Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 61 - 80 dari 246 ayat untuk wilayah (0.000 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.33) (Bil 20:22) (jerusalem) Kisah ini berasal dari tradisi Para Imam. Letaknya gunung Hor tidak diketahui. Catatan "di perbatasan tanah Edom" adalah sebuah sisipan dari masa pembuangan. Di waktu itu orang Edom yang asli mendiami daerah di seberang timur Araba merambat ke barat juga dengan mendesak wilayah Yehuda, bdk Ula 2:1+.
(0.33) (Yos 7:1) (jerusalem: Akhan) Ceritera mengenai Akhan ini aslinya tidak bersangkutan dengan kisah mengenai perebutan Yerikho dan Ai. Akhan adalah seorang dari suku Yehuda dan lembah Akhor, Yos 7:26, terletak jauh dari Ai dan Yerikho di wilayah Yehuda. Kisah ini adalah sebuah tradisi khusus dan agaknya berasal dari suku Benyamin, sebab di dalamnya terungkap sikap permusuhan terhadap suku Yehuda.
(0.33) (Yos 17:14) (jerusalem) Bagian ini terdiri atas dua tradisi sejalan. Tradisi yang paling tua terdapat dalam Yos 17:16-18. Ia mengenai bani Yusuf (suku Efraim dan Manasye) yang membuka tanah di pegunungan berhutan di wilayah Efraim. Tradisi kedua yang lebih muda usianya terdapat dalam Yos 17:14-15. Ia barangkali mengenai sebagian suku Manasye yang menetap di daerah Gilead, bdk Bil 32:1+.
(0.33) (Hak 14:4) (jerusalem: Tetapi ayahnya....) Melalui ayat ini penyusun kitab Hakim yang berhaluan tradisi Ulangan memperdamaikan perkawinan Simson dengan perantaraannya sebagai lawan orang Filistin. - Orang Filistin sudah merambat keluar wilayah mereka sendiri sampai ke pegunungan. Tidak lama lagi mereka hampir-hampir saja menguasai seluruh Israel.
(0.33) (1Sam 27:6) (jerusalem: Ziklag) Kota itu terletak di perbatasan wilayah orang Filistin di sebelah timur laut Bersyeba. Akhis mempercayakan kota itu kepada Daud, supaya pasukan Daud berlaku sebagai polisi di padang gurun yang berdekatan
(0.33) (2Sam 2:1) (jerusalem: Hebron) Hebron adalah kota yang paling penting di wilayah suku Yehuda. Waktu Israel memasuki negeri Kanaan Hebron direbut dan diduduki kaum Kaleb, Yos 15:13 dst; Hak 1:20. Tetapi kaum Kaleb agak segera melebur ke dalam suku Yehuda. Mengenai "bertanya kepada TUHAN" bdk 1Sa 2:28+.
(0.33) (1Raj 4:19) (jerusalem: di tanah Gilead) Dalam terjemahan Yunani terbaca: di tanah Gad
(0.33) (2Raj 23:18) (jerusalem: yang datang dari Samaria) Menurut 1Ra 13:11 nabi itu diam di Betel. Maka naskah Ibrani kiranya perlu diperbaiki menjadi yang di Samaria. Adapun "Samaria" di sini tidak berarti kota Samaria, tetapi wilayah kerajaan utara yang juga mencakup Betel.
(0.33) (Ayb 1:1) (jerusalem)

KITAB AYUB

PENGANTAR

Karya sastera paling unggul yang dihasilkan gerakan kebijaksanaan di Israel ialah kitab Ayub. Kitab ini dimulai dengan sebuah ceritera dalam prosa. Sekali peristiwa mengizinkan Ayub dicobai Iblis untuk melihat, kalau-kalau juga dalam kemalangan ia tetap setia. Mula-mula Ayub kehilangan seluruh harta-bendanya dan anak-anaknya. Kenyataan ini diterimanya juga, sebab dengan jalan itu Allah hanya mengambil apa yang diberikannya dahulu. Lalu Ayub didatangi penyakit yang menjijikkan dan sangat memayakan. Inipun tetap diterima Ayub, yang tidak menurut desakan isterinya untuk mengutuki Allah. Kemudian datanglan tiga orang sahabat Ayub, yaitu Elifas, Bildad dan Zofar. Mereka datang melawat untuk mengucapkan belasungkawa danmenghibur Ayub, Ayb 1-2. Sesudah bagian pendahuluan ini, ceritera berubah menjadi dialog bersajak. Ini merupakan bagian pokok kitab Ayub. Dialog tersebut berlangsung antaraempat orang. Dalam tiga rangkaian percakapan, Ayb 3-14, 15-21, 22-27, ayub serta teman-temannya berutut-turut mengemukakan pendapatnya masing-masing tentang keadilan Allah. Jalan pikiran dengan agak bebas berkembang maju, tegasnya: dalil-dalil yang mula-mula dikemukakan berulang-ulang ditegaskan kembali oleh masing-masing pembicara. Elifas berbicara dengan tenang, sesuai dengan umurnya yang sudah lanjut, tetapi juga dengan keras berdasarkan pengalamannya yang lama tentang manusia. Sebaliknya, sesuai dengan umur mudanya Zofar berkata dengan panas: Bildad ternyata gemar akan banyak kata dan uraian panjang: ia menempuh jalan tengah. Tetapi ketiga sahabat Ayub semua mempertahankan pendirian tradisional tentang pembalasan di bumi, yaitu: Jikalau Ayub menderita maka sebabnya ialah: ia berdosa. Mungkin ia menganggap dirinya orang benar, tetapi tidak mungkin ia orang benar di hadapan Allah. Ayub tetap mempertahankan bahwa tidak bersalah, tetapi ketiga sahabatnya semakin kuat berpegang pada pendiriannya semula. Dalam pembelaannya Ayub melawankan pertimbangan-pertimbangan sahabat-sahabatnya dengan pengalamannya yang penuh kepedihan serta dengan ketidak-adilan yang bersimaharajalela di bumi. Berkali- kali Ayub mengulang pendapatnya, tetapi terus-menerus ia terbentur pada rahasia Allah yang memang adil, namun menimpakan kemalangan pada orang benar. Ayub tidak dapat memecahkan masalah itu dan meraba-raba dalam kegelapan. Dalam kebingungan Ayub sekali memberontak, sekali tunduk, sama seperti dalam kesakitan badannya, ia kadang-kadang mengalami krisis dan di lain waktu merasa lega. Kedua sikap hati Ayub yang berlain-lain itu mencapai puncaknya masing-masing dalam ucapan kepercayaan, bab 19, dan pernyataan bahwa tidak berdosa, bab 31. Maka tampillah seorang tokoh yang baru, yaitu Elihu. Dengan berpidato panjang lebar Elihu menyalahkan baik Ayub maupun sahabat-sahabatnya, bab 32-37, dan ia berusaha membenarkan Allah. Lalu Yahwe sendiri menyela pidato Elihu. "Dari dalam badai", yang mengingatkan penampakan-penampakan Allah di zaman dahulu, Tuhan menjawab Ayub. Tegasnya, Yahwe enggan menjawab, sebab manusia memang tidak berhak menghadapi Allah yang mahabijaksana dan mahakuasa kepada pengadilannya. Maka Ayub mengakui, bahwa ia telah berbicara tanpa pengertian Ayb 38:1-42:6. Kitab Ayub diakhiri dengan bagian penutup yang ditulis dalam prosa dan menyimpulkan isinya: Yahwe menegur ketiga sahabat Ayub dan menganugerahi Ayub dengan putera- puteri dan melipatgandakan harta-bendanya, Ayb 42:7-17.

Pelaku utama drama itu ialah Ayub. Ia adalah seorang pahlawan di zaman dahulu, Yeh 14:14,20, dan bertempat tinggal di daerah yang orang bijaksana termasyur, Yer 49:7; Bar 3:22-23; Ob 8. Dari daerah itu juga datang ketiga sahabat Ayub. Tradisi menganggap Ayub sebagai seseorang yang sungguh-sungguh benar, bdk Yeh 14, yang tetap setia kepada Allah, walaupun tertimpa musibah yanghebat. Pengarang kitab Ayub mempergunakan sebuah cerita kuno sebagai rangka kitabnya sendiri. Meskipun gaya bahasa dan nadanya berbeda-beda, namun dialog bersajak tidak dapat dibayangkan tanpa adanya ceritera berprosa, yang berperan sebagai pembukaan dan bagian penutup.

Beberapa bagian dari dialog itu diragu-ragu keasliannya. Syair tentang Hikmat bab 28, tak mungkin diucapkan Ayub, sebab di dalamnya terdapat suatu pengertian, tentang Hikmat yang tidak ada pada Ayub atau sahabat-sahabatnya. Sebaliknya, syair itu ada persamaannya dengan wejangan Yahwe, bab 38-39. Namun demikian syair itu tidak berasal dari kalangan yang sama, yang menghasilkan bagian-bagian kitab Ayub yang lain. Syair itu digubah tanpa hubungan dengan kitab Ayub. Tidak diketahui mengapa syair itu disisipkan ke dalam kitab Ayub tepat pada tempatnya sekarang. Bagian ini memang tidak sesuai dengan konteksnya. Wejangan-wejangan Yahwe, bab 38-41, jiga diperkirakan berasal dari sebuah sajak yang lebih tua dari kitab Ayub. Tetapi dugaan semacam itu tidak secukupnya memperhatikan mana arti kitab Ayub. Memang wejangan-wejangan Yahwe itu tidak mengindahkan perdebatan antara Ayub dengan sahabat-sahabatnya dan tidak pula menyinggung keadaan Ayub: wejangan-wejangan itu memindahkan diskusi dari tingkat manusiawi ke tingkat ilahi melulu. Tetapi justru dengan jalan itulah wejangan-wejangan itu memecahkan masalah dengan suatu cara yang samar-samar dirasakan pengarang kitab, yakbi: Tindakan-tindakan Allah senantiasa penuh rahasia. Dalam wejangan-wejangan Yahwe itu sementara ahli mau mencoret sebagai tidak aseli, setidak-tidaknya bagian tentang burung unta, Ayb 39:16-21, dan uraian-uraian panjang tentang kuda nil dan buaya, Ayb 40:10-41:25. Kalau bagian-bagian mengenai binatang- binatang ganjil itu dihilangkan, maka hampir tidak ada lagi yang sisa dari wejangan Yahwe yang kedua. Kita kiranya sampai kepada kesimpulan bahwa mula- mulanya hanya ada satu wejangan Yahwe yang kemudian ditambah, lalu dibagi menjadi dua dengan disisipkan jawaban pendek pertama yang diberikan Ayub, Ayb 39:34-38. Hipotesa ini sangat menarik. Namun tidak ada satu buktipun yang dapat meyakinkan. Selebihnya, masalah itu sama sekali tidak penting. Dalam rangkaian pembicaraan yang ketiga, bab 24-27, ada kekacauan. Ini dapat dijelaskan dengan mengandaikan bahwa naskah-naskah kitab Ayub mengalami kerusakan atau dengan menerima bahwa penggubah kitab mengacaukan bahannya.

Yang sunggu-sungguh dapat diragukan keasliannya ialah uraian Elihu, bab: 32- 37. Tiba-tiba tokoh ini muncul dengan tidak disebut terlebih dahulu. Yahwe yang memotong pidato Elihu sekali-kali tidak menghiraukan apa yang sudah dikatakan olehnya. Ini semakin mengherankan mengingat bahwa Elihu terlebih dahulu mengatakan apa yang akan difirmankan Tuhan. Wejangan Elihu malahan seolah-olah mau melengkapi keterangan-keterangan Tuhan. Di lain pihak Elihu hanya mengulangi apa yang dikatakan ketiga sahabat Ayub dengan tidak ada kemajuan pikiran. Akhirnya perbendaharaan kata dan gaya bahasa pidato Elihu berbeda dengan kosakata dan gaya bahasa yang dipakai bagian-bagian kitab Ayub yang lain. Pengaruh bahasa Aram dalam uraian Elihu lebih terasa pada dalam bagian-bagian lain. Maka nampaknya bab-bab ini (32-37) ditambahkan pada kitab Ayub oleh seorang pengarang lain. Namun bab-bab inipun menyumbangkan ajaran yang khas.

Pengarang kitab Ayub hanya kita kenal melalui karya unggul yang dihasilkannya. Ia pasti seorang Israel yang sering merenungkan tulisan para nabi dan ajaran para bijaksana. Mungkin sekali ia bertempat tinggal di Palestina. Tetapi pasti membuat perjalanan-perjalanan atau malahan tinggal di luar negeri, khususnya di negeri Mesir. Kita hanya dapat menerka-nerka di zaman mana pengarang hidup. Bagian-bagian berprosa sangat serupa dengan ceritera-ceritera mengenai para bapa bangsa. Kesamaan itu menyebabkan orang di zaman dahulu yakin, bahwa kitab Ayub sama seperti kitab Kejadian ditulis oleh Musa. Tetapi dugaan itu paling-paling berlaku untuk rangka kitab Ayub saja. tetapi warna dan nada ceritera berprosa itu juga dapat diterangkan sebagai warisan tradisi atau sebagai kesusateraan yang dibuat-buat saja. Kitab Ayub pasti dikarang sesudah zaman nabi Yeremia dan Yehezkiel. Sebab di dalamnya terdapat persamaan ungkapan dan gagasan dengan nabi-nabi itu. Bahasa yang dipakai kitab sehabis masa pembuangan. waktu nasib bangsa kurang memikat hati Israel, sedangkan nasib manusia perorangan merepotkan. Tanggal dikarangnya kitab Ayub yang paling sesuai ialah awal abad ke-5 seb. Mas., tetapi kepastian tidak ada.

Pengarang Ayub merenungkan nasib orang benar yang menderita. Menurut pendapat tentang pembalasan di bumi yang beredar di kalangan umum, nasib semacam itu tidak masuk akal. Menurut pendapat umum itu manusia di bumi sudah memperoleh ganjaran berupa berkat atau hukuman atas perbuatan-perbuatabnya. Di tingkat kolektip pendapat itu paling jelas terungkap dalam dua nas Perjanjian Lama, yaitu Ul 28 dan Im 26. Kitab Hakim-hakim dan kedua kitab Raja-raja menguraikan pengetrapan prinsip itu dalam perkembangan sejarah. Arajan para nabi juga terus-menerus mengandaikan prinsip itu. Pengertian tentang tanggungjawab pribadi dengan samar-samar sudah terasa dalam Ul 24:16; Yer 31:29-30; 2Raj 14:6, tetapi secara jelas baru diuraikan dalam Yer 18. hanya Yehezkiel sendiri masih terikat pada ajaran mengenai pembalaan di bumi. Tetapi kenyataan dan kejadian-kejadian tegas menyangkal ajaran nabi. Ditinjau dari segi solidaritas dapat diterima, bahwa manusia perorangan terkena oleh dosa kelompok, sehingga juga orang benar turut dihukum bersama-sama dengan orang fasik. Tetapi kalau setiap orang harus diperlakukan sesuai dengan perbuatan-perbuatannya sendiri, bagaimana gerangan mungkin orang benar menderita? Sebab memang ada orang benar yang menderita, bahkan menderita dengan kejam. Buktinya Ayub. Tentu saja pembaca kitab Ayub tahu dari bagian pendahuluan bahwa kemalangan Ayub disebabkan Iblis, bukan Allah. Penderitaan Ayub juga hanya ujian kesetiaannya. Tetapi baik Ayub maupun sahabat-sahabatnya tidak mengetahuinya. Sahabat-sahabat itu memberi keterangan yang lazim: kebahagiaan orang fasik hanya berlangsung sebentar saja, bdk Mzm 37 dan 73, dan kemalangan orang benar hanya menguji kebenarannya, bdk Kej 22:12; ataupun kemalangannya berupa hukuman atas kesalahan yang dilakukan karena kurang tahu atau karena kelemahan saja, bdk Mzm 19:13; 25:7. Begitulah pendirian sahabat-sahabat selama masih yakin bahwa Ayub seorang yang kurang lebih benar. Tetapi jeritannya karena sengsara dan kedurhakaannya terhadap Allah akhirnya meyakinkan sahabat-sahabat itu bahwa pada Ayub ada kefasikan yang lebih mendalam. Maka kemalangan yang mendatangi Ayub menyatakan, bahwa ia seorang yang berbuat dosa berat. Kalau Elihu ia memperdalam pendirian ketiga sahabat itu: jikalau Allah membiarkan seseorang, yang nampaknya benar, menderita, maka tujuannya ialah, supaya ia mendapat kesempatan memulihkan dosa-dosa kelalaian atau kesalahan yang tida disengaha, atau - dan inilah sumbangan khas yang disampaikan Elihu dalam bab 32-37 - supaya orang benar disembuhkan dari kesombongannya. Namun sama seperti sengsara dan dosa pribadi, walaupun Elihu kurang keras dalam ucapannya.

Berdasarkan keyakinannya bahwa tidak bersalah, Ayub keras-keras menolah hubungan antara dosa pribadi dan penderitaannya. Ayub tidak menyangkal adanya pembalasan di bumi, sebaliknya ia justru mengharapkannya. Allah akhirnya juga memperlakukan Ayub sesuai dengan keyakinannya itu, sebagaimana kita mengetahuinya dari bagian penutup kitab. Tetapi Ayub durhaka dan tidak mau menerima bahwa ganjaran-ganjaran atas perbuatan-perbuatannya yang benar tidak diperolehnya sekarang juga. Dengan percuma saja Ayub mencari-cari makna penderitaannya sekarang. Dengan nekad ia berjuang untuk menemukan Allah yang sedang bersembunyi, walaupun Ayub tetap yakin bahwa Allah adalah baik. Ketika Allah akhirnya turun tangan, maka Ia hanya membuka tabir transendensiNya dan transendensi rencanaNya dan mendiamkan Ayub. Maka pelajaran kitab Ayub adalah sebagai berikut: Manusia harus tetap teguh iman dan kepercayaannya, walaupun akal budinya tidak memahami apa-apa. Pada tahap Wahyu ini pengarang kitab Ayub tidak dapat melangkah lebih jauh. Untuk menerangkan rahasia sengsara orang benar, masih perlu keyakinan tentang pembalasan di alam baka serta pengertian mengenai nilai penderitaan manusia yang telah dipersatukan dengan penderitaan Kristus. Masalah yang memberati Ayub dipecahkan dua nas Paulus: "Penderitaa zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita", Rom 8:18, dan: "AKu menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus, untuk tubuhNya, yaitu jemaat", Kol 1:24.

(0.33) (Ayb 2:11) (jerusalem: Teman) Ketiga kota asal sahabat-sahabat Ayub terletak di wilayah Idumea dan Arabia. Negeri Edom dan "sebelah timur", Ayu 1:3, oleh orang Israel dianggap sebagai asal-usul "hikmat" yang luar biasa, 1Ra 4:30-31; 10:1-3; Ams 30:1; Yer 49:7; Oba 8; Bar 3:22-23.
(0.33) (Yes 57:8) (jerusalem: lambang berhalamu) Harafiah: tanda peringatan. Kurang jelas apa yang dimaksudkan, tetapi pasti salah satu benda yang dipakai dalam pemujaan berhala
(0.33) (Hos 5:10) (jerusalem: menggeser batas) Ini menyinggung pasukan tentara Yehuda yang memasuki wilayah Israel dan barangkali juga serbuan yang dahulu dilontarkan Yehuda, 1Ra 15:16-22. Hukum Ulangan, Ula 19:14; bdk Ula 27:17, mengutuk mereka yang menggeser tanah yang ditetapkan "orang-orang dahulu", sebab Tanah Suci dibagi-bagikan menurut pesan Allah sendiri, bdk Yos 13:7.
(0.33) (Mi 7:11) (jerusalem) Nubuat ini mungkin sekali berasal dari zaman kerajaan Persia (sesudah th 538 seb Mas). Dinubuatkan bahwa tembok-tembok Yerusalem akan didirikan kembali dan wilayah Israel akan diperluas untuk menampung semua orang yang datang ke situ, entah bangsa-bangsa lain yang masuk agama Tuhan entah orang-orang Israel di perantauan.
(0.33) (Mrk 3:6) (jerusalem: orang-orang Herodian) Ini bukan pejabat-pejabat raja Herodes, tetapi suatu partai politik Yahudi yang menghendaki keturunan Herodes Agung memerintah atas mereka dan bukan Gubernur Romawi; jadi di zaman Yesus ini mereka menjadi pendukung-pendukung Herodes Antipas, raja wilayah di Galilea, Luk 3:1+, mereka juga berpengaruh di istana Herodes Antipas, bdk Mat 22:16+.
(0.33) (Rm 6:10) (jerusalem: kematian terhadap dosa) Meskipun bukan seorang pendosa, 1Ko 5:13, namun karena "dagingNya yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa", Rom 8:9, Kristus termasuk lingkup dosa; setelah menjadi "rohani", 1Ko 15:45-46, ia termasuk wilayah ilahi. Demikianpun orang Kristen sudah hidup karena Roh, walaupun untuk sementara waktu masih "dalam daging".
(0.33) (Gal 1:17) (jerusalem: tidak pergi) Var: tidak naik
(0.33) (Gal 2:9) (jerusalem: Yakobus, Kefas dan Yohanes) Var: Yakobus, Petrus dan Yohanes. Var lain: Yakobus dan Yohanes
(0.33) (Flp 4:22) (jerusalem: segala orang kudus) Ialah semua orang Kristen dari jemaat di mana Paulus menulis surat ini
(0.33) (Ul 3:12) (sh: Ketika maksud hati tak sampai (Minggu, 27 April 2003))
Ketika maksud hati tak sampai

Dalam perjalanan bangsa Israel di padang gurun, kita sudah melihat bahwa keinginan mereka untuk "lebih baik kami mati" (Bil. 20:3) telah diizinkan Allah terjadi. Generasi padang gurun telah hancur lenyap dari muka bumi. Kita juga melihat bahwa kehendak hati bangsa Israel yang terus-menerus melawan Allah memang terpenuhi, tetapi itu semua merupakan tragedi yang membawa penghukuman belaka.

Setelah wilayah-wilayah taklukkan dari Sihon dan Og didaftarkan, mulailah dilakukan pembagian wilayah-wilayah tersebut di antara dua dan setengah suku Israel, yaitu Ruben dan Gad dan setengah suku Manasye. Namun demikian, ada syarat yang perlu dipenuhi oleh suku-suku itu agar mereka bisa tetap tinggal di sebelah timur Sungai Yordan (ayat 18-20), yaitu semua yang gagah perkasa haruslah ikut berperang.

Musa berbicara kepada Yosua, memberikan semangat kepadanya agar jangan takut dan maju berperang. Yosua telah melihat pekerjaan Allah dengan matanya sendiri -- tidak ada keraguan, dan ia menerima penyertaan yang sama dari Allah. Musa juga berbicara kepada Allah (ayat 23-26a). Ia meminta kepada Allah agar diizinkan menyeberangi Sungai Yordan. Namun, keputusan Allah bulat. Musa tidak mendapatkannya. Sebuah tragedi? Tidak. Kehendak Tuhan tidak pernah merupakan tragedi. Itulah yang terbaik bagi manusia! Dengan ketaatan kepada Tuhan, Musa menjadi teladan bagi seluruh bangsa Israel.

Renungkan: "Jadilah kehendak-Mu, di bumi seperti di surga" (Mat. 6:10).

(0.33) (Ul 2:1) (jerusalem) Sama seperti dalam sumber yang lebih tua, Bil 14:25, demikianpun dalam Ulangan Israel dahulu berangkat ke arah Laut Teberau. Tetapi menurut Ulangan Israel kemudian menempuh jalan melalui padang gurun ke wilayah bangsa Moab dan Amon. di zaman Ulangan disusun bangsa Edom menetap di sebelah barat Araba dan di pantai Teluk Akaba (Laut Teberau). Karena itu Ulangan tidak berkata apa-apa tentang Edom yang tidak mengizinkan Israel melalui wilayahnya, Bil 20:14-21. Menurut Ulangan Israel hanya melalui daerah itu dengan tidak mengambil apa-apa. Begitu pula Israel tidak merebut apa-apa dari wilayah Moab dan Amon (yang sama sekali tidak disebut-sebut dalam sumber lebih tua tsb). Bangsa Israel memang menghindari daerah bangsa Moab dengan berputar-putar di padang gurun, tetapi mereka tidak sampai di wilayah Amon, Ula 2:19+. Dalam bagian Ulangan ini pikiran pokok tentang tanah yang dijanjikan, Ula 1:6-8; 1:5+, dihubungkan dengan gagasan lain: Allah memberikan kepada masing-masing bangsa wilayahnya sendiri. Maka Edom Moab dan Amon, yaitu bangsa-bangsa yang bersaudara dengan Israel, tetap memiliki wilayah mereka, bdk Ula 2:5+, tetapi Sihon adalah orang Amori dan daerahnya oleh Allah diberikan kepada Israel.


TIP #28: Arahkan mouse pada tautan catatan yang terdapat pada teks alkitab untuk melihat catatan ayat tersebut dalam popup. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA