Pengkhotbah 1:10
Konteks1:10 Adakah sesuatu yang dapat dikatakan: "Lihatlah, ini baru!"? Tetapi itu sudah ada dulu, lama sebelum kita ada.
Pengkhotbah 1:17
Konteks1:17 Aku telah membulatkan hatiku untuk memahami hikmat s dan pengetahuan, kebodohan dan kebebalan. t Tetapi aku menyadari bahwa hal inipun adalah usaha menjaring angin,
Pengkhotbah 2:4
Konteks2:4 Aku melakukan pekerjaan-pekerjaan besar, mendirikan bagiku a rumah-rumah, menanami bagiku kebun-kebun anggur; b
Pengkhotbah 3:12
Konteks3:12 Aku tahu bahwa untuk mereka tak ada yang lebih baik dari pada bersuka-suka dan menikmati kesenangan dalam hidup mereka.
Pengkhotbah 3:21
Konteks3:21 Siapakah yang mengetahui, apakah nafas manusia naik ke atas 1 a dan nafas binatang turun ke bawah bumi.
Pengkhotbah 4:2
Konteks4:2 Oleh sebab itu aku menganggap orang-orang mati, f yang sudah lama meninggal, lebih bahagia dari pada orang-orang hidup, g yang sekarang masih hidup.
Pengkhotbah 5:17
Konteks5:17 (5-16) Malah sepanjang umurnya ia berada dalam kegelapan dan kesedihan, mengalami banyak kesusahan, penderitaan dan kekesalan.
Pengkhotbah 6:6
Konteks6:6 Biarpun ia hidup dua kali seribu tahun, kalau ia tidak menikmati kesenangan: bukankah segala sesuatu menuju satu tempat? n
Pengkhotbah 6:8
Konteks6:8 Karena apakah kelebihan orang yang berhikmat dari pada orang yang bodoh? p Apakah kelebihan orang miskin yang tahu berperilaku di hadapan orang?
Pengkhotbah 7:10
Konteks7:10 Janganlah mengatakan: "Mengapa zaman dulu h lebih baik dari pada zaman sekarang?" Karena bukannya berdasarkan hikmat engkau menanyakan hal itu.
Pengkhotbah 7:12
Konteks7:12 Karena perlindungan hikmat adalah seperti perlindungan uang. Dan beruntunglah yang mengetahui bahwa hikmat memelihara hidup pemilik-pemiliknya.
Pengkhotbah 7:27
Konteks7:27 Lihatlah, ini yang kudapati, kata Pengkhotbah: c Sementara menyatukan yang satu dengan yang lain untuk mendapat kesimpulan,
Pengkhotbah 8:5
Konteks8:5 Siapa yang mematuhi perintah tidak akan mengalami perkara yang mencelakakan, dan hati orang berhikmat mengetahui waktu pengadilan,
Pengkhotbah 9:4
Konteks9:4 Tetapi siapa yang termasuk orang hidup mempunyai harapan, karena anjing yang hidup lebih baik dari pada singa yang mati.
Pengkhotbah 9:7
Konteks9:7 Mari, makanlah rotimu dengan sukaria, dan minumlah anggurmu f dengan hati yang senang 2 , g karena Allah sudah lama berkenan akan perbuatanmu.
Pengkhotbah 10:12
Konteks10:12 Perkataan mulut orang berhikmat menarik, i tetapi bibir j orang bodoh menelan orang itu sendiri.
Pengkhotbah 10:16-17
Konteks10:16 Wahai engkau tanah, kalau rajamu seorang kanak-kanak 3 , m dan pemimpin-pemimpinmu pagi-pagi sudah makan! 10:17 Berbahagialah engkau tanah, kalau rajamu seorang yang berasal dari kaum pemuka, dan pemimpin-pemimpinmu makan pada waktunya dalam keperkasaan dan bukan dalam kemabukan! n
Pengkhotbah 12:9
Konteks[3:21] 1 Full Life : NAFAS MANUSIA NAIK KE ATAS.
Nas : Pengkh 3:21
Dengan mengamati secara jasmaniah saja tidak ada orang yang bisa menentukan apakah roh (versi Inggris NIV -- spirit -- roh) seseorang itu "naik ke atas". Salomo menyatakan makna ayat ini ketika dalam Pengkh 12:7 ia mengatakan, "Debu kembali menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang mengaruniakannya" (bd. Mazm 16:9-11; 49:16; 73:23-26; Yes 26:19; Dan 12:2-3).
[9:7] 2 Full Life : ROTIMU DENGAN SUKARIA ... ANGGURMU DENGAN HATI YANG SENANG.
Nas : Pengkh 9:7
Walaupun kematian datang kepada semua orang serta waktu dan nasib dialami semua orang (ayat Pengkh 9:11), kita yang berkenan kepada Allah (bd. Rom 12:2) tidak boleh berhenti menikmati apapun yang telah diberikan-Nya kepada kita. "Anggur" di sini (Ibr. _yayin_) pasti mengacu kepada sari buah anggur segar yang baru diperas
(lihat art. ANGGUR PADA ZAMAN PERJANJIAN LAMA).
[10:16] 3 Full Life : KALAU RAJAMU SEORANG KANAK-KANAK.
Nas : Pengkh 10:16
Adalah sangat menyedihkan jikalau para pemimpin sifatnya kekanak-kanakan dan ketika para penguasa mengawali sebuah hari dengan memuaskan diri (mungkin dengan mabuk-mabukan). Betapa menyedihkan bahwa sepanjang sejarah minuman yang memabukkan mengalir dengan demikian leluasa di berbagai ibu kota di dunia. Kita memerlukan pemimpin saleh yang memberi teladan yang baik (ayat Pengkh 10:17).