Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 118 ayat untuk yang tidak berarti AND book:40 (0.002 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 3 4 5 6 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Mat 18:17) (jerusalem: jemaat) Yunani "ekklesia", yang di sini berarti: saudara-saudara yang sedang berkumpul
(0.98) (Mat 18:1) (sh: Standar dunia tidak berlaku (Selasa, 20 Februari 2001))
Standar dunia tidak berlaku

Persaingan menjadi yang terbesar sudah merupakan iklim dunia, apalagi di negara yang sedang berkembang. Kecenderungan manusia ingin dihargai, dipandang, ditinggikan, dan dipuji, menjadikan iklim ini semakin mendarah daging hampir ke semua lapisan masyarakat. Beberapa perikop yang kita baca hari ini, memperlihatkan bagaimana Yesus mengkontraskan pengajarannya dengan standar dunia.

Ketika murid-murid-Nya memakai standar dunia dalam konsep Kerajaan Allah, Yesus tidak segera menanggapi, tetapi Ia memanggil seorang anak kecil dalam rangka mengajarkan konsep yang benar. Anak kecil selalu di posisi tidak penting, lemah tak berdaya, tidak dapat memimpin, dan tidak memiliki ambisi menumpuk kekayaan atau kedudukan. Peragaan Yesus tidak berarti bahwa para murid-Nya harus menjadi anak-anak, tetapi agar mereka memiliki sikap seperti anak kecil. Menjadi anak kecil berarti rela menjadi tak berarti, berani mengakui ketidakberdayaan, dan bertobat dari dosa dan hidup yang berporos ambisi. Seperti inilah sikap seorang yang menyambut Yesus dan memiliki Kerajaan Sorga, yang bukan dengan kebenaran dan kemampuan diri sendiri, sehingga tidak lagi muncul ambisi bersaing menjadi yang terbesar.

Dalam Kerajaan Sorga juga tidak berlaku standar dunia tentang kesempurnaan fisik sebagai keindahan. Oleh karena itu Yesus memperingatkan para murid-Nya bila ada anggota tubuh yang menyebabkannya berdosa, ia harus memenggal anggota tubuh tersebut, sehingga tidak menghalangi pertobatannya. Dapat dikatakan bahwa sia-sia memuaskan diri dengan segala keinginan dunia bila rohani kita tidak mendapatkan kebahagiaan sejati dalam Kerajaan Sorga. Keinginan duniawi akan membawa kita kepada kebinasaan (ayat yang+tidak+berarti+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">8). Janganlah kita terhitung sebagai penyesat karena tidak rela menanggalkan segala keinginan yang membawa kepada kebinasaan. Mungkin bukan hanya kita yang binasa, tetapi juga anak-anak Tuhan yang lain. Yesus memberikan peringatan keras bagi para penyesat, apabila menyesatkan anak-anak kecil yang percaya kepada-Nya, karena anak-anak paling mudah disesatkan.

Renungkan: Merendahkan diri menjadi seperti anak kecil berarti rela menanggalkan segala keakuan, kemampuan, kedudukan, harga diri, dan ambisi, demi Kerajaan Surga yang bernilai kekal.

(0.97) (Mat 5:22) (full: MARAH ... KAFIR ... JAHIL. )

Nas : Mat 5:22

Yesus tidak berbicara mengenai kemarahan yang selayaknya terhadap orang yang fasik dan tidak adil (bd. Yoh 2:13-17), tetapi yang disalahkan-Nya adalah kemarahan yang mendendam yang secara tidak adil menghendaki kematian orang lain. "Kafir" merupakan kata makian yang mungkin berarti "tolol". Menyebut seseorang "jahil" (yang artinya bodoh dalam ajaran agama) mungkin menunjukkan suatu sikap hati yang bisa membuat dirinya "diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala".

(0.96) (Mat 19:30) (full: YANG TERDAHULU AKAN ... TERAKHIR. )

Nas : Mat 19:30

Yang dimaksudkan dengan "yang terdahulu" itu ialah orang yang karena kekayaan, pendidikan, kedudukan, atau bakat mereka dihormati oleh dunia dan kadang-kadang juga oleh gereja. "Yang terakhir" adalah mereka yang tidak dikenal dan dipandang tidak penting. Pada zaman yang akan datang, "banyak orang" yang dipandang sebagai pemimpin besar di gereja tidak akan memperoleh kedudukan yang berarti, dan banyak orang yang tidak dikenal akan diangkat untuk memperoleh kedudukan yang mulia (bd. 1Kor 15:41-42). Hal ini terjadi karena Allah tidak menilai orang dari penampilan yang lahiriah, melainkan dari kesungguhan hati, kesucian, dan kasih dalam hatinya (1Sam 16:7). Bacalah kisah tentang janda miskin (Mr 12:42-44) dan Maria dari Betania (Mat 26:7-13) untuk memperoleh sikap Kristus terhadap orang dari kalangan rakyat biasa.

