Lihat definisi kata "Kudus" dalam Studi Kata
Daftar Isi
HAAG: Kekudusan, Kodeks Kekudusan
KECIL: Kudus
PEDOMAN: Kudus, Kekudusan Kudus, Kekudusan Allah
BROWNING: KUDUS
ENSIKLOPEDIA: KUDUS, KEKUDUSAN

Kudus

Kekudusan, Kodeks Kekudusan [haag]

Kekudusan (Kodeks Kekudusan).

Dengan adanya ungkapan yang sering ditekankan seperti dalam Im 17:1-26:13 "Kuduslah kamu, sebab Aku, Tuhan, Allahmu, kudus" dan berbagai rumus serupa, maka bagian naskah itu disebut naskah KK. Menurut prasejarahnya yang panjang dan berbelit-belit, timbullah pandangan, bahwa ~KK adalah sebuah kesatuan tersendiri, yang memperoleh redaksi terakhir pada zaman pembuangan, atau pada zaman setelah pembuangan. Meskipun luasnya ~KK masih dipertentangkan, tetapi sudah ada kesatuan pendapat, bahwa bahan tertua (:spt. mis.: Hukum 10 pada Im 18 dan 19) telah dimasukkan ke dalamnya. Kini masih tetap dipertentangkan kecocokkan antara ~KK dengan Yeh. - Di situ dirasakan adanya dua pembagian: sebuah naskah ~KK setelah zaman deuteronomis, tetapi sebelum zaman pembuangan. Yang lain merupakan ~KK dari zaman pembuangan. ~KK kuno itu adalah kalimat-kalimat kuno pada Im 18:1-20:27 yang kemudian memperoleh tambahan dengan ketentuan-ketentuan yang serupa. Ungkapan yang mempunyai corak khas pada kumpulan naskah itu adalah "Aku Yahwe". Ini menjadi bukti, bahwa kumpulan itu merupakan suatu hak illahi. Israel dikaitkan padanya sebagai bangsa yang dikuduskan oleh Allah yang kudus. Di dalam zaman pembuangan ungkapan ~KK dikembangkan lebih jauh lagi dengan tambahan ungkapan kuno yang diambil dari tanggalan perayaan (Im 23:1-44), dengan tambahan ketentuan mengenai restitusi (Im 24:16-22), dengan tambahan ungkapan parenetis yang berdasar pada bab yang menyangkut berkat dan hukuman (26). Dengan demikian ~KK terbentuk, yang ditulis seolah-olah terjadi antara peristiwa Sinai dan penguasaan tanah Kanaan (bdk.: Im 18:2-4). Situasi pada zaman pembuangan disamakan dengan saat penguasaan tanah Kanaan yang pertama. Ungkapan "Aku Yahwe, Allahmu" yang sering diucapkan di situ menunjukkan adanya suatu ketegasan kepentingan atas pandangan soal perjanjian. Ungkapan itu mewajibkan umat untuk hidup dengan berdasar pada perjanjian, sebaliknya juga menunjukkan, bahwa Yahwe itu setia. - Pada zaman pembuangan atau sesudah pembuangan ~KK dimasukkan ke dalam tulisan aliran immamat. Kemudian diolah beberapa kali oleh tradisi immamat dan setelah itu dikembangkan lebih lanjut dengan Im 17 dan pada tambahan lainnya.

Kudus [kecil]

TB- Allah adalah kudus, artinya Ia bebas terhadap dunia. Ia menguduskan manusia, artinya memilih mereka sehingga menjadi milik-Nya. Orang-orang kudus ialah orang-orang yang dikuduskan oleh Roh Kudus --> 20666, sehingga mereka tidak lagi "dari dunia ini" (Yoh 17:14-19). Dalam surat-surat rasul Paulus "orang-orang kudus" berarti: orang-orang Kristen.

Kudus, Kekudusan [pedoman]

  1. 1. Diperintahkan.
  2. Im 11:45; 20:7; Rom 12:1; Ef 5:8,9; Kol 3:12
  3. 2. Kristus:
    1. 2.1 Menghendaki - bagi umat-Nya.
    2. Yoh 17:17
    3. 2.2 Akibat - di dalam umat-Nya.
    4. Ef 5:25-27
    5. 2.3 Satu contoh - .
    6. Ibr 7:26; 1Pet 2:21,22
  4. 3. Watak Allah menjadi ukuran - .
  5. Im 19:2; 1Pet 1:15,16; Ef 5:1
  6. 4. Watak Kristus menjadi ukuran - .
  7. Rom 8:29; Fili 2:5; 1Yoh 2:6
  8. 5. Injil adalah jalan - .
  9. Yes 35:8
  10. 6. Perlu untuk beribadah kepada Allah.
  11. Mazm 24:3,4
  12. 7. Tanpa - tidak seorang pun akan melihat Tuhan.
  13. Ef 5:5; Ibr 12:14
  14. 8. Orang-orang kudus:
    1. 8.1 Dipilih untuk - .
    2. Rom 8:29; Ef 1:4
    3. 8.2 Dipanggil kepada - .
    4. 1Tes 4:7; 2Tim 1:9
    5. 8.3 Diciptakan baru di dalam - .
    6. Ef 4:24
    7. 8.4 Memiliki - .
    8. 1Kor 3:17; Ibr 3:1
    9. 8.5 Memperoleh buah-buahan yang membawa kepada - .
    10. Rom 6:22
    11. 8.6 Harus mengejar - .
    12. Ibr 12:14
    13. 8.7 Harus menyerahkan anggota tubuhnya menjadi senjata-senjata - .
    14. Rom 6:13,19
    15. 8.8 Harus beribadah kepada Allah di dalam - .
    16. Luk 1:74,75
    17. 8.9 Harus mempersembahkan tubuhnya kepada Allah di dalam - .
    18. Rom 12:1
    19. 8.10 Harus menjadi - di dalam seluruh hidupnya.
    20. 1Pet 1:15; 2Pet 3:11
    21. 8.11 Harus di dalam - seumur hidupnya.
    22. Luk 1:75
    23. 8.12 Harus berusaha menyempurnakan - .
    24. 2Kor 7:1
    25. 8.13 Akan dibawa dengan - ke hadapan-Nya.
    26. Kol 1:22; 1Tes 3:13
    27. 8.14 Akan terus me - kan dirinya.
    28. Wahy 22:11
  15. 9. Kelakuan perempuan-perempuan tua harus hidup di dalam - .
  16. Tit 2:3
  17. 10. Janji kepada perempuan-perempuan yang hidup dalam - .
  18. 1Tim 2:15
  19. 11. Dijanjikan kepada Gereja.
  20. Yes 35:8; Ob 1:17; Za 14:20,21
  21. 12. Gereja dihiasi dengan - .
  22. 1Taw 16:29; Mazm 29:2; 93:5
  23. 13. Firman Tuhan adalah jalan untuk mendapat - .
  24. Yoh 17:17; 2Tim 3:16,17
  25. 14. Adalah hasil dari:
    1. 14.1 Kenyataan kasih karunia Allah.
    2. Tit 2:3,11,12
    3. 14.2 Penyerahan diri kepada Allah.
    4. Rom 6:22
    5. 14.3 Pemeliharaan Allah.
    6. Yoh 17:15
    7. 14.4 Persatuan dengan Kristus.
    8. Yoh 15:4,5; 17:9,10
  26. 15. Perlu di dalam doa.
  27. 1Tim 2:8
  28. 16. Hamba-hamba Tuhan harus:
    1. 16.1 Mendapat - .
    2. Tit 1:8
    3. 16.2 Menjauhkan diri dari segala sesuatu yang berlawanan dengan - .
    4. Im 21:6; Yes 52:11
    5. 16.3 Menjadi teladan di dalam - .
    6. 1Tim 4:12
    7. 16.4 Dinasihatkan agar - .
    8. Ibr 12:14; 1Pet 1:14-16
  29. 17. Dorongan terhadap - :
    1. 17.1 Untuk memuliakan Allah.
    2. Yoh 15:8; Fili 1:11
    3. 17.2 Kasih Kristus.
    4. 2Kor 5:14,15
    5. 17.3 Segala kemurahan Allah.
    6. Rom 12:1,2
    7. 17.4 Kehancuran segala sesuatu.
    8. 2Pet 3:11
  30. 18. Siksaan terhadap orang-orang kudus bermaksud untuk mengadakan - .
  31. Ibr 12:10; Yak 1:2,3
  32. 19. Harus memisahkan dari orang-orang fasik.
  33. Bil 16:21,26; 2Kor 6:17,18
  34. 20. - tidak dimiliki oleh orang dunia.
  35. 1Tim 1:9,10; 2Tim 3:2
  36. 21. Contoh-contoh - :
    1. 21.1 Israel.
    2. Yer 2:3
    3. 21.2 Isteri-isteri nenek moyang.
    4. 1Pet 3:5
    5. 21.3 Para nabi.
    6. Luk 1:70
    7. 21.4 Paulus.
    8. 1Tes 2:10
    9. 21.5 Yohanes Pembabtis.
    10. Mr 6:20

Kudus, Kekudusan Allah [pedoman]

  1. 1. Tidak ada bandingannya.
  2. Kel 15:11; 1Sam 2:2
  3. 2. Dinyatakan di dalam:
    1. 2.1 Sifat-Nya.
    2. Mazm 22:4; Yoh 17:11
    3. 2.2 Nama-Nya.
    4. Yes 57:15; Luk 1:49
    5. 2.3 Firman-Nya.
    6. Mazm 60:8; Yer 23:9
    7. 2.4 Perbuatan-Nya.
    8. Mazm 145:17
    9. 2.5 Kerajaan-Nya.
    10. Mazm 47:9; Mat 13:41; 1Kor 6:9,10; Wahy 21:27
  4. 3. Adalah jaminan untuk menggenapi:
    1. 3.1 Janji-janji-Nya.
    2. Mazm 89:35,36
    3. 3.2 Keputusan-Nya.
    4. Am 4:2
  5. 4. Orang-orang kudus disuruh meniru - .
  6. Im 11:44; 1Pet 1:15,16
  7. 5. Orang-orang kudus harus memuji-muji - .
  8. Mazm 30:5
  9. 6. Harus dengan rasa takut dan hormat.
  10. Wahy 15:4
  11. 7. Menghendaki satu ibadah yang suci.
  12. Yos 24:19; Mazm 93:5
  13. 8. Semua tentara sorga menyembah - .
  14. Yes 6:3; Wahy 4:8
  15. 9. Harus dibesarkan.
  16. 1Taw 16:10; Mazm 48:1; 99:3,5; Wahy 15:4

KUDUS [browning]

Segala sesuatu yang terpisahkan (dikhususkan) dari kebiasaan atau hal-hal yang duniawi adalah 'kudus'. Karena itu, di atas semuanya, Allah adalah kudus (Yes. 6:3), dan kekudusan-Nya diperluas kepada manusia yang berada dalam transaksi dengan-Nya (mis. imam-imam di Bait Allah) dan segala peralatan yang mereka gunakan serta perayaan-perayaan yang mereka rayakan (Im. 23). Undang-undang Kekudusan (Im. 17-20) merupakan suatu ikhtisar ketetapan-ketetapan ritual dan moral yang didasarkan pada kekudusan Allah (Im. 19:2). Kemungkinan Undang-undang Kekudusan itu digunakan oleh *imam-imam dan orang Lewi sebagai pengajaran.

Dalam PB kekudusan yang dimiliki Bait Yerusalem dianggap sebagai kuali umat Kristen (1Kor. 3:16-17); namun, terutama Yesus disebut kudus (Luk. 1:35), sebagaimana Ia disebut pada awal pemberitaan-Nya (Kis. 3:14), dan seperti Ia menyapa Bapa-Nya (Job. 17:11). *Gereja juga kudus (Ef. 2:19-22), didiami oleh *Roh Kudus karena itu, setiap perilaku yang merusak hubungan ini dicela (Rm. 5:5; 2Kor. 6:16-17).

KUDUS, KEKUDUSAN [ensiklopedia]

Istilah-istilah yg prinsipal adalah gadosy dan qodesy (Ibrani) dan hagios (Yunani). Terjemahan yg lazim bagi keduanya adalah kudus, walaupun kadang-kadang keduanya diterjemahkan dengan 'suci'. Perbedaan antara kudus dan suci tidaklah gamblang, justru bisa benar mengatakan bahwa bila yg dipikirkan adalah kualitas hakiki Tuhan dan manusia, maka dipakailah istilah kudus; istilah suci menekankan akibat daripada sikap yg menjurus kepada kesucian. *SUCI, KESUCIAN *MURNI.

Qadosy dapat berarti 'terpisah' (dikhususkan) atau 'terpotong dari', digunakan terhadap keadaan terlepasnya seseorang atau suatu benda (supaya Tuhan dapat memakainya, dan dgn demikian terhadap keadaan orang atau obyek yg dilepas itu). Hagios mempunyai dasar pemikiran yg sama mengenai keterpisahan dan kesucian terhadap Allah. Kata 'mahakudus' dalam Kis 2:27 dan kata 'kudus' dalam Why 15:4 adalah terjemahan dari kata Yunani hosios (di tempat lain diterjemahkan 'suci' atau 'saleh'), suatu kata yg mengandung arti hubungan yg benar dengan Allah, mungkin juga dalam pengertian kekasih.

a. Kekudusan Allah

Istilah kudus di PL sama dengan di PB, dipakai dalam pengertian tertinggi terhadap Allah. Istilah itu menunjuk, pertama, kepada keterpisahan Allah dari ciptaan dan bahwa Ia mengungguli ciptaan itu. Demikianlah 'kudus' menggambarkan transendensi Allah. Yahweh, karena 'kekudusan'-Nya berdiri bertentangan dengan ilah-ilah (Kel 15:11) demikian juga dengan seluruh ciptaan (Yes 40:25). *ALLAH.

Istilah itu juga menunjuk kepada hubungan, dan mengandung arti ketentuan Allah untuk memelihara kedudukanNya sendiri terhadap makhluk-makhluk bebas lainnya. Itu adalah pengesahan Allah sendiri, 'sifat dalam mana Yahweh menjadikan diriNya sendiri ukuran mutlak bagi diriNya sendiri' (Godet). Istilah itu tidak hanya menjelaskan perbedaan Allah dan manusia (Hos 11:9), itu adalah sama artinya dengan 'Allah yg tertinggi', dan terutama menekankan sifat Allah yg sangat menakutkan (Mzm 99:3).

Karena kekudusan meliputi setiap keistimewaan sifat Allah, maka hal itu dapat disifatkan sebagai: demikianlah Allah adanya. Sebagaimana sinar matahari mencakup semua warna dalam spektrumnya dan menjadi cahaya (terang) demikianlah dalam penyataan diriNya sendiri, semua sifat Allah menjadi satu dalam kekudusan; untuk maksud itu maka kekudusan pernah disebut: 'sifat dari segala sifat' yg kesatuannya mencakup segala sifat Allah. Untuk mengerti keberadaan dan perangai Allah sebagai hanya kumpulan kesempurnaan yg abstrak, berarti membuat Allah tidak riil. Di dalam Allah dari Alkitab, kesempurnaan hidup berfungsi dalam kekudusan.

Karena itu dapatlah dimengerti mengapa kekudusan khas disifatkan dalam Kitab Suci untuk setiap Oknum Allah Tritunggal, Bapak (Yoh 17:11), Anak (Kis 4:30) dan khususnya bagi Roh Kudus sebagai yg menyatakan dan yg mengaruniakan kekudusan Allah kepada ciptaan-Nya.

b. Kekudusan Allah dalam hubungan dengan umat-Nya

PL menggunakan kata 'kudus' atas orang yg dinobatkan bagi maksud-maksud agamawi. Misalnya para imam yg ditahbiskan dalam upacara istimewa, juga seluruh umat Israel sebagai satu bangsa yg disucikan bagi Allah tidak sama dengan bangsa-bangsa lain. Jadi hubungannya dengan Allah menjadikan Israel satu bangsa kudus, dan dalam pengertian ini 'kudus' mengacu kepada pengungkapan tertinggi hubungan perjanjian Israel dan Allah. Jalan pikiran ini tidak terlepas dari PB, sebagaimana dalam 1 Kor 7:14, di mana suami yg tidak beriman dikuduskan karena hubungannya dengan istri yg beriman demikian sebaliknya.

Tapi konsepsi mengenai kekudusan berkembang, sejalan dengan penyataan Allah, dari luar ke dalam, dari yg bersifat upacara kepada kenyataan; maka 'kudus' mendapat arti etis yg kuat, dan ini adalah maknanya, yg nyaris satu-satunya makna dalam PB. Para nabi memproklamirkan kekudusan sebagai penyataan sendiri oleh Allah, kesaksian yg Ia terapkan pada diriNya sendiri dan segi yg Ia kehendaki supaya makhluk ciptaan-Nya mengenal Dia demikian. Dan para nabi menyatakan bahwa Allah menghendaki untuk mengkomunikasikan kekudusan-Nya kepada makhluk ciptaan-Nya, dan sebaliknya Ia menuntut kesucian dari mereka. Apabila 'Aku ini kudus adanya', demikianlah pernyataan Allah sendiri yg mengangkat hakikat diriNya mengungguli makhluk ciptaan-Nya, demikianlah 'hendaknya kamu kudus' adalah seruan Allah bagi makhluk ciptaan-Nya, supaya mereka dapat menjadi orang yg mengambil bagian dalam kekudusan-Nya (Ibr 12:10). Kekudusan Allah dikaruniakan kepada jiwa manusia, pada saat ia dilahirkan kembali, dan itulah yg menjadi sumber dan landasan bagi tabiat yg suci.

Kristus dalam hidup dan sifat-sifat-Nya adalah teladan tertinggi kekudusan Allah. Dalam Dia keadaan kudus bahkan lebih daripada hanya tidak berdosa: itu adalah penyerahan-Nya yg seutuhnya kepada kehendak dan maksud Allah, dan untuk itu Yesus menguduskan diriNya sendiri (Yoh 17:19). Kekudusan Kristus adalah ukuran bagi sifat orang Kristen dan jaminannya, 'Sebab Ia yg menguduskan dan mereka yg dikuduskan, mereka semua berasal dari Satu' (Ibr 2:11).

Dalam PB petunjuk rasuli bagi orang Kristen ialah orang-orang kudus (hagioi). Istilah ini terus dipakai sebagai petunjuk umum, sekurang-kurangnya sampai zaman Ireneus dan Tertulianus (abad 3 sM), kendati sesudah itu dalam pemakaian gerejawi derajatnya merosot menjadi gelar yg diperoleh sebagai kehormatan. Walaupun anti utamanya adalah hubungan dengan pribadi, toh juga menggambarkan sifat, dan terutama sifat seperti sifat Kristus. Di mana-mana dalam PB ditekankan anti kekudusan secara etis bertentangan dengan hal-hal yg kotor. Kekudusan ialah panggilan tertinggi bagi orang Kristen dan tujuan daripada hidupnya. Pada Hari Kiamat, menurut Kitab Suci, ada dua kategori manusia yaitu yg benar dan yg jahat.

c. Makna eskatologis mengenai kekudusan

Kitab Suci menekankan kemantapan sifat moral (Why 22: 11), juga menekankan segi pembalasan dari kekudusan Allah, yg mencakup dunia dalam penghakiman. Berdasarkan hakikat Allah, hidup diatur sedemikian rupa sehingga dalam kekudusan terdapat 'sejahtera', dalam dosa terdapat 'kutuk'. Karena kekudusan Allah tidak bisa membuat dan mengindahkan suatu alam semesta di mana dosa dapat tumbuh dengan sempurna, maka kualitas pembalasan dalam pemerintahan Allah menjadi jelas. Tapi pembalasan itu bukanlah akhir dari segala sesuatu; kekudusan Allah menjamin bahwa akan ada perbaikan akhir, suatu palingenesia, suatu regenerasi dalam bidang moral. Eskatologi Alkitab berjanji bahwa kekudusan Allah akan membersihkan alam semesta, lalu menciptakan langit baru dan bumi baru dimana terdapat kebenaran (2 Ptr 3:13).

KEPUSTAKAAN. A Murray, Holy in Christ, 1888; R Otto (trJ. W Harvey), The Idea of theHoly,1946; ERE, 6, hlm 731-759; W. E Sangster, The Path to Perfection, 1943; H Seebass, C Brown, di NIDNTT 2, hlm 223-238; TDNT 1, hlm 88-115, 122: 3, hlm 221-230; 5, hlm 489-493; 7, hlm 175-185. RAF/P


Lihat definisi kata "Kudus" dalam Studi Kata



TIP #31: Tutup popup dengan arahkan mouse keluar dari popup. Tutup sticky dengan menekan ikon . [SEMUA]
dibuat dalam 0.07 detik
dipersembahkan oleh YLSA