Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 280 ayat untuk waktu itu AND book:66 (0.001 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Why 1:18) (bis: dunia orang mati)

dunia orang mati: Menurut anggapan pada waktu itu orang mati berada di tempat yang gelap di bawah bumi.

(0.95) (Why 11:2) (jerusalem: empat puluh dua bulan) Bdk Wah 13:5. Sejak Dan 7:25 jangka waktu (tiga setengah tahun) itu menjadi jangka waktu lambang segala penganiayaan, bdk Luk 4:25; Yak 5:17. Yang dimaksudkan di sini ialah penganiayaan Gereja, dari pihak pemerintah Roma (Binatang yang disebut dalam bab 13; Wah 17:10-14).
(0.93) (Why 12:17) (full: NAGA ... PERGI MEMERANGI. )

Nas : Wahy 12:17

Iblis, yang dikurung di bumi, menyadari bahwa ia hanya mempunyai waktu yang singkat untuk menganiaya perempuan itu

(lihat cat. --> Wahy 12:6)

[atau ref. Wahy 12:6]

dan keturunannya yang lain. "Perempuan itu" barangkali menunjuk kepada orang Israel yang setia di Yudea, dan "keturunannya yang lain" menunjuk kepada orang Yahudi yang percaya di manapun di dunia.

(0.93) (Why 1:1) (ende)

WAHJU JOANES

KATA PENGANTAR

Tjorak chas karangan ini

Dalam ajat pertama, mengenai isinja, karangan ini disebut "Wahju Jesus Kristus". Selandjutnja diterangkan bahwa wahju ini disampaikan dengan perantaraan seorang Malaekat kepada penulis jang menamakan diri Joanes. Penulis mendapat penglihatan-penglihatan dan Malaekat memberi pendjelasan mengenai arti dan maksudnja. Djudul jang sudah terdapat pada naskah-naskah jang tertua, dalam bahasa Junani, ialah "Apokalipsis Joanes". Kita biasa menterdjemahkannja dengan "Wahju Joanes" atau Wahju kepada Joanes.

Sebagai istilah, apokalipsis berarti pembukaan raliasia, tetapi dalam bahasa ilmu Kitab Kudus chususnja digunakan untuk pernjataan-pernjataan tentang masa achir zaman dan hidup diachirat. Dan itupun tjiri wahju Joanes djuga.

Karangan ini sangat mirip dengan tulisan-tulisan para nabi Perdjandjian Lama, terutama Ezechiel dan ketiga nabi terachir, Zakarias, Joel dan Daniel, jang nubuat-nubuatnja paling bersifat apokalipsis. Nabi-nabi Perdjandjian Lama itu diutus untuk menjampaik&n pesan-pesan Allah kepada umat Israel, guna menginsafkan mereka kalau tersesat dari perdjandjian, akan "Murka Allah" jang mengantjam, tetapi lebih lagi akan kerahinian Allah, kalau mereka bertobat. Sedemikian itu Joanes pun disuruh bemubuat, guna memperingatkan umat-umatnja akan kekurangan-kekurangan dan penjelewengan mereka, dan menginsafkan mereka akan bahaja-bahaja jang mengantjam, jaitu akan pengadjaran terhadap agama jang sedang dialami dan tentu akan merighebat, supaja mereka tetap siap untuk menghadapinja dengan tabah hati dan teguh imannja, penuh kepertjajaan kepada Allah jang memelihara dan melindungi orang-orang jang setia kepadanja, dan mendjamin mereka kemenangan jang gemilang.

Bahasa nubuat-nubuat para nabi biasanja samar-samar. Joanes tidak luput. Malah ia sengadja meniru dan mengambil-alih bahasa nabi-nabi lama itu dan chususnja mereka jang tulisannja sangat bergaja apokalipsis itu. Hal itu agak wadjar, sebab ia mendapat penglihatan-penglihatan jang sering-sering sama dengan penglihatan-penglihatan mereka. Tetapi, kalau bahasa penuh chajalan mereka, mengenai keadaan zaman mereka sendiri sudah sulit untuk ditafsirkan, apalagi kalau gambaran-gambaran dan ungkapan-ungkapan mereka digunakan untuk menampung gagasan-gagasan dan kenjataan-kenjataan Perdjandjian Baru.

Pendek kata: wahju Joanes itu tidak mudah untuk dimengerti. Meskipun enak djuga untuk dibatja sebab chajalan jang aneh-aneh penuh rahasia, namun bertubi- tubi tersandung pada kesulitan penafsir dalam perintjian-perintjiannja. Kalau kita hendak mengerti segala perintjian, perlu kita membalas dengan teliti dan sampai mendalam tulisan-tulisan para nabi jang mendjadi tjontoh bagi Joanes. Tetapi tidak usah djuga kita mengerti tiap-tiap gambar dan ungkapan, sebab maksudnja jang sebenarnja ialah memberi kesan-kesan sadja, untuk ditangkap dengan daja intuisi, dan demikian merangsang hati sanubari dan kemauan. Kami akan menjadjikan sekedar pendjelasan dalam tjatatan-tjatatan pada kaki halaman- halaman, tetapi dapat sedikit sadja, sebab ruangan edisi ini sangat terbatas. Maksudnja sadja mendjadi petundjuk djalan, untuk sendiri mentjari suatu pendjelasan jang agak dapat masuk akal. Biarpun banjak perintjian tetap tinggal teka-teki bagi kita, namun gagasan umum karangan ini tjukup tegas, untuk mentjapai tudjuannja jang utama, ialah memperkuat kepertjajaan kepada penielenggaraan Allah dalam segala kesukaran pada djalan penjelamatan.

Siapa sebenarnja Joanes penulis itu

Satu setengah abad lamanja tak ada kesangsian, bahwa penulis Joanes itu ialah Rasul Joanes. Pada pertengahan abad ketiga barulah Diornsius, uskup Aleksandria, mengemukakan pendapatnja bahwa tak mungkin Rasul Joanes pengarang "Wahju" ini, sebab tjara berpikir dan gaja bahasanja terlalu berbeda dengan tjara berpikir dan gaja bahasa Indjil keempat dan surat-surat Rasul itu.

Lain dari itu ada pula jang menjangkal Rasul Joanes adalah pengarangnja, sebab didalam buku ini terdapat utjapan-utjapan dan dalil-dalil jang salah ditafsirkan dan disalahgunakan untuk mengandjurkan adjaran-adjaran palsu mazhab- mazhab tertentu.

Sedjak masa itu kesangsian bahwa Rasul Joanes betul pengarang Wahju ini dikemukakan berulang kali.

Dan memang perbedaan tjara berpikir dan berbahasa antara Indjil keempat dan wahju ini sangat menjolok. Namun dapat dirasakan sebagai wadjar djuga, sebab isi dan suasana kedua karangan itu berlainan sekali. Dalam Indjil keempat Joanes memberitakan dan menjaksikan pengadjaran-pengadjaran dan perbuatan-perbuatan Jesus jang merupakan kenjataan-kenjataan, jang bersuasana tjerah dan tenang. Dan tentu sadja Joanes berusaha sedapat-dapatnja memberitakan menurut tjara berpikir dan dengan gaja bahasa Jesus sendiri. Lain halnja dengan karangan Wahju ini. Joanes mendapat penglihatan-penglihatan jang bukan kenjataan-kenjataan djelas, melainkan lambang-lambang penuh chajalan dan bersuasana gaib dan gandjil. Tentu wadjar sekali ia menjesuaikan bahasanja dengan suasana itu. Tambah lagi, bahwa penglihatan-penglihatan jang diberikan kepadanja, mirip sekali dengan penglihatan-penglihatan nabi-nabi jang ia kenal, sehingga dengan sendirinja timbul unsur-unsur bahasa dan tjara pengungkapan mereka dalam ingatannja. Selain itu pula, kalau dikatakan bahwa bahasa Wahju Joanes adalah bahasa Ibrani dengan perkataan Junani, bukankah tjiri-tjiri itu sedikit banjak terdapat pada Indjil keempat djuga? Dewasa ini kebanjakkan para ahli mengemukakan, bahwa tak ada alasan-alasan tjukup untuk mengingkari tradisi lama, bahwa Rasul Joanes betul- betul pengarang "Apokalipsis" ini.

Alasan dan latar-belakang karangan ini

Pada masa Wahju ini ditulis, masih hidup terang dalam ingatan segala umat, luasnja dan kedjamnja pengedjaran Nero terhadap umat di Roma. Pengedjaran Nero itu dilandjutkan oleh kaisar-kaisar jang berikut, dan mendjalar kesegala pelosok kekaisaran, biarpun tidak selalu dan disegala tempat dengan sama hebatnja. Baru- baru mulai berketjamuk dipropinsi Asia, (dibawah pemerintahan kaisar Domitianus (81-96). Dia lebih keras dari pendahulunja menuntut dari tiap-tiap orang penjembahan terhadap dirinja, sebagai "dominus ac deus", artinja sebagai "Tuhan dan Allah", dengan upatjara keagamaan. Siapa tidak turut harus dihukum. Penulis Wahju ini telah dibuang kepulau Patmos, dan ada jang telah mati martir (waktu+itu+AND+book%3A66&tab=notes" ver="ende">2:15) . Ada gedjala-gedjala tjukup untuk meramalkan, bahwa pengedjaran itu akan meluas dan menghebat. Djustru itupun jang dinjatakan kepada Joanes, supa)a ia menulisnja dalam buku ini guna mempersiapkan umat-umat untuk menghadapinja.

Atjara pokok karangan ini

Gagasan utama untuk mentjapai tudjuan tersebut, ialah menginsjafkan dan mejakinkan umat-umat akan penjelenggaraan mahaberdaulat Allah, jang dapat membiarkan kedjahatan meradjalela didunia, tetapi tahu membatasinja dan melindungi terhadapnja orang-orang jang setia kepada Allah, malah menggunakan tindakan-tindakan jang djahat serta akibat-akibatnja untuk melaksanakan rentjana penjelamatannja. Gagasan itu tidak dibitjarakan, melainkan ditundiukkan kebenarannja dengan lambang-lambang jang mengesankan. Dalam penglihatan- penglihatan digambarkan bagaimana segala kedjahatan dikendalikan oleh Allah dan mendapat balasan pada waktunja. Kedjahatan, jang chusus dimaksudkan dalam buku ini, ialah pemberontakan dan penjerangan terus-menerus dari dunia kafir terhadap Keradjaan Allah seperti menjatakan diri dalam penghambatan dan pengedjaran umat- umat Kristus. Kedjahatan dilukiskan sebagai berpokok dan berpribadi dalam "naga" sebagai lambang sjaitan. Para penguasa dunia (pemerintahan kafir) dibudjuk olehnja sampai djadi kakitangannja. Ditundjukkan bagaimana mereka semua, satu demi satu, disiksakan dan dikalahkan oleh Allah, sampai nusnah. Dan achirnja sjaitan itu sendiri ditangkap dan ditjampakkan kedalam "Iautan api untuk selama- lamanja".

Dan sebagai kebalikkan dari nasib orang djahat jang ngeri itu dilukiskan tersebar dalam seluruh buku kebahagiaan dan kedjajaan mereka jang ditindas dan tetap setia kepada Allah dalam segala kesusahan.

Sudah didunia orang-orang jang setia kepada Allah tetap dipelihara dan dilindungi oleh Allah, supaja malapetaka-malapetaka jang kena dunia karena murka Allah atas kedjahatannja, djangan menimpa atau merugikan mereka. Batjalah, 7:5; 9:4; 11:1; 12:14-16. Berbabagialah mereka jang mati martir. Mereka segera dibangkitkan pula, lalu hidup berkeradjaan bersama dengan Kristus dalam kemuliaan disurga. (waktu+itu+AND+book%3A66&tab=notes" ver="ende">20:4). Dan rupanja sama kebahagiaan orang-orang, tak terbilang banjaknja, jang biarpun tidak mati martir, tetapi bertahan dalam perdjuangan, dan bertekun dalam kesetiaanja ditengah-tengah kesulitan-kesulitan karena agamanja, dan "meninggal dalam Tuhan". Itu dapat ditafsirkan dari waktu+itu+AND+book%3A66&tab=notes" ver="ende">20:4 dan terkesan pula dalam waktu+itu+AND+book%3A66&tab=notes" ver="ende">7:14 dan 14:12-13. Kebangkitan semua mereka itu disebut "kebangkitan jang pertama" sedangkan mereka menunggukan kebangkitan sempurna pada kedatangan Kristus diachir zaman. Dan guna mendapat kesan-kesan betapa kegemilangan kemenangan dan kebahagiaan para pemenang disurga, baik renungkanlah upatjara penjembuhan Allah dalam bab 4 dan 5, dan tersebar dalam seluruh buku, madah-madah pudjian, penuh sjukur atas kedaulatan dan keadilan Allah, lagi lukisan-lukisan surgawi, dalam 7:11-17; 11:15-18; 12:10,12; 15:3-9; 19:1-9; 21:2-7,22-24 dan 22:1-5.

(0.93) (Why 10:4) (jerusalem: ketujuh guruh) Ialah suara Allah, Maz 29:3-9
(0.93) (Why 20:2) (jerusalem) Setelah kedua binatang serta pasukannya dimusnahkan, tibalah giliran kepala mereka, yaitu si Naga
(0.92) (Why 20:1) (ende: Naga)

masih bebas, tetapi kini ditangkap dan dikurung untuk "seribu tahun", artinja dalam bahasa karangannja ini: untuk lama sekali. Ada jang menafsirkan djangka waktu itu sebagai mulai dengan kebangkitan Kristus dan berachir pada achir zaman.

Kalimat kedua dalam ajat ini, pada pertengahannja, jakni "mereka itu tidak menghormati" dapat diterdjemahkan djuga: "dan semua orang jang tidak menghormati dsl.". Kalau terdjemahan ini benar, dapat disimpulkan, bahwa bukan sadja para martir, tetapi semua orang beriman jang bertekun dalam perdjuangannja, sesudah meninggal segera "hidup kembali dan memerintah:, menduduki tachta-tachta (Wah 21:4), bersama dengan Kristus, selama seribu tahun itu. Itulah "kebangkitan pertama", sedangkan "kebangkitan umum" akan djadi pada achir zaman.

(0.92) (Why 17:16) (full: AKAN MEMBENCI PELACUR ITU. )

Nas : Wahy 17:16

Pada suatu waktu tertentu selama masa pemerintahan antikristus, pelacur itu

(lihat cat. --> Wahy 17:1)

[atau ref. Wahy 17:1]

akan dibenci oleh antikristus dan para pendukungnya, dan mereka akan sama sekali membinasakan dia dan lembaga-lembaganya. Ini adalah hukuman Allah terhadap sistem agama dunia yang menolak kebenaran Allah di dalam Kristus. Barangkali ini akan terjadi pada pertengahan masa tujuh tahun kesengsaraan itu, ketika binatang itu menyatakan dirinya sebagai allah dan menuntut semua orang untuk menyembahnya (Wahy 13:8,15; bd. Dan 9:27; Dan 11:36-38;

lihat art. KESENGSARAAN BESAR; dan

lihat art. ZAMAN ANTIKRISTUS).

(0.91) (Why 3:7) (sh: Pintu pemberitaan Injil (Senin, 28 Oktober 2002))
Pintu pemberitaan Injil

Di tengah badai aniaya yang gencar melanda, sidang jemaat di Filadelfia, yang kekuatannya tidak seberapa itu, tetap menuruti firman Tuhan dan tidak menyangkal nama-Nya. Taat, tabah, dan tekun menantikan Tuhan! Bahkan secara aktif mereka memberitakan Injil dan menghantar jiwa-jiwa kepada Tuhan. Jemaat di bawah salib mengabarkan salib dan kebangkitan!

Kristus, yakni Dia “Yang Kudus, yang Benar, yang memegang kunci Daud” menghargai perjuangan sidang jemaat tersebut. Ia berjanji akan melindungi mereka dari malapetaka yang akan melanda seluruh bumi. Maksudnya, adalah bahwa malapetaka itu tidak akan menghancurkan jemaat Filadelfia, meski menjadi kengerian bagi sekian banyak umat manusia. Dalam pada itu Tuhan menegaskan bahwa Dialah yang membuka kesempatan pekabaran Injil bagi jemaat Filadelfia di tengah-tengah gelombang aniaya itu.

Di tengah berkecamuknya aniaya, Dia berkarya sedemikian rupa sehingga saat-saat seperti itu merupakan waktu dalam mana kebutuhan akan Injil semakin mendesak! Nah, ketika “pinti” itu sudah dibuka-Nya, maka siapa pun tidak dapat menutup “pintu pekabaran Injil” itu lagi. Tidak seorang pun dapat membungkam Injil. Firman Allah adalah kabar baik bagi manusia berdosa itu. Sebab tidak ada satu pun di alam semesta ini yang memiliki otoritas dan kekuatan yang dapat menandingi Tuhan, Raja Gereja!

Tanggung jawab Gereja dan orang percaya adalah terus memberitakan Injil selagi kesempatan itu masih Tuhan berikan. Harga yang harus dibayar tentu ada, bahkan sering kali teramat mahal, tetapi kuasa Tuhan senantiasa beserta (ayat waktu+itu+AND+book%3A66&tab=notes" ver="">10), dan sukacita mempersembahkan jiwa-jiwa kepada Tuhan bukan alang kepalang indahnya (ayat waktu+itu+AND+book%3A66&tab=notes" ver="">9b).

Renungkan: Memberitakan Injil juga merupakan tugas dan tanggung jawab orang-orang Kristen saat ini. Karena itu mintalah kepada Tuhan agar diberikan kepekaan untuk melihat kesempatan pemberitaan Injil yang Ia berikan; bimbingan-Nya agar dapat menyaksikan naman-Nya kepada sesama kita, dan penyertaan-Nya sehingga dengan penuh sukacita mempersembahkan jiwa kita kepada-Nya.

(0.90) (Why 20:7) (sh: Puncak perlawanan, puncak penghukuman (Selasa, 19 November 2002))
Puncak perlawanan, puncak penghukuman

Bukan saja kejahatan Satan bertahap dan memuncak, penghukuman Allah terhadapnya pun bertahap dan memuncak. Dalam bagian kemarin, perlawanan Satan digambarkan terjadi di dalam kegiatan para pengikutnya, yaitu kekuatan duniawi dengan berbagai ekspresi kebudayaan yang menolak kebenaran Allah. Tindakan Allah pun digambarkan sebagai penghukuman terhadap kekuatan jahat dari dunia ini. Bagian ini memaparkan puncak perlawanan Satan. Sesudah sementara waktu dirantai, kini ia dilepaskan dan diberi kesempatan menyesatkan penduduk dunia. Ini menegaskan bahwa sedahsyat apa pun Satan, ia tidak bebas tanpa kendali Allah. Tujuan akhir kegiatannya ini adalah untuk mengepung kota Allah, melawan Allah dan umat-Nya (ayat waktu+itu+AND+book%3A66&tab=notes" ver="">7-10). Satan akan terus menyerang umat Allah, tetapi ia harus tunduk kepada batas-batas yang Allah tentukan.Yohanes memberi kita prinsip penting, yaitu bahwa penglihatan orang beriman tidak saja harus tajam membaca pekerjaan-pekerjaan gelap si jahat, tetapi lebih lagi harus tajam menatap tindakan-tindakan Allah menghakimi kejahatan. Entah berapa pun banyaknya gelombang perlawanan si Satan dan para pengikutnya, api Allah pasti akan menghanguslenyapkan mereka (ayat waktu+itu+AND+book%3A66&tab=notes" ver="">9). Satan dan para nabi palsunya akan menerima siksa hukuman yang tanpa kenal henti (ayat waktu+itu+AND+book%3A66&tab=notes" ver="">10).

Dalam doa dan penghayatan iman kita, kita mengakui bahwa Allah adalah Raja. Kini pemahaman iman itu mengambil wujud konkritnya. Bahwa Allah adalah Raja yang bertakhta, tidak berarti bahwa Allah hanya menikmati kemuliaan-Nya. Sebaliknya, Allah yang bertakhta itu adalah yang berdaulat memerintah dan mengadili. Drama eskatologis ini membentangkan kepada kita bahwa Ia pasti akan mengadili semua orang sesuai dengan perbuatannya (ayat waktu+itu+AND+book%3A66&tab=notes" ver="">13). Hanya orang-orang yang namanya tertulis di dalam kitab kehidupan akan luput dari murka kekal-Nya yang adil dan mengerikan itu (ayat waktu+itu+AND+book%3A66&tab=notes" ver="">15).

Renungkan:
Bagaimana kita tahu bahwa kita sungguh tercatat dalam kitab hayat apabila kita tidak bersungguh di dalam peperangan iman kita dari waktu ke waktu?

(0.90) (Why 21:2) (full: YERUSALEM YANG BARU. )

Nas : Wahy 21:2

Yerusalem Baru itu sudah ada di sorga (Gal 4:26); dalam waktu dekat kota itu akan datang ke bumi sebagai kota Allah yang dinanti-nantikan oleh Abraham dan umat Allah yang setia dan yang dirancang dan dibangun oleh Allah sendiri (Fili 3:20; Ibr 11:10,13,16;

lihat art. KOTA YERUSALEM).

Bumi yang baru akan menjadi pusat pemerintahan Allah, dan Ia akan diam bersama umat-Nya untuk selama-lamanya (bd. Im 26:11-12; Yer 31:33; Yeh 37:27; Za 8:8).

(0.90) (Why 9:1) (sh: Bertutur tentang kekuasaan (Senin, 4 November 2002))
Bertutur tentang kekuasaan

Sangkakala kelima dan sangkakala keenam bertutur tentang kekuasaan (terbatas) yang Allah izinkan untuk Iblis (ayat waktu+itu+AND+book%3A66&tab=notes" ver="">11), dan roh-roh jahat miliki untuk mendatangkan malapetaka bagi umat manusia di sepanjang zaman. Belalang-belalang ganjil merupakan potret PL khususnya Nabi Yoel, untuk menggambarkan betapa ganasnya kehidupan yang sarat dengan kenikmatan yang palsu lagi mematikan (ayat waktu+itu+AND+book%3A66&tab=notes" ver="">7-10). Dalam waktu terbatas, belalang-belalang ganjil itu akan menggocoh dan menyesakkan orang-orang yang menghabiskan waktu untuk mengejar kenikmatan duniawi dan terus- menerus bersikap anti terhadap Kristus dan umat-Nya. Gocohan dan kesesakan yang diakibatkan oleh kebuasan hidup itu menyudutkan sekian banyak orang untuk mengakhiri hidup yang dipandang sia- sia. Iblislah yang rupanya berada di balik kehidupan yang ganas dan pola hidup yang memikat itu.Sangkakala keenam bertutur tentang peperangan-peperangan dahsyat yang melanda umat manusia. Menjelang kembalinya Kristus sebagai Raja, intensitasnya semakin tinggi. Ini mengingatkan kita pada kisah purba Kitab Daniel tentang malaikat bangsa-bangsa, Yohanes berkata-kata tentang keempat malaikat yang terpenjarakan di Sungai Efrat. Yang dimaksud adalah semangat jahat dan kekerasan yang tertanam dalam-dalam di benak setiap orang. Sifat yang merupakan bagian dari kemanusiaan yang telah jatuh ke dalam dosa, acap kali dibatasi oleh Allah yang berkarya melalui anugerah umum-Nya. Namun tak jarang sifat ini dibiarkan-Nya demi memberi pelajaran bahkan hukuman bagi umat manusia (bdk. ayat waktu+itu+AND+book%3A66&tab=notes" ver="">15). Peperangan antarbangsa terjadi tanpa ampun dengan perlengkapan tempur yang dahsyat dan jumlah penempur yang sedemikian besarnya. Bagi sebagian orang, perang dipandang sebagai malapetaka bagi kemanusiaan dan merupakan peringatan serta panggilan supaya manusia bertobat.

Renungkan:
Tuhan Allah mengizinkan manusia mengikuti kecenderungan hatinya yang berdosa. Tetapi insyafilah bahwa kecenderungan itu akan menuntun manusia pada kesia-siaan hidup dan kebencian terhadap kehidupan.

(0.90) (Why 12:6) (full: PEREMPUAN ITU LARI. )

Nas : Wahy 12:6

Di sini, perempuan ini menunjuk kepada orang Israel yang setia yang dianiaya selama bagian terakhir masa kesengsaraan itu (bd. 1.260 hari, tepat separuh dari jangka waktu kesengsaraan itu).

  1. 1) Selama masa kesengsaraan, orang Israel yang setia adalah orang Yahudi yang takut akan Allah serta menentang agama antikristus. Dengan jalan meneliti Kitab Suci secara tulus, mereka menerima kebenaran mengenai Yesus Kristus sebagai Mesias (Ul 4:30-31; Za 13:8-9). Mereka menerima pertolongan ilahi selama masa tiga setengah tahun terakhir dari masa kesengsaraan itu, dan Iblis tidak akan diizinkan untuk mengalahkan mereka sama sekali (lih. ayat Wahy 12:13-16).
  2. 2) Orang Israel yang menerima agama antikristus dan menolak kebenaran alkitabiah tentang Mesias akan dihukum dan dibinasakan pada hari-hari masa kesengsaraan besar. (lih. Yeh 11:17-21; 20:34-38; Za 13:8-9).
(0.89) (Why 19:17) (sh: Perjamuan besar Allah (Minggu, 17 November 2002))
Perjamuan besar Allah

Perjamuan ini berbeda dari Perjamuan kawin Anak Domba (ayat waktu+itu+AND+book%3A66&tab=notes" ver="">19:6 dst.). Yang dirayakan kini bukan kesukaan keselamatan yang akan dialami oleh para pengikut Kristus yang setia, tetapi kesukaan karena kehancuran total yang akan diterima oleh semua pihak yang melawan Allah. Hal itu disebut perjamuan karena penghukuman akhir Allah atas semua kejahatan dan semua yang jahat adalah pesta kemenangan keadilan dan kekuasaan Allah.Hukuman Allah tidak akan membeda-bedakan, tidak seperti pengadilan manusia. Keadilan akan benar-benar adil, kebenaran akan sungguh ditegakkan. Tokoh-tokoh yang karena kuasa politis atau uang atau militer di dunia ini dapat menyetir pengadilan, pada waktu itu tidak akan luput dari hukuman Allah. Demikian pun orang-orang lemah tidak dapat mencari alasan untuk tidak mempertanggungjawabkan keikutsertaan mereka di dalam kejahatan. Semua yang jahat akan dihukum dan karena yang menghukum adalah Allah, akan terjadi akibat yang mengerikan dan tuntas (ayat waktu+itu+AND+book%3A66&tab=notes" ver="">18). Orang-orang itu dihukum karena mereka menerima tanda dari binatang buas dan nabi palsu (ayat waktu+itu+AND+book%3A66&tab=notes" ver="">20).

Dari hari ke hari kita menyaksikan bahwa pola budaya masa kini makin tak menghormati Allah dan makin seenaknya melanggar norma-norma kehendak Allah. Kita perlu berhati-hati terhadap pengaruh kebudayaan dunia ini. Kita tidak menjadi duniawi karena dipaksa oleh suatu kekuatan tertentu, tetapi karena kita membiarkan diri kita turut hanyut oleh arus keduniawian itu. Menerima (ayat waktu+itu+AND+book%3A66&tab=notes" ver="">20) pengaruh Babel itulah yang telah membuat orang-orang itu kini dihukum Allah

Renungkan:
Kita milik Sang Anak Domba. Kita harus tegas menjaga tanda kemilikan Kristus atas kita!

(0.89) (Why 20:1) (sh: Para martir memerintah bersama Kristus (Senin, 18 November 2002))
Para martir memerintah bersama Kristus

Beberapa waktu belakangan ini pertanyaan sekitar masalah penderitaan menjadi sangat relevan bagi orang Kristen di Indonesia. Pergumulan itu muncul seiring dengan terjadinya peristiwa-peristiwa seperti perusakan bangunan gereja, pelarangan penyelenggaraan ibadah, bahkan juga sampai kepada penganiayaan dan pembunuhan yang diderita saudara-saudara seiman kita.Bagian ini menyingkapkan penilaian dan janji yang dialami oleh para martir di dalam Kristus. Dalam bagian yang kita renungkan kemarin, orang-orang yang mengizinkan semangat hidup duniawi menanamkan pengaruhnya dalam hidup mereka akan dihukum Allah. Kini orang-orang beriman yang menolak pengaruh dunia (Babel, binatang buas) yang berasal dari si Satan (ular tua), bisa jadi harus mati karena sikap imannya itu. Mereka dibenci oleh Satan dan para pengikutnya. Mereka menjadi para martir, sebab mereka mati karena sikap iman mereka kepada kebenaran sebagai pengikut Kristus yang setia. Di mata dunia, para martir itu kalah, kehilangan nyawa mereka. Di dalam penilaian Allah, para martir itu menang, sebab mereka memiliki "nyawa ganda"—mereka akan dihidupkan kembali—bahkan memerintah sebagai raja bersama Kristus (ayat waktu+itu+AND+book%3A66&tab=notes" ver="">4).

Kemarin kita diperingatkan untuk tidak mempertaruhkan nasib kekal kita untuk suatu keuntungan yang sementara, di bagian ini kita diajak berani mengorbankan hal-hal yang sementara demi hal-hal yang kekal. Penderitaan karena iman yang harus kita tanggung di dunia ini hanya "sepuluh hari saja" lamanya (ayat waktu+itu+AND+book%3A66&tab=notes" ver="">2:10), sementara kemenangan orang yang menderita demi Kristus akan "seribu tahun" lamanya (ayat waktu+itu+AND+book%3A66&tab=notes" ver="">4) (Bdk. Rm. 8:18). Firman ini juga menyimpulkan bahwa orang yang menderita sampai menjadi martir demi Kristus, sesungguhnya beroleh hak istimewa yang tidak dialami oleh yang bukan martir (ayat waktu+itu+AND+book%3A66&tab=notes" ver="">5).

Renungkan:
Ketika orang Kristen melalui masa penganiayaan, sesungguhnya proses pemurnian dan pemuliaan iman sedang berlangsung. Kita perlu berdoa bukan saja agar berani tetapi juga agar berhikmat menilai situasi sulit kini dengan tepat.

(0.89) (Why 17:10) (full: TUJUH RAJA. )

Nas : Wahy 17:10

Beberapa orang mempercayai bahwa tujuh raja ini melambangkan tujuh kerajaan dunia (rupanya lima kerajaan yang telah jatuh itu adalah Mesir, Asyur, Babel, Media-Persia, dan Yunani). Yohanes memberi tahu para pembacanya bahwa kekaisaran Roma menjadi bagian dari rentetan ini (yaitu, yang "ada"). Sedangkan yang akan datang menunjuk kepada kaki besi bercampur tanah liat dari patung yang digambarkan dalam pasal Dan 2:1-49

(lihat cat. --> Dan 2:41-43).

[atau ref. Dan 2:41-43]

Kerajaan ini melambangkan negara-negara nasionalistis yang muncul sesudah jatuhnya kekaisaran Romawi, sampai kepada dan termasuk waktu sekarang ini. Kerajaan yang berikutnya, kerajaan yang kedelapan (ayat Wahy 17:11), akan menjadi kerajaan antikristus.

(0.89) (Why 8:1) (sh: Setengah jam yang menentukan (Minggu, 3 November 2002))
Setengah jam yang menentukan

Setelah pasal waktu+itu+AND+book%3A66&tab=notes" ver="">7, yang seluruhnya merupakan suatu sisipan yang menghiburkan, kini kita sampai kepada pembukaan meterai yang ketujuh dan terakhir dari gulungan kitab yang memuat rencana Allah. Ketika Anak Domba membuka meterai ketujuh, setengah jam lamanya terjadi suasana sunyi senyap di surga. Setengah jam yang senyap itu sangat khusyuk karena sedemikian serius dan menentukan. Kita dapat membayangkan bahwa waktu setengah jam ini, Allah pakai untuk memikirkan hal-hal yang menyangkut masa depan dunia. Allah memikirkan tentang sesuatu yang serius dan penting. Seperti, penghakiman yang akan Allah lakukan, berakhirnya zaman, serta diperhitungkannya status kekal tiap makhluk hidup. Hanya "setengah jam" Allah berdiam diri untuk menentukan nasib akhir dunia yang Dia ciptakan. Akhir dari "setengah jam" berdiam diri, Allah mengutus tujuh malaikat dengan tujuh sangkakala. Tak pelak lagi zaman ini akan berakhir. Pada intinya, bunyi sangkakala mengandung dua makna. Pertama, seperti yang sering dipergunakan dalam Perjanjian Lama, bunyi sangkakala berfungsi untuk memberi tanda isyarat sehingga membuat orang siaga (lih. Bil. 10:1-10). Kedua, bunyi sangkakala acapkali terdengar dalam Perjanjian Baru berkenaan dengan kesudahan dunia (lih. Mat. 24:31; 1Kor. 15:52; 1Tes. 4:16).

Sebenarnya bencana yang akan Allah timpakan atas bumi, bertujuan agar manusia siaga menghadapi Hari Tuhan. Kehancuran yang meliputi unsur-unsur alam di luar kontrol manusia, akan terjadi.

Renungkan:
Panggilan kita bukanlah mencari tahu bila itu terjadi, tetapi hidup layak bagi kedatangan-Nya.

(0.89) (Why 14:6) (sh: Tuaian di bumi (Minggu, 10 November 2002))
Tuaian di bumi

Dari bukit Sion, penglihatan beralih ke bumi. Ketiga malaikat muncul. Malaikat pertama, mengumandangkan seruan pertobatan seraya membentangkan Injil kepada umat manusia. Malaikat kedua, mengumumkan keruntuhan Babel, simbol perikehidupan yang rusak moral, yang telah meracuni bangsa-bangsa dengan ketidakbermoralan. Malaikat ketiga, mengumumkan nasib akhir para pengikut dan penyembah sang binatang, yakni siksa neraka di hadapan Anak Domba dan malaikat-malaikat-Nya. Pengumuman itu merupakan suatu penghiburan bagi orang-orang kudus yang sedang berjuang di muka bumi karena iman mereka (ayat waktu+itu+AND+book%3A66&tab=notes" ver="">13).Menyusul, penglihatan mengenai penuaian di bumi. Muncul dua sosok. Yang pertama seperti Anak Manusia bermahkota emas—yang dimaksud adalah Kristus—bersabit tajam, dan menurut waktu yang telah ditentukan Allah, Ia menuai. Artinya, masa dispensasi Ilahi telah berakhir. Sang Anak Manusia mengumpulkan orang-orang yang memiliki tanda nama-Nya dan nama Bapa-Nya di dahi mereka.

Sosok yang kedua, yakni malaikat, memiliki corak peran yang agak berbeda dalam penuaian itu. Muncul dari Bait Suci sorgawi dan bersabit tajam. Ia memotong buah-buah anggur yang sudah masak dan melemparkannya ke dalam kilangan besar yang merupakan lambang murka Allah. Itulah murka Allah sepenuhnya, bukan lagi sekadar malapetaka peringatan. Kali ini meliputi segenap umat manusia yang tidak termasuk milik Sang Anak Manusia.

Renungkan:
Bagi para pengikut setia Kristus, kematian maupun perjumpaan dengan Kristus pada kedatangan-Nya kembali merupakan penghiburan besar.

(0.88) (Why 16:16) (full: HARMAGEDON. )

Nas : Wahy 16:16

Harmagedon (Yun. _Harmagedon_), letaknya di daerah tengah utara Palestina, berarti "pegunungan Megido"; itu akan menjadi pusat "peperangan pada hari besar, yaitu hari Allah Yang Mahakuasa" (ayat Wahy 16:14). Perang itu akan terjadi pada akhir masa kesengsaraan dan berakhir apabila Kristus datang kembali untuk membinasakan orang fasik

(lihat cat. --> Wahy 14:19),

[atau ref. Wahy 14:19]

untuk melepaskan umat-Nya dan untuk meresmikan kerajaan Mesias-Nya. Perhatikanlah yang berikut tentang peristiwa ini.

  1. 1) Nabi-nabi PL telah bernubuat tentang peristiwa ini (Ul 32:43; Yer 25:31; Yoel 3:2,9-17; Zef 3:8; Za 14:2-5).
  2. 2) Iblis dan setan-setan akan mengumpulkan banyak bangsa di bawah perintah antikristus untuk berperang melawan Allah, bala tentara-Nya dan umat-Nya, dan untuk menghancurkan Yerusalem (ayat Wahy 16:13-14,16; Wahy 17:14; 19:14,19; juga lih. Yeh 38:1-39:29; Za 14:2). Sekalipun titik pusatnya akan berada di tanah Israel, namun peristiwa Harmagedon ini akan melibatkan seluruh dunia (Yer 25:29-38).
  3. 3) Kristus akan datang kembali dan secara adikodrati akan turun tangan untuk membinasakan antikristus dan bala tentaranya (Wahy 19:19-21; Za 14:1-5) dan semua yang tidak menaati Injil (Mazm 110:5; Yes 66:15-16; 2Tes 1:7-10). Allah akan mengirim pula kebinasaan dan gempa bumi atas seluruh dunia pada waktu itu (ayat Wahy 16:18-19; Yer 25:29-33).
(0.88) (Why 17:1) (full: BERKATA KEPADAKU. )

Nas : Wahy 17:1

Pasal Wahy 7:1-18:24 melukiskan kejatuhan Babel yang besar.

  1. 1) Babel (ayat Wahy 17:5) adalah lambang sistem dunia semesta yang dikuasai Iblis dan menyatakan kejahatan di bidang politik, agama, dan perdagangan

    (lihat cat. --> Yer 50:1;

    lihat cat. --> Yer 51:1-64).

    [atau ref. Yer 50:1; Yer 51:1-64]

  2. 2) Babel akan dibinasakan sama sekali selama masa tiga setengah tahun terakhir dari zaman ini. Agama Babel (yaitu pelacur besar) akan dibinasakan oleh antikristus (ayat Wahy 17:16-17), sedangkan Babel politik di binasakan oleh Kristus pada waktu kedatangan-Nya (Wahy 19:11-21).


TIP #06: Pada Tampilan Alkitab, Tampilan Daftar Ayat dan Bacaan Ayat Harian, seret panel kuning untuk menyesuaikan layar Anda. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA