Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 16 No. 2 Tahun 2001 >  YESUS MENDERITA MENURUT CHOAN SENG SONG > 
YESUS MENDERITA MENURUT CHOAN SENG SONG 

Dasar biblika penderitaan bagi Song, adalah pengalaman Paskah1708 [terjadi dalam Alkitab] yang telah menghasilkan suatu perubahan dasariah. Jeremias mengutip analisis Song mengatakan bahwa ada tiga ramalan penderitaan dalam Mrk 8:31 (Mat 16:21, Luk 9:22); 9:31 (Mat 17:21; Luk 17:21; Luk 9:44) dan 10:33-34 (Mat 20:18-19; Luk 18:32-43) sebagai kisah yang disusun ex eventu.1709 Urut-urutan peristiwa yang berkaitan dengan penderitaan Yesus [sebagai manusia yang hidupnya dihina, dicaci-maki, dicambuk, disiksa, bahkan disalibkan. Penderitaan ini rasa sakit secara fisik] dalam nas-nas di atas, khususnya dalam bentuk yang paling terinci dalam Markus 1:33-34. Jeremias berkata,

Berhubungan dengan begitu tepat dengan jalannya kisah penderitaan dan kisah Paskah, bahkan sampai rinciannya, hingga tak pelak lagi bahwa ramalan penderitaan ini adalah ringkasan dari penderitaan yang dirumuskan setelah kejadiannya.1710

Penderitaan jabatan mesianis Yesus terkait dengan "Nyanyian-nyanyian TUHAN" dalam Yes 53. Dalam khotbah Pentakosta Petrus, Kristus yang disalibkan dan bangkit itu menjadi tema utama: kepadaNyalah seluruh perjalanan Israel yang dikisahkannya berlangsung (Kis 2:14-36). Kembali dalam percakapannya di serambi Salomo di kemudian hari, Petrus berkisah tentang "Allah Abraham, Ishak dan Yakub, Allah nenek moyang kita sampai Mesias yang diutus-Nya harus menderita" (Kis 3:13-26).

Bagi Song, dalam Mrk 10:45 kita mendapatkan teologi paling ringkas dari jabatan mesias yang menderita, "Anak Manusia datang untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang. Penderitaan yang dialami mesias bukan demi diriNya sendiri, melainkan demi "orang banyak", yaitu demi mereka yang tidak terhitung banyaknya.

Penderitaan Yesus, Sang Mesias telah menyingkirkan segala halangan manusia. Penderitaan ini membuat Allah tersedia bagi umat manusia dan memampukan mereka menjadi bagian dari misteri keselamatan ilahi. Kedalaman penderitaan Allah haruslah menjadi tempat di mana orang-orang, kendati latar belakang dan tradisinya berbeda-beda, dapat saling mengakui yang lain sebagai sesama peziarah yang membutuhkan kuasa penyelamatan Allah.1711

A. Simbol Salib

Salib merupakan simbol tertinggi dari penderitaan yang dialami oleh Yesus. Salib berarti lemah, terpecah, tubuh yang terkoyak-koyak.1712 Artinya dalam salib itulah mengandung nilai-nilai praktik penderitaan hidup Yesus bagi sebagai Allah 100 persen maupun sebagai manusia 100 persen. Song menulis:

Sebagai orang Kristen, kita harus kembali pada Yesus seperti yang disaksikan oleh Alkitab. Semakin banyak saya renungkan, semakin dalam saya merasa kagum oleh tokoh Yesus itu. Di sini kita tak perlu persoalkan apakah Yesus itu Anak Allah, atau Anak Maria. Namun kita menjadi begitu terpesona, menjadi kagum oleh sosok yang bernama Yesus itu. Bagaimana Ia memberi kuasa-Nya, sehingga kita memiliki "insight", imajinasi untuk menantang dan mematahkan norma-norma tradisional, walaupun pada akhirnya Ia harus mati. Ya, sebab tubuh-Nya telah terpecah, maka kita dimampukan untuk menimbang ulang sikap-sikap kita terhadap budaya kita sendiri.1713

Salib juga merupakan daerah perbatasan antara hukum-hukum yang diputuskan dalam kehidupan Yesus dengan hukum-hukum di luar kehidupan Yesus. Salib juga merupakan daerah perbatasan antara hukum-hukum kasih dengan hukum-hukum di luar kasih.1714

