Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> Yak 2:1
Full Life: Yak 2:1 - MEMANDANG MUKA.
Nas : Yak 2:1
Memandang muka berarti memberikan perhatian khusus terhadap orang
tertentu karena kekayaan, busana atau kedudukan mereka. Melakukan h...
Nas : Yak 2:1
Memandang muka berarti memberikan perhatian khusus terhadap orang tertentu karena kekayaan, busana atau kedudukan mereka. Melakukan hal ini salah karena beberapa alasan.
- 1) Hal ini tidak menyenangkan Allah yang tidak pernah memandang penampilan lahiriah tetapi hati orang (1Sam 16:7).
- 2) Sikap semacam ini tidak didorong oleh kasih yang murni untuk semua orang (ayat Yak 2:8). Mengagumi kedudukan sosial adalah dosa terhadap hukum kasih.
- 3) Sikap ini menjadikan kita "hakim dengan pikiran yang jahat" (ayat Yak 2:4); daripada menghormati "Tuhan kita yang mulia" dan menerima orang berdasarkan iman mereka kepada Kristus, kita dengan tidak adil menunjukkan sikap memihak orang kaya atau orang berkedudukan dengan motivasi yang jahat untuk memperoleh keuntungan.
Jerusalem -> Yak 2:1
Ende -> Yak 2:1
Ende: Yak 2:1 - -- Djangan hendaknja iman dianggap remeh, karena orang hendak mentjari keuntungan
duniawi.
Djangan hendaknja iman dianggap remeh, karena orang hendak mentjari keuntungan duniawi.
Ref. Silang FULL -> Yak 2:1
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Yak 2:1-7
Matthew Henry: Yak 2:1-7 - Sikap Hormat terhadap orang Kristen yang Miskin; Teguran terhadap Sikap Membeda-bedakan
Dalam pasal ini, Rasul Yakobus mengecam tindakan berdosa yang menghormati orang kaya dan menghina orang miskin, yang dikaitkannya dengan sikap mem...
- Dalam pasal ini, Rasul Yakobus mengecam tindakan berdosa yang menghormati orang kaya dan menghina orang miskin, yang dikaitkannya dengan sikap membeda-bedakan dan ketidakadilan. Ia juga menunjukkan bahwa tindakan itu bertolak belakang dengan Allah, yang telah memilih orang miskin, yang kepentinganNya sering dirugikan, dan nama-Nya dihujat, oleh orang kaya (ay. 17). Ia menunjukkan bahwa seluruh hukum Allah harus dilaksanakan, dan bahwa belas kasihan harus dijalankan, seperti halnya keadilan (ay. 8-13). Ia menyingkapkan kesalahan dan kebodohan orang-orang yang menyombongkan iman tanpa perbuatan, dengan memberi tahu kita bahwa ini hanya iman yang mati belaka, dan merupakan iman seperti yang ada pada setan-setan, bukan iman Abraham, atau Rahab (ay. 14, sampai selesai).
Sikap Hormat terhadap orang Kristen yang Miskin; Teguran terhadap Sikap Membeda-bedakan (2:1-7)
- Di sini Rasul Yakobus sedang mengecam suatu kebiasaan yang sangat bejat. Ia menunjukkan betapa jahatnya dosa prosōpolēpsia – memandang muka, yang agaknya justru menjadi suatu kejahatan yang sedang bertumbuh dalam gereja-gereja Kristus bahkan pada zaman-zaman gereja yang mula-mula, dan yang pada masa-masa sesudahnya, dan yang telah merusak dan memecah belah bangsa-bangsa dan masyarakat Kristen dengan menyedihkan. Di sini terdapat,
- I. Peringatan terhadap dosa ini yang dikemukakan secara umum. Saudara-saudaraku, sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus, Tuhan kita yang mulia, janganlah iman itu kamu amalkan dengan memandang muka (ay. 1). Perhatikan di sini,
- 1. Ciri-ciri seorang Kristen sepenuhnya tersirat. Mereka adalah orang-orang yang telah beriman kepada Tuhan kita Yesus Kristus. Mereka menyambutnya, mereka menerimanya, mereka menguasai diri mereka berdasarkan iman itu. Mereka menerima ajaran, serta tunduk kepada hukum dan pemerintahan, Kristus. Mereka memilikinya sebagai suatu jaminan, mereka menyimpannya sebagai suatu harta karun.
- 2. Betapa penuh hormatnya Yakobus berbicara tentang Yesus Kristus. Ia menyebut-Nya Tuhan yang mulia, karena Dia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah.
- 3. Karena Kristus adalah Tuhan yang mulia, maka dari situ seharusnya kita belajar untuk tidak menghormati orang Kristen selain karena hubungan mereka dan keserupaan mereka dengan Kristus. Engkau yang mengaku percaya akan kemuliaan Tuhan kita Yesus Kristus, tidak boleh menjadikan penampilan lahiriah manusia dan keuntungan duniawi sebagai ukuran dalam memberi hormat. Kemuliaan Tuhan Yesus sama-sama dinikmati oleh orang Kristen yang paling miskin bersama-sama dengan yang kaya, dan di hadapannya segala kemuliaan duniawi sia-sia belaka. Ketika mengaku beriman kepada Tuhan kita Yesus Kristus, kita tidak boleh bersikap memandang muka terhadap orang, sehingga menutupi atau mengurangi kemuliaan Tuhan kita yang mulia. Apa pun pemikiran orang tentang sikap ini, jelas ini adalah suatu dosa yang sangat menjijikkan.
- II. Kepada kita telah disampaikan penjelasan dan peringatan akan dosa ini, dengan sebuah contoh mengenai hal tersebut (ay. 2-3). Sebab, jika ada seorang masuk ke dalam kumpulanmu dengan memakai cincin emas, dst. Kumpulan di sini maksudnya adalah pertemuan-pertemuan yang diadakan untuk mengambil keputusan mengenai perbedaan-perbedaan di kalangan anggota jemaat, atau untuk menentukan bilamana teguran harus diberikan kepada seseorang, dan teguran apakah itu. Karena itu, kata Yunani yang dipakai di sini, yaitu synagōgē, menandakan semacam kumpulan seperti yang ada di rumah-rumah ibadat orang Yahudi, ketika mereka berkumpul untuk bersidang memutuskan keadilan. Maimonides (seorang cendekiawan Yahudi abad kedua belas – pen.) berkata (sebagaimana yang saya temukan dikutip oleh Dr. Manton) “bahwa dinyatakan dengan jelas oleh perundang-undangan Yahudi bahwa, ketika seorang miskin dan seorang kaya sama-sama mengajukan tuntutan, maka yang kaya tidak boleh disuruh duduk sedangkan yang miskin berdiri, atau duduk di tempat yang lebih jelek, melainkan harus keduanya sama-sama duduk atau sama-sama berdiri.” Terhadap pernyataan inilah ungkapan Rasul Yakobus jelas-jelas mengacu, dan oleh karena itu kumpulan yang dibicarakan di sini pastilah sesuatu yang menyerupai kumpulan orang di rumah ibadat Yahudi, ketika mereka berkumpul untuk mendengarkan kasus persidangan dan menjatuhkan putusan. Dengan inilah persidangan dan putusan jemaat Kristen mereka dibandingkan. Namun kita harus berhati-hati supaya jangan menerapkan apa yang dikatakan di sini kepada jemaat yang berkumpul untuk menyembah. Karena tentu di dalam pertemuan-pertemuan ibadah bisa jadi ada tempat untuk berbagai macam orang menurut kedudukan dan keadaan mereka, yang bukan merupakan perbuatan dosa. Orang yang menjalankan praktik ini secara ketat, berarti tidak memahami Rasul Yakobus. Mereka tidak memperhatikan kata hakim (yang dipakai di ay. 4), atau seperti yang sudah dikatakan bahwa mereka dinyatakan telah melakukan pelanggaran hukum, apabila memandang muka seperti yang dikatakan di sini, menurut ayat 9. Sehingga, katakanlah sekarang seperti ini: “Ada seorang masuk ke dalam kumpulanmu (ketika yang dimaksud adalah kumpulan yang sifatnya sama dengan yang ada pada rumah ibadat Yahudi) yang terlihat menonjol dari pakaiannya, dan seorang tokoh penting, dan datang juga seorang miskin ke situ dengan memakai pakaian buruk, dan engkau bersikap membeda-bedakan, serta menilai dengan keliru, hanya karena orang yang satu berpenampilan lebih baik, atau keadaannya lebih baik, daripada yang satunya.” Jadi perhatikanlah,
- 1. Sisa-sisa umat Allah tersebar di antara berbagai macam orang, di antara mereka yang mengenakan pakaian yang halus dan indah, dan di antara mereka yang mengenakan pakaian yang buruk dan jelek.
- 2. Dalam hal agama, orang kaya dan orang miskin sejajar. Kekayaan seseorang tidak menjadikannya semakin dekat dengan Allah, begitu juga kemiskinan seseorang tidak menjauhkan dia dari Allah. Yang Mahatinggi tidak memandang bulu. Itu sebabnya dalam hal nurani, kita juga jangan begitu.
- 3. Segala penghormatan yang diberikan dengan tidak sepantasnya terhadap kebesaran dan kekayaan duniawi seharusnya secara khusus diwaspadai dalam masyarakat Kristen. Di sini Yakobus bukan mendorong orang berperilaku kasar atau tidak tertib. Kita harus memberi hormat dengan sepantasnya kepada orang lain, dan boleh saja ada beberapa perbedaan dalam sikap kita terhadap orang-orang dengan kedudukan yang berlainan. Namun, sikap hormat ini tidak boleh dilakukan sedemikian rupa sehingga mempengaruhi perilaku masyarakat Kristen ketika menentukan jabatan di dalam gereja, atau dalam memberikan teguran dari gereja, atau di dalam apa saja yang murni merupakan persoalan agama. Di sini, kita tidak boleh menilai seorang pun menurut ukuran manusia. Merupakan watak seorang warga Sion untuk memandang hina orang yang jahat, tetapi memuliakan orang yang takut akan Tuhan. Jika seorang miskin adalah seorang yang baik, maka kita tidak boleh kurang menghargai dia gara-gara kemiskinannya. Sedangkan jika seorang kaya kebetulan adalah seorang yang fasik (sekalipun barangkali ia mempunyai pakaian yang bagus dan pekerjaan yang bagus), kita tidak boleh lebih menghargai dia gara-gara kekayaannya.
- 4. Mengenai seberapa pentingnya menentukan aturan mana yang akan kita pakai untuk menilai orang. Jika kita membiarkan diri biasa menilai orang berdasarkan penampilan luarnya, ini juga akan mempengaruhi roh kita dan perilaku kita di dalam kumpulan-kumpulan ibadah. Ada banyak orang, yang kejahatannya membuat dia keji dan hina, namun menjadi tokoh di dunia. Di sisi lain, ada banyak orang Kristen yang rendah hati, saleh, dan baik, yang berpakaian buruk. Namun, tidak boleh apabila dirinya maupun Kekristenannya dipandang lebih buruk oleh karena hal ini.
- III. Di sini dikemukakan mengenai besarnya dosa ini (ay. 4-5). Ini adalah dosa membeda-bedakan yang amat luar biasa. Ini merupakan ketidakadilan, dan berarti menempatkan diri kita melawan Allah, yang telah memilih orang miskin, dan akan memuliakan serta meninggikan mereka (yang berlaku baik), dan mencegah orang yang hendak menghina mereka.
- 1. Dalam dosa ini ada sikap membeda-bedakan yang memalukan. Bukankah kamu telah membuat pembedaan di dalam hatimu? Di sini pertanyaannya diajukan, sebagai pertanyaan yang tidak mungkin tidak dijawab oleh setiap nurani manusia yang mau mengajukannya dengan sungguh-sungguh kepada dirinya sendiri. Menurut terjemahan yang ketat terhadap naskah aslinya, pertanyaan ini berbunyi, “Bukankah kamu telah membuat perbedaan? Dan, di dalam perbedaan itu, bukankah kamu menilai dengan peraturan yang keliru, dan menggunakan ukuran yang keliru? Dan bukankah tuduhan akan sikap membeda-bedakan yang dikecam oleh hukum itu sepenuhnya melawan kamu? Tidakkah hati nuranimu sendiri memberitahumu bahwa kamu bersalah?” Tuduhan terhadap hati nurani sangat bermanfaat, ketika kita harus berurusan dengan orang-orang yang mengaku beriman, sekalipun mungkin mereka sudah jatuh ke dalam keadaan yang sangat bobrok.
- 2. Sikap memandang muka ini disebabkan oleh kejahatan dan ketidakadilan di dalam pikiran. Ketika watak, perilaku, dan tindakan bersikap membeda-bedakan, maka begitu juga hati dan pikiran, dari mana segala sesuatu mengalir, adalah jahat. “Engkau telah bertindak sebagai hakim dengan pikiran yang jahat. Yakni, engkau menjadi hakim menurut ukuran yang tidak adil dan pendapat yang bobrok yang telah engkau bentuk bagi dirimu sendiri. Telusurilah sikapmu yang membeda bedakan itu sampai engkau menemukan pikiran-pikiran tersembunyi yang menyertai dan mendukung sikap itu, dan engkau akan mendapati bahwa semua itu luar biasa jahat. Engkau diam-diam lebih menyukai kemegahan lahiriah daripada keanggunan batiniah. Engkau lebih menginginkan hal-hal yang kelihatan daripada yang tidak kelihatan.” Kebejatan dosa tidak pernah sungguh-sungguh dimengerti seutuhnya sampai kejahatan pikiran kita tersingkap. Inilah yang amat memperparah kelemahan watak dan hidup kita, yaitu karena kecenderungan hati selalu membuahkan kejahatan semata-mata (Kej. 6:5).
- 3. Sikap memandang muka ini adalah dosa yang menjijikkan, karena ini menunjukkan bahwa diri kita secara langsung bertentangan dengan Allah (ay. 5). “Bukankah Allah memilih orang-orang yang dianggap miskin oleh dunia ini untuk menjadi kaya dalam iman? dst. Tetapi kamu telah menghinakan orang-orang miskin (ay. 6). Allah telah membuat orang-orang yang tidak engkau pandang menjadi pewaris sebuah kerajaan, dan telah memberikan janji yang sangat besar dan mulia kepada orang-orang yang nyaris bisa engkau beri perkataan yang baik atau tatapan yang penuh hormat. Bukankah ini adalah sebuah kejahatan besar di dalam dirimu, yang mengaku-ngaku menjadi anak Allah dan serupa dengan Dia? Dengarkanlah, hai saudara-saudara yang kukasihi! Dengan segala kasihku akan engkau, dan segala hormatmu terhadapku, aku memohon kepadamu supaya mau merenungkan hal-hal ini. Perhatikanlah bahwa banyak di antara orang yang miskin di dunia ini adalah orang-orang yang dipilih Allah. Menjadi pilihan Allah tidak menghalangi mereka menjadi orang miskin, sedangkan kemiskinan mereka sama sekali tidak mengurangi bukti-bukti pemilihan mereka. Kepada orang miskin diberitakan kabar baik (Mat. 11:5).” Allah telah merancang untuk menyerahkan ajaran-Nya yang kudus supaya dikasihi dan dihargai oleh manusia, bukan melalui keuntungan secara lahiriah berupa kemegahan dan keindahan, melainkan melalui nilai dan keunggulan yang ada di dalamnya. Oleh karena itulah, Dia memilih orang miskin di dunia ini. Sekali lagi, perhatikanlah bahwa banyak orang miskin di dunia ini yang kaya imannya. Jadi, yang termiskin pun dapat menjadi kaya, dan secara khusus inilah yang semestinya mereka kejar. Dari orang yang memiliki kekayaan dan kedudukan, diharapkan supaya mereka kaya dalam perbuatan baik, karena semakin banyak yang mereka miliki, semakin banyak pula yang bisa mereka pakai untuk berbuat baik. Namun, dari orang yang miskin di dunia ini, diharapkan supaya mereka kaya di dalam iman, karena semakin sedikit yang mereka miliki di sini, semakin mampu pula mereka, dan semestinya, hidup dalam pengharapan dengan penuh iman akan hal-hal yang lebih baik di dunia yang lebih baik. Perhatikan lebih jauh, orang-orang Kristen yang percaya kaya dalam hak, dan menjadi pewaris sebuah kerajaan, sekalipun barangkali dalam hal harta mereka saat ini sangat miskin. Apa yang diberikan kepada mereka hanya sedikit, tetapi apa yang disimpan bagi mereka tidak terlukiskan besarnya dan banyaknya. Perhatikanlah lagi, di mana ada orang yang kaya di dalam iman, di situ ada pula kasih ilahi. Iman yang bekerja dengan kasih akan ada di dalam diri semua pewaris kemuliaan. Catat sekali lagi, dalam benak kita, sorga adalah sebuah kerajaan, dan sebuah kerajaan yang dijanjikan kepada mereka yang mengasihi Allah. Kita membaca tentang mahkota yang dijanjikan kepada mereka yang mengasihi Allah, di pasal sebelumnya (ay. 12). Di sini kita mendapati ada pula sebuah kerajaan. Dan, karena mahkota ini adalah mahkota kehidupan, begitu juga kerajaan ini akan menjadi kerajaan yang kekal. Semua ini, apabila dijabarkan bersama-sama, menunjukkan betapa tingginya orang miskin di dunia ini dihormati sekarang, apabila mereka kaya di dalam iman. Ditambah lagi, mereka akan ditinggikan oleh Allah nantinya. Oleh sebab itu betapa berdosanya apabila orang miskin dihina. Sesudah menyampaikan renungan sedemikian rupa seperti ini, teguran yang diberikan sungguh menyayat: Tetapi kamu telah menghinakan orang-orang miskin (ay. 6).
- 4. Sikap memandang muka, dalam artian di sini, berdasarkan kekayaan atau penampilan lahiriah orang, ditunjukkan sebagai suatu dosa yang amat besar, dikarenakan berbagai kejahatan yang disebabkan oleh kekayaan dan kebesaran duniawi, serta kebodohan orang Kristen yang memberikan penghormatan tidak semestinya kepada orang-orang yang hampir-hampir tidak menghargai Allah mereka atau mereka sendiri, “Bukankah justru orang-orang kaya yang menindas kamu dan yang menyeret kamu ke pengadilan? Bukankah mereka yang menghujat Nama yang mulia, yang oleh-Nya kamu menjadi milik Allah? (ay. 7). Renungkan bagaimana seringnya orang kaya menjadi pemicu terjadinya kejahatan dan kedurjanaan, penghujatan dan penganiayaan. Renungkan betapa banyaknya malapetaka yang engkau alami sendiri, dan betapa besar celaan yang dilontarkan terhadap agamamu dan Allahmu oleh orang-orang yang kaya dan berkuasa dan memiliki kedudukan di dunia. Ini akan membuat dosamu tampak semakin luar biasa berdosa dan bodoh, karena kamu mendukung apa yang justru cenderung menjatuhkan engkau, dan menghancurkan segala sesuatu yang engkau bangun, dan mempermalukan Nama yang mulia yang olehnya kamu dipanggil.” Nama Kristus adalah nama yang mulia. Nama itu mencerminkan kemuliaan dan memberikan nilai bagi mereka yang menyandangnya.
SH: Yak 2:1-13 - Membedakan orang berdasarkan derajat adalah dosa (Selasa, 5 Juni 2001) Membedakan orang berdasarkan derajat adalah dosa
Orang yang
terpelajar, terhormat, dan terkenal senantiasa
mendapatkan perhatian dan kehormatan leb...
Membedakan orang berdasarkan derajat adalah dosa
Orang yang terpelajar, terhormat, dan terkenal senantiasa mendapatkan perhatian dan kehormatan lebih, dibandingkan orang-orang yang tidak memiliki kesempatan demikian. Sikap membedakan ini pun tidak jarang dijumpai di lingkungan gereja, yang lebih memberikan kesempatan dan penghormatan bagi yang kaya dan sebaliknya meremehkan, membatasi, bahkan menghalangi yang tidak kaya untuk mengekpresikan dirinya. Bagaimana kita meresponi hal ini?
Melalui bagian ini Yakobus memperingatkan penerima surat dan kita semua untuk tidak menilai orang berdasarkan penampilan fisik dan derajat sosial. Sikap ini jelas bertentangan dengan pernyataan bahwa Allah tidak membedakan siapa pun karena Ia melihat hati dan bukan penampilan lahiriah. Di samping itu sikap ini juga berarti bahwa kita sedang menempatkan diri lebih tinggi dan menduduki posisi hakim yang tidak adil bagi sesama kita (4), serta melanggar hukum kasih (9). Siapakah kita sehingga berhak menentukan kepada siapa hormat dinyatakan atau kepada siapa ketidakhormatan dinyatakan (2-3)? Demikiankah citra Kristen yang sesungguhnya?
Realita berbicara bahwa seringkali orang miskin lebih terbuka bagi Injil daripada orang kaya, karena banyak orang kaya lebih mengandalkan hidupnya pada kekayaan yang dimilikinya daripada kepada Tuhan (5). Namun tidak berarti bahwa orang kaya sulit menerima Injil, karena status sosial tidak menjadi penentu status manusia di hadapan Allah. Bersikap antipati dan mencurigai orang kaya juga tidak dapat dibenarkan. Jadi sesungguhnya surat ini ditulis dengan tujuan agar Kristen kembali kepada hukum kasih, sehingga memiliki sikap yang benar terhadap semua orang. Karena hukum kasih tercermin dalam setiap hukum yang diberikan Tuhan kepada umat- Nya. Tidak ada ukuran apa pun yang dapat menggeser hukum kasih.
Renungkan: Tempatkanlah harta pada porsi yang benar, sehingga tidak mempengaruhi kita dalam bersikap kepada orang lain. Kemudian taatilah hukum kasih dalam seluruh sikap dan perbuatan Anda, sehingga tidak membuat Anda membedakan siapa pun yang Anda temui. Inilah pengamalan iman kristen sejati yang memuliakan Tuhan dan membangun relasi kasih dengan sesama.
SH: Yak 2:1-7 - Jangan pilih kasih (Rabu, 1 Agustus 2007) Jangan pilih kasih
Warga gereja terdiri dari berbagai ras, tingkat ekonomi dan
pendidikan. Dalam keragaman itu, adakah kesetaraan sebagai sesama...
Jangan pilih kasih
Warga gereja terdiri dari berbagai ras, tingkat ekonomi dan pendidikan. Dalam keragaman itu, adakah kesetaraan sebagai sesama milik Kristus terwujud dalam kehidupan bergereja kita?
Yakobus menegur kecenderungan "memandang muka" di dalam kehidupan bergereja (1). Saling menilai berdasarkan kekayaan, merupakan penyangkalan terhadap prinsip iman Kristen. Tuhan Yesus yang mulia (1) telah rela menjadi hina dan mati dalam aib demi menyelamatkan manusia. Dalam hidup dan karya penyelamatan Yesus Kristus, nilai manusia diubah dari hal-hal yang kasat mata ke nilai baru yang menusia peroleh hanya di dalam kasih dan penyelamatan-Nya. Kemuliaan manusia bukan terletak pada harta milik atau penampilan lahiriah (2-3), tetapi pada status barunya di dalam Kristus. Maka menerapkan standar lain dalam kehidupan bergereja adalah hal yang jahat di mata Allah (4).
Hal itu dianggap salah juga karena, pertama, Allah justru memilih yang miskin untuk Dia jadikan kaya dalam iman, bahkan sebagai pewaris kerajaan-Nya (5). Kedua, Yakobus merujuk pada fakta zaman itu (kemungkinan besar sampai zaman ini) bahwa orang kaya dan berkuasa sering melawan Allah dan menindas orang papa (7). Bukan maksud Yakobus mengajar untuk menolak orang kaya. Ia hanya mengingatkan agar orang tidak pilih kasih dalam hidup berjemaat.
Dengan alasan inilah maka orang Kristen harus bersikap adil dalam hidup dan pelayanan, termasuk juga dalam sikap terhadap orang lain. Kesetaraan harus terpancar baik dalam ibadah maupun dalam pelayanan sosial. Firman Tuhan mengajar kita untuk konsisten menjadikan iman sebagai norma pergaulan di tengah kehidupan masyarakat yang beragam. Tidak boleh pilih kasih atau 'hanya untuk kalangan sendiri.' Pengamalan iman harus berdampak luas hingga cita rasa Kristus dapat dicicipi semua kalangan. Kita, sebagai gereja, harus mampu menjadi inisiator dalam tindakan kebaikan sebelum didahului orang lain.
SH: Yak 2:1-13 - Ketidakmanusiawian Favoritisme (Minggu, 15 Agustus 2021) Ketidakmanusiawian Favoritisme
Kita sering mendengar pertanyaan sinis, "Emangnya, siapa kamu?" Di balik pertanyaan ini tersirat keinginan merendahkan...
Ketidakmanusiawian Favoritisme
Kita sering mendengar pertanyaan sinis, "Emangnya, siapa kamu?" Di balik pertanyaan ini tersirat keinginan merendahkan orang yang diajak bicara. Dari pertanyaan tersebut kita pun mendapatkan kenyataan bahwa dunia kita memperlakukan seseorang berdasarkan statusnya.
Demikian juga di dalam jemaat Yakobus, perlakuan terhadap saudara seiman yang kaya lebih spesial dibandingkan terhadap yang miskin (2-3). Perlakuan memandang muka disebut favoritisme, yaitu tindakan membedakan dalam hati dan menghakimi dengan pikiran jahat (4). Jadi, nilai seseorang bukan karena dia manusia, tetapi karena harta milik, penampilan, serta status ekonomi dan sosialnya. Ironisnya, hal itu terjadi di dalam komunitas Kristen yang memiliki perintah utama: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri (8).
Yakobus dengan keras mengingatkan bahwa favoritisme adalah perbuatan dosa. Tidak berbeda dengan pengadilan Romawi pada masa itu yang kerap kali berpihak kepada orang-orang kaya dan berstatus tinggi. Banyak orang justru lebih menderita karena praktik favoritisme. Jemaat pun kemudian diminta untuk menaati hukum Allah. Ketaatan untuk tidak mempraktikkan favoritisme erat kaitannya dengan ketaatan terhadap seluruh hukum Allah, karena semua perintah Allah tidak terpisah-pisah, melainkan merupakan sebuah kesatuan.
Tuhan tidak menghendaki favoritisme di dalam komunitas Kristen. Dia menghendaki umat-Nya supaya memperlakukan setiap orang sebagai sesama manusia yang berharga. Memperlakukan seseorang berdasarkan kekayaan dan kepemilikan adalah tindakan merendahkan sesama, sebab nilai orang tersebut ditentukan berdasarkan benda-benda.
Kita bisa mengubah keadaan dengan mulai jujur melihat realitas diri dan komunitas kita. Apakah terjadi praktik favoritisme? Jika ada, kita bisa mulai berbagi bersama beberapa teman dan berupaya membangun komunitas sehat yang mempraktikkan kasih, bukan favoritisme.
Kiranya Tuhan memberi kita kesadaran dan kekuatan menghargai manusia. [JHN]
Galilah -> Yak 2:1-7
Galilah: Yak 2:1-7 - Dosa Kalau Mengutamakan Orang Kaya di Jemaat Garis Besar
Yakobus 2:1-13Soal Memandang Muka
Yakobus 2:1-7 Dosa kalau mengutamakan orang kaya di jemaat
Yakobus 2:8-11 ...
Garis Besar
- Yakobus 2:1-13Soal Memandang Muka
- Yakobus 2:1-7 Dosa kalau mengutamakan orang kaya di jemaat
- Yakobus 2:8-11 Hukum Rajawi
- Yakobus 2:12-13 Penilaian Allah
- Yakobus 2:14-26 Iman dan Perbuatan
- Yakobus 2:14-17 Iman yang mati
- Yakobus 2:18-20 Iman dilihat dalam perbuatan
- Yakobus 2:21-26 Iman Abraham dan Rahab
Yakobus 2:1-13 Tema: Soal Memandang Muka
Yakobus 2:1-7 Sub Tema: Dosa Kalau Mengutamakan Orang Kaya di Jemaat
Saudara-saudaraku, jangan lagi,kalian berpegang pada iman terhadap Tuhan mulia kita, Yesus Kristus, dengan memandang muka. Kalau misalnya, ada yang masuk di kumpulan kalian, seorang bapak yang memakai cincin emas dan pakaian yang sangat bagus, kemudian masuk juga orang miskin yang berpakaian sangat kotor dan berbau, lalu kalau kalian memperhatikan orang yang berpakaian mewah dan berkata: “Bapak, silakan duduk di tempat bagus ini” sedangkan kepada orang miskin kalian katakan: “kamu berdiri saja di sana, atau duduk di lantai dekat tumpuan kaki saya!” Bukankah kalian membeda-bedakan di antara kalian dan menjadi hakim-hakim, yang berpola-pikir jahat? Dengarkanlah, saudara-saudaraku yang kekasih, bukankah Allah yang memilih orang miskin di dunia, untukmenjadi kaya melalui iman dan ahli waris dari kerajaan yang Dia janjikan kepada orang yang mengasihi Dia? Tetapi kalian menghinakan orang miskin ini. Bukankah justru orang-orang kaya yang sedang menindas kalian dan menyeret kalian ke pengadilan? Bukankah mereka sendiri yang sedang menghujat Nama baik, Yang dengannya kalian telah dipanggil?
ay. 1 Jangan lagi – Kata ini adalah larangan bersifat terus menerus,93 membawa arti jangan lagi, atau jangan terus. Kita juga melihat bentuk perintah ini di 1:16. Jadi mungkin mereka ada kebiasaan pilih kasih. Walaupun contoh yang dipakai di bawah adalah pilih kasih terhadap orang kaya, ayat pertama ini bersifat umum, jadi boleh menyangkut pilih kasih berdasarkan ras, atau keluarga, atau pekerjaan, jabatan, pendidikan, dll., di dalam jemaat.94
Jangan lupa bahwa kita harus menunjukkan hormat kepada semua orang yang “berhak menerimanya” (Rom 13:7). Jadi maksud dari bagian ini bukan untuk kita tidak lagi menghormati orang yang kaya, melainkan untuk kita menunjukkan hormat yang sama kepada orang yang miskin, karena di dalam Kristus, dia juga berhak menerimanya.
Memandang muka – Kata prosopolempsia secara literal berarti mengangkat muka, tetapi maknanya adalah pilih kasih atau pandang bulu/muka.95
Berpegang kepada iman – Kata berpegang bersifat terus menerus,96 menyangkut gaya hidup orang dalam mengikuti Kristus.
Tuhan mulia kita, Yesus Kristus – Sekali lagi kita melihat kesadaran Yakobus terhadap identitas dari Kakaknya. Kemuliaan Kristus boleh dilihat di Yoh 1:14, 17:5, 1 Kor 2:8. Dengan menggunakan istilah ini, Yakobus ingin menegaskan bahwa Tuhan yang mulia siap turun dari Surga dan mati di kayu salib untuk orang-orang yang tidak layak. Bagaimana mungkin ada yang menganggap satu orang lebih mulia daripada yang lain?97 Sama seperti kita perhatikan di Yak 1:9-11, Injil membuat kita semua sama derajatnya.
ay. 2 Kalau misalnya…masuk – Kata masuk bersifat contoh,98 dan lebih baik diterjemahkan; …kalau seandainya/misalnya seorang masuk… Hampir semua kata kerja di ayat dua dan tiga berbentuk demikian.
Kumpulan – Kata synagoge berarti rumah ibadat Yahudi. Yakobus menulis surat ini kepada orang-orang Yahudi yang sudah menjadi percaya dan rupanya masih menggunakan istilah Yahudi untuk persekutuan mereka.99
Seorang bapak – Kata aner lagi. Lihat penjelasan di 1:8 dan 1:20. Kali ini, karena contoh, kemungkinan besar seorang bapak yang dimaksudkan dan bukan orang saja.100
Memakai cincin emas dan pakaian yang sangat bagus – Kata khrysodaktylios berarti memakai beberapa cincin emas. Pakaian sangat bagus secara literal berbunyi pakaian yang terang warnanya atau berkilauan. Orang ini memang kaya, berotoritas dan mungkin dia juga pamer, supaya orang lain segan pada dia.101
Pakaian yang sangat kotor dan berbau – Kata ryparos menggambarkan sesuatu yang sangat kotor dan berbau.102 Orang ini sangat miskin dan tentu tidak terlalu mengharapkan hormat.
ay. 3 Lalu kalau kalian memperhatikan – Kata epiblepo berarti melihat kepada, membawa makna memperhatikan,atau memberi perhatian khusus.103
“Bapak, silakan duduk di tempat bagus ini” – Adalah klausa yang sopan,104 di mana hormat ditunjukkan kepada orang kaya.
“Kamu berdiri saja di sana, atau duduk di lantai dekat tumpuan kaki saya!” – Kalimat ini berbentuk tegas105 dan tentu tidak sopan.106 Lantai biasanya kotor dan tumpuan kaki rasanya mewah. Perhatikan bahwa orang ini disuruh “duduk dekat tumpuan kaki saya”, menunjukkan bahwa orang ini tidak hanya mengutamakan orang kaya, dia juga mengutamakan dirinya sendiri.
ay. 4 Bukankah –Yakobus mulai menanyai mereka seperti seorang pengacara. Dalam bagian ay. 4-7 ada empat pertanyaan yang tentu memalukan orang yang mengutamakan orang kaya.
Membeda-bedakan – Kata diakrina boleh berarti meragukan, atau membedakan. Di sini tentu lebih baik diterjemahkan membedakan, karena menyangkut masalah pilih kasih.107 Mungkin ada kiasan berkaitan dengan kata krites(hakim-hakim), karena kata ini terkait.
Kalian – Kata heautou berarti dirimu tetapi bersifat jamak, yaitu di antara jemaat.
Berpola-pikir jahat – Kata dialogismos menyangkut pola pikir atau cara orang berpikir, bukan hanya pikirannya.108
ay. 5 Dengarkanlah – Adalah perintah yang tegas.109 Hal ini sangat penting!
Memilih – Imbuhan menegaskan bahwa Allah sendiri110 yang memilih orang miskin untuk menjadi anak-anak-Nya. Siapa yang mau membantah? Maksudnya, kalau Allah sendiri menerima orang, siapakah kita sehingga kita berani menolak mereka?
Orang miskin di dunia ini – Kata orang bersifat jamak, tetapi sudah jelas maksudnya orang-orang. Tidak ada kata dianggap (TB) di teks asli.
Janjikan – Imbuhannya sama dengan kata memilih tadi.111 Dialah yang memilih…Dialah yang menjanjikan! Jangan dihinakan!
Orang yang mengasihi Dia – Secara literal bunyinya mereka yang mengasihi Dia. Kata mengasihi bersifat terus menerus,112 yaitu kebiasaan. Kita sudah melihat frase ini di 1:12 dan artinya sama di sini, yaitu semua orang yang percaya kepada Kristus. Penting kita mengerti bahwa orang tidak masuk surga karena mengasihi Yesus. Orang menjadi selamat dengan cara percaya dan tentu kesadaran tentang keselamatan mengobarkan kasih kita kepada Dia, sehingga itu menjadi semacam tanda bahwa orang sudah percaya.
ay. 6 Menghinakan – Kata atimazo adalah kata buatan dari a (tidak) timao (hormati/hargai), secara literal berarti tidak menghormati,ataumenghargai. Mereka diremehkandan dihinakan.
Orang miskin ini – Frase ini adalah frase tunggal, orang miskin, berkaitan dengan contoh yang diceritakan di ayat dua dan tiga tadi.
Orang-orang kaya – Frase ini kaya bersifat jamak, berkaitan dengan situasi nyata yang sedang mereka hadapi.
Menindas – Kata katadynasteuo berarti menguasai dengan kejam.113 Kata ini bersifat terus menerus di masa kini,114 yaitu sedang menindas. Lihat juga sifat yang sama pada menyeret dan menghujat. Situasi ini sedang terjadi kepada mereka, jadi kalau mereka menganggap orang kaya lebih baik karena kekayaannya, sangat tidak masuk akal.
Menyeret – Terus menerus di masa kini lagi di sini, yaitu sedang menyeret.115
ay. 7 Menghujat – Terus menerus di masa kini lagi.116
Nama baik – Kata kalos lebih baik diterjemahkan baik/indah. Tentu Kristus yang dimaksudkan.
Telah dipanggil – Kata epikaleo berarti dipanggil dalam arti diberi nama, bukan panggilan kepada keselamatan. “Di perjanjian Lama, kalau nama Allah disebut atas seseorang, berarti orang itu menjadi milik Allah dan mempunyai hubungan istimewa dengan Dia117” (Lihat contoh di Ul 28:10 & Yer 14:9) Kata kerja ini bersifat Aoris,118 yang biasanya tidak perlu kata telah, karena aoris bicara mengenai masa lampau secara umum, tetapi dalam konteks ini sudah/telah adalah cocok supaya jelas bahwa hal ini sudah terjadi.
- Bahas bentuk pilih kasih yang mungkin menjadi pergumulan di jemaat – Berdasarkan ras, uang, penampilan, pendidikan, keluarga… Tidak boleh ada pilih kasih dalam bentuk apa saja dalam jemaat, dan kebanyakan prinsip di bagian ini dapat dikenakan juga untuk semua pembedaan yang dibuat atas alasan lain.
- Kita perlu sadar bahwa pola pikir itu adalah “jahat”.
- Kita perlu memandang orang sama seperti Allah memandang mereka di dalam Kristus, yaitu sebagai orang yang diberi Nama-Nya, yang sudah menjadi ahli waris dari Kerajaan-Nya.
- Kita juga perlu berhati-hati supaya orang yang masuk di gereja tidak diizinkan berpengaruh berdasarkan hal-hal lahiriah. Ingat 1 Kor 1:26-31 mengenai cara Allah memuliakan diri-Nya – Biasanya itu melalui orang yang secara lahiriah, tidak terlalu berarti.
- Allah bisa juga menggunakan orang kaya, tetapi tidak mungkin mengabaikan syarat-syarat rohani bagi pelayan (1 Tim 3:1-13, Tit 1:6-9, Yak 3:13-18).
Topik Teologia -> Yak 2:1
Topik Teologia: Yak 2:1 - -- Yesus Kristus
Kiasan, Gelar, dan Nama-nama Kristus
Tuhan Yesus Kristus
Kis 11:17 Rom 5:1,11 Rom 6:23 Rom 7:25-26 Rom 8:39 R...
- Yesus Kristus
- Kiasan, Gelar, dan Nama-nama Kristus
- Tuhan Yesus Kristus
- Dosa
- Dosa-dosa Terhadap Sesama
- Dosa-dosa Merugikan Orang Lain
- Ketidakadilan dan Memandang Bulu (Favoritisme)
- Pengudusan
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Yakobus (Pendahuluan Kitab) Penulis : Yakobus
Tema : Iman yang Berhasil Guna
Tanggal Penulisan: Tahun 45-49 M
Latar Belakang
Surat ini tergolong "surat-su...
Penulis : Yakobus
Tema : Iman yang Berhasil Guna
Tanggal Penulisan: Tahun 45-49 M
Latar Belakang
Surat ini tergolong "surat-surat umum" karena pada mulanya dialamatkan kepada suatu sidang pembaca yang lebih luas daripada jemaat lokal. Salam "kepada kedua belas suku di perantauan" (Yak 1:1), dan juga petunjuk-petunjuk lainnya (Yak 2:19,21) menunjukkan bahwa surat ini pada mulanya ditulis kepada orang Kristen Yahudi yang tinggal di luar Palestina. Mungkin para penerima surat ini termasuk orang-orang pertama yang bertobat di Jerusalem dan, setelah Stefanus mati syahid terserak oleh penganiayaan (Kis 8:1) sejauh Fenisia, Siprus, Antiokhia dan lebih jauh lagi (Kis 11:19). Hal ini menerangkan
- (1) mengapa pembukaan surat ini menekankan hal menanggung dengan sukacita pencobaan yang menguji iman dan menuntut ketabahan (Yak 1:2-12),
- (2) pengetahuan pribadi Yakobus tentang orang percaya yang "terserak" itu, dan
- (3) nada yang berwibawa dari surat ini. Sebagai pemimpin gereja di Yerusalem, Yakobus sedang menulis surat kepada domba-dombanya yang berserakan.
Terkenalnya pengarang ditunjukkan oleh cara ia menyebut dirinya, yaitu hanya "Yakobus" (Yak 1:1). Yakobus, saudara tiri Yesus dan pemimpin gereja di Yerusalem, pada umumnya dipandang sebagai penulis surat ini. Pidatonya dalam sidang di Yerusalem (Kis 15:13-21) dan gambaran mengenai dirinya di bagian lain dalam PB (mis. Kis 12:17; Kis 21:18; Gal 1:19; Gal 2:9,12; 1Kor 15:7) sangat cocok dengan apa yang diketahui mengenai penulis surat ini. Sangat mungkin Yakobus menulis surat ini pada dasawarsa 40-an. Tanggal yang agak dini untuk penulisan surat ini ditunjukkan oleh berbagai faktor, seperti kenyataan bahwa Yakobus menyebutkan istilah Yunani synagoge untuk menunjuk tempat pertemuan orang Kristen (Yak 2:2). Menurut keterangan sejarawan Yahudi, Yosefus, Yakobus, saudara tiri Tuhan mati syahid di Yerusalem tahun 62 M.
Tujuan
Yakobus menulis
- (1) untuk membangun semangat orang percaya Yahudi yang sedang menderita berbagai pencobaan yang menguji iman mereka,
- (2) untuk memperbaiki berbagai pengertian yang salah mengenai sifat iman yang menyelamatkan, dan
- (3) untuk menasihatkan dan membina pembacanya mengenai hasil-hasil praktis iman mereka dalam hidup yang benar dan perbuatan yang baik.
Survai
Surat ini membahas serangkaian pokok yang cukup beragam berkaitan dengan menjalankan kehidupan Kristen yang sejati. Yakobus mendorong orang percaya untuk menanggung pencobaan dengan sukacita dan menarik manfaat daripadanya (Yak 1:2-11); melawan godaan (Yak 1:12-18); menjadi pelaku Firman dan bukan hanya pendengar (Yak 1:19-27); serta menunjukkan iman yang aktif dan bukan pengakuan yang kosong (Yak 2:14-26). Yakobus dengan sungguh-sungguh mengingatkan tentang berdosanya lidah yang sukar dikendalikan (Yak 3:1-12; Yak 4:11-12), hikmat duniawi (Yak 3:13-16), kelakuan berdosa (Yak 4:1-10), kehidupan yang congkak (Yak 4:13-17) dan kekayaan yang mementingkan diri sendiri (Yak 5:1-6). Yakobus menutup dengan menekankan kesabaran, doa, dan memulihkan mereka yang sudah mundur (Yak 5:7-20).
Sepanjang kelima pasal ini, hubungan di antara iman yang benar dan kehidupan yang saleh ditekankan. Iman yang sejati adalah: - iman yang teruji (Yak 1:2-16), - aktif (Yak 1:19-27), - mengasihi sesama seperti dirinya sendiri (Yak 2:1-13), - menyatakan diri dalam perbuatan baik (Yak 2:14-26), - menguasai lidah dengan benar (Yak 3:1-12), - mencari hikmat Allah (Yak 3:13-18), - tunduk kepada Allah selaku hakim yang adil (Yak 4:1-12), - mempercayai Allah dalam kehidupan sehari-hari (Yak 4:13-17), - tidak mementingkan diri atau memuaskan keinginan sendiri (Yak 5:1-6), - sabar dalam penderitaan (Yak 5:7-12), dan - tekun dalam doa (Yak 5:13-20).
Ciri-ciri Khas
Tujuh ciri utama menandai surat ini.
- (1) Surat ini kemungkinan besar merupakan kitab PB yang pertama-tama ditulis.
- (2) Walaupun hanya dua kali menyebut nama Kristus, surat ini lebih banyak berisi kenangan akan ajaran Yesus, termasuk setidak-tidaknya 15 petunjuk kepada Khotbah di Bukit, lebih dari semua surat PB tergabung.
- (3) Dari 108 ayatnya, lebih daripada separuhnya adalah perintah.
- (4) Dalam banyak hal, surat ini merupakan Amsal PB karena
- (a) penuh dengan hikmat ilahi dan instruksi praktis untuk menjalankan kehidupan Kristen yang sejati dan
- (b) ditulis dengan gaya penulisan yang tegas dan tepat, dengan perintah yang singkat dan analogi yang hidup.
- (5) Yakobus adalah pengamat cermat tentang cara bekerjanya alam dan tabiat manusia berdosa. Dia sering kali menarik pelajaran dari alam untuk menyingkapkan tabiat manusia berdosa (mis. Yak 3:1-12).
- (6) Surat ini lebih menekankan hubungan di antara iman dengan perbuatan daripada kitab PB lainnya (khususnya: Yak 2:14-16).
- (7) Yakobus sering kali disebut sebagai Amos PB, karena dia dengan bersemangat membahas persoalan ketidakadilan dan ketidaksetaraan sosial.
Full Life: Yakobus (Garis Besar) Garis Besar
Salam Kristen
(Yak 1:1)
I. Menghadapi Pencobaan dan Menarik Manfaatnya
(Yak 1:2-18)
A. Menerimanya Se...
Garis Besar
- Salam Kristen
(Yak 1:1) - I. Menghadapi Pencobaan dan Menarik Manfaatnya
(Yak 1:2-18) - A. Menerimanya Sebagai Sarana Pertumbuhan
(Yak 1:2-4) - B. Memohon Hikmat untuk Mengatasinya
(Yak 1:5-8) - C. Bersukacita Dalam Tindakan Penyamarataannya
(Yak 1:9-12) - D. Mengetahui Bedanya Pengujian dan Pencobaan
(Yak 1:13-18) - II. Mendengarkan Firman Allah dan Melakukannya
(Yak 1:19-27) - III.Tidak Pilih Kasih dan Menunjukkannya
(Yak 2:1-13) - IV. Mengaku Beriman dan Membuktikannya
(Yak 2:14-26) - V. Menyadari Jebakan-Jebakan dan Mengelakkannya
(Yak 3:1-5:6) - A. Lidah yang Sukar Dikendalikan
(Yak 3:1-12) - B. Hikmat yang Tidak Rohani
(Yak 3:13-18) - C. Kelakuan Berdosa
(Yak 4:1-10) - D. Memfitnah Saudara Seiman
(Yak 4:11-12) - E. Hidup dengan Congkak
(Yak 4:13-17) - F. Kekayaan yang Mementingkan Diri Sendiri
(Yak 5:1-6) - VI. Kebajikan dan Kehidupan Kristen
(Yak 5:7-20) - A. Kesabaran dan Ketekunan
(Yak 5:7-11) - B. Kejujuran yang Polos
(Yak 5:12) - C. Doa Tak Berkeputusan untuk Orang Sakit
(Yak 5:13-18) - D. Memulihkan yang Terhilang
(Yak 5:19-20)
Matthew Henry: Yakobus (Pendahuluan Kitab)
Penulis surat ini bukan Yakobus anak Zebedeus, karena ia dihukum mati oleh Herodes (Kis. 12) sebelum Kekristenan cukup berhasil ditanamkan di antar...
- Penulis surat ini bukan Yakobus anak Zebedeus, karena ia dihukum mati oleh Herodes (Kis. 12) sebelum Kekristenan cukup berhasil ditanamkan di antara orang-orang Yahudi yang ada di perantauan, seperti yang tersirat di sini. Tetapi dia adalah Yakobus lain, anak Alfeus, yang merupakan saudara sepupu Kristus, dan salah seorang dari kedua belas rasul (Mat. 10:3). Ia disebut sebagai sokoguru jemaat (Gal. 2:9), dan surat ini adalah tulisannya tidak dapat dibantah, tanpa melonggarkan satu batu dasar dalam bangunan jemaat. Surat ini disebut sebagai surat umum, karena (seperti menurut sebagian orang) tidak ditujukan kepada seseorang atau jemaat tertentu, tetapi merupakan semacam surat yang kita sebut sebagai surat edaran. Sebagian orang lain lagi berpendapat bahwa surat itu disebut umum, atau am, untuk membedakannya dari surat-surat Ignatius, Barnabas, Polikarpus dan lain-lain yang dikenal orang pada zaman mula-mula, tetapi yang pada umumnya tidak diterima di dalam jemaat. Karena alasan itu, surat-surat tersebut tidak termasuk kanon Kitab Suci, seperti surat ini. Eusebius (sejarawan gereja abad ketiga – pen.) mengatakan bahwa surat ini “pada umumnya dibacakan di dalam jemaat-jemaat bersama surat-surat am yang lain” (Eccles. hlm. 53. Ed. Val. 1678). Yakobus, penulis kita, disebut orang benar, karena kesalehannya yang tinggi. Ia merupakan contoh terkemuka dari karunia-karunia yang ditekankannya kepada orang lain. Ia begitu sangat disegani karena keadilannya, kebersahajaannya, dan pengabdiannya sehingga Yosefus, seorang sejarawan Yahudi, mencatat sebagai salah satu penyebab kehancuran Yerusalem “bahwa Rasul Yakobus menjadi martir di sana.” Hal ini disebutkan dengan harapan bahwa kita akan memberikan perhatian lebih besar pada apa yang ditulis oleh orang yang begitu suci dan luhur ini. Waktu penulisan surat ini tidaklah pasti. Maksud dan tujuannya adalah untuk menegur orang-orang Kristen atas kemerosotan mereka yang besar baik dalam iman maupun perilaku, dan untuk mencegah penyebaran ajaran-ajaran yang menolak agama, yang mengancam kehancuran segala tindakan kesalehan. Juga menjadi niat khusus dari penulis surat ini untuk menggugah bangsa Yahudi supaya sadar akan kedahsyatan dan sudah mendekatnya penghakiman-penghakiman yang akan menimpa mereka. Serta untuk mendukung semua orang Kristen yang sungguh-sungguh di jalan kewajiban mereka, di bawah segala malapetaka dan penganiayaan yang mungkin akan mereka jumpai. Kebenaran-Kebenaran yang dipaparkan di sini sangatlah penting, dan perlu dijaga. Dan pedoman-pedoman untuk bertindak, seperti yang dinyatakan di sini, adalah sedemikian rupa sehingga harus dijalankan di zaman kita seperti juga di zaman-zaman sebelumnya.
Galilah: Yakobus (Garis Besar)
Bibliografi
Bird, Anthony. Practice Makes Perfect, Publishing with a mission, 2009.
Davids, P. H. The Epistle of James: a commentary on the Gree...
Bibliografi
Bird, Anthony. Practice Makes Perfect, Publishing with a mission, 2009.
Davids, P. H. The Epistle of James: a commentary on the Greek text, Grand Rapids, MI: Eerdmans. 1982.
Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Analytical lexicon of the Greek New Testament. Grand Rapids, MI: Baker Books. 2000.
Kittel, G., Friedrich, G., & Bromiley, G. W. Theological Dictionary of the New Testament. Grand Rapids, MI: W.B. Eerdmans. 1985.
Loh, I.-J., & Hatton, H. A handbook on the Letter from James. New York: United Bible Societies. 1997.
Luther’s Works, Jil. 35, Word and Sacrament I (Philadelphia: Fortress, 1960)
MacArthur, John. The MacArthur Study Bible, Word, Nashville, 1997.
Moo, D. J. The letter of James. Pillar Commentary Series. Grand Rapids, MI; Leicester, England: Eerdmans; Apollos. 2000.
Moo, D. J. James: An Introduction and Commentary. (Tyndale) Downers Grove, IL: InterVarsity Press. 1985.
Newman Jr. Barclay M. Kamus Yunani – Indonesia Untuk Perjanjian Baru, Gunung Mulia, Jakarta. 2012.
Osborne, Grant. James, ESV Study Bible, Crossway Bibles, Wheaton Illinois, 2008.
Richardson, Jr. Kurt A. New American Standard Commentary Jil 36, James, Broadman Press Nashville, Tennessee. 1997.
Robertson. A. T. Word Pictures of the New Testament, Broadman Press, Nashville, 1930.
Tasker, R. V. G. James, Tyndale New Testament Commentaries, IVP, Leicester. 1983.
Wenham, J. W. The Elements of New Testament Greek, Cambridge University Press, Cambridge. 1965.
Zodhiates, Spiros. Th.D. The Complete Word Study Dictionary New Testament, AMG, 1993.
Apendiks
Pentingnya Bahasa Yunani
Sebagai bahasa sumber dari Perjanjian Baru, Bahasa Yunani penting dimengerti bagi seseorang yang ingin menangani Firman Tuhan dengan baik. Tidak berarti kita harus menjadi mampu membaca bahasa ini, tetapi sangat membantu kalau kita mengerti arti kata-kata dan juga tata bahasa yang menentukan arti dari kalimat, paragraf dan wacana. Bahasa ini bukan bahasa ajaib, atau luar biasa – Itu hanya bahasa – Jadi kita tidak mencari pengetahuan yang tersembunyi, melainkan hanya pengertian akan fungsinya bahasa ini dalam kaitannya dengan terjemahan-terjemahan yang ada pada kita. Diusulkan supaya Anda jarang membacakan kata Yunani dalam khotbah/pengajaran, kecuali menolong pengertian orang.
Ejaan yang Digunakan di Tafsiran ini
Huruf-huruf Yunani tidak selalu ada yang mirip dalam Bahasa Indonesia, sehingga ejaan yang dipakai di tafsiran ini berfokus pada ucapan yang mirip, bukan pada kesempurnaan. Jadi huruf η dan ε menjadi e saja dan huruf ο dan ω menjadi o saja. Huruf χ dieja kh dan tafsiran ini mengikuti kebiasaan modern untuk mengeja υ sebagai y, seperti dalam kata hyper, kecuali dipakai bersama huruf vokal lain.
Istilah- istilah tata bahasa ini terdapat di Kamus Yunani – Indonesia Untuk Perjanjian Baru.301 Biasanya ada penjelasan singkat sesudah istilah disebut, tetapi kalau saudara mau melihat logika yang mendasarinya, lihatlah lagi penjelasan berikut.
Person/Orang
Bahasa Yunani adalah bahasa yang sangat spesifik tentang pembicara dan pendengar – Ada dijelaskan juga gender daripada orang.
Singular/Tunggal
- 1. Aku/Saya
- 2. Kau/Kamu/Anda
- 3. Dia
Plural/Jamak
- 1. Kita/Kami
- 2. Kalian
- 3. Mereka
Tens
Tens menyangkut waktu dan sifat daripada kegiatan/peristiwa.
Past/Masa Lalu – Ada empat macam yang biasanya dipakai:
Aoris = Masa lalu yang sederhana yang menekankan apa yang terjadi. Mis: Kemarin dia belajar.
Imperfek = Menjelaskan sesuatu yang terus-menerus, atau sedang terjadi di masa lalu. Mis: Kemarin, sementara dia sedang belajar…
Perfek (Sempurna) = Menjelaskan peristiwa yang sudah terjadi dan sudah selesai/berhasil dengan juga menyangkut apa akibat/dampak daripada peristiwa tersebut. Mis.: Dia sudah belajar (yaitu, sudah punya kualifikasi untuk melakukan pekerjaannya)
Pluperfek = Hampir sama dengan Perfek, tetapi akibat/dampak kurang pasti.
Present/Masa Kini = Sesuatu yang terus-menerus terjadi di masa kini. Mis: Dia sedang belajar.
Future/Masa Depan = Sesuatu yang terjadi di masa depan. Mis: Dia akan/mau belajar.
Suara
Suara Menjelaskan siapa/apa yang berlaku.
Aktif = Fokus ada pada pelaku. Mis: Saya mengasihi Yesus.
Pasif = Fokus ada pada penerima/penderita. Mis: Saya dikasihi oleh Yesus.
Medium = Suara ini mirip yang Aktif tetapi lebih menekankan kelakuan pelaku. Mis: Saya yang selalu mencuci piring!
Modus
Modus menjelaskan sifat daripada kata kerja.
Indikatif menyampaikan fakta-fakta dan apa yang akan terjadi. Mis: Saya akan makan.
Imperatif adalah perintah atau permintaan. Mis: Makan!
Subjunktif menyampaikan kemauan yang kemungkinan besar akan terjadi. Sering dipakai dengan kata hina(supaya) menyatakan tujuan. Mis: Saya memasak supaya kamu bisamakan.
Optatif (Jarang dipakai) sangat mirip Subjunktif tetapi lebih diragu-ragukan. Sering digunakan dalam pemberkatan. Mis: Saya berdoa, kiranya kamu bisa makan.
Infinitif adalah kata kerja yang bersifat seperti kata benda dan bicara secara umum saja. Mis: Makan, itu baik.
Partisip
Partisip adalah kata kerja yang bersifat kata sifat benda, yaitu nomor, gender dan kasus (tidak dijelaskan di sini) sama dengan subyeknya. Pada dasarnya Partisip adalah kata kerja dan bisa diterjemahkan demikian.
Artikel
Artikel tidak ada dalam Bahasa Indonesia, tetapi artinya mirip dengan ini/itu, di mana sesuatu yang tertentu dimaksudkan. Misalnya di Kis 2 disebut dua kali bahwa orang percaya memecahkan roti, tetapi yang di ayat 42 mempunyai artikel, yang menandai pemecahan roti yang tertentu (perjamuan kudus) dan yang di ayat 46, tanpa artikel, bicara secara umum saja (makan bersama di rumah). Ada banyak contoh lain, jadi hal ini cukup penting dimengerti.
Berikut ada beberapa kombinasi tens, modus, suara yang dipakai di Perjanjian Baru.
Present Aktif Indikatif
Mis: Dia sedang menulis surat.
Present Medium Indikatif
Mis: Dia yang menulis surat itu.
Present Aktif Partisip
Mis: Dia sedang menulis…
Present Pasif Indikatif
Mis: Surat itu sedang ditulis.
Present Aktif Subjunktif
Mis: Dia memberi kertas supaya kamu boleh menulis surat. (Menyangkut harapan)
Aoris Aktif Indikatif
Mis: Tadi dia menulis surat
Perfek Aktif Indikatif
Mis: Dia sudah menulis surat itu. (Dengan berfokus pada dampak daripada kegiatan itu)
Imperfek Aktif Indikatif
Mis: Kemarin, ketika dia sedang menulis surat…
Aoris Pasif Indikatif
Mis: Itu sudah ditulis
Perfek Pasif Indikatif
Mis: Ada tertulis… (Dengan berfokus pada dampak daripada kegiatan itu)
Present Aktif Imperatif
Mis: Tolong tuliskan terus surat-surat itu. (kebiasaan yang diharapkan)
Aoris Aktif Imperatif
Mis: Tulis surat itu! (Kegiatannya penting, atau urgen)
Footnote
1 1. Luther’s Works, Jil. 35, Word and Sacrament I (Philadelphia: Fortress, 1960), Hal. 395–397.
2 Grant Osborne, James, ESV Study Bible, Crossway Bibles, Wheaton Illinois, 2008. Hal. 2387.
3 Aoris Imperatif.
4 Lihat contoh di Yak 2:1-7.
5 Contoh di 4:4, yang diterjemahkan “hai orang-orang yang tidak setia” oleh TB, secara literal berbunyi “Pezina!”
6 Loh, I.-J., & Hatton, H. A handbook on the Letter from James. New York: United Bible Societies. 1997. Hal 79.
7 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Analytical lexicon of the Greek New Testament. Grand Rapids, MI: Baker Books. 2000, Jil 4, Hal. 406.
8 Friberg, Friberg, dan Miller. Jil 4, Hal. 188.
9 Aoris Medium Imperatif
10 A. T. Robertson. Word Pictures of the New Testament, Broadman Press, Nashville, 1930. Lihat penelitian di 1:2.
11 Kurt A. Richardson, Jr. New American Standard Commentary Jil 36, James, Broadman Press Nashville, Tennessee. 1997. Hal. 58.
12 Friberg, Friberg, dan Miller. Jil 4, Hal. 309.
13 Present Aktif Partisip.
14 Present Medium Indikatif.
15 Friberg, Friberg, dan Miller. Jil 4, Hal. 392.
16 Present Aktif Imperatif.
17 Present Aktif Subjunktif.
18 Loh dan Hatton, Hal. 14.
19 Present Pasif Indikatif.
20 Loh dan Hatton, Hal. 15.
21 Friberg, Friberg, dan Miller. Jil 4, Hal. 352.
22 Present Aktif Imperatif.
23 Present Aktif Partisip.
24 Ibid, Hal. 282.
25 Present Aktif Partisip.
26 Future Pasif Indikatif.
27 Present Aktif Imperative.
28 Present Medium Partisip.
29 Perfek Aktif Indikatif.
30 Moo, D. J. The letter of James. Grand Rapids, MI; Leicester, England: Eerdmans; Apollos. 2000. (Pillar) Hal. 62.
31 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 279.
32 Present Medium Imperatif.
33 Osborne, Hal. 2391.
34 Richardson, Hal. 68-69.
35 Robertson, penjelasan di 1:6.
36 Loh dan Hatton, Hal. 19-20.
37 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 374.
38 Present Medium Imperatif.
39 Richardson, Hal. 73.
40 Future Medium Indikatif.
41 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 323.
42 Ibid. Hal. 253.
43 Ibid. Hal. 252.
44 Present Aktif Indikatif.
45 Ibid, Hal. 119.
46 Ibid, Hal. 356.
47 John MacArthur, The MacArthur Study Bible, Word, Nashville, 1997. Hal. 1927.
48 Present Aktif Partisip.
49 Present Aktif Imperatif.
50 Present Aktif Indikatif.
51 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 164.
52 Tasker, R. V. G. James, Tyndale New Testament Commentaries, IVP, Leicester. 1983. Hal. 46.
53 Present Pasif Indikatif.
54 Robertson. Lihat penelitian di 1:14.
55 Richardson, Hal. 83.
56 Present Pasif Imperatif.
57 MacArthur, Hal. 1927.
58 Present Aktif Indikatif
59 Present Aktif Partisip.
60 Loh dan Hatton. Hal. 36.
61 Osborne, Hal. 2392.
62 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 93.
63 Aoris Pasif Partisip.
64 Ibid, Hal. 68.
65 Kasus Datif sering menyangkut obyek tidak langsung dan penggunaan di ayat 18 disebut sebagai instrumental, yaitu menyangkut sarana. Wenham, J. W. The Elements of New Testament Greek, Cambridge University Press, Cambridge. 1965. Hal. 46.
66 Lihat Moo, di tafsiran Pillar, Davids, di tafsiran NIGT dan Richardson di tafsiran NAC. Ketiga tafsiran ini sangat berbobot.
67 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 277.
68 Perfek Aktif Imperatif.
69 Present Aktif Imperatif.
70 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 171.
71 Present Medium Indikatif.
72 Moo (Pillar), Hal. 83-84.
73 Aoris Medium Partisip. Attendant Circumstance Participle.
74 Suara Medium.
75 Aoris Medium Imperatif.
76 THEOLOGICAL DICTIONARY OF THE NEW TESTAMENTedited by Gerhard Kittel and Gerhard Friedrich translated by Geoffrey W. Bromiley.William B. Eerdmans Publishing Company Grand Rapids. Lihat kata prautes
77 Present Pasif Partisip.
78 Present Medium Imperatif.
79 Present Medium Partisip.
80 Present Aktif Indikatif.
81 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 220.
82 Aoris Aktif Indikatif.
83 Davids, P. H. The Epistle of James: a commentary on the Greek text, Grand Rapids, MI: Eerdmans. 1982. Hal. 98.
84 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 283.
85 Imperfek Aktif Indikatif.
86 Aoris Medium Partisip.
87 Friberg, Friberg dan Miller. Hal. 199.
88 Present Aktif Partisip.
89 Present Aktif Partisip.
90 Ibid. Hal. 254.
91 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 166.
92 Present Aktif Infinitif.
93 Present Aktif Imperatif.
94 Moo, D. J. James: An Introduction and Commentary. (Tyndale) Downers Grove, IL: InterVarsity Press. 1985. Jil. 16, Hal. 91.
95 A. T. Robertson. Lihat penjelasan di 2:2.
96 Present Aktif Indikatif.
97 Richardson, Hal. 109.
98 Aoris Aktif Subjunktif.
99 Moo (Pillar), Hal. 103.
100 Loh dan Hatton, Hal. 61.
101 Ibid, Hal. 61-62.
102 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 343.
103 Ibid, Hal. 162.
104 Loh dan Hatton, Hal. 63.
105 Berdiribersifat Aoris Aktif Imperatif. Tegas!
106 Moo (Pillar), Hal. 103.
107 Davids, Hal. 110.
108 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 110.
109 Aoris Aktif Imperatif.
110 Aoris Medium Indikatif.
111 Aoris Medium Indikatif.
112 Present Aktif Partisip.
113 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 217.
114 Present Aktif Indikatif.
115 Present Aktif Indikatif.
116 Present Aktif Indikatif.
117 Loh dan Hatton. Hal. 71
118 Aoris Pasif Partisip.
119 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 377.
120 Present Aktif Indikatif.
121 Richardson, Hal. 119-120.
122 Present Aktif Indikatif.
123 Present Aktif Indikatif.
124 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 171.
125 Present Medium Indikatif.
126 Ibid, Hal. 142.
127 Present Pasif Partisip.
128 Aoris Aktif Subjunktif.
129 Ibid, Hal. 379.
130 Ibid, Hal. 338.
131 Perfek Aktif Indikatif.
132 Lihat penjelasan di Apendiks
133 Perfek Aktif Indikatif.
134 Present Aktif Imperatif.
135 Present Aktif Partisip.
136 Ditolak (TB), sebenarnya berarti diskualifikasidan menyangkut pelayanan, jadi dia tidak takut masuk neraka, melainkan takut didapati tidak melayani sesuai persyaratan, sehingga dia kehilangan upah.
137 Richardson, Hal. 125.
138 Aoris Aktif Partisip.
139 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 218.
140 Present Medium Indikatif.
141 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 289.
142 Present Aktif Subjunktif.
143 Present Aktif Subjunktif.
144 A. T. Robertson. Lihat penjelasan di 2:14.
145 Present Aktif Subjunktif.
146 Present Medium Imperatif.
147 Present Aktif Subjunktif.
148 Present Aktif Indikatif.
149 Future Aktif Indikatif.
150 Present Aktif Indikatif.
151 Aoris Aktif Imperatif.
152 Future Aktif Indikatif.
153 Moo (Pillar), Hal. 130.
154 Present Aktif Indikatif.
155 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 228.
156 Present Aktif Indikatif.
157 Osborne, Hal. 2394.
158 Present Aktif Indikatif.
159 Imperfek Aktif Indikatif.
160 Ibid, Hal. 2394-2395.
161 Present Aktif Indikatif.
162 Richardson, Hal. 143.
163 Present Medium Imperatif.
164 Robertson. Lihat penjelasan di 3:1.
165 Davids, Hal. 136.
166 Perfek Aktif Partisip.
167 Future Medium Indikatif.
168 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 255-256.
169 Present Aktif Indikatif.
170 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 260.
171 Tasker, Hal. 74-75.
172 Richardson, Hal. 153.
173 Present Aktif Partisip.
174 Present Aktif Partisip.
175 Ibid, Hal 153.
176 Present Pasif Partisip.
177 Moo (Pillar), Hal. 160.
178 Present Aktif Indikatif.
179 Robertson. Penjelasan di 3:11.
180 Robertson, Lihat 3:13.
181 Terjemahan-terjemahan tidak menggunakan istilah yang persis sama, tetapi di LXX memang kata-kata ini yang dipakai.
182 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 353.
183 Ibid, Hal. 167.
184 Aoris Aktif Imperatif.
185 Ibid, Hal. 105.
186 Loh dan Hatton, Hal. 121.
187 Moo, Hal. 170.
188 Present Aktif Indikatif.
189 Davids, Hal. 151.
190 Present Medium Imperatif.
191 Friberg, Friberg dan Miller. Hal. 218.
192 Ibid, Hal. 414.
193 Ibid, Hal. 40.
194 Loh dan Hatton, Hal. 126.
195 Friberg, Friberg dan Miller. Hal. 33.
196 Kittel, Hal. 243.
197 Friberg, Friberg dan Miller. Hal. 180.
198 Ibid, Hal. 215-216.
199 Friberg, Friberg dan Millar, Hal. 321.
200 MacArthur, Hal. 1932.
201 Friberg, Friberg dan Millar, Hal. 189.
202 Present Medium Partisip.
203 Ibid, Hal. 257.
204 Present Aktif Indikatif.
205 Friberg, Friberg dan Millar, Hal. 185.
206 Present Aktif Indikatif.
207 Richardson, Hal. 178.
208 Perfek Aktif Indikatif.
209 Moo (Pillar), Hal. 187.
210 Present Aktif Indikatif.
211 Present Pasif Indikatif.
212 Present Aktif Indikatif.
213 Friberg, Friberg dan Millar, Hal. 166.
214 Moo (Pillar), Hal. 190.
215 Present Aktif Indikatif.
216 Present Medium Indikatif.
217 Kata eleeo yang biasanya diterjemahkan rahmat/belas kasihan. Kharis menyangkut pemberian/anugerah/kasih karunia.
218 Lihat penjelasan di Apendiks
219 Aoris Pasif Imperatif.
220 Friberg, Friberg dan Millar, Hal. 56.
221 Aoris Aktif Imperatif.
222 Ibid, Hal. 398.
223 Future Medium Indikatif.
224 Aoris Aktif Imperatif.
225 Moo, Hal. 193.
226 Tasker, Hal. 93-94
227 Future Aktif Indikatif.
228 Richardson, Hal. 186.
229 Aoris Aktif Imperatif.
230 Aoris Pasif Imperatif.
231 Aoris Pasif Imperatif.
232 Future Aktif Indikatif.
233 Friberg, Friberg dan Millar, Hal. 219.
234 Ibid, Hal. 273.
235 Present Pasif Partisip.
236 Tasker, Hal. 101.
237 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 33-34.
238 Present Aktif Partisip.
239 Lihat penjelasan di Apendiks
240 Present Medium Indikatif.
241 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 42.
242 Present Aktif Indikatif.
243 Perfek Aktif Partisip.
244 Present Aktif Partisip.
245 Aoris Aktif Indikatif.
246 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 280.
247 Present Aktif Partisip.
248 Present Medium Partisip.
249 Loh dan Hatton, Hal. 166-167.
250 Lihat penjelasan di Apendiks
251 Friberg, Friberg dan Millar, Hal. 205.
252 Spiros Zodhiates, Th.D. The CompleteWord StudyDictionaryNew Testament, AMG, 1993. Lihat kata Idou.
253 Friberg, Friberg dan Millar, Hal. 71.
254 Lihat penjelasan di Apendiks
255 Perfek Aktif Indikatif.
256 Richardson, Hal. 211.
257 Friberg, Friberg dan Millar, Hal. 353.
258 Richardson, Hal. 212-213.
259 Robertson. Penjelasan di 5:6.
260 Present Medium Indikatif.
261 Aoris Aktif Imperatif.
262 Richardson, Hal. 218.
263 Present Medium Indikatif.
264 Present Aktif Partisip.
265 Robertson. Lihat penjelasan di 5:7.
266 Aoris Aktif Imperatif.
267 Perfek Aktif Indikatif.
268 Present Aktif Imperatif.
269 Perfek Aktif Indikatif.
270 Aoris Aktif Imperatif.
271 Friberg, Friberg dan Millar, Hal. 213.
272 Ibid, Hal. 252.
273 Ibid, Hal. 322.
274 Aliran pembahasan terdapat di: Anthony Bird, Practice Makes Perfect, Publishing with a mission, 2009. Hal 200.
275 Bird, Hal 202. Lihat juga Robertson, penjelasan di 5:12.
276 Present Aktif Imperatif.
277 Present Aktif Imperatif.
278 Present Aktif Indikatif.
279 Present Medium Imperatif.
280 Present Aktif Imperatif.
281 Osbourne, Hal. 2399.
282 Aoris Medium Imperatif.
283 Aoris Medium Imperatif.
284 Aoris Aktif Partisip.
285 Future Aktif Indikatif.
286 Future Aktif Indikatif.
287 Present Aktif Subjunktif.
288 Perfek Aktif Partisip.
289 Future Pasif Indikatif.
290 Present Medium Imperatif.
291 Friberg, Friberg dan Millar, Hal. 182.
292 Present Medium Imperatif.
293 Ibid, Hal. 201.
294 Aoris Pasif Subjunktif.
295 Present Medium Partisip.
296 Aoris Pasif Subjunktif.
297 Present Aktif Imperatif.
298 MacArthur, Hal. 1935.
299 Lihat penjelasan di Apendiks
300 Richardson, Hal. 198.
301 Barclay M. Newman Jr. Kamus Yunani – Indonesia Untuk Perjanjian Baru, Gunung Mulia, Jakarta. 2012. Hal. Ix-x.