Daftar Isi
BROWNING: KEHIDUPAN KEKAL

KEHIDUPAN KEKAL

KEHIDUPAN KEKAL [browning]

Hubungan pribadi dengan Allah yang tidak terbatas oleh waktu. Dalam PL tidak ada kepercayaan yang tetap atau saling terkait mengenai kehidupan kekal, dalam arti suatu kualitas kehidupan ilahi yang diberikan, yang tidak tersekati oleh *kematian atau yang dimulai pada saat kematian. Bayangan samar-samar mengenai keberadaan setelah kematian tersirat dalam cerita tentang perempuan sihir dari *Endor yang memanggil *Samuel untuk dimintai pertimbangan oleh *Saul (1Sam. 28). Keberadaan setelah kematian itu adalah keberadaan tanpa relasi dengan Allah (Mzm. 6:6). Namun, pada abad kedua sM kepercayaan mengenai kehidupan setelah kematian, yang diungkapkan dalam istilah *kebangkitan, tampak dalam Kitab *Daniel, dalam rangka memberi penghiburan kepada umat Yahudi yang dianiaya oleh *Antiokhus Epifanes. Kepercayaan ini bergaung dalam 2Mak. 7:14. Kitab Kebijaksanaan Salomo, pada lain pihak, yang berasal dari lingkungan Helenistik *Aleksandria, menawarkan pengharapan akan immortalitas (ketidakmatian) jiwa (Keb. 3:4). Namun, tidak semua orang Yahudi mempercayainya. Orang-orang *Saduki digambarkan, baik oleh *Yosephus, maupun oleh PB, sebagai orang-orang yang menolak doktrin *kebangkitan (Mrk. 12:18; Kis. 23:8). Dalam PL motif perbuatan benar dikaitkan dengan *perjanjian dengan Allah; jaringan hubungan manusia ditentukan oleh perjanjian antara Allah dengan Israel, bukan oleh masa depan *penghakiman setelah kehidupan ini.

Sebaliknya, dalam PB keadaan masa depan yang akan diterima akan bergantung pada perbuatan seseorang dalam kehidupan kininya (Mrk. 10:24-25; 12:40). Injil Yohanes menyatakan bahwa Yesus adalah paraga Allah (God's agent) bagi tindakan-tindakan eskhatologis *kebangkitan umum pada akhir zaman (Yoh. 5:19-47). Namun, tekanannya lebih pada pengalaman kehidupan kekal pada saat ini (Yoh. 10:10). *Keselamatan berarti memiliki kehidupan, balk pada saat ini, maupun dalam kekekalan. PB tidak menawarkan kepada orang percaya masa depan kehidupan kekal tanpa melewati kematian (2Tim. 2:11-13). Meski pada taraf tertentu kehidupan kekal mungkin di alami dalam kehidupan umat Kristen saat ini dan di sini, realisasinya secara penuh berada di masa depan, di seberang kematian. *Baptisan merupakan saat atau tahap pertama proses ini (Yoh. 3:5); kematian adalah tahap selanjutnya; dan *kebangkitan di akhir zaman (Yoh. 6:40; 11:25) merupakan tujuan akhir.

Kehidupan kekal merupakan kehidupan abadi yang tidak terputus oleh *kematian. Dalam berbagai *perumpamaan Yesus mengajarkan bahwa kehidupan kini akan berlanjut ke tahap berikutnya, yang pada dasarnya tergantung dari perilaku kita di sini dan saat ini (Luk. 16:25; Mat. 25:46). Dikemukakan oleh beberapa teolog modern bahwa tahap lebih lanjut itu tidak mungkin merupakan kutukan. Besarnya *kasih Allah kepada setiap manusia tak dapat dibayangkan. Bagaimana mungkin Ia yang telah menciptakan kita dengan kemampuan yang begitu besar untuk menanggapi kasih-Nya, kemudian *kejahatan manusia menghancurkan sama sekali kemampuan itu? (bnd. 1Yoh. 4:9).




TIP #18: Centang "Hanya dalam TB" pada Pencarian Universal untuk pencarian teks alkitab hanya dalam versi TB [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA