Teks -- Kisah Para Rasul 5:42 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Jerusalem -> Kis 5:42
Jerusalem: Kis 5:42 - Injil Injil Kerajaan, Mar 1:1+, yang oleh murid-murid Yesus diberitakan, yaitu "firman" (Injil) yang mereka wartakan, Kis 8:4,25,40; 14:7,15,21; 16:10+; bdk...
Injil Kerajaan, Mar 1:1+, yang oleh murid-murid Yesus diberitakan, yaitu "firman" (Injil) yang mereka wartakan, Kis 8:4,25,40; 14:7,15,21; 16:10+; bdk juga Kis 15:7; 20:24, itu bagi umat Kristen semula mengenai diri Yesus, Kis 8:35, yang oleh Allah dibangkitkan dari antara orang mati, Kis 13:32 dst; Kis 17:18; bdk Kis 2:23+; Kis 9:20, dan telah menjadi Anak Allah yang berkuasa, bdk Rom 1:1+, atau "Kristus" (Mesias), Kis 5:42; 8:12; bdk Kis 9:22, dan Tuhan. Kis 10:36; 11:20; 15:35; bdk Kis 2:36+.
Ref. Silang FULL -> Kis 5:42
Ref. Silang FULL: Kis 5:42 - Bait Allah // memberitakan Injil // adalah Mesias · Bait Allah: Kis 2:46; Kis 2:46
· memberitakan Injil: Kis 13:32; Kis 13:32
· adalah Mesias: Kis 9:22; Kis 9:22
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Kis 5:26-42
Matthew Henry: Kis 5:26-42 - Penangkapan dan Pemeriksaan Para Rasul; Nasihat Gamaliel Penangkapan dan Pemeriksaan Para Rasul; Nasihat Gamaliel ( Kis 5:26-42)
Kita tidak diberi tahu apa yang dikhotbahkan para rasul kepada orang bany...
Penangkapan dan Pemeriksaan Para Rasul; Nasihat Gamaliel ( Kis 5:26-42)
- Kita tidak diberi tahu apa yang dikhotbahkan para rasul kepada orang banyak. Sudah pasti khotbah mereka itu sesuai dengan bimbingan malaikat, yaitu tentang firman hidup. Namun apa yang terjadi antara mereka dan Mahkamah Agama tercatat di sini, karena dalam penderitaan mereka, kekuasaan dan kekuatan ilahi lebih tampak daripada dalam khotbah mereka sekalipun. Di sini kita menjumpai,
- I. Penangkapan para rasul untuk kedua kalinya. Mungkin kita berpikir, jika Allah merencanakan hal ini, “Mengapa mereka diselamatkan dari penahanan mereka yang pertama?” Namun penahanan pertama dimaksudkan untuk merendahkan para penganiaya yang sombong dan menahan kemarahan mereka. Dan sekarang Allah ingin menunjukkan bahwa para rasul dibebaskan bukan karena mereka takut diadili, karena mereka siap menyerahkan diri dan tampil di hadapan musuh-musuh mereka yang terbesar.
- 1. Pengawal-pengawal membawa mereka tanpa kekerasan, dengan sikap hormat dan lunak. Mereka tidak menarik para rasul turun dari mimbar, mengikat mereka, atau menyeret mereka pergi, melainkan mendatangi mereka dengan hormat. Orang mungkin berpikir bahwa mereka berbuat demikian karena menghormati Bait Suci, tempat yang suci itu. Atau mungkin juga karena takut kepada para rasul, jangan sampai para rasul menghajar mereka seperti yang mereka lakukan terhadap Ananias, atau memanggil api dari sorga ke atas mereka, seperti yang dilakukan Elias. Namun sesungguhnya, yang menghalangi mereka menggunakan kekerasan adalah rasa takut terhadap orang banyak, yang begitu menghormati para rasul sehingga pasti akan melempari mereka dengan batu jika mereka menganiaya para rasul.
- 2. Walaupun begitu, mereka membawa para rasul itu kepada orang-orang yang, mereka ketahui, kejam terhadap mereka, dan telah memutuskan untuk menggunakan kekerasan terhadap mereka (ay. Kis 5:27): mereka membawa keduanya dan menghadapkan mereka kepada Mahkamah Agama sebagai penjahat.
- Dengan demikian, kekuasaan yang seharusnya menjadi ancaman bagi perbuatan-perbuatan jahat dan para pelaku kejahatan justru menjadi ancaman bagi perbuatan-perbuatan baik dan para pelaku kebaikan.
- II. Pemeriksaan mereka. Setelah mereka dibawa ke hadapan majelis terhormat, Imam Besar, sebagai pembicara sidang, menyampaikan apa yang menjadi tuduhan mereka (ay. Kis 5:28).
- 1. Bahwa mereka melanggar perintah penguasa, dan tidak mau tunduk pada peraturan dan larangan yang diberikan kepada mereka (ay. Kis 5:28). “Bukankah dengan keras kami, sebagai pihak berwenang, melarang kamu mengajar dalam Nama itu, karena kami sangat tidak menyukainya? Namun kamu telah melanggar perintah kami, dan terus saja berkhotbah, bukan hanya tanpa seizin kami, namun juga melawan perintah langsung dari kami.” Seperti itulah orang-orang yang melanggar perintah Allah biasanya sangat keras memberlakukan perintah-perintah mereka sendiri, dan memaksakan kekuasaan mereka sendiri. Dengan keras kami melarang kamu. Ya, memang, tetapi bukankah pada saat yang sama Petrus sudah memberi tahu mereka bahwa wewenang Allah lebih tinggi daripada wewenang mereka, dan perintah-Nya harus menggantikan perintah mereka? Dan mereka sudah melupakan ini.
- 2. Bahwa mereka sudah menyebarkan ajaran sesat di antara orang banyak, atau setidaknya satu ajaran khusus, yang tidak diperbolehkan oleh umat Yahudi, dan tidak sesuai dengan yang disampaikan dari kursi Musa. “Kamu telah memenuhi Yerusalem dengan ajaranmu, dan dengan demikian telah mengganggu ketenangan masyarakat, dan membuat orang-orang mundur dari apa yang selama ini berlaku di antara umat Yahudi.” Beberapa orang menganggap ini sebagai perkataan yang sombong dan menghina: “Ajaranmu yang tolol dan bodoh ini tidak pantas untuk diperhatikan, tetapi kamu membuat banyak keributan dengannya, sehingga Yerusalem, kota yang besar dan kudus itu pun penuh dengan ajaranmu, dan itu saja yang dibicarakan di kota itu.” Mereka marah karena orang-orang yang mereka pandang hina telah menjadi orang penting.
- 3. Bahwa mereka bermaksud jahat terhadap pemerintah, dan bertujuan menghasut orang banyak, dengan menggambarkannya sebagai pemerintah yang jahat dan bengis, dan pantas dibenci Allah dan manusia: “Kamu hendak menanggungkan darah Orang itu, kesalahan di hadapan Allah, dan aib di hadapan manusia, kepada kami.” Dengan cara ini mereka menuduh para rasul bukan hanya memberontak dan menghina pengadilan, melainkan juga menghasut dan memecah-belah. Mereka menuduh para rasul berencana menghasut orang banyak supaya melawan mereka, karena telah menganiaya sampai mati orang yang, bukan hanya benar-benar tidak bersalah, namun juga sangat baik dan hebat, yaitu Yesus. Juga menghasut orang-orang Romawi, karena mereka telah menyeret orang-orang Romawi ke dalam masalah itu. Lihatlah di sini bagaimana orang-orang yang sangat pongah mau melakukan kejahatan namun tidak tahan mendengar tentang kejahatan mereka itu sesudahnya, atau jika dituduh atas perbuatan itu. Ketika mereka sedang bersemangat melakukan penganiayaan itu, mereka dapat berteriak dengan cukup berani, “Biarlah darah-Nya ditanggungkan atas kami dan atas anak-anak kami! Biarlah kami memikul kesalahan selamanya.” Tetapi sekarang, saat mereka mempunyai waktu untuk berpikir dengan tenang, mereka merasa sangat terhina jika darah-Nya ditanggungkan ke atas mereka. Demikianlah mereka dituduh dan dihukum oleh hati nurani mereka sendiri, dan takut menanggung kesalahan, padahal tadinya tidak takut melibatkan diri.
- III. Jawaban para rasul atas tuduhan yang disampaikan kepada mereka: Petrus dan rasul-rasul itu semuanya membicarakan pokok yang sama. Apakah diperiksa secara terpisah, atau menjawab bersama-sama, mereka berbicara sesuai perkataan yang diberikan Roh yang satu dan sama, dengan mengandalkan janji Tuan mereka, bahwa, kalau mereka dibawa ke hadapan mahkamah-mahkamah, apa yang harus mereka katakan, akan dikaruniakan kepada mereka pada saat itu juga.
- 1. Mereka membenarkan ketidaktaatan mereka pada perintah Mahkamah Agama, betapapun tingginya mahkamah itu (ay. Kis 5:29): Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia. Mereka tidak membuat pembelaan dengan kuasa yang mereka miliki untuk membuat mujizat. Kuasa ini sudah cukup membela mereka, oleh karena itu dengan rendah hati mereka tidak mau menyebutnya sendiri. Namun mereka menggunakan kebenaran umum yang diakui semua orang, yang bahkan hati nurani alami pun menganutnya, dan yang membenarkan perkara mereka. Allah telah memerintahkan mereka untuk mengajar dalam nama Kristus, dan oleh karena itu mereka harus melakukannya, walaupun imam-imam kepala melarang mereka. Perhatikanlah, penguasa-penguasa itu giat menentang Allah, dan mempunyai banyak hal yang harus dipertanggungjawabkan, tetapi menghukum manusia karena tidak taat kepada mereka dalam melaksanakan tugas bagi Allah.
- 2. Mereka membenarkan diri dalam melakukan apa yang mereka mampu untuk memenuhi Yerusalem dengan ajaran Kristus. Walaupun, dalam memberitakan Dia, mereka memang benar-benar mencela orang-orang yang membunuh Dia dengan penuh kebencian. Jika dengan demikian mereka menanggungkan darah-Nya ke atas mereka, itu karena kesalahan mereka sendiri. Bahwa mereka mengabarkan Kristus dan Injil-Nya, itu dituduhkan kepada mereka sebagai sebuah kejahatan. “Sekarang,” kata mereka, “kami akan memberi tahu kalian siapa Kristus ini, dan apa Injil-Nya, dan kemudian silakan kalian menilai apakah kami tidak boleh mengabarkannya. Dan kami akan memakai kesempatan ini untuk memberitakannya kepadamu, baik kamu mau mendengar atau tidak.”
- (1) Imam-imam kepala diberi tahu secara terang-terangan penghinaan yang mereka lakukan terhadap Yesus: “Dia kamu gantungkan pada kayu salib dan kamu bunuh. Kamu tidak bisa menyangkalnya.” Para rasul, bukannya membuat alasan, atau meminta ampun kepada mereka karena menanggungkan darah-Nya ke atas mereka, malah mengulangi tuduhan itu dan mempertahankannya: “Kamulah yang membunuh Dia. Itu adalah tindakan dan perbuatan kamu.” Perhatikanlah, jika orang tidak mau mendengar tentang kesalahan mereka, itu bukanlah alasan yang tepat mengapa mereka sebaiknya tidak terus diberi tahu. Alasan yang sering dibuat untuk tidak menegur dosa adalah karena zaman ini tidak tahan ditegur. Namun orang yang memiliki tugas menegur tidak boleh terpengaruh oleh hal ini. Zaman ini harus terus bertahan dan akan terus bertahan. Serukanlah kuat-kuat, janganlah tahan-tahan! Serukanlah kuat-kuat, janganlah takut-takut!
- (2) Mereka juga diberi tahu kehormatan apa yang Allah berikan kepada Yesus, dan lalu membiarkan mereka menilai siapa yang benar, para penganiaya ajaran-Nya atau para pemberitanya. Dia menyebut Allah sebagai Allah nenek moyang kita, bukan hanya kami tetapi juga kalian, untuk menunjukkan bahwa dalam memberitakan Kristus mereka bukan memberitakan allah baru, atau mengajak orang banyak untuk datang dan menyembah allah-allah lain. Mereka juga tidak membuat penetapan yang bertentangan dengan penetapan dari Musa dan nabi-nabi, melainkan taat dan setia kepada Allah nenek moyang bangsa Yahudi. Dan nama Kristus yang mereka beritakan menggenapi janji-janji yang diberikan kepada para nenek moyang dan kovenan yang Allah adakan dengan mereka, serta juga pelambang dan bayang-bayang hukum yang Dia berikan kepada mereka. Allah Abraham, Ishak, dan Yakub, adalah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus. Lihatlah penghormatan yang Allah berikan kepada-Nya.
- [1] Dia telah membangkitkan Yesus. Allah melayakkan Dia, dan memanggil Dia untuk tugas-Nya yang mulia. Kelihatannya ini berkenaan dengan janji yang Allah berikan melalui Musa, Tuhan Allah akan membangkitkan bagimu seorang nabi. Allah membangkitkan Dia dari ketidakjelasan dan memuliakan Dia. Atau, ini mungkin berarti Allah membangkitkan-Nya dari kubur: “Engkau membunuh Dia, tetapi Allah telah menghidupkan Dia kembali, sehingga Allah dan kamu jelas-jelas bertentangan mengenai Yesus ini. Dan kepada siapakah kami harus memihak?”
- [2] Dialah yang telah ditinggikan oleh Allah sendiri dengan tangan kanan-Nya, hypsose – telah mengangkat dia. “Engkau membebani Dia dengan penghinaan, tetapi Allah telah memahkotai Dia dengan kehormatan. Jadi, bukankah kita harus menghormati Dia yang telah diberi Allah kehormatan di atas segala kehormatan?” Dia telah ditinggikan oleh Allah sendiri, tē dexia autou – dengan tangan kanan-Nya, yakni dengan kuasa yang dikeluarkan-Nya. Kristus dikatakan hidup karena kuasa Allah. Atau, ke sebelah kanan-Nya, untuk duduk, berdiam, dan memerintah di situ. “Allah telah memberi Dia kekuasaan tertinggi, dan oleh karena itu kita harus mengajar dalam nama-Nya, karena Allah telah mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama.”
- [3] “Allah menetapkan Dia menjadi Pemimpin dan Juru Selamat, dan oleh karena itu kami harus berkhotbah dalam nama-Nya, dan memberitakan hukum-hukum pemerintahan-Nya karena Dia adalah Pemimpin, dan memberitahukan tawaran-tawaran anugerah-Nya karena Dia adalah Juru Selamat.” Perhatikanlah, kita tidak dapat menjadikan Kristus sebagai Juru Selamat kita, kecuali kita bersedia menerima Dia sebagai Pemimpin kita. Kita tidak dapat berharap ditebus dan disembuhkan oleh Dia, kecuali kita menyerahkan diri untuk diperintah oleh-Nya. Hakim-hakim di masa lalu adalah juru selamat-juru selamat. Kristus memerintah supaya Dia dapat menyelamatkan. Sedangkan iman yang sepenuhnya menerima Kristus maksudnya bukan untuk menyelamatkan kita dalam dosa-dosa kita, melainkan untuk menyelamatkan kita dari dosa-dosa kita.
- [4] Kristus ditetapkan sebagai Pemimpin dan Juru Selamat, supaya Israel dapat bertobat dan menerima pengampunan dosa. Oleh karena itu mereka harus berkhotbah dalam nama-Nya kepada bangsa Israel, karena anugerah-anugerah-Nya dimaksudkan terutama dan teristimewa untuk mereka. Dan tidak ada orang yang sungguh-sungguh mencintai tanah airnya yang dapat menentang ini. Mengapa para penguasa dan tua-tua Israel harus menentang seseorang yang datang untuk memberkati Israel dengan pertobatan dan pengampunan? Seandainya Dia ditinggikan untuk memberi kebebasan bagi Israel dari kuk Romawi, dan memberi kekuasaan atas bangsa-bangsa di sekitar mereka, imam-imam kepala pasti sudah menyambut-Nya dengan sepenuh hati. Namun pertobatan dan pengampunan dosa adalah berkat-berkat yang tidak mereka hargai dan tidak mereka pandang perlu bagi diri mereka, dan karena itu mereka sama sekali tidak dapat menerima ajaran-Nya. Perhatikanlah di sini,
- pertama, pertobatan dan pengampunan berjalan beriringan. Di mana pun ada pertobatan, pengampunan pasti diberikan, dan anugerah ini diberikan kepada semua orang yang dilayakkan untuk itu. Di lain pihak, tidak ada pengampunan tanpa pertobatan. Tidak ada seorang pun yang dibebaskan dari kesalahan dan hukuman dosa kecuali orang-orang yang dibebaskan dari kekuasaan dan penjajahan dosa, yang berbalik dari dosa dan melawannya.
- Kedua, Yesus Kristus-lah yang memberikan, dan diberi kekuasaan untuk memberikan, pertobatan dan sekaligus pengampunan. Apa saja yang diperlukan dalam kovenan Injil dijanjikan. Apakah kita ditetapkan untuk bertobat? Kristus ditetapkan untuk memberikan pertobatan, dengan cara Roh-Nya bekerja dengan firman, menyadarkan hati nurani, menimbulkan penyesalan yang sungguh-sungguh akan dosa, dan mengubah hati dan hidup. Hati yang baru adalah hasil pekerjaan-Nya, dan jiwa yang hancur adalah korban sembelihan yang Dia sediakan. Seandainya Dia memberikan pertobatan tetapi tidak memberikan pengampunan, berarti Dia meninggalkan perbuatan tangan-Nya. Lihatlah betapa pentingnya kita bertobat, dan menyerahkan diri kita kepada Kristus dengan iman supaya anugerah-Nya mengerjakan pertobatan dalam diri kita.
- [5] Semua ini benar-benar dibuktikan,
- pertama, oleh para rasul sendiri. Mereka siap bersaksi di bawah sumpah jika perlu, bahwa mereka telah melihat Dia hidup setelah kebangkitan-Nya, dan melihat Dia naik ke sorga. Dan juga bahwa mereka mengalami kuasa anugerah-Nya atas hati mereka, dan mengangkat mereka sampai jauh melampaui kemampuan alamiah mereka. “Kami adalah saksi, ditetapkan oleh-Nya untuk memberitakan ini kepada dunia. Jika kami diam saja, seperti yang kamu perintahkan kepada kami, maka kami akan mengkhianati dan melanggar kepercayaan.” Ketika suatu perkara sedang diadili, saksi-saksi, di antara semua orang, tidak boleh dibungkam, karena hasil perkara itu tergantung dari kesaksian mereka.
- Kedua, oleh Roh Allah: “Kami adalah saksi-saksi, yaitu saksi-saksi yang memadai, dan yang kesaksiannya layak di hadapan pengadilan manusia mana pun.” Namun ini belum semuanya: “Roh Kudus adalah saksi, yaitu saksi dari sorga, karena Allah memberikan karunia-karunia dan anugerah-anugerah-Nya kepada orang-orang yang taat kepada Kristus. Kami harus berkhotbah dalam nama ini, karena untuk tujuan inilah Roh Kudus diberikan kepada kami, dan kami tidak dapat menahan pekerjaan-pekerjaan-Nya. Perhatikanlah, diberikannya Roh Kudus kepada orang-orang percaya yang taat, bukan hanya untuk membawa mereka kepada ketaatan dalam iman, melainkan juga supaya mereka benar-benar berguna dalam iman mereka itu. Inilah bukti yang sangat kuat mengenai kebenaran Kekristenan. Allah memberikan Roh Kudus melalui Anak-Nya dan dalam nama-Nya (Yoh. 14:26), dan untuk menjawab doa-Nya (Yoh. 14:16). Bahkan, Kristus-lah yang mengutus Dia dari Bapa (Yoh. 15:26; 16:7), dan ini membuktikan kemuliaan yang Bapa berikan sewaktu meninggikan Dia. Karya besar Roh Kudus bukan hanya membenarkan Kristus (1Tim. 3:16), melainkan juga memuliakan dia. Dan semua karunia-Nya bertujuan langsung untuk memuliakan nama-Nya, yang membuktikan bahwa ajaran-Nya berasal dari Allah, karena jika tidak berasal dari Allah, itu tidak akan disertai dengan kuasa ilahi. Dan yang terakhir, diberikannya Roh Kudus kepada mereka yang taat kepada Kristus, adalah untuk menolong mereka dalam ketaatan maupun sebagai imbalan saat ini atas ketaatan mereka. Ini adalah bukti yang nyata bahwa Allah menghendaki supaya Kristus ditaati. “Jadi, putuskanlah apakah kami harus menaati kalian dan melawan Dia.”
- IV. Kesan yang ditimbulkan dari pembelaan diri rasul-rasul di hadapan pengadilan. Apa yang terjadi sama sekali bertentangan dengan yang diharapkan oleh orang-orang yang mengaku-ngaku berakal budi, terpelajar, dan kudus. Pastilah pernyataan para rasul yang begitu masuk akal itu seharusnya dapat membersihkan kebersalahan si tahanan, dan mengubah pandangan para hakim. Tetapi bukannya mengalah, para imam dan tua-tua Yahudi justru mengamuk karenanya, dan penuh dengan,
- 1. Murka terhadap apa yang dikatakan oleh para rasul. Sangatlah tertusuk hati mereka, gusar melihat dosa mereka sendiri dibentangkan di hadapan mereka. Mereka sangat marah melihat Injil Kristus memiliki pembelaan diri yang begitu kuat dan karenanya mungkin mendapat dukungan. Ketika sebuah khotbah disampaikan kepada orang banyak mengenai pokok ini, hati mereka sangat terharu, sangat menyesal dan sedih ( Kis 2:37). Tetapi di sini sangatlah tertusuk hati mereka dengan kegusaran dan kemarahan. Begitulah, Injil itu bagi sebagian orang adalah bau kehidupan yang menghidupkan, sedangkan bagi yang lainnya bau kematian yang mematikan. Musuh-musuh Injil bukan hanya dicabut dari kenikmatan-kenikmatannya, tetapi juga memenuhi diri mereka dengan ketakutan-ketakutan, dan menyiksa diri mereka sendiri.
- 2. Dengan kebencian terhadap para rasul. Karena mereka menyadari tidak ada cara lain untuk menghentikan kata-kata mereka selain dengan menghentikan nafas mereka, mereka bermaksud membunuh rasul-rasul itu, dengan harapan supaya mereka dapat menghentikan pekerjaan itu. Sementara rasul-rasul meneruskan pelayanan mereka bagi Kristus, dengan rasa aman yang kudus dan pikiran yang teduh, benar-benar tenang, dan kegembiraan yang manis di antara mereka sendiri, penganiaya-penganiaya mereka meneruskan perlawanan terhadap Kristus dengan pikiran yang selalu bingung dan gelisah, dan jengkel pada diri mereka sendiri.
- V. Nasihat penting yang diberikan Gamaliel, seorang anggota Mahkamah Agama yang terkemuka, pada kesempatan ini, yang dimaksudkan untuk meredakan kemarahan orang-orang fanatik ini, dan menghalangi tindakan kekerasan. Gamaliel ini di sini disebut sebagai seorang Farisi karena pekerjaan dan aliran agamanya, dan karena jabatannya seorang ahli Taurat, orang yang mempelajari kitab-kitab Perjanjian Lama, memberi kuliah mengenai tulisan-tulisan para penulis kudus, dan mendidik murid-murid dalam pengetahuan tentang hal-hal tersebut. Paulus dibesarkan di bawah pimpinan Gamaliel ( Kis 22:3), dan menurut tradisi, demikian pula Stefanus dan Barnabas. Ada yang mengatakan bahwa Gamaliel adalah anak Simeon yang menggendong Kristus ketika Dia diserahkan di dalam Bait Allah, dan cucu Hilel yang terkenal. Di sini dikatakan dia sangat dihormati seluruh orang banyak karena kebijaksanaan dan perilakunya. Jadi tampaknya dia adalah orang yang lunak, dan tidak suka bertindak beringas. Orang yang tenang dan penuh kemurahan hati kepada sesama pantas dihormati karena menghalangi para penghasut, yang jika tidak dihalangi akan menghasut seluruh dunia. Nah, perhatikanlah di sini,
- 1. Peringatan yang dia berikan kepada Mahkamah Agama berkaitan dengan perkara di hadapan mereka: Dia meminta, supaya orang-orang itu disuruh keluar sebentar, supaya dia dapat berbicara dengan lebih terbuka, dan mendapatkan jawaban yang lebih terbuka pula. Sudah sepantasnya jika para tahanan disuruh mundur ketika perkara mereka diperdebatkan. Lalu dia mengingatkan sidang tentang pentingnya masalah ini, yang dalam keadaan marah tidak dapat mereka pertimbangkan dengan sebagaimana mestinya: Hai orang-orang Israel, katanya, pertimbangkanlah baik-baik, pikirkanlah dahulu apa yang kamu lakukan, atau hendak kamu perbuat, terhadap orang-orang ini (ay. Kis 5:35). Ini bukanlah perkara biasa, dan karena itu tidak boleh diputuskan dengan terburu-buru. Dia memanggil mereka orang-orang Israel untuk menekankan peringatan ini: Kalian adalah orang-orang yang harus dikendalikan oleh akal budi, janganlah seperti kuda atau bagal yang tidak berakal. Kamu adalah orang-orang Israel, yang harus dikendalikan oleh pewahyuan, janganlah seperti orang-orang asing dan orang-orang tidak percaya yang tidak menghormati Allah dan firman-Nya. Pertimbangkanlah baik-baik sekarang kemarahanmu terhadap orang-orang ini, supaya tidak menantang malapetaka. Perhatikanlah, penganiaya-penganiaya umat Allah sebaiknya berhati-hati, supaya tidak jatuh ke dalam lubang yang mereka gali. Kita harus berhati-hati mengenai siapa yang kita persulit, supaya jangan sampai membuat hati orang-orang benar sedih.
- 2. Perkara-perkara yang dia kutip untuk membuka jalan bagi pendapatnya. Dua contoh yang dia berikan adalah mengenai orang-orang yang suka memecah-belah dan menghasut (seperti anggapan mereka tentang para rasul), yang usaha-usahanya tidak berhasil. Dia menyimpulkan bahwa, jika orang-orang ini memang seperti yang mereka gambarkan, akibatnya akan gagal dengan sendirinya, dan Allah Sang Pemelihara akan mengecoh dan mengalahkan orang-orang ini, sehingga mereka tidak perlu dianiaya sekarang.
- (1) Ada seorang Teudas, yang membuat banyak kegaduhan selama beberapa waktu, sebagai orang yang diutus oleh Allah. Dia mengaku dirinya seorang istimewa, seorang yang sangat penting, seorang guru atau raja, dengan tugas dari Allah untuk melakukan perubahan besar-besaran di dalam gereja atau pemerintahan. Di sini Gamaliel mempelajari beberapa hal (ay. Kis 5:36) tentang dia,
- [1] Seberapa jauh dia berhasil: “Secara keseluruhan ia mempunyai kira-kira empat ratus orang pengikut. Mereka bergabung dengan dia, karena tidak tahu apa yang harus mereka lakukan sendiri, atau berharap dapat memperbaiki diri mereka. Dan pada waktu itu tampaknya mereka merupakan suatu perkumpulan yang hebat.
- [2] Seberapa cepat semua keinginannya hancur: “Ketika ia dibunuh” (mungkin dalam perang) “tidak ada lagi yang harus dilakukan, karena cerai-berailah seluruh pengikutnya, dan mereka lenyap seperti salju yang meleleh di bawah panas matahari. Sekarang bandingkanlah perkara itu dengan yang ini. Kamu sudah membunuh Yesus, pemimpin kelompok ini. Kamu sudah menyingkirkan Dia. Nah, jika Dia, seperti yang kamu katakan, adalah seorang penipu dan suka mengada-ada, maka kematian-Nya, seperti kematian Teudas, akan mematikan perjuangan-Nya, dan membubarkan seluruh pengikut-Nya.” Dari apa yang sudah terjadi, kita bisa menduga apa yang akan terjadi dalam perkara sejenis. Dengan membunuh si gembala, kawanan domba akan tercerai-berai. Dan, jika Allah damai sejahtera tidak membawa kembali dari antara orang mati Gembala Agung, maka saat Dia mati seluruh kawanan domba akan tercerai-berai dan tidak akan bangkit kembali.
- (2) Perkara ini sama dengan Yudas, seorang Galilea (ay. Kis 5:37). Perhatikanlah,
- [1] Usaha yang dia lakukan. Dikatakan sesudah dia, menurut beberapa orang selain dia, atau biarlah saya katakan sesudah dia. Orang menduga bahwa pemberontakan Yudas terjadi jauh sebelum pemberontakan Teudas, karena pemberontakan Yudas terjadi pada waktu pendaftaran penduduk, yaitu pada waktu kelahiran Juru Selamat kita (Luk. 2:1), dan Teudas adalah yang dibicarakan oleh Yosefus, yang memberontak pada masa Cuspius Fadus (seorang prokurator atau wakil Kaisar yang mengurus masalah keuangan dan administrasi – pen.). Tetapi Cuspius Fadus menjabat pada masa pemerintahan Kaisar Claudius, beberapa tahun setelah Gamaliel membicarakan ini, dan oleh karena itu tidak mungkin Teudas yang sama. Tidak mudah menentukan kapan tepatnya peristiwa-peristiwa ini terjadi, atau apakah pendaftaran penduduk ini sama dengan yang terjadi pada waktu kelahiran Juru Selamat kita atau yang terjadi kemudian. Beberapa orang berpikir Yudas orang Galilea ini sama dengan Yudas orang Gauloni yang dibicarakan oleh Yosefus. Mungkin saja kasus-kasus ini adalah yang belum lama terjadi dan masih segar dalam ingatan. Yudas yang ini menyeret banyak orang dalam pemberontakannya, yaitu orang-orang yang mempercayai segala pernyataannya. Namun,
- [2] Usahanya itu digagalkan, dan itu terjadi tanpa campur tangan apa pun dari Mahkamah Agung, atau larangan apa pun dari mereka. Hal itu tidak perlu, karena ia juga tewas dan cerai-berailah seluruh pengikutnya, orang-orangyang terhasut oleh dia. Sudah banyak yang dengan bodohnya menyia-nyiakan hidup mereka, dan membawa orang lain ke dalam jerat yang sama, karena iri pada kebebasan mereka, pada waktu pendaftaran penduduk. Seharusnya mereka merasa puas ketika pemeliharaan Allah sudah menetapkan, takluklah kepada raja Babel.
- 3. Pendapatnya tentang seluruh persoalan itu.
- (1) Bahwa mereka sebaiknya tidak menganiaya rasul-rasul (ay. Kis 5:38): Karena itu aku berkata kepadamu, ta nyn – untuk saat ini, nasihatku adalah, “Janganlah bertindak terhadap orang-orang ini. Jangan menghukum mereka atas apa yang telah mereka lakukan, atau menahan mereka untuk tidak melanjutkan usaha mereka. Abaikan saja mereka, biarkan mereka mengambil jalan mereka sendiri, janganlah kita apa-apakan mereka.” Tidak pasti apakah dia mengatakan ini untuk kepentingan politik, karena takut membuat marah rakyat atau orang-orang Romawi dan menimbulkan kerusakan lebih lanjut. Rasul-rasul tidak berusaha melakukan apa pun dengan memakai kekuatan lahiriah. Senjata perang mereka bukanlah senjata lahiriah, jadi mengapa harus menggunakan kekuatan lahiriah untuk melawan mereka? Mungkin juga dia menyadari, setidaknya ada ke-mungkinan ajaran Kristen benar, dan karenanya berhak diperlakukan dengan lebih baik, setidaknya diperiksa dengan adil. Atau mungkin itu hanya bahasa orang yang jiwanya lembut dan tenang, yang menentang penganiayaan karena hati nurani. Atau barangkali Allah menaruh perkataan itu ke dalam mulutnya di luar keinginannya sendiri, untuk membebaskan rasul-rasul saat itu. Kita yakin ada pemeliharaan Allah yang berkuasa di dalamnya, sehingga hamba-hamba Kristus bukan hanya bebas, melainkan bebas secara terhormat.
- (2) Bahwa mereka harus menyerahkan persoalan tersebut kepada pemeliharaan Allah: “Tunggu saja hasilnya, dan lihat apa yang akan terjadi. Jika maksud dan perbuatan mereka berasal dari manusia, tentu akan lenyap, tetapi kalau berasal dari Allah, tentu akan bertahan, walaupun kamu mengerahkan seluruh kekuatan dan kekuasaanmu.” Hal yang ternyata jahat dan tidak bermoral harus ditekan. Kalau tidak, percuma saja hakim memiliki wewenang. Tetapi jika hal itu kelihatan baik, dan ada keraguan apakah itu berasal dari Allah atau manusia, maka yang terbaik adalah membiarkannya saja, dan membiarkannya mengalami nasibnya sendiri, jangan menggunakan kekuatan lahiriah untuk menekannya. Kristus memerintah dengan kekuatan kebenaran, bukan dengan pedang. Apa yang ditanyakan oleh Kristus mengenai baptisan Yohanes, Dari sorga atau dari manusia? adalah pertanyaan yang pantas ditanyakan berkaitan dengan ajaran dan baptisan rasul-rasul, yang mengikuti Kristus, sama seperti Yohanes Pembaptis sebelum dia. Karena sebelumnya mereka sudah mengakui bahwa mereka tidak bisa membedakan, apakah itu berasal dari sorga atau dari manusia, maka mereka tidak boleh terlalu yakin bahwa ajaran para rasul itu berasal dari manusia. Lakukan apa pun yang ingin kamu lakukan, tetapi inilah alasannya mengapa mereka sebaiknya jangan dianiaya.
- [1] Jika maksud dan perbuatan mereka, yang membentuk suatu perkumpulan dan mempersatukannya dalam nama Yesus, berasal dari manusia, tentu akan lenyap. Jika maksud dan perbuatan mereka itu berasal dari kebodohan pikiran cacat manusia yang tidak menyadari perbuatan mereka, biarkanlah mereka sebentar, maka mereka pasti akan semakin lemah, dan kebodohan mereka pun akan nyata bagi semua orang, dan mereka akan menjadikan diri mereka bahan tertawaan. Jika itu adalah maksud dan perbuatan hasil siasat dan rancangan manusia, yang di balik penampilan agamawinya sedang mendirikan suatu kepentingan duniawi, biarkanlah mereka sebentar, mereka pasti akan menanggalkan topengnya, dan kebejatan mereka akan nyata bagi semua orang, dan mereka akan dibenci. Allah Sang Pemelihara tidak akan pernah mengizinkannya. Tentu akan lenyap sebentar lagi, dan jika demikian, kamu benar-benar tidak perlu menganiaya atau melawannya. Tidak ada alasan untuk menyulitkan dirimu sendiri, dan mendatangkan kebencian bagi dirimu sendiri, dengan membunuh apa yang, jika kamu beri waktu sedikit, akan mati dengan sendirinya. Menggunakan kekuasaan ketika tidak diperlukan berarti menyalahgunakan kekuasaan itu. Tetapi,
- [2] “Jika ternyata terbukti (dan sebagai orang-orang yang bijaksana kamu pun pernah membuat kesalahan) bahwa maksud dan perbuatan mereka berasal dari Allah, bahwa para pengkhotbah ini mendapatkan tugas dan perintah dari-Nya, bahwa mereka benar-benar utusan-utusan-Nya bagi dunia seperti nabi-nabi Perjanjian Lama, maka bagaimana pendapatmu tentang menganiaya mereka, tentang usahamu untuk membunuh mereka? Kamu haruslah menyimpulkannya sebagai,”
- Pertama, “Usaha yang sia-sia melawan mereka. Kalau berasal dari Allah, kamu tidak akan dapat melenyapkan orang-orang ini, karena tidak ada hikmat dan pertimbangan yang dapat menandingi TUHAN. Dia, yang bersemayam di sorga, tertawa.” Inilah yang bisa menghibur semua orang yang memihak Allah dengan sungguh-sungguh, yang matanya hanya tertuju kepada kehendak-Nya sebagai hukum mereka, dan kemuliaan-Nya sebagai tujuan mereka. Bahwa, apa pun yang berasal dari Allah tidak dapat disingkirkan seluruhnya dan selamanya, walaupun mungkin mendapat lawan yang sangat dahsyat. Mungkin saja ditindas, namun tidak akan dapat dilenyapkan.
- Kedua, “Usaha yang membahayakan dirimu sendiri. Biarkanlah, karena kalau tidak, mungkin ternyata juga nanti, bahwa kamu melawan Allah. Dan aku tidak perlu memberitahumu siapa yang akan kalah dalam perseteruan itu.” Celakalah orang yang berbantah dengan Pembentuknya, karena dia bukan hanya akan takluk sebagai musuh yang tidak berdaya, namun juga dihukum berat sebagai pemberontak dan pengkhianat melawan rajanya yang adil. Orang yang membenci dan menganiaya umat Allah yang setia, yang menahan dan membungkam pelayan-pelayan-Nya yang setia, berperang melawan Allah, karena Dia menganggap apa yang diperbuat terhadap mereka sebagai perbuatan terhadap diri-Nya sendiri. Siapa yang menjamah mereka, berarti menjamah biji mata-Nya. Ya, inilah nasihat Gamaliel. Semoga saja nasihat ini dipertimbangkan dengan sebagaimana mestinya oleh mereka yang menganiaya, karena hati nurani, karena itu adalah pemikiran yang baik, dan cukup wajar, walaupun kita tidak yakin orang seperti apa Gamaliel itu. Menurut tradisi penulis-penulis bangsa Yahudi, walaupun sudah melakukan semua ini, dia hidup dan mati sebagai musuh besar Kristus dan Injil-Nya. Dan walaupun (setidaknya pada saat itu) dia tidak mau menganiaya para pengikut Kristus, namun dia adalah orang yang menyusun doa yang dipakai orang-orang Yahudi sampai hari ini untuk melenyapkan orang-orang Kristen dan agama Kristen. Sebaliknya, menurut tradisi gereja Katolik dia berbalik menjadi orang Kristen, dan menjadi pelindung agama Kristen yang terkenal dan pengikut Paulus, yang sebelumnya menjadi muridnya. Jika benar demikian, kemungkinan besar kita akan mendengar tentang dia dalam Kisah Para Rasul atau Surat-surat.
- VI. Keputusan Mahkamah Agama mengenai seluruh masalah tersebut (ay. Kis 5:40).
- 1. Sejauh ini mereka setuju dengan Gamaliel untuk membatalkan rencana membunuh rasul-rasul. Mereka melihat banyaknya alasan dalam perkataan Gamaliel, dan, untuk saat ini, hal itu sedikit menghalangi kemarahan mereka, dan mengingatkan mereka supaya menahan amukan mereka.
- 2. Namun mereka tidak dapat menahan diri untuk melepaskan sebagian amarah mereka (alangkah tidak pantasnya!), bertentangan dengan keyakinan pertimbangan dan hati nurani mereka. Meskipun mereka dinasihati supaya membiarkan rasul-rasul, namun,
- (1) Mereka menyesah mereka. Mereka menghukum rasul-rasul itu sebagai penjahat, menelanjangi mereka, dan mencambuk mereka, seperti yang biasa mereka lakukan di dalam sinagoge, dan hal itu dicatat sebagai penghinaan (ay. Kis 5:41). Dengan cara itu mereka bermaksud membuat rasul-rasul itu malu berkhotbah, dan orang malu mendengarkan mereka. Sama seperti Pilatus menyesah Juru Selamat kita untuk mempermalukan Dia di depan umum, walaupun dia sudah mengumumkan tidak menemukan kesalahan apa pun pada-Nya.
- (2) Mereka melarang mereka mengajar dalam nama Yesus. Supaya, jika mereka tidak dapat menemukan kesalahan lain dalam khotbah para rasul, mereka bisa menggunakan ini sebagai alasan untuk mencela, karena hal itu bertentangan dengan hukum, dan bukan hanya tanpa izin, namun juga melawan perintah langsung dari para penguasa.
- VII. Keberanian dan keteguhan yang mengagumkan dari para rasul di tengah semua luka dan penghinaan yang mereka alami. Ketika dilepaskan, rasul-rasul itu meninggalkan sidang Mahkamah Agama, dan kita tidak mendapati mereka mengatakan sepatah kata pun untuk mencela Mahkamah Agama dan perlakuan tidak adil mereka. Ketika mereka dicaci maki, mereka tidak membalas dengan mencaci maki, dan ketika mereka menderita, mereka tidak mengancam, tetapi mereka menyerahkannya kepada Dia, yang kepada-Nya Gamaliel menyerahkan perkara itu, kepada Allah yang menghakimi dengan adil. Urusan mereka hanyalah memelihara jiwa mereka sendiri, dan memberi bukti lengkap bagi pelayanan mereka, sekalipun mendapatkan perlawanan, dan keduanya mereka lakukan dengan mengagumkan.
- 1. Mereka menanggung penderitaan mereka dengan keceriaan yang tidak tertandingi (ay. Kis 5:41): Ketika mereka keluar, mungkin dengan luka-luka cambuk yang tampak di lengan dan tangan mereka, dan mungkin mereka dicemooh oleh hamba-hamba dan orang banyak, atau mungkin masyarakat menonton hukuman kejam yang mereka alami. Namun, bukannya malu karena Kristus, dan karena hubungan mereka dengan-Nya, mereka justru gembira, karena mereka telah dianggap layak menderita penghinaan oleh karena Nama Yesus. Mereka adalah orang-orang yang dikenal tidak pernah melakukan apa pun yang tidak bermoral, dan oleh karenanya tidak merasakan penghinaan yang mereka terima. Penghinaan bagi mereka itu mungkin lebih menyedihkan daripada penghinaan bagi orang sombong, seperti biasanya penghinaan terhadap orang-orang jujur. Namun mereka menganggap bahwa demi nama Kristus-lah mereka dianiaya seperti itu, karena mereka adalah milik-Nya dan melayani kepentingan-Nya, dan penderitaan mereka itu akan lebih memperluas penyebaran nama-Nya. Dan oleh karena itu,
- (1) Mereka menganggapnya sebagai kehormatan, karena mereka telah dianggap layak menderita penghinaan oleh karena Nama Yesus, katēxiōthēsan atimasthēnai – mereka merasa terhormat karena dihina bagi Kristus. Celaan karena Kristus adalah kenaikan pangkat yang sesungguhnya, karena hal itu membuat kita sesuai dengan teladan-Nya dan bermanfaat bagi kepentingan-Nya.
- (2) Mereka gembira, karena mengingat perkataan Tuan mereka ketika pertama kali melayani (Mat. 5:11-12): Jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya, bersukacita dan bergembiralah. Mereka bukan hanya gembira walaupun menderita penghinaan (kesulitan mereka tidak mengurangi sukacita mereka), namun mereka gembira karena menderita penghinaan. Kesulitan mereka meningkatkan dan menambah sukacita mereka. Jika kita mengalami penderitaan karena melakukan kebaikan, dan ternyata kita dapat menanggungnya, sebagaimana yang seharusnya, maka kita harus bergembira dalam anugerah yang memampukan kita untuk melakukan itu.
- 2. Mereka meneruskan pekerjaan mereka dengan rajin tanpa mengenal lelah (ay. Kis 5:41): Mereka dihukum karena memberitakan Injil, dan dilarang memberitakan Injil, namun mereka melanjutkan pengajaran mereka dan memberitakan Injil. Mereka tidak melewatkan kesempatan, atau mengurangi kegairahan atau keberanian mereka bicara. Perhatikanlah,
- (1) Kapan mereka memberitakan Injil. Mereka melakukannya setiap hari, bukan hanya pada hari sabat atau hari-hari raya Tuhan, melainkan setiap hari, begitu hari baru dimulai, tanpa berhenti satu hari pun, seperti yang Tuan mereka lakukan (Mat. 26:55; Luk. 19:47). Mereka tidak takut akan terbunuh atau khawatir membuat bosan pendengar mereka.
- (2) Di mana mereka memberitakan Injil. Mereka melakukannya di depan umum di Bait Allah dan secara pribadi di rumah-rumah orang, dalam perkumpulan umum yang didatangi semua orang, dan dalam perkumpulan khusus orang-orang Kristen dengan ketentuan-ketentuan khusus. Mereka tidak berpikir cara yang satu lebih baik daripada yang lainnya, karena firman harus diberitakan baik atau tidak baik waktunya. Walaupun di Bait Allah mereka lebih terancam bahaya, dan dilihat oleh musuh-musuh mereka, namun mereka tidak membatasi diri pada ruang doa kecil di rumah-rumah mereka sendiri, melainkan mengambil risiko pergi ke tempat yang berbahaya. Dan walaupun mereka leluasa di Bait Allah, sebuah tempat yang suci, namun mereka tidak keberatan memberitakan Injil di rumah-rumah di setiap rumah, bahkan di pondok yang miskin. Mereka mengunjungi keluarga orang-orang yang ada di bawah tanggung jawab mereka, dan memberi perintah khusus sesuai kebutuhan mereka, bahkan kepada anak-anak dan hamba-hamba.
- (3) Apa pokok khotbah mereka: Mereka memberitakan Injil tentang Yesus yang adalah Mesias. Mereka berkhotbah tentang Dia. Dan bukan hanya itu saja, mereka berkhotbah kepada orang-orang yang mendengarkan mereka supaya mau menerima Dia, untuk menjadi Pemimpin dan Juru Selamat mereka. Bukan diri mereka yang mereka beritakan, tetapi Yesus Kristus. Sebagai sahabat-sahabat setia Mempelai Pria, mereka berusaha memajukan kepentingan-Nya. Khotbah seperti inilah yang paling membangkitkan amarah imam-imam, yang mau mengkhotbahkan apa pun selain Kristus. Walaupun begitu, mereka tidak mau mengubah pokok khotbah mereka untuk menyenangkan imam-imam itu. Pelayan-pelayan Injil harus senantiasa memberitakan Kristus. Kristus, yaitu Dia yang disalibkan. Kristus, yaitu Dia yang dimuliakan. Bukan hal-hal lain kecuali yang ikut memuliakan Dia.
SH: Kis 5:34-42 - Bagaimanakah Tuhan menolong kita? (Sabtu, 21 Juni 2003) Bagaimanakah Tuhan menolong kita?
Ada banyak cara yang Tuhan gunakan untuk menolong anak-anak-Nya,
salah satunya adalah dengan menempatkan orang...
Bagaimanakah Tuhan menolong kita?
Ada banyak cara yang Tuhan gunakan untuk menolong anak-anak-Nya, salah satunya adalah dengan menempatkan orang yang tepat, pada waktu yang tepat (Yusuf di Mesir, Nehemia di istana Raja Artahsasta, Ester di istana Raja Ahasyweros). Cara inilah yang Tuhan lakukan. Tuhan memakai Gamaliel, seorang Farisi, untuk melindungi para rasul dari rencana jahat para imam.
Pada masa itu Gamaliel adalah seorang guru agama Yahudi yang berpengaruh dan salah satu anak didiknya yang kita kenal ialah Paulus. Tuhan menggunakan Gamaliel -- seseorang yang tidak percaya kepada Kristus -- untuk melindungi pengikut Kristus. Mungkin para rasul tidak pernah membayangkan bahwa jiwa mereka terselamatkan oleh seorang rabi Farisi, namun begitulah cara Tuhan bekerja!
Dalam perjalanan mengikut Tuhan, ada dua hal yang perlu kita ingat dan bedakan dengan jelas: Apa yang kita ketahui dan apa yang tidak kita ketahui. Yang kita ketahui adalah, Tuhan itu baik dan kasih setia-Nya untuk selamanya (Mzm. 100:5). Jadi, apa pun yang kita alami, tetaplah berpegang pada kebenaran firman ini. Yang tidak kita ketahui adalah cara Tuhan bekerja yakni bagaimanakah Ia mewujudkan kebaikan-Nya.
Penting bagi kita untuk tidak mencampuradukkan keduanya. Jangan membuat yang pasti menjadi tidak pasti, yakni meragukan kebaikan Tuhan. Jangan membuat yang tidak pasti menjadi pasti yaitu dengan mematokkan cara kerja Tuhan. Tuhan menyatakan kebaikan- Nya kepada kita melalui pelbagai cara, dan kalaupun Ia tidak memakai cara yang sama, itu tidak berarti Ia telah meninggalkan kita atau Ia tidak berdaya menolong. Ingatlah bahwa Tuhan bekerja dengan cara-cara yang tak terbayangkan.
Renungkan: Cara Tuhan menolong kita di masa sekarang belum tentu sama dengan cara Tuhan menolong kita di masa lampau.
SH: Kis 5:26-42 - Tekanan yang semakin berat (Rabu, 2 Juni 1999) Tekanan yang semakin berat
Para rasul kembali ditangkap, namun Petrus tetap memiliki
keberanian untuk memberitakan Yesus : "yang kamu gantungkan...
Tekanan yang semakin berat
Para rasul kembali ditangkap, namun Petrus tetap memiliki keberanian untuk memberitakan Yesus : "yang kamu gantungkan pada kayu salib dan kamu bunuh" (ay. 27-32). Setelah melalui perdebatan yang sengit, para rasul "hanya" disesah dan kemudian dilepaskan disertai perintah untuk tidak memberitakan tentang Yesus lagi (33-40). Namun keadaan ini tidak membuat para rasul "jera" bahkan mereka bergembira karena telah dianggap layak untuk menderita bagi nama Yesus (41-42).
Semakin ditekan semakin hebat. Pertumbuhan gereja mula-mula disertai dengan tekanan yang dialaminya dalam dua gelombang. Gelombang pertama, mereka dilarang untuk memberitakan Injil dan diberi peringatan, respons para rasul seperti yang sudah pernah kita lihat (4:23-31). Gelombang kedua, mereka menerima larangan dan menerima siksaan. Hasilnya mereka bersukacita dan berani menentang kekuasaan Sanhedrin demi ketaatannya kepada Allah. Tekanan, penganiayaan bahkan pembunuhan sekalipun terhadap Kristen tidak akan menghancurkan Gereja Tuhan. Sebaliknya hal-hal demikian akan makin menyucikan dan menumbuhkan Gereja Tuhan.
Renungkan: Iblis tidak pernah tinggal diam. Dengan berbagai cara ia berusaha menghadang dan menjegal perkembangan Gereja Tuhan.
SH: Kis 5:26-42 - Batu uji kebenaran (Minggu, 21 Juni 2009) Batu uji kebenaran
Apa yang membuat kekristenan bertahan bahkan terus menjadi terang
firman Allah bagi dunia yang dalam kegelapan ini? Bukan kar...
Batu uji kebenaran
Apa yang membuat kekristenan bertahan bahkan terus menjadi terang firman Allah bagi dunia yang dalam kegelapan ini? Bukan karena kegigihan, atau yang menurut tuduhan beberapa orang disebut "fanatisme" kelompok, tetapi karena gerakan iman ini berasal dari Tuhan sendiri.
Perkataan Petrus bahwa mereka akan tetap mengabarkan Injil demi ketaatan kepada Allah, bukanlah jawaban fanatik. Petrus menegaskan bahwa Yesus yang telah disalibkan oleh orang Yahudi adalah sungguh Mesias yang diutus Allah untuk menyelamatkan mereka (ayat 29-32). Sebelumnya, khotbah Petrus baik di hadapan orang banyak (Kis. 3:11-26) maupun di hadapan Mahkamah Agama Yahudi (Kis. 4:8-12) sudah menguraikan hal ini. Malah Petrus telah menunjukkan bahwa Yesus itu adalah penggenapan janji Allah dan nubuat Perjanjian Lama untuk keselamatan umat manusia.
Lalu kita melihat campur tangan Allah lewat seorang pemimpin agama Yahudi, yaitu Gamaliel. Ia dengan bijak menasihati para pemimpin lain dalam sidang Sanhedrin agar tidak mengotot mau membasmi kelompok kecil pengikut Ye-sus itu. Ia mengajak mereka belajar dari pengalaman masa lampau, saat muncul kelompok-kelompok khusus. Ada yang pemimpinnya merasa istimewa, ada juga yang pemimpinnya mengarahkan orang untuk memberontak (ayat 35-37). Namun berlalunya waktu membuktikan bahwa kelompok-kelompok itu tidak bertahan lama, hingga bubar oleh berbagai sebab.
Fakta yang tidak bisa dimungkiri, gereja Tuhan yang sejati tetap berdiri teguh melintasi zaman walau didera penganiayaan dari waktu ke waktu. Penganiayaan yang bukan tidak mungkin bertujuan pemusnahan. Namun Tuhan menjaga dan memelihara milik-Nya. Yang perlu kita miliki adalah sikap hati seperti para murid dan gereja perdana. Yaitu bersukacita dalam penderitaan dan menganggapnya sebagai kehormatan dari Kristus. Selain itu tetap setia dan tekun dalam memberitakan Injil keselamatan (ayat 41-42). Biar waktu membuktikan apakah gereja berasal dari Allah atau bukan.
SH: Kis 5:26-42 - Setia dan berani (Sabtu, 25 Juni 2011) Setia dan berani
Bila kita membaca majalah "Open Doors" dan "Kasih Dalam Perbuatan", kita akan melihat banyak gereja dan orang Kristen di berbagai be...
Setia dan berani
Bila kita membaca majalah "Open Doors" dan "Kasih Dalam Perbuatan", kita akan melihat banyak gereja dan orang Kristen di berbagai belahan dunia yang menghadapi ketidakadilan, tekanan, dan penganiayaan yang sangat berat, seperti di Korea Utara, Irak, Pakistan, dll. Namun mereka tetap bersukacita, setia beriman, serta memberitakan Injil.
Inilah yang para rasul terus alami. Mereka tertangkap lagi dan harus menghadapi pengadilan di Mahkamah Agama yang sudah bobrok. Tidak heran, para pemimpin agama bukannya mengakui karya Allah, tetapi malahan mempersalahkan para rasul itu karena tidak menghiraukan larangan mereka sebelumnya (26-28). Selain itu juga karena iri hati (17b). Rasa benci yang besar terhadap Yesus membuat mereka hanya menyebut Yesus sebagai "nama itu" dan "darah Orang itu" (28).
Bagaimana respons para rasul? Dengan penuh keberanian mereka menyatakan prinsip mereka untuk selalu taat kepada Allah, apa pun risikonya. Mereka juga menyatakan dengan tegas dosa para pemimpin agama karena telah membunuh Yesus. Namun Allah telah membangkitkan dan memuliakan Dia menjadi Pemimpin dan Juruselamat manusia. Sebab itu orang yang bertobat dan percaya akan menerima pengampunan dosa dan karunia Roh Kudus. Hal berikut yang dinyatakan oleh para murid adalah mengenai tugas dan peranan mereka sebagai saksi Kristus. Mereka harus menyatakan kebenaran tentang apa yang mereka lihat dan dengar tentang Yesus.
Lalu bagaimana reaksi para pemimpin agama? Mereka ingin membunuh para rasul itu. Namun Tuhan tidak membiarkan hal itu terjadi. Ia memakai Gamaliel, seorang ahli Taurat dan rabi, yang sangat berpengaruh dan dihormati oleh orang Yahudi untuk melindungi para rasul sehingga walaupun disiksa, mereka tetap bersukacita dan terus bersaksi.
Sikap setia memberitakan Injil dan berani menyatakan kebenaran harus ada dalam diri kita, apa pun risikonya. Bila kita harus menghadapi ancaman dari para musuh Injil, bersukacitalah. Itu berarti Tuhan menganggap kita layak menderita bagi Kristus.
SH: Kis 5:26-42 - Ketaatan (Rabu, 30 Mei 2018) Ketaatan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata "taat" dimaknai sebagai kepatuhan, kesetiaan, dan kesalehan. Memang harus diakui bahwa untuk mencap...
Ketaatan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata "taat" dimaknai sebagai kepatuhan, kesetiaan, dan kesalehan. Memang harus diakui bahwa untuk mencapai suatu tujuan seseorang membutuhkan ketaatan. Bahkan perusahan, organisasi, atau yayasan membutuhkan kesetiaan para pendiri, pengurus, dan staf agar tujuan yang ingin dicapai dapat teraih.
Kita dipanggil Kristus untuk menjadi saksi-Nya di dunia. Untuk menjadi saksi Kristus yang baik dibutuhkan komitmen dan ketaatan terhadap perintah Allah. Istilah "taat" dalam perikop ini berkaitan dengan berpegang pada kebenaran Allah. Saat para rasul ditangkap dan diadili, mereka memiliki patokan hidup yang jelas, yaitu berdiri teguh pada kebenaran Allah. Hal itulah yang membuat mereka memilih untuk menaati Allah daripada manusia (29). Di sini kita dapat melihat ketaatan kepada Allah telah menjadi komitmen para rasul. Walau nyawa mereka menjadi taruhannya, mereka tidak merasa takut. Pada ayat 33 dikatakan bahwa mereka akan dibunuh. Ancaman itu tidak mematahkan tekad dan semangat mereka untuk melanjutkan pewartaan tentang Injil Kristus.
Dalam ketaatan para rasul, Allah turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi orang yang dikasihi-Nya. Allah memakai Gamaliel membujuk anggota Mahkamah Agama untuk mempertimbangkan dengan sungguh-sungguh putusan mereka. Dalam argumennya, Gamaliel menjelaskan bahwa suatu gerakan yang berasal dari manusia cepat atau lambat akan lenyap. Tetapi, jika apa yang dilakukan para rasul Yesus berasal dari Allah, maka siapa pun tidak mampu mematikan api pergerakan itu (34-39).
Sering kali dalam melaksanakan tugas pemberitaan Injil, kita suka meragukan penyertaan Allah, apalagi ketika berhadapan dengan ancaman. Mungkin saja kita memilih taat kepada manusia dengan cara bungkam sebagai bentuk kompromi. Satu hal yang perlu diketahui dan diingat adalah orang yang taat dan setia akan memperoleh keselamatan hidup. Tetapi, orang yang cari aman dan berkhianat akan binasa. [JMN]
Utley -> Kis 5:40-42
Utley: Kis 5:40-42 - --NASKAH NASB (UPDATED): Kis 5:40-4240 Nasihat itu diterima. Mereka memanggil rasul-rasul itu, lalu menyesah mereka dan melarang mereka mengajar dalam N...
NASKAH NASB (UPDATED): Kis 5:40-42
40 Nasihat itu diterima. Mereka memanggil rasul-rasul itu, lalu menyesah mereka dan melarang mereka mengajar dalam Nama Yesus. Sesudah itu mereka dilepaskan. 41 Rasul-rasul itu meninggalkan siding Mahkamah Agama dengan gembira, karena mereka telah dianggap layak menderita penghinaan oleh karena Nama Yesus 42 Dan setiap hari mereka melanjutkan pengajaran mereka di Bait Allah dan di rumah- rumah orang dan memberitakan injil tentang Yesus yang adalah Mesias.
Kis 5:40 "Nasihat itu diterima" kalimat ini termasuk dalam ayat Kis 5:39 di beberapa terjemahan (lih. NRSV) dan dalam ayat Kis 5:40 di lainnya (lih. NASB, NKJV). TEV dan NJB menyimpannya dalam ayat Kis 5:39, tetapi memulai paragraf baru.
□ "Dicambuk" ini berbeda dengan cambuk Romawi (mastix, lih. Kis 22:24-25), yang dialami Yesus. Ini mengacu pada pemukulan/pencambukan Yahudi dengan tongkat (lih. Ul 25:3; yaitu. der∩, Luk 12:47-48; 20:10-11; 22:63) Itu sangat menyakitkan, tapi tidak mengancam jiwa.Masalah interpretasi adalah bahwa kedua istilah Yunani ini sering digunakan secara bergantian. Septuaginta dari Ul 25:3 memiliki mastix, tetapi mengacu pada hukuman Yahudi. Lukas secara teratur menggunakan der∩ untuk pemukulan sinagoga Yahudi ini (secara harfiah "menguliti binatang").
□ "Dan melarang mereka mengajar dalam nama Yesus" Dewan yang sama telah melakukan hal ini sebelumnya (lih. Kis 4:17,21). Kali ini mereka memukuli rasul-rasul dan mengulangi peringatan itu.
Kis 5:41 Yesus telah meramalkan jenis perlakuan ini (lih. Mat 10:16-23; Mr 13:9-13, Luk 12:1-12; 21:10-19, Yoh 15:18-27; 16:2-4).
□ "gembira karena mereka telah dianggap layak menerima penghinaan oleh karena nama Yesus" ini tampak sangat mengejutkan bagi kita saat ini, karena kita hidup dalam sebuah masyarakat di mana penganiayaan fisik sangat jarang, tetapi ini bukan menjadi kasus untuk sebagian besar orang percaya sepanjang abad .
Yesus jelas mengatakan bahwa pengikut-Nya akan menderita. Harap baca Mat 5:10-12; 15:18-21 Yohanes; Kis 16:1-2; 17:14, Kis 14:22; Rom 5:3-4; 8:17; 2Kor 4:16-18; Fil. 1:29; 1Tes 3:3; 2Tim 3:12;Yak 1:2-4. Juga perhatikan bagaimana dalam I Petrus Penderitaan Yesus (lih. Kis 1:11; 2:21,23; 3:18; 4:1,13; 5:1) yang akan dialami oleh para pengikut-Nya (lih. Kis 1:6-7; 2:19; 3:13-17; 4:1,12-19; 5:9-10).
Kis 5:42 "setiap hari, di Bait Allah" para saksi Yesus mula-mula ini, menolak untuk dibungkam, bahkan di jantung Yudaisme, di bait Allah Yerusalem.
□ "Dari rumah ke rumah" Gereja mula-mula mengadakan pertemuan mereka di rumah-rumah pribadi yang tersebar di seluruh kota (bnd. Kis 2:46). Tidak ada bangunan gereja sampai beberapa ratus tahun kemudian.
Topik Teologia -> Kis 5:42
Topik Teologia: Kis 5:42 - -- Yesus Kristus
Kiasan, Gelar, dan Nama-nama Kristus
Kristus
Mat 1:16 Mat 16:20 Mar 14:61 Luk 2:11 Luk 9:20 Luk 23:2 Luk 23:3...
- Yesus Kristus
- Kiasan, Gelar, dan Nama-nama Kristus
- Kristus
- Mat 1:16 Mat 16:20 Mar 14:61 Luk 2:11 Luk 9:20 Luk 23:2 Luk 23:35,39 Yoh 1:41 Yoh 12:34 Kis 2:31,36 Kis 3:18 Kis 5:42 Rom 5:8 Rom 9:5 Rom 10:4 Rom 14:9 1Ko 1:23-24 1Ko 2:16 1Ko 3:23 1Ko 12:27 2Ko 2:17 Gal 3:13 Efe 5:21,23-25,29,32 Fili 1:21 Kol 3:15 File 1:6 Ibr 3:6 Ibr 9:15 1Pe 5:10,14 1Yo 5:1 Wah 11:15
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab Terhadap Sesama dan Alam
- Tanggung Jawab Terhadap Sesama
- Tugas Terhadap Orang Lain Pada Umumnya atau Terhadap Orang Kristen
- Memberitakan Injil Melalui Kata dan Perbuatan
- Isi Pemberitaan
- Gereja
- Misi, Pelayanan dan Aktivitas Gereja
TFTWMS -> Kis 5:12-42
TFTWMS: Kis 5:12-42 - Hubungan Orang Kristen Dengan Pemerintah 16 HUBUNGAN ORANG KRISTEN DENGAN PEMERINTAH (Kis 5:12-42)
Dalam pelajaran kita sebelumnya, kita telah mempelajari penganiayaan kedua terhadap para r...
16 HUBUNGAN ORANG KRISTEN DENGAN PEMERINTAH (Kis 5:12-42)
Dalam pelajaran kita sebelumnya, kita telah mempelajari penganiayaan kedua terhadap para rasul dalam 5:12-42. Beberapa orang yang membaca nas ini akan mengerti sepenuhnya tantangan yang dihadapi oleh para rasul. Sebelumnya, mereka juga telah diancam dan diperintahkan untuk berhenti memberitakan dalam nama Yesus. Beberapa lagi telah ditangkap dan dipukuli; beberapa lagi bahkan telah mati demi iman mereka. Oleh sebab itu, persoalan yang melibatkan ketaatan kepada Allah atau manusia adalah jelas sekali. Bagaimanapun, untuk kebanyakan dari kita, masalah ini bisa jadi kurang gamblang. Boleh jadi ada nilai tersendiri dalam menyelidiki lebih lanjut persoalan tentang hubungan kita dengan "para penguasa pemerintah" (Roma 13:1).
PERATURAN UTAMA:
TAATILAH HUKUM NEGARA
Sejauh ini tiga prinsip mendasar telah kita tetapkan di dalam pelajaran kita. Marilah kita kaji ulang, kembangkan, dan terapkan ketiga prinsip itu. Prinsip nomor satu adalah, sebagai peraturan umum, bahwa kita harus mentaati hukum negara dimana kita tinggal. Persoalan di seluruh dunia adalah kurangnya rasa hormat terhadap penguasa kita. Dalam era Perjanjian Lama, ketika "setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri" (Hakim-hakim 21:25), maka kekacauan berkuasa.
Kita harus mentaati pemerintah sipil, tetapi bukan dikarenakan pemerintah itu selalu benar atau selalu baik. Penguasa yang dibicarakan oleh Paulus dan Petrus adalah pemerintah Romawi, yang dikepalai oleh Nero. Kita mentaati hukum-hukum negara bukan karena kita setuju dengannya atau karena hukum-hukum itu masuk akal; sebaliknya, kita mentaati hukum-hukum itu sebab inilah kehendak Allah. Paulus mengatakan bahwa pemerintah sipil adalah "dari Allah" dan para pegawai sipil itu bertindak sebagai "hamba Allah" (Roma 13:1, 4). Petrus berkata, "Tunduklah, karena Allah ... Sebab inilah kehendak Allah" (1 Petrus 2:13, 15; huruf miring oleh saya).
PENGECUALIAN UTAMA: KETIKA HUKUM NEGARA MELANGGAR HUKUM ALLAH
Prinsip nomor dua adalah pengecualian terhadap peraturan umum, ketika hukum manusia secara langsung bertentangan dengan hukum Allah. Dalam Kisah 4 dan 5, pertentangan itu jelas terlihat: Manusia berkata, "Jangan memberitakan dalam nama Kristus"; Allah berkata, "Beritakanlah dalam nama Kristus." Dalam Perjanjian Lama, Firaun berkata, "Bunuh semua bayi laki-laki" (Keluaran 1:15-22), tetapi Allah berkata, "Engkau tidak boleh membunuh." 1Baru-baru ini manusia berkata, "Jangan berhimpun bersama untuk menyembah Allah," tetapi Allah berkata, "Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang" (Ibrani 10:25). Manusia telah mengatakan, "Jangan ajarkan Alkitab kepada tetanggamu," tetapi Allah berkata, "Beritakanlah injil kepada segala mahkluk" (Markus 16:15). Jika pertentangan itu begitu kentara, maka orang yang punya tanggung jawab kepada kehendak Allah tidaklah memiliki pilihan. Ia tidak boleh bertanya, "Apakah yang berguna?" atau "Apakah yang sedang populer?" atau "Apakah yang tidak membahayakan?" Ia hanya dapat bertanya "Apakah yang benar?"—dan melaksanakannya.
Pada zaman kini di Amerika, banyak keyakinan telah menjadi "tidak bisa diterima secara politis." Dalam beberapa kasus, supaya tidak melukai perasaan orang, kita dapat dan harus mengikuti kecenderungan masyarakat.2Bagaimanapun, apa yang "tidak bisa diterima secara politis" tidak selalu salah secara Alkitabiah. Sebagai contoh, menyalahkan homoseksualitas adalah "tidak bisa diterima secara politis," namun Alkitab mengajarkan bahwa homoseksualitas adalah suatu kekejian di pemandangan Allah. (Lihat Imamat 18:22; 20:13; 1Korintus 6:9, 18.) Untuk memberitakan seluruh pengajaran Allah, kita harus tidak boleh ragu-ragu untuk menelanjangi homoseksualitas sebagai perbuatan daging yang dapat mencelakakan jiwa kita (Galatia 5:19-21). Kita harus meminta semua kaum homoseksual untuk bertobat dan merubah gaya hidup mereka.3Pertanyaannya harus tidak boleh begini "Apakah yang bisa diterima secara politis?" melainkan "Apakah yang diajarkan secara Alkitabiah?"
Pada masalah lainnya, hati nurani perorangan ikut terlibat. Hati nurani adalah perasaan halus yang Allah letakkan di dalam diri kita masing-masing yang memberitahukan bahwa beberapa tindakan adalah benar dan beberapa tindakan adalah salah. 4Secara naluri, hati nurani mengetahui bahwa beberapa tindakan adalah salah; dalam masalah lain lagi, hati nurani harus dididik. Kadang kala, masalah kontoversial timbul ketika tidak ada perkataan "demikianlah firman Tuhan" yang jelas. Dalam masalah seperti itu, setiap orang Kristen harus dengan hati-hati mempelajari masalah itu dalam terang Kitab Suci, supaya "benar-benar yakin dalam hatinya sendiri" (Roma 14:5), lalu berusaha untuk hidup secara konsisten dengan keyakinannya itu.5Oleh sebab itu, dari waktu ke waktu umat Kristen memandang perlu untuk mengatakan kepada "penguasa dunia," "Saya tidak dapat melakukan ini atau itu dengan sepenuh hati," atau "Melakukan ini atau itu akan mengganggu hati nurani saya." 6
Karena menentang penguasa sipil merupakan masalah serius di pemandangan Allah, maka cermatlah dalam membedakan antara apa yang Anda tidak sukai dengan apa yang Allah tidak sukai. Jika Anda secara pribadi tidak menyukai hukum tertentu, maka telan sajalah harga diri dan kedegilan Anda itu, lalu tundukklah dengan senang hati. Bagaimanapun, jika Anda yakin sepenuh hati bahwa suatu hukum tertentu bertentangan dengan kehendak Allah, pertahankanlah pendapat Anda—namun bersiaplah untuk membayar harganya. Tulislah perkataan Petrus dan rasul-rasul lainnya di dalam hati Anda: "Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia" (5:29)— bukannya "kita mungkin akan" atau "tampaknya akan baik untuk," melainkan "kita harus." Ketika diancam akan dipenjarakan, mereka menjawab, "Kami harus mentaati Allah." Ketika diancam akan dipukuli, mereka menjawab, "Kami harus mentaati Allah." Ketika diancam dengan kematian, mereka menjawab, "Kami harus mentaati Allah."
PRINSIP UTAMA: SETIAP WAKTU TUNJUKKANLAH
SIKAP HORMAT KEPADA PENGUASA Prinsip ketiga adalah yang paling utama dan kemungkinan yang paling sulit. Sepanjang waktu (bahkan dikala kita dengan sepenuh hati harus menentang sebuah hukum tertentu), menunjukkan sikap hormat kepada para penguasa sipil. Dalam pasal 4, Petrus dan Yohanes bersikap hormat sewaktu berdiri di hadapan Sidang itu. Dalam pasal 5, Petrus dan rasul-rasul lainnya tidak melawan ketika para penguasa itu datang untuk menangkap mereka; mereka penuh sikap hormat. Petrus menantang kita juga untuk "menghormati raja" (1 Petrus 2:17)! Ini berarti dalam setiap aspek hubungan kita dengan pemerintah (dengan satu pengecualian terhadap hukum mana saja yang tidak dapat kita taati dengan sepenuh hati), kita harus bersikap hormat, sopan santun, dan tunduk dengan setunduk-tunduknya! Jika ada hukum yang tidak dapat kita taati dengan sepenuh hati, kita harus berupaya sedapat mungkin untuk menegaskan bahwa kita tidak dapat mentaati hukum itu sebab kita lebih suka mentaati Allah, bukan karena kita lebih suka menjadi pemberontak.
Di Amerika, perdebatan sengit timbul mengenai aborsi.7Saya percaya sepenuh hati bahwa aborsi melanggar kehendak Allah. Pada saat yang sama, saya dikejutkan oleh tindakan "kelompok fanatik" dalam gerakan "Hak Untuk Hidup." Satu orang masuk dalam berita karena membunuh dokter spesialis aborsi. Satu orang lagi sedang disidangkan karena mendobrak klinik dan membunuh orang-orang sekenanya. Orang-orang itu mungkin saja percaya bahwa mereka sedang melaksanakan kehendak Allah, namun kenyataannya mereka telah melakukan petaka yang tidak dapat diperbaiki terhadap posisi kelompok anti aborsi. Ada cara yang benar dan salah dalam melenyapkan aborsi,8mereka memilih cara yang salah. Akibatnya, dalam pikiran banyak orang, untuk menjadi penentang aborsi orang harus berada di luar sentuhan realitas.
Terlalu banyak orang yang mengaku menjadi pengikut Allah memiliki sikap seperti orang-orang tidak puas yang tidak berdisiplin dan tidak berprinsip. Mereka menyerang para pejabat, menghancurkan harta orang lain, dan mendorong pemberontakan. Lalu, ketika pemerintah membalas, mereka melabelkan diri mereka sebagai martir. Sebaliknya, Paulus menyurati Titus:
Ingatkanlah mereka [umat Kristen di Kreta] supaya mereka tunduk pada pemerintah dan orang-orang yang berkuasa, taat dan siap untuk melakukan setiap pekerjaan yang baik. Janganlah mereka memfitnah, janganlah mereka bertengkar, hendaklah mereka selalu ramah dan bersikap lemah lembut terhadap semua orang (Titus 3:1, 2).
Simak kembali rasul-rasul itu dan hubungan mereka dengan Sanhedrin yang berkuasa. Di hadapan Sidang itu mereka bersikap berani, tetapi tidak membenci. Sewaktu diperintahkan tidak boleh memberitakan Yesus, mereka tidak mengajukan petisi untuk mendakwa para anggota Sidang atau menggelar sebuah demonstrasi protes9atau berusaha membakar Bait Allah. Mereka semata-mata tetap memberitakan Yesus dan siap sedia menerima segala akibatnya.
Prinsip yang sedang kita bahas ini berlaku bagi segala bidang ketundukan. Perjanjian Baru banyak berkata tentang ketundukan kepada penguasa: 10Hai isteri, tunduklah kepada suamimu (Efesus 5:22-24; Kolose 3:18; 1Petrus 3:1-6). Anak-anak harus tunduk kepada orang tua (Efesus 6:1-3; Kolose 3:20). Pegawai harus tunduk kepada majikannya (Efesus 6:5-8; Kolose 3:22-24).11Sebagai orang Kristen kita harus tunduk kepada para penatua jemaat kita (Ibrani 13:17). Kita harus tunduk kepada semua penguasa, baik kita membicarakan tentang kepala sekolah dan para guru dimana kita sekolah maupun para pejabat sebuah organisasi profesional dimana kita menjadi anggotanya (Titus 3:1).
Dalam semua bentuk hubungan yang ditulis itu, ada kemungkinan kita diberitahu untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan Firman Allah. Seorang isteri Kristen bisa jadi diminta pasangannya untuk berpartisipasi dalam pelbagai kegiatan yang tidak senonoh. Seorang anak yang punya orang tua non-Kristen boleh jadi dilarang memiliki apapun yang berhubungan dengan gereja. Seorang majikan mungkin telah menegaskan bahwa kita akan dipecat jika kita tidak menutup mata terhadap praktik-praktik bisnis kotor tertentu. Jika situasi seperti ini timbul, "kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia."
Untuk seterusnya, jika pendirian kita untuk Kristus mau memiliki hasil seperti yang diinginkan, kita harus secara patuh bersikap tunduk. Jika seorang isteri Kristen sering kali tidak memperhatikan keinginan suaminya yang non Kristen, maka ia tidak dapat mengesankan sang suami itu dengan komitmennya sewaktu ia berkata, "saya mau pergi beribadah daripada pergi mancing denganmu." Bagi sang suami, sikap itu dianggap seperti mengalihkan masalah untuk menjengkelkan dia. Anak Kristen secara umum harus bersikap hormat terhadap orang tuanya yang non-Kristen, atau orang tua itu akan memahami kehadirannya dalam ibadah yang menentang kehendak mereka semata-mata merupakan bentuk ungkapan lain dari pemberontakannya. Begitu juga halnya dengan pegawai, anggota gereja, pelajar di sekolah, dan anggota organisasi profesional.
Jika kita ingin menjadi sebuah pengaruh yang positif untuk Tuhan, kita harus belajar tunduk dengan sukacita dalam segala hal kecuali kepada yang bertentangan dengan kehendak Allah yang telah diungkapkan.
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) Penulis : Lukas
Tema : Penyebaran Injil yang Penuh Keberhasilan Melalui
Kuasa Roh Kudus
Tanggal Penulis...
Penulis : Lukas
Tema : Penyebaran Injil yang Penuh Keberhasilan Melalui
Kuasa Roh KudusTanggal Penulisan: Sekitar 63 T.M.
Latar Belakang
Kitab Kisah Para Rasul, seperti halnya Injil Lukas, dialamatkan kepada seorang yang bernama "Teofilus" (Kis 1:1). Sekalipun nama pengarangnya tidak disebutkan dalam kedua kitab itu, kesaksian kekristenan mula-mula dengan suara bulat, serta bukti intern yang mendukung dari kedua kitab ini menunjuk kepada satu orang penulis yaitu Lukas "tabib ... yang kekasih" (Kol 4:14).
Roh Kudus mendorong Lukas untuk menulis kepada Teofilus supaya mengisi keperluan dalam gereja orang Kristen bukan Yahudi, akan kisah yang lengkap mengenai awal kekristenan --
- (1) "dalam bukuku yang pertama" ialah Injil tentang kehidupan Yesus, dan
- (2) buku yang kemudian ialah laporannya dalam Kisah Para Rasul tentang pencurahan Roh Kudus di Yerusalem serta perkembangan gereja yang berikutnya.
Jelas Lukas adalah seorang penulis yang unggul, sejarawan yang cermat dan seorang teolog yang diilhami.
Kitab Kisah Para Rasul secara selektif meliput tiga puluh tahun pertama dalam sejarah gereja. Sebagai sejarawan gereja, Lukas menelusuri penyebaran Injil dari Yerusalem hingga ke Roma sambil menyebutkan sekitar 32 negara, 54 kota dan 9 pulau di Laut Tengah, 95 orang yang berbeda dengan nama serta beberapa pejabat dan administrator pemerintah dengan gelar jabatan yang tepat. Ilmu purbakala makin menguatkan ketepatan Lukas dalam semua detail. Selaku seorang teolog, Lukas dengan cerdas melukiskan makna beberapa pengalaman dan peristiwa dalam tahun-tahun mula-mula gereja.
Pada tahap awal, Alkitab PB terdiri atas dua kumpulan:
- (1) keempat Injil dan
- (2) surat-surat Paulus.
Kisah Para Rasul memainkan peranan yang penting sebagai penghubung di antara kedua kumpulan itu dan tempatnya benar dalam urutan kanonik adalah benar. Pasal 13 (Kis 13:1-28) memberikan latar belakang sejarah yang diperlukan untuk memahami secara lebih mendalam pelayanan dan surat-surat Paulus. Bagian ayat-ayat dalam kitab ini di mana Lukas menggunakan istilah "kami" (Kis 16:10-17; Kis 20:5--21:18; Kis 27:1--28:16) menunjukkan keikutsertaannya dalam perjalanan Paulus.
Tujuan
Di dalam mengisahkan permulaan berdirinya gereja, Lukas setidak-tidaknya mempunyai dua tujuan.
- (1) Lukas menunjukkan bahwa Injil bergerak dengan kemenangan dari perbatasan Yudaisme yang sempit ke dunia kafir kendatipun tentangan dan penganiayaan.
- (2) Dia mengungkapkan peranan Roh Kudus dalam kehidupan dan misi gereja, menekankan baptisan Roh Kudus sebagai persediaan Allah dalam memperkuat gereja untuk memberitakan Injil dan melanjutkan pelayanan Yesus.
Lukas secara eksplisit mengisahkan tiga kali bahwa baptisan dengan Roh Kudus disertai bahasa lidah (Kis 2:4; Kis 10:45-46; Kis 19:1-7). Konteks dari bagian-bagian ini menunjukkan bahwa pengalaman ini adalah normatif dalam kekristenan mula-mula dan merupakan pola Allah yang tetap bagi gereja.
Survai
Dalam Injil karangannya Lukas mencatat "segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus" (Kis 1:1), tetapi kitab ini menerangkan apa yang selanjutnya diperbuat dan diajar oleh Yesus setelah naik ke sorga, melalui kuasa Roh Kudus yang bekerja di dalam dan melalui murid-murid-Nya dan jemaat mula-mula. Ketika Yesus naik ke sorga (Kis 1:9-11), instruksi terakhir kepada murid-murid-Nya ialah menunggu di Yerusalem hingga mereka dibaptiskan dengan Roh Kudus (Kis 1:4-5). Ayat kunci kitab ini (Kis 1:8) berisi ringkasan padat yang teologis dan geografis dari kitab ini: Yesus berjanji bahwa mereka akan menerima kuasa ketika Roh Kudus dicurahkan atas mereka -- kuasa untuk menjadi saksi-Nya
- (1) "di Yerusalem" (pasal 1-7; Kis 1:1--7:60),
- (2) "di seluruh Yudea dan Samaria" (pasal 8-12; Kis 8:1--12:25), dan
- (3) "sampai ke ujung bumi" (pasal 13-28; Kis 13:1--28:31).
Kisah Para Rasul mengisahkan perpaduan tindakan ilahi dengan tindakan manusia. Seluruh gereja, bukan hanya para rasul, ikut "menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil" (Kis 8:4). Para diaken seperti Stefanus dan Filipus (Kis 6:1-6) menjadi perkasa di dalam Roh Kudus dan iman, "mengadakan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda di antara orang banyak" (Kis 6:8) bahkan sampai menggoncangkan beberapa kota dengan Injil (lih. Kis 8:5-13). Umat yang saleh berdoa dengan tekun, melihat malaikat-malaikat, mendapatkan penglihatan, menyaksikan tanda dan mukjizat yang ajaib, mengusir setan-setan, menyembuhkan yang sakit serta memberitakan Injil dengan keberanian dan kekuasaan. Sekalipun di dalam gereja ada persoalan, seperti ketegangan antara orang Yahudi dan bukan Yahudi (pasal 15; Kis 15:1-41), dan kendatipun penganiayaan terus-menerus dari luar gereja oleh pemimpin agama dan penguasa sipil, nama Tuhan Yesus Kristus dimuliakan dalam perkataan dan tindakan dari kota yang satu ke kota yang lain.
Dalam pasal 1-12 (Kis 1:1--12:25) pusat utama dari penjangkauan gereja adalah Yerusalem. Di situlah Petrus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil. Dalam pasal 13-28 (Kis 13:1--28:31) pusat utama penjangkauan gereja adalah Antiokhia di Siria; di situlah Paulus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil kepada orang yang bukan Yahudi. Kitab Kisah Para Rasul berakhir tiba-tiba dengan Paulus di Roma, sedang menunggu pengadilannya di depan Kaisar. Walaupun hasil pengadilan tertangguh, kitab ini diakhiri dengan nada kemenangan. Paulus masih tertawan, namun ia tetap memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus dengan berani tanpa rintangan (Kis 28:31).
Ciri-ciri Khas
Sembilan ciri utama menandai surat ini.
- (1) Gereja: kitab ini menyatakan sumber kuasa dan sifat sejati dari misi gereja, bersama beberapa prinsip yang harus menguasai gereja pada setiap angkatan.
- (2) Roh Kudus: oknum ketiga dari Trinitas disebut secara khusus lima puluh kali; baptisan dalam dan pelayanan Roh Kudus memberikan kuasa ilahi (Kis 1:8), keberanian (Kis 4:31), ketakutan yang kudus akan Allah (Kis 5:3,5,11), kebijaksanaan (Kis 6:3,10), bimbingan (Kis 16:6-10) dan karunia-karunia Roh (Kis 19:6).
- (3) Amanat gereja mula-mula: Lukas dengan cermat mencatat khotbah-khotbah yang diilhamkan yang disampaikan oleh Petrus, Stefanus, Paulus, Yakobus dan orang lain yang memberikan pengetahuan tentang gereja mula-mula yang tidak terdapat dalam kitab-kitab PB lainnya.
- (4) Doa: Gereja mula-mula mengabdikan diri kepada doa yang tetap dan sungguh-sungguh; kadang-kadang sepanjang malam sehingga hasilnya luar biasa.
- (5) Tanda-tanda, keajaiban-keajaiban dan mukjizat-mukjizat: penyataan ini menyertai pekabaran Injil di dalam kuasa Roh Kudus.
- (6) Penganiayaan: pekabaran Injil dengan kuasa terus-menerus membangkitkan pertentangan dan penganiayaan, baik dari pihak agama maupun yang sekular.
- (7) Urutan Yahudi -- bukan Yahudi: sepanjang kitab ini Injil pertama-tama disampaikan kepada orang Yahudi, baru kepada bangsa-bangsa lainnya.
- (8) Wanita: keterlibatan wanita disebutkan secara khusus dalam pelaksanaan pelayanan gerejani.
- (9) Kemenangan: tembok pemisah (nasional, keagamaan, budaya, atau suku) dan pertentangan serta penganiayaan tidak dapat menahan meluasnya Injil.
Prinsip Hermeneutis
Beberapa penafsir memandang kitab Kisah Para Rasul seolah di bawah suatu perjanjian PB yang lain daripada melihatnya sebagai patokan Allah bagi gereja dan kesaksiannya selama seluruh periode yang disebut PB "hari-hari terakhir" (bd. lihat cat. --> "Kis 2:17"). [atau ref. Kis 2:17] Kisah Para Rasul bukan saja buku sejarah dari gereja mula-mula, melainkan menjadi buku pedoman bagi kehidupan Kristen dan untuk gereja yang dipenuhi Roh. Orang percaya seharusnya mendambakan dan menantikan, sebagai norma atau patokan gereja masa kini, semua unsur pelayanan dan pengalaman gereja PB (kecuali penulisan PB); semuanya ini dapat dicapai apabila gereja bergerak dalam kuasa Roh yang penuh. Tidak ada sesuatu dalam Kisah Para Rasul atau PB yang mengatakan bahwa tanda-tanda, keajaiban-keajaiban, mukjizat-mukjizat, karunia-karunia rohani atau tolok ukur rasuli bagi kehidupan dan pelayanan gereja pada umumnya akan berhenti secara mendadak atau untuk selama-lamanya pada akhir masa para rasul. Kisah Para Rasul mencatat apa yang seharusnya gereja perbuat di dalam setiap generasi selama ia melanjutkan pelayanan Yesus dalam kuasa Pentakosta dari Roh Kudus (lihat cat. --> "Kis 7:44"). [atau ref. Kis 7:44]
Full Life: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(Kis 1:1-11)
I. Pencurahan Roh Kudus
(Kis 1:12-2:41)
A. Persiapan untuk Perjanjian
...
Garis Besar
- Pendahuluan
(Kis 1:1-11) - I. Pencurahan Roh Kudus
(Kis 1:12-2:41) - A. Persiapan untuk Perjanjian
(Kis 1:12-26) - B. Hari Pentakosta
(Kis 2:1-41) - II. Hari-Hari Permulaan Gereja di Yerusalem
(Kis 2:42-8:1a) - A. Ciri-Ciri Gereja Rasuli Setelah Pencurahan Roh Kudus
(Kis 2:42-47) - B. Mukjizat Menakjubkan dan Dampak-Dampaknya
(Kis 3:1-4:31) - C. Percobaan yang Berkelanjutan Dalam Hal Saling Membagi
(Kis 4:32-5:11) - D. Kesembuhan-Kesembuhan Lebih Lanjut dan Perlawanan Para Pemimpin Agama
(Kis 5:12-42) - E. Pemilihan Tujuh Diaken
(Kis 6:1-7) - F. Stefanus: Syahid Kristen yang Pertama
(Kis 6:8-8:1) - III.Penganiayaan Menghasilkan Pengembangan
(Kis 8:1-9:31) - A. Orang Kristen Tersebar di Seluruh Yudea dan Samaria
(Kis 8:1-4) - B. Filipus: Pelayanan Seorang Penginjil
(Kis 8:5-40) - C. Saulus dari Tarsus: Pertobatan Seorang Penganiaya
(Kis 9:1-31) - IV. Kekristenan Mulai Tersebar di Kalangan Orang Bukan Yahudi
(Kis 9:32-12:25) - A. Pelayanan Petrus di Lida dan Yope
(Kis 9:32-43) - B. Pelayanan Petrus di Kaisarea
(Kis 10:1-48) - C. Laporan Petrus kepada Gereja di Yerusalem dan Tindakannya Disetujui
(Kis 11:1-18) - D. Antiokhia: Gereja Bukan Yahudi yang Pertama
(Kis 11:19-30) - E. Penganiayaan di Bawah Herodes Agripa I
(Kis 12:1-23) - F. Ringkasan Perkembangan Gereja
(Kis 12:24-25) - V. Perjalanan Misi Pertama Paulus
(Kis 13:1-14:28) - A. Paulus dan Barnabas Diutus oleh Gereja di Antiokhia
(Kis 13:1-3) - B. Wilayah Tertentu Diinjili
(Kis 13:4-14:28) - VI. Sidang di Yerusalem
(Kis 15:1-35) - VII.Perjalanan Misi Kedua Paulus
(Kis 15:36-18:22) - A. Pertentangan Paulus dengan Barnabas
(Kis 15:36-40) - B. Wilayah Lama Dikunjungi Kembali
(Kis 15:41-16:5) - C. Penginjilan Wilayah Baru
(Kis 16:6-18:21) - D. Kembali ke Antiokhia di Siria
(Kis 18:22) - VIII.Perjalanan Misi Ketiga Paulus
(Kis 18:23-21:16) - A. Dalam Perjalanan ke Efesus
(Kis 18:23)
Sisipan: Pelayanan Apolos
(Kis 18:24-28) - B. Pelayanan yang Panjang di Efesus
(Kis 19:1-41) - C. Ke Makedonia, Yunani dan Kembali ke Makedonia
(Kis 20:1-5) - D. Kembali ke Yerusalem
(Kis 20:6-21:16) - IX. Penangkapan Paulus dan Pelayanannya Dalam Penjara
(Kis 21:17-28:31) - A. Di Yerusalem
(Kis 21:17-23:35) - B. Di Kaisarea
(Kis 24:1-26:32) - C. Menuju ke Roma
(Kis 27:1-28:15) - D. Di Roma
(Kis 28:16-31)
Matthew Henry: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab)
Dengan rasa puas hati yang melimpah kita sudah menyaksikan bagaimana dasar agama kita yang kudus dibangun di atas sejarah Juruselamat kita ...
- Dengan rasa puas hati yang melimpah kita sudah menyaksikan bagaimana dasar agama kita yang kudus dibangun di atas sejarah Juruselamat kita yang terberkati itu, yang adalah Sang Pendiri Agung dari agama kita itu. Sejarah itu disampaikan dan dicatat oleh empat penulis yang diilhami Roh Kudus, yang semuanya setuju dengan kebenaran yang suci ini dan bukti-buktinya yang tak terbantahkan, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah yang hidup. Di atas batu karang inilah jemaat Kristen dibangun. Bagaimana jemaat itu mulai dibangun di atas batu karang ini, itulah yang selanjutnya akan disampaikan dalam kitab ini, yang ada di hadapan kita sekarang. Dan mengenai hal ini kita hanya mempunyai kesaksian dari satu saksi. Sebab kejadian-kejadian nyata tentang Kristus jauh lebih penting untuk disampaikan dan dibuktikan secara penuh daripada kejadian-kejadian nyata tentang para rasul. Seandainya Sang Hikmat Tak Terbatas memandangnya baik, mungkin kita akan mempunyai Kitab Kisah Para Rasul dalam jumlah yang sama banyak dengan Kitab-kitab Injil yang kita miliki. Bahkan, mungkin kita akan mempunyai lebih banyak lagi kitab Injil. Akan tetapi, karena takut akan terlalu membebani dunia (Yoh. 21:25), maka apa yang ada pada kita sudah cukup untuk memenuhi tujuan, kalau kita mau memanfaatkannya. Sejarah kitab ini (yang selalu diterima sebagai bagian dari kanon suci) dapat dipandang,
- I. Sebagai tindakan menengok ke belakang pada kitab-kitab Injil sebelumnya, dengan menerangkannya, dan membantu meneguhkan iman kita padanya. Janji-janji yang ada di sana kita dapati di sini sedang ditepati, terutama janji-janji agung tentang turunnya Roh Kudus, dan pekerjaan-pekerjaan-Nya yang menakjubkan, baik pada diri para rasul maupun dengan para rasul. Di sini dalam beberapa hari kita mendapati para rasul sudah menjadi orang-orang yang sangat berbeda dibandingkan ketika mereka terakhir kali diceritakan dalam Injil. Tidak lagi mereka lemah otak dan kecut hati, tetapi sanggup mengatakan apa yang sebelumnya tidak sanggup mereka tanggung (Yoh. 16:12). Mereka kini berani seperti singa dalam menghadapi kesusahan-kesusahan yang sebelumnya untuk membayangkannya saja mereka sudah gemetar seperti domba. Para rasul membuat firman sanggup meruntuhkan benteng-benteng Iblis, padahal sebelumnya firman itu seakan-akan diberitakan dengan sia-sia. Mandat yang di dalam Injil diberikan kepada para rasul, di sini kita dapati sedang dijalankan. Dan kuasa-kuasa yang di sana dikaruniakan kepada mereka, di sini kita dapati sedang dikerahkan dalam mujizat-mujizat yang diadakan pada tubuh orang. Ada mujizat belas kasihan, yang memulihkan tubuh orang sakit menjadi sehat, dan tubuh yang mati menjadi hidup. Ada mujizat penghakiman, yang membuat para pemberontak menjadi buta atau mati. Dan ada mujizat-mujizat jauh lebih besar yang dilakukan terhadap pikiran orang, dengan memberi mereka karunia-karunia rohani, baik untuk memahami maupun menyampaikan. Dan semua ini untuk memenuhi tujuan-tujuan Kristus, dan melaksanakan janji-janji-Nya, yang kita dapati di dalam Injil. Bukti-bukti kebangkitan Kristus yang ada pada bagian akhir kitab-kitab Injil, di sini diteguhkan dengan melimpah, bukan hanya melalui kesaksian yang tetap dan tak gentar dari orang-orang yang berjumpa dengan-Nya sesudah Ia bangkit, melainkan juga melalui pekerjaan Roh bersama kesaksian itu untuk mempertobatkan banyak orang supaya beriman kepada Kristus. Sebelumnya semua murid Kristus meninggalkan Dia, dan salah satunya mengkhianati Dia. Dan kalau bukan karena kebangkitan-Nya, mereka tidak akan berkumpul bersama-sama lagi, tetapi pasti akan terpencar untuk seterusnya. Namun oleh kebangkitan itu mereka dimampukan untuk mengakui Dia dengan ketetapan hati yang lebih lagi daripada sebelum-sebelumnya, dengan menantang belenggu dan maut. Dan pekerjaan Roh bersama kesaksian itu, yang mempertobatkan banyak orang, adalah sesuai dengan perkataan Kristus sendiri, bahwa kebangkitan-Nya, tanda Nabi Yunus itu, yang disimpan untuk saat terakhir, akan menjadi bukti yang paling meyakinkan bahwa tugas perutusan-Nya sungguh berasal dari Allah. Kristus sudah memberi tahu para murid-Nya bahwa mereka harus menjadi saksi-saksi-Nya, dan kitab ini menggambarkan mereka yang tengah bersaksi bagi-Nya, bahwa mereka harus menjadi penjala manusia, dan di sini kita mendapati mereka menjaring banyak orang dalam jala Injil. Juga bahwa mereka harus menjadi terang dunia, dan di sini kita mendapati dunia diterangi oleh mereka. Tetapi hari itu, kuasa dari tempat tinggi yang penampakan pertamanya kita ketahui dalam Injil, di sini kita dapati bersinar semakin terang. Biji gandum, yang di sana jatuh ke tanah, di sini tumbuh dan berbuah banyak. Biji sesawi di sana sudah menjadi pohon besar di sini. Dan Kerajaan Sorga, yang di sana sudah dekat, di sini didirikan. Nubuatan-nubuatan Kristus tentang penganiayaan besar-besaran yang akan menimpa para pemberita Injil (walaupun tidak dapat dibayangkan bahwa ajaran yang begitu patut diterima sepenuhnya justru menjumpai banyak perlawanan) kita dapati di sini digenapi secara melimpah. Juga bahwa kepastian-kepastian yang Dia berikan kepada mereka bahwa mereka akan mendapat dukungan dan penghiburan yang luar biasa dalam penderitaan mereka. Bagian akhir dari sejarah Perjanjian Lama meneguhkan janji-janji yang dibuat kepada para bapa leluhur di bagian awalnya (seperti yang tampak dari pengakuan Salomo yang terkenal dan khidmat itu, yang terdengar seperti tanda terima lunas, 1Raj. 8:56, dari segala yang baik, yang telah dijanjikan-Nya dengan perantaraan Musa, hamba-Nya, tidak ada satu pun yang tidak dipenuhi). Demikian pula halnya, bagian akhir dari sejarah Perjanjian Baru ini secara persis menggenapi perkataan Kristus di bagian awalnya. Dan dengan begitu, kedua perjanjian itu meneguhkan dan menggambarkan satu sama lain.
- II. Sejarah Kitab Para Rasul ini juga dapat dipandang sebagai tindakan menatap ke depan pada surat-surat kerasulan sesudahnya, yang merupakan penjelasan Injil, dan membukakan rahasia-rahasia kematian dan kebangkitan Kristus, yang sejarahnya kita dapati dalam kitab-kitab Injil. Kitab Kisah Para Rasul ini merupakan pengantar pada surat-surat kerasulan itu, dan merupakan kunci untuknya, seperti sejarah Daud merupakan kunci untuk mazmur-mazmurnya. Kita adalah anggota-anggota jemaat Kristen, kemah Allah yang ada di tengah-tengah manusia itu, dan merupakan kehormatan dan hak istimewa bagi kita bahwa kita termasuk anggota-anggotanya. Nah, kitab ini memberi kita penjelasan tentang dibangunnya dan berdirinya kemah itu. Keempat kitab Injil menunjukkan kepada kita bagaimana dasar dari rumah itu diletakkan, sementara kitab ini menunjukkan kepada kita bagaimana bangunan atasnya mulai didirikan,
- 1. Di antara orang-orang Yahudi dan Samaria, yang kisahnya kita dapati di bagian awal kitab ini.
- 2. Di antara bangsa-bangsa bukan-Yahudi, yang kisahnya kita dapati di bagian akhir kitab ini. Dari situ, dan untuk seterusnya sampai ke zaman kita, kita mendapati jemaat Kristen hidup dalam pengakuan iman kepada Kristus sebagai Anak Allah dan Juruselamat dunia. Pengakuan itu dapat dilihat semua orang, dan dibuat oleh murid-murid-Nya yang sudah dibaptis. Mereka ini bergabung dalam persekutuan-persekutuan Kristen, mengadakan pertemuan-pertemuan ibadah secara teratur, mendengarkan ajaran para rasul, dan berkumpul bersama-sama untuk berdoa dan memecahkan roti, di bawah bimbingan dan pimpinan orang-orang yang memberi diri untuk berdoa dan melayani firman. Dan mereka mengadakan persekutuan-persekutuan rohani dengan semua orang di segala tempat yang melakukan hal serupa. Dalam tubuh inilah kita sekarang berada di dunia ini, sebagai anggota-anggotanya. Dan, bagi kepuasan dan kehormatan kita yang besar, dalam kitab ini kita mendapati kemunculan dan asal-usul jemaat Kristen, yang sangat jauh berbeda dari jemaat Yahudi, dan didirikan di atas kehancurannya. Tetapi tak dapat disangkal bahwa jemaat itu berasal dari Allah, dan bukan dari manusia. Betapa dengan yakin dan terhibur kita bisa melanjutkan pengakuan iman Kristen kita, dan berpegang teguh padanya, sejauh kita mendapatinya sesuai dengan contoh di atas gunung ini, yang harus kita jadikan teladan dan batasan dalam hidup beriman!
- Ada dua hal lagi yang harus dicermati mengenai kitab ini:
- (1) Penulisnya. Kitab ini ditulis oleh Lukas, yang menulis kitab ketiga dari empat kitab Injil, yang disebut dengan namanya. Dan Lukas juga (seperti yang ditunjukkan oleh cendekiawan Dr. Whitby) besar kemungkinan merupakan salah satu dari tujuh puluh murid, yang diberi tugas (Luk. 10:1, dst.) yang sedikit lebih rendah daripada tugas kedua belas rasul. Lukas ini adalah kawan setia Rasul Paulus dalam segala pelayanan dan penderitaannya. Hanya Lukas yang tinggal dengan aku (2Tim. 4:11). Kita bisa mengetahui hal ini berdasarkan gaya penulisannya di bagian akhir kitab ini ketika dia sedang bersama Paulus. Sebab di situ ia menulis, kami ber buat ini dan itu, seperti pada pasal Kisah 16:10 dan 20:6, dan seterusnya sampai akhir kitab. Ia ada bersama Rasul Paulus dalam perjalanannya yang berbahaya ke Roma, ketika Rasul Paulus dibawa ke sana sebagai tahanan. Ia ada bersama Rasul Paulus ketika dari penjaranya di sana Rasul Paulus menulis surat-suratnya kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon, yang dalam keduanya nama Timotius disebutkan. Dan tampak bahwa Lukas menulis sejarah ini ketika ia masih ada bersama Rasul Paulus di Roma, selama Rasul Paulus menjadi tahanan di sana, dan membantu dia. Sebab sejarah ini ditutup dengan Rasul Paulus yang memberitakan Injil di sana dalam rumah yang disewanya sendiri.
- (2) Judulnya: Kisah Para Rasul (KJV: Tindakan Para Rasul – pen.). Tindakan Para Rasul yang kudus, begitu judulnya dalam kitab-kitab berbahasa Yunani pada umumnya, dan itulah sebutan mereka, bersukacitalah atas dia, hai sorga, dan kamu, hai rasul-rasul yang kudus (Why. 18:20, KJV). Ada satu naskah yang memberinya judul, Tindakan Para Rasul oleh Lukas Penulis Injil.
- [1] Kitab ini adalah sejarah para rasul. Tetapi di dalamnya ada juga sejarah Stefanus, Barnabas, dan beberapa orang lain yang bisa dipandang sebagai rasul, yang walaupun bukan termasuk salah satu dari kedua belas rasul, namun dikaruniai Roh yang sama, dan mengerjakan pekerjaan yang sama. Dan, dari antara mereka yang merupakan para rasul, hanya sejarah Petrus dan Paulus yang dicatat di sini (dan Paulus sekarang termasuk dua belas rasul). Petrus adalah rasul untuk orang-orang bersunat, dan Paulus rasul untuk bangsa-bangsa bukan-Yahudi (Gal. 2:7). Tetapi ini sudah cukup untuk menjadi contoh dari apa yang dilakukan mereka yang lain di tempat-tempat lain, dalam menjalankan mandat mereka, sebab tak seorang pun dari mereka hanya berpangku tangan. Dan seperti halnya kita harus memandang apa yang disampaikan dalam kitab-kitab Injil mengenai Kristus itu sudah cukup, karena Sang Hikmat Tak Terbatas memandangnya demikian, begitu pula halnya di sini mengenai apa yang disampaikan tentang para rasul dan pekerjaan mereka. Sebab hal-hal lain yang dikatakan kepada kita dari tradisi tentang berbagai pekerjaan dan penderitaan para rasul, dan jemaat-jemaat yang mereka tanam, secara keseluruhan masih meragukan dan tidak pasti, dan menurut saya sama sekali tidak bisa kita jadikan dasar yang memuaskan untuk membangun apa pun. Yang berasal dari Kitab Suci dasarnya adalah emas, perak, dan batu permata, sedangkan yang berasal dari tradisi dasarnya adalah kayu, rumput kering, jerami.
- [2] Kitab ini disebut tindakan atau perbuatan para rasul. Gesta apostolorum, hal-hal yang dilakukan para rasul, begitu menurut sebagian orang. Praxeis – penerapan mereka terhadap pelajaran-pelajaran yang sudah diajarkan kepada mereka oleh Guru mereka. Para rasul adalah orang-orang yang giat. Dan walaupun mujizat-mujizat yang mereka adakan dilakukan dengan kata-kata, namun itu pantas disebut sebagai tindakan mereka. Mereka berkata-kata, atau lebih tepatnya Roh berfirman melalui mereka, maka semuanya jadi. Sejarah ini dipenuhi dengan berbagai khotbah dan penderitaan mereka. Tetapi begitu kerasnya mereka bekerja memberitakan firman, dan betapa dengan rela mereka membuka diri pada penderitaan, dan begitu besar apa yang mereka capai melalui khotbah dan penderitaan itu, sehingga semuanya itu dengan baik dapat disebut sebagai tindakan-tindakan mereka.
Jerusalem: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH PARA RASUL
PENGANTAR
Injil ketiga dan Kisah para Rasul aslinya merupakan hanya satu karya saja, yang sekarang kiranya dapat diberi judul: "...
KISAH PARA RASUL
PENGANTAR
Injil ketiga dan Kisah para Rasul aslinya merupakan hanya satu karya saja, yang sekarang kiranya dapat diberi judul: "Sejarah awal mula agama Kristen". Sekitar th. 150 Mas. umat kristen menghendaki keempat injil dikumpulkan menjadi satu buah Kitab. Maka karya asli satu itu dibagikan dan dipisahkan menjadi dua. Boleh jadi judul "Kisah Para Rasul" atau "Kisah Beberapa Rasul" ditambahkan, sesuai dengan kelaziman dalam kesusasteraan Ke-Yunanian di zaman itu. Terkenallah di masa itu "Kisah (Yunaninya: perbuatan-perbuatan) Hanibal" atau "Kisah (perbuatan-perbuatan) Aleksander" dsb. Hubungan asli antara kedua Kitab Perjanjian Baru tersebut ditampilkan oleh prakata kedua kitab itu dan oleh persamaan sasteranya. Baik prakata Kisah Para Rasul maupun prakata injil ketiga ditunjukan kepada seseorang yang bernama Teofilus (bdk Luk 1:1-4 dan Kis 1:1), sedangkan prakata Kis menyebutkan injil ketiga itu sebagai "buku yang pertama" dan melanjutkan pokok cerita injil dengan meringkaskan kejadian-kejadian yang terakhir (penampakan-penampakan Kristus yang telah dibangkitkan serta pengangkatanNya ke sorga), yang digabungkan dengan sambungan cerita selanjutnya. Bahasanyapun erat-erat menghubungkan Kis dengan Luk. Tidak hanya ciri-ciri bahasanya (perbendaharaan kata, tata bahasa dan gaya bahasa) ditemukan dalam seluruh Kis, sehingga merupakan sebuah kesatuan literer, tetapi juga dalam injil ketiga. Maka tidak dapat diragukan bahwa pengarang yang sama menggubah kedua kitab tersebut.
Tradisi Gereja sepakat dalam menyebutkan nama pengarang itu sebagai Lukas. Baik dahulu maupun sekarang belum juga dapat secara sungguh-sungguh disebutkan nama orang lain selain dari Lukas. Sudah sekitar th. 175 Mas. semua jemaat sependapat dalam hal ini, sebagaimana dibuktikan oleh sebuah dokumen dari Roma yang disebut sebagai "Kanon Muratorius, oleh kesaksian yang diberikan dalam Prakata Anti- Markos, dalam karya Ireneus, Klemens, Origenes dari Aleksandria dan Tertualinus. Semua sehati dalam menyebutkan nama Lukas sebagai pengarang kitab Kis. Pendapat tersebut dikuatkan oleh petunjuk-petunjuk yang diketemukan dalam kitab Kis dan Luk sendiri. Ternyata pengarangnya seorang Kristen dari zaman para rasul, seorang Yahudi yang berkebudayaan ke-Yunanian atau bahkan seorang Yunani berpendidikan, yang mengetahui cukup banyak mengenai ilmu kedokteran dan mengenal Kitab Suci dalam terjemahan Yunaninya, yakni Septuaginta serta adat- kebiasaan Yahudi. Pengarang terutama nampak sebagai teman seperjalanan Paulus. Hal ini dibuktikan oleh cerita-cerita yang termuat dalam bagian kedua Kis. Di sana pengarang menggunakan kata ganti diri pertama jamak (kami), sehingga kelihatan ikut serta dalam hal ihwal yang diceritakannya. Kesemuanya itu hanya sesuai dengan Lukas dari antara semua teman seperjalanan Paulus: menurut tradisi lama 4:10-14); diperkenalkan oleh Paulus sebagai seorang teman yang karib yang menyertainya selama kedua penahanannya di Roma (Kol 4:14; Flm 24; 2Tim 4:11). Lukas kiranya menemani Paulus dalam perjalanan yang kedua (Kis 16:10 dst) dan yang ketiga (Kis 20:6 dst; barangkali juga 2Kor 8:18); kalau Lukas tidak turut disebutkan dalam daftar-daftar nama, seperti yang termuat dalam Kis 20:4, maka sebabnya kiranya ialah: Lukas sendirilah yang menuliskannya.
Dalam tradisi lama tidak ditemukan petunjuk-petunjuk pasti sehubungan dengan waktu dan tempat Lukas menuliskan karyanya (di negeri Yunani selatan setelah Paulus meninggal? di kota Roma, sebelum perkara Paulus diselesaikan oleh pengadilan?). Maka kita harus bersandar pada isi karya itu sendiri. Karya Lukas berakhir dengan penahanan Paulus di Roma tahun 61-63. Sehubungan dengan itu dalam Kis 28:30+ disebutkan jangka waktu dua tahun. Ini merupakan jangka waktu yang ditentukan oleh hukum, sehingga habis waktu itu sebuah perkara pengadilan dihentikan, bila tidak ada sesuatu bukti yang mendukung tuduhan yang diajukan. Maka boleh jadi bagian Kis ini ditulis setelah Paulus dibebaskan dalam th. 63. Ini rupanya harus diterima atas dasar pertimbangan sebagai berikut: umumnya disetujui bahwa injil Mrk dikarang sekitar tahun 64; Injil Lukas apa lagi Kis pasti dikarang sesudah Mrk; maka haruslah Luk dan Kis dikarang sesudah tahun 64. Ada sejumlah ahli yang mengemukakan tahun 80-100 sebagai waktu Luk dan Kis dikarang. Hal ini memanglah tidak mustahil juga. Hanya sudah diaktan bahwa tidak ada petunjuk pasti yang memaksa kita menunda waktu dituliskannya Luk sampai sesudah tahun 70 Mas. Dan hal yang sama harus dikatakan sehubungan dengan Kis.
Tetapi menentukan waktu tepat merupakan hal yang kurang penting. Sebab nilai utama Kis terletak dalam kenyataan bahwa kitab ini dikarang oleh seseorang yang dengan mata kepala sendiri menyaksikan sebagian besar dari peristiwa yang diceritakannya; sehubungan dengan peristiwa-peristiwa yang tidak disaksikannya sendiri, pengarang menimba dari sumber-sumber lain yang melimpah. Lukas dengan teliti mengumpulkan bahan yang melimpah dari berbagai sumber yang cukup luas dan terperinci. Ini sudah dinyatakan dalam prakata untuk seluruh karyanya (Luk 1:1-4). Penyelidikan karyanya hanya meneguhkan keterangan Lukas itu. Meskipun Lukas dengan saksama mengolah bahannya, hingga di mana-mana nampak kepribadiannya sendiri dan karyanya sungguh sebuah kesatuan juga ditinjau dari segi sastra, namun toh penggunaan sumber-sumber (tertulis) dengan mudah dapat ditunjuk. Ajaran yang disajikan berubah-ubah sesuai dengan situasi-situasi kongkrit dan kadang-kadang memberikan kesan ketuaannya. Kecuali itu bahasa sendiri berubah- ubah: ada bahasa Yunani yang baik sekali; yakni bilamana Lukas sendiri menulis hanya bergantung pada dirinya sendiri atua mengambil bahannya dari buku catatannya sendiri mengenai perjalanannya; tetapi bahasa Yunaninya menjadi berbau bahasa Semit, kurang lancar dan bahkan salah, bila Lukas menceritakan tentang awal-mula jemaat di Yerusalem. Boleh jadi dalam hal ini Lukas dengan sengaja meniru bahasa suci dari Septuaginta, tetapi lebih sering ia mau menghormati berita-berita yang disampaikan kepadanya dalam bahasa Aram, sehingga sesedikit mungkin merubahnya. Ini jelas nampak dalam injil Lukas kalau dibandingkan dengan sumber-sumber yang dipergunakan, yakni injil Markus, dan sumber-sumber yang dipakai baik oleh Lukas maupun oleh Matius. Yang sama kiranya terjadi dalam Kis, meskipun di sini orang tidak dapat membandingkan tulisan Lukas dengan sumber-sumbernya. Namun demikian orang sudah berusaha merekonstruksikan sumber-sumber Kis. Sementara ahli membayangkan sebuah teks menyeluruh dalam bahasa Aram, atas dasar penyelidikan seluruh bagian pertama Kis (1-15:35). Hipotesa ini terlalu kaku, oleh karena tidak memperhatikan kerja Lukas sendiri dalam mengolah sumber-sumbernya, sebagai yang nampak dalam bab-bab Kis tersebut. Sumber-sumber Lukas sebenarnya bermacam-macam dan berkeping- keping. Bahkan tidak pasti juga, kalau-kalau sumber-sumber itu berupa tulisan, meskipun kadang-kadang kiranya mesti diterima. Bagaimanapun juga halnya dengan pembedaan terperinci yang selalu sukar dan tidak pasti, orang dengan mudah dapat menggali beberapa tradisi utama yang dikumpulkan Lukas. Ada sejumlah tradisi mengenai jemaat purba di kota Yerusalem (1-5), kemudian transaksi yang bercerita tentang karya beberapa tokoh khusus, seperti Petrus (TB Kis 9:32-11:18; 12) dan Filipus (TB Kis 8:4-40). Yang terakhir ini mungkin sendiri memberikan informasi kepada Lukas yang berjumpa dengan Filipus di kota Kaisarea (TB Kis 21:8). Jemaat di kota Antiokia kiranya menjadi asal-usul cerita-cerita yang mengisahkan bagaimana pendirian jemaat itu disiapkan dan diwujudkan oleh gerakan orang-orang Yahudi yang berbudaya Yunani (TB Kis 6:1-8:3; 11:19-30; 13:1-3).
Sudah barang tentu Paulus sendiri memberitahu Lukas tentang pertobatannya dan perjalanannya untuk mewartakan Injil kepada orang bukan Yahudi (TB Kis 9:1- 30; 13:4-14:28; 15:36 dst). Sehubungan dengan perjalanan- perjalanan Paulus yang terakhir Lukas juga menggunakan catatan-catatan pribadinya. Mungkin sekali ia hanya menyalin catatan-catatan itu di bagian Kis, tempat ia berkata "kami" dan tempat paling padat ditemukan ciri-ciri bahasa yang bercirikan khas bahasa Lukas (Kis 11:28; 16:10-17; 20:5-21:18; 27:1-28:16). Bahan melimpah yang dikumpulkan itu oleh Lukas disusun dengan mahirnya menjadi kesatuan yang menderetkan macam-macam unsur yang dihubungkan dengan pertolongan semacam "pengulangan" karya ciptaan Lukas sendiri, misalnya Kis 6:7; 9:31; 12:24 dll.
Kesegaran sumbernya dan rasa hormat yang dipakai Lukas mengolah bahannya menjamin nilai historis Kis. Sudah barang tentu usaha yang sukar untuk menghubungkan sutu sama lain unsur-unsur sumber yang bermacam-ragam mengakibatkan, bahwa kadang-kadang apa yang terjadi kemudian ditempatkan dahulu dan peristiwa-peristiwa yang sama diceritakan sampai dua kali atau peristiwa- peristiwa yang aslinya tersendiri dijadikan satu. Misalnya apa yang dikisahkan dalam bab 12 pasti terjadi sebelum Barnabas dan Paulus mengunjungi kota Yerusalem, seperti diceritakan dalam 11:30 dan 12:25, seandainya kunjungan itu tidak harus disamakan dengan yang diceritakan dalam bab 15. Tidak mustahil juga bahwa "konsili di Yerusalem (15) sesunggguhnya mempersatukan perdebatan tersendiri (bdk catatan). Tetapi perubah dan pengolahan kecil tersebut tidak mengurangi nilai keseluruhan Misalnya: sangat mengherankan bahwa Lukas tanpa menggunakan surat-surat Paulus mengisahkan kegiatan Paulus dalam mewartakan Injil begitu rupa, sehingga menurut garis-garis besarnya sesuai dengan apa yang dikatakan Paulus sendiri, bahkan dalam suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia, asal diperhatikan juga apa yang dikatakan di muka. Sehubungan dengan peristiwa- peristiwa yang lebih dahulu memanglah kita tidak dapat membandingkannya dengan berita-berita lain. Tetapi kejadian-kejadian yang dikisahkan adalah wajar sekali, sedangkan Lukas ternyata mempunyai rasa hormat yang besar terhadap sumber-sumbernya. Maka juga cerita-cerita itu menyajikan hal-hal terperinci dan segar, yang sesuai dengan keadaan. Terutama orang ragu-ragu mengenai wejangan- wejangan yang tercantum dalam Kis. Ada yang mengatakan bahwa wejangan-wejangan itu adalah ciptaan Lukas sendiri, meskipun dibawakan oleh tokoh-tokoh tertentu dalam kisahnya. Cara semacam itu sangat lazim di antara sejarawan zaman itu. Tetapi betapa besarpun bakat Lukas, sukarlah menerima bahwa seseorang yang berkebudayaan Yunani sesudah empat puluh tahun masih mampu menciptakan pidato- pidato yang begitu berbau ketuaan dan Yahudi, seperti misalnya wejangan-wejangan Petrus atau Stefanus. Tidak dapat tidak Lukas mempunyai mempunyai bahan-bahan yang sudah tersedia. Ini tidak mengherankan sedikitpun mengingat bahwa pewartaan purba terdiri atas beberapa pokok utama yang didukung dengan argumen yang sudah menjadi tradisionil dan yang dengan rumusan tetap dihafalkan. Ada kumpulan ayat- ayat Kitab Suci untuk orang-orang Yahudi; pemikiran-pemikiran filsafat populer bagi orang-orang Yunani; dan untuk semua ada pewartaan hakiki (kerygma) mengenai Kristus, yang wafat dan bangkit, disertai dengan ajakan untuk bertobat dan menerima baptis. Lukas kiranya baik melalui tradisi maupun melalui pengalaman pribadi mengenal kerangka pewartaan Kristen semula. Dan atas dasar ini dan dengan perasaan halusnya ia dapat menyusunnya dalam wejangan-wejangan tersebut suatu ajaran yang nilainya tinggi dan unggul kepentingannya.
Kebenaran obyektip Kis diserang oleh pihak lain lagi. Orang mempersoalkan maksud-tujuan Kis. Pengikut-pengikut F.Ch. Baur berpendapat bahwa Kis merupakan sebuah tulisan yang dikarang dalam abad 2 dengan maksud memperdamaikan dua aliran yang sulit bertentangan. Aliran satu ialah pengikut-pengikut Petrus, sedangkan yang lain menganut Paulus. Hanya saja hipotesa ini terlalu menunda waktu dituliskannya Kis. Kecuali itu hipotesa itu berdasar pada sebuah filsafat tentang sejarah, yakni filsafat Hegel, dan bukanlah pada penafsiran Kitab Suci. Memanglah dewasa ini hipotesa yang radikal itu tidak mendapat pendukung lagi. Tetapi masih sering kali dikatakan bahwa Kis sesungguhnya berupa sebuah pembelaan, sehingga pasti membengkokkan dan memalsukan kejadian-kejadian dan kebenaran. Lukas, menurut pendapat tersebut mau membela Paulus di hadapan para pejabat Roma untuk meyakinkan mereka bahwa Paulus tidak beruat salah sedikitpun terhadap negara. Ini sesungguhnya hanya satu segi dari kitab Kis dan orang tidak boleh menganggap sebagai maksud kurang jujur apa-apa yang sebenarnya merupakan keyakinan tulus-ikhlas dan yang berdasar. Memanglah Lukas menekankan bahwa pertentangan antara Paulus dan orang-orang Yahudi bersifat keagamaan belaka, dan iapun menonjolkan kesetiaan dan ketaatan Paulus terhadap negara Roma serta kewibawaannya. Tetapi inipun seluruhnya sesuai dengan kebenaran historis dan Lukas sepenuh-penuhnya berhak menarik pengajaran itu dari kejadian-kejadian. Kecuali itu perlu diulangi lagi, bahwa maksud khusus itu bukan seluruh maksud- tujuan karya Lukas. Karya itu sekali-kali bukan sebuah pembelaan yang ingin diajukan kepada pengadilan Roma. Maksud utama Kis ialah mengisahkan awal-mula agama kristen demi sejarah itu sendiri.
Untuk meyakinkan diri tentang itu cukuplah orang menyelidiki susunan Kis. Maka nampaklah bahwa kitab itu hanya memperlihatkan bagaimana perkataan Yesus yang ditempatkan pada awal kisah terlaksana. Sabda Yesus: "Kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan samapi ke ujung bumi" (TB Kis 1:8). Mula-mula kepercayaan Kristen berakat kuat-kuat di Yerusalem, tempat jemaat pertama bertambah karunia dan jumlahnya (1-5). Tidak lama kemudian kepercayaan itu mulai merambat, hal mana dipersiapkan oleh semangat universalis yang menjiwai orang-orang Yahudi berbudaya Yunani yang masuk Kristen dan oleh pengusiran mereka setelah Stefanus mati sahid (TB Kis 6:1-8:3). Iman Kristen sampai di daerah Samaria (TB Kis 8:4-25) dan juga di daerah di sebelah selatan dan timur Yerusalem hingga ke pantai dan kota Kaisarea (TB Kis 8:26-40; 9:32-11:18). Dalam pada itu cerita tentang pertobatan Paulus memberitahu kita bahwa di kota Damsyik sudah ada orang-orang Kristen dan begitu pewartaan Injil di daerah Kilikia sudah dipersiapkan juga (TB Kis 9:1-30). Ulangan seperti tercantum dalam 9:31 (yang masih menyebutkan daerah Galilea) menonjolkan bagaimana iman Kristen meluas. Kemudian kota Antiokhialah yang menerima Kabar Gembira (TB Kis 11:19-26). Selanjutnya kota itu menjadi pusat pewartaan sementara memupuk hubungan baik dengan Yerusalem, tempat dimusyawarahkan soal-soal utama mengenai pewartaan injil kepada orang-orang yang bukan Yahudi (TB Kis 11:27-30; 15:1-35). Sebab memanglah sudah tiba saatnya Injil dibawa juga kepada mereka. Setelah Kornelius masuk menjadi Kristen dan Petrus dipenjarakan di Yerusalem, maka rasul itu berangkat entah kemana (12). Selanjutnya Pauluslah yang memainkan peranan penting dalam kisah Lukas. Sebelum konsili di Yerusalem Paulus sudah pergi ke pulau Siprus dan ke daratan Asia Kecil (13-14). Sesudahnya Paulus berlayar ke daerah Makedonia dan Yunani (15:36 - 18:22; 18:23-21:17). Paulus selalu kembali ke Yerusalem dan penahananya di kota itu, lalu penahanannya di kota Kaisarea (TB Kis 21:18-26:32) memberi Paulus kesempatan membiarkan diri sebagai tawanan, meskipun tetap sebagai pewarta Injil lalu dibawa ke Roma tempat ia dengan terbelenggu mewartakan Kristus (27-28). Dilihat dari Yerusalem maka ibu kota kerajaan Roma itu sungguh-sungguh merupakan "ujung bumi". Maka Lukas boleh mengakhiri kitabnya.
Boleh jadi orang menyesal, bahwa Lukas tidak menceritakan apa-apa tentang karya rasul-rasul lain dan tidak pula tentang pendirian beberapa jemaat penting, seperti misalnya di kota Aleksandria, atau malahan di kota Roma sendiri. Sudah pasti bahwa di kota itu iman Kristen sudah tertanam sebelum Paulus tiba (lihat surat kepada jemaat di Roma, yang ditulis Paulus selama perjalanannya yang ketiga). Juga tentang karya Petrus di luar Palestina tidak dikatakan apa-apa. Pauluslah yang menduduki tempat yang menyolok dalam kisah Lukas, sehingga dalam bagian kedua Kis hanya Paulus saja yang masih berperan. Tetapi justru oleh karena Lukas berdiam diri dan meninggalkan banyak soal, maka kita mendapat jaminan yang paling baik bagi apa yang dikisahkannya. Ia tidak menceritakan apa- apa, kecuali kalau ia mengetahuinya baik oleh karena menyaksikan sendiri maupun karena mendapat dari sumber-sumber yang nilainya dapat diawasi. Kecuali itu Kis bukanlah sebuah kitab ilmu sejarah yang utuh lengkap, melainkan sebuah penjelasan mengenai daya perambat rohani yang terkandung dalam agama Kristen. Serta ajaran teologis yang dapat ditarik Lukas dari kejadian-kejadian yang diketahuinya mempunyai nilai universil yang tidak dapat diganti dan yang membuat karyanya berharga tinggi.
Sumbangan di bidang ajaran adalah berganda. Iman akan Kristus yang menjadi dasar pewartaan rasuli disajikan dengan pemerincian yang semakin tumbuh. Mula-mula iman akan Kristus itu berpusatkan pada kejayaan manusia Yesus yang telah menjadi Kurios berkat kebangkitanNya (TB Kis 2:22-36), kemudian oleh Paulus Yesus diberi gelar "Anak Allah" (TB Kis 9:20). Berkat wejangan-wejangan yang tercantum dalam Kis kita mengenal ayat-ayat utama dari Kitab Suci yang digunakan umat berkat pimpinan Roh Kudus sebagai sarana untuk merumuskan ajaran mengenai Kristus dan sebagai pembuktian bagi orang-orang Yahudi. Baiklah diperhatikan khususnya apa yang dikatakan tentang Yesus sebagai Hamba Allah (TB Kis 3:13, 26; 4:27, 30; 8:32-33) dan sebagai Musa yang baru (3:22 dst; 7:20 dst). Kebangkitan Yesus dibuktikan dengan Mzm 16:8-11 (Kis 2:24-32; 13:34-37). Sejarah umat terpilih menjadi peringatan bagi orang-orang Yahudi, supaya jangan menentang kasih karunia Allah (7:2-53; 13:16-41). Di hadapan orang-orang bukan Yahudi disodorkan dalil-dalil yang diambil dari ajaran tentang Allah yang lebih umum (TB Kis 14:15-17; 17:22-31). Tetapi para rasul pertama-tama "saksi" (TB Kis 1:8+) dan Lukas meringkas pemberitaan mereka (TB Kis 2:22+) dan bercerita tentang "tanda-tanda" ajaib yang mereka lakukan. Persoalan paling gawat bagi Gereja yang baru lahir ini ialah: bagaimana orang-orang bukan Yahudi dapat menolong keselamatan. Tentang persoalan itu Kis memberi keterangan yang jitu: para saudara di Yerusalem terpimpin oleh Yakobus tetap setia pada hukum Taurat Yahudi (TB Kis 15:1, 5; 21:20) dst. Sebaliknya, orang-orang "ke-Yunanian" yang juru bicaranya yalah Stefanus merasa perlu melepaskan ibadat dalam Bait Allah. Petrus dan terutama Paulus dalam konsili di Yerusalem memenangkan asas bahwa hanya iman akan Kristus menyelamatkan, sehingga tak perlu orang-orang bukan Yahudi menepati hukum Taurat dan bersunat. Namun demikian tetap benar bahwa keselamatan datang dari bangsa Yahudi, sebagaimana dinyatakan oleh Lukas juga. Paulus selalu terlebih dahulu menghadapi orang-orang Yahudi. Baru setelah ditolak oleh kaum sebangsanya ia pergi kepada orang-orang bukan Yahudi (TB Kis 13:5+). Mengenai cara hidup jemaat-jemaat purba Kis juga memberi informasi yang sangat berharga: tentang jemaat muda di Yerusalem yang bersembahyang dan yang yang angggota-anggotanya membagi-bagikan harta miliknya; tentang caranya orang dibaptis dan tentang baptisan dalam Roh Kudus (TB Kis 1:5+); tentang Ekaristi yang dirayakan (TB Kis 2:42+); permulaan penyusunan sebuah jemaat sebagai organisasi, yang mempunyai nabi-nabi" dan "pengajar-pengajar" (TB Kis 13:1+), ataupun "penatua" yang mengepalai jemaat di Yeruslem (TB Kis 11:30) dan yang oleh Paulus diangkat pada semua jemaat yang didirikannya (TB Kis 14:23). Kesemuanya itu dinaungi, dibimbing dan dijiwai oleh embusan tak kelihatan dari Roh Kudus. Dalam injilnya Lukas sudah menekankan peranan Roh Kudus itu (Luk 4:1+) dan dalam Kis ia terus memperlihatkan bahwa Roh Kudus itulah yang berkarya dalam perambatan Gereja (Kis 1:8+), sehingga Kis dapat diberi judul "Injil Roh Kudus". Itulah sebabnya maka karya Lukas itu penuh dengan kegembiraan rohani dan gejala-gejala adikodrati yang hanya mengherankan mereka yang tidak sampai memahami peristiwa tunggal itu, ialah lahirnya agama Kristen. Pada kekayaan ajaran tersebut masih perlu ditambahkan berita-berita tentang sekian banyak kejadian kongkrit yang hanya kita ketahui berkat Kis: kehalusan budi dan jiwa, yang digunakan Lukas untuk menggambarkan tokoh-tokoh kisahnya: adegan-adegan lucu dan menarik hati seperti pidato Paulus di hadapan raja Agripa (26) dan bagian-bagian yang mengharukan hati seperti pidato perpisahan Paulus kepada para penatua jemaat di Efesus (TB Kis 20:17-38). Mengingat kesemuanya itu niscaya orang sependapat dalam menilai kitab yang jenisnya tunggal dalam Perjanjian Baru ini sebagai sebuah karangan yang penuh harta kekayaan. Seandainya tidak ada, maka pengetahuan kita tentang awal-mula agama Kristen sangat kurang.
Sama dengan teks seluruh Perjanjian Baru, teks Kis juga sampai kepada kita dengan macam-macam varian mengenai hal-hal kecil-kecil. Tetapi dalam teks Kis terdapat lebih banyak kelainan dalam apa yang disebutkan sebagai "teks Barat" (dalam naskah Bezae, dalam terjemahan kuno ke dalam bahasa Latin dan Siria dan pada beberapa pujangga Gereja dahulu). Dan varian-varian itu layak diberi perhatian. Di samping sejumlah kerusakan yang mudah menyusup ke dalam sebuah teks populer yang kurang bersih dari resensi Aleksandria, terdapatlah dalam teks Barat tersebut sejumlah tambahan konkrit dan khas yang barangkali asli juga. Varian-varian teks Barat yang paling penting dimuat dalam catatan-catatan terjemahan ini.
Ende: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH RASUL-RASUL
KATA PENGANTAR
Tentang isi dan maksud karangan ini umumnja
Mula-mula sebagai landjutan langsung dari "Indjil ketiga" karangan ini
be...
KISAH RASUL-RASUL
KATA PENGANTAR
Tentang isi dan maksud karangan ini umumnja
Mula-mula sebagai landjutan langsung dari "Indjil ketiga" karangan ini beredar sebagai satu dengannja. Baru pada pertengahan abad kedua, ketika keempat karangan Indjil digabungkan mendjadi satu buku, karangan ini dipisahkan dari padanja dan diberi djudul tersendiri.
Djudul itu ialah: "Perbuatan-perbuatan Para Rasul", jang kemudian mendapat bentuk "Kisah Rasul-rasul" djuga, seperti jang kita pakai. Tetapi hanja dua Rasul jang dikisahkan "perbuatan-perbuatannja" dan itupun djauh dari lengkap. Rasul-rasul jang lain hanja disebut namanja, atau seperti mengenai Joanes dan Jakobus terdapat satu dua tjatatan sadja, sedangkan ada pembantu-pembantu Rasul- rasul jang agak luas diberitakan peranannja.
Dalam bagian pertama bab 1-12, Petrus adalah tokoh utama dan dalam bagian kedua, bab 13-28 Paulus. Dalam bagian kedua ini kita hanja satu kali lagi bertemu dengan Petrus, jaitu dalam bab 15 sebagai ketua sidang Rasul-rasul di Jerusalem.
Lukas bukan bermaksud menulis suatu riwajat hidup atau djasa-djasa kedua Rasul itu, dan bukan pula suatu buku sedjarah jang agak lengkap, teliti dan teratur, melainkan hanja sekedar menggambarkan perkembangan pesat umat Kristus jang ia kenal dan jang perkembangannja sebagian disaksikannja sendiri. Umat Kristus jang dikenalnja, ialah umat induk di Jerusalem dan sekitarnja, dan terutama perkembangan diantara kaum penjembah dewa-dewa dikota Antiochia di Siria, tempat asalnja, dan kearah Barat sampai ke Roma, jang mendjadi wilajah kerdjanja sendiri. Dan untuk menggambarkan itu Lukas memilih dari bahan-bahan jang tersedia baginja, hanja beberapa kedjadian dan kenjataan jang terasa penting olehnja atau jang dialaminja sendiri. Kita berterima kasih kepada Lukas, dan bersjukur kepada Rob Kudus jang mengilhaminja, atas pemilihan bahan itu dan usaha menjusunnja. Biarpun gambarannja tidak utuh, tetapi tjukup bersisi sebagai pokok perenungan bagi kita, sehingga dengan djalan penjelidikan dan perenungan, kita dapat membentuk suatu pandangan jang lebih utuh bagi diri kita sendiri. Dan itu dapat ditjapai lebih sempuma, kalau kita serentak dengan Kis. Ras. membatja dan membahas surat-surat Paulus dan Rasul-rasul jang lain.
Kisah Rasul-rasul meriwajatkan tahap terachir dari djalan penjelamatan
Tahap terachir dari djalan penjelamatan, ialah perwudjudan keselamatan abadi dalam seluruh umat manusia. Kis. Ras. memang hanja dapat memberitakan permulaan perwudjudan itu, sebab sedjarah penjelamatan itu masih berdjalan dan akan berdjalan sampai pada acbir zaman.
Perwudjudan itu tersendiri bagi seluruh umat manusia oleh Kurban Jesus disalib. Oleh darah Jesus dosa pokok terhapus, perdamaian Allah dengan bangsa manusia terpulih, djalan untuk mendekati Allah terbuka. Dengan Kurban Jesus disalib itu dan kebangkitannja djalan penjelamatan sudah pada puntjaknja: keselamatan abadi sudah terwudjud sampai semua manusia dapat memperoleh bagian dalamnja. Tetapi untuk memperoleh bagian dalamnja, perlu tiap-tiap manusia menempuh djalan penjelamatan sendiri. la harus memenuhi sjarat-sjarat tertentu untuk mendapat pengampunan dosa dan untuk dianugerahi hidup abadi itu. Perlu Pula ada orang Jang berwenang untuk menerangkan apakah arti dan hakekatnja hidup abadi itu, dan menundjukkan djalan penjelamatan kepadanja, lagipun memimpinnja pada djalan itu. Tugas memperkenalkan hidup abadi dan djalan kearahnja, serta melaksanakan pemimpinan itu, lagi kuasa untuk menjampaikan hidup abadi itu, diserahkan oleh Jesus kepada Para RasulNja dan kepada seluruh umat sebagaimana tersimpul dalam amanat Jesus terachir :"KepadaKu diserahkan segala kuasa disurga dan dibumi, maka pergilah kamu dan buatlah segala bangsa mendjadi muridku, dengan mempermandikan mereka pada nama Bapa, dan Putera dan Roh Kudus, dan adjarkanlah mereka melaksanakan segala sesuatu jang telah Kuperintahkan kepada kamu. Mt. 28:19-20.
Kisah Rasul-rasul meriwajatkan pelaksanaan amanat Jesus jang terachir kepada para RasulNja
Buatlah segala bangsa mendjadi muridKu. Tentu sadja pertama-tama dengan pemakluman Indjil. Tetapi untuk mentjapai "segala bangsa" sampai keudjung bumi (Kis. Ras. 1:8), perlu organisasi jang luas sekali dan teratur rapih. Jesus sendiri mendasarkannja dengan membentuk satu umat ketjil, terdiri dari keduabelas Rasul dan sekelompok murid-murid, dengan Petrus sebagai pemimpinnja. memang ketjil sebagai bidji sesawi, tetapi jang akan subur bertumbuh mendjadi pohon jang dahan-dahan dan ranting-rantingnja menaungi seluruh dunia. Dan segera sesudah Pentekosta umat ketjil mulai berkembang pesat, Rasul-rasul pergi bertebaran kesegala djurusan; dan muntjul pengadjar-pengadjar Indjil dan nabi- nabi, jang diilhami dan didorong oleh Roh Kudus, untuk pergi kemana-mana sebagai pembantu-pembantu para Rasul. Selain kedjurusan Timur dan Selatan, jang tidak diberitakan dalam karangan ini, dalam waktu 30 tahun, kearah Utara dan Barat, Indjil telah tersebar disegala kota jang agak besar, diseluruh Asia-Ketjil, Masedonia dan Achaja, sampai di Roma.
Dengan mempermandikan mereka. Baru dengan menerima Permandian para tjalon mendjadi murid Jesus jang sedjati, jaitu dibersihkan dari dosa (Kis, Ras. 12:16; lbr. 10:22; 1 Kor. 6:11; Rom. 6:1-14); lahir baru (Jo. 3:5), mendjadi anak Allah dan menjerupai Kristus (Gal. 3:26-27), dipersatukan dengan Kristus (Rom. 6:3), diresapi dengan Roh Kudus (I Kor. 12:13) dan dikuduskan (I Kor. 6:11; Ef. 5:26). Dengan ringkas; didalam dan oleh Permandian, keselamatan abadi atau hidup abadi itu diperwudjudkan dalam masing-masing manusia jang pertjaja. Lazim dikatakan bahwa semua itu terdjadi setjara sakramentil. Artinja ada upatjara tertentu jang pada pokoknja ditetapkan oleh Jesus sendiri dengan djaminan, bahwa ketika upatjara itu dilangsungkan pada seorang jang pertjaja, dosanja dihapus dan hidup abadi dianugerahkan kepadanja oleh Allah. Karena upatjara jang kelihatan itu, berhubung dengan djaminan tersebut diatas, orang jang dipermandikan dapat pertjaja dengan penuh kejakinan, bahwa mereka mempunjai keadaan jang baru itu. Dan karena keadaan jang baru itu terdjamin, maka iapun diterima sebagai anggota umat, jaitu masuk Keradjaan Allah jang kelihatan.
Dan adjarkanlah mereka melaksanakan segala sesuatu jang telah Kuperintahkan kepadamu. "Murid-murid" Jesus jang baru dipermandikan belum segera adalah pengikut Jesus jang sempurna. Hidup baru itu harus dipelihara dan bertumbuh, pengetahuan akan adjaran-adjaran Jesus harus diperluas dan pengertian diperdalam; mereka harus beladjar mewudjudkan tjita-tjita Indjil.
Pesan"adjarkanlah mereka" merangkum petugasan jang luas dan berat. Dapat
dikatakan tugas itu merupakan penggembalaan jang dimaksud Jesus dalam Jo.
Ada upatjara-upatjara lain lagi jang berwudjud sakramentil. Dengan penumpangan tangan alas orang jang telah dipermandikan, Rasul-rasul menurunkan Roh Kudus atas mereka setjara njata. (8:17-19; 9:12,17; 19:6). Disini kita ingat akan Sakramen Krisma (Penguat).
Dengan penumpangan tangannja pula, Rasul-rasul (atau pengganti mereka) memberi kekuasaan jang tertentu kepada para "diakon" (6:6) dan orang tua-tua (presbiter, episkopos): II Tim. 1:6; 1 Tim. 4:14; 5:22; Kis. Ras. 13:3. Apakah penumpangan tangan ini merupakan Sakramen Imamat, tidak djelas. Tetapi djika tidak, siapakah jang "Memetjahkan Roti" bagi umat-umat jang djarang sekali dikundjungi seorang Rasul? Dari I Kor. 11:17-34 terang pula bahwa di Korintus Ekaristi biasa dirajakan djuga kalau Paulus tidak ada.
Bahwa orang tua-tua mempunjai kuasa memberi Sakramen-sokramen tjukup njata pula dari Jak. 5:14-16. Dan disitu terang djuga, bahwa dewasa itu Sakramen urapan orang-orang sakit sudah lazim.
Supaja penggembalaan lantjar, Rasul-rasul mengatur pemimpinan umat-umat dengan mengadakan suatu hirarki. Rasul-rasul tetap memegang putjuk pimpinan. Petrus selalu bertindak dan diakui sebagai ketua Para Rasul dan kepala Geredja. Dalam tiap-tiap umat, Rasul-rasul menentukan suatu badan pimpinan, jang anggota- nggotanja disebut orang tua-tua, para presbiter atau episkopos. Terdapat Pula pengadjar-pengadjar resmi dalam umat-umat. Ketudjuh "diakon" (6:6) kemudian kita temui sebagai pengadjar.
Umat Kisah Rasul-rasul adalah umat Kristus
Rasul-rasul jang disebut namanja dalam 1:13 dan sedang menunggu kedatangan Roh Kudus, lagi sesudah menerimaNja segera mulai memaklumkan Indjil, adalah jang sama dengan mereka jang mula-mula dipilih oleh Jesus dan dua tiga tahun setjara istimewa dididik olehnja. Inti pemakluman mereka tetap peri hal Jesus: bahwa la sungguh Mesias sebab segala nubuat para nabi ditepati padanja, bahwa Ia disalibkan dan dibangkitkan kembali menurut rentjana Allah jang njata dalam Kitab Kudus, dan bahwa la satu-satunja penjelamat bagi semua orang. Dan jang mereka kerdjakan tak lain selain memenuhi amanat Jesus, sebagaimana telah dipaparkan diatas tadi. Mereka selalu insjaf bahwa mereka bekerdja melulu sebagai petugas Jesus, memaklumkan Indjil Jesus Kristus (5:12; 8:5; 11:2 dll), menjembuhkan orang-orang sakit dengan nama Jesus (3:6; 4:10), mempermandikan orang masuk umat atas nama Jesus (2:38 dan lain-lain). Mereka dilarang mengadjar ,dengan" nama Jesus (4:18). Mereka gembira sebab didera demi nama Jesus (5:41). Jesus kadang-kadang sendiri djuga bertindak seperti dalam peristiwa bertobatnja Paulus dan dengan mengangkat dia mendjadi Rasul. Dan diluar Palestina Para anggota umat oleh orang-orang Junani disebut "kristianoi", artinja penganut Kristus.
Umat dipimpin oleh Roh Kudus
Umat tahu, bahwa Jesus jang duduk dalam kemuliaannja disebelah kanan Allah tetap kepala umat, dan tetap ada serta dengan mereka (Mt. 28:20) sebagai penjelenggara utama. Sebab itu mereka gemar menamakannja "Tuhan kita". Tetapi umat tahu djuga bahwa Jesus telah menjerahkan pelaksanaan penjelenggaraan itu kepada Roh Kudus, dan bahwa pelahsanaan itu didjalankan dalam kesatuan paham dan kehendak jang sempurna dengan Jesus. Mereka mengetahui itu dari sabda Jesus dalam Jo. 14:26 dan 15:26-27, dan kepentingan penjelenggaraan Roh Kudus, mereka chususnja mengerti dari Jo. 16:7-15, dimana Jesus bersabda: Baik bagimu Aku pergi, sebab kalau Aku tidak pergi, Penolong itu (Roh Kudus) tidak datang kepadamu". Umat ketjil jang dibentuk Jesus sendiri disuruh menantikan kedatangan Roh Kudus di Jerusalem. Sabda Jesus: Kamu akan menerima kekuatan Roh Kudus jang akan turun atas kamu, supaja kamu akan memberi kesaksian tentang Aku di Jerusalem, diseluruh Judea dan Samaria, dan sampai diudjung bumi" (Kis. Ras. 1:8).
Dan pada pagi hari Pentekosta Roh Kudus tiba-tiba turun atas mereka. la menampakkan kedatangannja dengan tanda-tanda jang njata. Dengan njala-njala api jang mela.mbangkan penerangan akal-budi, pemurnian hati dari unsur-unsur jang tidak tulen, dan pengobaran semangat; lagi dengan deru badai jang hebat sebagai lambang kekuatan, jang dirasakan tetapi tidak kelihatan. Dan semua jang duduk dalam ruangan itu "dipenuhi" dengan Roh Kudus, jaitu dengan pengertian, kekuatan dan semangat jang njata. Rasul-rasul bukan lagi murid jang ragu-ragu, melainkan jang sudah dewasa dengan kedewasaan Kristus, penuh pengertian tentang hakekat dan tudjuan Keradjaan Allah, insjaf akan tugas dan tanggung-djawabnja, penuh semangat tanpa takut-takut dan berani mengurbankan dirinja. Adjaib Pula bagaimana dalam waktu jang singkat sekali, tiga ribu orang mendapat pengertian dan digerakkan hatinja sampai dapat dipermandikan. Segala jang terdjadi pada hari Pentekosta itu kita namakan: Mukdjizat Pentekosta.
Dan mukdjizat Pentekosta itu dilandjutkan. Umumnja setjara batiniah. Terus- menerus Roh Kudus memberi ilham, menggerakkan hati, memperkuat kehendak, memberi pimpinan, terutama kepada Para Rasul dan pembantu-pembantu mereka, tetapi djuga kepada para beriman pribadi. Tetapi supaja mereka lebih insjaf dan untuk memperkuat kejakinannja, Roh Kudus sering bertindak setjara njata djuga. Kalau dikatakan bahwa Petrus, Stefanus, Barnabas dan Paulus berbitjara "penuh dengan Roh Kudus", hal itu berarti bahwa kepenuhan itu tampak dalam isi dan gaja pembitjaraannja (4:8; 7:55; 11:22; 15:9). Demikian djuga dimana diberitakan, bahwa umat sedang berkumpul dan berdoa tiba-tiba dipenuhi Roh Kudus (14:31;10:44; 15:52). Roh Kudus memimpin setjara njata. Roh Kudus "berkata" kepada Pilipus (8:29). Pilipus dilenjapkan oleh Roh Kudus (8:59). Agabus didorong oleh Roh Kudus (11:28). Roh Kudus bersabda kepada Petrus (10:19). Roh Kudus berkata: "Sendirikanlah Barnabas dan Saulus untuk tugas jang telah Kutentukan baginja"(15:2). Mereka berangkat atas suruhan Roh Kudus (13:4). Paulus dihalangi oleh Roh Kudus pergi ke Asia (16:6) dan tidak diizinkan ke Bitinia (16:7). Keinsjafan akan peranan Roh Kudus jang mutlak itu terang pula, dimana Petrus berkata kepada Ananias dan Safira, bahwa mereka bukan membohongi dan mentjobai manusia melainkan Roh Kudus (5:3,9). Kesadaran akan kesatuan kerdja antara Rasul-rasul dan Roh Kudus djelas Pula dalam utjapan 5:32 jakni: "kami adalah saksi bersama dengan Roh Kudus". Lebih lagi dan setjara resmi, dalam rumusan surat Sidang Rasul-rasul di Jerusalem kepada umat di Antiochia: ,Roh Kudus dan kami telah memutuskan...." (15:28).
Suatu kesimpulan
Kisah Rasul-rasul bersifat buku sedjarah, jang terlebih bermaksud meriwajatkan dan menggambarkan perkembangan lahiriah umat dan berhubungan dengan itu penjelenggaraan Roh Kudus jang njata. Tetapi didalam umat muda, dan terus sampai pada hari ini, terdapat Pula penjelenggaraan Roh Kudus jang tidak njata, dan lebih hakiki dan penting lagi, jaitu penjelenggaraan kehidupan Ilahi didalam batin tiap-tiap anak Allah. Roh Kuduslah jang mentjiptakan kehidupan itu didalam Para anak Allah, lalu tetap hidup didalam mereka. la memelihara, menumbuhkan, memperkuat dan menjuburkan hidup itu dalam kerdja sama bersama anak Allah itu sendiri. Demikian dihasilkan buah-buah untuk kehidupan abadi.
Penjelenggaraan Roh Kudus jang serba batiniah ini chususnja dinjatakan dan dibitjarakan oleh Paulus dalam surat-suratnja. Dalam surat-surat Paulus itu kita saksikan djuga perkembangan pengertian dan praktek hidup keagamaan, jaitu hidup rohani dalam umat-umat, sebagai perwudjudan adjaran-adjaran Indjil. Sebab itu Kisah Rasul-rasul dan surat-surat Paulus, beserta surat-surat Rasul-rasul jang lain dan Wahju Joanes saling melengkapi, dan bersama-sama memberi gambaran jang tjukup utuh dari perwudjudan dan perkembangan "Geredja" purba.
Nilai-nilai Kisah Rasul-rasul bagi kita pribadi
1. Bagi pembatja-pembatja surat-surat Paulus, Kis. Ras. penting sebagai merupakan latar belakang surat-surat itu. Banjak bahagian didalam surat-surat itu sukar dimengerti tanpa riwajat dan gambaran-gambaran jang terdapat dalam karangan Lukas itu.
2. Kisah Rasul-rasul sanggup Pula meneguhkan kejakinan dan memperkuat serta
menghidupkan iman kita. Kita diperingatkan didalamnja, bagaimana djalan
penjelamatan jang mulai dengan terpanggilnja Abraham, lalu makin lama makin naik
tinggi sepandjang Perdjandjian Lama, dan mentjapai puntjaknja dalam Indjil dan
chususnja dalam Kurban Jesus disalib serta kebangkitannja, lalu pada tingkatan
itu langsung diteruskan dalam umat purba sampai dizaman kita. Dalam membatja
Kis. Ras. kita saksikan, bahwa Geredja kita benar-benar dibangunkan diatas
"dasar Rasul-rasul dan Para Nabi, sedangkan Jesus adalah batu sendinja". (
Kita lihat djuga bahwa unsur-unsur hakiki agama kita, pokok hirarki dan suasana keagamaan sebagai perwudjudan Indjil, jang sekarang kita hajati pada taraf perkembangan jang lebih tinggi dan utuh, sudah ada dan hidup dalam umat purba itu.
3. Dan jang paling penting ialah: Kisah Rasul-rasul sebagai karangan jang diilhamkan oleh Roh Kudus dimaksudkan mendjadi buku renungan bagi Geredja dikemudian hari, djuga bagi kita masing-masing, untuk menginsjafkan kita, bahwa pengaruh Roh Kudus didalam Geredja Kudus dimasa ini masih ada djuga. Chususnja kenjataan-kenjataan peristiwa Pentekosta, tetapi djuga seluruh penjelenggaraan Roh Kudus jang njata dizaman Rasul-rasul, dapat dan harus mejakinkan kita, bahwa dan bagaimana Roh Kudus memimpin dan mendjiwai Geredja sekarang djuga. Kita mengerti, bahwa tanda-tanda jang njata perlu bagi umat muda untuk membina dan meneguhkan iman, jang bukan segera mendjadi darah daging mereka; tetapi kemudian tidak perlu lagi, sebab iman telah tjukup didasarkan pada pernjataan Kitab Kudus, mengenai hal ini chususnja pada pernjataan-pernjataan Kisah Rasul-rasul bersama surat-surat Paulus dan surat-surat para Rasul-rasul jang lain. Sebab itu penting sekali kitapun memperteguhkan dan menghidupkan iman kita dengan merenungkan apa jang ditulis bagi kita dalam Kisah Rasul-rasul dan Surat-surat Rasul-rasul itu, sampai kita jakin dan isnjaf benar-benar akan pimpinan agung Roh Kudus dalam Geredja, sehingga kita pertjaja akan kebenaran urusan-urusan dan keputusan-keputusan resmi dari pimpinan Geredja dan menerimanja tanpa sjarat serta melaksanakannja dengan rendah hati. Lagi pula supaja kita tetap insjaf, bahwa Roh Kudus hidup dalam batin kita masing-masing sebagai pokok dan pentjipta hidup atas kodrati (hidup abadi) kita. Kalau kita saksikan dan renungkan, bagaimana Roh Kudus mendjiwai setjara njata orang-orang beriman dimasa purba, maka dapat kita bajangkan bagaimana Roh Kudus djuga mendjiwai kita, setjara tidak njata kepada pantjaindera, tetapi tjukup njata bagi mata kepertjajaan jang berintuisi. Perenungan jang demikian tentu mempererat dan menghidupkan hubungan kita dengan Roh Kudus dalam beribadat kepadanja dan berdoa meminta pengertian, kekuatan hati dan pimpinan. Hal itu memang mahapenting bagi kita.
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KETIKA MANUSIA BERKATA "TIDAK" DAN ALLAH BERKATA "YA" (Kis 5:12-42)
Selama bertahun-tahun, pemerintahan totaliter telah mencoba u...
KETIKA MANUSIA BERKATA "TIDAK" DAN ALLAH BERKATA "YA" (Kis 5:12-42)
Selama bertahun-tahun, pemerintahan totaliter telah mencoba untuk menghancurkan agama Kristen. Di hari-hari pertama munculnya agama Kristen, kekuasaan Kekaisaran Romawi berbalik menentang gereja. Dalam sejarah baru-baru ini, Komunisme berusaha keras untuk menetralisir pengaruh agama Kristen. Apa yang gagal disadari oleh para pemimpin organisasi ini adalah baik Yesus maupun para rasul-Nya bukanlah orang-orang revolusioner.1
Di dunia Barat umumnya dan Amerika khususnya, kita sering menyamakan agama Kristen dengan demokrasi, tetapi Kristus sebenarnya tidak pernah memberikan restu-Nya terhadap sistem pemerintahan apa saja. Memang, kita akan lebih mudah menjalankan agama dalam keadaan bebas daripada di bawah penindasan, tetapi Perjanjian Baru mengajar kita untuk menjadi warga negara yang baik terlepas apapun bentuk pemerintahannya. Dunia sedang dalam cengkeraman tangan besi Romawi dan Nero, kaisar yang lalim dan kejam, sedang bertakhta ketika Paulus menulis:
Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah. Sebab itu barangsiapa melawan pemerintah, ia melawan ketetapan Allah dan siapa yang melakukannya, akan mendatangkan hukuman atas dirinya. Sebab jika seorang berbuat baik, ia tidak usah takut kepada pemerintah, hanya jika ia berbuat jahat. Maukah kamu hidup tanpa takut terhadap pemerintah? Perbuatlah apa yang baik dan kamu akan beroleh pujian dari padanya. Karena pemerintah adalah hamba Allah untuk kebaikanmu. Tetapi jika engkau berbuat jahat, takutlah akan dia, karena tidak percuma pemerintah menyandang pedang. Pemerintah adalah hamba Allah untuk membalaskan murka Allah atas mereka yang berbuat jahat. Sebab itu perlu kita menaklukkan diri, bukan saja oleh karena kemurkaan Allah, tetapi juga oleh karena suara hati kita (Roma 13:1-5).
Simaklah kalimat "sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah." Ini tidak berarti setiap bentuk pemerintahan memiliki restu Allah dan melaksanakan pelbagai perintah Allah. 2Artinya adalah bahwa sejak dahulu sekali Allah telah memperkenalkan konsep pemerintahan sipil untuk kesejahteraan umat manusia. Tanpa pemerintahan sipil, anarki dan kekacauan akan berkuasa. Beberapa pengecualian bisa saja terjadi, namun sebagai aturan umum setiap pemerintahan (bahkan yang paling jahat sekalipun) mengganjar mereka yang mentaati undang-undang dan menghukum orang-orang yang menentang mereka.
Tanggung jawab utama kita terhadap pemerintah dapat diringkas dalam tiga kata—membayar, mendoakan, dan mentaati: (1) Kita harus membayar semua pajak kita. Dalam Matius 22:17-21 Yesus menegaskan hal itu, dan Paulus menekankan kembali hal itu dalam Roma 13:6, 7.3(2) Kita harus mendoakan seluruh pejabat pemerintah (1Timotius 2:1, 2). (3) Kita harus mentaati undang-undang negara. Sebagai tambahan atas ajaran Paulus yang gamblang itu, Petrus menulis, "Tunduklah, karena Allah, kepada semua lembaga manusia, baik kepada raja sebagai pemegang kekuasaan yang tertinggi, maupun kepada wali-wali yang diutusnya ... Sebab inilah kehendak Allah
...." (1Petrus 2:13-15). Petrus juga menulis bahwa ketaatan sejati mencakup rasa hormat. "Hormatilah raja," katanya (1Petrus 2:17). Beberapa terjemahan menerjemahkan kata "hormat" sebagai "rasa hormat."4Orang bisa saja protes, "Tetapi bagaimana jika para pemimpin pemerintahan itu tidak layak mendapat rasa hormat saya?" Ingatlah bahwa raja yang Petrus sebut adalah Nero. Jika Anda tidak menghormati orangnya, hormatilah jabatannya.
Ajaran mendasar Perjanjian Baru ini berfungsi sebagai latar belakang bagi pelajaran kita sekarang. Dalam pelajaran ini kita ingin mengkaji beberapa pertanyaan: Apakah ada saatnya di mana kita tidak seharusnya mentaati hukum negara? Jika sewaktu-waktu kita harus menentang para pemegang kekuasaan itu, bagaimanakah kita memprilakukan diri kita di sepanjang waktu itu? Ingatlah selalu hal ini selagi kita beralih ke teks kita, 5:12-42.
Sewaktu Petrus dan Yohanes ditangkap setelah menyembuhkan seorang pengemis yang lumpuh, "mereka diperintahkan, supaya sama sekali jangan berbicara atau mengajar lagi dalam nama Yesus" oleh Sanhedrin itu (4:18; huruf miring oleh saya). Rasul-rasul itu bertanya kepada Sidang itu, mana yang lebih baik mentaati mereka atau mentaati Allah (ay. 19), dan mereka terus saja "memberitakan firman Allah dengan berani" (ay. 31). Seraya pelajaran ini dimulai ...
... Oleh rasul-rasul diadakan banyak tanda dan mujizat di antara orang banyak. Semua orang percaya selalu berkumpul di Serambi Salomo dalam persekutuan yang erat [mengajar dan memberitakan5] ... Dan makin lama makin bertambahlah jumlah orang yang percaya kepada Tuhan, baik laki-laki maupun perempuan (5:12-14).
Dengan kata lain, para rasul itu benar-benar melakukan apa yang menyebabkan Petrus dan Yohanes mendapat masalah pada awalnya!
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN (KIS 5:12-42)
Dalam pelajaran kita berikutnya, kita akan melanjutkan pembahasan kita mengenai tantangan untuk mentaati Allah bahkan ketika...
KESIMPULAN (KIS 5:12-42)
Dalam pelajaran kita berikutnya, kita akan melanjutkan pembahasan kita mengenai tantangan untuk mentaati Allah bahkan ketika manusia mengatakan, "Tidak." Untuk sekarang ini, marilah kita semua menetapkan hati kita untuk "mentaati Allah daripada manusia," terlepas bagaimana keadaannya atau akibatnya.
CATATAN ALAT BANTU PERAGA
Dalam pelajaran ini, penganiayaan terhadap umat Kristen meningkat tajam ketika para rasul dijebloskan ke dalam penjara dan belakangan dicambuki. Sebuah "pemancing perhatian" yang baik untuk memulai pelajaran adalah dengan membicarakan nilai penganiayaan atas orang-orang yang memiliki sikap baik. Mulailah dengan memperlihatkan beberapa benda yang terbuat dari besi atau baja (atau gambarnya), seperti ladam kuda kuno, paku, bilah pisau, atau jarum. Tunjukkanlah nilai relatif benda-benda itu secara kilo per kilo—dan simaklah bahwa nilai itu secara langsung berkaitan dengan ketahanan benda-benda itu terhadap api. Petrus (salah seorang yang dianiaya dalam pelajaran ini) belakangan berbicara tentang "nyala api siksaan yang datang kepadamu" (1 Petrus 4:12). Jika dipakai dengan benar, segala pencobaan dan ujian dapat mendewasakan dan menguatkan kita (simaklah sikap para rasul dalam pelajaran ini)! Pertanyaannya adalah "Bagaimanakah kita menyikapi pelbagai pencobaan itu?"
CATATAN KHOTBAH
Dalam Preacher's Periodical (kini Truth for Today) bulan Nopember 1986, Nick Hamilton menyajikan sebuah pelajaran tentang Kisah 5:12-42, yang diberi judul "We Must Obey God Rather Than Men (Kita Harus Lebih Taat Kepada Allah Daripada Kepada Manusia)." Ia menggunakan empat C untuk poin-poin utamanya: (1) The Disciples' Charge (Penugasan Para Murid) (ay. 12-21); (2) The Disciples' Choice (Pilihan Para Murid) (ay. 21-32); (3) The Disciples' Contentment (Kegembiraan Para Murid) (ay. 33-41); (4) The Disciple's Commitment (Komitmen Para Murid) (ay. 42). Warren Wiersbe mempunyai pelajaran tentang Kisah 5:17-42 yang disebut "Truth and Consequences (Kebenaran dan Pelbagai Akibatnya)" dalam The Bible Exposition Commentary, vol. 1. Poin-poin utamanya menekankan bagaimana orang-orang yang berbeda bereaksi terhadap kebenaran: (1) Menyerang Kebenaran (Sidang Mahkamah Agama) (ay. 17-28); (2) Mendukung Kebenaran (para rasul) (ay. 29-32); (3) Menghindari Kebenaran (Gamaliel) (ay. 33-39); (4) Mengumandangkan Kebenaran (gereja) (ay. 40-42).
HATI NURANI
Hati nurani adalah perasaan halus di dalam diri kita masing-masing yang memberitahukan beberapa tindakan adalah benar dan beberapa lagi adalah salah (Roma 2:15, 16). (Tentunya ada kemungkinan hati nurani itu menjadi begitu mengeras sehingga tidak lagi berfungsi. Lihat 1Timotius 4:2.) Allah memberi kita hati nurani untuk mendorong kita melakukan yang baik. Secara naluri, hati nurani mengetahui bahwa beberapa hal adalah salah. (Sebagai contoh, pada hampir seluruh masyarakat pembunuhan dianggap salah—setidaknya di dalam masyarakat itu sendiri. Poin pada Roma 2 tampaknya adalah bahwa semua manusia memiliki perasaan benar dan salah, namun begitu tidak ada satu orang pun yang kehidupannya secara sempurna konsisten dengan perasaan benar dan salahnya itu. Oleh sebab itu, semua orang adalah berdosa—bahkan juga mereka yang tidak mengenal baik Kitab Suci.) Bagaimanapun, dalam beberapa hal lainnya, hati nurani haruslah dididik.
Hati nurani dapat dididik secara salah. Paulus merasa tidak melawan hati nuraninya sewaktu ia menganiaya umat Kristen (23:1), sebab berdasarkan pengajarannya yang dahulu, ia sedang melaksanakan kehendak Allah. Apakah hati nurani Anda telah dididik secara salah atau tidak, tindakan Anda tetap tidak boleh melawan hati nurani (band. Roma 14:20-23), sebab jika Anda melakukannya, Anda mengeraskan dia. Jika Anda terus melakukannya, maka hati nurani Anda akan menjadi hangus dan tidak mampu lagi menjalankan fungsinya yang ditetapkan Allah. Ini tidak berarti ketika kita menjadi orang Kristen, kita tidak harus melepaskan pelbagai pantangan berbau takhyul yang diajarkan kepada kita sewaktu masih menjadi orang non-Kristen. Kita harus belajar dengan rajin untuk mendidik ulang hati nurani kita sesuai dengan terang Firman: ini akan membebaskan kita dari belenggu masa lalu (Yohanes 8:32). Penampakan Tuhan di jalan ke Damsyik telah memperbaiki dan meluruskan kembali hati nurani Paulus. Bagaimanapun, sampai hati nurani kita dididik ulang dahulu, kita harus tetap berhati-hati untuk tidak melanggarnya.
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN (KIS 5:12-42)
Sambil mengakhiri pelajaran ini, saya mau kembali ke inti pelajaran ini, perkataan Petrus dan yang lainnya dalam 5:29: "...
KESIMPULAN (KIS 5:12-42)
Sambil mengakhiri pelajaran ini, saya mau kembali ke inti pelajaran ini, perkataan Petrus dan yang lainnya dalam 5:29: "Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia."
Di hari-hari permulaan gereja, beberapa anggota mengeluh kepada seorang pemimpin yang bernama Tertulian mengenai penindasan yang dikenakan ke atas mereka sebagai orang Kristen. "Jika kami tidak menuruti para penguasa itu," kata mereka, "sedikitnya kami akan kehilangan pekerjaan dan yang terburuk kami kehilangan nyawa kami. Allah tentunya tidak menghendaki hal itu terjadi. Selain itu kami dan keluarga kami juga harus hidup." Tertulian menatap mereka sejenak dan kemudian bertanya, "Haruskah kita hidup?"
Kita sudah memperkenalkan banyak "harus" dalam hidup kita: Kita harus memiliki benda tertentu, kita harus sukses, kita harus gembira, dan seterusnya. Sebenarnya, hanya ada sedikit "harus" yang mutlak dalam hidup ini, tetapi salah satunya adalah ini: "Kita harus mentaati Allah."
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Sebagaimana telah dicatat dalam kata pengantar, salah satu tujuan Lukas dalam Kisah tampaknya untuk memperlihatkan bahwa yang meny...
Catatan Akhir:
- 1 Sebagaimana telah dicatat dalam kata pengantar, salah satu tujuan Lukas dalam Kisah tampaknya untuk memperlihatkan bahwa yang menyebabkan gangguan dalam masyarakat bukanlah umat Kristen tetapi kaum Yahudi.
- 2 Allah melembagakan rumah tangga untuk kebaikan manusia, namun ini tidak berarti setiap bentuk rumah tangga adalah sesuai dengan kehendak Allah.
- 3 Beberapa orang mengatakan bahwa kita tidak harus membayar pajak jika kita tidak setuju dengan cara uang pajak itu dipergunakan. Sudah tentu tidak satu orang Kristen pun yang setuju dengan setiap kebijaksanaan Romawi, namun begitu Yesus dan Paulus tetap memerintahkan membayar pajak kepada pemerintah Romawi. Kita akan bertanggung jawab kepada Allah mengenai apakah kita membayar pajak atau tidak; dan para pemimpin pemerintahan akan bertanggung jawab mengenai bagaimana uang pajak itu digunakan.
- 4 Sebagai contoh, NIV menerjemahkan 1Petrus 2:17, "Tunjukkanlah rasa hormat yang benar kepada setiap orang: Cintailah persaudaraan orang-orang percaya, takut akan Allah, hormatilah raja." "Tunjukkanlah rasa hormat yang benar" dan "hormatilah" berasal dari kata Yunani yang sama.
- 5 Hal ini telah tersirat (ay. 42).
- 6 Inilah pertama kalinya kerasukan roh jahat (demon) disinggung dalam kitab ini. Para pakar liberal menyangkal adanya kerasukan demon yang sesungguhnya, katanya itu merupakan penyakit jasmani belaka yang dikaitkan dengan roh-roh jahat oleh orang-orang yang percaya takhayul. Bagaimanapun, Dr. Lukas yang terilham membuat perbedaan antara mereka yang berpenyakit jasmani dengan "mereka yang menderita oleh roh-roh jahat." Lihat artikel tambahan tentang "De'mon" dalam seri pelajaran ini.
- 7 Kemenonjolon Petrus ditekankan lagi. Lukas tidak mengatakan apakah orang banyak itu punya anggapan yang sama atau tidak terhadap bayangan tubuh rasul-rasul lainnya.
- 8 Pada zaman itu orang-orang mempercayai beragam takhyul tentang bayangan manusia.
- 9 Orang ini kemungkinan Kayafas, sebab jabatan presiden Sanhedrin dijabat oleh Imam Besar yang sedang bertugas.
- 10 "Sekte" berasal dari kata hairesis, yang darinya kita mendapat kata "heresy [bidah]." Bentuk jamak kata ini diterjemahkan "factions [perpecahan]" dalam 1Korintus 11:19 dan Galatia 5:20 (KJV menulis "heresies"). Kata ini diterapkan juga ke atas orang-orang Farisi (Kisah 15:5; 26:5) dan disalahterapkan ke atas umat Kristen (Kisah 24:5; 28:22).
- 11 Sebagian besar kursi Sanhedrin diduduki oleh orang-orang Saduki.
- 12 Mereka sudah lama iri hati terhadap ketenaran Yesus (Matius 27:18; Markus 15:10).
- 13 Kata Yunani yang diterjemahkan "malaikat" artinya adalah "utusan" dan dapat mengacu kepada utusan manusia atau ilahi. Demikianlah beberapa orang (kebanyakan adalah yang menolak mujizat) menalar bahwa para rasul itu bisa jadi telah dibebaskan oleh seseorang di dalam penjara yang bersimpati terhadap kepentingan agama Kristen. Bagaimanapun, seluruh keadaan pembebasan mereka itu ditambah dengan cerita serupa dalam Kisah 12 condong mengarah kepada adanya utusan ilahi. Selain itu, kata itu "sangat umum dipakai untuk ... utusan-utusan rohani Allah dalam PB" (F.F. Bruce, The Book of Acts, The New International Commentary on the New Testament, rev. ed. [Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1988], 110). Setiap terjemahan yang saya ketahui menerjemahkan kata itu dengan "malaikat."
- 14 Ini kemungkinan menunjukkan bahwa pemberitaan injil pada dasarnya masih terletak di atas pundak para rasul-dan jika mereka tidak melaksanakannya, maka pekerjaan itu tidak terlaksana. Situasi ini akan segera berubah (Kisah 6:8-10; 8:1, 4, 5).
- 15 Kemungkinan Lukas menyebut Sanhedrin itu "Senat" supaya Teofilus yang pejabat Romawi itu (Kisah 1:1) dapat memahami lebih baik karakter Sidang itu.
- 16 Mereka itu bukanlah para prajurit Romawi, tetapi orang-orang Yahudi yang mengawasi para pengawal Bait Allah.
- 17 Untuk mengetahui bagaimana kira-kira para rasul itu diperlakukan seandainya pengawal itu tidak takut kepada orang banyak, lihatlah Kisah 21:30-36.
- 18 Petrus berusaha melawan, tetapi Yesus menegur dia (band. Lukas 22:50, 51; Yohanes 18:10, 11). Tidak diragukan lagi, Petrus pasti telah menimba pelajarannya.
- 19 Tampaknya, posisi resmi mereka adalah bahwa yang bertanggungjawab adalah orang-orang Romawi sebab sesungguhnya merekalah yang telah memaku Dia pada kayu salib.
- 20 Ungkapan "membangkitkan Yesus" dapat mengacu kepada Allah membuat Yesus menjadi terkemuka (sebagaimana dalam "membangkitkan seorang raja baru") maupun Allah membangkitkan Yesus dari antara orang mati. Oleh karena perkataan "membangkitkan" terletak sebelum perkataan antara orang mati, maknanya bisa jadi yang pertama. Bagaimanapun, jika kata itu tidak mengacu kepada kebangkitan Yesus dari antara orang mati, maka tidak ada acuan langsung kepada kebenaran sentral di dalam perkataan para rasul itu. Oleh sebab itu saya percaya bahwa kata itu mengacu kepada kebangkitan tubuh Yesus. New Century Version menulis " Allah ... membangkitkan Yesus dari antara orang mati!"
- 21 Teks aslinya menulis "pohon" ketimbang "salib" (lihat KJV). Ini kemungkinan mengacu kepada kutuk salib (simaklah Galatia 3:13 yang mengutip Ulangan 21:23).
- 22 Ini adalah kata yang sama yang terdapat dalam Kisah 3:15; lihat tulisan atas nas itu dalam seri pelajaran ini.
- 23 Pertobatan adalah karunia dari Allah dalam artian bahwa Allahlah yang memberi dorongan kepada pertobatan itu (Roma 2:4) dan kesempatan untuk bertobat.
- 24 Dalam Kitab Kisah, sebagaimana pada tempat-tempat lainnya di Perjanjian Baru, iman yang menyelamatkan adalah iman yang bertaat (Roma 1:5; 16:26; Galatia 5:6; Yakobus 2:14-26).
- 25 Catatan ini tidak termasuk kata pembukaan dalam ayat 29. Dalam bahasa Yunani hanya terdiri lima puluh kata.
- 26 Implikasinya adalah jika mereka benar-benar mentaati Allah, maka mereka juga akan menerima Roh Kudus. Ini akan terjadi bila mereka dibaptis (lihat catatan tentang Kisah 2:38). Tentunya mereka tidak akan menerima manifestasi Roh Kudus seperti yang telah diterima oleh para rasul, namun sebagai anak-anak Allah mereka akan menerima Roh Anak Allah (Galatia 4:6).
- 27 Para rasul telah menekankan dalam pelbagai cara bahwa keselamatan itu hanya melalui Yesus, namun ini adalah kali pertama kata "Juruselamat" ditemukan dalam Kitab Kisah.
- 28 Pelajaran ini telah diberitakan secara penuh (Kisah 2).
- 29 Belakangan Allah mengizinkan rasul Yakobus dibunuh (Kisah 12:1, 2), dan setelah itu hampir semua rasul yang tersisa dibunuh. Bagaimanapun, masih terlalu banyak tugas yang terletak di pundak para rasul sehingga pada saat itu mereka luput dari maut.
- 30 Lihat kata "Farisi" dalam Daftar Kata.
- 31 Beberapa orang secara salah menjuluki orang yang menganut hukum secara tegas dan penuh disiplin sebagai "seorang legalis." Berdasarkan julukan itu, Yesus adalah seorang legalis (Matius 7:21-23). Sebaliknya, "seorang legalis" adalah "orang yang mengikat dimana Allah tidak mengikat," sedangkan "seorang liberal" adalah "orang yang melepaskan dimana Allah tidak melepas-kan."
- 32 Kebanyakan ahli Taurat adalah orang Farisi; beberapa ahli Taurat duduk dalam Sidang itu (Kisah 4:5, 15).
- 33 Ini adalah Gamaliel I atau Gamaliel Sesepuh. Ia memakai gelar "Rabban" ("guru kami"); sebutan untuk guru biasa adalah "Rabbi" ("guruku"). Sebelumnya hanya ada tujuh orang yang menyandang gelar itu. Ia mewakili pandangan Hillel, kakeknya yang termasyhur, dan ia terkenal karena kesalehannya.
- 34 Dikutip dari William Barclay, The Acts of the Apostles, The Daily Study Bible Series, rev. ed. (Philadelphia, Pa.: Westminster Press, 1976), 49.
- 35 Sekali lagi, para pakar begitu perhatian mengenai bagaimana Lukas "mengetahui" apa yang terjadi di balik pintu tertutup. Kemungkinannya banyak sekali, namun Lukas selalu diilhami oleh Roh Kudus.
- 36 Kasus Teudas menjadi kontroversial sebab pemberontakan oleh Teudas yang ditulis oleh Josephus terjadinya lebih belakangan daripada yang ditulis oleh Lukas. Beberapa orang yang skeptis menyimpulkan bahwa Josephus dan Lukas kemungkinan membicarakan Teudas yang berbeda, atau mereka membicarakan Teudas yang sama namun Josephus salah memberi tanggal (ini bukan satu-satunya kesalahan yang Josephus buat). Paling tidak kita yakin bahwa Lukas secara akurat memberitakan apa yang Gamaliel katakan.
- 37 Mungkin ia mengaku sebagai seorang nabi atau Mesias.
- 38 Josephus juga menceritakan tentang pemberontakan Yudas. Ia berontak menentang pengaturan pajak baru yang diberlakukan ketika Roma menempatkan seorang gubernur atas Yudea pada tahun 6 M. Sensus yang diacu adalah yang terjadi belakangan setelah sensus yang disebut dalam Lukas 2. Semangat gerakannya itu tetap hidup dalam diri kaum Zelot (simak Kisah 1:13).
- 39 Perkataan Gamaliel sejalan dengan posisi teologis kelompok Farisi, bukan posisi teologis agama Kristen.
- 40 Meskipun kebenaran akhirnya akan menang, namun dalam kehidupan ini kejahatan sering sukses.
- 41 Baik Yesus maupun para rasul tidak ada yang menganut paham "tunggu dan lihat" dalam menghadapi kejahatan (1Yohanes 4:1).
- 42 John Peter Lange, Commentary on Acts, vol. 1 (Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, 1866), 101.
- 43 J.W. McGarvey, New Commentary on Acts of Apostles, vol. 1 (Delight, Ark.: Gospel Light Publishing Co., n.d.), 99. (Huruf miring oleh saya.)
- 44 Sebuah tradisi yang belakangan muncul mengatakan bahwa Gamaliel menjadi orang Kristen, namun tidak ada bukti-bukti yang mendukungnya. Gamaliel memang memiliki banyak sifat yang sangat bagus, namun tampaknya ia memiliki kekurangan jika berurusan dengan agama Kristen.
- 45 Banyak orang Farisi yang menjadi Kristen (Kisah 15:5; 23:6), termasuk Saulus/Paulus.
- 46 Ulangan 25:1-3. Apabila seorang penjahat patut menerima cambukan dan berapa banyak cambukan yang ia harus terima, semuanya itu diserahkan kepada kebijaksanaan para hakim.
- 47 2Korintus 11:24. Banyak orang menduga bahwa mereka berhenti pada hitungan ketiga puluh sembilan karena jika seorang algojo mencambuk lebih dari empat puluh kali, maka kelebihannya itu akan dicambukkan kembali ke punggungnya sendiri.
- 48 McGarvey, 101.
- 49 Lihat juga Roma 5:3-5; 2Korintus 6:10; Filipi 1:29; 1Petrus 1:6-9.
- 50 Ilustrasi itu disadur dari Rick Atchley, "An Appreciation for Affliction (Penghargaan untuk Penderitaan)," Pelajaran yang dikhotbahkan di Southern Hills church of Christ, Abilene, Texas, pada 3 Maret 1985.
- 51 Kata itu adalah didasko, dari kata itu kita mendapat kata-kata seperti "didaktik."
- 52 Lihat "Injil" dalam Daftar Kata pada seri pelajaran ini. Kata yang lebih umum untuk "memberitakan" memiliki arti "mengumandangkan" (yaitu, mengumumkan proklamasi raja).
- 53 Garis bawahi ayat 42; ayat itu merupakan ayat lain lagi yang menekankan salah satu kunci "rahasia" pertumbuhan gereja! Untuk ayat serupa, lihatlah 20:20.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Keluaran 20:13. Sudah tentu, pembunuhan telah melanggar kehendak Allah jauh sebelum Sepuluh Perintah diberikan (Kejadian 4:8-15). ...
Catatan Akhir:
- 1 Keluaran 20:13. Sudah tentu, pembunuhan telah melanggar kehendak Allah jauh sebelum Sepuluh Perintah diberikan (Kejadian 4:8-15).
- 2 Prinsipnya adalah "Bagi semua orang aku telah menjadi segala-galanya, supaya aku sedapat mungkin memenangkan beberapa orang dari antara mereka" (1 Korintus 9:22). Sebagai contoh, jika orang-orang yang berbahasa Spanyol lebih suka disebut Hispanik, kita harus memakai istilah itu.
- 3 Saya tidak bermaksud bahwa berkhotbah tentang hal ini atau masalah lain dengan tidak putus-putusnya, harus menjadi sebuah hobi. Yang saya maksudkan adalah ketika kita berkhotbah tentang dosa seksual, kita harus tidak ragu-ragu menyinggung homoseksual-itas.
- 4 Lihat artikel tambahan tentang "Hati Nurani" dalan seria pelajaran ini.
- 5 Roma 14 juga menegaskan bahwa dalam penilaian hal-hal seperti itu, kita tidak boleh menghukum seorang saudara yang tidak sependapat dengan kita. Simaklah bahwa ini semua adalah tentang masalah pendapat, bukan masalah iman (yaitu, masalah dimana Allah dengan jelas telah mengungkapkan kehendak-Nya).
- 6 Pergi berperang adalah salah satu contohnya. Beberapa orang Kristen sudah menjadi "conscientious objector (penolak yang didasarkan pada hati nurani)"; beberapa dari mereka melayani dalam kesatuan medis tentara atau dalam beberapa kekuatan non-tempur. Di Amerika dan negara-negara yang diatur serupa, undang-undang mengatakan bahwa tidak seorang pun dapat dipaksa untuk melanggar hati nuraninya. Bagaimanapun, bahkan ketika undang-undang menjanjikan perlindungan, masih saja ada pelbagai sanksi karena menolak tunduk kepada keputusan pemerintah.
- 7 Jika Anda tinggal di luar negeri, gantilah ilustrasi ini dengan sesuatu yang cocok dengan tempat Anda tinggal. Negeri Anda tentunya memiliki beberapa gerakan yang berjasa yang pengaruhnya telah dirusak oleh "kelompok fanatik".
- 8 Pendidikan, perundang-undangan, dan tawaran beberapa alternatif yang dapat dilaksanakan merupakan beberapa pendekatan yang memungkinkan.
- 9 Masalah dengan demonstrasi sebenarnya bukanlah masalah Alkitabiah tetapi masalah prioritas. Jika demonstrasi itu legal dan bermartabat, orang Kristen boleh ambil bagian. Bagaimanapun, para rasul itu tidak pernah melakukan demonstrasi. Tampaknya mereka berpikiran bahwa menyelamatkan jiwa adalah lebih penting dari pada memberi tekanan ke atas para penguasa. Manusia tetap dapat masuk sorga biarpun hidup di negara-negara yang buruk kepemimpinannya; mereka baru tidak dapat masuk sorga jika tanpa Kristus.
- 10 Ajaran Alkitab tentang ketundukan adalah lebih luas ketimbang hanya tunduk kepada penguasa (simak Efesus 5:21), namun topik yang sedang kita bahas adalah ketundukan kepada penguasa.
- 11 Nas ini secara khusus mengacu kepada ketundukan seorang budak kepada tuannya, namun penerapan yang umum dapat dilakukan kepada hubungan pegawai dan majikan.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH RASUL-RASUL
PENGANTAR
Kisah Rasul-rasul adalah lanjutan buku Kabar Baik yang disampaikan oleh
Lukas. Tujuan utama Kisah Rasul-rasul ini ialah
KISAH RASUL-RASUL
PENGANTAR
Kisah Rasul-rasul adalah lanjutan buku Kabar Baik yang disampaikan oleh Lukas. Tujuan utama Kisah Rasul-rasul ini ialah menguraikan mengenai bagaimana pengikut-pengikut Yesus - dengan pimpinan Roh Allah - menyebarkan Kabar Baik tentang Yesus "di Yerusalem, di seluruh Yudea, di Samaria, dan sampai ke ujung bumi" (Kis 1:8). Buku ini adalah cerita tentang pergerakan Kristen yang dimulai di antara orang Yahudi lalu meluas menjadi suatu agama untuk seluruh dunia. Penulis buku ini merasa perlu pula meyakinkan para pembacanya bahwa orang-orang Kristen bukanlah suatu bahaya politik subversif terhadap kerajaan Roma, tetapi bahwa agama Kristen merupakan penyempurnaan agama Yahudi.
Kisah Rasul-rasul bisa dibagi dalam tiga bagian. Di dalam ketiga bagian itu nampak meluasnya wilayah di mana Kabar Baik tentang Yesus disiarkan dan gereja didirikan:
- (1) permulaan pergerakan Kristen di Yerusalem setelah Yesus terangkat naik ke surga;
- (2) perluasan ke daerah-daerah lain di Palestina; dan
- (3) perluasan yang lebih besar lagi ke negeri-negeri di sekitar Laut Tengah sampai sejauh Roma.
Satu hal yang khas dan penting dalam buku Kisah Rasul-rasul ini ialah pekerjaan Roh Allah yang datang dengan kuasa ke atas orang-orang percaya di Yerusalem pada hari Pentakosta. Di dalam seluruh peristiwa-peristiwa yang tercatat dalam buku ini nyatalah bahwa Roh Allah itu terus-menerus memimpin dan menguatkan gereja beserta pemimpin-pemimpinnya. Berita yang diajarkan oleh agama Kristen pada masa-masa permulaan ini diringkaskan dalam sejumlah khotbah. Peristiwa-peristiwa yang dicatat dalam buku ini menunjukkan pula betapa berkuasanya berita itu di dalam kehidupan orang-orang Kristen dan di dalam ikatan persaudaraan gereja.
Isi
- Persiapan untuk pemberitaan
Kis 1:1-26 - a. Perintah yang terakhir dan janji dari Tuhan Yesus
Kis 1:1-14 - b. Pengganti Yudas
Kis 1:15-26 - Pemberitaan di Yerusalem
Kis 2:1-8:3 - Pemberitaan di Yudea dan Samaria
Kis 8:4-12:25 - Pelayanan Paulus
Kis 13:1-28:31 - a. Perjalanan pertama untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 13:1-14:28 - b. Musyawarah di Yerusalem
Kis 15:1-35 - c. Perjalanan kedua untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 15:36-18:22 - d. Perjalanan ketiga untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 18:23-21:16 - e. Paulus sebagai tahanan di Yerusalem, Kaisarea, dan Roma
Kis 21:17-28:31
Ajaran: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bagaimana Tuhan Yesus mendirikan Gereja-Nya
di dunia, dan betapa besar Kasih Karunia Allah kepada bangsa-
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bagaimana Tuhan Yesus mendirikan Gereja-Nya di dunia, dan betapa besar Kasih Karunia Allah kepada bangsa-bangsa di dunia.
Pendahuluan
Penulis : Lukas.
Tahun : Sekitar tahun 61 sesudah Masehi.
Penerima : Seorang yang bernama Theofilus (Kis 1:1). (Dan kepada setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus).
Isi Kitab: Kitab Para Rasul terbagi atas 28 pasal. Di dalam Kitab ini terdapat sejarah berdirinya Gereja Kristen, khotbah-khotbah para Rasul, penganiayaan terhadap umat Kristen, penginjilan kepada bangsa-bangsa lain, serta permulaan adanya sebutan Kristen.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Kisah Para Rasul
Pasal 1-5 (Kis 1:1-5:42).
Pengajaran tentang kelahiran gereja Tuhan Yesus pertama kali
Bagian ini menceritakan tentang amanat Tuhan Yesus yang diberikan kepada murid-murid-Nya sebelum Ia naik ke Sorga. Dan tentang orang-orang percaya setelah mendengar khotbah Rasul Petrus yang dikuasai oleh Roh Kudus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 1:8; 2:1-3,36-41. Nats ini menyatakan perkataan Tuhan Yesus bahwa murid-murid-Nya akan menerima kuasa setelah menerima Roh Kudus, dan perkataan Tuhan Yesus itu digenapi ketika Para Rasul berkumpul di Yerusalem. _Tanyakan_: Apakah saudara yakin sudah menerima Roh Kudus dan memiliki kuasa-Nya? Kalau sudah apakah yang harus saudara perbuat?
- Bacalah pasal Kis 2:41-47; 4:32-37.
Nats ini menceritakan kehidupan orang-orang percaya pada abad pertama penuh dengan kasih terhadap sesama dan ketekunan dalam beribadah kepada Allah. _Tanyakan_: Bagaimanakah sifat saudara terhadap anggota gereja yang lain? Apakah saudara rajin ke Gereja, baca Alkitab dan berdoa?
Pasal 6-12 (Kis 6:1-12:25).
Pengajaran tentang perkembangan gereja yang berada dalam penganiayaan terhadap orang-orang percaya
Orang-orang percaya di kota Yerusalem mengalami penganiayaan dari orang- orang Yahudi, sehingga mereka melarikan diri ke penjuru dunia. Tetapi di dalam segala penderitaan dan penganiayaan itu mereka tetap memberitakan Injil Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 7:54-60; 8:1-4. Nats-nats ini menceritakan bagaimana beratnya penderitaan dan aniaya yang dialami oleh orang-orang percaya, tetapi walaupun di dalam penderitaan dan aniaya itu mereka tetap setia beribadah dan memberitakan Injil. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap saudara kalau saudara diancam setelah masuk Kristen?
- Bacalah pasal Kis 9:1-22. Nats ini menceritakan tentang Saulus (Paulus) yang adalah seorang penganiaya orang-orang percaya, mengalami pertobatan dan akhirnya menjadi Rasul. Ini mengajarkan bahwa kuasa Tuhan Yesus dapat mengubah kehidupan seseorang yang sangat jahat sekalipun. _Tanyakan_: Sudahkah kehidupan saudara diubah oleh Tuhan Yesus menjadi kehidupan yang benar?
Pasal 13-15 (Kis 13:1-15:41).
Pengajaran tentang jemaat (gereja) setempat yang menginjil
Bagian ini menjelaskan tentang kehidupan orang-orang percaya di kota Antiokhia, dan sebutan Kristen pertama kali diberikan kepada murid-murid Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 11:23-26. _Tanyakan_: Mengapa orang-orang percaya di Antiokhia disebut Kristen?
- Bacalah pasal Kis 13:1-6.
Nats ini menceritakan tentang jemaat Antiokhia, yang mengirimkan penginjil-penginjil kepada bangsa-bangsa lain karena taat pada Roh Kudus. Ini mengajarkan pada setiap gereja untuk mempunyai beban penginjilan pada setiap orang yang belum mengenal Tuhan Yesus.
_Tanyakan_: Apakah di gereja saudara mempunyai beban penginjilan?
Pasal 16-28 (Kis 16:1-28:31).
Pengajaran tentang nama Tuhan Yesus diberitakan ke seluruh dunia
Dalam bagian ini, dijelaskan bagaimana Kasih Karunia Allah yang ada dalam Tuhan Yesus, diberitakan pada setiap suku bangsa, baik yang menjadi rakyat biasa, maupun yang menjadi tentara dan orang-orang istana.
Pendalaman
Bacalah pasal Kis 23:11. Ayat ini menyatakan tentang perkataan Tuhan Yesus kepada Paulus untuk bersaksi dengan penuh keberanian di kota Roma. Ini juga mengajarkan pada setiap orang Kristen tetap mempunyai keberanian untuk bersaksi kepada setiap orang.
_Tanyakan_: Sudahkah saudara bersaksi dengan berani kepada setiap orang?
II. Kesimpulan
Melalui Kitab Kisah Para Rasul dapatlah diketahui bahwa perkembangan Gereja Tuhan Yesus dan Kasih Karunia Allah yang diberikan pada setiap bangsa mendapat tantangan dari kuasa dunia dan orang-orang yang tidak mau mengenal Allah. Tetapi melalui Kemahakuasaan-Nya, Tuhan Yesus mengalahkan semua kuasa dunia itu, dan Gereja tetap bertumbuh.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Kitab Kisah Para Rasul?
- Dengan kuasa apakah Rasul Paulus berkhotbah Yerusalem?
- Bagaimanakah kehidupan orang percaya pada abad pertama?
- Bagaimanakah beban penginjilan di jemaat Antiokhia?
- Dari manakah datangnya keberanian Rasul Paulus untuk bersaksi?
Intisari: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) Kisah tentang gereja yang bersaksi
SIAPAKAH YANG MENULIS KITAB INI?Kitab ini ditulis oleh tabib Lukas. Kitab ini boleh juga diberi judul Kisah Roh Ku
Kisah tentang gereja yang bersaksi
SIAPAKAH YANG MENULIS KITAB INI?
Kitab ini ditulis oleh tabib Lukas. Kitab ini boleh juga diberi judul Kisah Roh Kudus, karena menceritakan apa yang terjadi setelah Roh Kudus turun atas para rasul pada hari Pentakosta. Lukas, satu-satunya penulis Perjanjian Baru yang bukan orang Yahudi, menulis Kisah para Rasul sebagai kelanjutan dari tulisan sebelumnya yakni Injil yang memakai namanya.
APAKAH ISI KITAB INI?
12 pasal pertama terutama meliput kegiatan rasul Petrus, sementara pasal-pasal selanjutnya sebagian besar tentang pekerjaan rasul Paulus. Yesus telah mengatakan kepada para murid-Nya bahwa apabila Roh Kudus turun ke atas mereka, mereka akan menjadi saksi-saksi-Nya. Kitab Kisah para Rasul memperlihatkan bagaimana hal ini digenapi. Dari kitab Kisah para Rasul, kita banyak sekali belajar tentang gereja mula-mula, suka dan dukanya, kemenangan dan kesusahannya, tetapi yang terpenting ialah perkembangan gereja yang dalam jangka waktu beberapa tahun sudah dibangun di seluruh dunia yang telah beradab. Kita tahu bahwa tabib Lukas adalah seorang sejarawan yang cermat dan kita boleh yakin bahwa dalam kitab ini kita memperoleh catatan yang benar tentang kekristenan yang mula-mula.
APA CIRI-CIRI UTAMANYA?
Kata 'saksi' dipakai lebih dari 30 kali, mengingatkan kita bahwa gereja yang sejati adalah gereja yang bersaksi dan setiap Kristen dipanggil untuk menjadi saksi. Sungguh menakjubkan bahwa hanya dalam satu generasi, orang-orang Kristen mula-mula ini telah mengabarkan Injil ke seluruh dunia yang sudah beradab. Kisah para Rasul merupakan buku pedoman misi yang terbaik yang pernah ditulis. Kisah para Rasul berakhir dengan tiba-tiba - seolah-olah tidak selesai. Suatu cara mengakhiri yang tepat, karena gereja yang bersaksi harus terus maju sampai Kristus datang kembali. Kitab-kitab Injil memperlihatkan apa yang mulai dilakukan oleh Kristus ketika Ia ada di dunia dan Kisah para Rasul menunjukkan apa yang dilakukan-Nya selanjutnya oleh Roh-Nya yang kudus melalui murid-murid-Nya. Kitab ini dimulai dengan pemberitaan Injil di Yerusalem, ibu kota agama bangsa Yahudi; diakhiri dengan pemberitaan Injil di kota Roma, ibu kota dari dunia yang beradab pada waktu itu.
KAPAN KITAB INI DITULIS?
Hampir dapat dipastikan bahwa tabib Lukas menulis Kisah para Rasul pada awal atau pertengahan tahun enam puluhan abad pertama - pada akhir masa dua tahun hukuman penjara rasul Paulus di Roma. Kitab itu mencakup masa dari pendirian gereja di Yerusalem sampai masa hukuman penjara rasul Paulus di Roma - yaitu kurang lebih tiga puluh tahun
Pesan
1. Gereja menanti dan menerIma kuasa Roh Kudus.o Amanat agung diulangi. Kis 1:8
o Tuhan yang bangkit naik ke surga. Kis 1:9
o Para rasul berdoa. Kis 1:14
o Roh yang dijanjikan diberikan. Kis 2:4
o Disusul dengan khotbah yang penuh kuasa. Kis 2:37
2. Gereja mempertunjukkan persekutuan Kristen.
o Dalam kehidupan bersama. Kis 2:44; 4:32
o Dalam ibadah bersama. Kis 2:46
3. Gereja segera mengalami baik kemenangan maupun kesusahan.
o Penyembuhan orang lumpuh. Kis 3:2
o Penipuan Ananias dan Safira. Kis 5:1
4. Gereja mengangkat 'para pejabat' yang pertama -'Kelompok Tujuh Orang' (Kis 6:3).
5. Martir pertama gereja - Stefanus (Kis 7:60).
6. Gereja menerima seorang petobat baru yang luar biasa - Saulus dari Tarsus (Kis 9:1-19).
7. Gereja membuktikan kuasa doa.
o Persekutuan doa yang membuka pintu penjara. Kis 12:5
8. Gereja mengadakan sidangnya yang pertama yang di dalamnya kebebasan orang
bukan Yahudi dilindungi (Kis 15:19).
Penerapan
1.Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita apa yang harus dilaksanakan oleh gereja Perjanjian Baru:
o Pengajaran
o Persekutuan
o Pemecahan roti
o Kebaktian (doa-doa)
2. Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita bagaimana seharusnya persekutuan Kristen itu:
o Saling berbagi hidup dan memperhatikan
3. Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita bagaimana seharusnya pekerjaan misi dilaksanakan:
o Oleh setiap orang yang dipanggil oleh Allah - bukan suatu golongan elit tertentu
o Di bawah pimpinan Roh Kudus
o Mengunjungi tempat-tempat yang strategis
4. Kisah para Rasul mengingatkan kita bahwa Kristen yang sungguh-sungguh sekalipun, kadang-kadang berbeda pendapat dan berpisah.
o Paulus dan Barnabas mengambil sikap yang berbeda terhadap Yohanes Markus ketika ia meninggalkan mereka, tetapi perbedaan ini kemudian dipulihkan.
5. Kisah para Rasul memperkenalkan kita kepada para pemimpin pertama yang diangkat dalam gereja Kristen dan memberitahukan kepada kita apa persyaratan mereka.
Tema-tema Kunci
1. Bersaksi.Kata Yunani yang diterjemahkan menjadi 'saksi' berhubungan dengan kata 'martir'.
Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita betapa tinggi harga yang harus dibayar
dalam bersaksi - Stefanus harus membayar dengan nyawanya dan kesaksian Petrus
dan Paulus menyebabkan mereka dipenjarakan.
Carilah ayat-ayat lain yang mengandung kata' saksi'. Bandingkan siksaan yang
diterima oleh Stefanus dengan kematian Kristus di kayu salib (Luk. 23:34; Kis. 7:60).
2. Pertobatan.
Kisah para Rasul mencatat sejumlah peristiwa pertobatan yang unik. Keempat
contoh di bawah ini memperlihatkan bagaimana Allah membawa laki-laki dan
perempuan kepadaNya dengan berbagai cara: O Sida-sida dari Etiopia yang dibawa
kepada Kristus melalui pembacaan Kitab Suci (Kis 8:30).
o Saulus dari Tarsus, yang hidupnya berubah secara tiba-tiba dan dramatis (Kis 9:1-19).
o Lidia, wanita yang taat beribadah, yang telah siap menerima Injil (Kis 16:14).
o Kepala penjara Filipi yang mencari keselamatan karena didorong oleh rasa takut
(Kis 16:29, 30).
Carilah ayat-ayat yang berhubungan dengan keempat pertobatan di atas serta
bandingkanlah cara-cara yang Allah pakai waktu itu dan sekarang untuk membawa
orang kepada-Nya.
3.Tim penginjilan.
Kita melihat di dalam Kisah para Rasul pola kerja misionaris. Paulus tidak saja
menetapkan tempat-tempat yang strategis dan berusaha menyebarkan kabar baik di
daerah sekelilingnya, tetapi ia juga mempunyai rekan penolong.
Perhatikanlah kampanye Paulus yang berbeda-beda dalam perjalanan misionarisnya
yang tercatat dalam Kisah para Rasul.
Garis Besar Intisari: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) [1] PENGANTAR Kis 1:1-26
Masa empat puluh hari dan sesudahnya:
Kis 1:1-11Janji tentang Roh Kudus
Kis 1:12-14Para murid yang menanti
Kis 1:15-2
[1] PENGANTAR Kis 1:1-26
Masa empat puluh hari dan sesudahnya:
Kis 1:1-11 | Janji tentang Roh Kudus |
Kis 1:12-14 | Para murid yang menanti |
Kis 1:15-26 | Penggantian Yudas |
[2] BERSAKSI DI YERUSALEM Kis 2:1-7:60
Kis 2:1-47 | Kuasa diberikan dan khotbah penuh kuasa |
Kis 3:1-26 | Mukjizat pertama yang dicatat dalam gereja mula-mula |
Kis 4:1-31 | Timbulnya kaum oposisi |
Kis 4:32-5:16 | Berkat dan cela |
Kis 5:17-42 | Lebih menaati Allah daripada manusia |
Kis 6:1-7:60 | Martir Kristen pertama |
[3] BERSAKSI DI SAMARIA Kis 8
[4] BERSAKSI DI TEMPAT YANG LEBIH JAUH Kis 9:1-13:3
Kis 9 | Pertobatan yang luar biasa |
Kis 10:1-11:30 | Mata Petrus terbuka |
Kis 12:1-2 | 5 Petrus ditangkap |
Kis 13:1-3 | Paulus dan Barnabas diutus |
[5] BERSAKSI SAMPAI KE UJUNG DUNIA Kis 13:4-28:31
Kis 13:4-15:35 | Perjalanan misionaris yang pertama |
o Siprus (Kis 13:4-12)
o Perga (Kis 13:13)
o Pisidia Antiokhia (Kis 13:14-52)
o Ikonium (Kis 14:1-6)
o Listra (Kis 14:6-20)
o Derbe (Kis 14:20-21)
o Sidang di Yerusalem (Kis 15:1-35)
Kis 15:36-18:22 | Perjalanan misionaris yang kedua |
o Paulus dan Barnabas berpisah (Kis 15:36-41)
o Paulus mengunjungi Listra (Kis 16:1-3)
o Berbagai kota di Asia Kecil (Kis 16:4-11)
o Filipi (Kis 16:12-40)
o Tesalonika (Kis 17:1-9)
o Berea (Kis 17:10-14)
o Atena(Kis 17:15-34)
o Korintus (Kis 18:1-17)
o Kembali ke Antiokhia
Kis 18:23-21:17 | Perjalanan misionaris yang ketiga |
o Paulus mengunjungi Efesus (Kis 18:23-19:40)
o Berangkat ke Yerusalem (Kis 20:1-16)
o Berpidato di depan para penatua di Efesus (Kis 20:17-38)
o dan akhirnya tiba di Yerusalem (Kis 21:1-17)
Kis 21:18-28:3 | Paulus berhadapan dengan para penguasa |
o Didakwa dan ditangkap (Kis 21:18-40)
o Membela diri (Kis 22-26)
o Dalam perjalanan ke Roma (Kis 27:1-28:15)
o Paulus masih berkhotbah (Kis 28:16-31)
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi