Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 6 dari 6 ayat untuk yang dapat melihat AND book:15 (0.002 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Ezr 3:8) (sh: Kasih setia Tuhan (Jumat, 3 Desember 1999))
Kasih setia Tuhan

Walaupun ingatan akan Tuhan dan kesetiaan manusia pasang surut, kasih setia Tuhan tak pernah berubah. Itulah kebenaran yang diakui seluruh umat Israel dengan menyanyikan nyanyian pujian dan syukur untuk merayakan pembangunan dasar rumah Tuhan (11). Dalam penderitaan dan dukacita yang telah mereka alami selama 70 tahun, membuat mereka sulit mempercayai bahwa situasi mereka dapat pulih lagi. Bukankah Tuhan yang membuang mereka dari tanah perjanjian itu? Namun saat ini mereka menyadari bahwa kasih setia-Nya tetap sama. Perasaan kita pun cenderung pasang-surut tergantung situasi. Apa yang dapat kita pelajari dari firman ini agar tidak diombang-ambingkan pada saat ditimpa kesulitan?

Ungkapan syukur umat. Peletakan fondasi Bait Allah dirayakan bangsa Yehuda yang pulang. "Seluruh umat bersorak-sorai dengan suara nyaring" merefleksikan gegap gempita yang biasa dilakukan untuk menyatakan kesedihan atau sukacita di negara Timur Tengah. Generasi tua menangis karena mengingat kemegahan Bait Allah yang sama. Sedangkan generasi muda begitu bergembira melihat prospek yang ada di depan mereka. Marilah kita tanamkan sikap menatap ke depan, mengharapkan apa yang akan Allah lakukan di hari mendatang, janganlah tenggelam dalam masa lalu betapa pun gemilangnya.

(0.99) (Ezr 6:13) (sh: Sumber sukacita (Selasa, 7 Desember 1999))
Sumber sukacita

Meskipun harus mengalami kesulitan dan halangan selama bertahun-tahun, akhirnya pembangunan Bait Allah dapat diselesaikan. Dengan jalan menggerakkan hati para pembesar dan raja untuk mengubah sikap mereka terhadap Yehuda, Allah mengisi kehidupan Yehuda dengan sukacita. Ungkapan syukur mereka luapkan ketika rumah Tuhan ditahbiskan. Sukacita itu terpancar sebagai respons atas kebaikan Allah, Sang Sumber sukacita. Berbagai hal dialami umat Kristen zaman ini, tetapi bila kita melihat dan menikmati buah pembangunan "rumah Allah" kelak, maka hati kita akan melimpah dengan syukur dan sukacita.

Allah masih terus bekerja. Pembangunan kembali rumah Allah membutuhkan waktu yang panjang. Dalam waktu yang panjang itu Allah tidak pernah berhenti bekerja memulihkan keadaan umat. Dalam perwujudan rencana tersebut, kadang-kadang Allah bekerja di dalam dan melalui kehidupan musuh umat-Nya. Kita harus beriman bahwa rencana dan tindakan musuh yang dipakai Allah tidak akan melewati batas rencana dan kedaulatan-Nya.

Renungkan: Segala usaha yang kita lakukan demi terciptanya suatu kesatuan umat Allah membutuhkan waktu yang lama. Bersabarlah, karena dalam waktu-waktu yang panjang itu Allah tetap bekerja.

(0.70) (Ezr 3:12) (full: BANYAK ... MENANGIS DENGAN SUARA NYARING ... BANYAK ORANG BERSORAK-SORAI ... KARENA KEGIRANGAN. )

Nas : Ezr 3:12

Sekalipun hukum Allah mendorong umat untuk beribadah dengan tertib, hal itu tidak membatasi penyembahan pada satu bentuk atau pola tertentu. Beberapa orang yang telah menyaksikan kemuliaan bait Salomo menangis, niscaya karena merasa lega bahwa aib kehancurannya kini sudah tidak ada lagi; yang lain bersorak-sorak kegirangan. Penyembahan kita hendaknya senantiasa luwes sehingga memberi peluang untuk berbagai ungkapan yang spontan. Allah menciptakan kita secara berbeda; kita tak perlu heran melihat keanekaragaman ketika umat-Nya menyerah kepada Roh Kudus.

(0.69) (Ezr 5:1) (sh: Firman Tuhan dan perlindungan-Nya (Minggu, 5 Desember 1999))
Firman Tuhan dan perlindungan-Nya

Di tengah perlawanan banyak pihak terhadap rencana umat untuk membangun rumah Tuhan, Tuhan berfirman melalui nabi Hagai dan Zakharia, bahwa apa pun perlawanan yang dihadapi, pembangunan itu harus diteruskan (lih. Hag. 1:8; Za. 4:6-10). Ketika para pejabat pemerintah setempat tetap melakukan usaha perlawanan (3, 4), Allah memperhatikan mereka, sehingga rencana umat untuk meneruskan pembangunan rumah Tuhan tetap terlaksana karena perlindungan Allah. Konsekuensi ketaatan umat kepada Allah dan firman-Nya adalah perlindungan Allah. Orang beriman meyakini hal ini dengan melihat bahwa janji penyertaan Tuhan tidak pernah berkesudahan dalam berita Alkitab - "Aku akan menyertai engkau". Karena itu tidak ada alasan bagi orang beriman yang telah menyaksikan, menikmati, dan terlibat dalam karya besar Allah untuk meragukan Dia serta kekuasaan-Nya atas kita.

Yang dilindungi menjadi saksi. Keyakinan bahwa Tuhan yang Mahakuasa menyertai dan melindungi kita seharusnya menjadikan kita berani dan tidak gentar untuk bersaksi demi nama-Nya. Pada surat yang dikirim Tatnai kepada raja Darius, kita melihat bahwa perkataan orang Yahudi bukan hanya merupakan pembelaan diri atas tindakan mereka, tetapi juga merupakan kesaksian tentang karya Tuhan di tengah-tengah umat Israel. Mereka meninggikan nama Tuhan sebagai Allah semesta langit dan bumi, dan menyebut diri mereka sendiri sebagai hamba-hamba-Nya (11). Mereka tidak malu mengakui dosa nenek moyang mereka yang membangkitkan murka Allah dan mengakibatkan pembuangan mereka (12). Mereka menyebut Bait Suci sebagai rumah Allah. Pengakuan-pengakuan ini disertai dengan kebenaran perkara mereka merupakan kesaksian yang benar dan indah.

Renungkan: Penyertaan Tuhan telah dinyatakan melalui kedatangan Yesus Kristus. Dialah "Imanuel", yang berarti 'Allah menyertai kita' (Mat. 1:24). Apakah kita sungguh menghayati firman Tuhan ini? Bagaimana dengan kesaksian hidup kita?

(0.69) (Ezr 9:1) (sh: Pengaruh moral (Minggu, 12 Desember 1999))
Pengaruh moral

Ezra mendapat wewenang dari raja wilayah Yehuda untuk menghukum mereka yang telah berzinah. Dalam menangani permasalahan umat, ia tidak menggunakan kekuasaan sekuler, tetapi menggunakan pengaruh moral. Kesedihan pribadinya yang mendalam, telah menggerakkan dan mempengaruhi hati orang lain, juga gentar terhadap firman Allah.

Bukan jari telunjuk tapi air mata. Itulah yang dilakukan Ezra. Ia tidak menunjukkan jarinya sebagai tanda menghakimi bangsa Yehuda. Ia mengeluarkan air mata, bukan bagi mereka yang berdosa, tetapi air mata kesedihan yang menunjukkan bahwa umat Tuhan sudah mendukakan Allah dan sudah gagal lagi. Sikap demikianlah yang seharusnya dimiliki Kristen bila melihat saudara seiman berbuat dosa. Bukan menunjukkan jari kepada mereka sebagai penghakiman, tetapi biarlah hati kita remuk dan menyesal, dan mengungkapkan pengakuan bahwa tanggung jawab kita bersama untuk saling mengingatkan, menjadi kudus, dan menjaga kekudusan sebagai umat Allah. Dengan kata lain semua bertanggungjawab atas dosa yang dilakukan oleh masyarakat Kristiani. Kunci pembaharuan rohani adalah rasa malu yang sungguh dan kesedihan yang mendalam atas dosa yang dilakukan orang lain. Lebih baik menangis atas perbuatan orang lain daripada harus berteriak-teriak menghakimi dan menghukum dia.

Keseimbangan pengajaran dan praktek hidup. Penerapan pengajaran firman Tuhan tidak akan tercapai bila dalam pelaksanaannya masih dilibatkan unsur-unsur tekanan dan paksaan. Hal yang manjur dan efektif dalam penerapan firman Tuhan, seperti yang diterapkan oleh Ezra adalah menggunakan pengaruh moral dengan menyelaraskan antara pengajaran dan praktek hidup.

Renungkan: Tidak mudah menerapkan pengaruh moral melalui keselarasan pengajaran dan praktek hidup. Namun dengan memahami bahwa kita bertanggungjawab atas dosa yang dilakukan orang lain, kita pun termotivasi untuk mempraktekkan pengajaran yang benar.

(0.68) (Ezr 9:3) (full: KETIKA AKU MENDENGAR PERKATAAN ITU. )

Nas : Ezr 9:3

Tanggapan Ezra yang sedih dan doanya adalah contoh yang baik sekali dari keprihatinan dan kekhawatiran yang seharusnya dialami oleh semua hamba Allah yang benar ketika menyaksikan umat Allah menyesuaikan diri dengan kebiasaan-kebiasaan fasik.

  1. 1) Ezra terkejut, malu, dan sangat sedih karena kesalahan umat itu (ayat Ezr 9:3-6; lih. 1Sam 15:35; Yer 9:1-26; 2Kor 11:29).
  2. 2) Ezra memiliki suatu perasaan yang dalam mengenai kemuliaan, kebenaran, dan kasih Tuhan, yang ditolak umat itu (ayat Ezr 9:4,8-10). Ia tidak bisa menerima apa yang sedang dilakukan umat itu (ayat Ezr 9:3,5; 10:1; juga lih. doa Nehemia dalam Neh 9:1-38 dan Daniel dalam pasal Dan 9:1-27).
  3. 3) Ezra berdoa kepada Allah dalam kerendahan hati dan dengan air mata (ayat Ezr 9:3,5; 10:1).
  4. 4) Ezra menyatukan dirinya dengan mereka yang didoakan olehnya dengan menyebut "dosa-dosa kami" dan "kejahatan-kejahatan kami" (ayat Ezr 9:6-15); ia merasakan rasa malu dan kesalahan nasional lebih dalam daripada mereka (bd. Yes 53:12).
  5. 5) Ezra memahami bahwa kasih karunia dan kemurahan Allah, yang ditunjukkan kepada kaum sisa yang kembali dengan membangkitkan harapan dan visi tentang masa depan, membangun kembali bait Allah dari puing-puing dan memberikan mereka tembok perlindungan, kini diancam oleh ketidaktaatan umat itu kepada firman Allah (ayat Ezr 9:8-15).
  6. 6) Ezra sangat sadar akan kasih karunia dan kemurahan Allah sehingga mengharapkan akan melihat pengampunan dan pemulihan umat itu (ayat Ezr 9:8-9,12-14).
  7. 7) Akhirnya, penyesalan Ezra yang dalam menarik perhatian orang lain yang gemetar "karena firman Allah Israel" (ayat Ezr 9:4) dan memahami dampak-dampak merusak dari dosa untuk umat itu dan keluarga mereka (ayat Ezr 9:7,13-15).


TIP #03: Coba gunakan operator (AND, OR, NOT, ALL, ANY) untuk menyaring pencarian Anda. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA