Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 12 dari 12 ayat untuk yang sebenarnya terjadi AND book:4 (0.002 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Bil 11:1) (jerusalem: murkaNya) Murka Allah biasanya nyata dalam hukuman. Murka itu sebenarnya sebuah segi hukuman. Murka itu sebenarnya sebuah segi pada kekudusan Tuhan, Ima 17:1+, dan pada "kecemburuanNya", Ula 4:24+. Kekudusan dan "kecemburuan" Tuhan tidak menanggung rencanaNya dihalang-halangi, terutama Ia tidak menanggung ketidaksetiaan pada perjanjian, Bil 11:33; 12:9; Ula 1:34; 6:15; 9:8; 2Ta 19:2; Yes 5:25; Nah 1:2, dll. Dengan demikian murka Allah sebenarnya berdasarkan belaskasihanNya, Kel 34:6+. Pernyataan murka Allah yang sepenuh-penuhnya dan terakhir akan terjadi pada "Hari Tuhan", Ams 5:18+; Zef 1:15; bdk Dan 8:19; Mat 3:7; Wah 19:15+.
(0.93) (Bil 17:1) (sh: Tongkat Harun berbunga (Sabtu, 30 Oktober 1999))
Tongkat Harun berbunga

Kali ini konfirmasi Allah memilih dan menetapkan Harun sebagai pemimpin. Allah memiliki berbagai cara meresponi dan menangani ketidaktaatan manusia. Permasalahan yang terjadi sebenarnya berakar dari kesombongan dan ambisi kuat untuk mengambil alih kepemimpinan, khususnya tentang pengangkatan Harun. Allah bermaksud menghilangkan segala bentuk keraguan Israel sekitar pengangkatan Harun tersebut. Cara Allah unik yaitu dengan memberikan suatu tanda bagi mereka yang tak mungkin salah dan keliru (ayat 2-5). Allah berdaulat, itulah sebabnya dari sekian banyak tongkat para pemimpin suku Israel, tongkat Harunlah yang bertunas serta mengeluarkan bunga dan buah badam (ayat 8). Dan hal itu menandai pemilihan dan penyertaan Allah atasnya. Hanya dengan kuasa Allah saja semua itu dapat terjadi. Allah memiliki berbagai cara. Pemimpin umat yang sah haruslah didasarkan atas konfirmasi Allah. Sebab selain pemimpin tersebut dipanggil, ia juga diurapi dan diteguhkan Allah dengan kuasa dan tanda.

Renungkan: Tuhan berdaulat menegakkan dan meneguhkan kebenaran-Nya bagi umat-Nya.

Doa: Tolong hamba agar tidak menjadi pesungut, melainkan menjadi penurut pimpinan ilahi.

(0.91) (Bil 33:1) (sh: Melihat ke belakang, itu perlu! (Rabu, 24 November 1999))
Melihat ke belakang, itu perlu!

Allah sudah membawa Israel dari Mesir sampai ke perbatasan tanah perjanjian. Meskipun diwarnai dengan kegagalan di pihak Israel, kekurangan air dan makanan, bahaya yang ditimbulkan oleh musuh; Allah tetap setia. Melihat ke belakang membuat kita dimampukan untuk belajar. Melihat ke belakang berarti ada keberanian untuk melihat kegagalan-kegagalan, kekurangan, dan kesalahan kita. Namun yang lebih penting dari itu semua adalah bahwa dengan melihat ke belakang, kita dimampukan untuk melihat juga karya besar Allah yang sudah membawa dan memimpin kita melalui saat-saat itu hingga sekarang.

Melihat ke belakang, melompat ke depan. Sebenarnya perjalanan yang harus ditempuh secara normal oleh bangsa Israel menuju tanah perjanjian tidak sampai memakan waktu 40 tahun. Bila kita melihat kembali hal-hal yang terjadi selama masa perjalanan tersebut; maka dapat disimpulkan bahwa Allah menghukum umat karena kebebalan dan ketidakpercayaan umat kepada Allah. Namun dengan melihat ulang dan memahami semua yang telah Allah lakukan bagi umat Israel, kita seharusnya menyadari dan mengakui kesetiaan Allah.

Renungkan: Kesetiaan Allah di masa lampau menguatkan kita untuk menatap masa depan yang penuh tantangan dan pergumulan.

(0.63) (Bil 21:1) (jerusalem) Ceritera ini berasal dari tradisi tua, tetapi disajikan tanpa konteks apapun. Kota Horma, bdk Bil 14:45+, sudah direbut oleh suku Simeon yang langsung menyerbu dari sebelah selatan, Hak 1:16-17. Kekalahan yang diderita Israel di Horma, Bil 14:39+, terjadi di kemudian hari.
(0.63) (Bil 13:1) (sh: Segala sesuatu dapat terjadi (Sabtu, 23 Oktober 1999))
Segala sesuatu dapat terjadi

Bangsa Israel yang sudah di ambang tanah perjanjian tiba-tiba diperhadapkan pada suatu problema besar. Bangsa yang mendiami Kanaan terlalu kuat untuk dikalahkan. Ibaratnya Israel bagai belalang di hadapan raksasa. Akhirnya disimpulkan bahwa Kanaan hanyalah mimpi. Mengapa umat takut? Karena mereka berfokus pada kesulitan, sehingga tidak mau maju meraih berkat-Nya di tanah perjanjian. Bila kita memandang kesulitan jauh lebih besar dari pengharapan akan masa depan yang cerah, maka tak setitik kecerahan masa depan menjadi bagian dalam hidup kita. Segala sesuatu dapat terjadi dalam hidup ini, kesulitan dan pergumulan tak pernah jauh dari kehidupan kita, tetapi fokuskan pada apa yang ada di depan yang disediakan Allah dan terus melangkah bersama-Nya.

Apa pun dapat digunakan Allah. Meskipun mereka melihat realita yang sama, namun kesimpulan Yosua dan Kaleb berbeda. Mengapa? Sepuluh pengintai melihat realita dengan "kaca-matanya" sendiri, sedangkan Yosua dan Kaleb melihat dengan "kaca-mata" Allah. Sepuluh orang melihat raksasa sedangkan yang dua melihat masa depan di tanah perjanjian yang disediakan Allah. Sepuluh orang goyah iman, tetapi yang dua memperteguh imannya kepada Allah. Termasuk kelompok manakah Anda?

(0.63) (Bil 11:4) (jerusalem) Dalam kisah ini tergabung dua tradisi. Ada sebuah tradisi mengenai manna dan burung puyuh, Bil 11:4-13; 18-24,31-34, dan sebuah tradisi mengenai Roh Allah yang dikurniakan kepada kaum tua-tua, Bil 11:14-17,24-30. Menurut kitab Keluaran peristiwa manna dan burung puyuh terjadi dalam perjalanan Israel dari Mesir ke gunung Sinai. Sebaliknya, menurut Bil 11 peristiwa itu terjadi waktu Israel dalam perjalanan dari gunung Sinai ke Kadesy, bdk Bil 13:26. Baik dalam ceritera Keluaran maupun dalam ceritera Bilangan berbagai unsur dari tradisi-tradisi yang berbeda-beda digabungkan dan diberi rangka geografis (tempat) yang dianggap sesuai. Bdk Kel 16:1+.
(0.62) (Bil 7:60) (sh: Utamakan persekutuan dan ibadah (Kamis, 14 Oktober 1999))
Utamakan persekutuan dan ibadah

Persembahan umat diwujudkan melalui ibadah dan keseriusan suku Lewi yang menjalankan pelayanan ibadah. Perlu terjadi suatu sistem kerja yang baik antara umat dan imam. Masing-masing harus mengutamakan ibadah dan penyembahan kepada Tuhan dan harus mengesampingkan kepentingan pribadi. Sikap umat-Nya kini adakalanya berbeda dengan zaman itu. Persembahan yang diberikan seringkali karena ingin dipuji orang atau karena kepentingan pribadi. Akibatnya persekutuan dengan Tuhan suam-suam dan kelangsungan ibadah pun terganggu

Dengarkan suara Tuhan. Di atas semua kegiatan persekutuan dan ibadah umat, mereka tetap memiliki waktu dan kesediaan khusus untuk mendengar suara dan kehendak Tuhan. Melalui Musa, Tuhan terus menginstruksikan apa yang seharusnya umat lakukan. Kehidupan persekutuan dan ibadah umat menjadi hangat dan segar karena dipimpin oleh pemimpin yang takut dan taat kepada Tuhan. Yang patut menjadi perhatian kita adalah munculnya berbagai konflik yang mengarah pada perpecahan yang terjadi dalam persekutuan ibadah umat. Hal itu akan mendatangkan keprihatinan Kristen dan juga mengakibatkan melemahnya semangat beribadah dan bersekutu. Perbaharuilah terus semangat dan kerinduan beribadah kepada Tuhan!

(0.61) (Bil 25:1) (sh: Serangan yang efektif (Jumat, 12 November 1999))
Serangan yang efektif

Setelah tidak berhasil mengutuk, Bileam memakai strategi lain untuk menghancurkan Israel, yaitu perzinahan jasmani dan perzinahan rohani. Gadis-gadis Moab yang kafir itu berhasil menggoda para pria Israel, sehingga bukan saja berzinah, tetapi mereka juga melakukan penyembahan berhala. Dosa yang terjadi di dalam komunitas Ilahi, akan mendatangkan murka Allah dan mengakibatkan kehancuran.

Tuntaskan segera! Dosa harus segera diberantas, apabila tidak semakin lama akan semakin menggerogoti umat. Jika tidak ada inisiatif dari umat untuk mengakui, menyelesaikan, dan meninggalkan dosa-dosa tersebut, maka Allah sendiri yang akan segera bertindak untuk menuntaskan.

Tanggung jawab Pinehas. Sebagai imam, Pinehas bertanggungjawab untuk menjaga kekudusan, kesucian, dan rasa hormat umat kepada Allah. Kita semua terpanggil melakukan tugas yang sama, yaitu bertindak jika ada dosa yang dilakukan saudara seiman. Kita harus membenci dosa dan siap menyelesaikannya.

Renungkan: Berbagai cara digunakan untuk merusak/menghancurkan kekudusan Kristen. Tetaplah waspada dan katakan "tidak" terhadap dosa!

(0.60) (Bil 1:1) (full: )

Penulis : Musa

Tema : Pengembaraan di Padang Gurun

Tanggal Penulisan: + 1405 SM

Latar Belakang

Judul kitab ini muncul pertama kali dalam naskah versi Yunani dan Latin dan diambil dari dua sensus kaum pria Israel yang dicatat dalam kitab ini (pasal 1, 26; Bil 1:1-54 dan Bil 26:1-65). Akan tetapi, sebagian besar kitab ini mengisahkan pengalaman-pengalaman Israel selama mengembara "di padang gurun"; oleh karena itu di dalam Alkitab PL berbahasa Ibrani kitab ini dikenal dengan nama "Di Padang Gurun."

Secara kronologis, Bilangan merupakan sambungan sejarah yang dicatat di kitab Keluaran. Setelah tinggal di Gunung Sinai selama sekitar satu tahun -- ketika itu Allah menetapkan perjanjian dengan Israel, memberikan hukum Taurat dan pola Kemah Suci kepada Musa, serta memberikan pengarahan mengenai isi kitab Imamat -- bangsa Israel bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan mereka menuju tanah yang dijanjikan Allah kepada mereka sebagai keturunan Abraham, Ishak, dan Yakub. Akan tetapi, sejenak sebelum meninggalkan Gunung Sinai, Allah menyuruh Musa membuat sensus menghitung semua laki-laki Israel yang sanggup berperang (Bil 1:2-3). Sembilan belas hari kemudian bangsa itu berangkat mengadakan perjalanan singkat ke Kadesy (Bil 10:11). Bilangan mencatat pemberontakan serius Israel di Kadesy dan hukumannya di padang gurun selama 39 tahun, sehingga Allah membawa suatu angkatan orang Israel yang baru ke dataran Moab, yang terletak di seberang Sungai Yordan dari Yeriko dan tanah perjanjian.

Sejarah menganggap bahwa kitab ini ditulis oleh Musa.

  1. (1) Hal ini dinyatakan oleh Pentateukh Yahudi dan Samaria,
  2. (2) tradisi Yahudi,
  3. (3) oleh Yesus dan para penulis PB,
  4. (4) para penulis Kristen kuno,
  5. (5) para cendekiawan konservatif zaman modern dan
  6. (6) bukti di dalam kitab itu sendiri (mis. Bil 33:1-2).

Rupanya Musa mencatat dalam buku hariannya sepanjang pengembaraan di padang gurun dan kemudian menyusun isi kitab Bilangan dalam bentuk narasi menjelang kematiannya (sekitar 1405 SM). Kebiasaan Musa untuk menyebut dirinya dengan kata ganti orang ketiga memang biasa dilakukan dalam tulisan-tulisan kuno dan karena itu tidak melemahkan kredibilitasnya sebagai penulisan.

Tujuan

Bilangan ditulis untuk mengisahkan mengapa Israel tidak langsung masuk tanah perjanjian setelah meninggalkan Gunung Sinai. Bilangan menggambarkan tuntutan Allah akan iman dari umat-Nya, balasan dan hukuman-Nya atas pemberontakan, dan bagaimana maksud-Nya yang berkelanjutan itu akhirnya diwujudkan.

Survai

Amanat utama Bilangan jelas: umat Allah maju terus hanya dengan mempercayai Dia dan janji-janji-Nya dan dengan menaati sabda-Nya. Sekalipun melewati padang gurun perlu untuk waktu tertentu, bukanlah maksud Allah semula bahwa ujian padang gurun diperpanjang sehingga satu angkatan orang Israel hidup dan mati di situ. Akan tetapi, perjalanan singkat dari Gunung Sinai ke Kadesy menjadi penderitaan dan hukuman selama 39 tahun karena ketidakpercayaan mereka. Sepanjang sebagian besar kitab Bilangan, "angkatan Keluaran" Israel tidak beriman, memberontak, dan tidak berterima kasih atas mukjizat-mukjizat dan pemeliharaan Allah. Umat itu mulai bersungut-sungut segera setelah meninggalkan Gunung Sinai (pasal 11; Bil 11:1-35); Miryam dan Harun menentang Musa (pasal 12; Bil 12:1-16); Israel secara keseluruhan memberontak dengan ketidakpercayaan yang membandel di Kadesy dan menolak masuk ke Kanaan (pasal 14; Bil 14:1-45); Korah dan banyak orang Lewi membangkang terhadap Musa (pasal 16; Bil 16:1-50); karena didesak sampai hilang kesabarannya oleh umat yang membangkang itu, akhirnya Musa berbuat dosa dengan meluapkan kejengkelannya (pasal 20; Bil 20:1-29); dan Israel menyembah Baal (pasal 25; Bil 25:1-18). Semua orang Israel berusia 20 tahun ke atas di Kadesy (kecuali Yoshua dan Kaleb) wafat di padang gurun. Akhirnya suatu angkatan baru orang Israel diantar hingga batas timur tanah perjanjian (pasal 26-36; Bil 26:1--36:13).

Ciri-ciri Khas

Enam ciri utama menandai Bilangan.

  1. (1) Bilangan merupakan "Kitab Pengembaraan di Padang Gurun," yang menyatakan dengan jelas mengapa Israel tidak segera menduduki tanah perjanjian setelah meninggalkan Gunung Sinai, tetapi sebaliknya harus mengembara tanpa tujuan selama 39 tahun lebih.
  2. (2) Bilangan merupakan "Kitab Keluhan," dan berkali-kali mencatat keluhan ketidakpuasan dan keluhan pahit orang Israel terhadap Allah dan perlakuan-Nya terhadap mereka.
  3. (3) Kitab ini menunjukkan prinsip bahwa tanpa iman, tidak mungkin kita berkenan kepada Allah (bd. Ibr 11:6). Sepanjang kitab ini kita dapat melihat bahwa umat Allah bergerak maju hanya karena mempercayai-Nya dengan iman yang kokoh, mempercayai janji-janji-Nya dan bersandar kepada-Nya sebagai sumber hidup dan pengharapan mereka.
  4. (4) Bilangan dengan jelas sekali menyatakan prinsip bahwa jikalau satu angkatan gagal, Allah akan membangkitkan angkatan lain untuk memenuhi janji-janji-Nya dan melaksanakan misi-Nya.
  5. (5) Sensus sebelum Kadesy (pasal 1-4; Bil 1:1--4:49) dan sensus kemudian di dataran Moab sebelum memasuki Kanaan (pasal 26; Bil 26:1-65) menyatakan bahwa bukan kekuatan yang tidak memadai dari tentara Israel yang membuat mereka tidak bisa masuk Kanaan di Kadesy tetapi kekurangan iman dan ketaatan mereka.
  6. (6) Bilangan merupakan "Kitab Disiplin Ilahi," yang menunjukkan bahwa Allah memang mendisiplin dan menghukum umat-Nya sendiri ketika mereka terus mengeluh dan tidak percaya (bd. pasal 13-14; Bil 13:1--14:45).

Penggenapan Dalam Perjanjian Baru

Keluhan dan ketidakpercayaan Israel disebutkan sebagai peringatan bagi orang percaya di bawah perjanjian yang baru (1Kor 10:5-11; Ibr 3:16--4:6). Hebatnya dosa Bileam (pasal 22-24; Bil 22:1--24:25) dan pemberontakan Korah (pasal 16; Bil 16:1-50) juga disebutkan (2Pet 2:15-16; Yud 1:11; Wahy 2:14). Yesus mengacu kepada ular tembaga (Bil 21:7-9) sebagai ilustrasi dari diri-Nya yang diangkat sehingga mereka yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan memperoleh hidup yang kekal (Yoh 3:14-16); juga Kristus dibandingkan dengan batu karang di mana orang Israel minum air di padang gurun (1Kor 10:4) dan dengan manna surgawi yang mereka makan (Yoh 6:31-33).

(0.60) (Bil 16:1) (sh: Ancaman terhadap kesatuan (Kamis, 28 Oktober 1999))
Ancaman terhadap kesatuan

Hari ini bangsa Indonesia diingatkan akan komitmen persatuan yang diikrarkan tujuh puluh satu tahun yang lalu dalam "Sumpah Pemuda" yaitu: bertanah air, berbangsa, dan berbahasa satu, yaitu Indonesia. Namun terasa semakin jauh dari terwujudnya ikrar ini bila melihat berbagai peristiwa yang terjadi. Dalam bacaan ini kita pun melihat bagaimana Korah, Datan, dan Abiram, ketiganya orang Ruben, beserta 250 orang pengikutnya memberontak terhadap Musa dan Harun. Mereka telah menentang otoritas Ilahi: (ayat 1) merendahkan pemimpin pilihan Allah dan meninggikan diri sendiri; (ayat 2) memprovokasi rakyat dengan pertemuan-pertemuan rahasia; (ayat 3) memberikan korban persembahan ukupan yang bukan haknya.

Pemimpin pilihan Allah. Musa dan Harun adalah pemimpin pilihan Allah. Segala sesuatu yang difirmankan Allah untuk disampaikan kepada umat melalui mereka memiliki otoritas Ilahi. Tidak menaati mereka berarti memberontak untuk tidak menaati Allah. Hal ini akan mendatangkan hukuman. Kecenderungan manusia adalah menjadi pemimpin dan tidak mau dipimpin, sekalipun oleh Allah.

Renungkan: Bagaimanakah sikap kita selama ini kepada para pemimpin rohani kita, yakni para hamba Tuhan yang telah dipilih-Nya sebagai gembala bagi domba-domba-Nya?

(0.60) (Bil 20:1) (sh: Manusia terbaik pun ada cacatnya (Rabu, 3 November 1999))
Manusia terbaik pun ada cacatnya

Tidak ada seorang pun yang sempurna di dunia ini. Manusia yang "terbaik" di antara Kristen pun mempunyai cacat atau mengalami kegagalan. Pada saat-saat tertentu, di tengah-tengah krisis kehidupan yang melelahkan, seringkali membuat kita tidak percaya dan tidak menghormati Allah. Musa, seorang pemimpin Israel juga mengalami kegagalan ini. Ketaatan dan imannya selama ini tidak menjamin bahwa ia akan selalu demikian. Kesadaran akan hal ini menolong kita untuk menjaga kualitas iman kita.

Cara Allah berbeda dengan cara manusia. Cara Allah menilai dosa manusia berbeda dengan cara manusia. Menurut cara manusia, dosa yang dilakukan Musa bukanlah dosa "besar". Namun, di hadapan Allah dosa yang dilakukan Musa menandakan ketiadaan imannya. Dari cara bicara serta tindakan memukulkan tongkatnya, Musa meremehkan kuasa Allah. Tidak ada orang yang terlalu besar bagi Tuhan hingga diluputkan dari disiplin-Nya. Juga tidak ada orang lebih penting sehingga tidak perlu lagi mempedulikan perintah Tuhan dalam hidupnya. Karena tindakannya itu, maka Musa tidak diizinkan Tuhan masuk ke tanah Kanaan.

Renungkan: Kristen harus berhati-hati; sebab sejarah membuktikan bahwa pemberontakan terjadi ketika orang tidak lagi percaya dan menghormati Allah.

(0.59) (Bil 32:1) (jerusalem) Bab ini bergaya bahasa kitab Ulangan tetapi disadur oleh Para Imam. Di dalamnya dimanfaatkan sebuah sumber tua, Bil 32:1-4,16-19. Tanah Yaezer, Bil 32:1, terletak di sebelah utara kerajaan Sihon. Gilead seperti mula-mula ada dan dimaksudkan di sini terletak antara tanah Yaezer dan anak sungai Yabok. Setelah Israel memasuki bagian negeri Kanaan lebih ke utara, Gilead diperluas sehingga mencakup daerah sampai ke anak sungai Yarmuk, Yos 13:10-12. Karena itu orang berkata tentang dua bagian daerah Gilead, Ula 3:12-13; Yos 12:2,5; 13:31. Bagian utara daerah itu menjadi wilayah setengah suku Manasye, Bil 32:39-40. Ayat-ayat ini berkata bahwa daerah itu direbut. Bagian ini memang berupa sebuah sisipan yang berbicara tentang hal-hal yang terjadi setelah Israel menetap di Kanaan. Sebagian suku Manasye berpindah tempat dari bagian barat dan merebut sebuah wilayah di bagian utara daerah seberang sungai Yordan, Yos 13:8 dst; mereka itulah setengah suku Manasye yang disebut dalam Bil 32:33. Sebaliknya, suku-suku Ruben dan Gad secara damai menetap di daerah seberang sungai Yordan.


TIP #15: Gunakan tautan Nomor Strong untuk mempelajari teks asli Ibrani dan Yunani. [SEMUA]
dibuat dalam 0.07 detik
dipersembahkan oleh YLSA