Sedangkan, Yesus berarti disalibkan orang. Ini juga merupakan acara ritual Hari Paskah yang mengingatkan Allah menyelamatkan budak-budak Israel dari Mesir dan menjadikan budak-budak itu menjadi anak-Nya, ahli waris KerajaanNya. Jadi, makanan Paskah adalah makanan rohani. Yesus itu domba Paskah itu sendiri yang dikorbankan di kayu salib untuk melepaskan manusia yang berdosa menjadi hidup dalam terang.1715 Disalibkan berarti Yesus tidak saja menderita tetapi manusia yang lain [orang percaya] juga menderita dalam nama-Nya. Song melanjutkan: "By people/mean those men,women, and children, in Jesus' day, today, and in the days to come, economically exploited, polotically oppressed, culturally and religiously alienated, sexually, racially, or class-wise discriminated against."1716

B. Yesus sebagai Pusat Misi Pembebasan Penderitaan di Dunia

Menurut Song, Yesus adalah jawab dari krisis kehidupan di dunia yang melanda segala aspek kehidupan termasuk perbedaan menyolok antara perbedaan si kaya dan si miskin. Bukan Yesus tetapi hidup di dunia ini banyak problem dan Yesus membuat keberadaan manusia menjadi hidup. Maksudnya, kehidupan sebagai eksistensi fisik (bios) dan hidup sebagai spiritual (zoe) adalah merupakan satu kesatuan hidup (nephes).1717 Di sini, teologi dimulai dari hati Allah yang disebabkan oleh penderitaan dan rasa sakit manusia. Penderitaan yang dialami manusia menyentuh hati Allah. Sehingga, untuk mengatasi penderitaan itu, Allah menawarkan Yesus Kristus menderita1718 agar Yesus bisa meneladani eksistensi manusia untuk lepas dari krisis dunia. Di sini Yesus ditakdirkan untuk memikul dosa (eksistensi) manusia itu sehingga Yesus Kristus merubah dirinya menjadi manusia dan hidup dalam dunia.1719

Di sini Yesus sebagai pusat misi memberi pengalaman yang nyata bahwa Yesus adalah Gereja Tuhan. Gereja ini menjadi fenomena sosial dan Yesus itu pusat misi yang diberitakan dalam sejarah dunia.1720 Lebih dalam Song mengatakan:

Yang sangat penting bahwa manusia dapat ditangkap menjadi bebas dari penderitaan di dunia ini. Kenyataannya, manusia sangat stress dalam kehidupannya dibuat menjadi selamat. Untuk keselamatan ini, bagi orang-orang Kristen dimengerti sebagai kesalahan dari sesuatu yang tidak ada.1721

C. Teologi Rakyat

Song mempromosikan istilah "Teologi Rakyat". Hal ini karena Song melihat bahwa iman Kristen itu dapat menjadi dinamika sumber sosial dan kehidupan politik. Ia bisa mematahkan nilai-nilai dunia dan membuat keseimbangan antara tanggung jawab dunia dengan nilai-nilai moral. Ia dapat memberi pernyataan-pernyataan dan membuat peraturan yang tidak saja diinspirasikan oleh problem-problem orang kaya, kekuasaan, tetapi juga problem orang-orang miskin, bahkan problem orang yang yang merasa hidupnya tidak berguna.1722

Song mengembangkan pengertian iman Kristen yang hidup dalam dinamika sosial dan politik ini adalah teologi rakyat. Teologi yang mempunyai koreksi dalam kehidupan sosial dan politik. Teologi rakyat adalah teologi salib. Teologi rakyat mengatakan mengalami hidup, termasuk penderitaan yang dialami oleh manusia - laki-laki, wanita, anak-anak yang hidup dalam keadaan ekonomi yang terjepit, sosial dan politik yang benar. Teologi rakyat tidak mencari perdamaian, tidak menganalisis kesalahan orang lain, tetapi membagikan pemikiran-pemikiran Yesus.1723

Teologi rakyat menempatkan manusia (orang) sebagai subyek sejarah, bukan obyek. Tugasnya menghitung sejarah sebagai "the socio-political biography" mengenai rakyat.

D. "Mesias" yang Menderita

Dari berbagai persoalan dunia yang semakin terancam krisis dalam segala hal termasuk krisis moral, maka menurut Song mencari jawaban apa yang paling dibutuhkan dunia, tidak lain adalah teladan Yesus tentang seorang mesias yang menderita. Dunia mencari mesias-mesias politik1724 dan siap memberikan mereka kuasa dan wibawa untuk memerintahnya, tetapi Allah mencari mesias-mesias yang menderita. Tidak, Allah tidak hanya mencari mereka, tetapi di dalam Yesus Kristus Ia menjadi mesias yang menderita, karena hanya mesias yang menderitalah yang dapat menjanjikan suatu masa depan baru dan memberikan suatu kehidupan baru melalui salib dan kebangkitan-Nya.

Hanya mesias yang menderitalah yang mempertahankan agar cahaya kebenaran, kasih dan keadilan tetap bersinar dalam kegelapan dunia yang penuh dusta, pemerasan, dan kebencian. Hanya mesias yang menderitalah yang menanggung penderitaan dunia dan membawakan keberanian, kekuatan dan harapan bagi mereka Yesus hidup dalam ketakutan akan gelap dan bayang-bayang maut Dan mesias yang menderita inilah yang menciptakan ruang dan peluang di dalam hati manusia, bagi Allah dan bagi sesamanya. Injil yang ditinggalkan para murid adalah Injil tentang mesias yang menderita, bukan tentang mesias politik.1725 Mesias yang menderita ini dimulai dan di teladan oleh Yesus Kristus, kemudian dilanjutkan oleh murid-murid Yesus, dan kini orang-orang Kristen diajak untuk menjadi mesias yang menderita.

Contoh Yesus mencoba mencari mesias yang menderita melalui wanita Samaria. Song menulis percakapan itu mulai dengan air sumur. Dari air sumur tersebut Yesus berpindah ke citra "air hidup", tetapi wanita itu memahaminya sebagai "air yang mengalir", sebagai lawan air yang berhenti. Namun Yesus maju terus dan mengembangkan makna hidup kekal berdasarkan citra air hidup. Akhirnya wanita itu menyadari bahwa air yang dengannya ia berurusan tiap hari itu mengandung makna yang jauh lebih dalam: Ia merasa bahwa ia sedang berhadapan dengan seorang yang "lebih besar dari Yakub leluhurnya". Dia terdorong untuk meminta kepada Yesus dan berkata: "Tuan, berilah aku air itu, supaya aku tidak haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air" (Yoh 4:15). Dia belum sepenuhnya mengerti apa yang Yesus maksud, tapi paling sedikit dia sudah berhenti di ambang pencerahan1726 - diambang menjadi mesias yang menderita.

E. Politik Salib

Song tidak saja mengartikan salib sebagai titik penderitaan mesias, tetapi ia juga mempunyai istilah "Politik Salib". Bagi Song, dalam menjawab keadaan dunia yang semakin keras dan menindas, ia tidak saja menawarkan diri-Nya sebagai "Mesias yang menderita", "salib yang menderita", tetapi juga memberi alternatif lain, adalah "Politik Salib". Politik Salib adalah politik yang paling tepat bagi Yesus dan pengikut-pengikut-Nya yang setia. Politik Salib ini menggeser politik rakyat1727 atau dimulai dengan politik rakyat dan akhirnya harus menuju ke politik Salib. Dalam nama Salib, orang-orang Kristen memberikan kesaksian tentang Allah yang pengasih dan penyayang kepada dunia yang penuh kebencian dan konflik.

Salib telah mengilhamkan begitu banyak orang untuk percaya bahwa pengorbanan diri adalah senjata paling ampuh terhadap politik kekuasaan yang hanya mementingkan diri sendiri. Politik salib telah memberikan mereka keberanian untuk tidak melakukan kekerasan, bukan hanya sebagai taktik, tetapi karena kasih sayang, untuk membawa penderitaan rakyat.

Kekuatan yang diperlihatkan oleh politik salib adalah kekuasaan yang efektif dari kesaksian iman. Inilah kekuasaan yang menuntut siapa saja yang memerintah dengan serakah dan tidak adil. Inilah kekuasaan yang memberikan tentang baru dan pengharapan baru. Dan inilah kekuasaan yang memeliharakan visi umat manusia agar tetap terarah kepada segala yang baik, yang benar, yang indah. Salib, meminjam kata-kata Rasul Paulus, adalah "kekuatan dan hikmat Allah". Ia adalah dasar etika politik Kristen. Dan ia adalah inti kekuatan etika Kristen. Salib telah dan akan selalu menjadi pusat teologi politik.1728

Kenapa kekuatan politik salib sangat efektif? Karena kekuatan yang datang dari Allah ini, bukanlah kekuatan yang terbatas pada satu gerak dan satu ruang. Kekuatan ini bergerak dengan ketidakterbatasan seperti di mana Allah tidak bisa ditetapkan oleh karena Allah bergerak, karena Dia bukanlah "straight-line God", tetapi "God moves in all directions: God moves forward, no doubt, but also sideways and even beckwards. Perhaps God zigzags too".1729



TIP #22: Untuk membuka tautan pada Boks Temuan di jendela baru, gunakan klik kanan. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA