanda pengidentifikasian-Nya dengan orang berdosa. Yesus tidak berdosa tetapi Ia datang untuk menjadi Juruselamat orang berdosa. Untuk itu Ia perlu menempatkan diri-Nya di posisi orang berdosa. Ia dibaptis untuk mewakili orang berdosa (ayat yang+melayani+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">15). Sebagai bukti bahwa Ia telah menjadi sama dengan manusia lainnya, kita melihat perikop sesudah ini Yesus bisa dicobai (ayat yang+melayani+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">4:1-11). Kedua, pembaptisan Yesus merupakan peneguhan diri-Nya dari Allah Tritunggal bahwa Dialah Yang Diperkenan Bapa, "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan" (ayat yang+melayani+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">16b). Dialah Yang Diurapi Roh untuk melaksanakan misi penebusan (ayat yang+melayani+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">16a). Bagi Tuhan Yesus peneguhan itu penting karena Ia sadar pelayanan-Nya sebagai Juruselamat manusia bukan pelayanan biasa. Pelayanan itu adalah pelayanan yang menuntut pengorbanan hidup-Nya. Ia harus mati agar umat manusia memperoleh hidup. Oleh sebab itu perkenan Allah dan pengurapan Roh menjadi kekuatan bagi Yesus memulai pelayanan-Nya.

Melalui baptisan Tuhan Yesus, kita beroleh jaminan sekaligus teladan. Jaminan bahwa Yesus sungguh datang dari Allah dan telah menyetarakan diri dengan manusia agar dapat menjadi Juruselamat yang sejati. Teladan bahwa kita memiliki Tuhan yang taat kepada Allah dan karena itu kita pun harus taat.

Renungkan: Tuhan tidak membiarkan anak-anak-Nya melayani sendirian. Dia menyertai dan Roh-Nya mengurapi kita supaya kita kuat, setia, dan berhasil.

(0.36) (Mat 19:1) (sh: Menikah atau selibat? (Kamis, 17 Februari 2005))
Menikah atau selibat?

Pertanyaan jebakan orang Farisi kepada Yesus menyiratkan bahwa perceraian telah juga menjadi suatu dilema pada masa itu (ayat yang+melayani+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">3). Di antara masyarakat Yahudi ada yang menyetujui perceraian karena Musa, nabi besar Israel, mengizinkannya (ayat yang+melayani+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">7). Lalu, bagaimana pandangan Tuhan Yesus tentang perceraian? Pertama, jawaban Tuhan Yesus menyiratkan ketidaksetujuan atas dasar tujuan Allah menciptakan laki-laki dan perempuan. Juga Ia menekankan bahwa Allah merestui adanya lembaga pernikahan (ayat yang+melayani+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">5-7). Kedua, Tuhan Yesus menyatakan bahwa suami atau istri yang telah bercerai kemudian menikah kembali dianggap telah melakukan perzinaan (ayat yang+melayani+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">9). Hanya pernikahan kedua kali karena alasan kematian salah satu pasangan yang diperbolehkan.

Bagi murid-murid, syarat Tuhan Yesus itu terlalu berat, sehingga kemungkinan selibat pun terpikirkan (ayat yang+melayani+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">10). Selibat berarti tidak menikah yang disebabkan beragam motivasi, seperti: ingin melayani Tuhan, pernah merasakan patah hati, takut terhadap perceraian, dsb. Tuhan Yesus mengingatkan bahwa hidup selibat itu hanya berlaku bagi sebagian orang saja, yakni mereka yang dikaruniai (ayat yang+melayani+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">11-12). Konsep Kristen tentang pernikahan jelas, yaitu apa yang telah dipersatukan oleh Allah tidak bisa dipisahkan oleh manusia, hanya kematianlah yang menceraikan suami-istri.

Itulah sebabnya, orang Kristen tidak boleh gegabah memilih pasangan hidup. Pertimbangan duniawi harus kita singkirkan. Pertimbangan lahiriah, material dlsb. jangan menjadi prioritas. Pertimbangkan juga segi kesamaan iman dalam Yesus Kristus, kedewasaan iman dan kesamaan visi kehidupan. Menikah atau selibat adalah pilihan. Keduanya mengandung resiko yang berbeda. Menikah berarti siap membagi waktu, kepentingan, prioritas dan diri kita dengan keluarga.

Ingatlah: Pernikahan adalah komitmen bersatu dalam Tuhan. Perceraian bagaikan pisau yang mencabik kesatuan nikah di hadapan Tuhan.

(0.36) (Mat 20:1) (sh: Semua karena anugerah Tuhan (Sabtu, 19 Februari 2005))
Semua karena anugerah Tuhan

Anda tahu lirik lagu Semua Karena Anugerah-Nya? Lirik lagu ini menekankan bahwa kita dipilih, dipanggil, dan dipakai Tuhan bukan karena kebaikan, kepandaian, kekayaan, kecantikan, dan kegagahan melainkan karena anugerah Tuhan.

Perumpamaan di perikop ini menceritakan tentang hubungan kerja antara penggarap kebun anggur dan pemiliknya sebagai gambaran prinsip anugerah Tuhan dalam Kerajaan Surga (ayat yang+melayani+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">1). Pemilik kebun anggur menjanjikan upah satu dinar per hari bagi penggarapnya dengan hitungan waktu dari matahari terbit sampai terbenam (ayat yang+melayani+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">2). Penambahan penggarap pada jam 9 pagi, 12 siang, 3 dan 5 sore untuk bekerja di kebun anggur, kemungkinan bukan karena kebun anggur itu terlalu luas untuk ditanami melainkan disebabkan banyaknya orang yang menganggur (ayat yang+melayani+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">3-8). Belas kasihanlah yang mendasari mengapa pemilik kebun anggur memerintahkan mereka untuk bekerja di kebunnya, bukan pertimbangan kecakapan ataupun pengalaman mereka dalam bekerja. Oleh karena itu, setelah jam kerja usai upah pun dibagikan dengan sistem "pukul rata." Muncullah rasa tidak puas di antara para penggarap kebun angggur, khususnya mereka yang telah bekerja sebelum jam 9 pagi (ayat yang+melayani+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">9-12). Adilkah perbuatan pemilik kebun anggur itu? Adil! Kepada penggarap yang terdahulu sudah ada kesepakatan upah. Sedangkan kepada penggarap-penggarap yang kemudian, pemilik kebun anggur menyatakan kemurahan hatinya (ayat yang+melayani+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">13-15). Apa yang Tuhan ingin ajarkan kepada umat-Nya, melalui perumpamaan ini?

Tidak seorang pun yang layak untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga. Hanya oleh anugerah Allah kita dihisabkan ke dalamnya. Oleh karena itu tidak pantas menuntut Allah untuk "membayar" kesetiaan, kerajinan, bahkan buah-buah pelayanan kita seakanakan kita berjasa bagi Dia.

Yang kulakukan: Aku akan menghargai anugerah keselamatan yang diberikan Tuhan itu dengan melayani Tuhan lebih sungguh lagi.

(0.36) (Mat 27:57) (sh: Tetap menolak atau makin mengasihi? (Sabtu, 26 Maret 2005))
Tetap menolak atau makin mengasihi?


Selama Yesus hidup dan melayani, sikap orang terhadap-Nya selalu terbagi dua. Di satu pihak, mereka yang menutup hati dan menolak Yesus. Di lain pihak, mereka yang membuka diri terhadap-Nya, sampai akhirnya menjadi pengikut Yesus. Dua macam sikap ini menjadi makin nyata pada peristiwa menjelang kematian Yesus sampai peristiwa sesudah Yesus mati dan bangkit.

Kelompok pertama diwakili oleh para pemimpin agama Yahudi. Mereka sudah "sukses" membunuh Yesus. Seharusnya mereka lega, saingan mereka sudah tiada. Namun, mereka meminta kepada Pilatus supaya kubur Yesus dijaga karena teringat nubuat Yesus tentang kebangkitan-Nya. Mereka takut akan pengaruh Tuhan Yesus yang begitu besar pada para pengikut-Nya (ayat yang+melayani+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">64). Mereka ingin memastikan bahwa Yesus dan pengaruh-Nya betul-betul sudah lenyap.

Berbeda sekali sikap tadi dengan sikap para pengikut Yesus. Yusuf, menurut catatan Lukas adalah seorang anggota mahkamah agama Yahudi yang tidak menyetujui tindakan mereka membunuh Yesus (Luk. 23:50-51). Dengan berani Yusuf meminta izin Pilatus untuk menguburkan jenazah Yesus di kubur miliknya sendiri (ayat 57-60). Menurut hukum Romawi, kubur yang sudah dipakai untuk penjahat, tidak boleh digunakan lagi. Tindakannya memberikan kuburnya dan permohonannya untuk menguburkan Yesus adalah persembahan yang sangat mahal dan tindakan kasih yang sangat berani. Para wanita yang hadir di depan kubur itu menyatakan kesedihan dan hormat mereka kepada Yesus (ayat 61).

Memang hidup dan karya penyelamatan Yesus menuntut orang untuk menentukan sikap terhadap-Nya. Terhadap Yesus tidak mungkin orang mengambil sikap netral. Entah orang akan tetap menutup diri dan akhirnya jadi pembenci Yesus, atau orang akan berani menunjukkan iman dan kasih-Nya kepada Yesus meski harus berkorban.

Renungkan: Lebih beranikah Anda kini menyatakan kasih kepada Dia yang telah berkorban bagi Anda, atau sebaliknya?

(0.36) (Luk 13:22) (sh: Waktu penyelamatan yang sempit (Selasa, 2 Maret 2004))
Waktu penyelamatan yang sempit

"Orang modern terkenal dengan kesibukan dan jadwal yang padat. Sampai-sampai mereka tidak memiliki waktu untuk menunda pekerjaan. Akan tetapi, untuk hal rohani, justru kebalikannya". Apakah pernyataan ini dapat dibenarkan? Inilah tantangan buat kita, orang-orang Kristen yang hidup pada zaman modern sekarang ini. Kesempatan untuk mendapatkan keselamatan tidak selalu ada, dan kita juga tidak mengetahui kapan kesempatan itu berakhir.

Atas pertanyaan mengenai jumlah orang yang diselamatkan, Yesus menjawab justru dengan menyingkapkan urgensi waktu. Pintu sempit menyebabkan orang harus berjuang dan berdesak-desakan dengan orang lain untuk memasukinya. Jangan menunda-nunda mengambil keputusan.

Sikap menunda orang Yahudi disebabkan oleh keyakinan bahwa mereka sudah pasti akan masuk Kerajaan Allah, sehingga tidak merasa urgensinya untuk mengambil keputusan. Padahal, Yesus berkata, "Aku tidak tahu dari mana kamu datang." Mereka tidak dikenal Yesus oleh karena mereka tidak memilih untuk mengenal Dia. Oleh sebab itu banyak kejutan akan terjadi. Orang yang menyangka akan masuk ke Kerajaan Allah justru ditolak, sedangkan orang-orang yang mereka cap kafir tetapi memiliki Yesus akan menikmatinya bersama dengan para orang saleh Perjanjian Lama (ayat yang+melayani+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">28-30).

Yesus sendiri menyadari urgensi di dalam pelayanan-Nya. Ia berkata, hari ini dan esok adalah untuk melayani, karena hari ketiga Dia harus mati untuk menyelamatkan umat manusia (ayat yang+melayani+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">32-33). Yesus menangisi Yerusalem yang menolak untuk menerima dan percaya kepada-Nya. Maka mereka hanya akan menyaksikan peristiwa salib tanpa dapat menikmati khasiatnya.

Untuk dilakukan: Bila Anda belum atau tidak merasa perlu mengambil keputusan mengenai keselamatan Anda, sekaranglah saat yang tepat.

(0.36) (Kol 1:21) (sh: Pemberita firman Allah (Sabtu, 17 April 2004))
Pemberita firman Allah

Perbuatan kita sehari-hari adalah cetusan dari apa yang ada dalam pikiran dan hati kita. Karena itu kita perlu mengisi hati dan pikiran kita dengan firman Tuhan. Firman Tuhan yang diresapi dan tertanam dalam hati kita akan menghasilkan perbuatan baik, dan buah Roh. Rencana Allah bagi kita adalah mendamaikan kita dengan diri-Nya oleh darah Kristus supaya kita suci masuk menghadap Dia dalam hadirat-Nya.

Rasul Paulus adalah hamba atau pelayan Kristus yang membaktikan seluruh kehidupannya bagi Tuhan Juruselamatnya. Ia mengasihi Kristus dengan memberikan seluruh dirinya. Penderitaan dari pihak penentang yang tidak percaya Injil, ditanggungnya. Ia tidak peduli dengan penderitaan yang dialaminya asalkan orang-orang mengenal dan percaya kepada Kristus, tetap beriman teguh dan menjadi dewasa rohani. Bila keadaan rohani jemaat seperti itu, ia bersukacita walaupun harus menderita. Penderitaan yang dialami tubuh Rasul Paulus oleh pecut dan pukulan tidak berkaitan langsung dengan dirinya sendiri melainkan dengan jemaat Kristus. Dengan kata lain, ia menanggung penderitaan dari pihak dunia karena ia melayani jemaat Kristus (ayat yang+melayani+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">24).

Atas kehendak Tuhan, Paulus memberitakan firman-Nya kepada jemaat Kolose. Ia adalah orang yang dipercaya Tuhan untuk menyampaikan firman-Nya (ayat yang+melayani+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">25). Rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad dari generasi ke generasi itu ialah Kristus. Kepada mereka yang sudah menerima Kristus, Paulus mengajarkan firman Tuhan dengan tujuan supaya setiap pengikut Kristus menjadi dewasa secara rohani (ayat yang+melayani+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">26-28). Rasul Paulus berusaha mendewasakan kerohanian jemaat Kolose bukan dengan kekuatan sendiri, tetapi mengandalkan kuasa Tuhan (ayat yang+melayani+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">29).

Ingat: Meski menderita karena Kristus, aku tetap akan menjadi pemberita firman Allah dalam seluruh hidupku dan dengan kuat kuasa-Nya.

(0.36) (1Tes 2:13) (sh: Menerima dan menghambat Injil (Sabtu, 25 Oktober 2003))
Menerima dan menghambat Injil

Jemaat Tesalonika menerima Injil bukan sebagai perkataan manusia, tetapi sebagai firman yang datang dari Allah. Sebaliknya, orang- orang Yahudi, bukan saja menolak firman Allah bagi diri mereka, tetapi menentang dan menghambat sekuat tenaga tersebarnya Injil bagi orang lain.

Orang-orang Yahudi yang disebutkan oleh rasul Paulus bukan hanya telah membunuh Tuhan Yesus dan para nabi, tetapi juga menganiaya para rasul dan pemberita Injil. Bahkan mereka juga berupaya untuk menghalang-halangi bangsa-bangsa nonyahudi sehingga tidak mendengar berita Injil. Sikap yang mereka lakukan agar rencana tersebut terlaksana adalah dengan: [1] tidak peduli dengan apa yang berkenan kepada Tuhan (ayat yang+melayani+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">15); [2] mereka tidak ingin orang lain mendengar apalagi menerima keselamatan (ayat yang+melayani+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">16a). Tindakan mereka ini mengindikasikan kepada kita bahwa mungkin sekali mereka merasa bahwa: pertama, hanya merekalah yang berhak atas firman dan mengajarkan firman. Kedua, mereka merasa bahwa diri mereka adalah penuntun, pendidik dan pengajar yang handal (Rm. 2:19-20). Namun menurut Paulus sikap seperti itu akan membuat mereka menerima hukuman-Nya (ayat yang+melayani+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">16b).

Melalui penjelasan Paulus ini, sepatutnyalah kita menaikkan syukur kepada Tuhan, karena ada orang-orang seperti Paulus yang memiliki kasih yang sejati untuk melayani jemaat dan memiliki ketulusan mengajarkan kebenaran kepada jemaat. Jadi kita, sebagai orang- orang Kristen yang hidup di zaman ini, tidak usah terlalu kuatir dengan penindasan dari luar. Karena sama seperti orang-orang Yahudi itu akan dihukum oleh Tuhan, demikian juga Tuhan berdaulat atas pembenci-pembenci umat Tuhan.

Renungkan: Penindasan sekeras apapun tidak dapat menghambat pemberitaan Injil dan mematikan jemaat Tuhan, karena Tuhan berdaulat memampukan para hamba-Nya tetap setia.

(0.36) (1Ptr 1:16) (full: KUDUSLAH KAMU. )

Nas : 1Pet 1:16

Allah itu kudus, dan apa yang berlaku bagi Allah juga harus berlaku bagi umat-Nya. Kekudusan mengandung pengertian terpisah dari cara-cara fasik dunia dan dipisahkan untuk mengasihi, melayani, dan menyembah Allah (lih. Im 11:44). Kekudusan adalah sasaran dan maksud pemilihan kita di dalam Kristus (Ef 1:4); itu berarti menjadi serupa dengan Allah dan mengabdi kepada-Nya, sementara hidup untuk menyenangkan-Nya (Rom 12:1; Ef 1:4; 2:10; 1Yoh 3:2-3;

lihat cat. --> Ibr 12:14).

[atau ref. Ibr 12:14]

Kekudusan diperoleh melalui Roh Allah yang menyucikan jiwa kita dari dosa, memperbarui kita menjadi serupa dengan Kristus, dan memungkinkan kita melalui pemasukan kasih karunia untuk menaati Allah sesuai dengan Firman-Nya (Gal 5:16,22-23,25; Kol 3:10; Tit 3:5; 2Pet 1:9). Untuk pembahasan selanjutnya mengenai kekudusan sebagai gaya hidup

lihat art. PENGUDUSAN.

(0.36) (Mat 8:18) (sh: Setia belum tentu percaya, betulkah? (Minggu, 21 Januari 2001))
Setia belum tentu percaya, betulkah?

Mukjizat penyembuhan yang dilakukan Yesus menarik orang banyak menjadi pengikut-Nya. Namun kerinduan 2 orang yang ingin mengikuti Yesus dan reaksi murid- murid-Nya ketika mereka diserang angin ribut, mengajarkan kepada kita bahwa pengikut Kristus adalah orang-orang yang setia kepada-Nya dan berani menembus badai bersama-Nya.

Seorang ahli Taurat menyatakan keinginannya mengikut Yesus kemana pun Ia pergi. Ketika Yesus mengatakan bahwa Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya, ia mengurungkan niatnya, sebab ia tidak rela hidup seperti Yesus dimana pengharapannya tidak terletak pada apa yang diberikan dunia. Kedua, pemuda yang mohon izin terlebih dahulu untuk menguburkan ayahnya, baru mengikut-Nya. Dalam ajaran Yudaisme, jenazah dikuburkan pada hari kematian. Pemuda ini ingin menunaikan kewajibannya untuk tinggal bersama ayahnya hingga ayahnya meninggal. Yesus mengajarkan bahwa kesetiaannya kepada orang-tua tidak boleh melebihi kesetiaannya kepada Yesus. Pengajaran ini juga ditujukan kepada kita. Allah sudah memberkati kita, namun baik harta maupun hubungan yang kita miliki dengan sesama tidak boleh menjadi lebih penting dibandingkan melayani- Nya.

Murid-murid-Nya tetap menjadi pengikut-Nya walau telah mendengar tuntutan kesetiaan penuh itu. Namun ketika mereka sedang di dalam perahu bersama Yesus diserang ombak dan badai besar, mereka menjadi takut. Mereka melihat bahwa kekuatan alam lebih besar daripada Yesus, maka mereka berteriak: "Kita binasa" yang berarti Yesus pun akan ditelan alam. Yesus marah melihat ketakutan mereka.

Renungkan: Kesetiaan kita harus dibuktikan pula dengan keberanian dan ketegaran ketika serangan dan ancaman yang melebihi kekuatan kita akan melumat kita.

Bacaan untuk Minggu Epifania 3

Yunus 3:1-5, 10

I Korintus 7:29-31

Markus 1:14-22

Mazmur 62:5-12

Lagu: Kidung Jemaat 446

PA 3 Matius 6:19-34

Hidup di Indonesia setelah tahun 1998 adalah hidup yang penuh kekuatiran. Kekuatiran mulai dari hal keselamatan hingga ekonomi. Berita tentang demonstrasi, tawuran, hingga peledakan gedung hampir selalu mengisi media massa. Belum lagi berita kenaikan harga BBM, listrik, gas, dan sembako. Semuanya itu membuat orang selalu kuatir tidak terkecuali Kristen. Haruskah Kristen juga hidup dalam kekuatiran? Apakah kuatir itu? Bagaimana menghentikan kekuatiran?

Pertanyaan-pertanyaan pengarah:

1. Apa yang harus murid-murid Yesus lakukan (ayat yang+melayani+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">19-20)? Apa seharusnya pandangan kita tentang nilai harta di bumi dan harta di surga (ayat yang+melayani+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">19)? Jika demikian, apakah Yesus melarang Kristen bekerja dan mencari untung? Jelaskan! Apa makna mengumpulkan harta di surga? Mengapa penilaian tentang harta sangat penting (ayat yang+melayani+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">21)?

2. Apa fungsi mata bagi manusia? Bagaimana jika manusia berjalan dengan fokus penglihatan bercabang? Demikian pula apa yang akan terjadi dengan hidup kita jika fokus kita bercabang dua antara harta di bumi dan harta di surga (ayat 21-22)?

3. Bagaimana seharusnya pengabdian kita kepada Allah (ayat 24)? Mengapa tidak dapat mengabdi kepada keduanya? Beri contoh!

4. Berdasarkan kebenaran dari pertanyaan no 3, mengapa kita dilarang kuatir (ayat yang+melayani+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">25)? Apa yang terkandung dalam pengertian kuatir? Dalam ayat ini Yesus mengajarkan tentang sikap yang tidak terfokus kepada harta. Setujukah Anda? Jelaskan!

5. Apa yang diajarkan oleh Yesus tentang percaya kepada Allah (ayat yang+melayani+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">26, 28-30) dan tentang kesia-siaan kekuatiran (ayat yang+melayani+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">27)? Jika demikian, bagaimana seharusnya sikap kita dalam menjalani hidup (ayat yang+melayani+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">31)?

6. Apa prioritas utama murid-murid-Nya (ayat yang+melayani+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">33)? Kata 'dahulu', apakah berarti yang pertama atau yang paling penting? Jelaskan! Apa yang dimaksud dengan Kerajaan Allah? Apa yang akan ditambahkan kemudian? Selain jangan kuatir, prinsip apa lagi yang ingin diajarkan oleh Yesus dalam ayat 34?

7. Saat ini apakah yang menjadi kekuatiran Anda? Bagaimanakah kebenaran di atas menolong Anda untuk berhenti kuatir? Apa yang harus Anda cari dahulu atau prioritaskan dalam kehidupan Anda?

(0.36) (Luk 1:1) (sh: Mempersiapkan calon pemimpin (Senin, 22 Desember 2003))
Mempersiapkan calon pemimpin

Catatan akurat Lukas menempatkan dirinya dalam jajaran sejarawan handal pada zamannya. Apalagi tujuannya kalau bukan menyajikan sejarah Kristen awal yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, sekaligus meneguhkan iman kepada tokoh sejarah itu, Tuhan Yesus.

Lukas memulai kisahnya dengan kelahiran seorang penyiap jalan bagi tokoh terbesar sepanjang sejarah besar yaitu kelahiran Yohanes. Kelahirannya unik walaupun tidak tanpa preseden dalam sejarah Alkitab. Ia dikandung oleh ibu yang secara biologis mustahil mengandung. Namun, kelahirannya dinubuatkan malaikat. Itu sebabnya sejak dalam kandungan ia telah dipenuhi oleh Roh Kudus. Bahkan Lukas menonjolkan perannya yang lain, yaitu bahwa ia akan membuat orang lain bersukacita, membawa orang kembali kepada Tuhan, dan mendamaikan hubungan di dalam keluarga, pendek kata mempersiapkan suatu umat yang layak bagi Tuhan.

Sehubungan dengan tugasnya, maka sejak kecil ia harus dikuduskan, ditahirkan. Ia sejak kecil sudah dinazirkan, demikian istilahnya pada masa itu. Berarti kehidupannya dibedakan secara sengaja, karena memang diperuntukkan sepenuhnya melayani Tuhan. Salah satu kriteria nazir ialah tidak boleh minum minuman keras (Bil. 6:3; bdk. Hak.17:3-5). Tugas utama Yohanes adalah mempersiapkan suatu umat yang siap untuk dibimbing Tuhan sendiri dalam kebenaran. Oleh sebab itu ia sejak awal dipimpin Roh Kudus serta menjalani hidup khusus, sampai saat, ia memulai pelayanannya (bdk. 1:80).

Calon-calon pemimpin macam apa yang kita persiapkan? Adakah sejak dini, mereka sudah dibekali dengan doa dan firman agar Roh Tuhan sendiri menguduskannya? Sudahkah kita bekali anak-anak kita dengan takut akan Tuhan dan menjauhi hal-hal dosa?

Renungkan: Generasi muda yang kita didik dan besarkan, suatu hari akan menjadi pemimpin dalam berbagai bidang kehidupan. Apakah yang sudah kita lakukan untuk mempersiapkan mereka?

(0.36) (Kol 1:1) (sh: Bukan sekadar salam pembuka (Minggu, 1 Juli 2001))
Bukan sekadar salam pembuka

Ketika kita membaca sebuah surat, bagian manakah yang menjadi perhatian utama: salam pembuka, isi surat, ataukah salam penutup? Kita cenderung mengabaikan salam pembuka dan penutup karena seringkali hanya berfungsi sebagai pelengkap surat. Berbeda halnya dengan salam pembuka surat Paulus kepada jemaat Kolose. Bagian ini penting kita simak untuk mengenal siapa pengirim dan penerima surat.

Paulus tidak mengenal dekat jemaat Kolose, namun ia ingin menjalin relasi persaudaraan kristen dengan mereka. Seperti biasanya, ia mengawali suratnya dengan memperkenalkan dirinya (ayat yang+melayani+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">1) dan bagaimana pengenalannya akan jemaat Kolose (ayat yang+melayani+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">2). Melalui identitasnya Paulus ingin menegaskan bahwa ia tidak memiliki otoritas atas dirinya sendiri tetapi Allah yang telah memanggilnya menjadi rasul. Ia melayani-Nya karena ia jelas akan panggilan Allah. Demikianlah seharusnya setiap Kristen dalam kehidupan kekristenannya, meneladani Paulus yang menggumuli panggilan hidupnya sebagai hamba Allah pada masing-masing profesinya.

Paulus menyebut jemaat sebagai saudara-saudara yang kudus untuk menunjukkan adanya suatu relasi persahabatan dan persaudaraan yang terjalin dalam komunitas Kristen, karena relasi ini hanya mungkin terjadi di dalam jemaat yang telah percaya dan diperbaharui di dalam Yesus Kristus. Relasi persaudaraan di dalam Tuhan tidak terbatas pada pertemuan fisik, tetapi bagaimana setiap anak Tuhan dipersatukan oleh kasih Kristus, di mana pun masing-masing berada.

Renungkan: Relasi antar Kristen sedemikian indah karena tidak terbatas pada keterbatasan fisik manusia, tetapi berakar dari kasih Kristus yang mempersatukan. Marilah kita mempererat persaudaraan dengan saudara seiman yang kita kenal saat ini!

Bacaan untuk Minggu Ke-4 sesudah Pentakosta

Yehezkiel 17:22-24

II Korintus 5:6-10

Markus 4:26-34

Mazmur 92

Lagu: Kidung Jemaat 448

(0.35) (Kis 14:23) (full: MENETAPKAN PENATUA-PENATUA. )

Nas : Kis 14:23

Penetapan penatua (penilik jemaat atau gembala) tidak dilakukan hanya dengan mencari kehendak Roh Kudus lewat doa dan puasa, tetapi juga dengan memeriksa tabiat, karunia-karunia rohani, reputasi, dan bukti dari buah Roh pada para calon (1Tim 3:1-10). Jikalau mereka terdapat tidak bercela, mereka ditetapkan untuk melayani

(lihat art. SYARAT-SYARAT MORAL PENILIK JEMAAT).

(0.35) (Kis 8:26) (jerusalem: seorang malaikat) Dalam injil-injil malaikat-malaikat, Tob 5:4; Efe 1:21+, nampak sebagai pelayan Kristus serta karyaNya, Mat 4:11 dsj; Kis 26:32; Yoh 1:51; dll. Dalam Kisah para rasul malaikat-malaikat itu melayani jemaat Kristen, Kis 1:10; 5:19; 10:3; 12:7-10,23; 27:23. Cerita ini selanjutnya berkata tentang "Roh", Kis 8:29 dan Kis 8:39
(0.35) (Mat 21:18) (sh: Siap setiap saat (Kamis, 24 Februari 2005))
Siap setiap saat

Seorang mahasiswa yang merasa tidak siap mengikuti ujian, meminta dosennya menunda ujian tersebut. Sang dosen menolak karena jadwal ujian sudah ditetapkan jauh hari sebelumnya. Siap atau tidak, mahasiswa tersebut harus mengikuti ujian.

Tindakan Yesus menjelang saat sengsara-Nya ditujukan untuk mempersiapkan murid-murid-Nya. Karena lapar dalam perjalanan (ayat yang+melayani+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">18), Tuhan Yesus ingin makan buah ara, tapi saat itu belum musimnya. Maka la mengutuk pohon ara itu (ay. yang+melayani+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">19, band. Mrk. 11:13). Mengapa Tuhan Yesus bertindak demikian?

Tuhan Yesus mengajarkan dua hal kepada para murid-Nya. Pertama, Tuhan menuntut murid-murid-Nya senantiasa siap melakukan apa yang Tuhan kehendaki. Dan apabila mereka tidak siap, Tuhan tidak segan mendisiplin. Sebagaimana seorang tukang periuk dapat menghancurkan hasil pekerjaannya yang dianggapnya tidak memenuhi syarat (band. Yer. 18:3-6). Demikian pula pohon ara dapat diubah oleh Tuhan Yesus menjadi kering. Bagi murid-murid hal ini adalah suatu peristiwa yang mustahil (ayat yang+melayani+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">20). Oleh karena itu, Tuhan Yesus masuk kepada pelajaran kedua. Tuhan Yesus mengajarkan murid-murid-Nya tentang pentingnya memiliki iman. Dengan iman mereka dapat melakukan perkara yang besar bagi Kerajaan Surga (ayat yang+melayani+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">21-22).

Situasi di negara kita saat ini membuat sebagian orang Kristen memilih untuk tidak mengabarkan Injil. Mereka berdalih dengan mengatakan sekarang belum waktunya (Hag. 1:2) atau mustahil melakukannya. Sebagai murid Tuhan kita harus siap melayani Tuhan, baik atau tidak baik waktunya (ayat 2Tim. 4:2). Dengan iman, tidak ada yang mustahil untuk kita lakukan. Lagipula Tuhan berjanji untuk menyertai kita senantiasa.

Renungkan: Dunia yang semakin jahat memerlukan kehadiran anak-anak Tuhan. Karena itu, kita harus menjadi saksi-saksi Kristus agar banyak orang diselamatkan.

(0.35) (Mrk 10:32) (sh: Ada apa dengan Yerusalem? (Jumat, 28 Maret 2003))
Ada apa dengan Yerusalem?

Yerusalem, adalah kota yang disebut-sebut Yesus dalam pemberitaan-Nya sebagai kota penggenapan rencana keselamatan Allah. Di kota inilah Yesus akan mati di tangan bangsa-bangsa kafir!    Mereka yang menyertai Yesus masuk kota itu cemas. Satu-satunya    yang tidak menunjukkan kecemasan dalam rombongan itu hanyalah    Yesus. Yesus dengan penuh kerelaan menyadari bahwa Ia harus    menderita, dan mati bagi semua orang. Perjalanan menuju    Yerusalem adalah perjalanan penuh ketakutan dan penderitaan,    tetapi sekaligus perjalanan menuju kemenangan di mana semua    tindakan dan karya-Nya mengarah ke salib yang membebaskan kita    dari kuasa dosa.

Sungguh ironis, sebab di saat para murid cemas, Yakobus dan Yohanes,    anak-anak Zebedeus, melihat kondisi ini sebagai suatu kesempatan    untuk mendapatkan kedudukan tinggi, dan tempat terhormat. Namun    permintaan mereka dijawab Yesus dengan menjelaskan dua hal.    Pertama, cawan yang harus Ia minum. Cawan itu merupakan lambang    sukacita (lih. Mzm. 23:5; 116:13), dan dukacita dalam PL (lih.    Mzm. 11:6; Yeh. 23:31-34; Yes. 51:17-23; Yer. 25:15; Rat. 4:21).    Yesus memakai cawan dalam pengertian terakhir, yaitu bahwa Ia    harus minum dari cawan yang berisikan hukuman. Kedua, baptisan.    Dibaptis berarti merendahkan diri dengan penuh kepatuhan,    mengorbankan diri sendiri (bdk. Luk. 12:50). Melalui kedua    gambaran ini jelas bahwa demi Kerajaan itu Yesus harus    menderita. Mampukah para murid melakukan hal ini?

Melalui penderitaan Kristus, kita mendapatkan teladan pelayanan dan    kehidupan kristiani, yaitu melayani dalam kasih, kerendahan    hati, penaklukan diri kepada kehendak Allah (bdk. Flp. 2:1-11).

Renungkan:    Kebenaran Allah menjadi nyata melalui kematian Yesus Kristus,    dan belas kasihan Allah kepada kita dinyatakan melalui kurban    pengganti yang Allah sendiri berikan.

(0.35) (Luk 9:10) (sh: Memberi perhatian (Sabtu, 31 Januari 2004))
Memberi perhatian

Kita perlu memberi perhatian kepada orang-orang yang kita layani. Bentuk perhatian itu beragam. Bisa berupa kesediaan mendengar, keterbukaan untuk menerima kehadirannya atau ketulusan dalam memberi apa yang orang-orang tersebut butuhkan. Yesus memberi contoh yang baik dalam memberi perhatian kepada orang banyak di Betsaida dalam perikop ini.

Pertama, perhatian Yesus kepada murid-murid-Nya (ayat yang+melayani+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">10). Yesus memberi perhatian khusus kepada murid-murid-Nya, sekembali dari pelayanan dengan memberi waktu dan tempat khusus untuk mendengarkan cerita murid-murid. Dapat dibayangkan betapa bahagianya murid-murid berbagi cerita dengan Sang Guru dan betapa hangatnya Yesus menyimak cerita murid-murid-Nya.

Kedua, perhatian Yesus kepada orang banyak (ayat yang+melayani+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">11-17). Yesus tidak merasa terganggu ketika orang banyak mengikuti-Nya. Ia bahkan melayani mereka dengan memberitakan Injil Kerajaan Allah dan memberi kesembuhan kepada orang sakit. Meski murid-murid-Nya kuatir akan tempat penginapan dan kebutuhan makanan, namun Yesus menegaskan: “Kamu harus memberi mereka makan!” Dengan lima roti dan dua ikan mereka harus memberi makan lebih dari lima ribu orang. Yesus mengajarkan mereka untuk tetap mengucap syukur dan membagi-bagikan apa yang ada. Hasilnya, ajaib! Mereka tidak berkekurangan, melainkan kenyang bahkan menyisakan dua belas bakul.

Melalui perikop ini kita mendapatkan pelajaran penting yaitu bahwa kita tidak hanya memerlukan kepekaan agar dapat memahami kebutuhan orang-orang yang kita layani, tetapi juga kepekaan agar dapat memberi perhatian secara tepat kepada orang yang kita layani. Allah akan menolong kita menjadi berkat bagi mereka.

Renungkan: Memberi perhatian kepada orang lain yang membutuhkan pertolongan adalah wujud nyata dari kepedulian Allah kepada mereka.

(0.35) (Kis 18:18) (sh: Perhatian kepada jemaat Tuhan (Kamis, 2 Juni 2005))
Perhatian kepada jemaat Tuhan


Pada intinya tugas Gereja hanya ada dua, yaitu pelayanan pengabaran Injil kepada orang-orang yang belum percaya dan pelayanan kepada umat untuk pembangunan tubuh Kristus. Kedua-duanya sama penting dan masing-masing tidak boleh diabaikan.

Kesuksesan Paulus mengabarkan Injil di Korintus tidak membuatnya lupa akan tugas pengabaran Injil ke tempat-tempat lain. Ia telah bernazar dan perjalanan misi yang dilakukannya ini dalam rangka memenuhi nazarnya itu (ayat yang+melayani+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">18). Tindakan bernazar yang dibarengi dengan mencukur rambut adalah cara orang Yahudi mengucap syukur. Mungkin Paulus menaikkan ucapan syukurnya karena penyertaan dan perlindungan Tuhan saat ia menghadapi tekanan musuh di Korintus.

Paulus mengunjungi Efesus. Di situ, Paulus meninggalkan Priskila dan Akwila untuk melayani di sana (ayat yang+melayani+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">19). Rupanya Paulus hendak menggunakan kesempatan ini untuk mengunjungi jemaat-jemaat yang ia dirikan pada pelayanan misinya yang lampau. Ia hendak meneguhkan kerohanian jemaat-jemaat itu. Melalui kota pelabuhan Kaisarea, di mana terdapat juga jemaat hasil pelayanan Petrus (Lihat Kis. 10), Paulus berkunjung pertama-tama ke Antiokhia, kemudian menjelajahi seluruh wilayah Galilea dan Frigia (Lihat yang+melayani+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">11:22-26; 16:6). Tindakan Paulus ini mencerminkan tindakan gembala yang baik. Ia bukan hanya pionir dalam membuka ladang penginjilan, tetapi ia juga aktif memperhatikan pertumbuhan rohani umat yang sudah dimenangkannya.

Gereja harus senantiasa memberi perhatian seimbang kepada dua aspek pelayanannya, yaitu pengabaran Injil dan pertumbuhan umat. Tanpa pengabaran Injil, gereja tidak dapat menjadi saluran berkat Allah kepada dunia ini. Tanpa pertumbuhan umat, gereja tidak dapat menjadi agen-agen Allah untuk menyelamatkan dunia ini dari belenggu dosa.

Renungkan: Gereja dipanggil untuk memperlengkapi umat-Nya agar berbeban dan trampil mewartakan Injil.

(0.35) (Why 17:1) (full: BERKATA KEPADAKU. )

Nas : Wahy 17:1

Pasal Wahy 7:1-18:24 melukiskan kejatuhan Babel yang besar.

  1. 1) Babel (ayat Wahy 17:5) adalah lambang sistem dunia semesta yang dikuasai Iblis dan menyatakan kejahatan di bidang politik, agama, dan perdagangan

    (lihat cat. --> Yer 50:1;

    lihat cat. --> Yer 51:1-64).

    [atau ref. Yer 50:1; Yer 51:1-64]

  2. 2) Babel akan dibinasakan sama sekali selama masa tiga setengah tahun terakhir dari zaman ini. Agama Babel (yaitu pelacur besar) akan dibinasakan oleh antikristus (ayat Wahy 17:16-17), sedangkan Babel politik di binasakan oleh Kristus pada waktu kedatangan-Nya (Wahy 19:11-21).


TIP #12: Klik ikon untuk membuka halaman teks alkitab saja. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA