(1.00) | (Luk 6:20) | (jerusalem) Wejangan (khotbah di bukit) ini, sebagaimana disajikan oleh Lukas, jauh lebih pendek dari pada yang disajikan Matius. Sebab Lukas tidak menambah wejangan Yesus yang lain, seperti dibuat oleh Matius, dan malahan menghilangkan bagian-bagian yang cirinya terlalu Yahudi, sehingga tidak dapat menarik perhatian para pembaca Lukas, bdk Mat 5:1+. |
(0.94) | (Luk 2:1) |
(sh: Rencana Allah dan rencana Iblis. (Jumat, 14 April 2000)) Rencana Allah dan rencana Iblis.Menjelang perayaan hari raya keagamaan besar seperti Paskah, Yerusalem dipenuhi dengan para peziarah yang datang dari berbagai daerah. Oleh sebab itu pemerintah Romawi dan pemimpin orang Yahudi berjaga-jaga dengan ketat untuk mencegah timbulnya keributan. Di tengah suasana demikian, ada persekongkolan yang dilakukan oleh para imam kepala dan ahli Taurat untuk membunuh Yesus secara diam-diam, karena takut terhadap orang banyak. Pada saat mereka sedang bingung memikirkan cara yang terbaik untuk melenyapkan Yesus, Yudas datang menawarkan bantuan dan kesempatan yang mereka cari. Akhirnya mereka pun bersekutu membunuh Yesus. Secara penampakan luar, persekongkolan mereka tampaknya merupakan bukti kemenangan mereka. Namun bila kita melihat yang sebenarnya terjadi, karya Allah sungguh luar biasa. Allah sebetulnya sedang mempertontonkan secara spektakuler kepada umat-Nya, mengenai cara Dia memerintah dan mengatur dunia yang memberontak. Kalau pemberontakan manusia pertama disebabkan bujukan si Setan di Taman Eden. Dalam tahap berikutnya, pemberontakan manusia yang terus berlanjut dalam sejarah karena bujukan Iblis (ayat yang+pendek+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">3) memutuskan bahwa Yesus harus mati. Yesus sendiri di dalam karya-Nya untuk menghadapi pemberontakan manusia dan mendirikan Kerajaan-Nya di bumi juga ditentukan untuk mati. Dalam peristiwa itulah terjadi pertemuan dua rencana besar yang masing-masing mempunyai dampak yang begitu besar bagi kehidupan umat manusia, khususnya kekekalan. Kedua rencana ini sebetulnya mempunyai tujuan jangka pendek yang sama yaitu Kristus harus mati. Namun di balik tujuan itu terdapat tujuan yang lebih besar yang masing-masing berbeda. Bagi Iblis kematian Kristus tampaknya adalah akhir dari segalanya. Bagi Allah kematian Yesus adalah awal dari segalanya yang baik bagi umat manusia. Melalui kematian dan kebangkitan-Nya, Yesus mengalahkan Iblis untuk selama-lamanya. Seluruh umat manusia menerima keselamatan dan terlepas dari cengkeraman Iblis. Renungkan: Iblis bersama-sama kaki tangannya mereka-reka malapetaka bagi Yesus dan seluruh umat manusia melalui kematian Yesus. Namun Allah mampu membalikkannya hingga menjadi berkat bagi seluruh umat manusia. |
(0.93) | (Luk 1:1) |
(sh: Mempersiapkan calon pemimpin (Senin, 22 Desember 2003)) Mempersiapkan calon pemimpinCatatan akurat Lukas menempatkan dirinya dalam jajaran sejarawan handal pada zamannya. Apalagi tujuannya kalau bukan menyajikan sejarah Kristen awal yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, sekaligus meneguhkan iman kepada tokoh sejarah itu, Tuhan Yesus. Lukas memulai kisahnya dengan kelahiran seorang penyiap jalan bagi tokoh terbesar sepanjang sejarah besar yaitu kelahiran Yohanes. Kelahirannya unik walaupun tidak tanpa preseden dalam sejarah Alkitab. Ia dikandung oleh ibu yang secara biologis mustahil mengandung. Namun, kelahirannya dinubuatkan malaikat. Itu sebabnya sejak dalam kandungan ia telah dipenuhi oleh Roh Kudus. Bahkan Lukas menonjolkan perannya yang lain, yaitu bahwa ia akan membuat orang lain bersukacita, membawa orang kembali kepada Tuhan, dan mendamaikan hubungan di dalam keluarga, pendek kata mempersiapkan suatu umat yang layak bagi Tuhan.
Sehubungan dengan tugasnya, maka sejak kecil ia harus dikuduskan,
ditahirkan. Ia sejak kecil sudah dinazirkan, demikian istilahnya
pada masa itu. Berarti kehidupannya dibedakan secara sengaja,
karena memang diperuntukkan sepenuhnya melayani Tuhan. Salah
satu kriteria nazir ialah tidak boleh minum minuman keras ( Calon-calon pemimpin macam apa yang kita persiapkan? Adakah sejak dini, mereka sudah dibekali dengan doa dan firman agar Roh Tuhan sendiri menguduskannya? Sudahkah kita bekali anak-anak kita dengan takut akan Tuhan dan menjauhi hal-hal dosa? Renungkan: Generasi muda yang kita didik dan besarkan, suatu hari akan menjadi pemimpin dalam berbagai bidang kehidupan. Apakah yang sudah kita lakukan untuk mempersiapkan mereka? |
(0.92) | (Luk 19:1) |
(sh: Ada berapa Zakheus di Indonesia? (Sabtu, 8 April 2000)) Ada berapa Zakheus di Indonesia?Zakheus adalah seorang laki-laki yang secara fisik tidak sempurna karena pendek, namun ia seorang yang kaya karena ia seorang pemungut cukai. Walaupun kaya, tak seorang pun mau menerima dia, tidak juga Sinagoge. Lebih tragisnya lagi uang banyak yang ia miliki tidak dapat memberikan kompensasi atas penolakan yang ia alami. Dia telah jauh tersesat. Karena itu bagaimana mungkin seorang yang sudah jauh tersesat dapat menemukan jalan menuju Kerajaan Allah? Tentu saja ia tidak dapat, namun dia dapat ditemukan dan dibawa masuk ke dalam Kerajaan Allah oleh Yesus (ayat yang+pendek+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">9-10). Dengan kata lain oleh karena kasih karunia-Nya, Zakheus telah diterima oleh Allah masuk ke dalam Kerajaan-Nya. Penerimaan Allah ini memberikan dampak yang luar biasa dalam diri Zakheus. Ia mampu melihat bahwa harta berlimpah-limpah yang telah ia cari dan dapatkan dengan susah payah, bahkan dengan pengorbanan hidup bermasyarakatnya selama ini ternyata sia-sia. Zakheus telah menemukan identitas dirinya yang benar yaitu anak Abraham (ayat yang+pendek+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">9) yang merupakan nenek moyangnya, yang dibenarkan oleh iman kemudian hidup sesuai dengan iman. Zakheus sudah membuktikan bahwa ia hidup sesuai dengan identitasnya. Keselamatan yang ia terima sudah membawa perubahan sikap yang total terhadap kewajiban sosialnya. Dan ini sangat penting karena jika ia nantinya akan memerintah bersama Kristus maka ia harus belajar dan melatih sikap Kristen terhadap harta dalam dunia sekarang ini. Bagaimana seorang percaya harus bersikap dan bertindak terhadap harta yang dimilikinya, dipertegas oleh Kristus dalam perumpamaan tentang uang mina (ayat yang+pendek+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">11-27). Setiap orang percaya haruslah bertanggungjawab untuk menggunakan dan mengembangkan dengan setia setiap kekayaan, waktu, dan talenta yang sudah dipercayakan Tuhan kepadanya, karena Tuhan akan meminta pertanggungjawabannya. Itulah kewajiban yang sesuai dengan identitasnya. Renungkan: Anugerah yang besar itu juga telah memberikan identitas yang sama kepada Anda identitas yang juga diberikan kepada Zakheus. Berarti ada banyak Zakheus di bumi Indonesia. Berarti pula akan ada banyak orang yang berhasil dientaskan dari kemiskinan di bumi Indonesia tercinta. |