Lihat definisi kata "Kristus" dalam Studi Kata

Kristus

yang diurapi. Dan 9:25. (t. lama).
pengiring Kristus. Kata Kristen mula-mula disebut di Antiokia (Syria) pada tahun 43 sesudah Kristus, Kis 11:26. sebelum nama ini, orang Yahudi selalu menyebut para pengiring Kristus itu orang-orang Nazaret atau orang-orang Galilea.
(yang diurapi), kata Gerika untuk Messias. Mat 1:1.
kata Gerika untuk Almasih (Kristus). Yoh 1:41.

Yunani

Strongs #2316: yeov theos

1) a god or goddess, a general name of deities or divinities
2) the Godhead, trinity
2a) God the Father, the first person in the trinity
2b) Christ, the second person of the trinity
2c) Holy Spirit, the third person in the trinity
3) spoken of the only and true God
3a) refers to the things of God
3b) his counsels, interests, things due to him
4) whatever can in any respect be likened unto God, or resemble him in
any way
4a) God's representative or viceregent
4a1) of magistrates and judges

2316 theos theh'-os

of uncertain affinity; a deity, especially (with 3588) the supreme Divinity; figuratively, a magistrate; by Hebraism, very: KJV -- X exceeding, God, god(-ly, -ward).
see GREEK for 3588

Strongs #3323: Messiav Messias

Messias = "anointed"

1) the Greek form of Messiah
2) a name of Christ

3323 Messias mes-see'-as

of Hebrew origin (4899); the Messias (i.e. Mashiach), or Christ: KJV -- Messias.
see HEBREW for 04899

Strongs #5546: Xristianov Christianos

1) Christian, a follower of Christ

5546 Christianos khris-tee-an-os'

from 5547; a Christian, i.e. follower of Christ: KJV -- Christian.
see GREEK for 5547

Strongs #5547: Xristov Christos

Christ = "anointed"

1) Christ was the Messiah, the Son of God
2) anointed

5547 Christos khris-tos'

from 5548; anointed, i.e. the Messiah, an epithet of Jesus: KJV -- Christ.
see GREEK for 5548

Ibrani

Strongs #0430: Myhla 'elohiym

1) (plural)
1a) rulers, judges
1b) divine ones
1c) angels
1d) gods
2) (plural intensive - singular meaning)
2a) god, goddess
2b) godlike one
2c) works or special possessions of God
2d) the (true) God
2e) God

430 'elohiym el-o-heem'

plural of 433; gods in the ordinary sense; but specifically used (in the plural thus, especially with the article) of the supreme God; occasionally applied by way of deference to magistrates; and sometimes as a superlative: KJV -- angels, X exceeding, God (gods)(-dess, -ly), X (very) great, judges, X mighty.
see HEBREW for 0433

[Yoppi]

Strongs #02316:

Allah, allah, dewa, dewi (m/f)

Strongs #05547:

Kristus, Mesias

[Barclay]

Strongs #2316:

ou [maskulin] Allah (kata yeon sesuai dengan kehendak Allah atau menurut persamaan Allah Ef 4.24); dewa; [feminin] dewi (Kis 19.37)

Strongs #3323:

ou [maskulin] Mesias (bahasa Ibrani/Aram; sama artinya dengan bahasa Yunani Cristov)

Strongs #5546:

ou [neuter] orang Kristen (Kis 11.26;26.28; 1Pet. 4.16)

Strongs #5547:

ou [maskulin] Kristus (harfiah yang diurap, sama dengan bahasa Ibrani Mesias

Allah [pedoman]

  1. 1. Adalah Roh.
  2. Yoh 4:24; 2Kor 3:17
  3. 2. Dinyatakan sebagai satu Pribadi yang:
    1. 2.1 Adil.
    2. Ul 32:4; Yes 45:21
    3. 2.2 Api yang menghanguskan.
    4. Ibr 12:29
    5. 2.3 Penyayang dan pengasih.
    6. Kel 34:6,7; Mazm 86:5
    7. 2.4 Baik.
    8. Mazm 25:8
    9. 2.5 Tidak fana.
    10. Rom 1:23
    11. 2.6 Benar.
    12. Mazm 92:15; Yer 10:10; Yoh 17:3
    13. 2.7 Besar.
    14. 2Taw 2:5; Mazm 86:10
    15. 2.8 Satu-satunya Allah yang penuh hikmat.
    16. Rom 16:27; 1Tim 1:17
    17. 2.9 Hadir di mana-mana.
    18. Mazm 139:7,8; Yer 23:23,24
    19. 2.10 Kasih.
    20. 1Yoh 4:8,16
    21. 2.11 Kekal.
    22. Ul 33:27; Mazm 90:2; Wahy 4:8-10
    23. 2.12 Mahakuasa.
    24. Kej 17:1; Kel 6:2
    25. 2.13 Mahamulia.
    26. Kel 15:11; Mazm 145:5
    27. 2.14 Mahatahu.
    28. Mazm 139:1-6; Ams 5:21
    29. 2.15 Mahatinggi.
    30. Mazm 83:18; Kis 7:48
    31. 2.16 Panjang sabar.
    32. Bil 14:18
    33. 2.17 Penyayang.
    34. 2Raj 13:23
    35. 2.18 Pengasih.
    36. Kel 34:6; Mazm 116:5
    37. 2.19 Sempurna.
    38. Mat 5:48
    39. 2.20 Setia.
    40. 1Kor 10:13; 1Pet 4:19
    41. 2.21 Kudus.
    42. Mazm 99:9; Yes 5:16
    43. 2.22 Tidak dapat dipahami.
    44. Ayub 11:7; 37:23; Mazm 145:3; Yes 40:28; Rom 11:33
    45. 2.23 Terang.
    46. Yes 60:19; Yak 1:17; 1Yoh 1:5
    47. 2.24 Tidak berubah.
    48. Mazm 102:26,27; Yak 1:17
    49. 2.25 Tidak binasa.
    50. 1Tim 1:17; 6:16
    51. 2.26 Penuh hikmat.
    52. Rom 16:27
    53. 2.27 Tidak kelihatan.
    54. Ayub 23:8,9; Yoh 1:18; 5:37; Kol 1:15; 1Tim 1:17
    55. 2.28 Cemburu.
    56. Yos 24:19; Nah 1:2
  4. 3. Tidak ada - lain.
  5. Ul 4:35; Yes 44:6
  6. 4. Tidak ada - sebelumnya.
  7. Yes 43:10
  8. 5. Tidak ada yang seperti - .
  9. Kel 9:14; Ul 33:26; 2Sam 7:22; Yes 46:5,9; Yer 10:6
  10. 6. Tidak ada yang baik kecuali - .
  11. Mat 19:17
  12. 7. Memenuhi langit dan bumi.
  13. 1Raj 8:27; Yer 23:24
  14. 8. Harus disembah dalam roh dan kebenaran.
  15. Yoh 4:24

Kristus, Allah [pedoman]

  1. 1. Dialah Tuhan.
  2. Yes 40:3; Mat 3:3
  3. 2. Dialah Tuhan yang mulia.
  4. Mazm 24:7,10; 1Kor 2:8; Yak 2:1
  5. 3. Dialah Tuhan, yang membenarkan kita.
  6. Yer 23:5,6; 1Kor 1:30
  7. 4. Dialah Tuhan, di atas semuanya.
  8. Mazm 97:9; Yoh 3:31
  9. 5. Dialah Tuhan, Yang Pertama dan Yang Terkemudian.
  10. Yes 44:6; Wahy 1:17; Yes 48:12-16; Wahy 22:13
  11. 6. Dialah yang paling karib dan setara dengan Allah.
  12. Za 13:7; Fili 2:6
  13. 7. Dialah Tuhan semesta alam.
  14. Yes 6:1-3; Yoh 12:41; Yes 8:13,14; 1Pet 2:8
  15. 8. Dialah seorang Gembala.
  16. Yes 40:11; Ibr 13:20
  17. 9. Dialah Tuhan, yang menciptakan segala sesuatu untuk kemuliaan-Nya.
  18. Ams 16:4; Kol 1:16
  19. 10. Dialah Tuhan, Utusan Perjanjian itu.
  20. Mal 3:1; Mr 1:2; Luk 2:27
  21. 11. Doa diserukan kepada-Nya seperti kepada Tuhan Allah.
  22. Yoel 2:32; Kis 2:21; 1Kor 1:2
  23. 12. Dialah Allah pencipta dan yang kekal.
  24. Mazm 102:25-28; Ibr 1:8,10-12
  25. 13. Dialah Allah Pencipta dan yang kekal.
  26. Mazm 102:25-28; Ibr 1:8,10-12
  27. 14. Dialah Allah yang Mahakuasa.
  28. Yes 9:5
  29. 15. Dialah Allah yang Mahabesar dan Juruselamat.
  30. Hos 1:7; Tit 2:13
  31. 16. Dialah Allah dari semua orang.
  32. Mazm 45:7,8; Kis 10:36; Rom 9:5; 10:11-13
  33. 17. Dialah Allah yang benar.
  34. Yer 10:10; 1Yoh 5:20
  35. 18. Dialah Allah, Firman itu.
  36. Yoh 1:1
  37. 19. Dialah Allah, Hakim itu.
  38. Pengkh 12:14; 1Kor 4:5; 2Kor 5:10; 2Tim 4:1
  39. 20. Dialah Imanuel.
  40. Yes 7:14; Mat 1:23
  41. 21. Dialah Tuan di atas segala Tuan dan Raja di atas segala raja.
  42. Dan 10:17; Wahy 1:5; 17:14
  43. 22. Dialah yang Kudus.
  44. 1Sam 2:2; Kis 3:14
  45. 23. Dialah Tuhan yang berasal dari sorga.
  46. 1Kor 15:47
  47. 24. Dialah Tuhan atas hari Sabat.
  48. Kej 2:3; Mat 12:8
  49. 25. Dialah Anak Allah.
  50. Mat 26:63-67
  51. 26. Dialah Anak Tunggal Allah.
  52. Yoh 1:14,18; 3:16,18; 1Yoh 4:9
  53. 27. Darah-Nya disebut Darah anak-Nya.
  54. Kis 20:28
  55. 28. Dia satu dengan Bapa-Nya.
  56. Yoh 10:30,38; 12:45; 14:7-10; 17:10
  57. 29. Karena mengaruniakan Roh, sama seperti Bapa-Nya.
  58. Yoh 14:16; 15:26
  59. 30. Karena berhak mendapat penghormatan, seperti Bapa-Nya.
  60. Yoh 5:23
  61. 31. Karena berhak atas segala sesuatu, seperti Bapa-Nya.
  62. Yoh 16:15
  63. 32. Tidak berada di bawah hukum Sabat, sama seperti Bapa-Nya.
  64. Yoh 5:17
  65. 33. Dialah sumber segala kasih karunia, seperti Bapa-Nya.
  66. 1Tes 3:11; 2Tes 2:16,17
  67. 34. Karena tidak dapat dikenal, seperti Bapa-Nya.
  68. Ams 30:4; Mat 11:27
  69. 35. Dialah Pencipta segala sesuatu.
  70. Yes 40:28; Yoh 1:3; Kol 1:16; Ibr 1:2
  71. 36. Dialah Penopang dan Pemeliharaan segala sesuatu.
  72. Neh 9:6; Kol 1:17; Ibr 1:3
  73. 37. Di dalam Dia berdiam secara jasmani seluruh kepenuhan ke-Allahan.
  74. Kol 2:9; Ibr 1:3
  75. 38. Karena membangkitkan orang mati.
  76. Yoh 5:21; 6:40,54
  77. 39. Karena membangkitkan diri-Nya dari antara orang mati.
  78. Yoh 2:19,21; 10:18
  79. 40. Karena Ia kekal.
  80. Yes 9:5; Mi 5:1; Yoh 1:1; Kol 1:17; Ibr 1:8-10; Wahy 1:8
  81. 41. Karena hadir di segala tempat.
  82. Mat 18:20; 28:20; Yoh 3:13
  83. 42. Karena Mahakuasa sifatnya.
  84. Mazm 45:4; Fili 3:21; Wahy 1:8
  85. 43. Karena mahatahu.
  86. Yoh 16:30; 21:17
  87. 44. Karena tahu apa yang ada di dalam hati manusia.
  88. 1Raj 8:39; Luk 5:22; Yeh 11:5; Yoh 2:24,25; Wahy 2:23
  89. 45. Karena tidak berubah.
  90. Mal 3:6; Ibr 1:12; 13:8
  91. 46. Karena dapat mengampuni segala dosa.
  92. Mr 2:7,10; Kol 3:13
  93. 47. Dialah yang memberikan gembala-gembala kepada jemaat.
  94. Yer 3:15; Ef 4:11-13
  95. 48. Dialah suami jemaat.
  96. Yes 54:5; Ef 5:25-32; Yes 62:5; Wahy 21:2,9
  97. 49. Dialah tujuan ibadah ilahi.
  98. Kis 7:59; 2Kor 12:8,9; Ibr 1:6; Wahy 5:12
  99. 50. Dialah tujuan iman.
  100. Mazm 2:12; 1Pet 2:6; Yer 2:6; Yer 17:5,7; Yoh 14:1
  101. 51. Karena Ia membebaskan dan menguduskan jemaat untuk diri-Nya.
  102. Tit 2:14; Wahy 5:9
  103. 52. Karena Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya.
  104. Ef 5:27; Yud 1:24,25
  105. 53. Orang-orang kudus hidup bagi Dia (Yesus sebagai Allah).
  106. Rom 6:11; Gal 2:19; 2Kor 5:15
  107. 54. Diakui oleh rasul-rasul-Nya.
  108. Yoh 20:28
  109. 55. Diakui oleh orang-orang kudus dari Perjanjian Lama.
  110. Kej 17:1; 48:15,16; 32:24-30; Hos 12:3-5
    Hak 6:22-24; 13:21,22; Ayub 19:25-27

Kristus, Gembala [pedoman]

  1. 1. Dinubuatkan dalam.
  2. Kej 49:24; Yes 40:11; Yeh 34:23; 37:24
  3. 2. Agung.
  4. 1Pet 5:4
  5. 3. Yang baik.
  6. Yoh 10:11,15
  7. 4. Yang besar.
  8. Mi 5:3; Ibr 13:20
  9. 5. Domba-Nya:
    1. 5.1 Diberi-Nya hidup yang kekal.
    2. Yoh 10:28
    3. 5.2 Diberi-Nya makan.
    4. Mazm 23:1,2; Yoh 10:9
    5. 5.3 Dikenal-Nya.
    6. Yoh 10:14,27
    7. 5.4 Dikumpulkan-Nya.
    8. Yes 40:11; Yoh 10:16
    9. 5.5 Dilindungi dan digembalakan-Nya.
    10. Yer 31:10; Yeh 34:10-15; Za 9:16; Yoh 10:28
    11. 5.6 Dipanggil-Nya.
    12. Yoh 10:3
    13. 5.7 Dipelihara-Nya.
    14. Yes 40:11
    15. 5.8 Dituntun-Nya.
    16. Mazm 23:3; Yoh 10:3,4
    17. 5.9 Diserahkan-Nya nyawa-Nya untuk menggantikan mereka.
    18. Za 13:7; Mat 26:31; Yoh 10:11,15; Kis 20:28
  10. 6. Teladan - :
    1. 6.1 Daud.
    2. 1Sam 16:11-13

Kristus, Imam Besar [pedoman]

  1. 1. Dilantik dan dipanggil oleh Allah.
  2. Ibr 3:1,2; 5:4,5
  3. 2. Menurut peraturan Melkisedek.
  4. Mazm 110:4; Ibr 5:6; 6:20; 7:15,17
  5. 3. Lebih tinggi dari Harun dan peraturan-peraturan imam orang Lewi.
  6. Ibr 7:11,16,22; 8:1,2,6
  7. 4. Dilantik dengan sumpah.
  8. Ibr 7:20,21
  9. 5. Imamat-Nya tetap selama-lamanya.
  10. Ibr 7:24,28
  11. 6. Tanpa noda.
  12. Ibr 7:26,28
  13. 7. Setia.
  14. Ibr 3:2
  15. 8. Tidak perlu mempersembahkan korban untuk diri-Nya.
  16. Ibr 7:27
  17. 9. Telah mempersembahkan diri-Nya.
  18. Ibr 9:14,26
  19. 10. Pengorbanan-Nya lebih tinggi dari yang lain.
  20. Ibr 9:13,14,23
  21. 11. Dipersembahkan sebagai korban sekali saja.
  22. Ibr 7:27; 9:25,26
  23. 12. Telah mengadakan pendamaian.
  24. Ibr 2:17
  25. 13. Telah mengerjakan penebusan.
  26. Ibr 9:12
  27. 14. Telah melintasi semua langit dan duduk di sebelah kanan Allah Bapa.
  28. Ibr 4:14; 10:12
  29. 15. Bersimpati terhadap orang, merasai sengsara bersama-sama dengan orang
  30. yang terkena pencobaan.
    Ibr 2:18; 4:15
  31. 16. Ia telah menghadap hadirat Allah untuk kita.
  32. Ibr 7:25; 9:24
  33. 17. Memberkati.
  34. Bil 6:23-26; Kis 3:26
  35. 18. Duduk memerintah di atas takhta-Nya.
  36. Za 6:13
  37. 19. Telah dilantik, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman ini.
  38. Ibr 4:14
  39. 20. Teladan:
    1. 20.1 Harun.
    2. Kel 40:12-15
    3. 20.2 Melkisedek.
    4. Kej 14:18-20

Kristus, Kepala Jemaat [pedoman]

  1. 1. Telah dinubuatkan.
  2. Mazm 118:22; Mat 21:42
  3. 2. Diangkat oleh Allah.
  4. Ef 1:22
  5. 3. Diberitahukan oleh-Nya sendiri.
  6. Mat 21:42
  7. 4. Mempunyai tubuh mistik, yaitu jemaat.
  8. Ef 4:12,15; 5:23
  9. 5. Pertama, terutama di dalam segala sesuatu.
  10. 1Kor 11:3; Ef 1:22; Kol 1:18
  11. 6. Mengutus rasul-rasul-Nya.
  12. Mat 10:1,7; 28:19; Yoh 20:21
  13. 7. Menetapkan sakramen-sakramen.
  14. Mat 28:19; Luk 22:19,20
  15. 8. Memberikan pemberian-pemberian.
  16. Mazm 68:19; Ef 4:8
  17. 9. Orang-orang kudus disempurnakan di dalam Dia.
  18. Kol 2:10
  19. 10. Tidak dipercayai oleh orang-orang yang memutarbalikkan kebenaran.
  20. Kol 2:18,19

Kristus, Nabi [pedoman]

  1. 1. Telah dinubuatkan.
  2. Ul 18:15,18; Yes 52:7; Nah 1:15
  3. 2. Diurapi oleh Roh Kudus.
  4. Yes 42:1; 61:1; Luk 4:18; Yoh 3:34
  5. 3. Hanya Dia yang mengenal dan menyatakan Allah.
  6. Mat 11:27; Yoh 3:2,13,34; 17:6,14,26; Ibr 1:1,2
  7. 4. Telah menyatakan bahwa pengajaran-Nya diberikan oleh Bapa-Nya.
  8. Yoh 8:26,28; 12:49,50; 14:10,14; 15:15; 17:8,16
  9. 5. Telah memberitakan Injil dan mengadakan mujizat-mujizat.
  10. Mat 4:23; 11:5; Luk 4:43
  11. 6. Menubuatkan perkara-perkara yang akan terjadi.
  12. Mat 24:3-35; Luk 19:41,44
  13. 7. Setia dalam jabatan-Nya.
  14. Luk 4:43; Yoh 17:8; Ibr 3:2; Wahy 1:5; 3:14
  15. 8. Penuh hikmat.
  16. Luk 2:40,47,52; Kol 3:1,2
  17. 9. Mempunyai kuasa dalam perkataan dan perbuatan-Nya.
  18. Mat 13:54; Mr 1:27; Luk 4:32; Yoh 7:46
  19. 10. Lemah lembut dan tidak menonjolkan diri dalam pengajaran-Nya.
  20. Yes 42:2; Mat 12:17-20
  21. 11. Allah menyuruh kita patuh kepada-Nya.
  22. Ul 18:15; Kis 3:22; 7:37
  23. 12. Allah akan menghukum kelalaian kita terhadap - .
  24. Ul 18:19; Kis 3:23; Ibr 2:3
  25. 13. Teladan - :
    1. 13.1 Musa.
    2. Ul 18:15

Kristus, Pengantara [pedoman]

  1. 1. Karena penebusan yang telah dilakukan oleh-Nya.
  2. Ef 2:13-18; Ibr 9:15; 12:24
  3. 2. Satu-satunya - antara Allah dan manusia.
  4. 1Tim 2:5
  5. 3. Dari perjanjian Injil.
  6. Ibr 8:6; 12:24
  7. 4. Teladan - :
    1. 4.1 Harun.
    2. Bil 16:48
    3. 4.2 Musa.
    4. Ul 5:5; Gal 3:19

Kristus, Raja [pedoman]

  1. 1. Telah dinubuatkan.
  2. Bil 24:17; Mazm 2:6; 45:1-17; Yes 9:5; Yer 23:5; Mi 5:1
  3. 2. Mulia.
  4. Mazm 24:7-10; 1Kor 2:8; Yak 2:1
  5. 3. Maha tinggi.
  6. Mazm 89:28; Wahy 1:5; 19:16
  7. 4. Duduk di atas takhta Allah.
  8. Wahy 3:21
  9. 5. Duduk di atas takhta Daud.
  10. Yes 9:6; Yeh 37:24,25; Luk 1:32; Kis 2:30
  11. 6. Adalah Raja di Sion.
  12. Mazm 2:6; Yes 52:7; Za 9:9; Mat 21:5; Yoh 12:12-15
  13. 7. Mempunyai kerajaan kebenaran.
  14. Mazm 45:7; Ibr 1:8,9; Yes 32:1; Yer 23:5
  15. 8. Mempunyai kerajaan yang kekal.
  16. Dan 2:44; 7:14; Luk 1:33
  17. 9. Kerajaan-Nya meliputi seluruh dunia.
  18. Mazm 2:8; 72:8; Za 14:9; Wahy 11:15
  19. 10. Kerajaan-Nya bukan dari dunia ini.
  20. Yoh 18:36
  21. 11. Orang-orang kudus adalah rakyat-Nya.
  22. Kol 1:13; Wahy 15:3
  23. 12. Orang-orang kudus menerima suatu kerajaan dari pada-Nya.
  24. Luk 22:29,30; Ibr 12:28
  25. 13. Diakui oleh:
    1. 13.1 Natanael.
    2. Yoh 1:49
    3. 13.2 Orang-orang majus dari Timur.
    4. Mat 2:2
    5. 13.3 Pengikut-pengikut-Nya.
    6. Luk 19:38; Yoh 12:13
  26. 14. Dinyatakan oleh-Nya sendiri.
  27. Mat 25:34; Yoh 18:37
  28. 15. Ditulis di atas kayu salib-Nya.
  29. Yoh 19:19
  30. 16. Orang Yahudi akan mencari Dia.
  31. Hos 3:5
  32. 17. Orang-orang kudus akan melihat Dia.
  33. Yes 33:17; Wahy 22:3,4
  34. 18. Semua raja akan sujud menyembah kepada-Nya.
  35. Mazm 72:11; Yes 49:7
  36. 19. Akan mengalahkan segala seteru-Nya.
  37. Mazm 110:1; Mr 12:36; 1Kor 15:25; Wahy 17:14
  38. 20. Teladan - :
    1. 20.1 Daud.
    2. 1Sam 16:1,12,13; Luk 1:32
    3. 20.2 Melkisedek.
    4. Kej 14:18
    5. 20.3 Salomo.
    6. 1Taw 28:6,7

Kristus, Sifatnya [pedoman]

  1. 1. Segala sesuatu pada-Nya menarik (indah).
  2. Kid 5:16
  3. 2. Kudus.
  4. Luk 1:35; Kis 4:27; Wahy 3:7
  5. 3. Adil dan benar.
  6. Yes 11:5; 53:11; Za 9:9
    Yoh 5:30; 1:14; 7:18; Kis 22:14; Ibr 1:9; 1Yoh 5:20
  7. 4. Baik.
  8. Mat 19:16
  9. 5. Setia.
  10. 1Tes 5:24
  11. 6. Tidak menipu.
  12. Yes 53:9; 1Pet 2:22
  13. 7. Tidak berdosa.
  14. Yoh 8:46; 2Kor 5:21
  15. 8. Tidak bercacat.
  16. 1Pet 1:19
  17. 9. Tidak bersalah.
  18. Mat 27:4; Ibr 7:26
  19. 10. Melawan pencobaan.
  20. Mat 4:1-10
  21. 11. Menurut segala hukum Allah Bapa-Nya.
  22. Mazm 40:9; Yoh 4:34; 15:10
  23. 12. Bersemangat.
  24. Luk 2:49; Yoh 2:17; 8:29
  25. 13. Lemah lembut.
  26. Yes 53:7; Za 9:9; Mat 11:29
  27. 14. Rendah hati.
  28. Mat 11:29
  29. 15. Penuh belas kasihan.
  30. Yes 40:11; Luk 19:41; Ibr 2:17
  31. 16. Sabar.
  32. Yes 53:7; Mat 27:14; 1Tim 1:16
  33. 17. Murah hati.
  34. Mat 4:23,24; Kis 10:38
  35. 18. Mengasihi.
  36. Yoh 13:1; 15:13
  37. 19. Tidak mementingkan harta benda.
  38. Mat 8:20; 2Kor 8:9
  39. 20. Merendahkan diri.
  40. Luk 22:27; Fili 2:8
  41. 21. Menyerahkan diri.
  42. Luk 22:42
  43. 22. Mengampuni.
  44. Luk 23:24
  45. 23. Patuh kepada orang tuanya.
  46. Luk 2:51
  47. 24. Orang-orang kudus menjadi serupa dengan gambaran-Nya.
  48. Rom 8:29

Kristus [kecil]

TB- Terjemahan Yunani dari kata Ibrani Masyiakh atau Mesias (Al-masih), artinya: "yang diurapi oleh Tuhan". Yesus disebut Kristus karena Dialah yang dipilih Allah menjadi Penyelamat dan Tuhan. Akhirnya Kristus juga menjadi nama diri untuk Yesus.

BIS- Terjemahan Yunani dari kata Ibrani "Mesias". Nama itu berarti "Yang diurapi Allah". Yesus diberi gelar Kristus karena Ialah yang dipilih dan diutus oleh Allah untuk menjadi Penyelamat dan Tuhan. (Lihat Raja Penyelamat --> 20644, dan Lihat Anak Manusia --> 19715.)

Mesias [kecil]

TB- Lihat Kristus --> 20942

Raja Penyelamat [kecil]

BIS- Kata Ibrani untuk ungkapan ini ialah: "Mesias". Kata ini adalah sebuah gelar yang berarti "Dia yang diurapi"; gelar ini diberikan kepada Penyelamat yang kedatangan-Nya dijanjikan oleh nabi-nabi bangsa Yahudi. Lihat Kristus --> 20942.

Mesias [haag]

Mesias.

Bentuk kata Aram yang di-yunani-kan dari Mesyiha (: yang diurapi) dan hanya ditemukan pada Yoh 1:41; 4:25. Dalam arti tadi maka kata tersebut dipakai:

  1. (1) Bagi raja yang sedang memerintah, yang pada saat pengangkatannya diurapi dengan minyak (1Sam 10:1; 2Sam 2:4; 1Raj 1:39 dbtl.). Urapan itu melambangkan hubungan istimewa dengan Allah dan memberi kekuasaan illahi. Oleh sebab itu raja disebut "yang diurapi oleh Yahwe". Ia tidak boleh dijamah (1Sam 24:7; 2Sam 1:14 dbtl.).
  2. (2) Sebutan bagi Imam Agung (Im 4:3,5,16), sebab ia juga diurapi, analog dengan para raja (Bdk.: Kel 29:7; Im 8:12).
  3. (3) Sebutan bagi --> Nenek-moyang Isr. (1Taw 16:22; Mazm 105:15) untuk menyatakan hubungannya dengan Allah.
  4. (4) Sebutan bagi Penebus yang dijanjikan dalam kitab-kitab baru sejak abad 1 sebelum Mas., terkecuali dalam Mazm 2:2.

ALLAH [browning]

Dalam Alkitab ada 'orang-orang *bodoh' yang tidak percaya kepada Allah (Mzm. 14:1), bukan berdasar pada pertimbangan argumen rasional, melainkan berdasar pada kehidupan mereka yang rusak dan egois. Karena itu, ateisme eksistensialis modern seperti Jean-Paul Sartre atau kaum positivis yang mempertahankan bahwa kita memiliki akses kepada pengetahuan hanya melalui pengetahuan empiris, tidak dikenal dalam PL, maupun dalam PB. Allah adalah yang ada dan akan ada (Kel. 3:14); kata kerja Ibraninya menunjukkan manifestasi kebiasaan. Inilah *penyataan pertama dalam sumber *E *Pentateukh mengenai nama ilahi. Hal ini menyiratkan bahwa Allah dapat dikenal hanya jika Ia menghadirkan diri kepada manusia, dan manusia menanggapinya.

Allah dalam Alkitab dipahami sebagai yang omnipoten (berkuasa di mana-mana), omnisiens (serba mengetahui), dan benar-benar pencipta yang baik atas segala sesuatu yang ada. Seperti dalam agama-agama lain, diharapkan bahwa ketaatan kepada Allah akan membawa kesejahteraan personal dan nasional serta terhindar dari bencana. Ketaatan tersebut dilakukan dalam cara hidup yang telah ditentukan, seperti makan makanan tertentu, yang menimbulkan perasaan solidaritas. Dalam PL *Taurat berisi hukum ritual dan perilaku etis, dan itu semua dianggap langsung berasal dari Allah. Dengan demikian, bagi umat Israel, percaya kepada Allah berarti harus pula ambil bagian dalam kehidupan persekutuan dan upacara-upacaranya.

Orang Ibrani tidak tiba pada *monoteismenya tanpa masa persiapan panjang -- dari suatu lingkungan politeistik, melalui *henoteisme (ketika Israel menyembah Allah yang esa, namun mengakui keberadaan ilah-ilah bangsa lain), hingga monoteisme etis. Perbedaan antara Yahweh dan ilah-ilah lain yang berawal pada abad ke-9 sM dipertajam oleh *Hosea pada abad ke8 sM. Pada abad ke-7 sM (Ul. 13:6-11) orang-orang Israel yang setia harus memberitahu sanak familinya yang menyembah ilah-ilah lain. Selama masa pembuangan, iman kepada Yahweh sebagai satu-satunya Allah, pencipta hal yang baik dan yang jahat, diterima oleh *Deutero Yesaya (Yes. 45:7). Yahweh diakui sebagai Pencipta seluruh alam semesta, namun juga sebagai keberadaan tertinggi, yang dengan ramah masuk ke dalam *perjanjian dengan umat-Nya. Gambaran-gambaran untuk melukiskan Allah adalah raja, bapa, dan *gembala: berjenis kelamin maskulin; namun dalam literatur yang lebih kemudian personifikasi *Hikmat sebagai penyataan Allah menunjukkan bahwa jenis kelamin feminin bukanlah hal yang asing bagi konsepsi PL tentang Allah -- karena kata Ibrani untuk 'Hikmat' berjenis kelamin feminin; dan aktivitas Allah kadang-kadang digambarkan dengan istilah-istilah khas perempuan (Yes. 66:13).

Allah yang transenden adalah juga Allah yang berkenan merendahkan diri untuk diam di tengah umat-Nya. Orang Ibrani percaya bahwa 'Kemah Allah' adalah hadirat Allah di tengah-tengah mereka dan pada waktunya Allah diam di Bait-Nya. Allah dianggap sebagai Allah yang menuntut kebenaran dan keadilan, dan murkaNya akan ditimpakan kepada mereka yang tidak taat kepada-Nya.

Namun, tidak benar bahwa Allah PL terutama adalah Allah yang menjatuhkan hukuman dan Allah yang mengerikan bagi orang-orang berdosa, sedangkan Allah PB terutama adalah Allah yang berbelas kasih dan pengampun.

Kontras antara PL dan PB dilukiskan secara berlebihan oleh bidat *Marcion !!(+/- 150 M!!). Gereja Kristen selalu mempertahankan bahwa Allah Israel, Bapa Yesus, adalah Allah yang juga disembah oleh umat Kristen. Terdapat kontinuitas konsep. Namun, perubahan mendasar konsep alkitabiah tentang Allah adalah bahwa bagi umat Kristen tempat penyataan diri Allah yang utama sekarang adalah dalam diri Yesus Kristus (Mat. 1:23; Yoh. 14:9). Allah dalam PB tetaplah Allah PL, yang kudus dan transenden, namun dipercayai bahwa Yesus telah menunjukkan dalam kehidupan manusia bahwa pada dasarnya Allah adalah *kasih. Pengalaman umat Kristen lebih lanjut menyebabkan timbulnya doktrin *Trinitas, yang isyarat-isyaratnya sudah terdapat dalam PB (mis. Mat. 28:19). Bahasa Paulus tentang partisipasi orang beriman dalam *Roh Kudus (2Kor. 13:13) mungkin diuraikan oleh doktrin kemudian tentang Roh Kudus sebagai 'hypostasis' ('pribadi') yang berbeda dalam keberadaan Allah.

Dalam Alkitab ada beberapa nama diberikan bagi Allah. Kata Ibrani El sering digunakan dalam bentuk jamak (plural) *Elohim. Ia dipertentangkan dengan berhala Baal dalam sejarah Deuteronomis dan dalam Hos. 2. 'Yahweh' terdapat hampir 6.000 kali dalam PL, namun dalam naskah *Masoretik (abad ke-6 M) vokal dari Adonai('Tuhanku') dimasukkan ke dalam nama Yahweh yang tak terkatakan itu, maka bahasa Inggrisnya menjadi Yehovah. Frasa Yahweh Sebaoth' (Tuhan bala tentara) dalam PL ditemukan 279 kali, paling sering dalam kitab nabi-nabi. Semula nama ini dihubungkan dengan 'pasukan perang', namun kemudian berarti tindakan Yahweh yang berkuasa mengatur alam semesta dan peruntungan manusia. PB tak pernah menyangkal kekudusan Allah (banyak ditekankan dalam PL), namun lebih suka menggunakan ungkapan yang menunjukkan kesetiaan (1Kor. 1:9), hikmat (Rm. 16:27), dan *kebenaran-Nya (Yoh. 3:33). Ia adalah Allah *perdamaian (1Tes. 5:23), *pengharapan (Rm. 15:13), dan di atas semua itu, *kasih (2Kor. 13:11, dan Yoh. 3:16; 1Yoh. 4:8).

Konsep Alkitab tentang Allah sebagai yang mahakuasa (mis. Mat. 26:53), dan bahwa kemahakuasaan-Nya dapat campur tangan langsung dalam segala persoalan dunia ini, sekarang harus dimodifikasi dengan pengakuan bahwa ada keterbatasan yang dikenakan pada kemahakuasaan ilahi. Menurut pengakuan tersebut, perjalanan alam semesta dapat diperkirakan dan itulah dasar yang diperlukan bagi kebebasan dan tanggung jawab manusia. Kuasa Allah dapat dipahami dalam kasih-Nya yang menderita, pengosongan diri-Nya yang benar-benar memberi kekuatan kepada apa yang diciptakan-Nya; melebihi penciptanya. Allah benar-benar telah bertindak dalam dunia (seperti dipertahankan oleh Alkitab), namun arti yang lebih dalam bahwa Dia telah menciptakan suatu dunia yang beraturan, bertata nilai, dan berasionalitas -- yang dengannya kita dapat memahami gagasan tentang ketuhanan.

KRISTEN [browning]

Nama ini kemungkinan telah dikenakan kepada para pengikut Kristus pertama kali oleh para pelawannya. Menurut Kis. 11:26, nama itu pertama kali didengar di *Antiokhia Siria. Ketika 1Ptr. 4:6 beredar, nama ini telah lazim digunakan di Asia Kecil, dan tampaknya penulis cukup menyenanginya.

KRISTUS [browning]

Terjemahan dari Khristos yang digunakan dalam *LXX untuk kata Ibrani Mesias, yang berarti 'yang diurapi'. Semula kata ini dikenakan kepada raja yang telah diurapi, seperti *Daudoleh *Samuel (1Sam. 16:13), dan pengganti-penggantinya (Mzm. 2:2; Dan. 9:25). Dalam PB dikenakan kepada Yesus sebagai sosok yang menggenapi harapan-harapan PL (Luk. 2:11).

'Kristus' begitu sering dikenakan kepada Yesus, sebagai Mesias, sehingga seakan-akan menjadi nama keluarga yang dilekatkan pada Yesus (Yoh. 1:17).

MESIAS [browning]

Kata Ibrani yang berarti 'yang diurapi', orang yang akan menjadi *juruselamat umatnya. Dalam PL digunakan baik untuk raja-raja dan untuk imam-imam, terutama Raja Daud dan para penggantinya, tetapi juga untuk *Koresy (Yes. 45:1). Dalam pengharapan eskhatologis nabi-nabi, diharapkan seorang raja yang kelak akan memerintah dalam keadilan dan dalam damai (Yes. 11:1-5), namun kata 'mesias' itu sendiri tidak ditemukan dalam tulisan-tulisan mereka. *Gulungan Laut Mati menunjuk pada kedatangan dua tokoh imamat dalam tradisi *Melkisedek, yang menyatakan kedua fungsi itu, yaitu raja dan imam, dalam dirinya. Pada perumpamaan-perumpamaan Kitab Henokh (Henokh 37-71), dari pertengahan abad pertama M, ada pula disebut seorang Mesias yang adalah *Anak Manusia surgawi. Jadi, inti referensinya adalah Allah yang turun tangan dalam sejarah manusia dengan mengutus utusan-Nya. Para pembaca Kristen kemudian mendapatkan petunjuk-petunjuk dalam PL bahwa Mesias ini harus menderita (mis. Mzm. 22:6-8).

Dalam PB 'mesias' Ibrani ini menjadi 'Kristus' (bah. Yunani: Christos). Tetapi petunjuk kepada Yesus sebagai Mesias sangat jarang terdapat dalam Injil-injil Sinoptik. Sedikitnya petunjuk ini mencerminkan tradisi bahwa Yesus sendiri tidak suka memakai gelar-gelar seperti ini untuk diriNya sendiri. Sekalipun demikian, cerita masuknya Yesus ke Yerusalem (Mrk. 11:1-10) dan pemurnian Bait Allah (Mrk. 11:15-19) memperlihatkan adanya pengertian pada-Nya tentang pembebasan umat-Nya, seperti dinubuatkan *Maleakhi (3:1). Waktu Yesus disebut Kristus oleh Petrus, Petrus ditegur (Mrk. 8:29) dan disuruh diam mengenai hal itu. Hanya pada *pengadilanNya Yesus mengiakan pertanyaan-pertanyaan Imam Besar mengenai kemesiasan itu (Mrk. 14:61 dst.). Dalam Mat. 26:64, jawaban Yesus itu berbunyi: 'engkau telah menyatakannya', yang mengecilkan artinya untuk pengadilan-Nya sekarang, tetapi segera Yesus pasti akan menerima kedudukan yang mengukuhkan kehormatan mesianikNya 'di sebelah kanan Allah'. Suatu ucapan penghujatan yang tidak memerlukan bukti lain dalam pengadilan. Jawaban Yesus kepada *Pilatus (Mat. 27:11) juga merupakan pengakuan kemesiasan-Nya, tetapi tanpa penjelasan atau pembenaran -- kecuali dalam Injil (Yohanes 18:36) ada pernyataan: 'Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini'.

Pada waktu kebanyakan anggota Gereja tidak lagi berkebangsaan Yahudi, sebutan 'Kristus' kehilangan anti aslinya sebagai Mesias, yang diurapi. Orang-orang bukan Yahudi tidak berkepentingan akan seorang Mesias, yang akan membangun kembali kerajaan Israel. Maka Kristus menjadi kata sifat untuk Yesus (mungkin dicampuradukkan dengan kata 'Chrestos', yang berarti 'baik'). Kemudian Kristus ini menjadi nama kecil. Malah Paulus, yang adalah seorang Yahudi, sudah mulai menggunakan sebutan 'Kristus' sebagai ganti nama Yesus, atau digabungkan bersamanya.

ALLAH [ensiklopedia]

Bagi pengertian Kristen, Alkitab adalah satu-satunya sumber ajaran tentang Allah. Dalam Alkitab kita menemukan penyataan Allah tentang diriNya sendiri.

I. Kata-kata Ibrani untuk Allah

a. 'el, 'eloah, 'elohim

Sebutan el berakar pada suatu kata yg berarti kekuatan atau tenaga. Dengan arti ini el digunakan dalam PL untuk manusia, dan secara abstrak digunakan untuk benda, selain untuk Allah. Apabila mengacu kepada Allah, maka kata itu sering dirangkai dengan julukan seperti 'Yg Mahakuasa', misalnya el-shaddai, Allah Yg Mahakuasa, atau Maha sempurna. Kata eloah (jarang digunakan kecuali dlm puisi) dan elohim juga digunakan; bentuk jamaknya, elohim, lazim digunakan. Ada yg melihat penggunaan bentuk jamak ini sebagai sisa politeisme, yg lain melihatnya sebagai tanda yg mengacu kepada Trinitas. Tapi lebih mungkin ialah contoh penggunaannya yg lazim dalam bh Ibrani, dimana penggunaan bentuk jamak dimaksudkan untuk mengintensifkan atau memperluas gagasan yg dikemukakan dalam bentuk tunggal. Dengan demikian elohim mengarahkan perhatian kepada kepenuhan Allah yg tak kunjung habis, kepada kelimpahan hidup di dalam Allah.

b. Yahweh

Nama ini, sering ditulis Jehovah, diterjemahkan 'TUHAN' dalam Alkitab terjemahan LAI. Yahweh adalah nama diri Allah, seperti Elohim adalah nama umum bagi Allah. Jadi pada khususnya Yahweh adalah nama dari Allah yg hidup yg dinyatakan oleh Alkitab. Asal mulanya tidak pasti, meskipun mungkin berasal dari kata dasar hwh atau hyh, yg mengandung pengertian 'eksistensi yg mandiri dan tidak bermuasal'. Ketika pertama kalinya dinyatakan kepada Musa dari nyala api yg keluar dari semak duri (Kel 3:11-15), api yg berasal dari dirinya sendiri dan bukan dari sekelilingnya, adalah pertanda dari eksistensi yg mandiri.

Penyingkapan Allah tentang arti nama 'AKU ADALAH AKU', atau mungkin lebih tepat 'AKU AKAN ADA YANG AKU AKAN ADA', mengumumkan kesetiaan Allah dan Allah yg tidak pernah berubah. Ia tetap sama, kemarin, hari ini dan selama-lamanya. Sementara Kel 6:3 nampaknya mengemukakan bahwa nama Yahweh belum dikenal sebelumnya, sedang dalam terang Kej 15:7; 28:13 sudah diperkenalkan, maka Kel 6:3 mengartikan bahwa Nama itu belum dinyatakan sebelumnya dalam pengertian yg sebenarnya dan dalam makna kualitasnya. Perlu diperhatikan bahwa dalam penyataan ini Yahweh menyatakan diriNya bukan sebagai Allah yg baru atau Allah yg asing, sesungguhnya tidak ada yg lain, kecuali 'Yahweh, Allah nenek moyangmu' (Kel 3:16).

c. 'adonay

Ini juga bentuk jamak, mengacu kepada Allah sebagai penuh kehidupan dan kuasa. Artinya 'Tuhan', atau dalam bentuknya yg lebih diperkuat, 'Tuhan dari segala tuan', dan 'Tuhan semesta', yg menunjukkan Allah sebagai Pemerintah yg kepada-Nya segala sesuatu tunduk dan kepada-Nya manusia dihubungkan sebagai hamba (Kej 18:27). Sebutan ini paling disukai oleh para penulis Yahudi di kemudian hari, dan nama itulah yg diambil untuk mewakili nama suci YHWH.

Anggapan bahwa pemakaian nama-nama ini menunjukkan adanya perbedaan antara Allah yg lebih tinggi dan yg lebih rendah dalam pemikiran penulis-penulis PL, tidak cocok dengan fakta-fakta, dan apabila hal itu dijadikan patokan bagi penentuan sumber-sumber maka akan menyebabkan kekacauan belaka. Memang penulis-penulis PL menekankan aspek-aspek yg berbeda tentang sifat Allah, tapi hal ini tidak mendukung pandangan evolusioner tentang agama Israel yg berkembang dari polidemonisme sampai kepada monoteisme. Kecenderungan umum yg berlaku di Israel ialah arah yg sebaliknya, yaitu mundur dari`monoteisme murni dan menerima pengaruh politeisme dari bangsa-bangsa di sekitarnya. Walaupun terdapat perkembangan sejarah tentang penyataan din Allah kepada Israel, sifat dasar dan tabiat-Nya tetap tidak pernah berubah selama-lamanya.

Allah yg dinyatakan oleh Kitab Suci adalah Allah Yg Hidup, berpribadi, yg sendirinya ada dan tidak dijadikan, sadar akan diriNya, Pencipta alam semesta, Sumber kehidupan dan berkat. Kehidupan-Nya, sifat-Nya dan kehendak-Nya adalah tema-tema pokok yg menjiwai pemikiran-pemikiran para penulis Alkitab.

II. Keberadaan Allah

Adalah benar bahwa Alkitab tidak pernah membicarakan keberadaan Allah terlepas dari sifat-sifat-Nya, karena Allah adalah Apa yg Ia sendiri nyatakan tentang diriNya. Tapi adalah mungkin untuk memikirkan keberadaan Allah dalam hubungan dengan keberadaan kita manusia, atau dari segi kesamaan maupun kebalikannya, sekalipun hakikatnya tetap tak dapat dipahami. Dapat dikatakan bahwa Allah adalah Roh, Roh Sejati, berpribadi dan tidak terbatas.

Menurut penyataan Kristus kepada wanita Samaria, Allah adalah Roh (Yoh 4:24), dan kita harus memahami Dia sebagai Roh Sejati, dengan pengertian bahwa Ia bukanlah kumpulan atau terdiri dari bagian-bagian, melainkan tanpa tubuh atau wujud jasmaniah, dan justru tak dapat dilihat dengan indra jasmaniah (Yoh 1:18).

Alkitab juga jelas menyatakan bahwa Allah adalah Roh, berpribadi, rasional, sadar akan diriNya, mengambil keputusan dari diriNya, dan pelaku moral yg piawai. Allah adalah Akal yg tertinggi, dan sumber dari segala rasionalitas yg ada dalam seluruh ciptaan-Nya.

Allah adalah Roh Yg Mahakuasa, tanpa ikatan dan batasan apa pun atas keberadaan-Nya atau atas salah satu sifatNya, dan setiap aspek dan unsur dari kodrat-Nya tidak terbatas. Terkait dengan waktu, ke-'tanpa-batas'-an-Nya disebut kekekalan. Terkait dengan ruang atau tempat Ia disebut omnipresen (hadir di mana-mana). Terkait dengan semesta alam Ia dinyatakan baik transenden maupun immanen. Yg dimaksud dengan Allah yg transenden ialah, keterlepasan-Nya dari seluruh ciptaan-Nya sebagai Pribadi yg berdaulat dan bebas bertindak sendiri dan yg 'ada hadir' sendirinya. Ia tidak dikungkung oleh alam, tapi tanpa batas Ia diagungkan di atasnya. Bahkan bagian-bagian Alkitab yg secara khas menyingkap manifestasi-Nya yg temporal dan lokal menekankan keagungan-Nya dan kemahakuasaan-Nya (omnipoten) sebagai Pribadi luar dunia, Pencipta dan Hakim Yg Mahakuasa (bnd Yes 40:12-17).

Yg dimaksud dengan Allah yg immanen ialah kehadiran dan kuasa-Nya yg senantiasa berlaku dalam ciptaan-Nya. Ia tidak berdiri jauh dari dunia, tidak masa bodoh dan berpangku tangan menonton dari jauh hasil karya ciptaan-Nya; Ia merasuki segala sesuatu yg organik dan yg anorganik, bertindak dari dalam ke luar, dari titik pusat setiap atom dan dari sumber paling dalam pikiran dan kehidupan dan perasaan, yaitu suatu rangkaian bersinambungan, dari sebab dan akibat. Dalam Yes 57:15 terdapat ungkapan tentang Allah yg transenden sebagai 'Yg Mahatinggi dan Yg Mahamulia, yg bersemayam untuk selamanya dan Yg Mahakudus namaNya', dan tentang Dia yg immanen sebagai 'Yg juga bersama-sama orang yg remuk dan rendah hati'.

III. Sifat-sifat Allah

Jika Allah adalah Pribadi, maka sebagai pelaku moral Ia memiliki tabiat. Jadi kita dapat berbicara tentang sifat-sifat yg dapat dihubungkan dengan tabiat Allah. Sekalipun tidak ada sifat yg dapat menjelaskan keadaan Allah, namun sifat-sifat yg sedemikian banyak dikemukakan dalam Alkitab memberikan penjelasan yg memadai tentang transendensi dan immanensi-Nya. Tapi haruslah diingat bahwa sifat-sifat Allah adalah tercakup dalam keberadaan-Nya, justru sifat-sifat-Nya itu adalah koeksistensif dengan kodrat-Nya.

Di dalam Allah sifat-sifat dan keberadaan adalah satu. Di dalam manusia tidak demikian halnya. Sifat-sifat manusia -- karena dia makhluk -- adalah terbatas. Di dalam manusia ada perbedaan antara keberadaan, kehidupan, pengetahuan dan kemauan. Yg sangat kita harapkan ialah keempat hal tersebut dapat berimbang. Dalam ihwal Allah, sifat-sifat-Nya tetap berdaya rasuk dan masing-masing tidak terhingga dan tanpa batas. Sebagai contoh, tak dapat dikatakan bahwa Allah adalah sebagian kasih dan sebagian adil karena seantero diriNya adalah kasih dan sekaligus seantero diriNya adalah adil. Setiap sifat Allah pada diriNya adalah Allah sendiri, dan Allah diekspresikan sepenuhnya dalam setiap sifat-Nya itu. Manusia tetap manusia sekalipun ia tidak memiliki salah satu sifat manusia tertentu: Allah bukanlah Allah tanpa segenap sifat-Nya.

Adalah tepat membagi sifat-sifat Allah dalam dua jenis. Pertama, sifat-sifat yg dapat dikomunikasikan atau diberikan atau diteruskan; dan yg kedua, sifat-sifat yg tidak dapat dikomunikasikan (kadang-kadang disebut sebagai 'berhubungan' dan 'tidak berhubungan'). Sifat-sifat yg dapat dikomunikasikan (dlm batas tertentu) kepada makhluk ciptaan-Nya yg berakal dan berbudi pekerti, antara lain ialah: kebijaksanaan, kebaikan, kebenaran, keadilan, kasih -- yakni sifat-sifat yg menyatakan immanensi Allah. Sifat-sifat yg tidak dapat dikomunikasikan atau diteruskan ialah: kesempurnaan Allah yg tidak mempunyai kesamaan dalam (diri) manusia -- misalnya: Allah tidak diciptakan, tidak berubah, mahatahu, kekal -- yakni sifat-sifat yg menekankan transendensi-Nya. Kendati demikian, sifat-sifat terakhir ini dapat dimengerti.

Yg dimaksud dengan ihwal 'tidak diciptakan', ialah Allah mempunyai keberadaan-Nya sendiri -- berbeda dari semua makhluk ciptaan-Nya -- Ia tidak menggantungkan keberadaan-Nya kepada yg ada di luar diriNya sendiri.

Yg dimaksud dengan ketidakberubahan Allah, ialah Ia tidak memiliki perubahan apa pun dalam diriNya, dalam kesempurnaan-Nya, maksud-maksud-Nya dan janji-janjiNya. Semua saran tentang perubahan yg ditujukan kepadaNya dalam Alkitab adalah kata-kata kiasan, yg disesuaikan dengan sudut pandangan manusia biasa.

Yg dimaksud dengan keabadian-Nya, ialah Allah berada di atas batas-batas waktu, tanpa awal dan tanpa akhir, dan tanpa pergantian waktu. Hal ini akan lebih mudah dimengerti dengan mengingat bahwa waktu tidak ada baik di dan oleh dirinya sendiri, dan hanyalah merupakan iringan dari kejadian. Dalam Allah tidak ada waktu, tidak ada 'menjadi'; Ia adalah yg kekal 'Aku Ada', dan kekinian-Nya adalah kekal.

Yg dimaksud dengan kemahatahuan Allah dan kehadiran-Nya di mana-mana, ialah bahwa Ia berada di atas batas-batas tempat dan ruang. Pengetahuan Allah adalah bagian dari sifat-Nya dan tidak perlu dipelajari-Nya, berbeda dari hal setiap manusia. Justru pengetahuan-Nya adalah mutlak lengkap dan mutlak sempurna, dan mencakup waktu lampau, kini dan waktu yg akan datang. Kemahatahuan-Nya menyertai kehadiran-Nya di mana saja, sebab pengetahuan Allah meliputi kehadiran Allah di segala tempat dan ruang dan pada segala waktu. Bukan bahwa Allah berada di mana-mana, melainkan di mana-mana itulah Dia dan ada pada Dia. Lagipula, Ia utuh seluruhnya, bukan sebagian Dia saja, hadir di mana-mana.

Yg dimaksud dengan kemahakuasaan Allah, ialah sesuatu yg sangat berbeda dari kuasa yg ada pada manusia. Pada manusia kuasa adalah usaha kemauan yg memanfaatkan atau menggunakan kuasa yg telah tersedia ada sebelumnya; pada Allah kemahakuasaan adalah sifat yg memiliki daya cipta, suatu 'daya kemampuan' menciptakan segenap karya ciptaan yg ada dari yg tiada. Dalam Allah semua kuasa adalah kreatif.

Kekudusan dapat disebut sebagai sifat Allah yg paling khas, kemilau dari segala keberadaan-Nya. Dan kekudusan-Nya-lah yg paling khas memisahkan Dia dari segenap ciptaan-Nya -- karena hanya Dia yg kudus -- dan itulah pula yg membuat Dia tidak terhampiri dalam segala kesempurnaan-Nya. Kekudusan-Nya itulah semarak dan kemegahan intelektual dan moral-Nya, kemurnian etis yg olehnya Ia menyukai kebaikan dan membenci yg jahat (*KEKUDUSAN).

IV. Kehendak Allah

Kehendak atau kemauan Allah terutama menyatakan 'sifat menentukan sendiri' yg olehnya Allah bertindak sesuai kemahakuasaan-Nya dan ke-Allah-an-Nya yg abadi. Meskipun kehendak Allah tidak dapat dikatakan terbatas, kesempurnaan-Nya memberikan keyakinan bahwa Ia tidak akan pernah melakukan sesuatu apa pun yg bertentangan dengan tabiat-Nya. Para teolog membedakan kehendak Allah memutuskan sendiri, yg dengannya Ia memutuskan sendiri apa pun yg terjadi, dari kehendak-Nya menyuruh, yg dengannya Ia menugasi makhluk-makhluk-Nya melakukan tugas-tugas yg harus mereka lakukan. Dapat dimengerti, bahwa kehendak memutuskan sendiri selalu tuntas, sedangkan kehendak menyuruh sering tidak ditaati. Jika kita memikirkan kedaulatan kuasa kehendak Allah, kita mengakui bahwa kekuasaan tersebut memperlihatkan Allah sebagai dasar mutlak dari segala keberadaan, dan dasar mutlak dari segala sesuatu yg pernah terjadi, atau secara aktif menyebabkan sesuatu terjadi, atau secara pasif membolehkan sesuatu terjadi. Jadi, masuknya dosa ke dalam dunia dikaitkan dengan kehendak Allah yg bersifat membolehkan.

Ciri-ciri khas dari kehendak Allah ialah, di balik kehendak-Nya terdapat kebijaksanaan dan kekudusan-Nya yg tidak terbatas, dan kehendak-Nya itu dilaksanakan-Nya dengan penuh anugerah dan kebaikan, dan tindakan-Nya dilakukan tanpa syarat atau secara mutlak sebab kehendakNya itu tidak bergantung kepada sesuatu apa pun di luar Allah sendiri. Tujuan dari semuanya ini adalah untuk kemuliaan-Nya, atau dapat dikatakan, manifestasi dari kemuliaan-Nya di mana dalamnya terletak berkat sepenuhnya kepada makhluk-makhluk-Nya.

Segi kehendak Allah yg paling sering disinggung dalam Alkitab ialah tujuan-Nya yg berkuasa. Maksud dan tujuan Allah itu mencakup dan meliputi semuanya. Ini sesuai dengan kodrat Allah yg hakiki, sebab pengetahuan-Nya adalah langsung, serta merta dan lengkap, dan Ia tidak perlu menunggu terbentangnya peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian, tidak seperti manusia harus menunggunya. Jadi Ia sanggup mencakup segala hal dalam satu rencana. Dikatakan bahwa tujuan-Nya adalah bebas, berkuasa dan tidak berubah -- bebas dalam arti bahwa Ia tidak dapat di bawah pengaruh suatu apa pun atau oleh siapa pun di luar diriNya sendiri; Allah berkuasa sebab Ia mempunyai kemahakuasaan untuk melakukan maksud-maksud-Nya; Allah tidak berubah karena tidak ada perubahan dalam Allah, sebab perubahan mengacu kepada lemahnya kebijaksanaan dalam membuat rencana, atau kurangnya kuasa melaksanakan sesuatu. Justru dikatakan selanjutnya, sebab tidak akan ada keadaan darurat atau bahaya di luar dugaan, dan tidak ada kekurangan dalam batas kemampuan, maka dalam Dia tidak akan pernah ada penyebab mungkinnya terjadi perubahan.

Jika kita tidak mampu 'memadankan' kemahakuasaan Allah dengan tanggung jawab manusia, maka ketidakmampuan itu adalah sebab kita tidak mengerti pengetahuan Allah dan pemahaman-Nya tentang segala hukum yg menguasai tingkah laku manusia. Seantero Alkitab mengajarkan, bahwa seluruh kehidupan manusia dijalaninya atas topangan dan kekuatan yg berasal dari kuasa Allah 'yg di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada' (Kis 17:28), dan seperti burung bebas bergerak di udara dan ikan bebas hidup di laut, masing-masing di tempatnya yg sewajarnya, demikianlah manusia mempunyai kebebasan yg sebenarnya dalam kehendak Allah yg menciptakan dia bagi diriNya.

V. Kebapakan Allah

Penyataan Kristen tentang Allah ialah Allah sesungguhnya adalah Bapak. Sebutan itu paling sering dipakai oleh Yesus terhadap Allah. Dalam teologi Kristen sebutan Bapak terutama mengacu kepada Oknum Pertama dari Tritunggal. Tapi karena Oknum Pertama dianggap sebagai sumber dari Allah Yg Ilahi, yaitu yg melambangkan martabat, kehormatan, dan kemuliaan Tritunggal, maka sebutan Bapak kadang-kadang dipakai apabila menunjuk kepada Allah atau Allah Yg Mahatinggi (bnd 1 Ptr 1:17; Yak 1:27; juga Yes 9:5, di mana Mesias disebut 'Bapak yg kekal' sebagai hunjukan kepada Allah Yg Mahatinggi).

Pengertian tentang Allah sebagai Bapak tidak berasal dari ajaran Yesus, walaupun Ia memberikan kepadanya konsep baru dan dalam. Pemikiran ini terdapat dalam PL dengan hubungan yg kreatif dan hubungan yg teokratif. Hubungan dasariah Allah kepada manusia yg Ia ciptakan dalam gambar-Nya, mendapat gambar padanan paling lengkap dan tepat pada hubungan alami itu yg meliputi pemberian hidup. Maleakhi mengajukan pertanyaan, 'Bukankah kita sekalian mempunyai satu Bapak, bukankah satu Allah menciptakan kita?' (2:10). Yesaya berseru, 'Sekarang, ya Tuhan, Engkaulah Bapak kami! Kamilah tanah liat dan Engkau-lah yg membentuk kami; dan kami sekalian adalah buatan tanganMu' (Yes 64:8).

Tapi dalam arti rohanilah terutama hubungan ini diajukan. Dalam Ibr 12:9 Allah disebut 'Bapak segala roh', dan dalam Bil 16:22 disebut 'Allah dari roh segala makhluk'. Paulus, ketika berbicara dari atas Areopagus, memakai pikiran ini untuk menekankan irasionalitas manusia rasional yg menyembah berhala-berhala dari kayu dan batu, dengan mengutip penyair Aratus ('Karena kita juga adalah keturunan') untuk menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk Allah. Jadi manusia sebagai makhluk adalah padanan dari ke-Bapak-an Allah pada umumnya. Tanpa Bapak Pencipta tidak ada warga manusia, tidak ada keluarga umat manusia.

Acuan atau sebutan Bapak dalam PL juga mengungkapkan hubungan perjanjian Allah kepada umat-Nya, Israel. Dalam pengertian ini hubungan tersebut adalah hubungan kolektif, bukan hubungan perseorangan. Israel sebagai umat perjanjian adalah anak Allah, justru ditantang untuk mengakui dan menanggapi hubungan Bapak -- anak ini, 'Jika Aku ini Bapak, dimanakah hormat yg kepada-Ku itu?' (Mal 1:6). Tapi karena hubungan perjanjian itu bersifat menyelamatkan dalam pengertian rohaninya, hubungan ini dapat dianggap sebagai pertanda penyataan ke-Bapak-an Allah dalam PB.

Dalam PB sebutan Bapak dipakai dalam pengertian khas dan sangat pribadi. Kristus memakainya terlebih dahulu, mengenai hubungan-Nya sendiri dengan Allah. Terdapat bukti mencolok bahwa hubungan ini adalah unik dan tidak dapat dibagikan dengan makhluk apa pun juga. Allah adalah BapakNya melalui kelahiran yg kekal, istilah yg menggambarkan hubungan hakiki dan abadi. Adalah penuh arti betapa Yesus dalam ajaran-Nya kepada ke-12 murid-Nya tidak pernah memakai sebutan 'Bapak kita', mencakup baik diriNya dan murid-murid-Nya. Dalam amanat-Nya setelah kebangkitan-Nya, Ia menunjukkan dua hubungan yg berbeda yaitu 'BapakKu dan Bapak-mu' (Yoh 20:17); tapi kedua hubungan tersebut terangkai sedemikian rupa, sehingga yg satu menjadi dasar bagi yg lain. Ia sebagai Anak, meskipun dalam tingkat yg sama sekali unik, adalah dasar dari status murid-murid sebagai anak.

Inilah hubungan yg menyelamatkan bagi semua orang percaya. Dalam konteks penyelamatan, hal ini dilihat dari dua segi, yaitu dari kedudukan mereka di dalam Kristus dan dari pekerjaan Roh Kudus yg membaharui di dalam mereka. Dari segi pertama, mereka -- dalam persekutuan yg hidup dengan Kristus -- diterima masuk ke dalam keluarga Allah dan dengan demikian diberikan segala hak istimewa sebagai anak; 'dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris' (Rm 8:17). Dari segi kedua, mereka dianggap sebagai dilahirkan ke dalam keluarga Allah melalui kelahiran kembali. Yg pertama adalah segi obyektif, sedangkan yg kedua adalah aspek subyektif. Oleh kedudukan mereka yg baru (pembenaran) dan hubungan (pengangkatan) kepada Allah Bapak di dalam Kristus, mereka diikutsertakan dalam kodrat ilahi (2 Ptr 1:4) dan dilahirkan ke dalam keluarga Allah.

Jelaslah bahwa ajaran Yesus tentang ke-Bapak-an Allah, membatasi hubungan itu terhadap umat-Nya yg percaya. Tidak pernah dilaporkan bahwa Ia menganggap hubungan ini terjadi antara Allah dan orang yg tidak percaya. Ia bukan hanya tidak mengisyaratkan Allah sebagai Bapak yg menyelamatkan semua orang, tapi Ia mengatakan dengan sangat tajam kepada orang-orang Yahudi yg suka bertengkar, 'Iblislah yg menjadi bapakmu' (Yoh 8:44).

Dalam hubungan Bapak inilah PB menunjukkan segi-segi yg lebih lembut dari tabiat Allah, kasih-Nya, pemeliharaan-Nya, karunia-Nya dan kesetiaan-Nya. Dalam mendidik ke-12 murid-Nya Kristus memakai gambaran dan hubungan bapak duniawi kepada anak-anaknya dan dari sana terus maju ke tingkat yg lebih tinggi: 'Betapa terlebih lagi Bapak-mu yg di sorga....'

KEPUSTAKAAN. J. J Crawford, The Fatherhood of God, 1868; J Orr, The Christian View of God and the World, 1908; A. S Pringle-Pattison, The Idea of God, 1917; G Vos, Biblical Theology, 1948; H Bavinck, The Doctrine of God, 1951; J. I Packer, Knowing God, 1973; J Schneider, C Brown, J Stafford Wright, NIDNTT 2, hlm 66-90; H Kleinknecht dll, TDNT 3, hlm 65-123. RAF/JMP

KRISTEN [ensiklopedia]

Sebutan ini muncul 3 kali (Kis 11:26; 26:28; 1 Ptr 4:16). Ketiganya mengandung gagasan bahwa Kristen adalah gelar yg diakui umum pada zaman PB, sekalipun jelas ada sebutan-sebutan lain yg dipakai oleh orang Kristen sendiri, yg barangkali lebih disukai (bnd H. J Cadbury, BC, 5, 1933, hlm 375 dst).

a. Asal sebutan itu

Pembentukan sebutan itu agaknya berasal dari bh Latin, di mana kata nama benda jamak yg berakhir pada -iani mungkin menunjuk kepada serdadu dari seorang perwira khusus (ump Galbiani, berarti orang-orang Galba, Tacitus, Hist. 1. 51), dan oleh karenanya berarti pendukung seseorang. Kedua unsur itu digabungkan dalam istilah yg pura-pura bersifat militer Agustiani (lih di bawah). Paling sedikit pada bagian akhir abad pertama M istilah Caesariani dipakai bagi budak-budak dan orang-orang yg dibela Kaisar. Di dalam Injil-injil kita menjumpai istilah Herodianoi, yg mungkin adalah pendukung-pendukung atau orang-orang yg dibela Herodes (*HERODIAN, ORANG).

Karena itu istilah Christian(o)i, mungkin mulanya menggambarkan 'serdadu-serdadu Kristus' (Souter), atau 'rumah tangga Kristus' (Bickerman), atau 'pendukung-pendukung Kristus' (Peterson). H. B Mattingley menganjurkan bahwa Christiani (oleh suatu lelucon Antiokhia), berpola kepada Agustiani, yaitu pasukan yg terorganisasi terdiri dari penggemar-penggemar yg menyanyikan, memimpin pujian rakyat terhadap Nero Agustus. Baik kegairahan para orang percaya, maupun penghormatan yg lucu dari pemimpin-pemimpin perayaan negara di sindir oleh perbandingan di antara yg satu dengan yg lain. Tapi sebutan 'Kristen' mungkin lebih tua daripada lembaga Agustiani.

b. Tempat dan waktu asal mulanya

Lukas, yg mengenal jelas gereja Antiokhia di Siria, menempatkan pemakaian pertama sebutan itu di sana (Kis 11:26). Bentuk Latinnya bukan halangan bagi pendapat ini. Pasal itu menguraikan kejadian-kejadian pada thn 40-an abad pertama M, dan Peterson berpendapat bahwa penghambatan oleh Herodes Agripa pada waktu itu (Kis 12:1) menimbulkan nama Christian(o)i sebagai kesejajaran dengan musuh-musuh mereka, para Herodian(o)i. Jika Agustiani menjadi polanya, gelar itu tidak dapat diciptakan sebelum 59 M, dan Kis 11:26 tak dapat dipandang sebagai memastikan penanggalan asal mula gelar itu. Tapi ada alasan untuk menghubungkan kejadian itu dengan apa, yg mendahuluinya, sebab Lukas baru saja menunjukkan bahwa Antiokhialah jemaat pertama dengan suatu unsur murni non-Yahudi, bekas penyembah berhala; artinya: Antiokhialah tempat pertama di mana orang-orang non-Yahudi melihat agama Kristen lain dari mazhab Yahudi. Nama-nama yg cocok bagi orang-orang yg bertobat pasti tidak lama kemudian muncul.

Bagaimanapun juga sebutan 'Kristen' telah baku pada thn 60-an. Herodes Agripa yg licik itu memakainya (Kis 26:28), pasti untuk menyindir Paulus (Mattingley menerjemahkannya, 'Segera kamu akan menggerakkan aku untuk mendaftarkan diri sebagai Christianus'). Petrus, mungkin dari Roma, sebelum penghambatan oleh Nero, mengingatkan 'para orang pilihan' di bagian-bagian Asia Kecil, supaya seorang pun jangan malu jika dipanggil untuk menderita sebagai Kristen (1 Ptr 4:16 -- ini tidak perlu mengandung di dalamnya suatu tuduhan formal dlm peradilan). Menurut Tacitus (Ann. 15.44) Nero melancarkan tuduhan-tuduhan palsu terhadap suatu mazhab yg masyarakat umum sedang menyebutnya(appellabat -- bentuk masa kata kerjanya penting) 'orang Kristen'.

c. Sumber sebutan itu

Kata Chrematisai (TBI'disebut') dalam Kis 11:26 ditafsirkan bermacam-macam. Bickerman, dengan menerjemahkannya 'menyebut diri mereka', berpendapat bahwa 'Kristen' adalah sebutan yg diciptakan di jemaat Antiokhia. Terjemahannya memang mungkin, tapi tidak harus begitu. Agaknya lebih sesuai jika masyarakat non-Kristen Antiokhialah yg menciptakan sebutan itu. Di lain tempat, memang masyarakat non-Kristenlah yg menggunakan sebutan itu -- Agripa, pendakwa-pendakwa dalam 1 Ptr, 'masyarakat umum', dalam tulisan Tacitus.

Chrematisai sering diterjemahkan 'disebut di depan umum' untuk menunjuk kepada perbuatan resmi dalam mendaftarkan mazhab baru di bawah nama 'orang-orang Kristen'. (Pendaftaran dgn mudah akan menerangkan adanya sebuah sebutan Latin.) Tapi kata itu dapat dipakai lebih bebas, dan barangkali Lukas bermaksud tidak lebih dan menunjukkan, bahwa sebutan itu dipakai umum di kota pertama, dimana sebuah sebutan yg menunjukkan perbedaan sangat diperlukan. Dari sini mungkin dengan cepat dan mudah menjadi resmi dan umum.

d. Pemakaian berikutnya

Jika sebutan 'Kristen' semula adalah nama ejekan, nama itu, seperti halnya sebutan 'Metodis' pada waktu yg lebih kemudian, diterima oleh mereka yg diejek. Lama-kelamaan orang percaya harus menjawab pertanyaan 'Apakah kamu Kristen?' Tidaklah memalukan untuk menerima maksud sebuah nama kehinaan, jika nama itu berisi Nama Juruselamat (1 Ptr 4:16). Dan nama itu mempunyai kelayakan tertentu: ia memusatkan perhatian kepada unsur yg membedakan di dalam agama baru ini, yakni bahwa agama itu berpusat kepada Pribadi Kristus. Jika nama Christos tidak dimengerti oleh kebanyakan non-Kristen, dan mereka kadang-kadang mengacaukannya dengan nama umum Chrestos, yg berarti 'baik, baik hati', hal itu adalah paranomasia, permainan kata, yg dapat dipakai untuk menghasilkan yg baik. Demikianlah dalam kepustakaan awal abad 2, nama itu dipakai tanpa persoalan oleh uskup Kristen Ignatius (di Antiokhia) dan oleh wali negeri Pliny (di daerah yg disebut dlm 1 Ptr).

KEPUSTAKAAN. Zahn, INT, 2, 1909, hlm 191 dst; E Pederson, Fruhkirche, Judentum and Gnosis, 1959, hlm 64-87; E. J Brickerman, HTR, 42, 1949, hlm 109 dst; H. B Mattingley, JTS (NS), 9, 1958, hlm 26 dst. AFW/HH

KRISTUS [ensiklopedia]

Lihat YESUS KRISTUS; MESIAS.

MESIAS [ensiklopedia]

I. Dalam PL

Istilah Mesias, yg dipakai sebagai gelar resmi dari tokoh utama yg dinanti-nantikan oleh orang Yahudi, adalah hasil pemikiran dari Yudaisme masa kemudian. Tentu pemakaian Istilah itu dikukuhkan oleh PB, tapi dalam PL hanya terdapat dua kali (Dan 9:25-26).

Pemikiran tentang mengurapi, dan pemikiran tentang orang yg diurapi, adalah lazim dalam PL (*URAP, PENGURAPAN). Satu contoh istimewa, yg kadang-kadang menimbulkan kesukaran bagi mahasiswa-mahasiswa PL, ternyata secara khusus adalah sangat berguna membatasi Istilah mi. Dalam Yes 45:1 Koresy, raja Persia, disapa sebagai (mesyikho) 'yg Ku-urapi'. Di sini ada lima unsur yg jika ditinjau dengan terang Alkitab bagian yg lain, jelas menentukan garis pikiran utama tertentu mengenai mesianisme PL. Koresy ialah orang yg dipilih Allah (Yes 41:25), ditetapkan untuk menggenapi suatu tujuan penyelamatan bagi umat Allah (45:11-13), dan menggenapi hukuman terhadap musuh-musuh-Nya (Yes 47). Kepadanya diberikan kuasa untuk memerintah bangsa-bangsa (45:1-3); dan dalam semua tindakannya, yg sesungguhnya bertindak ialah Yahweh sendiri (45:1-7).

Kedudukan 'yg diurapi' dari Koresy, dengan jelas menunjukkan bahwa dapat dikatakan ada pemakaian 'sekular' dari Istilah mesianik (bnd 'pengurapan' Hazael, 1 Raj 19:15). Walaupun bukan maksud kita untuk membuktikan suatu soal PL dengan mengandalkan dogma PB, tapi jelas sekali bahwa kelima pokok di alas sungguh-sungguh benar terterap kepada Tuhan Yesus Kristus, yg memandang diriNya sebagai penggenapan atas harapan-harapan mesianik PL. Dengan memakai terang suluh ini, rencana yg terbaik dan yg paling sederhana bagi penelitian kita, ialah menerima sebagai mesianik semua nubuat yg menempatkan seseorang dalam sorotan sebagai tokoh penyelamat (demikian Vriezen).

Sudah berapa lama umur harapan-harapan yg bersifat mesianik ini? Suatu garis utama pemikiran mengenai soal ini (yg diberikan oleh Mowinckel) yakni: Mesias ialah tokoh eskatologi dalam arti kata yg setepat-tepatnya. Artinya, Dia bukanlah melulu tokoh yg diharapkan pada masa yg akan datang, tapi yg akan muncul pada 'hari terakhir'. Karena semua bagian PL mengenai eskatologi tepat, semua eskatologis terkait menoleh kembali kepada kerajaan Daud yg sudah runtuh, sebagai fakta sejarah dari masa silam, maka kata Mowinckel, Mesias harus tergolong pada masa sesudah pembuangan, dan tidak muncul dalam naskah-naskah sebelum pembuangan sebagai pokok nubuat. Nampaknya ps-ps mesianik yg tergolong kepada zaman raja-raja, harus ditafsirkan sebagai melulu sapaan kepada raja yg sedang memerintah dan tidak mengandung makna mesianik, artinya tanpa makna eskatologi. Penulis naskah yg kemudian -- seperti pernah dikemukakan -- mungkin mencocokkannya sehingga berciri mesianik, dan penulis-penulis mesianik berikutnya mungkin mengambil dari yg berciri mesianik itu beberapa pemikiran, tapi yg pada dirinya sendiri, dan atas nalar yg cermat, ps-ps itu tidaklah mesianik.

Menentang pemikiran di atas telah dikemukakan (ump oleh Knight) dengan nalar yg benar-benar berbobot, bahwa sukar diterima akal raja-raja yg kita kenal dalam Kitab Raj, sungguh-sungguh digambarkan dengan istilah-istilah yg dipakai ump dalam Mazmur-mazmur Kerajaan. Hal itu akan dibicarakan lebih lanjut, maka cukuplah mengatakan bahwa ps-ps seperti itu merujuk kepada konsep kerajaan Israel, dan kepada suatu harapan yg terdapat dalam jabatan raja itu.

Sekalipun pendapat Mowinckel benar, bahwa Mesias haruslah tokoh eskatologi, toh semua ahli PL tidak setuju bahwa eskatologi harus terjadi sesudah pembuangan (bnd ump Vriezen); memang dapat dipersoalkan apakah batasan konsep eskatologi Mowinckel tidak terlalu kaku. Jika ump, batasan itu menolak untuk menerima sebagai 'eskatologis' setiap ps yg menggambarkan keselamatan dan kehidupan dari sisa Israel sesudah Allah campur tangan, maka konsekuensi logisnya ialah juga menyangkal Tuhan Yesus Kristus sebagai tokoh eskatologi, dan dengan demikian menentang pandangan Alkitab mengenai 'zaman akhir' (ump Ibr 1:2; 1 Yoh 2:18). Akan lebih memuaskan jika Mesias disebut 'tokoh teleologis'. Yg unik pada bangsa Israel ialah pengertian mereka akan tujuan dalam hidup mi. Mereka memiliki kesadaran demikian sejak dari semula (bnd Kej 12:1-3), dan hal ini membuat hanya merekalah ahli sejarah yg sebenarnya dari dunia kuno.

Bahwa harapan ini khusus dihubungkan dengan seorang tokoh raja di masa yg akan datang, sama sekali tidak tergantung pada runtuhnya kerajaan Israel secara historis, sebab garis keturunan Daud sudah merupakan kegagalan dari awalnya, dan penanti-nantian, bahkan kerinduan, akan Raja Mesias tidak perlu ditempatkan sesudah zaman Salomo. Kebijakan yg tepat ialah mencari dalam PL seorang 'tokoh penyelamat', dan pencarian ini akan lebih dihubungkan dengan teologi Israel ketimbang dengan eskatologi yg dibatasi secara sempit Dengan berbuat demikian ada alasan-alasan yg tepat untuk mempertahankan bahwa harapan seperti itu sudah sejak semula dianut oleh umat terpilih ini, yg saat timbulnya dimulai dari 'proto-injil' yg termasyhur yaitu Kej 3:15.

a. Mesias sebagai pola dari tokoh-tokoh sejarah

Pandangan Israel mengenai hidup di dunia ini, yg bersifat teleologis, berakar pada pengetahuan akan Allah yg tunggal, yg menyatakan diriNya kepada mereka. Sifat Allah, yaitu setia dan konsekuen, memberi kunci masa depan kepada mereka, seberapa jauh iman mereka perlu melihat hal-hal yg akan terjadi. Allah melalui tokoh-tokoh akbar dan peristiwa-peristiwa tertentu pada masa lampau bertindak menurut 'pola' istimewa, dan karena Allah tidak berubah, maka Dia akan bertindak lagi menurut pola itu. Tiga dari tokoh akbar masa lampau secara khusus ditempatkan pada garis Mesias yaitu Adam, Musa dan Daud.

1. Mesias dan Adam. Ada segi-segi tertentu dari masa depan Mesias yg sangat jelas mengingatkan keadaan Taman Eden. Segi-segi itu dapat dikelompokkan dalam judul: kemakmuran (Ams 9:13; Yes 4:2; 32:15, 20; 55:13; Mzm 72:16) dan kedamaian (yaitu keselarasan di tengah-tengah dunia makhluk hidup: Yes 11:6-9; dan keselarasan hubungan dlm dunia umat manusia: Yes 21:1-8). Memperhatikan akibat-akibat kejatuhan dalam dosa yg menimpa dunia ini, maka nampak kedua unsur di ataslah yg hilang tatkala kutuk Allah mulai diberlakukan. Tatkala kutuk sudah dihapus dan Hamba Allah memulihkan segala sesuatu, keadaan Eden pulih kembali. Ini bukanlah impian belaka, tapi lanjutan yg logis dan tepat tentang ajaran penciptaan yg dilakukan oleh Allah yg kudus.

Semua ps yg dikutip di atas adalah mengenai Raja Mesias, watak pemerintahan-Nya dan kerajaan-Nya. Di sinilah rekapitulasi yg sebenarnya dari manusia pertama, sebab dia 'berkuasa' atas semua ciptaan lainnya (Kej 1:28; 2:19, 20), tapi pada saat dia jatuh kekuasaannya itu pun dirampas (bnd Kej 3:13). Kekuasaan dipulihkan kembali dalam dini Mesias. Harus diakui bahwa pikiran tentang Mesias sebagai Adam yg baru, bukanlah dikembangkan bertele-tele atau secara khusus, 'tapi bukanlah tidak mungkin kita mempunyai bukti, bahwa ideologi kerajaan kadang-kadang dipengaruhi oleh gambaran raja Firdaus' (Mowinckel). Ajaran tentang 'Adam kedua' dalam PB jelas mempunyai akan dalam PL pada ps-ps yg sudah dikutip.

2. Mesias dan Musa. Tidak usah heran Jika berita Keluaran dan pemimpinnya terukir dalam sekali di hati bangsa Israel, sehingga masa depan mereka lihat sebagai ulangan dari peristiwa itu. Pola Keluaran pertama seperti dicatat dan diceritakan kepada anak cucu bangsa ini turun-temurun, merupakan pernyataan kekal dari Allah (Kel 3:15). Gambaran 'Keluaran kedua' tidak selalu dalam rangka khas mesianik. Kadang-kadang ditekankan bahwa Allah akan berbuat lagi apa yg telah diperbuat-Nya pada Keluaran (pertama), hanya caranya melebihi yg pertama, tapi tanpa menyebut satu orang pun melalui siapa Ia akan bekerja seperti dulu Ia bekerja melalui Musa (ump Hos 2:14-23; Yer 31:31-34; Yeh 20:33-44 -- mungkin sekali Musa disebut 'raja' dlm Ul 33:5). Tapi kadang-kadang nubuat mengenai Keluaran kedua itu berciri mesianik. Ay-ay seperti itu ialah Yes 51:9-11; 52:12; Yer 23:5-8. Sekali lagi harus diakui, bahannya tidak diungkapkan secara terbuka. Tapi dalam hal Musa masalahnya dapat kita teliti selangkah lebih jauh, sebab nubuatnya sendiri tercatat dalam Ul 18:15-19 bahwa seorang nabi 'seperti aku' akan dibangkitkan oleh Yahweh.

Umumnya tafsiran Ul 18:15-19 cenderung membela salah satu pandangan: apakah di sini datangnya Mesias yg dinubuatkan, atau melulu hanya menyinggung adanya keturunan nabi yg bersinambungan. Dalam tulisan-tulisan pada akhir-akhir ini, pandangan yg terakhir mendapat dukungan yg lebih benar, walau kadang-kadang disetujui bahwa anti mesianik boleh juga diterima, dalam anti sekunder. Tapi perikop ini agaknya menuntut kedua tafsiran itu, sebab beberapa ciri di dalamnya hanya dapat digenapi oleh garis nabi-nabi, dan yg lain oleh Mesias.

Ay-ay sekitar perikop ini sangat mendukung pandangan pertama. Musa yg terus-menerus mengingatkan pendengarnya akan kejijikan orang Kanaan, secara istimewa menekankan supaya menolak praktik pertenungan tentang masa depan. Peringatan ini ditopang oleh nubuat tentang datangnya nabi khusus ini. Di sinilah, kata Musa, ada jalan keluar bagi Israel untuk menolak pertenungan; orang hidup tidak boleh bertanya kepada (roh) orang mati, sebab Allah bangsa Israel akan berbicara kepada umat-Nya melalui seorang nabi, yg akan dibangkitkan-Nya untuk maksud itu. Nampaknya ini merupakan janji tentang penyataan yg bersinambungan; nubuat tentang kedatangan seorang Mesias di masa yg masih jauh sekali tidak akan bersesuaian dengan bimbingan yg dibicarakan oleh Musa.

Juga ay 21-22, yg menyediakan cara untuk menguji seorang nabi apakah benar atau palsu, dapat dianggap mengantisipasi keadaan yg sering timbul pada zaman nabi-nabi Alkitab, dan yg menimbulkan perasaan yg begitu pahit dalam hail Yeremia (23:9 dab). Tapi pertimbangan ini tidak sama bobotnya dengan yg terdahulu, sebab wajarlah suatu cara menguji Mesias disediakan. Mesias palsu sama seperti nabi palsu, dan memang, untuk tidak memperpanjang soal itu, Yesus sendiri mengalaskan ke-Mesias-an-Nya kepada satunya perkataan-Nya dengan perbuatan-Nya, sementara orang-orang Yahudi yg menentang-Nya terus mendesak meminta tanda mesianik yg mencolok dan tidak meragukan.

Jika kita menerima ucapan Musa itu sebagai nubuat adanya garis nabi-nabi, tentulah hal itu sudah digenapi secara melimpah. Tiap nabi yg benar 'serupa dengan Musa', sebab dia ada untuk mengajarkan doktrin Musa. Baik Yeremia (23:9 dab) maupun Yehezkiel (13:1-14:11) membedakan nabi yg benar dari nabi palsu berdasarkan isi berita mereka: nabi yg benar mempunyai amanat menentang dosa, nabi palsu tidak. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa teologi nubuat yg benar memancar dari Sinai. Kebenaran ini diajarkan juga dalam Ul, sebab ps 13 sudah membicarakan masalah nabi palsu, dan tuntutan yg setepatnya ialah supaya setiap nabi harus diukur dengan patokan penyataan Keluaran (ay 5, 10) dan ajaran Musa (ay 18). Musa adalah patokan nabi; setiap nabi yg benar ialah nabi 'seperti Musa'.

Tapi ada segi lain dari tafsiran perikop ini. Menurut Ul 34:10 Musa ialah nabi yg unik, dan yg sama dengan dia belum ada. Pandangan mana pun yg dianut mengenai tarikh Ul, ay ini menunjukkan bahwa Ul 18:15-19 diartikan sebagai nubuat mesianik: sebab jika tarikh Ul sebelia anggapan beberapa ahli, atau jika 34:10 menyajikan ulasan redaksi yg kemudian, maka di sini kepada kita diinformasikan bahwa tidak seorang nabi pun, baik kelompok nabi seluruhnya, yg dipandang sudah menggenapi nubuat 18:15 ini.

Selanjutnya, mengamati perikop itu, perlu diberikan perhatian khusus kepada istilah-istilah yg persis tepat dalam pembandingan dengan Musa. Perikop ini tidak berkata -- dalam arti umum dan tidak terbatas -- bahwa akan timbul seorang nabi 'sama seperti Musa', tapi khusus seorang nabi, yg dini dan pekerjaannya dapat dibandingkan dengan Musa di G Horeb (ay 16). Pembandingan ini tidak digenapi oleh nabi mana pun dalam PL. Musa di Horeb adalah pengantara perjanjian Sinai; para nabi adalah pemberita dari perjanjian ini dan menubuatkan penggantinya. Musa adalah pemula; para nabi penyiar. Dengan Musa agama Israel memasuki masa baru; para nabi berjuang agar masa itu ditegakkan dan tetap ada, dan menyediakan jalan bagi masa yg menyusul, yg mereka idam-idamkan. Maka tuntutan ay 15-16 dapat digenapi hanya oleh Mesias.

Bagaimanakah kedua tafsiran ini dapat dicocokkan? Telah kita lihat bertalian dengan kebutuhan Israel yg terus menerus akan suara Allah, bahwa seorang Mesias yg masih jauh hari kehadiran-Nya tidaklah memenuhi kebutuhan tsb. Dalam mengatakan yg demikian, kita berkata seolah-olah informasi abad 20 ini adalah bagi Israel kuno. Pasti perikop ini menubuatkan nabi -- Mesias, tapi tidak mengatakan apa-apa mengenai diriNya 'di saat yg masih jauh'. Hanya perjalanan waktu yg dapat menunjukkan itu. Justru di sinilah kecocokannya: bertalian dengan peran nabi-nabi, keadaan Israel persis sama dengan peran raja-raja (lih lebih lanjut di bawah). Urutan raja berjalan dalam terang janji akan datangnya Raja Agung, dan tiap raja pengganti dielu-elukan dengan memakai istilah-istilah mesianik, untuk mengingatkan dia akan panggilannya menjadi raja dengan sifat tertentu, juga untuk mengungkapkan kerinduan nasional agar Mesias kiranya datang.

Demikian juga halnya dengan para nabi. Mereka hidup dalam bayangan janji; mereka juga harus memenuhi pola tertentu. Tiap raja harus, semampu-mampunya, menyerupai raja yg sudah lampau (yaitu raja Daud), sampai yg Satu itu datang, yg sanggup menata kembali pola raja Daud dan menjadi raja masa depan; begitu juga tiap nabi harus, semampu-mampunya, menyerupai nabi yg sudah lampau (yaitu nabi Musa), sampai yg Satu itu datang, yg sanggup menata kembali pola nabi Musa dan menjadi nabi, pembuat hukum, dan pengantara pada masa yg akan datang -- perjanjian baru.

3. Mesias dan raja Daud. Waktu Yakub menjelang ajalnya dikatakan (tidak ada alasan untuk meragukan ucapan ini), bahwa dia bernubuat mengenai masa depan anak-anaknya. Nubuat mengenai Yehuda mencolok menyita perhatian (Kej 49:9-10). Perdebatan berpusat pada arti 'ad khi yavo' syiloh. Yeh 21:27 agaknya menyarankan tafsir 'sampai ia datang yg berhak atasnya', dan pasti inilah pendekatan yg paling tua atas soal itu. Pendapat modern mengatakan bahwa pada kutipan di atas terselip satu kata pinjaman dari Akadia, yg berarti 'penguasaannya (= nya = Yehuda)'.

Tidak perlu mendebat pendapat ini. Bagaimanapun juga pemerintahan Israel sudah ditentukan di Yehuda, dan penguasa Yehuda yg mulia dilihat sebagai penggenapan dari kedaulatan itu. Dalam tingkat permulaan, dan serentak dalam tingkat patokan, hal ini terjadi dalam raja Daud dari Yehuda, dan dengan dialah semua raja yg menyusul -- dari segi baik atau jahat -- dibandingkan (ump 1 Raj 11:4, 6; 14:8; 15:3, 11-14; 2 Raj 18:3; 22:2). Namun gampang mengakui bahwa Daud menjadi raja patokan, tapi sulit menerangkan mengapa dia menjadi patokan dari raja yg akan datang itu. Nubuat nabi Natan (2 Sam 7:12-16) tidak merujuk kepada hanya satu raja saja sebagai penggenapannya, tapi menubuatkan suatu keturunan, kerajaan, dan takhta yg tetap teguh bagi Daud. Kita harus mengandaikan bahwa sesudah kegagalan yg berturut-turut menimpa takhta Daud, zaman pemerintahan Daud bersinar (dan tepat) makin terang benderang dalam ingatan umat Israel, dan pengharapan ditumpukan dalam dini 'Daud' masa depan (ump Yeh 34:23). Bagaimanapun juga, demikianlah pengharapan itu, seperti diperlihatkan secara khusus oleh dua kelompok berita dalam Alkitab PL.

(i) Mazmur-mazmur. Kita tidak membicarakan tata ibadah mana yg dilakukan untuk menyanyikan Mazmur-mazmur Kerajaan; yg hendak kita soroti ialah isinya. Beberapa mazmur tertentu terpusat sekitar Raja. Dengan membatasi penyelidikan kita atas mazmur-mazmur itu, mazmur-mazmur tertentu tadi dengan cermat melukiskan watak dan tugas raja itu. Dengan ringkas dapat dikatakan Sang Raja menghadapi perlawanan dunia (Mzm 2:1-3; 110:1), tapi sebagai pemenang (Mzm 45:4-6; 89:23, 24), oleh kegiatan Yahweh (Mzm 2:6,8; 18:47-51; 21:2-14; 110:1-2), Dia mendirikan pemerintahan sedunia (Mzm 2:8-12; 18:44-46; 45:18; 72:8-11; 89:26; 110:5-6), berpusat di Sion (2:6), ditandai perhatian utama terhadap moralitas (Mzm 45:5, 7-8; 72:2-3, 7; 101:1-8). Pemerintahan-Nya kekal (Mzm 21:5; 45:7; 72:5), kerajaan-Nya damai sejahtera (Mzm 72:7), makmur (Mzm 72:16), ketaatanNya terhadap Yahweh tak tergoyahkan (Mzm 72:5). Yg paling dihormati di antara segenap umat (Mzm 45:3, 8), Dia sahabat orang miskin dan musuh para penindas (Mzm 72:2-4; 12-14). Dalam zamannya orang adil berkembang (Mzm 72:7). Dia diingat selama-lamanya (45:18), nama-Nya kekal (Mzm 72:17), dan Ia menerima syukur yg tak putus-putusnya (Mzm 72:15). Bertalian dengan Yahweh, Dia-lah yg menerima berkat Yahweh selama-lamanya (45:3). Dia-lah pewaris perjanjian Yahweh dengan Daud (Mzm 89:29-38; 132:11-12) dan dari keimaman menurut Melkisedek (Mzm 110:4). Dia kepunyaan Yahweh (Mzm 89:19) dan taat kepada Yahweh (Mzm 21:2, 8; 63:2-9, 12). Dia Anak Yahweh (Mzm 2:7; 89:28), duduk di sebelah kanan-Nya (Mzm 110:1), dan Dia sendiri ilahi (45:7).

Pola mesianik yg kelihatan pada Koresy seperti telah disinggung jelas ada di sini. Tak mungkin catatan-catatan seperti itu diterapkan langsung dan secara pribadi kepada garis keturunan para raja yg mengganti raja Daud di Yehuda. Maka di sini kita menghadapi bualan yg paling lompong atau ungkapan cita-cita yg agung. Sekedar komentar tentang rujukan kepada Allah dalam Mzm 45:7, yg diterjemahkan oleh Bode, 'Bahwa arasy-Mu, ya Allah! Kekal selamanya'; oleh TBI, 'Takhta-Mu kepunyaan Allah, tetap untuk seterusnya'. Mengingat di tempat lain dalam PL ada pengharapan tentang kedatangan seorang Mesias yg ilahi, maka tidak ada alasan untuk membuang terjemahan Bode itu. Kita dapat menerima terjemahan bahwa Raja yg disapa adalah Allah. Memang ay 8 dari Mzm 45 masih terus menyapa Raja dengan 'Allah, Allah-mu', tapi ini tidak dapat dijadikan alasan menentang terjemahan lama tsb. Jelas bahwa tetap ada perbedaan Allah dari Raja itu, kalaupun Raja itu disapa sebagai 'Allah'. Tapi hal ini tidak perlu mengherankan kita, sebab hal yg sama persis terjadi dalam seluruh penantian Mesias seperti akan kita lihat nanti. Hal yg sama terjadi juga tentang *Malaikat Yahweh, yg ilahi, tapi dibedakan dari Allah.

(ii) Yes 7-12, dll. Yesaya menghadapi raja Ahas pada masa yg sangat kritis bagi wangsa Daud. Pada tahun-tahun sesudah raja Daud, anak menggantikan bapaknya tanpa putus-putusnya atau tanpa ancaman alga keturunan. Tapi sekarang, dan untuk pertama kalinya, nampaknya pemerintahan wangsa Daud akan berakhir. Kerajaan-kerajaan utara, Siria dan Efraim yg bermaksud menyatukan Palestina, bila perlu dengan kekuatan senjata untuk melawan Asyur, bermaksud memasuki Yehuda, merebut Yerusalem, dan mengangkat seorang raja boneka. Ucapan Yesaya bermakna ganda: demi Nama Yahweh ia nyatakan bahwa ancaman ini tidak akan berlangsung lama dan tidak akan digenapi (7:7, 16), namun saat ini sangat menentukan bagi wangsa Daud. Kerajaan Daud tidak akan runtuh karena kekuatan utara, tapi dapat hancur karena ketidakpercayaan (7:9).

Segala sesuatu tergantung pada cara Ahas menghadapi krisis ini. Kalau dia menghadapinya dengan mengandalkan iman kepada janji janji Yahweh mengenai Daud dan Sion, semuanya akan berjalan baik; tapi kalau ia mengandalkan kejituan politik dan meminta pertolongan Asyur, maka dia -- perhatikan bagaimana Yesaya mengidentikkan Ahas begitu ketat dengan wangsa Daud (ay 2, 12, 17) -- sama sekali tidak mempunyai harapan masa depan. Dengan maksud untuk menimbulkan iman dalam hati raja yg tak beriman itu, Yesaya menawarkan suatu tanda (ay 11) tapi raja menolaknya. Jalan iman disingkirkan, dan bentuk kemusnahan dikokohkan. Sebagai hukuman atas kedurhakaan ini, 'Tuhan Sendiri' akan memberikan tanda: Imanuel akan lahir, ahli waris dari kemusnahan yg ditimbulkan oleh raja Ahas. Sebelum anak itu berumur beberapa tahun ancaman itu sudah lenyap. Tapi kemakmuran negerinya dan bangsanya turut lenyap, sebab orang Asyur bukanlah sahabat atau penyelamat, melainkan pembinasa yg hanya menelantarkan sisa-sisa penduduk di negeri yg ditaklukkannya (ay 21) dan membuatnya menjadi negeri tandus yg ditumbuhi duri dan rumput (ay 23-24).

Tapi segera sesudah Yesaya menyatakan kelahiran Imanuel yg akan serta-merta itu, ia langsung mengalihkannya kepada kelahiran anaknya sendiri, Maher-Syalal Hasy-Bas. Karena alasan yg akan segera kelihatan, kelahiran anak inilah yg bermakna ganda, yaitu pertanda dan faktor waktu dalam melenyapkan ancaman dari utara (8:1-4). Orang Asyur tampil lagi sebagai pemusnah, dan sekarang negeri Imanuel-lah (ay 8) yg akan diinjak-injaknya; tapi bagaimanapun Imanuel-lah jaminan bahwa tidak satu pun niat jahat orang asing akan menang (ay 9-10). Kendati demikian, bagi bangsa yg sudah menolak Allah, hanya pembuanganlah yg menyusul kemudian (ay 19-22).

Tapi bukan inilah yg menjadi akhirnya, sebab 'di kemudian hari' (8:23) akan nampak terang besar (9:1), sukacita akan berlimpah-limpah (ay 2), perhambaan akan hapus (ay 3), kemenangan akan datang (ay 4), dan semuanya ini disebabkan oleh lahirnya seorang Raja yg mempunyai 4 nama (ay 5). Dia Penasihat, artinya pemberi nasihat sedemikian rupa, sehingga harus disebut 'Penasihat Ajaib' (pele, bnd 28:29); Dia Allah yg perkasa, mempunyai kodrat ilahi (bnd 10:21); Dia akan memerintah selama-lamanya dengan kemurahan seorang bapak, dan sebagai Raja Dia akan memberikan kepada umat-Nya kepenuhan kesejahteraan hati dan jiwa, badani dan sekitarnya, yg diungkapkan dalam bh Ibrani dengan kata syalom (damai sejahtera). Sesudah Dia duduk di takhta Daud, kekuasaan-Nya tidak akan mengenai batas waktu dan tempat (ay 6). Perhatian-Nya yg utama tertuju kepada pemerintahan yg adil dan benar, dan yg menjamin kedatangan-Nya dan Kerajaan-Nya ialah 'kecemburuan Yahweh'.

Menyimak bagian ini sebagai satu kesatuan, maka tak mungkin lagi menyangsikan bahwa Imanuel sama dengan 'raja yg bernama empat' itu (9:5) dan kesamaan makna mesianik di sini dengan maknanya dalam Mzm sangat mencolok. Mula-mula Yesaya menjunjung tinggi di hadapan Alias pengharapan yg terkandung dalam wangsa Daud, yaitu Raja ilahi yg akan datang itu. Dengan memakai ungkapan yg umum dikenal di kalangan raja, Yesaya mengizinkan raja yg malang itu memandang dari jauh penggenapan janji yg sudah lama dinanti-nantikan, dalam rangka kemusnahan yg menimpa bangsa itu karena rajanya tidak percaya. Lalu Yesaya mengalihkan faktor waktu kepada Maher-Syalal Hasy-Bas, yg namanya berlipat empat penuh nubuat. Kemudian, sesudah menjelaskan bahwa Imanuel memang sungguh ahli waris Daud yg dinanti-nantikan, Yesaya mengangkat tinggi-tinggi di depan mata bangsa yg sudah terhukum dan sekarat itu, harapan akan kelahiran Imanuel, yg kendati masih jauh tapi pasti.

Inti bagian Alkitab yg mulai dari 9:7 ialah bahwa kerajaan Israel Utara akan runtuh karena menolak firman Allah. Dan Yesaya menunjukkan bahwa walaupun Yehuda tidak akan dilemparkan ke pembuangan oleh Asyur, namun pembuangan itu adalah mutlak pasti; tapi yg juga adalah pasti ialah pengumpulan kembali sisa-sisa Israel dan Yehuda (10:5-23). Yehuda diberi semangat untuk melawan Asyur (10:24-34), dan sesudah siksaan yg dahsyat, sekali lagi untuk menguatkan iman akan bangkit Raja keturunan Daud, yg khas dikaruniai Roh Allah, kerajaan-Nya adalah kerajaan moral dan keadilan rohani (11:1-6), penuh damai sejahtera ilahi (ay 6-9), meliputi bangsa-bangsa (ay 10), dan Israel akan dipulihkan (ay 11-16). Raja yg sama, pribadi dan sifat-sifat umum yg sama, dan kerajaan yg sama tampil lagi dalam ps 32. Tidak perlu memperinci sifat raja ini: sebab sama dengan yg digambarkan dalam Mzm. Tapi perlu dicatat secara khusus, bahwa di sini juga keilahian-Nya dikemukakan tepat seperti biasanya. Dia adalah Allah ('el) (9:6), tapi kerajaan-Nya ditegakkan oleh 'kecemburuan Yahweh'.

b. Tokoh-tokoh mesianik lainnya

1. Hamba Yahweh. Mengikuti cara melukiskan Raja dalam Yes 7 dll, di sini disajikan kesatuan pemaparan Hamba Yahweh dalam Yes 40 dll. Dalam ps 40 umat Allah berada dalam keadaan sulit, terbuang di Babel, mula-mula tidak disebut tapi kemudian diungkapkan (43:14 dll). Kelepasan mereka adalah pasti, sebab tidak ada Allah selain Allah mereka. Dalam maksud-Nya untuk melepaskan mereka, Yahweh membangkitkan seorang pembebas (ps 41). Jadi kepastian dalam pikiran Yesaya akan kelepasan bangsa Israel secara teologi didasarkan pada kebesaran Allah Israel, sebagai satu-satunya Allah, Allah Pencipta dan satu-satunya Penggerak dalam sejarah. Dan semakin ia meninggikan Yahweh, nampak semakin lompong allah-allah bangsa-bangsa, dan semakin mengerikan keadaan orang-orang yg tunduk kepada allah-allah demikian (40:18 dab; 41:6 dab; 21 dab).

Kesadaran nabi Yesaya akan kegelapan yg melingkupi bangsa-bangsa meningkat sampai puncaknya pada Yes 41:28-29; di situ dia kemukakan masalah dari jumlah terbesar umat manusia. Tapi hanya Allah yg satu-satunya yg mempunyai jawab atas masalah ini: Hamba Yahweh akan membawa penyelamatan ('pengajaran', 42:4) kepada bangsa-bangsa. Jadi Hamba Yahweh, tanpa perkenalan dan identifikasi din, tapi dengan pra-anggapan bahwa Israel yg dimaksud, tampil membawa misi untuk bangsa-bangsa (42:1-4). Tapi misi ini baru dijelaskan (42:5-17), tatkala dipaparkan keadaan yg sebenarnya dari Hamba Yahweh, yaitu Israel (42:18-25): buta, tuli, dipenjarakan, dan (ay 25) dihinggapi kedunguan rohani sedemikian rupa, sehingga tujuan pengajaran dari pembuangan itu belum dilihat dan moral bangsa itu tidak berubah.

Tema kebutuhan nasional dan rohani Israel inilah yg menyibukkan nabi Yesaya sampai 48:22. Raja Koresy diberitakan akan menjadi penyelamat nasional, dan berulangkali ditegaskan bahwa Yahweh akan mengampuni dosa Israel. Namun kita lihat Israel keluar dari Babel tanpa mengenal damai sejahtera Allah (48:20-22). Tapi Yahweh memiliki jawaban atas kebutuhan rohani umat-Nya. Koresy akan membawa mereka pulang dari Babel; Hamba Yahweh akan mengembalikan mereka kepada Yahweh (49:1-6). Hamba Yahweh itu disebut Israel (ay 3), bukan karena sebagai satu bangsa atau sebagian daripadanya -- dalam keadaannya yg sebenarnya ataupun berdasarkan suatu mode yg dicita-citakan -- adalah hamba yg dimaksud, tapi adalah karena bangsa itu telah kehilangan makna nama itu (48:1), dan hanya Hamba Yahweh-lah yg berhak memakai nama itu. Umat Israel telah diperas menjadi Satu.

Sesudah tugas ganda Hamba Yahweh dikukuhkan kembali (49:7-13), Yesaya selanjutnya menjelaskan beda Dia dari bangsa itu: bangsa Israel tawar hati (49:14-26) dan tak mau menjawab (50:1-3), tapi Hamba Yahweh penuh harapan, dan taat kendati harus menanggung penderitaan yg berat (50:4-9). Sekarang Hamba Yahweh ini mulai menjulang tinggi karena keunggulan pribadi-Nya. Dan orang Israel yg setia dianjurkan untuk meneladani hidup-Nya (50:10-11). Hal ini menunjukkan bahwa Dia tak dapat disamakan dengan 'sisa' bangsa itu, terutama karena sisa bangsa itu dipanggil untuk melihat penyelamatan yg besar, secara nasional (51:1-3) dan universal (51:4-6) yg akan digenapi-Nya. Justru segi-segi nasionallah yg utama (walau tidak mengucilkan hal-hal lain, lih 52:10) menyita perhatian nabi sampai tiba saatnya ia bisa menunjukkan 'Penuntas Agung' pada 52:13: 'Sesungguhnya, hamba-Ku akan berhasil'.

Tugas Hamba Yahweh itu disimpulkan dalam 3 ay (13-15): ditinggikan, yg didahului oleh penderitaan, dampaknya meliputi seluruh dunia. Ps 53 memperincinya sebagai: 1. Hamba Yahweh hidup di tengah-tengah manusia (ay 1-3); 2. kematian-Nya bersifat menggantikan (ay 4-9); dan 3. dasar rohani dari semuanya adalah kehendak Yahweh, yg menghantar HambaNya kepada kemenangan dan kehidupan sesudah penderitaan-Nya (ay 10-12). Dua ps berikutnya melengkapi cerita ini; ps 54 memanggil Israel kepada perjanjian baru, dan dalam Ps 55 himbauan ditujukan kepada semua orang yg membutuhkan supaya masuk dalam penyelamatan yg membebaskan itu.

Ringkasan yg nampaknya tergesa-gesa ini paling sedikit menunjukkan pekerjaan Hamba itu. Dan di sini nampak segi baru, yg memperkenalkan doktrin Hamba-Mesias ke dalam konsep mesianik: penyelamatan melalui kematian-Nya yg menggantikan orang-orang berdosa, baik Yahudi maupun bangsa-bangsa non-Yahudi. Penting diperhatikan pertanda berkaitan dengan diriNya. Yg paling mencolok dari semua tanda itu ialah bahwa Dia manusia dan di antara manusia (49:1; 50:4b; 53:2-3, 7-9). Yg juga mencolok ialah Ia mendapat karunia-karunia khas dari Allah: Roh Allah (52:1) dan Firman (49:2; 50:4).

Dua hal lagi perlu diperhatikan. Pertama, agaknya dalam 55:3-4 Hamba ini disamakan dengan Raja Mesias dari suku Daud. Pasti berdasarkan pekerjaan Hamba inilah perjanjian yg kekal itu didirikan (bnd 55:3 dgn 54:10 dan 53:5b). Perjanjian ini sekarang diterangkan sebagai 'kasih setia kerajaan Daud', dan pemimpin yg ditawarkan kepada bangsa itu ialah Daud. Kedua, dapat dikemukakan bahwa dengan menyebut Hamba itu 'Tangan Yahweh', maka Yesaya membenarkan bahwa Hamba itu sama dengan Allah dan serentak dibedakan dari Allah, keadaan yg sudah dikemukakan dalam hal tokoh-tokoh mesianik lainnya. Pasti Tangan Yahweh yg ia sapa itu dalam 51:9 adalah sebagai pribadi dan diakuinya bahwa tindakan Tangan itu merupakan tindakan Yahweh sendiri. Dalam 53:1 dikatakannya, 'Siapakah yg percaya kepada berita yg kami dengar? Dan siapakah yg dapat melihat di situ tangan Yahweh?' (terjemahan Mowinckel). Jelas, Hamba Yahweh dilukiskan di sini dalam sifat-sifat ilahi, serentak disamakan dengan dan dibedakan dari Yahweh.

2. Penakluk yg diurapi. Yesaya menunjukkan seorang Raja yg memerintah orang Yahudi dan bangsa-bangsa non-Yahudi (11), tapi tidak dijelaskannya bagaimana bangsa-bangsa non-Yahudi itu terhisab di dalamnya. Melalui ajarannya tentang Hamba ia tuntaskan gambaran itu. Ia melukiskan penyelamatan meliputi seluruh dunia sehingga semua yg diselamatkan dimasukkan dalam pemerintahan Daud. Tapi dalam unsur rajawi dan Hamba (ump 9:3-5; 42:13, 17; 45:16, 24; 49:24-26) jelas diungkapkan bahwa pekerjaan Raja dan Hamba itu mencakup pembalasan terhadap musuh-musuh Yahweh. Dalam ciri ketiga khas mesianik Yesaya menguraikan pokok ini dengan teliti sekali. Seorang seperti Raja (11:2, 4) dan Hamba Yahweh (42:1; 49:2), diurapi dengan Roh Kudus dan Firman tampil tiba-tiba (seperti tokok-tokoh lainnya di tempatnya) dalam 59:21. Ps 56-59 mencatat kebejatan moral umat Israel dan ketidakmampuan mereka melakukan hukum Taurat dan menyelamatkan dini mereka sendiri. Yahweh sendiri memakai peranti penyelamatan (Yes 59:16 dab), dan dengan itu Ia akan menjungkirbalikkan musuh-musuh-Nya dan melepaskan umat-Nya. Tapi perjanjian berikutnya dibuat oleh pengantara yg diterangkan dengan kata-kata yg pasti, mengingat kedua tokoh mesianik lain yg diucapkan oleh Yesaya, seperti diungkapkan di atas. Sukacita penyelamatan ini, yg dinikmati baik oleh Yahudi maupun non-Yahudi, dan yg membuat bangsa Israel mengungguli segala bangsa (bnd 45:14-25), disajikan dalam ps 60.

Dalam ps 61 Orang yg dikaruniai Roh Kudus dan Firman itu tampil lagi, dan secara pribadi menyatakan pekerjaan-Nya, yakni memberitakan tahun rahmat Yahweh dan hari pembalasan Yahweh (61:1-3). Tugas ini dikukuhkan lagi oleh Yahweh dalam ay 4-9, kemudian pembicara kembali memberi kesaksian tentang sukacitanya mengenakan perlengkapan penyelamatan. Dengan mengenakan peranti demikian, 'Tuhan Allah akan menumbuhkan kebenaran dan puji-pujian di depan semua bangsa' (61:11). Artinya, Dia terlibat dalam suatu upaya yg meliputi seluruh dunia, tapi bagaimanapun juga Yahweh sendirilah Pelakunya. Ps 62 menyajikan gambaran menyeluruh tentang upaya ini berkaitan dengan dampaknya terhadap Sion dan bangsa-bangsa (bnd hubungan 51:17-52:12 dgn 52:13 dab). Dan dalam 63:1-6 Penakluk yg diurapi itu dengan mengenakan pakaian-Nya yg telah ditentukan, melaksanakan pembalasan dan penyelamatan. Dalam dirinya, Penakluk mesianik ini hampir tidak berbeda dari Raja dan Hamba Yahweh. Dia mendapat karunia-karunia rohani yg sama; Dia manusia di antara manusia. Tapi ada dua lagi keterangan yg diberikan. Pertama, Dia digambarkan sebagai penakluk Edom, suatu tugas yg tak pernah dilakukan oleh raja Israel manapun kecuali Daud (bnd Bil 24:17-19). Nampakkah kepada kita di sini, bahwa Penakluk yg diurapi itu sama orangnya dengan Raja Mesias dari wangsa Daud? Kedua, dalam perkembangan tema ini, Dia-lah yg akhirnya mengenakan perlengkapan penyelamatan dan pembalasan, yg kelihatan dipakai oleh Yahweh sendiri (Yes 59:16 dab). Sekali lagi nabi Yesaya memperkenalkan gagasan mesianik itu: kesamaan dan perbedaan Yahweh dengan yg diurapi-Nya.

3. Tunas Daud. Dengan tema mesianik ini terdapat beberapa nubuat dalam PL, yg dipersatukan dengan indah sekali. Yer 23:5 dab dan 33:14 dab benar-benar sama. Yahweh ingin menumbuhkan suatu Tunas 'bagi Daud'. Dia adalah Raja dan pada zaman-Nya Israel akan diselamatkan. Pemerintahan-Nya ditandai dengan keadilan dan kebenaran. Nama-Nya ialah 'Yahweh Keadilan kita'.

Bagian kedua perikop ini menghubungkan nubuat tentang Tunas dengan kepastian bahwa imam-imam 'tidak akan terputus mempersembahkan korban bakaran'. Hal ini bisa kelihatan agak ganjil, seandainya Zakharia tidak melukiskan tokoh mesianik yg sama. Dalam Za 3:8 dinyatakan bahwa Yosua dan imam-imam seangkatannya merupakan tanda dari maksud Yahweh untuk mendatangkan 'HambaKu, sang Tunas', yg akan menyelesaikan tugas imam dengan menghapuskan kejahatan negeri itu dalam satu hari. Sekali lagi dalam 6:12 dab Zakharia kembali membicarakan Tunas yg akan menjadi besar di tempatnya, akan membangun Bait Yahweh, menjadi imam di atas takhtanya, dan menikmati damai sejahtera dengan Allah, yg sempurna dan disepakati. Maka jelas, bahwa Tunas itu ialah Mesias dalam jabatan Raja dan jabatan Imam-Nya. Dia-lah yg menggenapi Mzm 110, yg menyatakan Raja itu sebagai 'Imam kekal menurut Melkisedek'.

Sekarang pada tempatnyalah membicarakan Yes 4:2-6. Rujukan mesianik pada ay 2 menjadi bahan perdebatan, dan sering disangkal, tapi karena ay-ay berikutnya cocok sekali dengan pemakaian Tunas dalam ps-ps tersebut di atas, maka sulit menolak kesimpulan bahwa Mesias terdapat juga di sini. Dia-lah Tunas Yahweh, dan Dia dihubungkan dengan pekerjaan menyucikan putri Sion dari segala kekotorannya dan dengan pemerintahan Raja Yahweh di Yerusalem (ay 5, 6). Lukisan Tunas ini meringkaskan dalam satu gambar apa yg di tempat lain diperluas dan diuraikan oleh nabi Yesaya sebagai tugas Raja, Hamba dan Penakluk. Pola pikir mesianik tentang kemanusiaan dan keilahian, dan pola pikir 'sama dengan Allah' dan 'berbeda dari Allah' -- disajikan, sebab Tunas itu di satu pihak adalah 'milik Daud' tapi di pihak lain 'milik Yahweh' -- yaitu ucapan-ucapan yg mengiaskan asal mula dan wataknya; Dia 'HambaKu', namun nama-Nya 'Yahweh Keadilan kita'.

4. Keturunan perempuan. Telah kita perhatikan bahwa sifat kemanusiaan Mesias jelas ditekankan. Secara khusus, sering melalui garis ibu-Nya-lah asal mula kemanusiaanNya dijelaskan. Mudah sekali terjebak memberi penekanan berlebihan pada soal-soal kecil, namun patut dicatat bahwa baik Imanuel (Yes 7:14) maupun Hamba Yahweh (Yes 49:1) adalah contoh. Sama seperti itu Mi 5:2 bicara tentang 'perempuan yg akan melahirkan', dan mungkin sekali ay yg sukar, Yer 31:22, mengacu kepada pengandungan dan kelahiran seorang bayi ajaib.

Nubuat yg paling pokok mengenai keturunan perempuan, dan ay yg mungkin menjadi dasar untuk timbulnya gagasan itu, disajikan dalam Kej 3:15. Tapi para ahli hampir sepakat menolak adanya rujukan mesianik di sini, juga menganggap ay ini hanyalah 'melulu pernyataan umum mengenai umat manusia dengan ular, dan pernyataan permusuhan kedua pihak' (Mowinckel). Tapi sebagai soal mengenai tafsiran ps Kej ini, dan sama sekali lepas dari masalah benar tidaknya secara historis ataupun unsur lain, tidaklah jujur memisahkan ay ini dari kait naskahnya dan menalarnya berdasarkan aetiologi.

Untuk melihat kekuatan janji dalam 3:15, kita harus mengindahkan peranan ular dalam tragedi kejatuhan manusia ke dalam dosa. Kej 2:19 menunjukkan keunggulan manusia atas makhluk binatang. Dalam kasih karunia-Nya Pencipta memberitahu manusia itu bahwa dia berbeda dari makhluk binatang: manusia bisa memaksakan kehendaknya atas binatang, tapi di antara binatang tidak ditemukan 'penolong yg sepadan dengan dia'. Yg serupa dengan manusia tidak ada dalam makhluk binatang.

Tapi dalam ps 3 fenomena lain muncul: seekor binatang berbicara, yg bagaimanapun juga telah melampaui harkatnya dan kedudukannya, menempatkan dirinya sama dan sebagai sesama manusia, sanggup terlibat dalam pembicaraan akali, bahkan sebagai yg lebih unggul dalam arti sanggup mengajar manusia peni ihwal yg tentangnya manusia itu sebelumnya (seolah) disesatkan, dan memberi tahu manusia itu pengertian yg benar akan hukum dan dini Allah. Ular itu berbicara sebagai benar-benar mempunyai kebolehan dan sanggup menimbang Allah dalam piring neraca dan menemukan bobot Allah kurang, sanggup membaca pikiran-pikiran batiniah Yg Mahakuasa dan menelanjangi alasan-alasan-Nya yg tersembunyi! Bahkan sang ular menyatakan permusuhan terbuka melawan Allah; sangat membenci watak Allah, siap untuk memusnahkan rencana penciptaan-Nya, mengejek dan mengolok-olok Yg Mahatinggi.

Tidak cukup melihat dalam ular itu melulu hanya hati manusia yg ingin tahu dan tak terkendalikan (Williams), atau sesuatu yg serupa dengan itu. Alkitab mengenal hanya satu oknum yg melakukan kecongkakan yg begitu fasik, kebencian yg begitu keji terhadap Allah, dan nalar ilmu tafsir menuntut bahwa ular yg di Firdaus itu adalah alai dari 'Si ular tua, yaitu Iblis yg adalah Satan' (Why 20:2). Tapi di mana dosa merajalela di situ kasih karunia melimpah, dan itulah yg terjadi di sini. Justru pada saat Iblis nampak menggondol kemenangan gemilang, pada saat itu pula dinyatakan bahwa keturunan perempuan itu akan meremukkan dan menghancurkan dia Keturunan perempuan itu memang akan remuk memar dalam proses pertarungan itu, tapi Ia akan mendapat kemenangan. Keturunan perempuan ini akan membalikkan seluruh bencana kejatuhan dalam dosa.

5. Anak Manusia. Kita akhiri telaah mengenal ke-Mesias-an PL ini dengan uraian pendek tentang penglihatan Daniel akan Anak Manusia (Dan 7:1-28). Dalam suatu soal, yg menimbulkan begitu banyak pembicaraan dan silang pendapat, kita hanya dapat melakukan di sini seperti yg dilakukan dalam seluruh artikel ini, yaitu menyatakan suatu titik pandang saja. Inti penglihatan itu ialah pemandangan penghakiman; di sana Yg Lanjut Usia-nya melenyapkan semua kekuasaan duniawi yg bersifat bermusuhan -- sambil lalu baiklah dicatat di sini timbulnya kembali pola kerajaan dari Mzm 2 -- dan dibawalah ke hadapan-Nya 'dengan awan-awan dari langit seorang seperti Anak Manusia', kepada-Nya diberikan kekuasaan meliputi seluruh dunia dan yg kekal selama-lamanya. Sudah jelas, bahwa suasana umum di sini, adalah berhubungan dengan pemerintahan yg meliputi seluruh dunia, yg umumnya telah kita amati dalam ps-ps tentang ke-Mesias-an. Tapi apakah 'seorang seperti Anak Manusia' itu ialah Mesias secara perseorangan, atau dimaksudkan pempersonifikasian umat Allah, janganlah diselesaikan secara ringkas demikian. Dan 7:18, 22 membicarakan tentang penghakiman dan pemerintahan yg diberikan kepada 'orang-orang kudus milik Yg Mahatinggi'; maka nalar menuntut bahwa penerima yg samalah yg dimaksud dengan tokoh tunggal dalam Dan 7:13, 14.

Tapi boleh juga kita catat, bahwa ada keterangan rangkap tentang binatang-binatang, yg menjadi musuh dari orang-orang kudus. Dan 7:17 berkata bahwa binatang-binatang besar ... ialah 'empat raja' dan Dan 7:23 berkata 'binatang yg keempat itu ialah kerajaan yg keempat'. Yg digambarkan ialah dua-duanya, perseorangan (raja-raja) dan sekelompok (kerajaan-kerajaan). Kita harus terima keterangan pendahuluan yg sama bagi 'seorang seperti Anak Manusia. Selanjutnya, harus kita pandang hubungan raja kerajaan ini dengan pengertian PL. Raja itulah yg utama, kerajaannya adalah yg kedua. Bukanlah kerajaan itu yg membentuk rajanya, tapi sebaliknya. Mengenai raja-raja binatang itu, merekalah musuh-musuh pribadi dari kerajaan orang-orang kudus, dan mereka melibatkan kerajaan-kerajaannya dengan dini mereka; sama seperti itu 'seorang seperti Anak Manusia' menerima pemerintahan alam semesta, dan di sini sudah terlibat pemerintahan umat-Nya (bnd pemerintahan Israel dlm pemerintahan penakluk, Yes 60).

Berdasarkan ini telah ditekankan pendapat, bahwa 'seorang seperti Anak Manusia' itu ialah perseorangan yg bersifat Mesias. Dalam pengertian ini, dia cocok dengan gambaran umum, yg terdapat dalam seluruh urutan harapan di atas: dia Raja, ditentang oleh dunia, tapi mencapai pemerintahan seluruh dunia dengan mengandalkan kecemburuan Yahweh, yaitu dari Yg Lanjut Usia-nya dalam penglihatan Daniel; dia seorang manusia, yg ternyata dari gelarnya, kendati demikian tidak berasal dari tengah-tengah umat manusia, tapi datang 'dengan awan-awan dari langit', suatu kedudukan yg khas ilahi (lih ump Mzm 104:3; Yes 19:1). Di sini terdapat lagi pembedaan yg manusiawi dari yg ilahi, yg terdapat hampir tanpa kekecualian dalam ke-Mesias-an PL, dan yg pada saat genap waktunya disempurnakan penuh seutuhnya dalam Nabi, Imam dan Raja, Yesus Mesias!

II. Dalam PB

Kata Ibrani masyiakh atau Aram mesyikha' dua kali ditransliterasikan dalam bh Yunani dengan messias (Yoh 1:41; 4:25; dan di kedua tempat itu ditambah keterangan dgn khristos). Di tempat lain kata itu diterjemahkan dengan kata Yunani Khristos, dari kata kerja khrio, yg berarti 'mengurapi'. Dalam TBI diterjemahkan baik dengan Kristus maupun Mesias, kecuali dalam Kis 4:26; Why 11:15; 12:10; di situ dipakai 'yg diurapi'.

Mesias ialah Yesus dari Nazaret, yg pada saat baptisanNya diurapi 'dengan Roh Kudus dan kuat kuasa' (Kis 10:38; bnd maksud dari hal Yesus mengutip Yes 61:1 dlm Luk 4:18). Tapi Yesus sendiri jarang memakai istilah itu, dan tanpa diragukan sebabnya ialah kesalahpahaman yg bisa timbul karena pemakaian istilah itu. Tatkala Petrus menyatakan pengakuannya bahwa Yesus-lah Kristus, Dia terima Nama pertanda itu, tapi memerintahkan murid-murid-Nya jangan menceritakan itu kepada siapa pun (Mrk 8:29-30).

Dalam percakapan-Nya dengan perempuan Samaria (Yoh 4:25-26) istilah itu pasti dipahami dalam terang pengharapan orang Samaria, bahwa akan datang seorang Taheb atau 'yg membetulkan', nabi seperti Musa, yg dijanjikan dalam Ul 18:15-19. Tapi, waktu Dia ditantang oleh Imam Besar pada saat penghakiman-Nya, supaya mengatakan apakah Dia 'Mesias, Anak dari Yg Terpuji atau tidak, Dia mengaku, dan kata-kata dari ucapan-Nya dijadikan dasar dakwaan bahwa Dia benar menghujat Allah (Mrk 14:61-64). Hukuman ini, yg mendatangkan hukuman mati, dibalikkan oleh Allah, yg membangkitkan Dia dari antara orang mati, dan meninggikan Dia ke 'sebelah kanan-Nya', dan dengan demikian menyatakan bahwa Yesus yg sudah disalibkan, itulah 'Tuhan dan Kristus' (Kis 2:36; bnd Rm 1:4).

Tapi pengertian Yesus akan dan cara-Nya untuk menggenapi panggilan ke-Mesias-an-Nya berbeda dari gambaran umum tentang Mesias yg diharapkan. Suara dari sorga pada saat pembaptisan-Nya (Mrk 1:11) menyambut Dia sebagai Mesias dari suku Daud, dengan kata-kata dari Mzm 2:7: 'AnakKu-lah Engkau'. Tapi dengan menambahkan kata-kata dari Yes 52:1 yg memperkenalkan Hamba Yahweh, diberi pertanda bahwa ke-Mesias-an-Nya akan menggenapi gambaran Hamba itu, rendah hati, taat, menderita, menggenapi tugas-Nya dengan menjalani maut, sambil menyerahkan pembelaan atas diriNya kepada Allah dengan hati yg percaya. Pelayanan Yesus yg dimahkotai dengan penderitaan-Nya, ditandai dengan selalu berpegang teguh pada jalan yg ditentukan bagi-Nya oleh BapakNya. Maka karena itu Yesus memberikan pengertian baru kepada kata 'Mesias', yg mengatasi setiap arti yg sebelum itu dimilikinya.

KEPUSTAKAAN.

1. PL. H Ringgren, The Messiah in the OT, 1956; A Bentzen, King and Messiah, 1956; S Mowinckel, He that Cometh, 1956; J Klausner, The Messianic Idea in Israel, 1956; H. L Ellison, The Centrality of the Messianic Idea for the Old Testament, 1953; B. B Warfield, 'The Divine Messiah in the OT', dlm Biblical and Theological Studies, 1952; H. H Rowley, The Servant of the Lord, 1952; A. R Johnson, Sacral Kingship in Ancient Israel, 1955;1DB, lih Mesias, Y Kaufmann, The Religion of Israel, 1961; G. A. F Knight, A Christian Theology of the OT, 1959; J. A Motyer, 'Context and Content in the Interpretation of Is. 7:14', TynB 21, 1970; G. J Wenham, 'BETULAtt, Girl of Marriageable Age', VT 22, 1972, hlm 326-347; E. J Young: Daniel's Vision of the Son of Man, 1958; P E Achtemeier, The OT Roots of our faith, 1962.

2. PB. W Manson, Jesus the Messiah, 1943; T. W Manson, The Servant-Messiah, 1953; V Taylor, The Names of Jesus, 1953; The Person of Christ in NT Teaching, 1958; O Cullmann, The Christology of the NT (khusus ps 5) 1959; R. H Fuller, The Foundations of NT Christology, 1965; F Hahn, The Titles of Jesus in Christology, 1969; F. F Bruce, This is That, 1968; R. N Longenecker, The Christology of Early Jewish Christianity, 1970; G. E Ladd, A Theology of the NT, 1974, hlm 135 dst, 328 dst, 408 dst. JAM/FFB/MHS/HAO

[+] Bhs. Inggris

Lihat definisi kata "Kristus" dalam Studi Kata



TIP #02: Coba gunakan wildcards "*" atau "?" untuk hasil pencarian yang leb?h bai*. [SEMUA]
dibuat dalam 0.21 detik
dipersembahkan oleh YLSA