(0.94) (Mat 15:28) (full: BESAR IMANMU. )

Nas : Mat 15:28

Bertekun di dalam iman yang benar berarti percaya kepada Allah dalam segala keadaan dan tetap setia kepada-Nya, bahkan ketika dalam kesulitan yang besar dan tampaknya bahwa Tuhan tidak memperhatikan. Inilah "ujian iman" (Luk 18:1-7; 1Pet 1:7;

lihat cat. --> Mr 7:27).

[atau ref. Mr 7:27]

(0.94) (Mat 19:13) (sh: Bagaimana masuk sorga? (Minggu, 22 Maret 1998))
Bagaimana masuk sorga?

Masuk sorga itu berat syaratnya. Hanya seorang yang menjadi seperti anak kecil yang memiliki Kerajaan Sorga. Apa artinya? Seperti seorang anak kecil yang tidak punya apa-apa untuk diandalkan melainkan sepenuhnya bergantung pada kasih sayang orangtua atau orang dewasa lain, demikianlah orang yang ingin masuk sorga harus sepenuhnya bergantung pada kemurahan Allah saja. Perbuatan baik dan kekayaan bisa membuat orang memiliki keyakinan diri yang kuat, rasa terhormat. Sampai di situ tidak salah. Tetapi bila kebaikan dan kekayaan dijadikan modal untuk menuntut hak masuk sorga, jelas salah besar!

Melepas segala sesuatu. Di dalam dunia ini banyak hal dapat diatur atau diperoleh dengan uang. Bahkan kebenaran dan keadilan pun dapat diputarbalikkan hanya karena uang. Kenyataan seperti itu bisa menggoda orang berpikir bahwa keselamatan dan Kerajaan Sorga pun dapat diperoleh dengan uang, atau Tuhan dapat disogok dengan uang. Ketika Tuhan menuntut orang muda yang kaya itu untuk memberikan semua hartanya kepada orang miskin, tidak berarti bahwa sorga dapat dibeli dengan perbuatan baik. Tidak juga berarti bahwa sorga hanya untuk orang miskin. Perintah itu bertujuan menyadarkan dan melepaskan orang itu dati keterikatannya akan harta.

Bukan memperoleh isi dunia. Tiga kali para murid Yesus dikejutkan, dicengangkan Yesus. Masuk sorga adalah mustahil bagi manusia, tetapi tidak bagi karunia Allah. Jika untuk mengikut Yesus dan masuk sorga orang harus kehilangan segala sesuatu, bukankah itu berarti rugi besar? Tidak! Sebaliknya, orang yang menerima karunia hidup kekal dari Tuhan Yesus akan mengalami berkat-berkat dunia ini dalam perspektif dan nilai yang kekal.

Renungkan: Tuntutan Injil sedemikian berat karena Tuhan ingin memberi kita harta dan kebahagiaan sejati di dalam Dia saja.

Doa: Aku ingin beserah penuh padaMu, Tuhan. Ajarku rela melepas segala hal demi Kau menjadi segalanya bagiku.

(0.94) (Mat 5:43) (jerusalem: dan bencilah musuhmu) Bagian perintah yang kedua ini tidak terdapat begitu dalam hukum Taurat dan tak mungkin terdapat di situ. Ungkapan itu merupakan suatu keterlaluan, akibat bahasa (asli Aram) yang tidak mampu mengungkapkan pikiran secara tepat. Maka ungkapan itu berarti: dan jangan mengasihi musuhmu. Bandingkan Luk 14:26 dan Mat 10:39 (sejalan dengan Lukas). Tetapi dalam Sir 12:4-7 dalam naskah-naskah jemaat Qumran (1 QS yang+tidak+berarti+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">1:10, dll) di ketemukan sikap menghina terhadap orang berdosa, yang jauh berbeda dengan membenci mereka. Barangkali Yesus berpikir kepada keterangan-keterangan semacam itu.
(0.94) (Mat 13:44) (sh: Mencari sebuah nilai (Kamis, 8 Februari 2001))
Mencari sebuah nilai

Nilai suatu benda dapat terletak pada benda itu sendiri atau ada faktor lain di luar benda tersebut yang membuatnya berarti. Sebagai contoh: sebuah cincin emas sangat berarti karena nilai dirinya sendiri; berbeda halnya dengan sebuah cincin imitasi, akan berarti bagi seorang gadis karena cincin tersebut adalah pemberian sang kekasih hati. Cincin emas murni tidak akan luntur nilainya ditelan zaman, namun cincin imitasi mungkin akan berubah tidak bernilai karena kekasih hati sang gadis telah pergi meninggalkannya.

Yesus menekankan betapa bernilainya hal Kerajaan Sorga melalui 2 gambaran: (ayat yang+tidak+berarti+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">1) harta yang terpendam di ladang. Ketika orang menemukan harta terpendam ini, ia sangat bersukacita karena menemukan sesuatu yang sangat bernilai. Maka segala miliknya yang lain menjadi tidak berarti dibandingkan harta tersebut. Ia rela menjual segala miliknya demi mendapatkan harta yang terpendam itu. (ayat yang+tidak+berarti+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">2) seorang pedagang sengaja mencari mutiara karena ia tahu betapa berharganya mutiara itu. Maka setelah ia menemukan mutiara yang dicarinya, ia segera menjual segala miliknya untuk membeli mutiara tersebut. Kedua perumpamaan ini menggambarkan betapa bernilainya hal Kerajaan Sorga, namun tidak setiap orang yang mendengarnya mengerti hal ini. Seorang yang menyadari betapa bernilainya hal Kerajaan Sorga, dengan sukacita akan meninggalkan apa pun dalam dunia ini asalkan mendapatkan kebahagiaan sejati dalam Kerajaan Sorga. Adakah sesuatu yang lebih bernilai dalam hidup Anda sehingga menghalangi untuk mendapatkan Kerajaan Sorga? Sebagai penutup, Yesus kembali mengingatkan tentang kesudahan zaman dimana akan terjadi pemisahan antara orang benar dan orang fasik. Bila tiba akhir zaman maka tidak ada lagi kesempatan bagi orang fasik untuk menyesali keadaannya, karena semuanya sudah terlambat. Ini pun menjadi peringatan bagi kita bahwa kesempatan ini sangat terbatas.

Renungkan: Nilai apakah yang sedang kita cari? Seperti orang yang menemukan harta terpendam dan seperti seorang yang mencari mutiara, ataukah seperti orang-orang yang menolak Yesus karena mencari kebenaran berdasarkan hikmat manusia? Hikmat manusia tidak dapat menembus nilai kekekalan yang dimiliki Yesus. Seorang yang mau membuka hatinya bagi kebenaran-Nya, akan menggali nilai kekekalan di dalam Diri-Nya.

(0.94) (Mat 6:24) (full: MAMON (UANG). )

Nas : Mat 6:24

Teks :
  1. 1) Mengabdi kepada uang berarti menilainya begitu tinggi hingga kita
    1. (a) menaruh kepercayaan dan iman kepadanya,
    2. (b) memandangnya sebagai sumber jaminan dan kebahagiaan,
    3. (c) menjadikannya harapan masa depan,
    4. (d) menginginkannya lebih daripada kebenaran dan Kerajaan Allah.
  2. 2) Pengumpulan kekayaan dengan segera menguasai pikiran dan kehidupan seseorang sehingga kemuliaan Allah tidak lagi menjadi yang utama

    (lihat art. KEKAYAAN DAN KEMISKINAN).

(0.94) (Mat 19:21) (full: PERGILAH, JUALLAH SEGALA MILIKMU. )

Nas : Mat 19:21

Yesus menguji pemuda yang kaya itu pada titik terlemah dalam dirinya, yaitu kekayaannya. Ia tidak bersedia untuk mengutamakan Kristus lebih daripada hartanya. Apakah pernyataan Kristus berarti bahwa semua orang Kristen harus menjual semua miliknya? Tidak, karena kita juga harus memenuhi kebutuhan keluarga kita dan orang lain. Sekalipun demikian, kita harus bersedia untuk menyerahkan apa saja yang diminta oleh Kristus.

(0.93) (Mat 25:1) (full: PERUMPAMAAN SEPULUH GADIS. )

Nas : Mat 25:1

Perumpamaan mengenai sepuluh gadis ini menekankan bahwa semua orang percaya harus senantiasa memperhatikan keadaan rohani mereka sendiri mengingat Kristus bisa datang pada saat yang tidak diketahui dan tidak diduga. Mereka harus bertekun dalam iman supaya bila hari dan jam itu tiba mereka akan diterima oleh Tuhan yang kembali (ayat Mat 25:10). Kelalaian untuk memelihara hubungan pribadi dengan Tuhan pada saat kedatangan-Nya kembali berarti akan dikucilkan dari kehadiran dan kerajaan-Nya.

  1. 1) Yang membedakan kelompok gadis yang bijaksana dengan yang bodoh ialah bahwa yang bodoh itu tidak memperhitungkan bahwa kedatangan Tuhan

    (lihat cat. --> Yoh 14:3)

    [atau ref. Yoh 14:3]

    akan terjadi pada saat yang tidak terduga, suatu saat yang tidak didahului oleh tanda-tanda khusus yang jelas (ayat Mat 25:13;

    lihat cat. --> Mat 24:36).

    lihat cat. --> Mat 24:44).

    [atau ref. Mat 24:36,44]

  2. 2) Melalui perumpamaan ini dan juga di bagian yang lain (Luk 18:8) Kristus menyatakan bahwa sebagian besar gereja tidak akan siaga pada saat Dia datang kembali (ayat Mat 25:8-13). Dengan demikian Kristus menyatakan dengan jelas bahwa Ia tidak akan menunggu sampai semua gereja siap untuk kedatangan-Nya.
  3. 3) Perlu diperhatikan bahwa semua gadis itu (baik yang setia maupun yang tidak setia) sangat terkejut ketika mempelai laki-laki datang (ayat Mat 25:5-7). Hal ini menunjukkan bahwa perumpamaan ini berkaitan dengan orang percaya yang hidup sebelum masa kesengsaraan besar dan tidak berkaitan dengan mereka yang hidup selama kesengsaraan itu, yang akan mempunyai tanda cukup mendahului kedatangan Kristus pada akhir masa kesengsaraan itu

    (lihat art. KESENGSARAAN BESAR).

(0.93) (Mat 5:33) (sh: Jika ya katakan ya (Jumat, 7 Januari 2005))
Jika ya katakan ya

Di manakah kita bisa mendapatkan kebenaran? Bahkan di pengadilan pun kadang kita dapat menemukan saksi yang berbohong. Padahal ia sudah disumpah untuk hanya mengatakan kebenaran. Celakanya lagi, banyak orang yang sengaja menerima kesaksian palsu itu sebagai kebenaran.

Dalam bacaan ini kita menemukan bahwa Perjanjian Lama menekankan integritas umat untuk tidak bersumpah palsu (ayat yang+tidak+berarti+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">33). Bersumpah berarti mengikutsertakan Tuhan dalam kesepakatan bahwa apa yang dikatakan oleh orang yang bersumpah itu benar. Bersumpah palsu berarti mengklaim bahwa Tuhan akan membenarkan orang tersebut bahkan ketika ia berbohong. Dengan kata lain orang yang bersumpah palsu "menjebak" Tuhan untuk membenarkan dirinya. Itu sama saja dengan menjadikan Tuhan pembohong.

Oleh karena kenyataan banyak orang menyalahgunakan sumpah untuk membenarkan dirinya, Yesus menegaskan bahwa orang yang percaya kepada-Nya tidak perlu bersumpah. Bila dipertanyakan kebenarannya, seorang pengikut Tuhan cukup mengatakan ya bila ya dan tidak bila tidak (ayat yang+tidak+berarti+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">37). Pengikut Tuhan tidak memiliki hak untuk mengklaim Tuhan membela dirinya (ayat yang+tidak+berarti+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">34-36). Janji Tuhan untuk membela anak-anak-Nya merupakan anugerah semata. Artinya pengikut Tuhan harus hidup sedemikian sehingga kata-katanya, baik "ya" maupun "tidak" sudah cukup menjadi jaminan kebenaran.

Era ini sering disebut sebagai era informasi. Informasi dalam sekejap mata dapat beredar ke seluruh dunia. Namun, informasi yang beredar bisa sangat menyesatkan. Isinya penipuan dan kebohongan namun karena dibungkus dengan kata dan gambar yang sangat memikat akhirnya diterima sebagai kebenaran. Anak Tuhan harus memerangi kebohongan seperti itu. Caranya adalah dengan berkata benar, bersikap dan bertindak benar pula.

Renungkan: Integritas Kristen terlihat ketika mulut sepadan dengan hati, tingkah laku selaras dengan perkataan.

(0.92) (Mat 24:3) (jerusalem: kedatanganMu) Kata Yunaninya (parusia) berarti: kehadiran. Tetapi dalam dunia Yunani-Romawi kata itu telah menjadi istilah khusus dengan arti: kunjungan resmi seorang raja atau penguasa di tempat tertentu. Orang Kristen mengambil alih istilah khusus itu dan memindahkannya kepada kedatangan Kristus yang mulia, bdk 1Ko 15:23+. Istilah itu sendiri tidak terikat pada kedatanganNya yang paling akhir; dapat juga diterapkan pada setiap pernyataan kekuasaan yang dengannya Kristus mendirikan kerajaan Mesias (Gereja) di atas reruntuhan agama Yahudi; bdk Mat 16:27-28. Dalam Mat 24:3 ini Matius jelas menunjuk bahwa kedua pokok itu digabungkan satu sama lain (tanda kedatanganMu dan tanda kesudahan dunia).
(0.92) (Mat 12:38) (sh: Melakukan kehendak Bapa (Minggu, 30 Januari 2005))
Melakukan kehendak Bapa

Pesan penting tiga bagian nas kita hari ini sangat mengejutkan. Meminta tanda, mengalami sebagian kenyataan Kerajaan Allah tidak cukup. Yesus ingin agar orang menjadi bagian dari keluarga Allah dengan melakukan kehendak Allah yaitu menyambut Ia ke dalam kehidupan mereka.

Meminta tanda adalah bukti bahwa mereka jahat dan tidak setia (ayat yang+tidak+berarti+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">39), Yesus telah memberikan tanda, tetapi tidak dilihat orang Farisi. Karena itu, Yesus hanya memberi mereka tanda Yunus. Seperti Yunus "mati" dan bangkit dari perut ikan, Yesus pun akan mati dan bangkit. Jika pesan Yunus disambut dengan pertobatan Niniwe, lebih lagi pesan dan pelayanan Yesus seharusnya disambut juga dengan pertobatan. Contoh lain sikap responsif itu adalah sikap ratu dari selatan yang menjumpai Salomo dan belajar hikmat darinya (ayat yang+tidak+berarti+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">42). Itulah yang kini Yesus tuntut dari mereka. Segala pengalaman ajaib, bahkan mengalami kenyataan pengusiran setan sekali pun tidak memadai. Kekerasan hati yang tidak mau tunduk kepada Yesus akan membuat orang yang sudah mengalami pengusiran setan, kembali dirasuk dengan roh jahat (ayat yang+tidak+berarti+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">43-45). Kekerasan hati demikian akan mengakibatkan mereka mengalami hukuman kekal. Kebebalan mereka kelak akan dihakimi serius sebab Niniwe dan ratu selatan yang kafir saja berespons sepositif itu.

Jadi manusia hanya memiliki dua pilihan, yakni menyembah Allah yang dikenal dalam Yesus atau tetap menjadi budak iblis. Menolak Yesus berarti menolak kehendak Allah. Penolakan terhadap kehendak Allah untuk menyelamatkan manusia dari dosa mengakibatkan hal lebih buruk menimpa hidup manusia. Sebaliknya, menerima kehendak penyelamatan Allah dalam Yesus berarti masuk sebagai anggota keluarga Allah. Ketertarikan pada hal-hal ajaib saja tidak merupakan bukti kuat seseorang sudah di pihak Allah. Keberpihakan pada Yesus, itulah yang menentukan nasib kekal manusia.

Renungkan: Anda hanya sekadar tertarik pada hal-hal tentang Yesus, atau sungguh memiliki Dia dalam hidup Anda?

(0.92) (Mat 25:14) (sh: Mempertanggungjawabkan hidup (Minggu, 19 April 1998))
Mempertanggungjawabkan hidup

Hidup ini sangat berharga. Ada banyak alasan untuk kita tiba pada kesimpulan tersebut. Pertama, karena hidup ini adalah karunia Tuhan. Kedua, apa yang berasal dari Tuhan pastilah baik dan istimewa. Hidup ini berpotensi untuk kita isi dan jalani bersama Tuhan sehingga di dalamnya Tuhan hadir memancarkan sifat-sifat-Nya melalui kita. Ketiga, hanya satu kali kita bisa memiliki hidup ini. Kesempatan yang telah lalu tak akan bisa kembali. Hanya kita yang memiliki hidup kita. Kita tidak bisa merasakan atau menjalani hidup orang lain, demikian juga orang lain tidak dapat merasakan atau menjalani hidup kita. Jadi hidup kita bukan saja berharga tetapi juga unik. Keunikan kita ialah bahwa kita diciptakan sebagai makhluk moral yang diberi kemungkinan untuk memilih hidup bermakna atau hidup sia-sia. Sifat sedemikian mulia itulah yang membuat tiap orang berkewajiban mempertanggungjawabkan hidupnya di hadapan Tuhan.

Konsekuensi kekal. Apa yang kita lakukan terhadap dan di dalam hidup yang fana ini ternyata berkonsekuensi kekal. Hal masuk tidaknya seseorang ke dalam Kerajaan Allah, ditentukan oleh bagaimana ia meresponi karunia Tuhan. Tuhan Yesus tidak memperjelas apa yang dimaksud-Nya dengan talenta. Mungkin berarti kesempatan, potensi, waktu, intelektualitas, kondisi emosional, dlsb. Tentu bukan maksudnya bahwa usaha memajukan potensi intelektual dan kondisi moral membuat kita layak masuk surga. Orang tidak selamat karena perbuatan-Nya, bukan? Tetapi penghakiman yang menentukan apakah kita layak ambil bagian dalam Kerajaan Bahagia Kekal Tuhan itu ialah apakah kita memperlihatkan sifat yang bertanggungjawab terhadap hidup karunia Tuhan ini. Hidup yang bertanggungjawab itulah bukti adanya iman yang melahirkan perbuatan berkonsekuensi kekal.

Renungkan: Bukan saja orang yang merasa dirinya hebat susah masuk surga, orang yang merasa dirinya tak berarti pun terhalang masuk surga.

Doa: Tolong kami menghargai karunia InjilMu dengan mengungkapkan hidup penuh syukur bagi kemuliaanMu.

(0.92) (Mat 10:16) (sh: Begitu lemah dan tak berdayakah Kristen? (Sabtu, 27 Januari 2001))
Begitu lemah dan tak berdayakah Kristen?

Yesus menggambarkan Kristen seperti domba di tengah- tengah kawanan serigala. Dapatkah domba menyerang balik serigala? Demikian pula Kristen dalam dunia yang begitu jahat, tidak dapat menyerang balik. Namun apakah ini berarti bahwa Kristen hanya pasrah ketika dijadikan korban? Apakah tidak ada seorang pun yang membelanya?

Merpati adalah binatang yang mudah ditipu dan tidak peka (Hos. 7:11) sementara di daerah Timur Tengah ular dipandang sebagai binatang buas yang pandai menghindari bahaya. Jika Kristen harus cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati, berarti Kristen dalam menjalani kehidupan di dunia yang jahat ini harus pandai menghindari bahaya tanpa menjadi berbahaya bagi orang lain, dan tulus tanpa menjadi bodoh. Namun bagaimana jika Kristen sudah berada dalam bahaya karena sudah diseret ke Majelis Agama, ke muka penguasa-penguasa, atau raja-raja? Dalam situasi seperti ini, cerdik dan tulus tidak lagi memadai. Pada abad pertama mereka yang dihadapkan ke pengadilan membutuhkan pembela yang pandai, jika tidak maka dapat dipastikan bahwa mereka akan kalah. Kristen tidak perlu takut sebab Roh Kudus sendiri yang akan mengajarkan untuk menjadi pembela bagi dirinya sendiri.

Namun bagaimana jika Kristen tidak dibawa ke pengadilan tetapi langsung menghadapi kesadisan manusia (ayat 21-22)? Bagaimana Kristen mengatasi ketakutan itu?

Pertama, kita harus selalu ingat bahwa orang-orang zaman Yesus juga menganiaya diri-Nya. Mengapa kita sebagai pengikut-Nya berharap untuk mendapatkan perlakuan yang lebih baik (ayat 24-25)?

Kedua, kita juga harus ingat bahwa suatu saat apa yang dilakukan mereka kepada kita akan dinyatakan dalam terang dan mereka akan menghadapi penghakiman.

Ketiga, seandainya mereka berhasil membunuh kita, kita harus ingat bahwa jiwa kita tidak ikut binasa, namun masuk ke dalam kehidupan kekal.

Akhirnya, kita harus tetap yakin bahwa tidak ada satu pun yang terjadi atas diri kita di luar kehendak Allah. Jika demikian mengapa kita harus menyangkal Yesus (ayat 32-33)?

Renungkan: Ternyata Kristen tidaklah lemah dan tak berdaya, karena di dalam Kristen tersembunyi kekuatan yang luar biasa, yang bersumber dari Allah dan yang memampukan Kristen untuk tetap bertahan. Sejarah kaum martir telah membuktikannya.

(0.92) (Mat 6:9) (full: KARENA ITU BERDOALAH DEMIKIAN. )

Nas : Mat 6:9

Dengan contoh doa ini, Kristus menunjukkan apa saja yang harus menjadi pokok doa orang Kristen. Ada enam permohonan dalam doa itu: tiga yang pertama berkaitan dengan kekudusan dan kehendak Allah; tiga sisanya berkaitan dengan kebutuhan kita sehari-hari. Singkatnya doa ini tidak berarti bahwa kita harus berdoa secara singkat saja mengenai kebutuhan kita. Kristus kadang-kadang berdoa sepanjang malam (Luk 6:12).

(0.92) (Mat 22:15) (sh: Bukan mencari kebenaran (Minggu, 29 Maret 1998))
Bukan mencari kebenaran

Orang Farisi (berarti: yang memisahkan diri) adalah kelompok awam yang menginginkan pembaruan kehidupan rohani. Mereka sangat menekankan berbagai peraturan seperti pembasuhan, perpuluhan, dlsb. Orang Saduki (berarti: yang benar) adalah kelompok terdidik yang berbeda pendapat dengan Farisi. Mereka menduduki sebagian besar keanggotaan Sanhedrin, memperkenalkan cara berpikir Yunani, hanya mengakui lima Kitab Musa menolak kebangkitan, dan tidak mengakui pemeliharaan Allah karena percaya bahwa manusia memiliki kemampuan memilih. Kedua kelompok inilah yang bertanya kepada Tuhan Yesus. Sayang mereka tidak sungguh mencari kebenaran, tetapi berupaya mencari kesalahan dari jawab Tuhan Yesus. Orang yang rohani seperti Farisi dan orang yang rasional seperti Saduki, sama bebalnya.

Kewajiban adalah kewajiban. Tuhan tak dapat dijebak oleh Farisi. Orang Farisi mengharapkan jawaban yang entah melawan Kaisar (dengan akibat ditangkap) atau yang mengabdi kaisar (dengan akibat dianggap tidak patriotis). Radikal sekali jawab Yesus. Serahkan kepada kaisar yang milik Kaisar, serahkan kepada Allah yang milik Allah. Tuhan Yesus mengajarkan ketaatan mutlak kepada Allah saja (yang empunya segala-galanya) sambil bersikap penuh tanggungjawab sebagai warga negara.

Mengenal kuasa Allah. Dimana letak kesalahan orang Saduki yang Tuhan sebut sesat itu? Di dalam hal menilai kebenaran rohani dengan ukuran pertimbangan dan pengalaman manusia. Andai saja mereka sungguh mengenal Allah seperti yang Allah nyatakan sendiri di dalam Kitab Suci, mereka pasti akan berjumpa dengan Allah yang Maha Perkasa yang telah menebus nenek moyang mereka dari cengkeraman penjajahan Mesir dan dari segala kuasa gaib kekafiran Mesir.

Renungkan: Tuhan adalah Kebenaran itu sendiri. Semua kebenaran lain yang tak berpaut pada-Nya adalah palsu dan sesat.

Doa: Tuhan, kami ingin menyaksikan kebenaranMu dalam hidup bermasyarakat kami. Tautkan kami kepada diriMu.

(0.92) (Mat 28:16) (sh: Perintah terakhir Yesus (Selasa, 17 April 2001))
Perintah terakhir Yesus

Sekarang Matius tiba pada sebuah konklusi yang sarat dengan muatan perintah kepada para murid untuk segera dilaksanakan. Namun sebelum para murid terlibat dalam pelaksanaan perintah tersebut, ada hal lain yang Matius paparkan tentang kondisi iman para murid. Hal ini nampak dari reaksi mereka ketika melihat Yesus. Ada yang langsung menyembah-Nya, tetapi ada juga yang meragukan-Nya.

Matius memaparkan kepada pembaca tentang fakta bahwa ada murid Yesus Kristus yang masih meragukan-Nya, dan bahwa Yesus tahu tentang keadaan tersebut. Artinya, Yesus tahu hati setiap orang, baik mereka yang percaya sungguh bahwa diri-Nya telah bangkit dari kematian dan menang atas maut, maupun mereka yang meragukan-Nya. Namun keraguan manusia tidaklah menjadi penghalang bagi Yesus untuk memberikan 'amanat agung' kepada para murid. Karenanya sebelum 'amanat agung' itu diberikan kepada mereka, Yesus terlebih dahulu membereskan keraguan beberapa orang di antara mereka. Memang, setiap orang yang mau, dan sedang terlibat dalam pekerjaan Allah haruslah orang yang telah memiliki persekutuan dan hubungan yang tulus dan suci dengan Yesus Kristus. Itu berarti, tidak ada seorang pun yang dapat terlibat sebagai perpanjangan tangan Yesus Kristus untuk menyatakan amanat agung-Nya bila orang tersebut tidak memiliki hubungan yang kental, indah, dan mesra dengan Tuhan Yesus Kristus.

Wajar bila Matius memaparkan tindakan Yesus sebelumnya untuk membereskan keraguan hati di antara para murid tentang keberadaan diri-Nya. Tujuan-Nya adalah nantinya para murid akan keluar dengan dasar komitmen yang sama bahwa Yesus Kristus yang mereka imani adalah Tuhan yang berotoritas atas maut, alam semesta, bahkan sejarah manusia. Dengan demikian tanggung jawab untuk melaksanakan 'amanat agung' itu dapat terwujud. Para murid memikul tanggung jawab yang besar dalam pelaksanaan amanat agung ini. Tapi mereka tidak sendiri dalam pelaksanaannya, karena penyertaan Yesus terhadap mereka takkan berkesudahan.

Renungkan: Peran yang sekarang Kristen lakoni adalah peran para murid. Itu berarti tanggung jawab untuk mewujudkan amanat agung Yesus Kristus pun menjadi bagian kita.

Pengantar Kitab Yeremia 27-33

Pasal yang+tidak+berarti+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">27-29: Pasal-pasal ini merupakan bagian dari periode yang terangkum dalam pasal yang+tidak+berarti+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">21-29. Yehuda sudah memasuki masa- masa terakhir dalam kehidupannya sebagai sebuah bangsa. Nubuat Yeremia terbukti dengan datangnya serbuan dari Babel.

Dua pasal ini khususnya berbicara tentang nabi palsu dan ajarannya yang tak henti-hentinya membingungkan bangsa Yehuda yang sedang menghadapi situasi yang sangat genting karena kepungan Babel. Namun Yeremia tidak lelah-lelahnya memanggil Yehuda untuk menaati kehendak Allah dengan cara tunduk kepada Babel (yang+tidak+berarti+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">27:1-22). Nubuatnya ditegaskan dengan menubuatkan kematian Hananya yang segera digenapi (yang+tidak+berarti+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">28:1-17). Namun surat Yeremia kepada orang-orang Yehuda yang berada di pembuangan membuahkan tantangan yang baru bagi Yeremia.

Yeremia 30-33: Pasal yang+tidak+berarti+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">30-33 berisi salah satu nubuat yang paling penting dalam keseluruhan Perjanjian Lama. Yeremia menyampaikan nubuat-nubuat yang tercatat dalam pasal- pasal ini kepada bangsa Yehuda pada saat mereka dikepung oleh tentara Babel selama 18 bulan. Yeremia memaparkan penglihatan yang luar biasa tentang rencana Allah bagi umat pilihan-Nya di masa yang akan datang, setelah mereka mengalami pembuangan.

Yeremia memaparkan bagaimana Allah akan membawa Israel dan Yehuda pulang dan memulihkan mereka serta akan menghukum bangsa yang sudah menawan mereka.

Selain itu Yeremia juga menyampaikan wahyu Allah yang baru dan mengejutkan. Allah bermaksud menetapkan perjanjian yang baru dengan Israel. Perjanjian ini berbeda dengan perjanjian yang pernah Allah tetapkan di Gunung Sinai. Perjanjian baru ini akan mentransformasi bangsa Israel dari dalam diri mereka sehingga mereka akan dimampukan untuk menikmati seluruh berkat Allah. Namun demikian kunci bagi Kristen untuk memahami perjanjian baru ini adalah Yesus Kristus. Perjanjian baru ditetapkan dalam kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.

(0.92) (Mat 9:35) (sh: Ladang dan Tugasku (Minggu, 23 Januari 2005))
Ladang dan Tugasku

Perjalanan Yesus berkeliling ke semua kota dan desa menghasilkan suatu kesimpulan bahwa banyak orang yang hidup bagai domba tak bergembala. Hal itu membuat hati Yesus tergerak oleh belas kasihan untuk menolong mereka (ayat yang+tidak+berarti+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">35-36). Apa yang Tuhan Yesus lakukan?

Tuhan Yesus memanggil dua belas orang untuk menjadi murid-Nya dan mereka mendapat gelar rasul yang berarti "yang diutus" (ayat yang+tidak+berarti+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">1-4). Tuhan Yesus mengutus mereka dengan kuasa untuk memberitakan bahwa Kerajaan Allah sudah dekat. Kedua belas rasul itu pun pergi sesuai perintah-Nya untuk menyatakan pertolongan Allah bagi orang banyak (ayat yang+tidak+berarti+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">7-8). Mereka diutus kepada orang Yahudi dan bukan kepada orang kafir (ayat yang+tidak+berarti+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">6). Apakah ini berarti keselamatan hanya untuk orang Yahudi? Tidak! Tuhan Yesus memang datang pertama-tama untuk orang Yahudi supaya janji Mesias bagi mereka tergenapi. Namun, kita melihat dengan jelas dalam Alkitab bahwa keselamatan bukan saja bagi orang Yahudi, tapi bagi semua manusia tanpa memandang suku dan bangsa.

Karena keselamatan adalah bagi semua bangsa, berarti berita bahwa Kerajaan Allah sudah dekat harus disampaikan kepada setiap orang. Siapa pun yang telah menerima kabar keselamatan ini, memiliki tugas menyampaikannya kepada orang lain agar mereka mengalami sukacita dan keselamatan dalam Kristus Yesus (ayat yang+tidak+berarti+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">8b). Untuk tugas ini, Allah memanggil mereka yang mau dan yang bersandar sepenuhnya pada Tuhan (ayat yang+tidak+berarti+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">9-11). Hati yang mau dipakai Tuhan untuk melayani tentu menyenangkan hati-Nya sebab hati sedemikian akan siap menerima tantangan apa pun dalam tugas pengutusan itu (ayat yang+tidak+berarti+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">11-14). Tuaian yang begitu banyak memerlukan penuai-penuai yang siap diutus. Tuaian itu adalah orang-orang yang haus, lelah, dan terlantar dalam kehidupan jasmani dan rohani. Kitalah para penuai itu, dan tuaian ada di sekeliling kita.

Renungkan: Hari ini yang kita butuhkan adalah hati seperti Tuhan Yesus yang penuh belas kasih pada orang-orang yang jiwanya terlantar.



TIP #03: Coba gunakan operator (AND, OR, NOT, ALL, ANY) untuk menyaring pencarian Anda. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA