Teks -- 2 Petrus 2:4 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> 2Ptr 2:4
Full Life: 2Ptr 2:4 - MALAIKAT-MALAIKAT ... MELEMPARKAN MEREKA KE DALAM NERAKA.
Nas : 2Pet 2:4
Ayat ini rupanya menunjuk kepada malaikat yang ikut memberontak
bersama Iblis melawan Allah
(lihat cat. --> Yeh 28:12),
...
Nas : 2Pet 2:4
Ayat ini rupanya menunjuk kepada malaikat yang ikut memberontak bersama Iblis melawan Allah
(lihat cat. --> Yeh 28:12),
[atau ref. Yeh 28:12]
menjadi roh jahat yang dibicarakan dalam PB. Mengapa ada roh-roh jahat dalam gua-gua gelap, dan yang lain bebas untuk bekerja bersama dengan Iblis di bumi ini tidak dijelaskan dalam Alkitab (bd. Yud 1:6;
lihat art. KUASA ATAS IBLIS DAN SETAN-SETAN).
BIS -> 2Ptr 2:4
BIS: 2Ptr 2:4 - dimasukkan ke dalam jurang yang gelap dimasukkan ke dalam jurang yang gelap: beberapa naskah kuno: dirantai di dalam kegelapan.
dimasukkan ke dalam jurang yang gelap: beberapa naskah kuno: dirantai di dalam kegelapan.
Jerusalem -> 2Ptr 2:1-22
Jerusalem: 2Ptr 2:1-22 - -- Bagian ini (2Pe 2:1-3:3) mengulang pikiran Yudas, walaupun dalam hal-hal terperinci ada perbedaan.
Bagian ini (2Pe 2:1-3:3) mengulang pikiran Yudas, walaupun dalam hal-hal terperinci ada perbedaan.
Ende -> 2Ptr 2:4
Ende: 2Ptr 2:4 - -- Diberikan tjontoh bagaimana Tuhan menjiksa para pendosa. Orang Jahudi tahu akan
peristiwa kedjatuhan para Malaekat. Itulah perlambang siksa Tuhan jang...
Diberikan tjontoh bagaimana Tuhan menjiksa para pendosa. Orang Jahudi tahu akan peristiwa kedjatuhan para Malaekat. Itulah perlambang siksa Tuhan jang tak terelakan.
Ref. Silang FULL -> 2Ptr 2:4
Ref. Silang FULL: 2Ptr 2:4 - berbuat dosa // hari penghakiman · berbuat dosa: Kej 6:1-4
· hari penghakiman: 1Tim 3:6; Yud 1:6; Wahy 20:1,2
· berbuat dosa: Kej 6:1-4
· hari penghakiman: 1Tim 3:6; Yud 1:6; Wahy 20:1,2
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> 2Ptr 2:3-6
Matthew Henry: 2Ptr 2:3-6 - Penghakiman Ilahi Penghakiman Ilahi (2:3b-6)
Orang cenderung mengira bahwa apabila hukuman ditunda, tandanya akan ada pengampunan. Sedangkan bila hukuman tidak seger...
Penghakiman Ilahi (2:3b-6)
- Orang cenderung mengira bahwa apabila hukuman ditunda, tandanya akan ada pengampunan. Sedangkan bila hukuman tidak segera dilaksanakan, artinya hukuman itu pasti sudah, atau akan, dibatalkan. Namun Rasul Petrus memberi tahu kita bahwa betapapun guru-guru palsu berhasil dan berbuah, dan sekalipun itu terjadi untuk sementara waktu, namun hukuman telah lama tersedia bagi mereka. Allah sudah menetapkan sejak dahulu bagaimana Dia akan berurusan dengan mereka. Orang-orang yang tidak percaya semacam itu, yang berusaha memalingkan orang lain dari iman mereka, telah dihukum, dan murka Allah ada pada mereka. Hakim yang adil itu dengan segera akan menyatakan pembalasan. Hari celaka mereka sudah dekat, dan segala sesuatu yang akan menimpa mereka datang segera. Untuk membuktikan pernyataan ini, di sini disampaikan beberapa contoh mengenai penghakiman Allah yang adil, dalam membalas orang berdosa, yang dimaksudkan supaya kita renungkan dengan sungguh-sungguh.
- I. Lihat bagaimana Allah berurusan dengan para malaikat yang berbuat dosa. Perhatikanlah,
- 1. Tidak ada keunggulan yang dapat membebaskan seorang berdosa dari hukuman. Jika para malaikat, yang jauh mengungguli kita dalam hal kekuatan dan pengetahuan, melanggar hukum Allah, maka putusan yang dijatuhkan oleh hukum akan ditimpakan kepada mereka, tanpa ada belas kasihan atau keringanan, karena Allah tidak menyayangkan mereka. Jadi perhatikanlah,
- 2. Semakin unggul seorang pelanggar, semakin berat pula hukumannya. Para malaikat ini, yang mengungguli manusia dalam hal kemuliaan kodrat mereka, langsung dihukum. Tidak ada penundaan bagi mereka untuk beberapa hari saja, tidak ada keistimewaan yang ditunjukkan kepada mereka.
- 3. Dosa merendahkan dan menurunkan derajat orang yang melakukannya. Para malaikat di sorga dibuang dari ketinggian keunggulan mereka, dan dilucuti dari segala kemuliaan dan martabat mereka, atas ketidaktaatan mereka. Barangsiapa berdosa terhadap Allah, melukai dirinya sendiri.
- 4. Mereka yang memberontak terhadap Allah di sorga semuanya akan dijebloskan ke neraka. Tidak ada tempat atau keadaan yang terdapat di antara tingginya kemuliaan dan dalamnya kesengsaraan di mana mereka boleh tinggal. Jika makhluk ciptaan berbuat dosa di sorga, maka mereka harus menderita di neraka.
- 5. Dosa adalah perbuatan kegelapan, dan kegelapan adalah upah dosa. Gelapnya sengsara dan siksaan mengikuti gelapnya dosa. Mereka yang tidak mau berjalan menurut terang dan tuntunan hukum Allah akan dilucuti dari terang wajah Allah dan penghiburan hadirat-Nya.
- 6. Seperti halnya dosa mengikatkan manusia pada hukuman, begitu juga sengsara dan siksaan mencengkeram manusia di bawah penghukuman. Kegelapan yang menjadi sengsara mereka menahan mereka sehingga tidak bisa lepas dari siksaan mereka.
- 7. Tingkat siksaan yang terakhir tidak diberikan sampai hari penghakiman. Malaikat yang berbuat dosa, sekalipun sudah berada di neraka, masih disimpan untuk dihakimi pada hari yang besar itu.
- II. Lihat bagaimana Allah berurusan dengan dunia lama, dengan cara yang sama persis sebagaimana Dia berurusan dengan para malaikat. Dia tidak menyayangkan dunia lama. Di sini perhatikanlah,
- 1. Banyaknya pelaku pelanggaran tidak lebih penting untuk memberikan kelonggaran dibandingkan dengan beratnya pelanggaran yang ada. Jika dosa dilakukan oleh semua orang, maka begitu juga hukumannya akan dijatuhkan kepada semuanya. Namun,
- 2. Jika ada beberapa orang benar saja, mereka akan dilindungi. Allah tidak membinasakan orang baik bersama-sama dengan orang jahat. Di dalam kemurkaan Dia mengingat rahmat.
- 3. Barangsiapa menjadi pemberita kebenaran pada zaman di mana kebobrokan dan kemerosotan sudah menjadi hal yang umum, yang berpegang pada firman kehidupan dalam perilaku yang tidak bercela dan pantas diteladani, akan dilindungi di zaman kehancuran atas seluruh manusia.
- 4. Allah bisa memakai segala ciptaan ini sebagai alat pembalasan-Nya dalam menghukum orang berdosa walau tadinya dibuat dan ditetapkan-Nya untuk melayani dan memberikan manfaat bagi mereka. Ia membinasakan seluruh dunia dengan air. Namun perhatikanlah,
- 5. Apa yang menyebabkan semua ini terjadi, ialah karena dunia ini adalah dunia orang-orang yang fasik. Kefasikan menempatkan manusia di luar perlindungan ilahi, dan memperhadapkan mereka pada kebinasaan mutlak.
- III. Lihat bagaimana Allah berurusan dengan Sodom dan Gomora.
- Sekalipun mereka terletak di suatu daerah yang menyerupai taman Tuhan, namun apabila di tanah yang begitu subur mereka berlimpah-limpah dosanya, Allah dapat langsung membuat negeri yang subur itu menjadi gersang dan daerah yang banyak airnya menjadi debu dan abu. Perhatikanlah,
- 1. Tidak ada satu pun persatuan atau ikatan kerja sama politik yang dapat menahan penghakiman dari orang berdosa. Sodom dan kota-kota di sekitarnya tidak lebih aman oleh karena kuatnya pemerintahan mereka dibandingkan dengan para malaikat oleh keunggulan kodrat mereka atau dunia purba dengan jumlah mereka yang besar.
- 2. Allah bisa memakai ciptaan-ciptaan yang berlawanan untuk menghukum orang-orang berdosa yang sudah tidak dapat diperbaiki lagi. Ia membinasakan dunia purba dengan air, sedangkan Sodom dengan api. Dia yang mencegah api dan air mencelakakan umat-Nya (Yes. 43:2) dapat memakai yang mana pun untuk membinasakan musuh-musuh-Nya, sehingga mereka tidak pernah aman.
- 3. Dosa-dosa yang paling menjijikkan mendatangkan penghakiman yang paling menyedihkan. Barangsiapa busuk kejahatannya, akan tampak nyata celakanya. Mereka yang luar biasa berdosa di hadapan Tuhan harus bersiap menerima pembalasan yang paling mengerikan.
- 4. Hukuman bagi orang berdosa pada zaman yang terdahulu dirancang sebagai contoh bagi orang-orang yang hidup sesudahnya. “Teladanilah mereka, tidak hanya dalam hal masa hidup, tetapi juga di dalam langkah dan cara hidup mereka.” Manusia yang hidupnya tidak saleh harus melihat apa yang akan menimpa mereka apabila mereka terus hidup di jalan yang tidak kudus. Marilah kita mengambil hikmah dari semua contoh bagaimana Allah mengadakan pembalasan, yang dicatat untuk menasihati kita, dan untuk mencegah kita untuk tidak menjanjikan bagi diri sendiri bahwa kita akan bebas dari hukuman walaupun kita hidup di dalam dosa.
SH: 2Ptr 2:1-10 - Kiat-kiat mengenal perilaku para penyesat (Rabu, 18 Oktober 2000) Kiat-kiat mengenal perilaku para penyesat
Di mana ada yang asli, di situ ada yang palsu. Di mana ada ajaran
yang benar, di situ pasti ada ajaran...
Kiat-kiat mengenal perilaku para penyesat
Di mana ada yang asli, di situ ada yang palsu. Di mana ada ajaran yang benar, di situ pasti ada ajaran yang palsu. Sesuatu yang palsu itu selalu bertolak dari keberadaan aslinya. Bila tidak memiliki kepekaan membedakan yang benar dan yang palsu seseorang mungkin akan terjebak untuk memilih dan mengikuti yang palsu. Demikian pula dengan ajaran kebenaran dan ajaran sesat.
Melihat bahwa jemaat Tuhan sedang berhadapan dengan pengajar-pengajar yang mengajarkan ajaran sesat dan agar jemaat Tuhan tidak memilih yang palsu, Petrus pun mempersiapkan mereka secara pribadi. Langkah-langkah persiapan Petrus ini nampak dalam pasal 1:5-9. Para penyesat yang harus dihadapi jemaat Tuhan selain berasal dari kalangan sendiri, mereka juga adalah penyesat-penyesat yang mahir menyusupkan ajaran mereka secara diam-diam. Namun, seperti halnya ilalang dan gandum yang sepintas lalu sulit untuk dibedakan, begitu pula kehadiran para penyesat itu. Ada kiat-kiat khusus yang diberikan kepada jemaat Tuhan agar dapat membedakan ajaran yang benar dan ajaran yang menyesatkan. Pertama, dalam perilaku sehari-harinya, para penyesat itu lebih mengutamakan praktik pemuasan hawa nafsu daripada menjalankan dan mempertahankan kesucian Allah (1, 2). Kedua, ajaran mereka menyangkal Kristus dan penebusan-Nya (1). Ketiga, pelayanan mereka didasarkan pada keinginan mencari untung (3). Keempat, tujuan pelayanan mereka adalah mencemarkan dan menghina kedaulatan Allah (10a).
Sepak terjang para penyesat telah menjadi isu internasional. Kehadiran dan keberadaan mereka mewabah di mana-mana. Artinya, mereka akan selalu ada di tengah-tengah jemaat yang percaya dan beriman kepada Kristus. Mereka bisa tampak berjiwa misioner, bahkan mereka lebih giat dari Kristen sejati. Tetapi bila Kristen memiliki pengenalan yang benar akan Tuhan dan hidup di dalam kebenaran-Nya, Kristen tidak perlu takut terpedaya. Untuk itu tetaplah tekun membaca firman Tuhan dan setia melakukan kehendak-Nya.
Renungkan: Dengan kesiapan rohani yang mapan, matang, jernih, dan kesigapan gerak, Kristen pasti mampu menghadapi bahaya para pengajar-pengajar sesat yang berupaya menggoyahkan keyakinan iman kepada Tuhan Yesus Kristus.
SH: 2Ptr 2:1-10 - Mewaspadai guru palsu (Rabu 23 Juli 2008) Mewaspadai guru palsu
Pada umumnya gereja menghadapi ancaman dari dua pihak. Yang pertama
adalah ancaman dari luar gereja, antara lain penganiay...
Mewaspadai guru palsu
Pada umumnya gereja menghadapi ancaman dari dua pihak. Yang pertama adalah ancaman dari luar gereja, antara lain penganiayaan dari pihak-pihak non-Kristen. Yang kedua adalah ancaman dari dalam gereja sendiri, yaitu adanya pengajaran-pengajaran yang tidak sesuai dengan kebenaran Alkitab. Ancaman yang kedua ini jauh lebih berbahaya daripada yang pertama karena dapat menjauhkan umat Allah dari kebenaran firman Tuhan.
Sejarah PL memperlihatkan tampilnya nabi-nabi palsu di tengah umat Allah. Petrus mengingatkan bahwa pada zamannya dan masa yang akan datang, guru-guru palsu juga akan muncul di tengah-tengah gereja. Ini sesuai dengan perkataan Yesus (Mat. 24:5, 11-12, 24). Bagaimana mengenali guru-guru palsu itu? Pertama, mereka membawa pengajaran yang menyesatkan, bahkan dapat membawa kepada kebinasaan karena menyangkal Tuhan yang menebus mereka (ayat 1). Pengajaran sesat ini berlawanan dengan "Jalan Kebenaran (ayat 2)," yaitu pengajaran sesuai Kitab Suci. Kedua, kehidupan mereka penuh dosa dan hawa nafsu. Celakanya, banyak orang terpengaruh gaya hidup demikian (ayat 2). Ketiga, mereka akan memberitakan apa saja yang menyenangkan pendengarnya dengan motivasi mendapatkan keuntungan materi (ayat 3).
Gereja masa kini juga tak luput dari hadirnya guru palsu yang menyamar sebagai malaikat terang, yang memberitakan pengajaran yang berlawanan dengan Kitab Suci. Mereka tidak berbicara atas dorongan Roh Kudus (band. 2Ptr. 1:20-21). Namun Allah tidak akan membiarkan penyesatan dan para pelakunya berlalu dengan aman (ayat 4-10a). Walau demikian, dalam penghakiman Allah terdapat anugerah untuk mereka yang hidup benar, seperti Nuh dan Lot (ayat 5, 7-9).
Kita dipanggil untuk selalu menguji pengajaran yang kita terima (1Tes. 5:21; 1Yoh. 4:1) dan mengikuti pengajaran yang benar. Ingatlah betapa dahsyatnya penghakiman Allah. Kita juga dipanggil untuk hidup dalam kekudusan, bukan dalam hawa nafsu.
SH: 2Ptr 2:1-10 - Jangan takut terhadap pengajar sesat (Selasa, 6 Desember 2011) Jangan takut terhadap pengajar sesat
Anak Tuhan sejati memiliki Roh Kudus di dalam dirinya yang akan memampukannya mengenali roh jahat atau roh sesat...
Jangan takut terhadap pengajar sesat
Anak Tuhan sejati memiliki Roh Kudus di dalam dirinya yang akan memampukannya mengenali roh jahat atau roh sesat di dalam para pengajar sesat. Namun Roh Kudus akan berfungsi maksimal kalau kita sendiri bertekun dalam firman Tuhan karena pada hakikat-Nya tugas Roh Kudus adalah mengajarkan dan mengingatkan apa yang Tuhan Yesus sudah ajarkan di dalam firman-Nya.
Petrus sadar, di kalangan jemaat yang ia gembalakan, sudah ada pengajar-pengajar sesat yang mencoba membodohi anak-anak Tuhan dengan dongeng-dongeng isapan jempol manusia. Orang Kristen yang membaca Alkitabnya akan dapat membedakan ajaran sejati dari ajaran ngawur yang tidak alkitabiah. Ada beberapa kriteria disebutkan Petrus untuk mengenali ajaran sesat mereka. Pertama, ajaran mereka menyangkal prinsip kebenaran yang diajarkan Alkitab. Mereka memutarbalikkan kebenaran (1). kedua, inti pengajaran mereka sebenarnya mau merangsang hawa nafsu jemaat. Ajaran mereka menggoda orang untuk tidak melihat Allah, tetapi menikmati dosa. Ketiga, motivasi mereka yang hanya mencari keuntungan diri sendiri akan kelihatan (3)
Petrus menasihati jemaat untuk tidak takut terhadap pengajar sesat maupun ajarannya karena mereka pasti dihukum Tuhan dengan keras. Petrus memaparkan fakta bahwa dari zaman ke zaman selalu ada penyesat, dan penyesat itu akhirnya dibinasakan Tuhan (4-8). Tuhan tahu menyelamatkan umat-Nya dari penyesatan, Tuhan juga tahu membinasakan para penyesat (9-10). Tuhan berdaulat menentukan kapan waktunya!
Kita memang harus waspada terhadap ajaran-ajaran di luar gereja, tetapi juga yang menelusup masuk ke dalam gereja. Caranya adalah dengan disiplin rohani membaca-gali Alkitab setiap hari, ikut pembinaan iman yang diselenggarakan gereja kita, dan tentu mempraktikkan kebenaran itu dalam hidup kita. Jangan takut terhadap ajaran sesat maupun pengajarnya. Tuhan pada waktu-Nya akan menghakimi guru palsu dan menghancurkan ajarannya.
SH: 2Ptr 2:1-22 - Waspada dan Berjalan di Jalan Benar (Minggu, 7 November 2021) Waspada dan Berjalan di Jalan Benar
Sebagaimana sebuah surat dituliskan untuk memberikan nasihat, dan terkadang menunjuk kepada satu atau beberapa to...
Waspada dan Berjalan di Jalan Benar
Sebagaimana sebuah surat dituliskan untuk memberikan nasihat, dan terkadang menunjuk kepada satu atau beberapa topik secara spesifik, bagian surat Petrus yang kita baca kali ini menunjuk pada keberadaan guru-guru palsu. Sesuatu yang palsu selalu tidak benar. Demikian pula guru palsu, yang pada saat itu mengajarkan hal-hal yang tidak benar, bahkan memutarbalikkan ajaran-ajaran Kristen.
Surat Petrus menyebutkan bahwa keberadaan guru-guru palsu itu bukan fenomena baru. Sejak zaman bapa-bapa leluhur Israel, sudah ada nabi-nabi palsu yang menyesatkan umat Tuhan. Mereka menyangkal Tuhan, menghujat kemuliaan-Nya, dan hidup dalam hawa nafsu (1-3, 10-14). Namun, bukan berarti tidak ada orang yang berhasil mempertahankan iman mereka. Nuh dan Lot menjadi contoh orang-orang yang tetap beriman sekalipun hidup di antara orang-orang yang sesat (5-8). Kenyataan yang tidak terbantahkan adalah Tuhan tetap memelihara kehidupan mereka yang tetap bertahan dalam iman mereka (9).
Kenyataan seperti itu menjadi dasar bagi Petrus untuk menasihati jemaat supaya selalu waspada. Di sepanjang masa, akan selalu ada orang-orang yang mengajarkan hal-hal yang tidak benar. Mereka akan menggunakan segala macam cara, termasuk memutarbalikkan ajaran Kristen tentang kemerdekaan (18-19).
Sekalipun nasihat Petrus ditulis pada abad pertama, nasihat itu juga berlaku untuk kita semua pada masa kini. Guru-guru palsu dan ajaran-ajaran tidak benar selalu ada di sepanjang masa. Kita sebagai orang percaya dinasihatkan untuk selalu waspada. Penting untuk melihat dan menilai ajaran-ajaran yang muncul sehingga bisa melihat sesuai tidaknya dengan ajaran yang benar, yakni keseluruhan isi Alkitab. Pada masa pasca modern sekarang ini, ketika kebenaran dipandang sebagai hal yang relatif dan subjektif, kita diajak untuk tetap menilai dengan jernih, supaya tidak termakan oleh ajaran yang tidak benar, dan tidak mengajarkannya kepada sesama.
Oleh karena itu, perlu bagi kita untuk selalu menjaga kedekatan dengan Tuhan, agar kita tidak salah jalan dan kembali ke kecemaran dosa, melainkan tetap hidup di dalam Jalan Kebenaran. [KRS]
Utley -> 2Ptr 2:4-10
Utley: 2Ptr 2:4-10 - --NASKAH NASB (UPDATED): 2Pet 2:4-10a4 Sebab jikalau Allah tidak menyayangkan malaikat-malaikat yang berbuat dosa tetapi melemparkan mereka ke dalam ner...
NASKAH NASB (UPDATED): 2Pet 2:4-10a
4 Sebab jikalau Allah tidak menyayangkan malaikat-malaikat yang berbuat dosa tetapi melemparkan mereka ke dalam neraka dan dengan demikian menyerahkannya ke dalam gua-gua yang gelap untuk menyimpan mereka sampai hari penghakiman; 5 dan jikalau Allah tidak menyayangkan dunia purba, tetapi hanya menyelamatkan Nuh, pemberita kebenaran itu, dengan tujuh orang lain, ketika Ia mendatangkan air bah atas dunia orang-orang yang fasik; 6 dan jikalau Allah membinasakan kota Sodom dan Gomora dengan api, dan dengan demikian memusnahkannya dan menjadikannya suatu peringatan untuk mereka yang hidup fasik di masa-masa kemudian, 7 tetapi Ia menyelamatkan Lot, orang yang benar, yang terus-menerus menderita oleh cara hidup orang-orang yang tak mengenal hukum dan yang hanya mengikuti hawa nafsu mereka saja, — 8 sebab orang benar ini tinggal di tengah-tengah mereka dan setiap hari melihat dan mendengar perbuatan-perbuatan mereka yang jahat itu, sehingga jiwanya yang benar itu tersiksa— 9 maka nyata, bahwa Tuhan tahu menyelamatkan orang-orang saleh dari pencobaan dan tahu menyimpan orang-orang jahat untuk disiksa pada hari penghakiman, 10 terutama mereka yang menuruti hawa nafsunya karena ingin mencemarkan diri dan yang menghina pemerintahan Allah.
2Pet 2:4 "jikalau" Ini adalah sebuah FIRST CLASS CONDITIONAL yang biasanya dianggap benar dari sudut pandang si penulis atau untuk tujuan sastranya. Ini memulai suatu kalimat yang diperpanjang yang berjalan melalui ayat 2Pet 2:10a. Ada kemungkinan bahwa pola bersyarat ini harus diulang melalui kalimat, Yunani yang panjang dan terlibat ini. NRSV memiliki kata "jika " dalam ay. 2Pet 2:4,5,6,7; NIV memiliki "jika" dalam ay. 2Pet 2:4,5,6,7,9, tetapi dalam teks Yunani hanya terjadi dalam ay. 2Pet 2:4. Konteks ini melukiskan serangkaian penghukuman PL yang melibatkan malaikat.
□ "malaikat yang berbuat berdosa" Ini sejajar dengan Yudas ay. 2Pet 2:6. Berikut ini adalah catatan dari komentar saya di Yakobus dan Yudas (Vol. 11).
Catatan dari Komentari Yudas
Yudas ayat 2Pet 2:6 " Dan bahwa Ia menahan malaikat-malaikat yang tidak taat pada batas-batas kekuasaan mereka, tetapi yang meninggalkan tempat kediaman mereka, dengan belenggu abadi di dalam dunia kekelaman sampai penghakiman pada hari besar" Sodom dan Gomora, dalam cara yang sama seperti malaikat-malaikat ini, memuaskan diri dalam percabulan yang kotor dan mengejar kedagingan yang tak wajar. Keduanya ditampilkan sebagai contoh menjalani hukuman api kekal.
Yudas ayat 2Pet 2:6 "malaikat-malaikat" Ayat ini menambahkan malaikat ke dalam daftar orang-orang yang awalnya beribadah dan kemudian memberontak melawan YHWH dan dengan demikian dihancurkan atau dihakimi. Tapi malaikat yang mana? Beberapa informasi diberikan untuk menggambarkan kelompok malaikat yang ini:
- 1. mereka tidak menjaga wilayahnya sendiri
- 2. mereka meninggalkan tempat tinggal mereka yang sepantasnya
- 3. mereka akan diikat dengan belenggu yang kekal di kegelapan untuk hari penghakiman
- 4. "berdosa" (2Pet 2:4)
- 5. "mengkomitmenkan mereka ke dalam neraka/tartarus" (2Pet 2:4)
- 6. "mengkomitmenkan mereka ke jurang kegelapan yang disediakan untuk penghakiman" (2Pet 2:4)
Malaikat yang mana dalam PL yang memberontak dan berdosa?
- 1. malaikat sebagai kekuatan di belakang penyembahan kafir
- 2. makhluk malaikat yang lebih rendah, yang disebut dengan nama iblis yang khas dalam PL. Contoh: Hantu malam (lih. Yes 34:14), Azazel (lih. Im 16:8), dan Jin (lih. Im 17:7.)
- 3. "anak-anak Allah" dalam Kej 6 (sering dibahas dalam tulisan-tulisan apokaliptik intertestamental, I Henokh 86-88, 106; II Henokh 7,18; II Barukh 56; Yobel 5)
- 4. malaikat yang disebutkan dalam sebuah contoh dari tulisan intertestamental apokaliptik Yahudi (karena penggunaan Yudas akan buku lain yang semacam ini dalam ay. 9,14)
- NASB "yang tidak menjaga wilayahnya sendiri"
- NKJV "yang tidak menjaga wilayah mereka yang tepat"
- NRSV "yang tidak menjaga posisi mereka sendiri"
- TEV "yang tidak taat pada batas-batas kekuasaan mereka"
- NJB "yang tidak menjaga otoritas yang mereka miliki"
Ada permainan dalam bentuk kata dari KATA KERJA "menjaga" dalam ay. 2Pet 2:6. Para malaikat tidak menjaga tempat mereka (AORIST ACTIVE PARTICIPLE) sehingga Allah telah menahan mereka di tempat penjara sampai hari penghakiman (PERFECT ACTIVE INDIKATIVE). Malaikat yang melanggar kehendak Tuhan tersebut menghadapi baik penghakiman temporal dan eskatologis, seperti para pemberontak Israel selama periode mengembara padang belantara dan para penduduk Sodom dan Gomora.
Istilah "wilayah" adalah istilah Yunani archē, yang berarti "awal" atau "asal" dari sesuatu.
- 1. awal dari urutan yang dibuat (lih. Yoh 1:1; 1Yoh 1:1)
- 2. awal dari Injil (lih. Mr 1:1; Fil Mr 4:15)
- 3. saksi mata pertama (lih. Luk 1:2)
- 4. tanda-tanda awal (mujizat, lih. Yoh 2:11)
- 5. prinsip-prinsip awal (lih. Ibr 5:12)
- 6. jaminan / keyakinan awal (lih. Ibr 3:14)
Istilah ini digunakan untuk "aturan" atau "otoritas"
- 1. pejabat yang mengatur manusia
- 2. otoritas kemalaikatan
- a. Rom 8:38
- b. 1Kor 15:24
- c. Ef 1:21; 3:10; 6:10
- d. Kol 1:16; 2:10,15
Guru-guru palsu ini menghina semua otoritas, duniawi dan surgawi. Mereka adalah kelompok Antinomian Libertini. Mereka menempatkan diri mereka dan keinginan mereka terlebih dahulu sebelum Allah, malaikat, otoritas sipil, dan para pemimpin gereja.
- NASB "tetapi meninggalkan tempat tinggal mereka yang tepat"
- NKJV "tetapi yang meninggalkan tempat kediaman mereka"
- NRSV "tetapi meninggalkan kediaman mereka yang tepat"
- TEV "tetapi meninggalkan tempat kediaman mereka sendiri"
- NJB "tetapi meninggalkan wilayah yang telah ditunjuk bagi mereka"
Malaikat-malaikat meninggalkan wilayah surgawi mereka dan pergi ke tempat lain (bumi). Hal ini cocok sekali dengan penafsiran malaikat dari Kej 6:1-4. Tindakan ini adalah penolakan yang disengaja akan kehendak dan otoritas Allah.
□ "dalam belenggu abadi" Rantai digunakan pada malaikat dalam I Henokh dan Setan diikat dengan "rantai besar" dalam Wahy 20:1-2. Istilah "kekal" bisa berarti "kuat," "memadai," "yakin," tidak secara harfiah abadi, karena malaikat ini hanya ditahan hingga Hari Penghakiman, ketika cara penahanan yang lain akan digunakan (lih. Wahy 20:10,14-15). Intinya adalah, beberapa malaikat dipenjara sekarang, untuk mengontrol aktivitas jahat mereka.
□ "dalam dunia kekelaman" Istilah tartarus (tidak digunakan dalam Yudas tetapi terdapat dalam 2Pet 2:4 dan I Henokh 20:2) digunakan dalam mitologi Yunani untuk tempat penahanan para Titan, raksasa yang setengah Illahi, dan setengah manusia. Hal ini sesuai dengan penafsiran malaikat dari Kej 6. I Henokh menggambarkan tempat tinggal baru dari para malaikat pemberontak (lih. I Henokh Kej 10:5,12) sebagai kegelapan yang kekal. Betapa bedanya dengan kecemerlangan surgawi (kemuliaan). Para rabi membagi Sheol menjadi "Firdaus" (untuk orang benar) dan neraka/tartarus (untuk orang jahat). Istilah "jurang" (lih. Luk 8:3, Wahy 9:1; 11:7; 20:3) ini identik dengan metafora kegelapan yang digunakan dalam ayat 2Pet 2:13b.
□ "hari besar" Ini merupakan cara lain untuk menunjuk pada Hari Penghakiman, hari ketika Allah akan meminta pertanggung-jawaban dari semua makhluk ciptaan yang sadar atas karunia kehidupan (lih. Fili 2:10-11; Yes 45:23; Rom 14:10-12).
- NASB, NKJV, NRSV, TEV,
- NIV "Neraka"
- NJB "dunia bawah"
Weymouth "Tartarus"
Lihat catatan di atas tentang "dalam dunia kekelaman" dalam catatan tentang Yudas ayat 2Pet 2:6.
□ "gua-gua yang gelap" Istilah sirois ditemukan dalam naskah kuno Yunani berhuruf besar א, A, B, dan C. Terjemahan King James Version memiliki kata "rantai" (seirais), yang mirip artinya dengan kata "ikatan" (demois) dalam Yud 1:6, yang ditemukan di naskah kuno papirus P72, juga bandingkan I Henokh Yud 1:10).
2Pet 2:5 "tidak menyayangkan dunia purba" Ini merujuk kepada penghakiman Allah atas kejahatan umat manusia (lih. Kej 6:5,11-12,13b Kej 8:21). Penghakiman menggunakan air ini dijelaskan dalam Kej 6; 7; 8; 9. Peristiwa yang sama disebutkan dalam 1Pet 3:18-22.
□ "Nuh" Seorang laki-klaki dan keluarganya "mendapat kasih karunia di mata Tuhan" (yaitu, Nuh, lih. Kej 6:8-9,18). Peristiwa ini juga dijelaskan dalam buku Josephus Antiquities dari Orang Yahudi 1.3.1, I Klemens 7.6, 9.4, dan Oracle Sibylline 1.128).
□ "pemberita kebenaran itu" PL tidak menyebutkan khotbah Nuh, tetapi tradisi rabi sudah pasti menyebutkannya (lih. Jubilee 7:20-29; Sibylline Oracles 1,128-129).
□ "air bah" Dari kata Yunani inilah berasal kata Bahasa Inggris "cataclysm (=bencana alam)." Menurut I Henokh, ini adalah penghakiman Allah atas ras campuran dari hubungan seksual manusia/malaikat dari Kej 6:1-4.
2Pet 2:6 "Sodom dan Gomora" Kehancuran kota-kota jahat ini dijelaskan dalam Kej 19:24-28. Malaikat adalah sarana untuk melarikan diri bagi Lot dan keluarganya dan, dengan demikian tersirat bahwa, mereka terlibat dalam penghancuran kota-kota dataran tersebut.
Hal ini sejajar dengan Yudas ayat 2Pet 2:7. Sepertinya Nuh adalah contoh penghakiman dengan air sementara Sodom dan Gomora adalah contoh penghakiman oleh api.
Saya telah menyertakan catatan berikut dari komentar saya atas Yudas ayat 2Pet 2:7
Catatan dari Komentari Yudas
ay. 2Pet 2:7 "Sodom dan Gomora" Ini adalah contoh ketiga dari pemberontakan yang melibatkan aktivitas seksual di luar rencana Allah yang diwahyukan yaitu pernikahan:
- 1. penyembahan dewa kesuburan Kanaan di Sitim (lih. Bil 25)
- 2. upaya oleh para malaikat untuk mencampur adukkan susunan penciptaan (lih. Kej 6:1-4; 2Pet 2:4)
- 3. aktivitas homoseksual Sodom dan Gomora terhadap malaikat (lih. Kej 19; 2Pet 2:6)
□ "dan kota-kota sekitarnya" Kota-kota ini tercantum namanya dalam Ul 29:23.
□ "cara yang sama" Ini adalah ACCUSATIVE yang secara gramatikal berhubungan dengan para malaikat (lih. ay. 2Pet 2:6), bukan "kota-kota tetangga." Telah dispekulasikan bahwa Yude menggunakan ilustrasi PL ini karena sebagaimana malaikat mengambil perempuan dalam Kej 6, di sini orang laki-laki mencoba untuk mengambil malaikat (lih. Kej 18:22; 19:1). Jika demikian, ini akan menjadi contoh lain dari upaya untuk mencampur adukkan susunan penciptaan. Namun demikian, bagi saya sepertinya para penduduk Sodom tidak tahu bahwa mereka adalah malaikat dan berpikir mereka adalah sesama laki-laki biasa (lih. Kej 18:22).
□ "percabulan dan mengejar kepuasan-kepuasan yang tak wajar" Ini merujuk pada "jenis kedagingan yang berbeda (heteros)." Ini sepertinya berhubungan baik dengan (1) para malaikat dan perempuan menurut Yosefus dalam Antiquities orang Yahudi 2Pet 1:3 dan (2) homoseksualitas (lih. Rom 1:26-27) yang begitu umum di daerah Sodom.
□ "telah menanggung siksaan api kekal sebagai peringatan kepada semua orang" Yudas menggunakan contoh- contoh PL ini sebagai peringatan yang jelas kepada para pembacanya. Waspadalah terhadap eksploitasi seksual oleh siapa saja.
PB dengan jelas berbicara tentang hukuman yang kekal (lih. Mat 25:41,46; 2Tes 2:8-9; Wahy 19:20; 20:11,14-15, dan juga I Henokh 54:1). Topik ini sulit untuk dibahas karena Alkitab tidak memberikan banyak informasi tentang surga atau neraka. Alkitab menegaskan realitasnya, tetapi tidak mengungkapkan informasi yang spesifik, dan biasanya menggambarkannya dalam bahasa kiasan. Yesus menggunakan "lembah bani Hinom," yang tepat di sebelah selatan Yerusalem dan digunakan oleh Israel di bawah Manasye untuk menyembah Molokh, dewa api Kanaan yang mensyaratkan pengorbanan anak. Orang-orang Yahudi, karena malu dan menyesal atas partisipasi mereka sendiri dalam upacara kesuburan tersebut, mengubah daerah ini menjadi tempat pembuangan sampah untuk Yerusalem. Metafora Yesus tentang api, asap, dan cacing berasal dari tempat ini, Gehenna.
Tempat penyiksaan ini tidak diciptakan bagi umat manusia, tetapi untuk malaikat pemberontak (lih. Mat 25:41). Kejahatan di semua tingkatan akan dihapuskan dan dipisahkan dari ciptaan Allah. Neraka adalah cara Alkitab menggambarkan pemisahan permanen ini.
Sebelum saya meninggalkan topik ini izinkan saya mengungkapkan rasa sakit yang menyertai saat saya mendekati subyek ini. Ini adalah satu-satunya penderitaan dalam Alkitab yang tidak bisa ditebus. Ini bukan kehendak Allah bagi siapa pun. Ini adalah akibat dari pemberontakan yang disengaja, terus-menerus, baik dari malaikat dan manusia. Ini adalah luka terbuka yang berdarah di hati Allah yang tidak akan pernah sembuh! Kesediaan Allah untuk mengizinkan kehendak bebas di antara makhluk ciptaan-Nya, mengakibatkan beberapa keterhilangan kekal yang menyakitkan.
Komentari Alkitab Jerome, vol. II, hal 379 menyebutkan bahwa deskripsi Yudas akan hukuman dari para malaikat ini sangat mirip dengan I Henokh Mat 10:4-6,11,13; 12:4; 15:3; 19:1. Hal ini sepertinya mengkonfirmasikan kenal baiknya Yudas dengan karya apokaliptik antar-Alkitab Yahudi ini.
2Pet 2:7-8 "Lot, orang yang benar" Ini mungkin merupakan singgungan pada (1) buku Yahudi ekstra-kanonik Kebijaksanaan Salomo Mat 10:6 atau (2) tradisi kerabian. Lot secara rohani sedih oleh tindakan orang jahat kontemporer (beberapa tradisi kerabian tercermin dalam ay. 2Pet 2:8 dan I Klem Mat 11:1) sebagaimana juga para pembaca II Petrus oleh tindakan guru-guru palsu yang tidak bermoral tersebut.
Seluruh bagian ini adalah suatu bentuk tipologi PL. Hal-hal yang terjadi dalam sejarah Israel sedang terulang di zaman Petrus.
2Pet 2:9 Ini adalah kesimpulan dari kalimat panjang yang dimulai di ay. 2Pet 2:4. Allah akan menyelamatkan milik-Nya sendiri (yaitu, Nuh, ay. 2Pet 2:5 dan Lot, ay. 2Pet 2:7) dan menuntut tanggung jawab dari orang jahat atas perbuatan mereka (yakni, malaikat dan manusia).
2Pet 2:10 "mereka yang menuruti hawa nafsunya karena ingin mencemarkan diri" Ini merujuk kepada naluri manusia yang diberikan oleh Allah tetapi dengan pembatasan tertentu (yaitu, seksualitas manusia, tetapi dalam perkawinan). Manusia yang jatuh menggunakan karunia Allah melampaui batasan yang diberikan Tuhan, untuk tujuan yang bersifat egosentris, mementingkan diri sendiri (lebih dan lebih lagi untuk saya atas biaya/pengorbanan apapun).
□ "dan yang menghina pemerintahan" Ini adalah sejajar dengan Yudas ayat 2Pet 2:8 dalam beberapa hal.
1. memanjakan daging |
1. menajiskan daging |
2. menghina pemerintah |
2. menolak pemerintah |
3. menghujat kemuliaan |
3. Menghujat yang mulia di surga |
Yudas dengan jelas merujuk kepada malaikat dengan frasa ini, tetapi II Petrus kemungkinan besar berhubungan dengan ay. 2Pet 2:4 dan selanjutnya merujuk pada menolak Kristus. Saya telah menyertakan catatan saya tentang Yud 1:8.
Catatan dari Komentari Yudas
ay. 2Pet 2:8 "Namun demikian" Guru-guru palsu di zaman Yudas memiliki kesamaan dengan guru-guru yang memberontak di zaman dahulu. Sifat setepatnya dari kesamaan tersebut tidak dijelaskan.
□ "orang-orang" Ini adalah cara Yudas untuk merujuk pada guru-guru palsu yang telah menyerbu gereja (lih. ay. 2Pet 2:8,10,12,14,16,19).
□ "bermimpi-mimpian ini juga" Istilah ini digunakan untuk para nabi-nabi palsu PL (lih. Ul 13:1-5; Yer 23:25-32), mereka yang mengaku mendapat wahyu khusus dari Allah (lih. Kol 2:18).
□ "mencemarkan tubuh" Ini adalah penggunaan metaforis dari istilah "noda." Jelaslah terdapat suatu aspek amoral dalam ajaran dan /atau gaya hidup mereka. Semua contoh PL ini melibatkan beberapa jenis dosa seksual (lih. 2Tim 3:1 dst; 2Pet 2).
□ "menghina kekuasaan Allah serta menghujat semua yang mulia di sorga" Ada tiga karakteristik "mereka."
- 1. "mencemarkan tubuh"
- 2. "menolak kekuasaan" (NASB, NKJV, NRSV) "menghina kekuasan Allah" (TEV) "mengabaikan Kekuasaan" (NJB)
- 3. "menghujat kemuliaan malaikat" (NASB) "berbicara jahat tentang tokoh pembesar" (NKJV) "memfitnah yang mulia" (NRSV)
"menghujat semua yang mulia di surga" (TEV)
"menyalahgunakan kemuliaan juga" (NJB)
Jelaslah bahwa yang pertama berkaitan dengan dosa seksual, tapi bagaimana dengan yang kedua dan ketiga?
Penunjukan kedua, yaitu "menolak kekuasaan," telah ditafsirkan setidaknya dalam dua cara.
- 1. istilah Yunani untuk "kekuasaan" adalah kuriotēa, yang berkaitan dengan istilah "Tuhan" (kurios), oleh karena itu beberapa orang mengaitkan penolakan ini (walaupun VERBALnya berbeda) dengan penyangkalan Yesus dalam ay. 2Pet 2:4 ("satu-satunya Penguasa dan Tuhan kita, Yesus Kristus ")
- 2. istilah Yunani untuk "kekuasaan" adalah kuriotēta, yang berkaitan dengan kuriotēs, yang digunakan dalam 2Pet 2:10 (lih. Ef 1:21; Kol 1:16) untuk merujuk kepada malaikat
Konteks ini tampaknya menunjuk pada malaikat, sehingga # 2 adalah yang paling cocok.
Penunjukan ketiga menggunakan sebuah istilah PL "kemuliaan" (kabod), yang digunakan untuk Allah (lih. ay. Kol 1:24,25; 2Pet 1:3,17; 3:18) dan segala sesuatu yang berhubungan dengan Allah, khususnya di surga atau kehidupan yang akan datang. Dalam hal ini Yudas memilih di interbiblical perluasan dari konsep PL ini untuk merujuk kepada makhluk malaikat, makhluk kekuasaan dan otoritas.
Hal ini bahkan mungkin menunjuk pada penolakan terhadap Hukum PL karena orang Yahudi percaya bahwa malaikat menjabat sebagai perantara YHWH dalam memberikan Hukum kepada Musa di Gunung. Sinai (lih. Kis 7:35).
Inti dari konteks ini adalah gaya hidup kelewat-batas dari " para" guru-guru palsu di bidang moralitas dan otoritas. Daftar karakteristik guru-guru palsu yang dimulai dalam ay. 1-4 berlanjut: (1) menghina kekuasaan, ay. 2Pet 2:10; (2) seperti binatang ay. 2Pet 2:12; (3) pencari kesenangan, ay. 2Pet 2:13; (4) menodai perjamuan kasih ay. 2Pet 2:13; (5) menyebabkan orang percaya yang lemah untuk dosa ay. 2Pet 2:14; dan (6) menjanjikan kemerdekaan padahal mereka sendirio adalah budak, ay. 2Pet 2:19.
Topik Teologia -> 2Ptr 2:4
Topik Teologia: 2Ptr 2:4 - -- Makhluk-makhluk Supranatural
Para Malaikat Jahat
Dosa
Asal Usul Dosa
Dosa Bermula di Surga Bersama dengan Satan dan Malaikat-malai...
- Makhluk-makhluk Supranatural
- Para Malaikat Jahat
- Dosa
- Asal Usul Dosa
- Dosa Bermula di Surga Bersama dengan Satan dan Malaikat-malaikatnya
- Pengudusan
- Pengudusan: Sasaran dan Hambatan
- Hambatan Pengudusan
- Murtad Meniadakan Pengudusan
- Ula 32:15-18 1Ta 28:9 Yes 65:11-15 Yer 2:21 Yer 18:9-10 Zef 1:4-6 Mat 3:10 Mat 13:3-8,18,20-22 Mat 24:9-12 Luk 8:11,13 Luk 9:57-62 Luk 11:24-26 Luk 13:6-9 Yoh 15:6 Kis 7:39-43 1Ti 1:18-20 1Ti 4:1-3 2Ti 3:1-9 2Ti 4:3-4 2Ti 4:10 Ibr 3:12-13 Ibr 4:1-11 Ibr 6:4-8 Ibr 10:25-31,39 2Pe 2:1-22 2Pe 3:17 Yud 1:4
TFTWMS -> 2Ptr 2:4-10
TFTWMS: 2Ptr 2:4-10 - Kepastian Penghakiman Allah KEPASTIAN PENGHAKIMAN ALLAH (2 Petrus 2:4-10a)
4 Sebab jika Allah tidak menyayangkan malaikat-malaikat ketika mereka berdosa, tetapi melemparkan mere...
KEPASTIAN PENGHAKIMAN ALLAH (2 Petrus 2:4-10a)
4 Sebab jika Allah tidak menyayangkan malaikat-malaikat ketika mereka berdosa, tetapi melemparkan mereka ke dalam neraka dan menyerahkan mereka ke dalam gua-gua kegelapan, disimpan untuk penghakiman; 5 dan tidak menyayangkan dunia purba, tetapi menyelamatkan Nuh, pemberita kebenaran, dengan tujuh orang lainnya, ketika Ia mendatangkan air bah ke atas dunia orang-orang fasik; 6 dan jika Ia menghukum kota Sodom dan Gomora kepada kebinasaan dengan melenyapkan mereka menjadi abu, menjadikan mereka suatu peringatan bagi orang-orang yang akan hidup fasik di masa-masa kemudian, 7 dan jika Ia menyelamatkan Lot orang benar, yang terus-menerus tertindas oleh cara hidup penuh hawa nafsu dari orang-orang yang tak mengenal hukum 8 (sebab melalui apa yang ia lihat dan dengar orang benar itu, selagi hidup di tengah-tengah mereka, merasa jiwanya yang saleh tersiksa hari demi hari oleh perbuatan-perbuatan mereka yang jahat itu), 9 maka Tuhan tahu bagaimana menyelamatkan orang saleh dari pencobaan, dan mengurung orang-orang jahat di bawah penghukuman untuk hari penghakiman, 10a terutama mereka yang menuruti keinginan daging dalam pelbagai hasratnya yang bejad dan yang menghina kuasa Allah (NASB).
Kalimat Yunani yang panjang ini tidak pernah berakhir dengan tepat. Kalimat itu berakhir dalam ayat 10 ketika Petrus mengalihkan perhatiannya kepada gambaran lebih lanjut tentang guru-guru palsu. Dengan serangkaian kalimat bersyarat, rasul itu berpendapat bahwa Allah yang sama yang telah melaksanakan penghakiman di masa lalu mampu sepenuhnya melakukannya lagi. Kesamaan dengan Yudas adalah jelas. Jika Allah tidak menyayangkan para malaikat, jika Ia tidak menyayangkan dunia Nuh, jika Ia tidak menyayangkan Sodom dan Gomora … kita mengharapkan kalimat itu berlanjut, "Maka Ia tidak akan menyayangkan guru-guru palsu. Mereka juga akan dihakimi." Petrus tidak pernah sempat mengatakan hal itu, meski implikasinya cukup jelas. Beberapa terjemahan menambahkan kata "kemudian" dalam ayat 9 dan mencoba untuk menyelesaikan kalimat itu, tapi upaya itu sifatnya artifisial.
Ayat 4. Para pembaca harus berhati-hati dalam mengembangkan teori malaikat-malaikat dari ayat ini, apalagi bicara tentang teori asal-usul Iblis. Malaikat-malaikat itu sifatnya insidental; subyeknya adalah penghakiman Allah. Petrus tidak sedang menawarkan teologi fungsi malaikat dalam hubungan antara Allah dan manu-sia. Petrus tidak mengatakan apa-apa tentang penciptaan mereka maupun jenis dosa yang menyebabkan penghakiman mereka. Paling jauh kita dapat mengatakan bahwa penyebutan malaikat-malaikat itu merupakan undangan bagi pembaca untuk melontarkan pertanyaan tentang mereka.
Marilah kita akui bahwa malaikat-malaikat, roh-roh jahat, dan Iblis merupakan teka-teki di dalam Alkitab. Kata Ibrani Ea*l=m^ (mal'ak) dan kata Yunani a¡ggeloß (angelos) adalah istilah umum yang berarti "utusan." Kadangkala Allah mengirim utusan kepada manusia. Beberapa malaikat bahkan diberi nama: Mikhael dan Gabriel. Tidak ada banyak lagi yang bisa dikatakan. Namun begitu, itu tidak pernah bisa mencegah orang-orang dari pikiran menyimpang yang spekulatif yang bicara lebih banyak lagi daripada Alkitab. Orang menduga bahwa ketika Ayub dan mazmur-mazmur tertentu mengacukan suatu rapat di sorga, pernyataan-pernyataan itu harus dipahami sebagai kurang daripada literal. Penempatan malaikat-malaikat ke dalam peringkat hirarki seperti kerubim dan serafim adalah spekulasi murni. Pelbagai utusan dari Allah muncul dalam alur cerita Alkitab. Makhluk-makhluk seperti itu tampaknya ada. Sejauh itulah yang kita ketahui.
Baik kata "setan" atau kata "Iblis" tidak muncul di dalam 2 Petrus 2:4.4Namun demikian, ayat ini telah diambil sebagai pernyataan tentang asal-usulnya. Ada tradisi lama bahwa Iblis adalah malaikat yang kesombongannya membuat dia memberontak melawan Allah. Pernyataan Alkitab tentang hal itu sangat dirindukan sekali. Wahyu 12 adalah sangat figuratif, pernyataan yang bersifat penglihatan oleh Yohanes. Sulit untuk menemukan pernyataan yang jelas dan tegas tentang asal-usul Iblis dari nas itu. Ketika Yesus berkata bahwa Ia melihat "Iblis jatuh seperti kilat dari langit" (Lukas 10:18), konteksnya membuat jelas bahwa Ia sedang bicara tentang kekalahan spiritual Iblis, yang dihasilkan melalui karya tujuh puluh orang murid. Nas-nas seperti Yehezkiel 28 bicara tentang penghakiman Allah atas Tirus. Meski ada acuan kepada Taman Eden di dalam pasal ini, namun melihat adanya acuan kepada asal-usul Iblis di dalam nas itu adalah aneh. Seperti para malaikat, Iblis muncul begitu saja di dalam Alkitab. Bagaimana Iblis terkait dengan atau menyebabkan manusia berdosa tidaklah jelas. Apapun yang ia lakukan, secara jelas itu tidak membebaskan manusia dari tanggung jawab.
Apa yang bisa kita katakan tentang masalah itu adalah bahwa di suatu tempat, malaikat kadang-kadang berdosa. Jika Petrus sedang mengutip sebuah insiden di dalam Alkitab di mana malaikat berdosa, maka Kejadian 6:1-4 akan menjadi prospek terbaik. Tepat sebelum air bah, Kejadian mencatat bahwa "anak-anak Allah melihat, bahwa anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik, lalu mereka mengambil isteri dari antara perempuan-perempuan itu." Dalam konteks inilah kejahatan penciptaan dicatat. Konsekuensinya Allah mendatangkan air bah. Meski kata "malaikat" tidak digunakan dalam Kejadian 6, "anak-anak Allah" mungkin saja mengacu kepada makhluk sorgawi seperti dalam Ayub 1: 6.
Ada beberapa pertimbangan lain yang sering dikutip untuk mendukung kesimpulan bahwa malaikat-malaikat Petrus itu sama dengan "anak-anak Allah" dalam Kejadian 6:2. Pada periode Perjanjian Baru, rabi-rabi menunjukkan banyak minat yang sangat besar, hampir seperti obsesi, terhadap "anak-anak Allah" dalam Kejadian 6:2. Ada sebuah karya yang menarik dari periode yang disebut 1 Henokh yang melebih-lebihkan kisah dalam Kejadian 6. Karena 1 Henokh dikutip oleh Yudas, maka cukup aman untuk mengatakan bahwa baik Petrus dan Yudas mengenal baik karya itu. Selanjutnya, Petrus mengutip tiga kali dalam dua suratnya tentang penghakiman yang menimpa dunia di zaman Nuh (1 Petrus 3:20; 2 Petrus 2:5; 3:6). Insiden tentang "anak-anak Allah" memulai pasal di mana air bah diperkenalkan.
Pada akhirnya bukti itu tidak pasti. Boleh jadi "anak-anak Allah" yang disebut dalam Kejadian 6 itu tidak terlintas di dalam pikiran Petrus ketika ia mengatakan bahwa malaikat-malaikat dilemparkan ke dalam neraka. Jika bukan itu yang ia pikirkan, maka sulit untuk memikirkan nas lain Perjanjian Lama di mana subyeknya adalah malaikat-malaikat yang berdosa. Yudas juga menyinggung penghakiman yang telah menimpa para malaikat, tetapi ia menambahkan bahwa mereka jatuh karena mereka tidak puas dengan kedudukan yang Allah berikan kepada mereka. Yudas tidak memberikan rincian lebih lanjut dibandingkan dengan yang Petrus lakukan tentang keadaan khusus di balik dosa-dosa para malaikat itu.
Petrus berkata, Allah tidak menyayangkan malaikat-malaikat ketika mereka berdosa, tetapi melemparkan mereka ke dalam neraka. Kata yang diterjemahkan "melemparkan ke dalam neraka" (tartarow, tartaroō) adalah kata kerja yang berarti "diasingkan ke Tartarus." Kata itu hanya digunakan di sini dalam Perjanjian Baru. Dalam literatur pagan, Tartarus adalah bagian dari akhirat di mana Titans, nenek moyang para dewa Olimpia, diasingkan. Petrus mungkin memilih kata itu karena yang menjadi subyeknya adalah makhluk-makhluk manusia super. Tampaknya ia akan sudah mengatakan bahwa orang-orang jahat diasingkan ke Hades.
Beberapa naskah mengatakan malaikat-malaikat itu dibelenggu "dengan rantai [seiraivß, seirais] kekelaman," sementara yang lainnya terbaca "dalam gua-gua [siroi√ß, sirois] kekelaman." Alkitab NASB lebih memilih pembacaan yang belakangan dengan kalimat gua-gua kegelapan. Pemahamannya berbeda sedikit terlepas dari bacaan yang mana yang kita pilih. Acuan kepada "belenggu" atau "gua" jelas merupakan kiasan. Belenggu atau gua harfiah untuk makhluk spiritual tidaklah masuk akal. Penghakiman yang para malaikat itu nantikan tampaknya penghakiman yang sama yang akan terjadi ketika semua orang berdiri di hadapan Allah pada kedatangan kembali Tuhan.
Ayat 5. Rasul itu tetap berfokus pada penghakiman yang pasti akan datang ke atas guru-guru palsu itu. Jika Allah tidak menyayangkan malaikat-malaikat, Ia juga tidak menyayangkan dunia purba. Dalam Kejadian 6, kisah air bah langsung muncul setelah cerita tentang anak-anak Allah yang mengawini anak-anak perempuan manusia. Seperti disebut di atas, urutan pelbagai peristiwa memberikan dukungan tertentu terhadap usulan bahwa "malaikat" dari 2:4 adalah sama dengan "anak-anak Allah" dalam Kejadian 6. Seperti Petrus, Yudas juga menyinggung tiga contoh di mana Allah telah menghakimi orang-orang jahat. Dua dari contoh-contoh itu adalah sama, namun Yudas menggunakan penghakiman yang Allah turunkan ke atas Israel di padang gurun ketimbang kisah air bah (Yudas 5). Petrus mengacukan air bah itu sebagai penghakiman Allah baik di sini maupun di 3:5, 6; Yudas tidak menyebutkan air bah sama sekali.
Petrus mengikuti tradisi Yahudi dan Kristen ketika ia menyebut Nuh pemberita kebenaran. Memang masuk akal menganggap Nuh akan sudah dibuat sedih oleh segala kefasikan yang ia lihat. Orang bisa membayangkan dia mencoba untuk membujuk orang-orang sezamannya agar berbalik dari cara hidup mereka yang jahat dan hidup dengan benar. Namun begitu, dalam Kejadian itu yang berduka adalah Allah, bukan Nuh, atas keadaan yang ditimbulkan oleh orang-orang itu sendiri.
Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata, maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya (Kejadian 6:5, 6).
Belakangan catatan itu menambahkan, "Allah menilik bumi itu dan sungguhlah rusak benar, sebab semua manusia menjalankan hidup yang rusak di bumi" (Kejadian 6:12).
Dalam Kejadian, tidak ada acuan kepada khotbah apa saja yang Nuh lakukan. Ia digambarkan sebagai orang benar. Ia setia ketika Allah menugaskan dia untuk membangun bahtera. Bagi Petrus, pemberitaan Nuh bukanlah inti maksudnya. Penghakiman Allah adalah subyeknya. Guru-guru palsu yang mengganggu gereja yang Petrus sebutkan sebaiknya memberi perhatian terhadap penghakiman yang dituntut oleh Allah di zaman dunia kuno.
Alkitab NASB menafsirkan bahasa Yunani itu, seperti halnya sebagian besar terjemahan lainnya, ketika Petrus mengatakan bahwa Allah menyelamatkan Nuh … dengan tujuh orang lainnya. Secara harfiah, bahasa Yunaninya berbunyi, "Allah, melestarikan Nuh, yang kedelapan." Dalam 1 Petrus 3:20, rasul itu juga mengacukan "delapan jiwa" yang diselamatkan dari air bah. Dalam catatan Kejadian, kedelapan orang itu adalah Nuh, istrinya, ketiga anaknya, dan istri-istri mereka (Kejadian 8:18). Richard J. Bauckham percaya bahwa rasul itu berhati-hati dalam menggunakan angka "delapan" oleh karena pentingnya simbol angka itu. Umat Kristen mula-mula menganggap zaman yang akan datang sebagai hari kedelapan, satu hari yang ditambahkan kepada hari-hari penciptaan dalam Kejadian 1; 2. Selanjutnya, mereka membicarakan hari Minggu sebagai "hari kedelapan," hari yang pertama dari hari-hari dalam minggu itu.5
Mengenai umat manusia lainnya, Allah mendatangkan air bah ke atas dunia orang-orang fasik. Allah menunjukkan diri-Nya sebagai Pribadi yang menuntut kebenaran ketika Ia mendatangkan air bah. Allah yang sama yang menghakimi dunia zaman itu akan menghakimi lagi. Para pembaca Petrus tidak akan gagal untuk melihat bahwa Allah menyelamatkan delapan orang itu. Tentang malaikat-malaikat yang berdosa, tidak satu pun yang diselamatkan. Ketika air bah datang, Allah menyelamatkan orang-orang yang saleh. Ketika penghakiman terakhir tiba, Allah dapat diharapkan untuk menyelamatkan orang yang setia dari kematian seperti Ia menyelamatkan Nuh. Seperti Nuh, Allah mengharapkan para pembaca Petrus menjadi pemberita kebenaran. Pembinasaan dunia kuno melambangkan pembinasaan malaikat-malaikat yang berdosa. Penyelamatan delapan orang itu menambahkan sesuatu yang baru.
Ayat 6. Seperti yang sudah ia lakukan sebelumnya, Petrus menggunakan Kejadian untuk contoh ketiga tentang penghakiman Allah. Sebagaimana Allah menghakimi para malaikat berdosa dan dunia kuno, Ia menghukum kota Sodom dan Gomora kepada kebinasaan. Sodom dan Gomora mendapat perhatian yang cukup besar dalam Alkitab. Setelah catatan kehancuran mereka dalam Kejadian 19, Musa dan para nabi sering menjadikan kota-kota di hadapan Israel sebagai contoh-contoh kefasikan yang Allah hakimi (Ulangan 29:23; 32:32; Yesaya 1:9, 10; 3: 9; 13:19; Yeremia 23:14; 49:18; 50:40; Ratapan 4:6; Yehezkiel 16:46-56; Amos 4:11; Zefanya 2:9). Dalam Matius dan Lukas, ada lima acuan kepada Sodom; dan Paulus satu kali menyebut kota itu (Roma 9:29).
Petrus dan Yudas sama-sama menyebutkan kota-kota itu untuk mengilustrasikan penghakiman Allah. Pelbagai tulisan dari sumber Yahudi dan Kristen yang tetap bertahan dari periode yang kira-kira sezaman dengan Perjanjian Baru sering mengutip Sodom dan Gomora sebagai contoh penghakiman Allah atas orang-orang jahat. Jo- sephus mengaku telah melihat tiang garam yang dulunya adalah istri Lot.6Petrus mengacukan kejahatan kota-kota itu secara umum, namun Yudas secara khusus mengutip homoseksualitas sebagai dosa mereka (lihat komentar tentang Yudas 7). Kota ini telah meninggalkan jejaknya pada bahasa Indonesia dalam bentuk kata "sodomi."
Petrus menjelaskan penghakiman yang Allah timpakan ke atas kota-kota itu. Ia menghancurkan mereka dengan melenyapkan mereka menjadi abu. Berdasarkan tradisi, orang-orang Yahudi telah menemukan Sodom dan Gomora di wilayah Laut Mati. Tanah di sekitar Laut Mati adalah asin, kering, dan tandus. Tanah itu bisa juga dianggap sebagai sudah diubah menjadi abu. Seorang ahli geografi kuno yang hidup sezaman dengan Petrus menggambarkan daerah sekitar Laut Mati itu sebagai "tanah abu." Ia menggunakan kata "abu" yang mirip dengan kata kerja yang Petrus gunakan (tefro/w, tephroō).7Seperti Yesus dalam Lukas 17:6-30, rasul itu menggunakan dunia Nuh untuk menggambarkan penghakiman Allah dengan air, dan kota Sodom dan Gomora untuk menggambarkan penghakiman-Nya dengan api.
Apa yang terjadi pada Sodom dan Gomora menjadi suatu peringatan bagi orang-orang yang akan hidup fasik. Kata yang diterjemahkan "peringatan" (uJpo/deigma, hupodeigma) bisa mengacu kepada contoh positif yang orang harus tiru, atau negatif yang orang harus hindari. Konteksnya menentukan yang mana yang dimaksudkan. Sungguh menarik bahwa ketika Yesus dikatakan menjadi "teladan" bagi orang Kristen (1 Petrus 2:21), penulis itu menggunakan kata Yunani yang berbeda, kata yang lebih konsisten yang mengacu kepada contoh positif. Yang ada di dalam pikiran Petrus adalah guru-guru palsu ketika ia mengatakan bahwa mereka yang "hidup secara fasik" sebaiknya memperhatikan penghakiman yang Allah timpakan ke atas Sodom dan Gomora.
Ayat 7. Ketika subyek Petrus berubah menjadi dunia di mana Nuh hidup, ia melunakkan pengingat tentang bencana penghakiman itu dengan mengingatkan para pembacanya bahwa Allah telah menyelamatkan delapan orang yang setia itu. Demikian pula, ketika Allah menurunkan api ke atas Sodom dan Gomora, Ia menyelamatkan Lot orang yang benar. Gagasannya adalah bahwa sama seperti Allah menyelamatkan orang setia di masa lalu, Ia akan menyelamatkan orang setia ketika guru-guru palsu dihakimi. Namun begitu, Petrus asyik dalam pembahasan tentang Lot dan tidak pernah benar-benar menuntaskan pemikirannya itu.
Ayat ini adalah bagian dari kalimat yang panjang dan rumit yang dimulai pada 2:4, "Sebab jika Allah tidak menyayangkan.…" Dalam ayat 7, Alkitab NASB mengu- langi jika dalam huruf miring untuk memberitahu pembaca bahwa para penerjemah memasok kata itu untuk kepentingan kalimat bahasa Inggris. Pemasokan kata "jika" meminta penyisipan kata "maka" dalam 2:9 dan penyelesaian kalimat bersyarat itu. Orang mengharapkan klausul "jika" dalam 2:4 menghasilkan "maka Allah tidak akan mengampuni guru-guru palsu itu" (guru-guru yang sama yang disebutkan dalam 2:1-3), tetapi Petrus tidak pernah menyelesaikan pokok pikiran itu. Sebaliknya, penyebutan Lot oleh Petrus mengawali penyimpangan yang menuntun dia ke arah yang baru.
Sungguh mengejutkan bahwa Petrus menyebut Lot "orang benar" dan mengatakan bahwa ia terus-menerus tertindas oleh cara hidup penuh hawa nafsu dari orang-orang yang tak mengenal hukum. Ketika orang membaca kisah Lot dalam Kejadian 13:1-13, "benar" bukanlah kata sifat yang terlintas dalam pikiran. Pamannya Abram memberi Lot pilihan tanah di mana ia bisa menggembalakan ternaknya. Lot memilih Lembah Yordan yang subur. Ia "berkemah di dekat Sodom" (Kejadian 13:12) meski kota itu penuh dengan kejahatan.
Mungkin Petrus menyebut Lot "orang benar" karena ia ingat keramahan yang Lot pernah tunjukkan kepada beberapa malaikat (Kejadian 19:1-3). Selanjutnya, peringatan Allah kepada Lot untuk meninggalkan kota itu oleh karena penghakiman Allah akan segera datang menyiratkan bahwa keponakan Abraham itu belum sepenuhnya dirusak oleh kota itu. Pada akhirnya, kita harus mempercayai perkataan Petrus. Petrus memberitahu kita sesuatu tentang Lot yang akan tidak kita ketahui dengan hanya membaca Kejadian. Dalam Kejadian, tidak ada petunjuk bahwa Lot "tertindas" oleh perilaku para tetangganya. Namun begitu, perilaku salehnya itu adalah penjelasan yang baik tentang mengapa Allah menyelamatkan dia saat kehancuran menimpa negeri itu.
Ayat 8. Mungkin karena Lot tidak selalu ditampilkan dalam terang yang paling konstruktif dalam Kejadian maka Petrus menguraikan kesalehannya. Melalui apa yang ia lihat dan dengar Lot merasa jiwanya yang saleh tersiksa. Alih-alih memandang secara pasif kefasikan penduduk Sodom, Lot malah merasa terganggu olehnya. Ia menanggung beban ketika ia harus melihat dan mendengar hal-hal buruk yang terjadi di sekitar dia.
Dengan cara yang sama, para pembaca Petrus harus hidup di suatu dunia di mana kekejaman, hawa nafsu, dan penyembahan berhala merupakan kewajaran. Pesan tersirat dari rasul itu ada dua: (1) Meski Allah menghakimi orang-orang fasik, namun Ia melepaskan orang-orang setia. (2) Orang Kristen harus jangan berkompromi dengan dosa dunia, atau mereka juga akan ikut merasakan penghakiman yang disediakan untuk orang-orang fasik. Belajar dari contoh Lot, orang Kristen seharusnya jangan menganggap enteng dosa. Lot luput dari kematian ketika ia melarikan diri dari Sodom, tapi ia tidak luput dari semua konsekuensi dari pernah hidup di tengah-tengah kaum kafir. Ia kehilangan istri dan semua miliknya. Ada banyak konsekuensi karena bermain-main dengan dosa, bahkan ketika Allah menyelamatkan orang berdosa dari kehancuran terakhir.
Ayat 9. Akhirnya kita sampai pada akhir kalimat yang panjang yang dimulai dalam 2:4, bahkan jika akhirnya itu tidak seperti yang kita harapkan. Kalimat itu dimulai dengan penghakiman; berakhir dengan penyelamatan bagi orang benar dan penghakiman bagi orang jahat. Untuk meyakinkan para pembacanya bahwa Allah tidak sedang mengabaikan perbuatan guru-guru palsu yang mengganggu gereja, Petrus mengingatkan tiga contoh dari Kitab Suci di mana Allah telah menghakimi orang jahat: (1) para malaikat yang berdosa, (2) dunia kuno di zaman Nuh, dan (3) Sodom dan Gomora. Dalam dua contoh terakhir, ia juga menceritakan pembebasan oleh Allah: Tuhan tahu bagaimana menyelamatkan orang yang saleh dari pencobaan. "Pencobaan" (peirasmo/ß, peirasmos) menunjukkan pelbagai cobaan. Nuh menghadapi pelbagai cobaan ketika ia mendapatkan dirinya di tengah-tengah kaum yang hatinya hanya tertuju kepada dosa terus-menerus. Lot menghadapi pelbagai cobaan ketika jiwanya disiksa oleh pelbagai perbuatan durhaka para tetangganya. Dalam setiap kasus, Allah menyelamatkan orang benar ketika kehancuran datang.
Tidak semua orang akan menemukan ketabahan dan bertekad melawan pelbagai pencobaan. Yesus mengajar para murid-Nya untuk berdoa, "Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat" (Matius 6:13). Guru-guru palsu akan membujuk beberapa dari para pembaca Petrus. Beberapa dari mereka akan berpaling dari iman mereka kepada Yesus. Bagi mereka yang bersandar pada Tuhan, yang mendengarkan kesaksian rasul Petrus, yang melawan godaan, akan ada peneylamatan. Allah tidak secara ajaib menyelamatkan Nuh dengan membawa dia pergi dari sesamanya yang durhaka. Karena iman Nuh membangun bahtera (Ibrani 11:7). Penyelamatan bukan tanpa biaya bagi orang yang diselamatkan. Allah menyelamatkan Lot dari Sodom yang berdosa, tetapi dalam prosesnya Lot kehilangan istri dan semua kekayaannya. Ironisnya adalah bahwa ia telah memilih untuk menetap di Lembah Yordan karena ia berharap untuk meningkatkan kekayaannya. Pada akhirnya, ia tidak punya apa-apa. Penyelamatan Allah atas Lot bukan tanpa biaya. Allah tidak berjanji bahwa penyelamatan akan berjalan mudah. Ia menyelamatkan melalui pelbagai upaya aktif dari orang yang diselamatkan. Dosa menuntut harga bahkan ketika Allah "menyelamatkan orang saleh dari pencobaan."
Keadilan Allah dalam menangani masalah manusia tidak selalu terlihat langsung. Jaminan Petrus kepada para pembacanya adalah bahwa Allah menyadari adanya ketidakadilan yang mereka sedang derita. Lebih lanjut, Ia sadar adanya cara-cara fasik dari guru-guru palsu. Allah tahu cara untuk menyelamatkan. Ia juga tahu cara untuk mengurung orang-orang jahat di bawah penghukuman untuk hari penghakiman. Yang mendasar bagi iman Kristen adalah bahwa Tuhan datang sebagai Juruselamat, mati di kayu salib, naik untuk memerintah di sebelah kanan Allah dan akan datang kembali. "Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan" (Ibrani 9:28). Ketika Ia muncul untuk kedua kalinya, setiap mata akan melihat Dia dan "segala lidah akan mengaku" (Filipi 2:11).
Pada waktu itu, Allah akan menghakimi orang fasik. Keadilan Allah pada akhirnya akan menang; tapi sampai Ia datang, pelbagai pencobaan akan ditemukan di dalam dunia. Jaminan Petrus adalah bahwa bahkan sekarang, sebelum Ia datang, Allah akan menyelamatkan orang saleh.
Ayat 10a. Pembagian Perjanjian Baru ke dalam pasal-pasal dan ayat-ayat dilakukan oleh seorang penerbit Perancis bernama Stephanus pada abad keenam belas. Dalam kebanyakan kasus, pembagian-pembagian itu logis; pembaca terlayani dengan baik. Namun begitu, dalam beberapa kasus ia memenggal ayat, atau bahkan pasal, di tengah-tengah pokok pikiran. Kedua Petrus 2:10 adalah contoh dari sebuah ayat yang dipenggal secara tidak tepat. Kita akan membahas bagian pertama dari ayat itu di sini dan sisanya di bagian berikutnya.
Petrus sudah menegaskan secara umum bahwa Allah tahu bagaimana "mengurung orang-orang jahat di bawah penghukuman." Sekarang secara khusus ia berbalik kepada guru-guru palsu di dekat situ. Ia mendakwa guru-guru yang tidak benar itu berdasarkan dua alasan: (1) Mereka menuruti keinginan daging dalam pelbagai hasratnya yang bejad, dan (2) mereka menghina kuasa Allah. Rasul Petrus menggunakan kata-kata yang keras untuk kalimat pertama. Diterjemahkan secara harfiah itu berbunyi, "Terutama mereka yang mengejar daging dengan nafsu kecemaran." Sodom baru saja menjadi subyek Petrus. Tidak seperti Yudas, Petrus tidak mengacu secara langsung kepada homoseksualitas kota itu, tapi kata-kata di sini semuanya memiliki tanda-tanda sodomi. Kata-kata ini adalah awal dari serangan rasul itu yang ditujukan kepada gaya hidup guru-guru palsu.
"Kuasa" apa yang guru-guru palsu itu "hina" tidaklah jelas sama sekali. Kata Yunani kurio/thß (kuriotēs) menunjukkan kuasa mulia, mungkin kuasa Allah, atau kuasa para utusan-Nya, para malaikat. Meski Petrus sudah mengacu kepada malaikat-malaikat yang berdosa (2:4), dan meski ia akan mengacu lagi kepada malaikat-malaikat itu dalam ayat-ayat berikutnya, tapi tidak ada indikasi bahwa guru-guru palsu itu punya obsesi terhadap para malaikat itu atau kuasa para malaikat itu. Karena mengetahui pentingnya malaikat dalam spekulasi Gnostik yang belakangan, maka orang-orang yang menganggap guru-guru palsu itu memiliki kecenderungan Gnostik condong untuk memahami kuasa itu sebagai kuasa malaikat. Karena Petrus mendakwa guru-guru palsu itu hidup secara angkuh, keras kepala (2:10b, 18), ada kemungkinan bahwa yang ia maksudkan adalah mereka menolak kuasa Kristus itu sendiri atau kuasa yang Kristus telah delegasikan kepada para rasul-Nya. Guru-guru palsu memandang rendah ajaran-ajaran yang diilhami Roh yang diberikan melalui para utusan Allah.
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: 2 Petrus (Pendahuluan Kitab) Penulis : Petrus
Tema : Kebenaran Sejati Lawan Guru-Guru Palsu
Tanggal Penulisan: 66-68 M
Latar Belakang
Ketika memberikan sal...
Penulis : Petrus
Tema : Kebenaran Sejati Lawan Guru-Guru Palsu
Tanggal Penulisan: 66-68 M
Latar Belakang
Ketika memberikan salam, Simon Petrus memperkenalkan dirinya sebagai penulis surat ini; kemudian (2Pet 3:1) dia mengatakan bahwa surat ini merupakan suratnya yang kedua yang menunjukkan bahwa dia sedang menulis kepada orang percaya yang sama di Asia Kecil yang telah menerima suratnya yang pertama (1Pet 1:1). Karena Petrus, seperti halnya Paulus, dihukum mati oleh keputusan yang dibuat oleh kaisar Nero yang jahat (yang kemudian wafat pada bulan Juni, 68 M), adalah sangat mungkin bahwa Petrus menulis surat ini di antara tahun 66-68 M, tidak lama sebelum ia mati syahid di Roma (2Pet 1:13-15).
Beberapa sarjana zaman dahulu dan sekarang, yang mengabaikan beberapa persamaan mencolok dari 1 Petrus dan 2 Petrus dan sebaliknya menekankan perbedaan di antara kedua surat itu, telah beranggapan bahwa Petrus bukanlah penulis surat ini. Akan tetapi, perbedaan isi surat, kosakata, penekanan, dan gaya penulisan dari kedua surat ini dapat diterangkan dengan memadai oleh berbedanya situasi Petrus dan penerima suratnya ketika menerima kedua surat itu.
- (1) Situasi semula para penerima surat telah berubah dari penganiayaan serius yang dilakukan oleh masyarakat sekitarnya menjadi serangan serius dari dalam oleh para guru palsu yang mengancam landasan kebenaran gereja.
- (2) Situasi yang dihadapi Petrus juga sudah berbeda. Jikalau sebelumnya dia mempunyai seorang penulis yang ahli seperti Silas ketika menulis suratnya yang pertama (1Pet 5:12), kelihatannya Silas tidak ada ketika Petrus menulis surat yang kedua itu. Petrus mungkin memakai bahasa Yunani ala Galilea yang kasar atau mengandalkan juru tulis yang tidak sepandai Silas.
Tujuan
Petrus menulis surat ini
- (1) untuk menasihati orang percaya agar mereka dengan tekun mengejar kesalehan dan pengenalan yang benar akan Kristus, dan
- (2) untuk membeberkan dan menolak tindakan yang berakal busuk dari para nabi dan guru palsu di kalangan gereja di Asia Kecil yang sedang meruntuhkan kebenaran rasuli.
Petrus meringkaskan maksudnya dalam 2Pet 3:17-18 ketika dia menasihati orang percaya yang sejati
- (1) untuk waspada supaya mereka tidak "terseret ke dalam kesesatan orang-orang yang tak mengenal hukum" (2Pet 3:17), dan
- (2) untuk "bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus" (2Pet 3:18).
Survai
Surat yang singkat ini sungguh-sungguh mendorong orang percaya agar mempertahankan kehidupan dan kesalehan melalui pengenalan yang benar akan Kristus. Pasal pertama menekankan pentingnya pertumbuhan Kristen. Setelah mulai dengan iman, orang percaya harus dengan tekun mengejar keunggulan moral, pengetahuan, penguasaan diri, ketekunan, kesalehan, kasih akan saudara-saudara, dan kasih akan semua orang, yang akan menghasilkan iman dewasa dan pengenalan yang benar akan Tuhan Yesus (2Pet 1:3-11).
Pasal berikut dengan sungguh-sungguh mengingatkan mereka tentang para nabi dan guru palsu yang muncul di kalangan gereja. Petrus mengecam guru-guru palsu itu sebagai orang yang tidak mengenal hukum (2Pet 2:1,3; 2Pet 3:17) yang menuruti keinginan jahat dari hawa nafsu (2Pet 2:2,7,10,13-14,18-19), yang serakah (2Pet 2:3,14-15), congkak (2Pet 2:18) dan keras kepala (2Pet 2:10), dan menghina pemerintahan Allah (2Pet 2:10-12). Petrus berusaha untuk melindungi orang percaya sejati terhadap pengajaran sesat yang membinasakan itu (2Pet 2:1) dengan menyingkapkan maksud dan kelakuan mereka yang jahat.
Dalam pasal 3 (2Pet 3:1-18), Petrus membuktikan salahnya keragu-raguan guru-guru ini terhadap kedatangan Tuhan (2Pet 3:3-4). Sebagaimana angkatan Nuh dengan keliru mencemoohkan pikiran tentang hukuman banjir besar dari Allah, para pencemooh ini juga buta rohani tentang janji-janji kedatangan Kristus. Tetapi dengan tindakan menentukan yang sama dengan hukuman air bah tersebut (2Pet 3:5-6), Kristus akan kembali dan menghanguskan bumi ini dengan api (2Pet 3:7-12) lalu menciptakan tatanan baru yang benar (2Pet 3:13). Mengingat semuanya ini, orang percaya harus hidup kudus dan saleh pada zaman ini (2Pet 3:11,14).
Ciri-ciri Khas
Empat ciri utama menandai surat ini.
- (1) Surat ini berisi pernyataan yang paling kuat dalam Alkitab mengenai pengilhaman, keterandalan, dan kekuasaan Kitab Suci (2Pet 1:19-21).
- (2) Pasal dua dan surat Yudas sangat mirip dalam pengecaman guru palsu. Mungkin Yudas, yang kemudian menghadapi persoalan yang sama dengan guru-guru palsu, menggunakan bagian-bagian dari ajaran Petrus yang diilhami untuk mengatakan hal yang sama (Lihat "PENDAHULUAN SURAT YUDAS" 08261).
- (3) Pasal tiga merupakan salah satu pasal PB yang agung tentang kedatangan Kristus yang kedua.
- (4) Petrus secara tidak langsung menunjuk kepada tulisan Paulus sebagai Firman Allah dengan menyebutkannya dalam hubungan dengan "tulisan-tulisan yang lain" (2Pet 3:15-16).
Full Life: 2 Petrus (Garis Besar) Garis Besar
Salam Kristen
(2Pet 1:1-2)
I. Pujian Atas Pengenalan yang Benar
(2Pet 1:2-21)
A. Kuasa Pengenalan ...
Garis Besar
- Salam Kristen
(2Pet 1:1-2) - I. Pujian Atas Pengenalan yang Benar
(2Pet 1:2-21) - A. Kuasa Pengenalan Akan Allah yang Mengubah Hidup
(2Pet 1:2-4) - B. Sifat Progresif Pertumbuhan Kristen
(2Pet 1:5-11) - C. Kesaksian Rasul Terhadap Firman Kebenaran
(2Pet 1:12-21) - 1. Motivasinya
(2Pet 1:12-15) - 2. Metodenya
(2Pet 1:16-21) - a. Saksi Mata dari Firman yang Dinubuatkan
(2Pet 1:16-19) - b. Pengilhaman Kitab Suci yang Dinubuatkan
(2Pet 1:20-21) - II. Kecaman Terhadap Guru-Guru Palsu
(2Pet 2:1-22) - A. Yang Dapat Diharapkan dari Guru Palsu
(2Pet 2:1-3) - B. Yang Dapat Mereka Harapkan dari Allah
(2Pet 2:4-10) - C. Beberapa Ciri Guru-Guru Palsu
(2Pet 2:10-19) - D. Bahaya-Bahaya Kemunduran dari Kebenaran
(2Pet 2:20-22) - III.Kepastian Kedatangan Tuhan
(2Pet 3:1-18) - A. Penyangkalan Kedatangan-Nya
(2Pet 3:1-7) - B. Kepastian Kedatangan-Nya
(2Pet 3:8-10) - C. Hidup Menantikan Kedatangan-Nya
(2Pet 3:11-18) - Ucapan Berkat
(2Pet 3:18)
Matthew Henry: 2 Petrus (Pendahuluan Kitab)
Dampak jelas bahwa penulis surat kerasulan ini adalah penulis yang sama dengan penulis surat sebelumnya. Apa pun perbedaan yang dipahami oleh beber...
- Dampak jelas bahwa penulis surat kerasulan ini adalah penulis yang sama dengan penulis surat sebelumnya. Apa pun perbedaan yang dipahami oleh beberapa cendekiawan Alkitab dalam hal gaya penulisan yang dianggap berbeda dari surat sebelumnya, hal itu tidak menjadi alasan cukup untuk menyatakan bahwa surat tersebut ditulis oleh Simon yang menggantikan Rasul Yakobus di dalam jemaat Yerusalem. Sebab, orang yang menulis surat kerasulan ini sendiri menyebut dirinya sebagai Simon Petrus, hamba dan rasul ( 2 Petrus 1:1), dan menyatakan bahwa ia adalah salah seorang dari tiga orang rasul yang hadir ketika Kristus dimuliakan ( 2 Petrus 1:18), dan menyatakan dengan tegas bahwa sebelumnya ia telah menulis sepucuk surat kerasulan kepada mereka ( 2 Petrus 3:1). Rancangan dari surat kerasulan yang kedua ini sama dengan surat yang sebelumnya, sebagaimana terbukti dengan jelas di dalam ayat pertama dari pasal yang ketiga, dan dari ayat itu dapat diamati bahwa dalam perkara-perkara Allah, kita perlu petunjuk demi petunjuk dan kalimat demi kalimat, supaya kita bisa mengingatnya. Dan apa yang ada dalam surat inilah yang merupakan perkara-perkara yang harus dicatat dengan cermat dan harus sering kita ingat kembali.
Jerusalem: 2 Petrus (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT KATOLIK PENGANTAR
Di dalam Perjanjian Baru tercantum tujuh surat yang bukan karangan Rasul Paulus. Agak segera ketujuh surat ini dijadikan...
SURAT-SURAT KATOLIK PENGANTAR
Di dalam Perjanjian Baru tercantum tujuh surat yang bukan karangan Rasul Paulus. Agak segera ketujuh surat ini dijadikan suatu kelompok tersendiri meskipun asal- usulnya berbeda sekali. Ada sepucuk surat yang dikatakan karangan Yakobus, lagi karangan Yudas, dua pucuk surat karangan Petrus dan tiga karangan Yohanes. Judulnya "katolik" kiranya berasal dari kenyataan bahwa kebanyakan surat itu tidak tertuju kepada jemaat atau orang tertentu melainkan kepada orang-orang Kristen pada umumnya (katolik).
Surat Yakobus hanya lama kelamaan diterima oleh Gereja sebagai Kitab Suci. Agaknya di Mesir Yak tidak pernah diragukan sebagai Kitab Suci. Yak dikutip oleh Origenes sebagai karangan suci. Tetapi pada awal abad keempat Eusebius dari Kaisarea (Palestina) mengatakan bahwa Yak masih ditolak oleh sementara orang. Jemaat-jemaat yang berbahasa Siria baru dalam abad keempat memasukkan Yak ke dalam daftar kitab-kitab sucinya. Di Afrika utara Tertulianus dan Kiprianus ternyata tidak mengenal Yak. Daftar kitab-kitab suci yang disebut "Kanon Mommsen" (disusun sekitar th 360) belum memuat Yak. Di Roma Kanon Muratori (dikatakan susunan Hippolitus sekitar th. 200) juga tidak memuatnya. Sangat tidak pasti apakah Klemens dari Roma dan pengarang buku yang berjudul "Pastor Harmae" (lihat di bawah) mengutip Yak. Jadi baru pada akhir abad keempat surat Yakobus umum diterima sebagai Kitab Suci oleh jemaat-jemaat di Timur dan di Barat.
Mana kala surat Yakobus oleh jemaat-jemaat diterima sebagai Kitab Suci, maka pada umumnya pengarangnya disebut "Yakobus, yaitu saudara Tuhan", Mat 13:55 dsj; bdk 12:46+, yang berperan besar dalam jemaat purba di Yerusalem, Kis 12:17+; 15:13-21; 21:18-26; 1Kor 15:7; Gal 1:19; 2:9, 12. Peranannya itu diakhiri dengan kemartiran oleh tangan orang Yahudi sekitar th. 62 (Yosefus, Hagesippus). Yakobus "saudara Tuhan" itu jelas orang lain dari Yakobus anak Zebedeus, Mat 10:2 dsj, yang dalam th. 44 dibunuh oleh raja Herodes, Kis 12:2, tetapi boleh jadi ia sama dengan Yakobus lain, yaitu anak Alfeus, Mat 10:3 dsj. Sejak awal mula hingga dewasa ini kesamaan itu diperdebatkan, meskipun dewasa ini kebanyakan ahli membedakan kedua tokoh itu. Apa yang dikatakan paulus dalam Gal 1:19 diartikan dengan cara yang berbeda-beda juga. Tetapi masalah yang sesungguhnya terletak di tempat lain dan ditingkat lebih mendalam. Adakah Yak sungguh karangan "Yakobus yaitu saudara Tuhan"? Ada berbagai keberatan yang dapat dikemukakan terhadap pendapat itu. Jika Yak benar- benar dikarang oleh tokoh yang penting itu, bagaimana gerangan mungkin bahwa surat itu begitu lambat diterima oleh Gereja sebagai Kitab Suci dan, sebaliknya, begitu lama diragukan dan bahkan ditolak? Selebihnya, Yak langsung ditulis ke dalam bahasa Yunani yang bagus dan lancar, dengan perbendaharaan kata dan seni berpidato (diatribe) yang mengherankan, seandainya Yak ditulis oleh seorang yang berasal dari Galilea. Sudah barang tentu mungkin Yakobus menggunakan seorang murid yang berkebudayaan Yuanani. Tetapi hipotesa dan dugaan itu sukar dibuktikan. Akhirnya dan khususnya: Yak sangat serupa dengan beberapa karangan yang disusun pada akhir abad pertama atau pada awal abad kedua, teristimewanya dengan surat Klemens dari Roma dan buku yang berjudul "Pastor Harmae". Kerap kali dikatakan bahwa karangan-karangan itu menggunakan Yak. Tetapi dewasa ini semakin banyak sekali ahli berpendapat, bahwa kesamaan antara Yak dan karangan- karangan tersebut yang ternyata ada, disebabkan oleh sumber-sumber bersama yang dipakai. Kecuali itu Yak dan karangan-karangan lain itu mesti menghadapi masalah-masalah yang sejenis. Maka dari itu banyak ahli berkeyakinan bahwa Yak ditulis pada akhir abad pertama atau bahkan pada awal abad kedua. Memang ajaran Yak tentang Kristus memberi kesan ketuaan. Tetapi hal itu tidak membuktikan bahwa Yak ditulis pada awal mula agama Kristen. Sebab mungkin juga bahwa Yak berasal dari kalangan orang-orang Kristen keturunan Yahudi yang menjadi penerus pikiran-pikiran Yakobus, sedangkan menutup dirinya bagi perkembangan lebih lanjut dalam teologi Kristen semula.
Jika orang terus mau mempertahankan bahwa Yak benar-benar karangan "Yakobus yaitu saudara Tuhan", maka harus dikatakan bahwa Yak ditulis sebelum th. 62. Sebab dalam tahun itu Yakobus mati. Lalu dua hipotesa dapat dikemukakan, sesuai dengan pendirian orang dalam masalah hubungan antara Yak dan Gal-Roma dalam soal "pembenaran oleh iman" (lihat di bawah ini). Sementara ahli yakin bahwa Yak menentang Paulus, tegasnya mereka yang menyalah-artikan ajaran Paulus. Kalau demikian, Yakobus menulis suratnya menjelang ajalnya. Ahli-ahli lain, yang jumlahnya semakin berkurang berpendapat bahwa Paulus mau menentang pikiran Yak. Kalau demikian, Yak ditulis menjelang th 45-50. Dengan jalan itu juga dapat diterangkan mengapa ajaran Yak tentang Kristus nampaknya tua sekali. Tetapi mengingat apa yang dikatakan di muka kurang mungkin Yak sudah ditulis sekitar th. 45.
Bagaimanapun juga asal-usul Yak tulisan itu tertuju kepada "Keduabelas Suku di perantauan", 1:1, kiranya tidak lain artinya dari orang-orang Kristen keturunan Yahudi yang tersebar di dunia Yunani-Romawi, terutama di daerah-daerah yang berdekatan dengan Palestina, misalnya Siria atau Mesir. Bahwasannya orang-orang yang dituju oleh surat ini adalah orang keturunan Yahudi disarankan oleh bagian pokok surat sendiri. Pengarang terus menggunakan Kitab Suci (Perjanjian Lama) begitu rupa sehingga jelas mengandaikan bahwa para pembaca baik-baik mengenal Kitab Suci itu, apa lagi oleh karena pengarang tidak mendasar pemikirannya pada kutipan jelas dari Perjanjian Lama (seperti misalnya Paulus atau pengarang Ibr), tetapi lebih-lebih menaruh Kitab Suci sebagai latar belakang pikirannya. Pengarang Yak terutama dijiwai oleh sastera Hikmat-kebijaksanaan dan dari padanya mengambil pelbagai pengajaran mengenai akhlak pembaca.
Tetapi pengarang juga secara luas bergantung pada pengajaran Injil, sehingga suratnya jelas bukan sebuah karangan Yahudi, sebagaimana dikatakan oleh sementara ahli. Sebaliknya dalam Yak orang terus menemukan pikiran dan ungkapan sebagaimana disukai Yesus sendiri. Tetapi dalam hal inipun pengarang tidak langsung mengutip tradisi tertulis. Sebaliknya ia terutama memanfaatkan tradisi lisan. Pendek kata: pengarang Yak ialah seorang berhikmat Kristen keturunan Yahudi yang secara baru memikirkan kembali pepatah-pepatah dari hikmat Yahudi berdasarkan penyempurnaan yang diberikan Yesus kepada hikmat Yahudi itu.
Karangan Yak ini kurang sesuai dengan gaya bahasa yang lazim dalam surat-surat. Sebaliknya karangan itu lebih-lebih berupa khotbah, sebuah contoh pengajaran yang lazim pada jemaat-jemaat Kristen keturunan Yahudi di zaman itu. Disajikan sederetan ajakan praktis yang secara agak bebas dan lepas susul-menyusul; kadang-kadang pepatah-pepatah itu dikelompokkan berdasarkan pokok sama yang diuraikan; kadang-kadang juga dikelompokkan hanya berdasarkan kata yang sama yang terdapat dalam beberapa pepatah. Ada nasihat-nasihat mengenai kelakuan orang di tengah percobaan, 1:1-12; 5:7-11, mengenai asal-usul percobaan godaan, 1:13-18, tentang pengekangan lidah, 1:26; 3:1-12, tentang pentingnya hikmat, saling mengerti dan belas-kasihan, 2:8, 13; 3:13-4:2; 4:11 dst, dan mengenai kekuatan dosa, 1:5-8; 4:2 dst; 5:13-18, dll. Adapun sakramen pengurapan orang sakit ia dapat disimpulkan dari 5:14 dst (Konsili Trente).
Adapun dua pokok utama yang sangat menonjol dalam paranese yang disajikan Yak. Yang satu memuji orang miskin dan dengan keras menegur orang kaya, 1:9-11; 1:27 -2:9; 4:13-5:6; perhatian untuk orang miskin yang diutamakan oleh Allah berurat-berakar dalam suatu tradisi alkitabiah dan terutama dalam Ucapan bahagia dari Injil, Mat 5:3+. Pokok yang lain menekankan pengalaman iman, sedang memberi peringatan tentang iman yang tidak berbuah, 1:22-27; 2:10-26. Mengenai pokok terakhir ini bahkan ada sebuah diskusi yang berupa polemik, 2:14-26. Banyak ahli beranggapan bahwa polemik itu terarah kepada Paulus. Memang harus diakui bahwa ada hubungan cukup jelas antara Yak dan Gal-Rom, terutama dalam penafsiran yang berbeda sekali atas nas Kitab Suci yang sama tentang Abraham. Dan tentu saja mungkin bahwa Yakobus mau menentang bukanlah kiranya Paulus sendiri tetapi sementara orang Kristen yang dari ajaran Paulus mengambil kesimpulan yang membahayakan.
Namun demikian dua hal perlu dipertahankan. Yang pertama ialah: di belakang pertentangan pada permukaan yang disebabkan oleh keadaan yang berbeda, Paulus dan Yakobus dalam hal pokok sependapat, bdk 2:14+. Yang kedua ialah: masalah "iman dan amal" yang secara wajar ditimbulkan oleh agama Yahudi mungkin sekali suatu pokok diskusi yang tradisionil. Paulus dan Yakobus masing-masing dengan caranya sendiri kiranya membahas masalah yang sama dengan tidak bergantung satu sama lain.
Yudas, yang menyebut dirinya "saudara Yakobus", ay 1, haruslah seorang "saudara Tuhan" juga Mat 13:55 dsj. Tidak ada alasan menyamakan Yudas ini dengan rasul yang mempunyai nama yang sama, Luk 6:16; Kis 1:13; bdk Yoh 14:22. Sebab Yudas pengarang surat membedakan dirinya dengan para rasul, ay 17. Tetapi tidak ada alasan juga menyangka bahwa Yudas hanya nama samaran. Hal semacam itu sukar dimengerti bahwa Yudas adalah seorang tokoh yang sama sekali tidak menyolok.
Surat Yud ini sejak th. 200 diterima oleh kebanyakan jemaat Kristen sebagai Kitab Suci. Dahulu memang ada orang yang meragukan surat ini karena mengutip buku-buku apokrip (Henokh, ay 7, 14 dst; Pengangkatan Musa ke sorga, ay 9). Tetapi kutipan semacam itu tak perlu mengkhawatirkan orang, sebab sekali-kali tidak berarti berarti bahwa pengarang berpendapat bahwa buku-buku yang di zaman itu laku sekali di kalangan Yahudi benar-benar Kitab Suci.
Maksud tujuan Yud tidak lain kecuali membuka kedok pengajar-pengajar palsu yang membahayakan kepercayaan Kristen. Ia mengancamkan kepada mereka hubungan ialah yang sama dengan hukuman yang dalam tradisi Yahudi menimpa orang fasik, ay 5-7. Apa yang dikatakan Yud tentang pengajar-pengajar itu kiranya juga terpengaruh oleh cerita-cerita tentang zaman dahulu, ay 11. Pada umumnya keterangan Yud tentang pengajar-pengajar palsu itu agak kabur, sehingga tidak dapat dibuktikan bahwa mereka menganut "gnosis" dari abad II. Kefasikan dan kemerosotan akhlak yang dituduhkan kepada mereka oleh Yud, terutama bahwa mereka menghujat Tuhan Kristus dan malaikat-malaikat, ay 4,8-10, mungkin muncul di kalangan Kristen sendiri dalam abad I terpengaruh oleh aliran-aliran yang mencampur-adukkan agama Kristen, agama Yahudi dan paham kafir, sebagaimana ditentang oleh Kol, surat- surat pastoral dan Why. Tetapi ada beberapa keterangan dalam surat Yudas yang menyarankan bahwa ditulis pada akhir abad I. Pewartaan Injil oleh para rasul dikatakan terjadi "dahulu", ay 17. Iman dipikirkan sebagai suatu ajaran yang disampaikan sekali untuk selama-lamanya, ay 3. Rupanya surat-surat Paulus dipakai oleh pengarang. Memanglah surat kedua Petrus menggunakan Yud, tetapi nanti akan dikatakan bahwa 2Ptr mungkin ditulis sesudah Petrus meninggal dunia. Maka boleh dikatakan bahwa Yud ditulis pada akhir zaman para rasul.
Ada dua surat katolik yang dari sendiri menyatakan bahwa ditulis oleh Petrus. Surat pertama yang dalam alamatnya memuat nama ketua rasul, 1:1, sejak awal mula diterima oleh Gereja tanpa keraguan atau pertentangan. Surat ini barangkali sudah digunakan oleh Klemens dari Roma dan pasti dipakai oleh Polikarpus. Sejak Ireneus, dengan tandas dikatakan bahwa surat itu karangan rasul Petrus. Petrus menulis surat ini di Roma (Babilon, 5:13). Di sana Petrus ada bersama Markus yang disebutnya sebagai "anaknya". Meskipun kita tidak tahu banyak tentang akhir hidup Petrus, namun sebuah tradisi yang cukup dipercaya mengatakan bahwa Petrus datang ke ibu kota, lalu mengalami kemartiran selama pemerintahan Kaisar Nero (th. 64 atau 67). Surat Ptr ini dialamatkan kepada orang-orang Kristen "di perantauan", 1:1 (terj: yang tersebar) dengan menyebut nama lima propinsi yang pada pokoknya merangkum seluruh Asia-Kecil. Apa yang dikatakan tentang hidup mereka dahulu, 1:14, 18; 2:9 dst; 4:3, menyarankan bahwa mereka dahulu kafir, meskipun tetap mungkin bahwa juga ada orang Kristen keturunan Yahudi di kalangan mereka. Itulah sebabnya maka Petrus menulis suratnya dalam bahasa Yunani. Bahasa Yunaninya adalah sederhana tetapi tepat dan halus, sehingga nampak terlalu bermutu untuk dapat dipakai oleh seorang nelayan asal Galilea, tetapi kali ini kita mengenal nama murid-juru-tulis yang kiranya menolong darlam mengarang surat itu. Namanya ialah Silwanus, 5:12, yang umumnya disamakan dengan rekan Paulus yang bernama Silas, Kis 15:22+.
Maksud tujuan surat ini ialah mempertahankan iman pada mereka yang dituju dan dilanda banyak percobaan. Ada orang yang berpendapat bahwa apa yang dimaksudkan dengan pencobaan itu ialah penganiayaan dari pihak pemerintah, misalnya dari fihak Kaisar Domitianus atau bahkan Kaisar Trayanus. Kalau demikian maka surat itu ditulis setelah Petrus meninggal. Tetapi apa yang dikatakan surat itu sekali-kali tidak menyarankan bahwa ada penganiayaan dari pihak pemerintah, apa lagi dari pihak Dominitianus atau Trayanus. Apa yang dimaksudkan tidak lain kecuali gangguan-gangguan dari pihak lingkungan orang-orang Kristen itu, fitnah dan penghinaan dari pihak mereka yang merasa tersinggung oleh karena orang Kristen tidak mau ikut dalam adat istiadat dan kebejatan akhlak mereka, 2:12; 3:16; 4:4,12-16.
Terhadap keaslian 1Ptr (sebagai karangan Petrus) masih diketengahkan kesulitan lain. Kesulitan itu ialah: Rupanya 1 Ptr banyak menggunakan karangan-karangan Perjanjian Baru lain, khususnya Yak, Rom dan Efesus, sedangkan anehnya Injil hanya sedikit dipakai. Namun demikian 1Ptr sering meski secara halus meskipun menyinggung Injil. Seandainya Injil dengan lebih jelas dikutip kiranya orang berkata bahwa pengarang berbuat demikian justru dengan maksud supaya suratnya diangggap sebagai karangan Petrus. Adapun hubungan 1Ptr dengan Yak dan Paulus jangan dibesar-besarkan. Tidak ada satupun pokok utama dari surat-surat Paulus (ciri sementara hukum Taurat, Tubuh Kristus, dll) yang tampil dalam 1Ptr. Banyak pokok yang dikatakan berasal dari Paulus oleh karena terutama dibahas dalam surat-surat Paulus kiranya tidak lain dari pokok-pokok yang banyak dibahas dalam teologi Gereja Purba pada umumnya (kematian Kristus sebagai penebusan, iman dan baptisan, dll). Makin banyak ahli menerima bahwa di zaman itu ada rumusan- rumusan tertentu dalam pengajaran agama dan kumpulan-kumpulan ayat-ayat Kitab Suci dan semuanya itu mungkin dipakai oleh macam-macam karangan tanpa tergantung satu sama lain. Namun demikian ada beberapa bagian dalam 1Ptr yang dijiwai oleh Rom dan Ef. Tetapi hal itu dapat diterima walaupun tidak perlu menolak 1Ptr sebagai karangan Petrus: Petrus tidak mempunyai keunggulan di bidang teologi seperti Paulus; maka ia dapat menimba dari karangan-karangan Paulus, terutama kalau berbicara kepada kalangan orang Kristen yang meresapkan ajaran Paulus ke dalam hati. Jangan dilupakan pula bahwa juru tulis Petrus yaitu Silwanus, adalah murid Paulus juga. Perlu masih dicatat pula bahwa di samping kedekatan dengan Paulus, ada juga sementara ahli yang menemukan kesamaan antara 1Ptr dan karangan-karangan lain yang berasal dari lingkungan Petrus, yaitu injil kedua dan wejangan-wejangan Petrus yang termaktub dalam Kis.
Surat Petrus ini tentu saja mendahului kematiannya dalam th. 64 dan 67. Namun ada kemungkinan juga bahwa menurut petunjuk-petunjuk Petrus Silwanus menulis surat ini setelah Petrus meninggal dunia, lalu mengumumkannya dibawah kewibawaan Petrus. Dugaan semacam ini terutama masuk akal seandainya benar bahwa surat ini sebenarnya terdiri atas beberapa kepingan, antara lain sebuah homili yang diucapkan dalam rangka upacara baptisan. Tetapi ini hanya dugaan belaka yang tak mungkin dibuktikan.
Meskipun 1Ptr terutama berisikan nasihat-nasihat praktis, namun ajaran yang termaktub di dalamnya bermutu tinggi. Terdapat di dalamnya sebuah ikhtisar bagus dari teologi Kristen di zaman itu dan ikhtisar itu mengharukan hati justru dalam kesederhanaannya. Sebuah gagasan pokok ialah: dengan berani dan sabar orang Kristen mesti menanggung percobaan sesuai dengan teladan Kristus sendiri, 2:21- 25; 3:18; 4:1, sama seperti Kristus orang Kristen harus menderita dengan berkanjang dan merasa gembira kalau sengsaranya yang disebabkan iman dan kelakuannya yang suci, 2:19 dst; 3:14; 4:12-19; 5:9, mereka harus menentang yang jahat dengan kasih sambil mentaati pemerintah sipil, 2:13-17, dan dengan lembut dan rendah hati terhadap sekalian orang, 3:8-17; 4:7-11, 19. Ada bagian sulit dalam surat ini yang diartikan dengan berbagai cara, yakni 3:19 dst; bdk 4:6. Pemberitaan (Injil) oleh Kristus sementara ahli mengartikannya sebagai pemberitaan keselamatan atau hukuman, sedangkan "roh-roh" yang di dalam penjara, diartikan entah sebagai orang fasik yang mati di waktu air bah, entah sebagai malaikat-malaikat yang menurut tradisi alkitabiah dan apokaliptik berdosa. Tetapi bagaimanapun juga tindakan Tuhan itu ditempatkan di saat wafatNya. Dan karena itu nas menjadi dasar utama bagi ajaran tentang turunnya Kristus ke dunia orang mati (penantian kurang tepat).
Tidak dapat diragukan bahwa juga surat kedua memperkenalkan diri sebagai karangan Petrus. Rasul tidak hanya menyebut namanya dalam alamat surat, 1:1, tetapi iapun menyinggung nubuat Yesus tentang kematian Petrus, 1:14; ia mengatakan bahwa menyaksikan Yesus waktu dimuliakan di gunung, 1:16-18. Akhirnya masih menyinggung salah satu suratnya dahulu dan surat itu kiranya tidak lain kecuali 1Ptr.
Kalau untuk kedua kalinya menulis surat bagi orang yang sama, maka maksudnya rangkap dua: memperingatkan mereka terhadap pengajar-pengajar palsu, 2, dan meredakan kegelisahan mereka yang disebabkan ditundanya Parusia Tuhan, 3. Tentu saja mungkin saja bahwa pengajar-pengajar palsu semacam itu dan juga kegelisahan itu muncul di bagian terakhir hidup Petrus. Tetapi ada pertimbangan lain yang membuat orang ragu-ragu tentang keaslian 2Ptr dan menyarankan bahwa surat itu ditulis di zaman lain. Bahasa 2Ptr sangat berbeda dengan bahasa 1Ptr. Bab 2 seluruhnya hanya dengan bebas (meskipun jelas) mengulang surat Yudas. Rupanya sudah ada sebuah kumpulan surat-surat Paulus 3:15 dst. Kelompok para rasul ditempatkan di tingkat sama dengan kelompok para rasul, 3:2. Pertimbangan- pertimbangan itu membenarkan keraguan yang sejak awal mula ada mengenai 2Ptr. Dengan pasti surat ini baru dimulai dipakai oleh Gereja dalam abad III, dan waktu itu masih ada orang yang blak-blakan menolaknya, seperti dikatakan oleh Origenes, Eusebius dan Hieronimus. Pada giliriannya banyak ahli dewasa ini tidak mau menerima bahwa 2Ptr adalah karangan Petrus, dan kiranya mereka benar juga. Tetapi kalau seorang murid kemudian menggunakan kewibawaan Petrus, maka ia barangkali berhak berbuat demikian. Boleh jadi pengarang termasuk kalangan orang Kristen yang bergantung pada Petrus, atau ia mungkin menggunakan salah satu karangan dari tangan Petrus, yang disadur dan dilengkapi dengan pertolongan Yud. Kalau demikian pengarang tidak "menipu" sebab di zaman dahulu orang mempunyai pandangan lain dan kita mengenai "hak pengarang" dan boleh tidaknya menggunakan nama orang lain.
Bagi kepercayaan kita juga cukup kalau surat ini oleh Gereja umum diterima sebagai sebagian dari Kitab Suci dan karenanya menyampaikan warisan dari zaman para rasul. Maka ajaran 2Ptr terjamin kebenarannya. Dari ajaran itu boleh disebutkan: panggilan orang Kristen untuk mengambil bagian dalam kodrat ilahi, 1:4; ajaran mengenai Kitab Suci yang diinspirasikan, 1:20 dst; keyakinan mengenai Parusia Tuhan yang akan datang meskipun saatnya ditunda; Parusia itu akan terjadi setelah dunia musnah oleh api, dan dunia baru dijadikan di mana terdapat kebenaran, 3:3-13.
Kegiatan surat Yohanes dibahas dalam pengantar Injil keempat.
Ende: 2 Petrus (Pendahuluan Kitab) SURAT KEDUA SANTU PETRUS
KATA PENGANTAR
Pengarang dan waktu ia menulis
Keaslian daripada surat ini djauh lebih banjak dipersoalkan dari pada surat-
su...
SURAT KEDUA SANTU PETRUS
KATA PENGANTAR
Pengarang dan waktu ia menulis
Keaslian daripada surat ini djauh lebih banjak dipersoalkan dari pada surat- surat lainnja dalam Perdjandjian Baru. Sepintas lalu, pertentangan ini seperti tak ada alasannja. Surat dibuka dengan utjapan selamat dari ,Simon Petrus, abdi dan rasul Jesus Kristus". Pengarang menjatakan dirinja penjaksi mata terhadap peristiwa Kristus berubah rupa digunung Tabor (1:16-18), suatu pernjataan tak langsung tetapi djelas dimaksudkan Petrus (Mk. 9:2). Dan dalam 3:1 penulis menegaskan babwa inilah "surat kedua jang kutulis untuk kamu", suatu penegasan, jang menurut konteks, hanja dapat dikenakan kepada surat I Petr.
Kalau bukan Petrus, siapakah pengarang sebenarnja? Kemungkinan adanja seorang pengarang lain disarankan oleh mereka jang berpendapat bahwa surat ini ditulis kemudian dari masa rasul-rasul. Pada tempat pertama, terang-terangan bahwa dikalangan Para pembatja terdapat orang-orang jang mulai bimbang akan kedatangan-kedua dari Kristus (3:3). Dikalangan orang kristen purba ada hidup suatu kejakinan bahwa kerobohan Jerusalem dan achirat dunia itu berhubungan erat (Mt. 24:2). Tak akan ada keragu-raguan mengenai kedatangan Kristus kedua, andaikata hal itu tak dituturkan djustru berdampingan dengan kerobohan Jerusalem. Ini menundjukkan bahwa sekurang-kurangnja sudah beberapa tahun lewat sedjak robohnja kota Jerusalem pada tahun 70. Tetapi Petrus sudah wafat sebelum peristiwa itu terdjadi.
Penulis menampik kritik itu dengan menundjukkan tak pastinja kedatangan-kedua Kristus (3:8-10). Akan tetapi penulis dari surat pertama Petrus merasa tak perlu memperkatakan soal itu. Untuk dia, seperti djuga untuk banjak orang kristen purba "achirat dari segala sesuatu itu sudah dekat" (I Petr. 4:7,17). Penulis surat II Petr. ternjata hidup pada periode jang lebih kemudian.
Tambahan pula, dalam II Petr 3:4 "bapa-bapa" kepada siapa ia alamatkan suratnja "sudah tidur njenjak" atau mati. Ini dapat dikenakan kepada generasi pertama dari orang kristen purba, dan telah dibuat djauh lebih dahulu daripada achir masa rasul-rasul. Serupa dengan itu ialah penjebutan nabi-nabi dan"rasul- rasulmu" (jakni mereka jang telah mengabarkan Indjil kepada para pembatja) jang kedua-duanja adalah manusia-manusia penghuni masa jang sudah lampau (3:2). Dalam 3:15-16 Pengarang berbitjara tentang "segala surat" St. Paulus. Ini menundjukkan bahwa sekurang-kurangnja sebagian besar daripada surat-surat jang kita kenal sekarang ini telah ditulis dan dipandang sebagai Kitab Kudus. Dan rupanja tertulis sezaman dengan Kitab-Kitab Kudus jang diwahjukan sebelum kematian rasul tsb.
Achirnja, menilik masa penulisannja, surat ini seakan-akan banjak bergantung kepada surat Judas.
Djika surat Judas ditulis sesudah tahun 70 (dan rupanja demikian), maka rasul Petrus tak pernah sudah dapat menulis surat ini.
Sebab-sebab mengapa orang berpendapat bahwa surat kedua Petrus ini ditulis kemudian, dan bukan oleh Petrus sendiri, banjak sedikitnja diperteguh oleh perbandingan gajabahasanja dengan Surat Pertama Petrus. Kedua surat itu sudah terang tidak berasal dari tangan jang sama. Sekalipun penggunaan djurutulis- djurutulis jang berlainan bisa membatalkan dugaan ini, toh tak dapat ia merobah dugaan akan adanja pengarang jang berbeda.
Bagaimana sekalipun berlainan pendapat orang tentang penulis surat ini, namun kesimpulan jang dapat kita ambil ialah surat ini ditulis beberapa waktu setelah- tahun 70, oleh seorang djurutulis jang dengan tepat dan teliti menuliskan buah pikiran gurunja.
Pembatja dan peristiwa
Djika Petrus sendirilah penulis surat ini, maka pembatja-pembatjanja terdiri dari umat beriman jang disebut dalam Surat Pertama Petrus (I Petr. 1:1), karena ia menegaskan bahwa kini buat kedua kalinja ia bersurat kepada mereka (3:1). Tetapi andaikata penulisnja bukan Petrus, maka akan tak djelas siapakah pembatja-pembatjanja, selain daripada bahwa pembatja-pembatja itu orang kristen (1:1), dan Peristiwa dan maksud surat ini djuga tidak dapat menentukan umat untuk siapa surat itu ditulis. Penulis mengadjak pembatjanja untuk menilai tinggi imannja, akan memiliki kebadjikan-kebadjikan, dan menghindarkan dosa serta adjaran-adjaran sesat. Nasehat jang achir ini agak penting, karena disini disinggung adjaran daripada beberapa pengadiar palsu, jang oleh adjaran dan kehidupan dan hidupnja jang tak susila, menjebabkan banjak orang kristen "mengikuti perbuatan mereka jang sesat", dan memperkosa "djalan kebenaran" (2:2). Meradjalelanja bahaja ini, jang rupanja tjukup umum dimasa ini memberi kesempatan istimewa untuk menulis surat ini. Tidak ada tanda-tanda jang menundjukkan tempat, dimana surat itu ditulis.
Gaja bahasa
Surat ini dibuka dengan suatu salam dan beberapa utjapan pribadi pengarang (1:16-18; 3:1,15). Bagaimanapun djuga, ada kemungkinan bahwa pengarang mempergunahan bentuk surat, dengan maksud membentangkan buah pikirannja tentang beberapa soal besar jang dihadapi umat beriman masa itu. Surat ini -- menilik bentuknja -- berupa suatu kotbah. Ini diperkuat lagi oleh penutup kotbah itu jang tak dikenakan kepada suatu pribadi tertentu. (3:17-18).
Adjaran didalamnja
Karena ditulis djauh kemudian, isi surat ini mengemukakan adjaran Kristus dan
misterinja setjara lebih bagus dan mendalam. Disini setjara singkat kita
sebutkan beberapa misteri: Dahulunja terselubung dalam dosa dan kesesatan (
Inilah Penjelamat itu, jang sudah memberi bantuan kepada manusia untuk mengambil bahagian dalam djandjian ilahinja (1:4; 3:4,9,13), dan dalam wudjud ilahi itu sendiri (1:4). Jang terpenting antara anugerah-anugerah ilahi ini ialah iman (1:1), jang berlandaskan pengetahuan akan Kristus (1:2), jang semakin bertambah djua berkat latihan kebadjikan (1:5-8; 3:18). Orang harus tekun berusaha dalam hal ini (1:10; 3:18,14,17) supaja ia bisa mentjapai keselamatan abadi disurga (1:11). Pada pihak lain, berdosa (2:2,10) dan menjangkali Kristus (2:1) ahan membawa orang kepada siksa kekal (2:3,9,17). Siksa kekal ini telah dialami oleh para machluk jang durhaka (2:4) dan orang-orang djahat dimasa lampau (2:5-91).
Salah satu motip terkuat jang mendorong manusia untuk hidup baik ialah kepastian tentang kedatangan jang kedua Kristus (1:16; 3:11-14). Sekalipun beberapa orang bimbang akan hal itu (3:3) namun penjaksian rasul (1:16-18) dan sabda nabi (1:19) merupakan djaminan jang tjukup. Kitab Kudus, diwahjukan oleh Roh Kudus dan tentang kedatangan jang kedua Kristus (1:16; 3:11-14). Sekalipun beberapa orang bimbang akan hal itu (3:3) namun penjaksian rasul (1:16-18) dan sabda nabi (1:19) merupakan djaminan jang tjukup. Kitab Kudus, diwahjukan oleh Roh Kudus dan berisikan sabda Allah sendiri, tidak dapat berdusta (1:20-21). Ketakpastian kedatangan jang kedua Kristus itu (3:10) tidak berarti bahwa itu tidak benar. Tambahan lagi, tjorak dugaan manusia itu lain daripada dugaan Allah (5:8). Tjukuplah halau orang kristen merenungkan kemuliaan hari itu (5:10-13).
TFTWMS: 2 Petrus (Pendahuluan Kitab) Hawa Nafsu Guru-Guru Palsu (2 Petrus 2: 2, 18)
Dalam dunia kuno dan moderen, tidak sulit untuk mendapatkan pengikut ketika orang membujuk orang-orang...
Hawa Nafsu Guru-Guru Palsu (2 Petrus 2: 2, 18)
Dalam dunia kuno dan moderen, tidak sulit untuk mendapatkan pengikut ketika orang membujuk orang-orang untuk mengikuti keinginan hawa nafsu dengan jaminan bahwa mereka sedang berbuat benar. Itu adalah pesan dari The Da Vinci Code, sebuah novel populer pada tahun 2006. Penulis karya itu ingin para pembaca percaya bahwa gereja sudah sia-sia menindas seksualitas yang sehat. Tidak ada yang bisa lebih jauh dari kebenaran. Dalam analisa mereka tentang The Da Vinci Code, James L. Garlow dan Peter Jones mengutip C. S. Lewis, yang menulis, Kita menggunakan ungkapan yang sangat tidak menguntungkan ketika kita berkata, tentang seorang laki-laki penuh birahi yang berkeliaran di jalanan, bahwa ia "menginginkan seorang perempuan." Sebenarnya, ia justru tidak menginginkan perempuan. Ia menginginkan kenikmatan yang untuk itu seorang perempuan biasanya menjadi bagian alat kenikmatan. Seberapa besar ia peduli terhadap perempuan seperti itu dapat diukur lewat sikapnya terhadap dia lima menit setelah ia mereguk kenikmatan itu (orang tidak menyimpan bungkus rokok setelah semua rokoknya habis dihisap).15
TFTWMS: 2 Petrus (Pendahuluan Kitab) 2 Petrus 2:1-22
GURU-GURU PALSU
Andaikan pelbagai instruksi Petrus dalam pasal 1 adalah membahas guru-guru palsu yang sedang mengganggu para pembaca...
2 Petrus 2:1-22
GURU-GURU PALSU
Andaikan pelbagai instruksi Petrus dalam pasal 1 adalah membahas guru-guru palsu yang sedang mengganggu para pembaca rasul itu, maka hal itu dilakukan dengan sangat halus sekali. Kemungkinan kata-katanya sengaja ia pilih karena ia tahu bahwa kata-kata itu membahas pelbagai masalah yang dihadapi gereja-gereja, tetapi ia menyerahkan hal itu kepada para pembacanya untuk menyampaikan ajarannya kepada orang-orang yang menentang rasul itu. Pada titik ini ia secara halus mengesampingkan hal itu. Di gereja-gereja itu terdapat guru-guru palsu yang mengancam inti doktrin Kristen. Gambaran tentang guru-guru palsu itu mirip dalam Yudas. Kita akan melihat kesamaan dalam bahasa ketika mereka muncul dalam teks itu.
TFTWMS: 2 Petrus (Pendahuluan Kitab) Ketika Jalan Kristus Dihina (2 PETRUS 2)
Konfrontasi tidaklah menyenangkan. Sebagian besar menghindari hal itu kapan saja memungkinkan. Sayangnya, ad...
Ketika Jalan Kristus Dihina (2 PETRUS 2)
Konfrontasi tidaklah menyenangkan. Sebagian besar menghindari hal itu kapan saja memungkinkan. Sayangnya, ada beberapa situasi ketika menghindari konfrontasi sama saja dengan pengecut. Hal-hal buruk terjadi ketika kaum pria dan wanita yang baik, yang lebih tahu, duduk diam dan membiarkan orang-orang yang degil dan mementingkan diri sendiri mengambil alih. "Seperti mata air yang keruh dan sumber yang kotor, demikianlah orang benar yang kuatir di hadapan orang fasik" (Amsal 25:26; NIV). Jika gereja harus menghormati Allah dan pelbagai doktrinnya harus dijaga murni, maka orang-orang baik dan berpengetahuan harus punya keberanian untuk bicara. Guru-guru palsu telah merekrut beberapa dari orang-orang yang Petrus sapa, tetapi ada beberapa orang lain yang selama ini hanya bersikap pasif. Rasul itu ingin melibatkan umat yang setia untuk membela kebenaran.
TFTWMS: 2 Petrus (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Lucian The Passing of Peregrinus 11-15.
2 Ketika mendistribusikan derma, kemurahan hati janganlah dijadikan satu-satunya pertimb...
Catatan Akhir:
- 1 Lucian The Passing of Peregrinus 11-15.
- 2 Ketika mendistribusikan derma, kemurahan hati janganlah dijadikan satu-satunya pertimbangan. Dalam beberapa contoh kerusakan positif dapat ditimbulkan oleh pembagian uang secara sembarangan. Selanjutnya, orang-orang Kristen adalah pengelola harta. Mereka memiliki mandat untuk menggunakannya secara bijaksana.
- 3 Bahasa Yunaninya secara harfiah berbunyi "ajaran sesat kehancuran."
- 4 Kata Ibrani /f**?)* (śatan) berarti "penuduh" atau "musuh." Kata Yunani dia¿boloß (diabolos) berarti "pemfitnah," terjemahan yang hampir mendekati kata Ibrani itu. Dalam Perjanjian Baru, Alkitab KJV dan pelbagai terjemahan yang terbaru mengeja "devil [setan]" dengan huruf kecil, memahaminya sebagai bersifat umum, sementara mereka mengeja "Satan [Iblis]" dengan huruf besar, menyiratkan bahwa itu adalah nama setan
- 5 Richard J. Bauckham, Jude, 2 Peter, Word Biblical Commentary, vol. 50 (Waco, Tex.: Word Books, 1983), 250.
- 6 Josephus Antiquities 1.11.4.
- 7 Strabo Geography 16.2.44.
- 8 Istilah teknis untuk argumentasi seperti itu adalah a fortiori , maknanya, "untuk alasan yang masih lebih besar."
- 9 Alkitab NIV dan NRSV mengikuti bacaan yang sama yang diadopsi oleh Alkitab NASB, meski mereka tidak menangkap dengan baik kekuatan pernyataan Petrus. Alkitab REB melakukan lebih baik: "menanggung sakit untuk sakit yang mereka pernah timpakan [ke orang lai n]." Untuk pembahasan tentang bukti tekstual, lihat J. N. D. Kelly, A Commentary on the Epistles of Peter and of Jude , Black's New Testament Commentaries (London: Adam & Charles Black, 1969), 339.
- 10 Josephus Antiquities 1.2.2.
- 11 Philo Life of Moses 1.283.
- 12 Josephus Wars 6.5.3.
- 13 Mereka yang ingin membaca lebih lanjut dapat mengacu kepada Edwin M. Yamauchi, Pre-Christian Gnosticism: A Survey of the Proposed Evidence (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1973); Simone Pétrement, A Separate God: The Origins and Teachings of Gnosticism, trans. Carol Harrison (San Francisco: HarperSanFrancisco, 1984); Kurt Rudolph, Gnosis: The Nature & History of Gnosticism, trans. P. W. Coxon and K. H. Kuhn, ed. Robert McLachlan Wilson (San Francisco: Harper & Row, Publishers, 1987).
- 14 Materi dari Nag Hammadi terdiri dari kumpulan tulisan Gnostik yang ditemukan di Mesir pada 1940an. Lihat diskusi dalam John Painter, Just James: The Brother of Jesus in History and Tradition (Minneapolis: Fortress,1999), 159 - 81.
- 15 Dikutip oleh James L. Garlow and Peter Jones, Cracking Da Vinci's Code (Colorado Springs: Victor, 2004), 38.
- 16 Dante Divine Comedy: Inferno 3.
Pengarang: Duane Warden
Hak Cipta © 2015 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: 2 Petrus (Pendahuluan Kitab) SURAT PETRUS YANG KEDUA
PENGANTAR
Surat Petrus Yang Kedua ini ditujukan kepada seluruh umat Kristen yang mula-mula.
Surat ini ditulis terutama untuk
SURAT PETRUS YANG KEDUA
PENGANTAR
Surat Petrus Yang Kedua ini ditujukan kepada seluruh umat Kristen yang mula-mula. Surat ini ditulis terutama untuk menentang pekerjaan guru-guru yang mengajarkan hal-hal yang salah, dan juga untuk memberantas perbuatan-perbuatan tak patut yang dihasilkan oleh ajaran guru-guru itu. Supaya tidak dipengaruhi oleh ajaran-ajaran itu, orang Kristen harus berpegang kepada ajaran yang benar tentang Allah dan tentang Yesus Kristus -- yaitu ajaran yang disampaikan oleh orang-orang yang telah menyaksikan dan mendengar sendiri Yesus mengajar.
Yang terutama dirisaukan dalam surat ini ialah orang-orang yang mengajar bahwa Kristus tidak akan datang lagi untuk kedua kalinya. Surat ini menerangkan bahwa kedatangan Kristus itu nampaknya lambat karena Allah "tidak mau seorang pun binasa. Ia ingin supaya semua orang bertobat dari dosa-dosanya".
Isi
- Pendahuluan
2Pet 1:1-2 - Panggilan Allah kepada orang Kristen
2Pet 1:3-21 - Guru-guru palsu
2Pet 2:1-22 - Kedatangan Kristus untuk kedua kali
2Pet 3:1-18
Ajaran: 2 Petrus (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya dengan mengenal isi Kitab II Petrus, orang Kristen mengerti ajaran-ajaran
utama dalam Kitab II Petrus dan akhirnya menerapkan di dalam
Tujuan
Supaya dengan mengenal isi Kitab II Petrus, orang Kristen mengerti ajaran-ajaran utama dalam Kitab II Petrus dan akhirnya menerapkan di dalam kehidupannya.
Pendahuluan
Penulis : Kitab II Petrus ditulis oleh penulis yang sama dari Kitab I Petrus.
Tahun : Pada tahun 66 sesudah Masehi.
Penerima :
Isi Kitab: Isi Kitab II Petrus memperingatkan para pembacanya (orang-orang Kristen) untuk bertumbuh di dalam imannya. Di mana pertumbuhan iman dapat berjalan terus, walaupun ada pengajar-pengajar palsu yang datang, pengejek- pengejek menyerang, karena Allah telah menganugerahkan kuasa Ilahi bagi orang Kristen yang melawannya.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab II Petrus
Pasal 1 (2Pet 1:1-21). Pengajaran tentang Kuasa Allah tersedia bagi setiap orang Kristen untuk bertumbuh di dalam imannya.
Pasal 2 (2Pet 2:1-22). Pengajaran peringatan untuk orang Kristen agar sadar akan adanya penghalang-penghalang dari guru-guru palsu.
Pasal 3 (2Pet 3:1-18). Pengajaran tentang menghadapi atau melawan para pengejek yang berusaha menghancurkan pengharapan orang-orang Kristen.
Pendalaman
- Bacalah pasal 2Pet 1:3-9. _Tanyakan_: Apakah yang menyebabkan seseorang lupa bahwa dosanya sudah diampuni?
- Bacalah pasal 2Pet 2:1-3. _Tanyakan_: Apakah yang disangkal oleh nabi-nabi palsu? Apakah yang tersedia bagi nabi-nabi palsu itu?
- Bacalah pasal 2Pet 3:8-13. _Tanyakan_: Apakah yang tidak boleh dilupakan oleh orang Kristen dalam menghadapi para pengejek?
II. Penutup
Pentingnya surat ini, karena orang-orang Kristen cepat lupa apa yang sudah diajarkan; yaitu perintah-perintah Tuhan Yesus (2Petrus 1:12-15; 3:1-2).
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Kitab II Petrus?
- Apakah pusat pengajaran dari Kitab II Petrus?
- Apakah yang menghalangi pertumbuhan iman orang-orang Kristen?
- Bagaimanakah orang Kristen menghadapi penghalang-penghalan imannya?
Intisari: 2 Petrus (Pendahuluan Kitab) Berpegang teguhlah pada imanmu!
MENGAPA PETRUS MENULIS? Pendapat bahwa gereja-gereja dalam Perjanjian Baru tidak mempunyai masalah merupakan suatu ke
Berpegang teguhlah pada imanmu!
MENGAPA PETRUS MENULIS?
Pendapat bahwa gereja-gereja dalam Perjanjian Baru tidak mempunyai masalah merupakan suatu kekeliruan. Para pembaca dari surat ini sedang berada dalam bahaya yang nyata.
1. Mereka harus meneruskan apa yang telah mereka mulai dan tidak menyerah kepada godaan untuk berdiam diri. Terdapat kesempatan luas untuk bertumbuh.
2. Di daerah tempat mereka berada sedang berkembang banyak ajaran palsu yang jahat. Para pengajar memaksakan ajaran tersebut mengatakan bahwa mereka adalah Kristen, tetapi cara hidup mereka jauh menyimpang dari hal-hal yang diajarkan oleh Yesus. Seakan-akan mereka mengatakan bahwa mereka memiliki suatu pengetahuan istimewa yang memperbolehkan mereka tidak menaati peraturan. Oleh karena itu, mereka mendukung perbuatan seksual secara liar dan melakukannya atas nama Kristus! Mereka sudah kehilangan rasa malu, dan tidak lagi peduli siapa yang mereka seret bersama mereka. Karena pada waktu itu cara hidup begitu bebas, maka ajaran ini menarik banyak orang yang tidak sungguh-sungguh ingin meninggalkan cara hidup mereka yang lama.
3. Kelompok lain adalah mereka yang menjadi sangat sinis tentang janji kedatangan Yesus kembali. Tahun-tahun telah berlalu dan tidak terjadi apa- apa, oleh karena itu mereka mulai meragukan apakah benar hal itu akan terjadi.
Semua keadaan itu sangat mengganggu jemaat Kristen yang masih muda, dan Petrus menulis untuk meluruskan beberapa masalah di samping untuk mendorong mereka agar tetap percaya kepada Tuhan.
SIAPA PEMBACANYA?
Kita tidak tahu - sebab nama mereka tidak disebutkan dalam surat ini. Ada kemungkinan mereka itu adalah kelompok yang sama dengan penerima surat pertama, tetapi kita tidak pasti. Rupanya Petrus menulis surat ini karena merasa bahwa ajalnya sudah dekat. Ia mengatakan bahwa tidak lama lagi ia akan meninggalkan mereka dan kondisi ini adalah salah satu alasan mengapa ia ingin menuliskan sesuatu di atas kertas selagi ia masih bisa melakukannya.
BEBERAPA MASALAH YANG BELUM TERSELESAIKAN.
II Petrus merupakan sepucuk surat yang lain daripada yang lain, karena ditulis dalam bahasa yang paling tidak biasa dan berbunga-bunga dalam Perjanjian Baru. Hal ini mungkin merupakan cara Petrus untuk mengungkapkan apa yang ingin disampaikan atau mungkin hasil karya sekretarisnya pada waktu itu. Hal aneh lainnya ialah jika kita membaca pasal dua kemudian kita melihat surat Yudas, kita akan menemukan banyak persamaan. Kita tidak tahu siapa di antara keduanya yang memakai hasil tulisan rekannya. Petrus mungkin menyadur tulisan temannya -- atau Yudas yang mengambil hasil pemikiran Petrus! Masalah ini tetap tak terpecahkan.
Pesan
1. Anda perlu maju terus. Dalam haIo lebih mengetahui. 2Pe 1:5-7
o lebih membuktikan. 2Pe 1:8-11
o lebih bertumbuh. 2Pe 3:11, 12, 18
2. Yesus bukanlah mitos.
Bukti dari para saksi mata. 2Pe 1:16-18
Jawaban bagi guru-guru palsu. 2Pe 2:1; 3:1-2
3. Allah telah melakukannya.
Ia telah menghukum orang jahat di masa lampau. 2Pe 2:4-8
la akan membebaskan mereka yang mengasihi Dia. 2Pe 2:9
la akan menghakimi para pendosa. 2Pe 2:9-10
4. Jangan berlaku tidak sabar.
Yesus sungguh berjanji akan datang kembali. 2Pe 3:2
Allah dulu telah pernah menghancurkan dunia. 2Pe 3:5-6
Dunia yang sekarang ini akan dihancurkan, 2Pe 3:7, 10, 11
Allah melihat waktu dengan cara yang berbeda. 2Pe 3:8
Lebih lama menanti, lebih banyak Kristen! 2Pe 3:9 Kita memiliki hari depan yang cemerlang. 2Pe 3:13
Penerapan
II Petrus mengajukan beberapa pertanyaan...
1. Apakah Anda bertumbuh sebagai seorang Kristen?o Masihkah bergairah membuktikan janji-janji-Nya?
o menambah imanmu?
o dan tidak hanya menghabiskan waktu?
2. Apakah Anda penuh percaya diri?
o Anda memiliki
- Firman Allah
- pengalaman yang bertumbuh
- bukti-bukti dari saksi mata
- sekilas gambaran masa depan
3. Apakah Anda berjaga-jaga?
o Dapatkah Anda
- mengenali ajaran palsu?
- menghindari kekeliruan yang membahayakan?
- mengingat kebenaran?
- menjaga tingkah laku Anda?
4. Apakah Anda tetap berpegang teguh?
o Walaupun sudah melakukan kesalahan?
o Walaupun dicaci maki?
o Mengingat masa lalu Anda?
o Mengingat masa depan Anda?
o Karena Anda banyak mendapatkan dan banyak kehilangan?
Tema-tema Kunci
1. Alkitab.
Sungguh menakjubkan betapa banyak Petrus menunjuk kepada apa yang kita ketahui saat ini sebagai Alkitab dalam pengajarannya. Ia mengatakan bahwa pengajarannya lebih nyata daripada apa yang telah dilihatnya sendiri. Apa yang Anda temukan tentang:
o kehidupan dan pengajaran Yesus (2Pe 1:4, 8, 17; 2:1, 20; 3:2, 9, 10, 18)
o pengajaran para rasul 2Pe 1:12-18; 2:21; 3:2,15-16)
2. Bukti para saksI mata.
Seperti halnya dengan beberapa penulis Perjanjian Baru lainnya, Petrus dapat mengatakan bahwa berita tentang Yesus itu benar karena ia pernah bersama-sama dengan Dia dan melihat sendiri apa yang dilakukan-Nya. Ia juga melihat betapa pentingnya memberitahukan semua ini kepada banyak orang sebelum ia meninggal. Injil Markus banyak mengambil kesaksian Petrus. Menurut Anda mengapa Petrus memilih kisah tentang saat mereka melihat Yesus dipermuliakan? (2Pe 1:17-18). Bagaimana menurut Anda kisah ini berkaitan dengan 'kuasa kedatangan kembali Tuhan kita Yesus Kristus? (2Pe 1:16).
3. Kekeliruan.
Tidak ada tempat dalam pikiran Petrus untuk ajaran sesat atau untuk pertanyaan bodoh yang mempersoalkan firman Allah. Tidak ada ampun bagi orang yang menyebut diri Kristen bila mereka memutarbalikkan apa yang telah mereka ketahui mengenai Kristus dan kehidupan Kristen. Bagaimana Petrus mengambarkan guruguru palsu? Apa risiko yang akan menimpa mereka? Bagaimana hal itu berlaku bagi kita kini?
4. Akhir zaman.
Tidak ada keraguan dalam pikiran Petrus tentang kedatangan Kristus kembali dan tentang akhir zaman. Walaupun tertunda, hal itu pasti terjadi. Apa yang dapat kita pelajari dari surat ini:
O tentang akhir zaman serta apa yang akan terjadi? Bagaimana hal ini mempengaruhi cara hidup kita?
Garis Besar Intisari: 2 Petrus (Pendahuluan Kitab) [1] 'SALAM, KAWAN-KAWAN...' 2Pe 1:1-2
[2] 'MAJU TERUS!' 2Pe 1:3-11
2Pe 1:3-4Kita memili janji janji Allah
2Pe 1:5-8Perhitungan rohani
2Pe
[1] 'SALAM, KAWAN-KAWAN...' 2Pe 1:1-2
[2] 'MAJU TERUS!' 2Pe 1:3-11
2Pe 1:3-4 | Kita memili janji janji Allah |
2Pe 1:5-8 | Perhitungan rohani |
2Pe 1:9 | Orang yang tidak maju |
2Pe 1:10-11 | Pertahankan hidup |
[3] 'SAYA MERASA PRIHATIN...' 2Pe 1:12-15
2Pe 1:12-14 | Saya mungkin tidak lama lagi bersamamu |
2Pe 1:15 | Ada sesuatu untukmu jika saya telah tiada |
[4] 'KITA MELIHATNYA TERJADI!' 2Pe 1:16-18
2Pe 1:16 | Dengan mata kita sendiri |
2Pe 1:17, 18 | Kita pasti berada di sana |
[5] 'FIRMAN ALLAH DIBERIKAN OLEH ALLAH SENDIRI' 2Pe 1:19-21
2Pe 1:19 | Cahaya dalam kegelapan |
2Pe 1:20-21 | Bukan sekadar tulisan manusia |
[6] 'HATI-HATI TERHADAP KEPALSUAN!' 2Pe 2:1-3
2Pe 2:1-2 | Guru-guru palsu |
2Pe 2:3 | Memeras kamu |
[7] 'ALLAH AKAN MENGHAKIMI' 2Pe 2:4-10
2Pe 2:4-8 | Dia telah melakukannya |
2Pe 2:9-10 | Dia akan melakukannya lagi |
[8] 'TIDAK DAPAT LEBIH BURUK LAGI' 2Pe 2:11-22
2Pe 2:11-16 | Perbuatan amoral yang terang terangan! |
2Pe 2:17-22 | Lebih baik jika mereka belum pernah mendengar! |
[9] 'TUHAN AKAN DATANG KEMBALI 2Pe 3:1-10
2Pe 3:1-4 | Beberapa meragukannya |
2Pe 3:5-7 | Hal itu telah pernah terjadi |
2Pe 3:8-10 | Allah sungguh-sungguh sabar |
[10] 'PIKIRKAN APA ARTI SEBENARNYA' 2Pe 3:11-13
2Pe 3:11-12 | Untuk kehidupan sehari-hari |
2Pe 3:13 | Suatu dunia baru akan tiba! |
[11] 'OLEH KARENA ITU, SEBAGAI KESIMPULAN...' 2Pe 3:14-18
2Pe 3:14 | Gunakanlah kesempatanmu |
2Pe 3:15-17 | Paulus juga menulis mengenai hal ini |
2Pe 3:18 | Bertumbuhlah terus! |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi