Yabes pertama-tama memohon supaya Allah memberkatinya (divine blessing). Memang itulah janji pertama Allah kepada Abraham.
"Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur, dan engkau akan menjadi berkat." (Kej 12:2)
Namun yang lebih menarik adalah cara Yabes meminta Allah memberkatinya. Ia meminta seakan-akan mau meyakinkan Tuhan bahwa tanpa Tuhan memberkati dia, dia tidak akan bisa hidup. Ia minta supaya dirinya sendiri diberkati. Bukan benda, harta benda atau usahanya.
Kadang kita mendengar orang berdoa supaya Tuhan memberkati media massa dan sarana-sarana penginjilan. Orang juga berdoa supaya diberi sehat dan kaya. Sebenarnya di belakang semua itu ada yang lebih penting lagi. Apabila ada alat dan sarana yang baik, namun manusia yang memakainya tidak siap, alat itu tidak efektif digunakan. Kalau orang memiliki tubuh yang sehat, namun justru dengan itu ia melakukan lebih banyak dosa, sayang sekali. Di sinilah kita berbicara tentang kualitas sumber daya manusia. Bila kualitas sumber daya manusianya rendah, tetap saja tidak banyak gunanya. Maka kita perlu berdoa, supaya kita diberkati menjadi manusia-manusia yang berkualitas.
Bicara tentang sumber daya manusia, apakah itu? Prof. Dr. Slamet Iman Santoso mengatakan dengan cara demikian.536
Kalau manusianya baik, maka barang rusak akan diperbaiki. Kalau orangnya rusak, maka barang baik akan dirusak, sesuai dengan seleranya yang rusak.
Orang bodoh, mau tidak mau, sengaja atau tidak sengaja, sadar tidak sadar, akan tertipu oleh orang pintar. Orang pintar, dalam menghadapi soal ruwet-bundhet, dapat menemukan jalan keluar yang sederhana... Orang bodoh, dalam menghadapi soal sederhana, menyebabkan soalnya menjadi ruwet-bundhet.
Orang pintar tapi tidak jujur, merupakan bahaya besar. Akan menjadi white collar-criminal. Tidak bisa ditangkap, oleh karena mempergunakan lubang-lubang dalam rangka perundang-undangan. Orang bodoh dan tidak jujur, menjadi penjahat yang sering ditangkap.
Orang pintar, tahu tentang apa yang diketahuinya. Dan tahu pula tentang apa yang belum atau tidak diketahuinya. Oleh karena itu, seorang pintar tidak malu untuk bertanya. Seorang bodoh, hanya tahu apa yang diketahuinya. Tetapi tidak tahu apa yang tidak diketahuinya. Oleh karena itu ia tidak pernah bertanya.
Melihat pentingnya kualitas sumber daya manusia itu, sewajarnya kita selalu berdoa agar kita diberkati untuk menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tugas dan peran kita.
Di dalam doanya Yabes memohon berkat Allah. Pengertian berkat di dalam PL bisa berwujud materi, namun juga bisa berarti keadaan tidak di bawah kutuk Allah. Permohonan supaya diberkati ini diikuti dengan permohonan perluasan daerah, kehadiran kuasa Allah dan akhirnya, perlindungan Allah. Ketiga hal ini sangat diperlukan bagi suksesnya sebuah kelompok suku pada zaman dulu.
Yabes memohon Allah supaya memperluas daerahnya (divine enlargement). Pada waktu Yosua sudah lanjut usia, Allah berfirman kepadanya,
"Engkau telah tua dan lanjut umur, dan dari negeri ini masih amat banyak yang belum diduduki." (Yos 13:2)
Lalu Tuhan menyebutkan beberapa daerah dari Filistin, Sidon sampai daerah orang Amori.
Perluasan daerah bagi orang Israel bukan sekadar untuk memenuhi nafsu menguasai negeri orang lain. Mereka memperluas daerahnya agar bangsa-bangsa lain mengenal Allah Israel yang hidup dan berkuasa, seperti di dalam Mzm 2:8.
Mintalah kepada-Ku, maka bangsa-bangsa akan Kuberikan kepadamu menjadi milik pusakamu, dan ujung bumi menjadi kepunyaanmu.
Perhatikan kesejajaran antara "bangsa-bangsa" dan "ujung bumi." Pesan Tuhan Yesus yang terakhir kepada murid-murid-Nya yaitu
"Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk." (Mrk 16:15)
Rasul Paulus belum puas, sampai ia membawa Injil ke Roma (bdk. Rm 1:10, 15:32), bahkan kalau bisa sampai ke Spanyol (Rm 15:28).
David Brainerd memiliki ambisi seperti ini ketika ia berkata,
Saya tak peduli di mana atau bagaimana saya hidup, atau kesukaran apa yang saya tanggung, yang penting saya dapat memenangkan jiwa-jiwa bagi Kristus. Ketika saya tidur, saya memimpikan hal itu dan ketika saya terjaga, hal pertama yang saya pikirkan adalah memenangkan jiwa bagi Kristus.
George Whitefield juga mengatakan hal yang senada,
Jika Allah tidak memberikan saya jiwa-jiwa, saya percaya bahwa saya pasti mati.
Dari semua di atas jelas ada unsur "serakah," yaitu belum merasa puas kalau orang lain belum mengenal Tuhan yang benar.
Yabes menyadari bahwa perluasan daerah tidak akan nyata tanpa kuasa Allah. Maka ia memohon supaya Allah menyertainya dengan tangan-Nya (divine enablement). Di dalam PL tangan melambangkan kuasa dan kekuatan. Yabes menyadari betapa perlunya Tuhan memampukan dia untuk melayani dengan baik.
"Dengan Allah akan kita lakukan perbuatan-perbuatan gagah perkasa, sebab Ia sendiri akan menginjak-injak para lawan kita." (Mzm 60:14)
"Ya TUHAN, Engkau akan menyediakan damai sejahtera bagi kami, sebab segala sesuatu yang kami kerjakan, Engkaulah yang melakukannya bagi kami." (Yes 26:12)
Ketika Yesus mengutus para murid-Nya, Ia menjamin mereka dengan kuasa yang diperlukan.
"KepadaKu telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepada-Mu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Mat 28:18-20).
Tanpa dilengkapi dengan kuat kuasa Tuhan, niscaya kita tidak akan mampu melakukan pekerjaan Tuhan. Hidup kita pun tidak akan bisa berbuah lebat. Padahal firman Tuhan menegaskan,
"Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah." (Yer 17:7-8)
Tanpa kekuatan ekstra dari Tuhan, kita tidak akan memiliki pelayanan yang menerobos.
Akhirnya, Yabes memohon supaya Allah melindunginya dari malapetaka (divine environment). Pada waktu kita mau melayani dengan sungguh-sungguh, tidak jarang ada tantangan dari luar maupun dalam. Yang lebih memprihatinkan, orang yang tidak kita sangka bisa berubah menjadi orang yang mau mencelakakan. Ini adalah suatu konsekuensi dari hidup di dunia. Maka kita perlu berdoa agar kita dibebaskan dari tangan-tangan jahat. Ini bukan doa yang egois, melainkan realistis.
Untuk hidup di dunia asal menurut arus dunia ini, tidak sulit. Tetapi itu akan menjadi tidak mudah, kalau kita mau hidup sesuai dengan tuntutan suara hati dan apa yang kita tahu benar. Orang seperti itu akan mengalami banyak tantangan, baik dari dalam maupun dari luar. Pada 10 Desember 1994 pengacara Surabaya, Trimoelja D. Soerjadi, memperoleh anugerah "Yap Thiam Hien, karena perjuangannya untuk hak asasi manusia yang tak mengenal lelah. Pada upacara itu ketua Yayasan Pusat Studi Hak Asasi Manusia, Goenawan Muhammad, mengomentari tentang Trimoelja sbb,
Ia menanggung risiko. Ia diancam. Ia di intimidasi secara fisik dan mental. Tapi ia bertahan. Inilah pertanda sedih dari zaman kita: hanya untuk menjadi manusia, kita memerlukan sejenis mukjizat.537
Memang betul "untuk menjadi manusia, kita memerlukan sejenis mukjizat." Kalau tidak, ketika kita menyuarakan kebenaran, kita akan kalah. kita dicelakakan oleh orang lain yang merasa ambisi dan kepentingannya terhalang oleh kita. Di sini Yabes memohon sesuatu yang secara manusiawi sulit dihindari. Kesakitan, keadaan buruk dan penderitaan akrab dengan manusia. Tapi Yabes berharap kepada Allah Israel.538 Dialah Allah yang hidup, yang campur tangan pada waktu lalu, namun juga sekarang sampai selama-lamanya.
Pada waktu Pdt. Jesse Jackson menjadi wakil partai Demokrat berkampanye untuk jabatan presiden Amerika Serikat, orang menganggap dia tidak tahu diri dan pasti gagal. Masalahnya, di dalam sejarah negara itu tidak pernah ada presiden berkulit hitam dan Jesse Jackson berkulit hitam. Memang ia gagal, namun ia memiliki motto yang bagus untuk perjuangannya.
If you run, you might lose,
If you do not run,
you are guaranteed to lose.
Sesungguhnya hidup di dunia, tak ada pilihan lain dari maju atau mundur. Bila kita sudah mulai maju, risiko mundur juga ada. Orang jatuh cinta memiliki risiko patah hati atau orang sukses berisiko gagal. Memang orang yang tidak pernah mencoba, kelihatannya lebih aman karena tidak memiliki risiko gagal, namun sebenarnya ia sudah kalah. ia pasti tidak dapat apa-apa. Kita berusaha sambil mengharapkan Tuhan melindungi kita dari mala petaka yang tak kita inginkan. Itu saja.